Prolog.
Di suatu tempat di pedalaman, dekat dengan hutan pinus. Seorang gadis muda sedang berusaha melepaskan diri dari seorang pria yang saat ini menindihnya.
Dia bersusah payah mempertahankan keperawanan yang selama ini dijaga nya.
Berteriak dan meronta sama sekali tak ada guna nya. Hutan ini memang sangat sepi, bahkan jarang ada orang yang melewatinya.
Rangsangan yang diberikan oleh pria yang sekarang berada diatas nya perlahan meruntuhkan pertahanan si gadis.
Gesekan penis si pemuda yang menggesek area terlarang si gadis perlahan memberikan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Perlahan tapi pasti penis itu mulai memasuki lubang pertahanan yang selama ini dijaganya.
Sigadis masih menggerakan bongkahan pantat nya agar kemaluan itu tidak bisa memasuki kemaluan nya yang masih tertutup rapat.
Kehilangan kesabaran si pemuda dengan sekuat tenaga mendorong kemaluan nya memaksa dan merobek pertahanan si gadis.
Rasa sedih dan sakit pada kemaluan nya membuat gadis itu tanpa sadar melelehkan air mata nya.
Pemuda itu masih saja menggenjot vagina si gadis tanpa memperdulikan bagaimana perasaan si gadis.
Kenikmatan perlahan mulai menjalar ke area selangkangan si pemuda. Dengan nafas memburu si pemuda menyemprotkan cairan kenikmatan sebanyak-banyak nya ke rahim si gadis. Dia bahkan tidak perduli jika si gadis akan hamil, karna dia sama sekali tidak berfikiran untuk bertanggung jawab.
Setelah puas dia lalu meninggalkan si gadis yang masih meratapi nasib nya yang begitu sial.
Si gadis bangkit lalu memakai kembali pakain nya. Hati nya sangat sakit dan bingung tentang hari-hari kedepan nya. Untuk kembali kerumah jelas tidak mungkin, dia takut jika kejadian ini membuatnya hamil. Apa nanti kata keluarga. Selain itu dia takut jika diarak oleh warga karna mengetahui dia hamil diluar nikah.
Hari-hari berganti, perut si gadis makin membesar menandakan dia telah hamil. Hasil perkosaan itu telah membuahi dirinya. Waktu terus berjalan waktu kelahiran pun semakin dekat.
Si gadis mulai meninggalkan hutan tempat tingglnya selama ini. Dia sadar tidak mungkin dia melahirkan seorang diri tanpa dibantu oleh seseorang.
Dia terus berjalan menuju kampung terdekat. Rasa mulas mulai menghinggapi perutnya.
Tak sanggup menahan rasa mulas, sigadis mulai duduk di bawah pohon randu yang sangat rindang. Perlahan anak yang dikandung nya mulai keluar kedunia tanpa di dampingi siapapun.
Tangisan si bayi menggelegar menggema di sekitaran rumah penduduk yang tidak sadar akan hadirnya anak manusia akibat perkosaan. Bebondong-bondong warga mencari asal suara tersebut. Ditemukanlah seorang bayi laki-laki sehat dan tampan di sekitar seorang wanita yang sudah tidak bernyawa.
Pihak kepolisian dan rumah sakit pun datang untuk meng evakuasi si anak dan ibu tersebut.
Karna tida ada satu warga pun yang mengenali si ibu, maka si ibu di makamkan seadanya dan si anak di bawa kepenampungan.
Dan dari sinilah cerita ini dumulai
Di suatu tempat di pedalaman, dekat dengan hutan pinus. Seorang gadis muda sedang berusaha melepaskan diri dari seorang pria yang saat ini menindihnya.
Dia bersusah payah mempertahankan keperawanan yang selama ini dijaga nya.
Berteriak dan meronta sama sekali tak ada guna nya. Hutan ini memang sangat sepi, bahkan jarang ada orang yang melewatinya.
Rangsangan yang diberikan oleh pria yang sekarang berada diatas nya perlahan meruntuhkan pertahanan si gadis.
Gesekan penis si pemuda yang menggesek area terlarang si gadis perlahan memberikan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Perlahan tapi pasti penis itu mulai memasuki lubang pertahanan yang selama ini dijaganya.
Sigadis masih menggerakan bongkahan pantat nya agar kemaluan itu tidak bisa memasuki kemaluan nya yang masih tertutup rapat.
Kehilangan kesabaran si pemuda dengan sekuat tenaga mendorong kemaluan nya memaksa dan merobek pertahanan si gadis.
Rasa sedih dan sakit pada kemaluan nya membuat gadis itu tanpa sadar melelehkan air mata nya.
Pemuda itu masih saja menggenjot vagina si gadis tanpa memperdulikan bagaimana perasaan si gadis.
Kenikmatan perlahan mulai menjalar ke area selangkangan si pemuda. Dengan nafas memburu si pemuda menyemprotkan cairan kenikmatan sebanyak-banyak nya ke rahim si gadis. Dia bahkan tidak perduli jika si gadis akan hamil, karna dia sama sekali tidak berfikiran untuk bertanggung jawab.
Setelah puas dia lalu meninggalkan si gadis yang masih meratapi nasib nya yang begitu sial.
Si gadis bangkit lalu memakai kembali pakain nya. Hati nya sangat sakit dan bingung tentang hari-hari kedepan nya. Untuk kembali kerumah jelas tidak mungkin, dia takut jika kejadian ini membuatnya hamil. Apa nanti kata keluarga. Selain itu dia takut jika diarak oleh warga karna mengetahui dia hamil diluar nikah.
Hari-hari berganti, perut si gadis makin membesar menandakan dia telah hamil. Hasil perkosaan itu telah membuahi dirinya. Waktu terus berjalan waktu kelahiran pun semakin dekat.
Si gadis mulai meninggalkan hutan tempat tingglnya selama ini. Dia sadar tidak mungkin dia melahirkan seorang diri tanpa dibantu oleh seseorang.
Dia terus berjalan menuju kampung terdekat. Rasa mulas mulai menghinggapi perutnya.
Tak sanggup menahan rasa mulas, sigadis mulai duduk di bawah pohon randu yang sangat rindang. Perlahan anak yang dikandung nya mulai keluar kedunia tanpa di dampingi siapapun.
Tangisan si bayi menggelegar menggema di sekitaran rumah penduduk yang tidak sadar akan hadirnya anak manusia akibat perkosaan. Bebondong-bondong warga mencari asal suara tersebut. Ditemukanlah seorang bayi laki-laki sehat dan tampan di sekitar seorang wanita yang sudah tidak bernyawa.
Pihak kepolisian dan rumah sakit pun datang untuk meng evakuasi si anak dan ibu tersebut.
Karna tida ada satu warga pun yang mengenali si ibu, maka si ibu di makamkan seadanya dan si anak di bawa kepenampungan.
Dan dari sinilah cerita ini dumulai