Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

lintangselatan

Semprot Kecil
Daftar
25 May 2021
Post
80
Like diterima
1.063
Bimabet
Part 1 Peradaban Absolut X


Prisma tertegun dan membelalakkan matanya lebar lebar, menatap screen hp nya. Baru saja ia membuka hp setelah ia tinggal sesaat untuk sekedar buang hajat namun 10 menit kemudian ada informasi cash masuk ke rekening bank nya dengan jumlah yang cukup membuatnya bengong.

Tiga hari belakangan ini ia memang sibuk meluangkan waktu luangnya dengan sebuah games dari sebuah aplikasi yang menurutnya cukup unik. Games yang dinamakan absolut land yang memberikan permainan teka teki unik di tiap levelnya yang meskipun sangat sulit namun Prisma berhasil menyelesaikan permainannya hingga akhir.

Belum sempat menyelesaikan rasa heran dan tak percayanya tiba tiba saja hp nya bergetar dan berdering karena ada sebuah nomor asing masuk.

"Hallo...!!" Kata Prisma setelah mengangkatnya.

"Selamat sore ! Maaf benarkah saat ini saya bicara dengan bulbul61 ?" Sahut penelepon dengan suara sangat merdu di seberang yang menandakan si penelepon adalah seorang cewek, seraya menyebutkan nama nickname Prisma di akun permainannya.

"Iya benar, maaf dengan siapa saya bicara ?" Prisma benar benar tak ingin basa basi.

"Apakah anda sudah menerima transfer 100 juta yang baru saja kami kirimkan?" Ujar si pemanggil seperti tak peduli dengan pertanyaan Prisma.

"iya terimakasih saya sudah menerimanya, tapi maaf kalo boleh tau uang itu buat apa dan anda siapa ?" Jawab Prisma tegas.

"Uang itu adalah hadiah buat anda karena telah berhasil menyelesaikan misi yang kami berikan dengan waktu tercepat. Oh iya perkenalkan namaku Susan dan kami mengundangmu untuk melanjutkan permainan lagi dengan hadiah yang lebih besar tentunya, apakah kamu bersedia?" Ujar si pemanggil kali ini terdengar lugas.

"Tergantung... permainan apa yang harus dimainkan." Ujar Prisma cuek.

"Mencari seseorang dan hadiah yang akan kau terima akan dilipatgandakan 20 kali lipat dari yang telah kau terima saat ini." Ujar cewek si pemanggil itu dengan nada suara makin turun.

Prisma terhenyak mendengar nya 20 kali lipat dari 100 juta berarti 2 milyar.

"Tolong dijawab apakah kamu setuju atau tidak, sekarang...!" Ujar si pemanggil lagi kali ini terdengar sangat serius.

"Akan saya pikirkan lebih dahulu." Jawab Prisma.

"Jawaban itu tidak di kualifikasi, kalo tak ada pembaruan jawaban saya anggap anda tidak setuju." Sahut si pemanggil.

"Saya setuju." Kata Prisma cepat.

"Baiklah terimakasih... silahkan konfirmasi melalui email yang akan segera kami kirimkan, dan bersiaplah karena setelah kami kirimkan tiketnya anda tak bisa membatalkannya." Ujar si pemanggil yang kemudian menutup panggilannya tanpa memberi kesempatan untuk Prisma bicara lagi.

Ternyata setelah mengkonfirmasi sebuah tautan pada email, Prisma kembali di kejutkan dengan sebuah informasi lain berisi detail data dirinya yang entah bagaimana ceritanya bisa tertera dengan tepat meski ia yakin sekali bahwa sebelumnya ia tak pernah mengupload secara sembarangan data dirinya.

Sebagai seorang hacker yang ia menilai dirinya sendiri cukup berkualitas sebelumnya, kini ia merasa benar benar kerdil seolah bocah kemarin sore saja di dunia yang sudah dipahaminya sejak ia masih duduk di bangku SMP sepuluh tahun yang lampau.

Prisma kini mengerti bahwa permainan ini benar bukanlah permainan receh yang bisa dimainkan semaunya sendiri.

Beberapa saat kemudian setelah ia menutup dan baru saja akan meletakkan hp nya di meja kamarnya terdengar bunyi notif yang berisi sebuah pesan gambar sebuah tiket penerbangan maskapai ternama yang telah berisi informasi namanya.

"Gila..." Gumamnya sembari tersenyum penuh kekaguman sekaligus mengakui ternyata dirinya benar benar kerdil dan jauh dari kata jenius yang telah banyak orang sematkan pada dirinya karena keahliannya di bidang IT yang diatas rata rata.

Prisma sebenarnya hendak memejamkan matanya untuk sejenak sebelum suara gaduh penghuni rumahnya yang lain mulai berdatangan mulai dari Bobi adiknya yang masih duduk di SMP sampai kedua orangtuanya yang sama sama seorang pengajar di sebuah sekolah dasar.
 
Terakhir diubah:
Seperti menarik ditunggu kelanjutannya
 
"Pris....Prismaaaa..!!!"

Sebuah teriakan dari mamahnya, langsung menyadarkan Prisma dari angan angannya.

"Prismaaa...!!!!" Kali ini mamahnya tak lagi berteriak saja namun membentaknya yang juga disertai suara gemuruh pintu yang terbentur dinding kamarnya dengan keras.

"Apa sih mah, orang aku masih punya telinga juga." Kata Prisma sambil beringsut dari ranjang kamarnya setelah meletakkan hp seharga 1,5 jutaan yang telah menjadi alat pencari rezeki buatnya itu di atas meja.

"Makanya kalo punya telinga itu di pake untuk mendengar kalo ada yang manggil, heran aku punya dua anak saja kok jengkelin semuanya." Gerutu mamahnya dengan muka merah padam.

Wanita paruh baya yang sebenarnya hari ini tepat telah menambah usia hidupnya menjadi 45 tahun itu tiba tiba saja terisak dan lalu menangis tersedu sedu kemudian menghempaskan tubuhnya di ranjang yang sebenarnya hendak Prisma tinggalkan itu sehingga lelaki muda itu mengurungkan niatnya.

"Mama kenapa ?" Ucap Prisma sambil mendekati mamahnya kemudian mengusap pundak wanita yang telah berjasa melahirkannya ke dunia ini 24 tahun silam itu.

"Mamah dan bapakmu mau bercerai jadi kamu pilih mau ikut siapa ?" Tanya mamahnya yang lagi lagi membuat Prisma terhenyak dan bengong untuk sesaat lamanya.

Entah untuk ke berapa kalinya hari ini Prisma dalam mode begitu, namun kali ini entah kenapa sesuatu yang ia dengar terasa menyayat hatinya.

"Bisa bicara dengan Prisma dulu alasannya mah ?" Kata Prisma lirih setelah mampu mensinkronkan perasaan dan pikirannya.

"Mamah sudah menyerah mendampingi bapakmu nak, kali ini mamah sudah kehilangan muka karena tingkah bapakmu." Sahut mamahnya dengan tatapan kosong ke depan.

Prisma bukannya tak mengerti bahwa bapaknya selain seorang pengajar honorer di sekolah dasar yang sama tempat mamahnya mengajar juga punya usaha sampingan sebagai makelar dan kadang juga sesekali melakukan ambil untung kecil dari jual beli motor bekas.

"Bapakmu kalah judi dan berhutang banyak pada teman temannya dan tadi mereka menagih ke sekolah dengan kasar, coba kamu pikir mau ditaruh dimana muka mamah sekarang...!" Lanjut mamahnya keras seolah melampiaskan rasa jengkelnya.

"Berapa hutang bapak mah ?" Tanya Prisma tenang.

"Tau...tanya sendiri orang tak punya otak itu." Ujar mamahnya dengan nada sarkas yang kemudian beringsut dari ranjang yang mereka duduki lalu keluar dari kamar berukuran cukup sempit itu.

"Mah Prisma ada duit 50 juta silahkan dipakai untuk menyelesaikan persoalannya sekaligus besok Prisma mohon pamit sekalian minta doa pada mamah untuk pergi keluar kota." Kata Prisma yang sukses menghentikan langkah mamahnya yang hendak keluar dari kamarnya itu.

"Apa katamu Pris, kamu punya duit 50 juta dan kamu akan keluar kota kemana? apa yang akan kau lakukan?" Ujar mamahnya terlihat tak bisa menyembunyikan mimik antusias di wajah paruh bayanya yang masih terlihat menawan itu.

"Iya mah lebih dari 50 malah jadi jangan cemas dengan duit mah yang penting mamah harus bahagia dan tak usah berpikir soal cerai dari bapak." Jawab Prisma sambil tersenyum menatap mamahnya.

"Iya tapi kamu dapat duit 50 juta darimana?" Mamahnya masih bengong tak percaya, apalagi Prisma hanya cengar cengir terkesan tak serius.

Prisma kembali mengambil hp nya lalu memencet layar screen nya dan beberapa saat kemudian terdengar bunyi notif di hp mamahnya.

"Sudah aku kirim mah, cek aza," Prisma masih senyum senyum saat mengatakan itu.

Namun kemudian mamahnya hanya bisa membelalakkan matanya tak percaya saat melihat layar hp nya sendiri.

"Katakan sama mamah, kamu dapat duit darimana ini Prisma, jangan bilang kamu dapat jackpot judi online?" Tanya mamahnya yang kini terlihat antusias dan wajah ayunya berbinar binar.

Prisma tak berkata apapun melainkan hanya menunjukkan sebuah gambar tiket penerbangan vip class dengan logo maskapai penerbangan nasional terkenal.

"Makassar? Jadi kamu besok mau terbang ke Makassar, itu kan di luar pulau nak, memang kerja apaan kamu segala jauh jauh ke luar pulau?" Ujar mamahnya yang kini menatap getir Prisma sembari kembali duduk di ranjang yang tadi sempat ingin ia tinggalkan.

"Belum pasti juga sih mah, kerjaanku di sana nanti apaan tapi Prisma harapkan doa dari mamah saja." Prisma hanya tersenyum saat melihat mamahnya seakan gelisah.

"Mulai sekarang mamah nggak perlu risau soal duit." Ujar Prisma lagi yang kini tengah bercermin sambil mematut diri di depan kaca suram lemari usang yang masih berguna untuk menyimpan baju bajunya.

"Kamu mau kemana sekarang?" Tanya mamahnya.

"Mau beli tas ransel." Jawab Prisma yang lalu menyalim tangan mamahnya yang bahkan masih belum mengganti baju seragam dinas yang di kenakannya.

Prisma melihat bapaknya yang duduk bersandar di kursi rotan kayu tua yang sudah ada sejak jaman kakeknya itu, dan masih eksis mengisi ruang tamu di rumah mungil yang mereka tinggali itu.

"Pak pinjam motornya sebentar." Kata Prisma sambil meraup kunci kontak motor yang di geletakkan di atas meja yang dipakai bapaknya untuk menyelonjorkan kedua kakinya.

"Mau kemana? Motornya mau bapak pakai." Ujar bapaknya yang seakan kembali tersadar dari dunia lamunannya.

Namun Prisma sama sekali tak menghiraukan dan terus melangkah pergi setelah bapaknya terpaksa menerima salim dari Prisma.


Next part 2 Dunia Duplikasi update soon
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd