alif99
Senpai Semprot
- Daftar
- 30 Jan 2023
- Post
- 807
- Like diterima
- 5.356
Sebelumnya
Page 2
Page 2
“Selamat pagi…” Sapa Tami pada teman-teman di kantornya.
“Selamat pagi Mi. Wew, seger nih pagi-pagi.” balas Anya.
“Harus seger dong. Mentari pagi itu harus disambut dengan semangat yang baru." sambung Tami.
“Puitis banget deh. Tumben bawa bekel?” lirik Anya pada kantong berisikan tempat makan.
“Iya. Ga sempet sarapan tadi, cuma Ardi aja yang sarapan, jadi sisanya aku bawa aja”
“Penganten baru, selalu gembira dan semangat. Tapi kok udah 4 bulan belum keliatan bunting nih.” Lirik Anya pada perut Tami.
“Belum di kasih, sabar aja. Kalau udah waktunya, pasti bunting kok.” Senyum Tami pada Anya.
“Oiya, nih ada undangan buat loe, masih inget Yana kan? Temen SMP kita. Dia mau nikah sama cinta monyetnya.” Sahut Anya yang memberikan undangan pada Tami.
Dengan seksama Tami membaca undangan tersebut. Tiba di rumah, Tami menaruh undangan di meja dan memperlihatkan pada Ardi.
“Say, ada undangan nih minggu depan. Temen SMP aku mau nikah. Kita perlu datang atau ga?” tanya Tami.
“Dateng saja, kan kamu datengnya sama aku.” jawab Ardi.
“Ya sudah, kita datang. Aku mandi duluan ya gerah banget nih, kamu mau nyusul ngga nanti?” tanya Tami.
“Pasti, aku tutup pager dulu ya.” Sahut Ardi.
Tami pun beranjak ke kamar dan segera mandi sementara Ardi bergegas menutup pagar rumah dan kembali masuk kedalam rumah.
“Aaaarrgghh…. Saay.. terruusss… aaarrhhh.. enak banget saayyaangg.. shhiitt… puasin aku tiap hari Say.” erangan Tami saat di sodok Ardi dengan posisi berdiri menghadap tembok.
“Aku ngga akan biarin memek dan bool milikku ini tanpa serangan. Memekmu tetap legit, memekmu tetap empot.. aaahhh… enak Yang?” balas Ardi.
“Enak banget cintaku… terruusss… boolku Say, please.. masukin di boolku..” mohon Tami.
“Dengan senang hati cintaku. Oohhhh...” Balas Ardi.
Penis Ardi pun masuk dalam lubang anus Tami dengan mudah. Dan terus di sodok di bawah pancuran air hangat.
“Oohhh... yeess… boolku.. jepit banget Yang. Boleh aku semprot di bool Yang? Aku ngga kuat.. boolmu paling nikmat..” pinta Ardi.
“Keluarin di bool Say.. keluarin yang banyak. Aarrgghhh…..” jeritan kenikmatan Tami menambah kecepatan Ardi untuk membuang spermanya dalam anus Tami.
“Aaaaarrggghh.. keluar Yang.. keluaaarrr…. Sssshhiittt….!!!” Ardi pun mengerang tanda puncak dari orgasmenya.
Tami pun perlahan melepaskan penis Ardi agar spermanya tidak langsung keluar lalu Tami pun memeluk Ardi dan menciumnya.
“I love our sex, Sayang.” Tami mencium bibir Ardi lembut dan menyambutnya dengan penuh cinta.
Merekapun menyelesaikan mandinya dan saling mengeringkan badan. Ardi yang memang selalu iseng, tak lepas dari kedua payudara Tami berukuran 34D di pijit serta di remas-remas.
“Yang, nanti aku mau minum susu murni kamu ya.” Pinta Ardi.
“Boleh saja, kalau kamu suka. Tapi nanti jadi rebutan sama dedek.” Balas Tami.
“Kalo dedek bobo, ya gantian papanya yang netek. Tapi sekarang saja deh neteknya.. mmmhh...” Ardi benar-benar tidak mau kehilangan momen-momen indah. Hisapan dan jilatan lembut membuat Tami kembali terangsang.
“Aaahhh.. sayang... isengnya kenapa jadi enak banget sih... suamiku pinter banget ngerangsang istrinya. Tapi masa iya kamu cuma makan malam tetek aku..?” tanya Tami sambil sedikit mendesah.
“Order saja Yang, biar aku leluasa netek sampe orderan tiba.” Manja Ardi yang terus melumati kedua payudara Tami.
“Hape aku di kamar Say. Bagaimana mau order kalau suamiku yang lagi nafsu ini netek di sini.” balas Tami.
“Lanjut di kasur aahh...” ucap Ardi yang melepaskan hisapannya dan langsung menggendong Tami yang memiliki berat 60 dan tinggi 165cm ke kamar dengan telanjang, membuat Tami terkejut dengan perlakuan Ardi.
“Selamat pagi Mi. Wew, seger nih pagi-pagi.” balas Anya.
“Harus seger dong. Mentari pagi itu harus disambut dengan semangat yang baru." sambung Tami.
“Puitis banget deh. Tumben bawa bekel?” lirik Anya pada kantong berisikan tempat makan.
“Iya. Ga sempet sarapan tadi, cuma Ardi aja yang sarapan, jadi sisanya aku bawa aja”
“Penganten baru, selalu gembira dan semangat. Tapi kok udah 4 bulan belum keliatan bunting nih.” Lirik Anya pada perut Tami.
“Belum di kasih, sabar aja. Kalau udah waktunya, pasti bunting kok.” Senyum Tami pada Anya.
“Oiya, nih ada undangan buat loe, masih inget Yana kan? Temen SMP kita. Dia mau nikah sama cinta monyetnya.” Sahut Anya yang memberikan undangan pada Tami.
Dengan seksama Tami membaca undangan tersebut. Tiba di rumah, Tami menaruh undangan di meja dan memperlihatkan pada Ardi.
“Say, ada undangan nih minggu depan. Temen SMP aku mau nikah. Kita perlu datang atau ga?” tanya Tami.
“Dateng saja, kan kamu datengnya sama aku.” jawab Ardi.
“Ya sudah, kita datang. Aku mandi duluan ya gerah banget nih, kamu mau nyusul ngga nanti?” tanya Tami.
“Pasti, aku tutup pager dulu ya.” Sahut Ardi.
Tami pun beranjak ke kamar dan segera mandi sementara Ardi bergegas menutup pagar rumah dan kembali masuk kedalam rumah.
“Aaaarrgghh…. Saay.. terruusss… aaarrhhh.. enak banget saayyaangg.. shhiitt… puasin aku tiap hari Say.” erangan Tami saat di sodok Ardi dengan posisi berdiri menghadap tembok.
“Aku ngga akan biarin memek dan bool milikku ini tanpa serangan. Memekmu tetap legit, memekmu tetap empot.. aaahhh… enak Yang?” balas Ardi.
“Enak banget cintaku… terruusss… boolku Say, please.. masukin di boolku..” mohon Tami.
“Dengan senang hati cintaku. Oohhhh...” Balas Ardi.
Penis Ardi pun masuk dalam lubang anus Tami dengan mudah. Dan terus di sodok di bawah pancuran air hangat.
“Oohhh... yeess… boolku.. jepit banget Yang. Boleh aku semprot di bool Yang? Aku ngga kuat.. boolmu paling nikmat..” pinta Ardi.
“Keluarin di bool Say.. keluarin yang banyak. Aarrgghhh…..” jeritan kenikmatan Tami menambah kecepatan Ardi untuk membuang spermanya dalam anus Tami.
“Aaaaarrggghh.. keluar Yang.. keluaaarrr…. Sssshhiittt….!!!” Ardi pun mengerang tanda puncak dari orgasmenya.
Tami pun perlahan melepaskan penis Ardi agar spermanya tidak langsung keluar lalu Tami pun memeluk Ardi dan menciumnya.
“I love our sex, Sayang.” Tami mencium bibir Ardi lembut dan menyambutnya dengan penuh cinta.
Merekapun menyelesaikan mandinya dan saling mengeringkan badan. Ardi yang memang selalu iseng, tak lepas dari kedua payudara Tami berukuran 34D di pijit serta di remas-remas.
“Yang, nanti aku mau minum susu murni kamu ya.” Pinta Ardi.
“Boleh saja, kalau kamu suka. Tapi nanti jadi rebutan sama dedek.” Balas Tami.
“Kalo dedek bobo, ya gantian papanya yang netek. Tapi sekarang saja deh neteknya.. mmmhh...” Ardi benar-benar tidak mau kehilangan momen-momen indah. Hisapan dan jilatan lembut membuat Tami kembali terangsang.
“Aaahhh.. sayang... isengnya kenapa jadi enak banget sih... suamiku pinter banget ngerangsang istrinya. Tapi masa iya kamu cuma makan malam tetek aku..?” tanya Tami sambil sedikit mendesah.
“Order saja Yang, biar aku leluasa netek sampe orderan tiba.” Manja Ardi yang terus melumati kedua payudara Tami.
“Hape aku di kamar Say. Bagaimana mau order kalau suamiku yang lagi nafsu ini netek di sini.” balas Tami.
“Lanjut di kasur aahh...” ucap Ardi yang melepaskan hisapannya dan langsung menggendong Tami yang memiliki berat 60 dan tinggi 165cm ke kamar dengan telanjang, membuat Tami terkejut dengan perlakuan Ardi.
Terakhir diubah:
