Akibat Ejakulasi Dini
"auuuhh... eshh...", desahku sambil kureguk kenikmatan saat suamiku menggenjotku dari belakang dengan tubuhku yang ikut terayun maju mundur dengan posisi menungging. di sofa kulihat mang marwan duduk dengan kontolnya yang tegak berdiri menyaksikan aku sedang disetubuhi suamiku.
"oohh..", lenguhku walau terasa kurang nikmat dengan kontol suamiku yang kecil ini.
"maang... gak pengen di isep...?", tanyaku dengan tubuh terayun menatap kontol besarnya. mang marwan hanya tersenyum menyaksikanku sambil mengelus kontolnya.
"saya mau liat dulu aja...", ujarnya.
posisiku telah berganti, tubuhku sudah diatas suamiku yang terlentang, ku gerakkan pinggulku dengan penuh kenikmatan sambil ku lihat mang marwan yang masih menyaksikanku. birahiku semakin terbakar dan aku semakin bergerak cepat menggeliatkan tubuhku menari diatas tubuh suamiku dgn nikmatnya.
"ooh.. paah... kontolnya enak bangett...", disela desahanku walau memang kurasakan tak seperti yang ku katakan, kontol suamiku kurang gede, batinku. dengan mataku yang tak lepas memandang kontol gede mang marwan dihadapanku. ingin rasanya aku beranjak dan menghampirinya dan duduk diatas pangkuannya dengan kontolnya yang terjejal kontol besar dan panjang.
"oohh.. paaah... terus paah... kontol... aku mau keluarr...", pekikku namun tiba tiba suamiku menggeram dengan tubuh menghentak-hentak.
crooothh... croothh.. crootth... kontolnya menyemburkan sperma di dalam rahimku sementara aku terus menggoyangkan pinggulku.
"papah... aku belum keluar....", ucapku.
"maaf sayang... aku gak kuat....", ucap suamiku dengan rasa nikmatku yang memuncak terputus di tengah jalan.
"baru sebentar paah...", keluhku seraya aku beranjak meninggalkan suamiku yang tergeletak di kasur dan menghampiri mang marwan yang menyambutku di sofa. kedua kakiku mengangkang menghadapnya seraya kuraih batang kemaluannya dan kuarahkan ke vaginaku seperti kesetanan aku menurunkan tubuhku duduk di pangkuannya dengan kontol besarnya melesak masuk ke dalam vaginaku.
"oooaaahh.... ", lenguhku dalam pelukannya.
"maang... puasin aku...", bisikku, mang marwan menatapku dan aku menyambut bibirnya yang melumatku, tangannya meremas-remas bokongku yang di angkatnya agar tubuhku bergerak naik turun.
"oohh.. kontol gede tarasa banget eeehh...", lenguhku dan kembali aku menyambut bibirnya, kujulurkan lidahku yang di hisapnya dengan penuh napsu.
"aaah... maaang...", lenguhku bibirnya merayap dan melumati leherku, tangannya meremas buah dadaku yang terguncang-guncang, puting ku di hisapnya.
"maaang...", protesku saat mang marwan mengangkat tubuhku, kontolnya menjulur keluar dari vaginaku yang masih menginginkannya.
"balik badan bu dewi...biar keliatan sama suami bu dewi...", ucapnya, aku menurutinya membalikan badan, kedua kakiku mengangkang di atas pangkuannya, kuraih kontolnya yang ku bimbing ke lubang vaginaku lagi dan perlahan kuturunkan tubuhku duduk diatas pangkuannya lagi dengan posisi membelakanginya. kulihat suamiku yang masih terlentang di kasur menyaksikanku dengan kontol kecilnya yang kembali sudah menegang lagi.
"eeehhh...", lenguhku dengan kaki mengangkang lebar di hadapan suamiku yang melihat dengan jelas kontol mang marwan yang keluar masuk vaginaku dengan nikmatnya.
"ooohh... seksi banget...:", terdengar gumam suamiku sambil mengocok kontol kecilnya.
"paah... memek aku di sodok kontol gede...", ucapku.
"iya sayang... seksi banget...", ucapnya lagi sambil berdiri mengocok kontolnya di hadapanku.
"memek keenakan pah...", ucapku merancau keluar dari bibirku dengan kenikmatan yang kurasakan dari kontol gede mang marwan yang begitu nikmat.
"memek aku dientot kontol gede....paah...", ucapku berkali-kali sehingga membuat tangan suamiku bergerak semakin cepat mengocok kontol kecilnya.
"uuugggh.... sayaaaang... kamu seksi banget...", geram suamiku tak lama kulihat kontolnya menyemburkan spermanya di hadapanku bersamaan dengan saat tubuhku mulai tak mampu menahan kenikmatan ini. aku menyusul orgasme suamiku, tubuhku menggelepar di atas pangkuan mang marwan yang memeluku.
*-*
aku hanya terengah tak berdaya saat istriku beranjak dari pinggangku dan menghambur ke pelukan marwan yang menyambut tubuh telanjang istriku dipangkuannya. terlalu cepat aku orgasme padahal baru berapa menit. kulihat tubuh telanjang istriku yang menari di atas pangkuan marwan yang mencumbunya. hanya biji peler nya yang kulihat sesekali batang kontol marwan terlihat menjulur keluar dari vagina istriku yang menikmatinya. ku acungkan jempol kepada marwan yang juga mengacungkan jempolnya kepadaku, seakan aku saling mengerti bahwa aku menyerahkan istriku kepadanya untuk di puaskan olehnya.
"oooh... kontol.. enak banget..", kata-kata semacamnya yang terdengar berkali-kali dari bibir istriku yang merancau penuh birahi menikmati kontol marwan yang memang lebih besar dari kontolku. sesekali bibirnya terdiam saat marwan melumatnya, hanya lenguhan dan nafas yang tersengal terdengar olehku yang semakin panas membuat birahiku kembali bangkit dengan kontolku yang kembali mengeras walau tak terlalu keras. aku mengocoknya sendiri sambil ku nikmati pemandangan indah istriku yang bersetubuh dengan marwan. tubuh telanjangnya yang seksi dan mulus di atas pangkuan marwan. aku meliaht dengan jelas kontol marwan yang mengaduk-aduk vaginanya. semakin lama membaut aku kembali tak dapat menahan orgasmeku dengan menyemburkan spermaku di hadapan istriku yang mengangkang di atas pangkuan marwan.
*-*
"enak sayang...?", tanyaku sambil ku kecup pundaknya dengan dada masih tersengal di pangkuanku. tak sungkan aku memanggilnya "sayang", aku sudah menganggapnya sebagai istriku sendiri. he he he... tawaku dalam hati dengan kemampuan suaminya yang seperti itu membuatku diatas angin. aku bisa menikmati tubuh wanita cantik ini sesukaku di hadapan suaminya. tubuh mulusnya, keindahan teteknya, bahkan lubang vaginanya yang masih sempit, semua kunikmati. kuraih tubuh mulusnya yang lemas, kubimbing ke ranjang. tergeletak di sebelah suaminya yang sudah kembali orgasme lagi dengan cepat. kurentangkan kedua paha mulusnya yang ku elus, kubimbing kontolku ke lubang basah vaginanya.
"oooooassshhhh...", terdengar lenguhan dari bibir mungilnya.
"enak sayang...", bisiiku melandai diatas tubuhnya sambil ku kecup pipinya, lehernya, bibirnya kulumat dengan penuh birahi dan pinggulku yang mulai mengayun menghujam-hujamkan kontolku. ah.. memek ini terasa menjepit nikmat sekali, batinku sambil menikmatinya. jika di banding dengan istriku sendiri tak sesesempit dan senikmat ini.
"ooohh... ooohh.. ooohh...", lenguh bu dewi dengan wajah sayup kutatap kecantikannya. sesekali ku kecup bibirnya.
"nikmati sayang...", bisiiku dengan lembut.
"eeshhmmm... iya sayang....", balasnya kepadaku tanpa sungkan dengan suaminya yang menyaksikan di sampingnya.
"gak apa-apa ya pah... aku panggil mang marwan, pake sayang...?".
"g.. g.. gak apa-apa sayang...", jawab suaminya yang mulai sibuk merekam istrinya yang sedang ku setubuhi.
"enak sayang...?", bisik bu dewi kepadaku, kuberikan jawaban dengan tersenyum dan mengecup bibirnya.
"aku milikmu...", bisiknya lagi. kutatap matanya, wajah cantiknya sambil terus ku genjot dengan penuh birahiku hingga tubuhnya semakin menggelinjang hebat.
"ooh.. sayang... enak banget kontolnya... ", pekik bu dewi dengan tubuh sesaat kemudian mengejang hebat dalam pekukan tubuku.
sejenak aku menghentikan genjotanku, aku membelai kepalanya dengan nafasnya yang masih terengah, tak bosan kupandangi kecantikan wajahnya. sungguh aku beruntung bisa menikmati wanita secantik ini kembali dalam hati aku memujinya. kulihat suaminya yang sibuk merekam sementara aku memuaskan istrinya.
"enak sayang...", bisiiku dan kembali ku ayunkan pinggulku menggenjotnya lagi. sambil kuberi kesempatan suaminya merekam dari dekat kontolku yang keluar masuk vagina istrinya yang basah. kulihat kontol kecilnya yang tak lagi mampu menegang dengan maksimal, tak heran istri secantik bu dewi ini tak terpuaskan secara seksual. keteruskan persetubuhan ini karena aku belum menumpahkan sperma ku di rahim bu dewi.
*-*
aku terengah lagi, sudah 3x aku di buat mang marwan orgasme, yang menyetubuhiku dengan lembut dan mesra. aku menumpahkan rasaku kepadanya yang sudah kuanggap sebagai suamiku sendiri, hingga tak sungkan aku memanggil mang marwan dengan kata "sayang" tanpa sungkan di hadapan suamiku sendiri.
"i love u mang...", bisiku setelah kupastikan suamiku sedang merekam agak jauh. dan kusambut lumatan mang marwan yang penuh birahi kepadaku. pinggulnya menggenjotku dengan ganasnya membuat aku terengah-engah, melenguh nikmat.
"terus entot memek aku sayang...", bisikku menyemangatinya.
"iya.. uuhh.. bu dewi... sayangku...", balasnya memandangi wajahku.
"uugh... bu dewi sayang.... ", ucapnya lagi membuat suamiku merekam dari dekat melihat mang marwan akan mengalami orgasmenya.
"ugh... ", geram mang marwan dengan tubuhku yang terguncang-guncang hebat oleh pinggulnya seraya kurasakan semburan sperma di dalam vaginaku, yang kembali membanjirinya. ku peluk pinggangnya yang masih menghentak-hentak hebat.
nafasnya terengah, perlahan kurasakan kontolnya menjulur keluar yang di rekam oleh suamiku dari dekat. dan melelehlah spermanya keluar dari lubang vaginaku.
"eeehh... ", lenguhku terlentang memandang suamiku yang merekam wajahku.
"emh... pah... enak abis dientot kontol gede...", ucapku memprovokasinya sambil mengalihkan kameranya ke arah selangkanganku. dengan penuh birahi menggeram seraya meletakan kameranya dan menyeruak menindihku. kurasakanh kontol kecilnya yang tak terasa menyelinap lubang vaginaku yang masih di banjiri sperma mang marwan. dengan pinggul yang bergoyang cepat dan tak lama suamiku menyemburkan spermanya kembali tak lama.
menjelang malam aku berbaring dalam pelukan mang marwan dengan tubuh telanjangku. bercengkerama manja dengannya diselingin canda dan tawa sambil tangannya membelai tubuhku dan sesekali saling berpagutan dengan mesranya. sementara suamiku yang asik dengan hasil rekamannya.
"eemhh... mang... geli...", ujarku manja namun kubiarkan lidahnya menyapu-nyapu putingku. kubiarkan tubuhku di nikmatinya. hingga kembali aku di setubuhinya dengan nikmat di hadapan suamiku yang kembali merekam tanpa bisa ikut serta menyetubuhiku dan aku tertidur dalam pelukannya.
Bersambung ke Halaman ( masih halaman 12 ) lihat di bawah <------------------