nabirongx
Suhu Semprot
- Daftar
- 12 Feb 2016
- Post
- 3.199
- Like diterima
- 1.756
Cerita lainnya...
# # # # # # # # # # #
AKHIRNYA KUDAPATKAN JUGA
(Remake version)
Cerita ini adalah true story yang diceritakan kepada penulis. Thank for Ganang atas ceritanya. Versi awalnya di muat pada salah satu situs yang kini telah alm.
Aku seorang pria berusia 32 tahun saat cerita ini terjadi. Aku lahir di Jakarta pasangan orangtua yang berasal dari Surabaya dan Solo. Aku pernah ditempatkan di kota Padang oleh perusahaan dimana aku bekerja, sebuah perusahaan besar farmasi dan tinggal dikota tersebut kurang lebih 5 tahun. Penempatanku di kota ini adalah untuk meningkatkan penjualan lebih baik lagi, dan aku dinilai mampu untuk mencapai target-target perusahaan. Untuk itulah aku dipercaya menjadi area distributor untuk daerah ini.
Salahsatu usahaku untuk memperluas area penjualan produk perusahaanku adalah dengan mengenalkannya lebih baik lagi sehingga aku harus melakukan pertemuan demi pertemuan dengan beberapa pengusaha di daerah ini. Termasuk pula pada perusahaan yang dipimpinnya.
Aku mengenalnya bernama Alya, usianya saat itu baru 22 tahun. Kecerdasan, bakat latar belakang pendidikannya yang disertai oleh kesuksesan orangtuanya, membuatnya dipercaya mengendalikan beberapa usaha milik keluarganya pada usia semuda itu.
Figurnya cantik dan menarik. Hanya saja karena terbiasa menangani dan berhubungan dengan mitra-mitra bisnisnya yang rata-rata berusia di atas dirinya yang ku yakini membuat dia menjadi sosok yang dewasa dalam berpikir disamping naluri bisnisnya yang tajam, plus lagi bakat yang di wariskan secara genetis oleh orangtuanya walaupun saat itu dia masih berkuliah di fakultas ekonomi pada sebuah Universitas di kota ini.
Awalnya hubungan kami hanya sebatas mitra bisnis, namun karena nilai penjualan produk perusahaaanku semakin besar di perusahaannya menyebabkan kami semakin sering berkomunikasi dan berdiskusi. Pertemuan demi pertemuan baik dalam forum resmi bisnis ataupun tidak membuat kami menjadi dekat dan saling tertarik. Akhirnya kami menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih.
Awal-awal pacaran amat menyenangkan bagi kami berdua. Meskipun begitu kami masih menjaga norma-norma agama dan lingkungan setempat,. Kami hanya pergi ke tempat-tempat makan ataupun ke pertokoan. Apalagi kami sangat sibuk sehingga waktu untuk bertemu hanya singkat. Paling malam mingguan pergi makan atau nonton. Yah namanya orang pacaran tentunya kami juga pernah berpegangan tangan dan atau sekedar berciuman, tak lebih. Apalagi dia amat religius dengan kebiasaanya yang mengenakan penutup kepala.
Tetapi aku merasa Alya seakan tak ingin hubungan kami ini diketahui orangtua ataupun keluarga besarnya. Aku telah berulang kali memintanya agar hubungan kami ini di ketahui orangtuanya, namun dengan alasan demi kelangsungan hubungan kami ini, Alya selalu menolaknya.
Hingga akhirnya aku nekad dan berkunjung kerumahnya. Karena menimbang hubungan ini sudah menginjak tahun ke-5 dan aku ingin melangkah ke jenjang lebih jauh, membina rumahtangga bersamanya. Namun apa yang ku terima .Betapa hancur dan pedihnya perasaanku disaat aku mendapat penolakan yang amat keras dari ayah dan ibunya Alya. Bahkan mereka menyatakan bahwa Alya telah dicalonkan dengan seorang laki laki yang masih kerabat dekatnya. Di tambah lagi dengan alasan bahwa aku yang berbeda suku bangsa dengannya tak pantas masuk dalam keluarga besar mereka.
Akhirnya aku dapat memahami, bahwa hal inilah yang menyebabkan Alya tidak juga segera memberitahukan hubungan kami kepada orang tuanya. Dari selentingan kabar yang aku dengar dari karyawan Alya, bahwa perjodohan itu karena ayah Alya tidak mau anak gadisnya jatuh ketangan orang yang tidak jelas asal usulnya apalagi yang datang dari luar pulau seperti aku ini.
Semenjak itulah hubunganku dengan Alya semakin merenggang dan hampir dipastikan putus ditengah jalan. Di tambah lagi saat aku memergokinya tengah makan malam dengan calon suaminya itu. Hingga berujung akhirnya aku mendapat undangan pernikahannya yang dilaksanakan dengan amat mewah di sebuah hotel ternama dikota ini. Aku menyempatkan datang menghadiri resepsi pernikahannya itu dan menjabat tangannya sambil mengucapkan semoga berbahagia. Diapun mengucap terima kasih atas kedatanganku. Sempat aku lihat ada raut sedih dimatanya.
Meskipun begitu sakit, namun aku merasa lega bahwa dia tetap suci hingga menikah dengan suaminya ini. Akhirnya aku pun semakin terpuruk dan merasa kalah oleh keadaan sehingga akhirnya aku memutuskan untuk mengirimkan surat ke kantor pusat agar segera di mutasi atau pindah kedaerah lain. Jujur saja aku tak sanggup di kota ini.
Rupanya kantor pusatpun memang merencanakan menarikku kembali ke Jakarta karena target dan planning perusahaan tercapai. Akupun segera kembali ke Jakarta tanpa mengucapkan selamat tinggal padanya.
- Kisah Winda 1
- Kisah Winda 2 (Renew)
- Sang Penyanyi
- Terimakasih Auto 2000
- Gairah di Masa Lalu
- Gelora Gadis Muda
- Bercinta Lagi
- Pantai Membara
# # # # # # # # # # #
AKHIRNYA KUDAPATKAN JUGA
(Remake version)
Cerita ini adalah true story yang diceritakan kepada penulis. Thank for Ganang atas ceritanya. Versi awalnya di muat pada salah satu situs yang kini telah alm.
Aku seorang pria berusia 32 tahun saat cerita ini terjadi. Aku lahir di Jakarta pasangan orangtua yang berasal dari Surabaya dan Solo. Aku pernah ditempatkan di kota Padang oleh perusahaan dimana aku bekerja, sebuah perusahaan besar farmasi dan tinggal dikota tersebut kurang lebih 5 tahun. Penempatanku di kota ini adalah untuk meningkatkan penjualan lebih baik lagi, dan aku dinilai mampu untuk mencapai target-target perusahaan. Untuk itulah aku dipercaya menjadi area distributor untuk daerah ini.
Salahsatu usahaku untuk memperluas area penjualan produk perusahaanku adalah dengan mengenalkannya lebih baik lagi sehingga aku harus melakukan pertemuan demi pertemuan dengan beberapa pengusaha di daerah ini. Termasuk pula pada perusahaan yang dipimpinnya.
++++++++++++
Aku mengenalnya bernama Alya, usianya saat itu baru 22 tahun. Kecerdasan, bakat latar belakang pendidikannya yang disertai oleh kesuksesan orangtuanya, membuatnya dipercaya mengendalikan beberapa usaha milik keluarganya pada usia semuda itu.
Figurnya cantik dan menarik. Hanya saja karena terbiasa menangani dan berhubungan dengan mitra-mitra bisnisnya yang rata-rata berusia di atas dirinya yang ku yakini membuat dia menjadi sosok yang dewasa dalam berpikir disamping naluri bisnisnya yang tajam, plus lagi bakat yang di wariskan secara genetis oleh orangtuanya walaupun saat itu dia masih berkuliah di fakultas ekonomi pada sebuah Universitas di kota ini.
Awalnya hubungan kami hanya sebatas mitra bisnis, namun karena nilai penjualan produk perusahaaanku semakin besar di perusahaannya menyebabkan kami semakin sering berkomunikasi dan berdiskusi. Pertemuan demi pertemuan baik dalam forum resmi bisnis ataupun tidak membuat kami menjadi dekat dan saling tertarik. Akhirnya kami menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih.
Awal-awal pacaran amat menyenangkan bagi kami berdua. Meskipun begitu kami masih menjaga norma-norma agama dan lingkungan setempat,. Kami hanya pergi ke tempat-tempat makan ataupun ke pertokoan. Apalagi kami sangat sibuk sehingga waktu untuk bertemu hanya singkat. Paling malam mingguan pergi makan atau nonton. Yah namanya orang pacaran tentunya kami juga pernah berpegangan tangan dan atau sekedar berciuman, tak lebih. Apalagi dia amat religius dengan kebiasaanya yang mengenakan penutup kepala.
Tetapi aku merasa Alya seakan tak ingin hubungan kami ini diketahui orangtua ataupun keluarga besarnya. Aku telah berulang kali memintanya agar hubungan kami ini di ketahui orangtuanya, namun dengan alasan demi kelangsungan hubungan kami ini, Alya selalu menolaknya.
Hingga akhirnya aku nekad dan berkunjung kerumahnya. Karena menimbang hubungan ini sudah menginjak tahun ke-5 dan aku ingin melangkah ke jenjang lebih jauh, membina rumahtangga bersamanya. Namun apa yang ku terima .Betapa hancur dan pedihnya perasaanku disaat aku mendapat penolakan yang amat keras dari ayah dan ibunya Alya. Bahkan mereka menyatakan bahwa Alya telah dicalonkan dengan seorang laki laki yang masih kerabat dekatnya. Di tambah lagi dengan alasan bahwa aku yang berbeda suku bangsa dengannya tak pantas masuk dalam keluarga besar mereka.
Akhirnya aku dapat memahami, bahwa hal inilah yang menyebabkan Alya tidak juga segera memberitahukan hubungan kami kepada orang tuanya. Dari selentingan kabar yang aku dengar dari karyawan Alya, bahwa perjodohan itu karena ayah Alya tidak mau anak gadisnya jatuh ketangan orang yang tidak jelas asal usulnya apalagi yang datang dari luar pulau seperti aku ini.
Semenjak itulah hubunganku dengan Alya semakin merenggang dan hampir dipastikan putus ditengah jalan. Di tambah lagi saat aku memergokinya tengah makan malam dengan calon suaminya itu. Hingga berujung akhirnya aku mendapat undangan pernikahannya yang dilaksanakan dengan amat mewah di sebuah hotel ternama dikota ini. Aku menyempatkan datang menghadiri resepsi pernikahannya itu dan menjabat tangannya sambil mengucapkan semoga berbahagia. Diapun mengucap terima kasih atas kedatanganku. Sempat aku lihat ada raut sedih dimatanya.
Meskipun begitu sakit, namun aku merasa lega bahwa dia tetap suci hingga menikah dengan suaminya ini. Akhirnya aku pun semakin terpuruk dan merasa kalah oleh keadaan sehingga akhirnya aku memutuskan untuk mengirimkan surat ke kantor pusat agar segera di mutasi atau pindah kedaerah lain. Jujur saja aku tak sanggup di kota ini.
Rupanya kantor pusatpun memang merencanakan menarikku kembali ke Jakarta karena target dan planning perusahaan tercapai. Akupun segera kembali ke Jakarta tanpa mengucapkan selamat tinggal padanya.
++++++++++++
Terakhir diubah: