Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kisah ANDI ( bermula )

Letisya tak mampu lagi duduk dengan tegak. Dia terkapar di oinggiran kolam. Kakinya dia biarkan mengangkang di depan wajahku. Aku mencoba mencicipi lendir birahinya. Enak juga ternyata. Asin, gurih, lebih kental dari air sekalipun bening.

"Ahh... Ssssttt"

Dia melenguh saat aku jilat lagi bibir vaginanya. Dia tidak menolak, hanya tersenyum geli. Kulanjutkan saja melahap puncak selangkangannya. Sampai kurasakan lendir licinnya sudah berganti liurku. Lalu kita sama - sama terlentang di pinggir kolam alami sungai ini. Indah sekali rasanya bisa berbugil ria tanpa takut ada yang menggerebek.

"Kamu belum keluar ya?" Celetuk letisya. Dia mendangku dengan senyum manisnya.

"Keluar apa?" Tanyaku sok polos

"Keluar pejuh lah"

"Aku emang belum pernah keluar pejuh"

"Ha? Serius? Masa sih?"

"Sumpah"

"Emang kamu nggak pernah ngocok?"

"Udah sih, tapi nggak pernah sampe muncrat"

"Kenapa?"

"Suasana nggak mendukung"

"Kalo dikocokin? Disepongin? Pernah dong?"

"Pernah sih. Tapi, ya, nggak sampe muncrat"

"Takut digrebek? Hahaha"

"Yap, betul"

"Busyet, beneran masih perjaka kamu ndi. Tapi belum percaya aku"

"Lah, terus?"

"Aku butuh bukti"

"Caranya?"

"Byur" letisya menceburkan dirinya ke dalam kolam sungai.

"Aaahhh... Sssttt"
Tanpa menjawab, letisya langsung beraksi. Dia sapukan lidahnya dari palkonku sampai pangkal penisku. Bahkan bola pelerku ikut dia jilat.

"AAAAAHHHH.... SYAAA"

Aku melenguh cukup panjang, merasakan penisku masuk ke dalam lubang nan basah dan hangat. Tidak pakai pemanasan lagi, dia langsung memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Pijatan bibirnya ditambah belaian lidahnya membuatku merem melek. Ini lebih enak dari dikocok.

"Ah ah ah ah ah... Syaaa"

Dengan penuh semangat letisya langsung memompa penisku. Dia mampu melahap semua penisku. Saat sampai puncak, aku merasa lidahnya membelai palkonku. Setiap sampai pangkal, aku merasa palkonku menumbuk sesuatu.

"Uuuhhh... Syaaaa"

Dia tak peduli bagaimana kagetnya aku diberi surprise sedemikian enaknya. Dia malah menambah rangsangan buatku, dengan membawa tanganku ke payudaranya.

"Ooohhh... Kaya ngimpi syaaa... Bisa grepein toked sambil di sepong" ceracauku.

"Ah ah ah ah ah ah... Sssstttt" lanjutku.

Letisya semakin kegirangan melihatku keenakan. Tangannya juga aktif membelai bola pelerku. Sesekali juga dia mencolek lubang pantatku. Tentu saja aku kegelian.

"Ah ah ah ah... Memek... Mana memek sya? Ah ah ah ah... Pasti nikmat banget disepong sambil kobelin memek... Sssttt... Ah ah ah ah"

Letisya mendorong tubuhku sampai rebahan. Lalu dia keluar dari kolam sungai tanpa melepaskan mulutnya dari penisku. Dia memutar tubuhnya. Dibawanya tangan kiriku ubtuk menjamah pangkal dari kedua pahanya.

"Syaaaa... Gilaaa.... Ah ah ah ah... Kesampaian juga akhirnya... Ngobelin memek sambil ada yang manjain kontolku... Sssttt... Uh uh uh uh"

Dia tambahi lagi rangsangan buatku dengan menggoyangkan pinggulnya. Jadilah jari - jemariku dimanjakan serumpun bulu bernama jembut, dan sepasang daging tembem selangkangan.

"Sya sya sya.... Awas... Pejuh pejuh pejuh... AWAAAASSS"

"NYUUUT.... NYUUUUT"

"Kok nggak keluar?"

"ANJRIIIITTT"

"NYUUUTT... NYUUUTTT"

Penisku sama sekali tidak mengeluarkan sperma. Tapi kedutannya benar - benar kedutan orgasme. Rasanya tubuhku melayang ke awang - awang.

Dan letisya pun tahu aku orgasme hebat. Hanya dia bingung mengapa aku tidak memuntahkan lahar panasku. Dia mongocok penisku sampai benar - benar kedutannya berhenti. Bahkan masih dia selomoti lagi sampai beberapa saat. Aku merasa lemas sekali. Rasanya seperti mengantuk. Dia biarkan aku beristirahat beberapa saat.

"Tenang pangeranku, jangan bingung. Memang aku yang menahan spermamu. Sperma pertamaku adalah harta karun paling berhara buatku. Jadi akan aku jaga sampai tiba waktunya kamu keluarkan. Jangan bersedih, aku sudah menambahkan kenikmatan pada setiap puncak kenikmatanmu. Dan itu abadi untuk selamanya. Bahkan sekalipun kamu sudah berikan spermamu buatku, kamu masih bisa mengendalikan spermamu. Aku berikan kemampuan padamu untuk menahan spermamu. Kalau kamu mau, tinggal katakan jangan keluar, maka spermamu tidak akan keluar. Tapi rasanya, sama seperti kamu mengeluarkannya. Tapi kalau kamu menginginkan juga, kamu bisa melipat gandakan banyaknya sperma yang keluar. Sehingga kamu bisa merasakan puncak kenikmatan jauh lebih lama lagi"

suara itu, seperti suara dalam mimpiku. Tapi dimana dia? Aku tidak tidur, tapi mengapa aku bisa mendengar suaranya. Di mana dia?

"Kok kontolmu nggak muncratin pejuh sih, ndi?" Tanya letisya membuka suara.

"Nggak tahu, aku juga bingung" jawabku sekenanya.

"Masa iya sih, tubuh kamu belum siap buat reproduksi?"

"Mungkin"

"Wah, enak dong"

"Kok enak?"

"Ya kan kamu bisa orgasme tanpa ejakulasi. Artinya kamu bebas ngentot tanpa perlu takut lawanmu hamil"

"Hmm, ya masa selamanya begini?"

"Hehe"

"Eh, jemur baju yuk. Kalo nggak kering, nggak pulang kita" ajak letisya.

"Yuuk" jawabku.

"Eit ngapain nyolek nyolek?"

"Penasaran" jawabku

"Pengen ngewek? Jemu baju dulu yuk" ajaknya.

"Serius?"

"Serius"

"Yes. Oke" kataku langsung bangkit berdiri.

"Hahahaha"

Kami berjalan kembali ke atas. Lalu kami menjemur pakaian yang kita pakai tadi. Letisya mengambil beberapa daun kelapa yang jatuh di sekitaran sungai, lalu dia jadikan alas. Aku membantunya agar lebih banyak yang kita dapat. Dia menata daunnya sampai nungging. Aku jadi terangsang lagi melihatnya. Penisku seketika tegang kembali. Tak butuh waktu lama sampai keras sempurna.

"Aahhh"

Dia memekik saat aku jilat vaginanya dari belakang. Dia terkejut sampai balik badan. Langsung saja aku tubruk tubuhnya sampai terlentang di atas daun kelapa.

"Beneran udah sange berat, kamu ndi" celetuknya.

Aku tak menyahut, hanya kuberikan seulas senyum. Kuposisikan penisku di depan bibir vaginanya. Mataku tak lepas dari matanya. Dia pun menikmati perlakuanku.

"Sebentar ndi" cegahnya.

"Cuh"

Dia bangun dan meludahi palkonku. Dia ratakan dengan tangannya. Dia kembali terlentang, tapi dengan tangan masih di penisku.

"Aahhh"

Dia memekik saat aku mulai menusukkan penisku ke lubang vaginanya. Dia meringis, mungkin menahan sakit. Tapi aku merasakan jepitan yang sangat nikmat. Pantas saja banyak teman - temanku yang galau kalau tidak punya pacar. Ternyata pacaran itu enak.

"Aaahhh"

Dia memekik lagi, akupun ikut melenguh. Setengah batang penisku sudah masuk ke dalam vaginanya. Matanya merem rapat sekali. Tapi dia tidak menolak kehadiran penisku. Dugaanku, vaginanya lama tidak dipakai. Jadi sekalinya ketusuk penis, dia merasakan sedikit sakit, tapi juga dibarengi kenikmatan yang lebih banyak.

"Aaahhhh"

Sekali lagi dia memekik kencang.

"Mentok ndii" lanjutnya.

Dia membuka matanya. Kernyitan dahinya masih bisa kulihat. Tapi senyumnya merekah indah sekali. Mungkin dia bisa membaca raut mukaku yang penuh dengan rasa nikmat. Inilah pengalaman pertamaku bercinta. Merasakan jepitan lubang bernama vagina.

"Enak ndi?" Tanyanya. Aku sempat tak menjawab beberapa saat.

"Enak banget sya" jawabku kemudian. Dia tersenyum lagi.

"Genjot dong!" Pintanya.

"Udah nggak sakit?" Tanyaku polos.

"Emang nggak sakit, andi. Tadi tuh enak banget. Kontol kamu gede tahu. Penuh rasanya memekku. Kamu berasanya gimana?"

"Bingung aku jelasinnya. Rapet banget memek kamu, sya. Memek perawan juga kaya gini kali ya?" Jawabku.

"Hahaha... Kurang lebihnya. Aku baru dipake sekali, tahu"

"Ha? Kok bisa?"

"Panjang ceritanya. Kapan - kapan aku ceritain. Sekarang, kita enjot - enjotan dulu. Oke"

"PLOK"

"Aww"

Tak kujawab pertanyaan terakhirnya. Kujawab dengan sikap. Langsung saja aku genjotkan selangkanganku. Bunyi tumbukan dua selangkangan nyaring terdengar dalam keheningan. Semilir angin menyeka keringat kami.

"Eemmm... Cuupp... Eemm"

Sambil menggenjot pelan, aku mencoba mencium bibirnya. Dan letisya menyambutku dengan gairah tinggi. Lidahnya lincah membelit lidahku. Aku hanya bisa pasif menerima gempuran lidahnya di mulutku.

"Eeemmm"

Kukaryakan tangan kiriku untuk meremas payudara kanannya. Reaksinya sungguh membuat penisku semakin gatal. Dia meliuk - liuk, bergoyang ke kiri dan ke kanan. Penisku seolah diuleg selama maju - mundur.

"Katanya perjaka... Kok... Udah tahu... Caranya... Ngewek ... Sih?" Tanya letisya.

"Kamu juga, katanya baru sekali di pake, kok pinter goyang memek?" Balasku.

"Ha? Hahaha... Naluri lah. Kan... Kamu... Pelintir pentilku... Jadinya aku ngulet. Eh, di memek... Enak... Ya... Udah... Aku... Lanjutin aja... Hehehe"

"Oh"

"Ah ah ah ah ah ah... Hayo, kamu belajar dari siapa?" Tembaknya. Aku tersenyum mendengarnya.

"Bokep" jawabku singkat.

"Kamu punya banyak bokep?"

"Iya, di g - drive"

"Ah ah ah ah ah... Kapan - kapan nonton bareng ya"

"Boleh"

Aku terus menggenjotkan penisku. Beberapa kali aku merubah kemiringan tubuhku untuk mencari titik yang paling nikmat. Membenamkan wajahku di bongkahan payudaranya juga menimbulkan rangsangan birahi tersendiri.

"Ah ah ah ah ah ah"

Letisya semakin liar saat aku naikkan tempo genjotan. Tangannya menggelepar ke sana - kemari. Sesekali dia mengilik putingku. Tentu saja aku kegelian.

"Aahh... Ngapain ndi?"

Letisya terkejut saat tangannya aku tarik ke atas. Dia masih bingung dengan apa yang aku lakukan. Sepertinya dia memang belum pengalaman soal seks. Pernah praktek saja, tapi tekniknya, baru paling dasar. Aku ingin melakukan apa yang dulu pernah dilakukan bapak pada ibu. Ya, aku pernah mengintip mereka bersetubuh. Mereka tidak menutup pintu kamar dengan benar, mungkin karena menganggap aku sudah tidur. Padahal, aku masih terjaga.

"Ih, pinter banget sih kamu. Bisa rubah posisi tanpa nyabut kontol" komentarnya.

Tidak aku tanggapi komentar itu. Aku sibuk menyempurnakan posisi kakiku. Aku ingin mencoba posisi bersimpuh terlebih dahulu.

"Anjrit, aku berasa ****** tahu, ndi. Udah pernah ngewek, tapi nggak tahu gaya beginian" lanjutnya.

Aku hanya tersenyum saja. Dalam posisi ini, aku bisa melihat keanggunan dalam wajah letisya. Kibar rambut panjangnya menambah aura kecantikannya. Belum lagi payudaranya yang bulat itu, menggantung tak jauh dari mataku. Kenyataan bahwa saat ini dia telanjang bulat, dengan penisku di dalam vaginanya, membuat dia terlihat sangat seksi di mataku.

"Aku juga lihat dari bapak kok" jawabku kemudian.

"Ha?"

"Ya, aku pernah ngintip mereka ngentod. Dan gaya ini yang mereka pake"

"Sumpeh luh?"

"Serius"

"Terus, kamu gimana?"

"Sange lah. Secara, ibuku ternyata seksi banget, tahu. Aku udah segede gini juga, bodynya masih singset. Mulus lagi"

"Tokednya masih montok ngga?"

"Masih, sya. Aku pernah nggak sengaja megang, waktu ibu kepleset. Masih kenceng sya. Ngaceng aku jadinya"

"Sssttt... Aaaahhh" letisya memulai goyangannya.

"Uuuhh... Sssttt... Ndiiii" lenguhnya lagi.

"Apa syaaa.... Uuuhhh"

"Memekku.... Enak... Nghaaak?"

"Aaaaaahhhh.... Bangeeett.... "

Aku jadi condong ke belakang karena desakan tubuh letisya. Kugunakan kedua tanganku untuk bertumpu. Tangannya menggelayut manja di leherku. Menjadikannya pegangan untuk bergerak pelan. Gesekan vagina sempit, ditambah pijatan lembut payudaranya semakin melambungkan birahiku.

"Ah ah ah ah ah ah"

Letisya mulai menambah kecepatannya. Dia bergerak naik turun dengan semangatnya. Seperti olah raga lompat katak.

"Ooohhh..... Pantesaaaannn" lenguhku.

"Ah ah ah ah ah... Pantesa.... Apha... Ndiii"

"Ah ah ah ah.... Bapak... Suka... Nggak liat... Tempat" jawabku

"Hmm?"

"Kalo pulang.... Suka... Langsung... Plorotin... Celana... Ibu"

"Wow... Langshung.... Dienthod... Dhong?"

"Ah ah ah ah... Iya... Thernyata..... Enak banghet... Syaa"

"Ah ah ah ah... Iya..... Ibuku juga"

"Uh uh uh uh"

"Ken... Napha?"

"Ah ah ah ah... Su.... Kha... Ba... Nget... Dientod"

"Uh uh uh uh... Oh ya?"

"I... Yha... Kalo... Dua hari..m nggak... Dikontolin... Pasti... Marah... Marah"

"Wow... Sssh... Uuuuhhh"

"Ternyata... Dikontolin itu... Enaaaakkk"

"Seeeerrrrr"

"ANJRIIT... AKU KELUAR CEPET NDIII"

"Seeerrr"

"Nggak papa, kan enak. Nggak usah malu" jawabku.

"Uuuuhhh.... Sssstttt.... Kontol gede emang beda ya.... Mmmmhhhh"

Tubuh letisya bergetar. Tak kuduga dia malah keluar secepat ini. Seenak itukah kemaluanku buatnya? Atau imajinasi liarnya terlalu berlebihan. Ah, tapi sah - sah saja. Wanita malah terlihat seksi kalau bisa orgasme lebih dari sekali. Aku biaarkan dulu dia menikmati orgasmenya. Dia lunglai, kepalanya bersandar di pundakku.

"Ndi" panggilnya setelah sekian menit hening.

"Kamu mau crot pake gaya apa?" Tanyanya.

"Emmm... Apa ya? Emang kenapa?"

"Aku juga pengen kamu ngerasain rasanya crot di dalem memek. Mumpung kamu nggak produksi pejuh kan" jawabnya.

"Oh iya. Berdiri yuk" ajakku.

"Ayuk" jawabnya.

Dia langsung berdiri, melepaskan vaginanya dari sumpakan penisku. Aku mengikutinya berdiri. Kuarahkan dia membelakangiku. Dia ternyata paham maksudku. Dia langsung nungging. Memamerkan vaginanya padaku.

"Ahhh"

Dia memekik kecil saat aku jilat vaginanya dari belang, seperti tadi.

"Aaaaaaaahhhhh"

Kita melenguh panjang bersama. Penetrasi yang semakin ketat dan panjang kurasakan. Lebih legit dan menggigit. Seolah lubangnya jadi lebih kecil saat posisi seperti ini.

"Ah ah ah ah ah ah"

Langsung saja aku genjot dengan tempo sedang. Pinggangnya aku jadikan pegangan. Rasa gatal akibat digoyang dia tadi masih sangat terasa. Hanya dengan vaginanyalah rasa gatal ini bisa aku garuk. Dengan tempo sedang, rasa gatal itu malah semakin menjadi.

"Ssshhh... Ah ah ah ah ah ah... Nddiiii"

Aku rubah sedikit posisinya. Tangannya yang tadinya bertumpu pada lutut, aku tarik ke belakang. Dan aku kunci dengan kedua tanganku tepat di sikunya. Jadilah sekarang dia berdiri hampir tegak.

"Kencengan... Kencengan... Kencengan ndi" pintanya.

"Plak plak plak plak plak"

"Yes yes yes hajar hajar hajar... " Lenguhnya

"Plak plak plak plak plak"

"Entod entod entod.... Entod aku semaumu ndiii... Puas - puasin kontolmu ndi..." Lenguhnya mulai meracau.

"Plak plak plak plak plak"

"Ah ah ah ah ah... Kontoooolll.... Kontolin aku sepuasmu ndiii..."

"Plak plak plak plak plak"

"Emh emh emh emh emh.... Pejuhin aku ndii... Pejuhin... Aku... "

"Plak plak plak plak plak"

"Ah ah ah ah ah... Pejuhin memekku ndii... Memekku dibikin buat dipejuhin, ndii"

"Plak plak plak plak plak"

"Ah ah ah ah ah... Memekku emang tempat buang pejuuuuhhh"

"BANGSAT LONTE MUKA KONTOOOOLLLL"

"NYUUUUTTT"

"Aaaahhh" pekik letisya aku genjot kencang dan mentok.

"MEMEK LONTEEEE" lenguhku merasakan puncak birahi.

"Iya... Memekku... Emang Lonthe, sayang... " Kata letisya.

"NYUUUTTT"

"SYAAAA"

"Iya sayang... Keluarin semua... Keluarin semua sayang, jangan ragu.... "

"NYUUUT"

"Emmmmhhhhhh"

"Memekku, lubang pemuas kontolmu sayang"

"Uuuuuhhhhh.... Mmmmmhhhh"

"Ploop"

penisku kutarik lepas dari vaginanya.

"Aaahhh"

letisya memekik merasakan palkonku keluar.

"Bruuk"

Aku langsung duduk dan terlentang di atas daun kelapa. Letisya sibuk melihat vaginanya. Tak ada setetespun sperma tumpah di vaginanya. Bahkan sampai dia colok - colok segala. Memang tidak keluar. Entah kapan aku mulai bisa mengeluarkannya.

"Puas nggak?" Tanya letisya.

"Banget sya... " Jawabku.

"Hehe... Aku juga puas. Aku keluar lagi tahu tadi"

"Masa sih? Pantes licin"

"Hahaha"

"Tapi jangan marah ya, aku bilang lonte tadi"

"Ha? Hahahaha.... Aku malah suka tahu. Sange banget dengernya"

"Syukurlah"

"Santai aja. Aku seneng malah punya lawan yang suka umbar kata - kata kotor. Kaya tadi, bikin lebih gatel di memek"

"Hmm... Iya sih. Tadi juga aku berasa sange banget denger ocehan kamu"

"Hahaha... Coba aja udah ada pejuhnya. Bisa penuh memekku"
"Iya ya. Jangan kapok ya, pasti aku bisa keluarin pejuh kok"
"Hahaha.. justru aku seneng kamu belum keluar pejuh. Kita bisa ngentod sesukanya. Aku bisa genjot kamu sesukaku. Kalo kamu crot, ya nggak masalah. Kan nggak ada pejuhnya"
"Jadi kita ngentod lagi nih?"
"Always"
"Ha?"
"Kontol segede gini masa iya sih aku sia - siain? Tiap ada kesempatan, kita ngentod. Oke?"
"Beneran?"
"Suer"
"Kalo aku udah keluar pejuh, gimana?"
"Ya kamu harus belajar nikmatin mulut aku"
"Oh"
"Entar kita coba, ngentod terus crotnya dimulut. Aku sepong gitu pas mau keluarnya"
"Oh, oke"
Kita sama - sama tersenyum. Gila rasanya bisa mendapat pengalaman berharga, sekaligus partner. Pacar saja belum tentu mau waktu dimintain. Ini malah menawarkan diri untuk aku pakai selangkangannnya. Mantap.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd