Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[nabirongx] BERCINTA LAGI

nabirongx

Suhu Semprot
Daftar
12 Feb 2016
Post
3.199
Like diterima
1.756
Bimabet
Kisah ini terjadi pada tahun 2004. Merupakan pengalaman pribadi yang ditulis oleh penulis sendiri, disajikan untuk dinikmati oleh para pembaca sekalian.

Sama seperti kisah yang saya publish sebelumnya, kisah ini pun pernah dimuat pada sebuah situs yang kini telah mati... Sengaja di Re-publish agar yang belum pernah membacanya ataupun bagi yang pernah, dapat meng-apresiasi-nya.

Tentunya ada sedikit perbaikan agar ceritanya lebih baik

Ada kalanya waktu dan kesempatan yang menempatkan manusia pada situasi yang menggoda… kembali pada manusia nyalah semua keputusan yang akan menimbulkan pusaran jalan hidup. Entah lurus entah pula dapat berbelok…

Terimakasih
 
Terakhir diubah:
Saat itu Dino yang bekerja pada sebuah perusahaan konstruksi ditugaskan untuk memimpin sebuah proyek konstruksi di Kabupaten Ciamis, pada sebuah kota kecamatan yang berjarak 1 jam perjalanan dari Kota Banjar di Priangan Timur. Dino sendiri telah menikah dengan selama hampir 1 tahun namun belum dikaruniai seorang anaknya pun. Ini adalah kesepakatan dengan istrinya yang tengah kuliah lagi.

Kota kecamatan itu sendiri tidak terlalu besar tetapi karena merupakan lintasan menuju sebuah objek pantai wisata yang cukup terkenal di Jawa Barat, sehingga menjadikan kota kecil tersebut cukup ramai dibanding kota kecamatan lainnya.

Sesuai dengan kesepakatan dengan bos-nya, Dino pulang ke Bandung setiap 2 minggu sekali, ke kota asalnya yang berjarak lebih kurang 4-5 jam perjalanan.
Awalnya dengan beban dan tanggung jawab pekerjaan yang cukup berat mewakili perusahaan di lokasi, Dino tenggelam dalam kesibukan yang berkepanjangan, dan tak mempunyai waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Oh ya, mes yang disediakan oleh perusahaan terletak di muka pemukiman berjarak sangat dekat dengan lokasi pekerjaannya.

Sampailah pada suatu hari, Ali salah seorang mandornya yang sebaya bercerita bahwa di belakang mes ada seorang wanita muda tinggal dan sering melewati mes sebagai jalan untuk keluar masuk menuju rumahnya. Dino pun penasaran karena apa yang diceritakan sang mandor mengusik penasarannya.
Akhirnya rasa penasarannya terobati saat istirahat makan siang, sembari mengaso dengan Ali sang mandor itu dibelakang mes, wanita muda itu lewat. Wajahnya yang tanpa polesan apapun tak menghilangkan kecantikannya, dengan rambut hitam bergelombang, melenggang melewati mereka.

”...Pak....itu dia yang saya ceritakan tempo hari ” ujar Ali bersemangat
”...Oooo....itu ” sahut Dino seraya mengiringi langkah sang wanita itu menghilang dari pandangannya.

Kembali mereka berdua terlibat dalam pembicaraan serius mengenai pekerjaan yang tengah berlangsung. Tak lama kemudian wanita muda itupun kembali melewati mereka. Timbul keinginan Dino untuk mengenalnya.

”Mba’..., boleh kenalan?” tanya Dino. Wanita muda itu tersenyum manis seraya menghampiri. Dino dan Ali langsung bangkit dari duduknya dan menyambut uluran tangannya.
”Dino......” ujar Dino.
”Astri.....” ucapnya lembut.

“Bapak-bapak ini tinggal disini kan..?, tanya Astri. “Enak sekarang mah…, jadi rame, biasanya agak ngeri lewat disini , apalagi kalau sudah malam” terangnya.
“Emang rumahnya dimana…?” tanya Dino.
“Itutuh…, yang bercat hijau di belakang”, terangnya lagi.
“Oooo tetangga rupanya “ ujar Dino. “Baru tau saya…”
“Si Mas nya ga pernah keliatan sih…, sibuk ya..?” senyumnya sambil matanya berkerjab manis.
“Hehehehe…”kekeh Dino mengakui pendapat wanita itu.

Selanjutnya pembicaraan mereka lancar mengalir sampai pada akhirnya.

”Mas Dino tadi saya dengar ringtonenya lagu Cindai-nya Siti Nurhaliza ya?” tanyanya. Memang saat dia tadi lewat mereka berdua tengah mengutak-atik ringtone ponsel Dino.
”Iya memang kenapa? Suka?” Dino balik bertanya.
”Minta dong..........” imbuhnya lagi. Waduh pikir Dino gimana caranya karena dia tak tahu cara mentransfer ringtone (maklum hp baru inventaris kantor). Idenya muncul seketika.
” Waduh sekarang saya agak sibuk bagaimana kalo hp-nya ditinggal saja, nanti sore pokoknya tau beres ringtone itu sudah ada dalam hp-mu.....” tanggap Dino dengan penuh hati-hati.
”Nggghh....... Ok deh tapi jangan bohong ya?” ucap wanita muda itu lagi.
”Kalo perlu nanti mas antarkan ke rumah....” lanjut Dino lagi yakin.

Wanita muda itupun menyerahkan ponselnya dan Dino dengan berbunga-bunga menerimanya. Dapat deh nomer hp-nya....!

Setelah memanggil salah seorang supliernya akhirnya Dino siang itu berhasil mentransfer ringtone tersebut ke hp milik wanita muda itu dan seperti janjinya Dino menyerahkan hp itu sorenya ke rumah pemiliknya.

Malam itu dengan hati-hati menjelang tidur Dino mencoba meng-SMS Astri. Dia tak berharap banyak karena tidak mengetahui kondisi wanita itu sebenarnya. Tak dinyana SMS balasan pun datang. Malam itu mereka ber-SMS ria sampai menjelang subuh. Begitu juga esoknya, malamnya juga begitu.

++++++++++++

Hingga pada suatu malam Dino terpaksa harus ke rumah salah seorang pekerjanya, yang tinggal masih di seputaran lingkungan messnya, namun ia tak tau jalan. Terbit ide cemerlangnya saat teringat pada Astri. Disampaikanlah oleh Dino keperluannya tersebut, awalnya Astri menolak, namun setelah Dino memintanya dengan amat sangat, Astripun akahirnya bersedia. Mereka berjanji bertemu di depan Mess. Dino menmbuntuti langkah Astri berkel;ok-kelok pada beberapa gang hingga akhirnya sampailah ke rumah pekerja tersebut. Dan setelah Dino menyampaikan maksudnya menemui Aep, Aep pun akhirnya minta ijin pamit sebentar untuk megurus keperluan yang disampaikan Dino tadi. Dan, tinggallah mereka berdua duduk bersisian di kursi.

Dino melirik wajah oval di sampingnya yang tengah menunduk, menyiratkan garis kecantikan yang alami. Timbul hasrat dan inginnya menikmati keindahan itu lebih dekat. Entah darimana datangnya keinginan itu membuat ia memberanikan diri.

”Astri......”panggil Dino perlahan.
”Ya mas....” sahutnya perlahan, memalingkan wajahnya menatap dengan kedua mata indahnya.

,Duh, mata yang indah sangat mendebarkan jantung' Memandang Dino bak sebuah cahaya bulan purnama.

Waktu serasa berhenti saat itu.

Tangan Dino meraih dagu lancipnya dan menggerakkan wajahnya mendekati wajah oval yang membinarkan keindahan itu. Saat wajah Dino hampir menempel, tiba-tiba Astri menunduk.. Dadanya seolah berdentam riuh menggemakan hasrat yang makin menguat. Dino tak berhenti dan menjatuhkan kecupan lembut di keningnya.

Setelah berhasil meredakan gemuruh dalam dadanya, Dino kembali menggamit dagu lancip itu, mendekatkan wajahnya kembali perlahan, seraya memandang dalam-dalam kedua bola mata indah itu. Napas hangatnya menerpa permukaan wajah wanita muda itu. Astri memejamkan matanya dan perlahan bibir Dino berlabuh lembut pada kelopak bibir ranum Astri. Ringan saja kecupan tersebut namun menyentakkan ribuan voltase gairah pada mereka.

Astri tak lagi berusaha menghindari kecupan tersebut. Kembali bibir Dino berlabuh di permukaan bibir wanita sintal itu sesaat setelah tadi sempat menjauh. Dikecupnya lagi perlahan, dan mulai melumati kedua bibir ranum itu menggoda gairah primitifnya. Astri yang tengah terpejam mengimbangi lumatan yang melanda kelopak bibirnya hingga kedua pasang bibir mereka berpalun – palun saling dirasuki gairah yang mulai terbit.

Kecupan dan lumatan Dino bergerak menjauhi bibir Astri, menjalar pada sepanjang rahangnya yang melengkung indah, bergeser turun menjelajahi leher jenjang yang memutih bak pualam. Bergerak terus keatas menuju wilayah belakang telinga dan mengulum cuping telinga tersebut dengan lembut. Terasa tangan wanita muda itu memegang erat pergelangan Dino.

“...Masss....” desis lirih Astri mulai terdengar perlahan.

Namun, tiba-tiba terdengar kecipak langkah mendekati rumah Aep. Seketika Astri mendorong dan membenahi wajahnya yang memerah seraya menarik napas guna meredakan gemuruh gairahnya yang tadi terpicu. Aep muncul di pintu dan melangkah masuk. Setelah menyelesaikan keperluannya dengan Aep, Dino beranjak pulang kembali dengan diantar Astri.

++++++++++++

Pada malam ketiga setelah peristiwa di rumah Aep, mereka ber-SMS ria. Topik yang mereka bahas menjadi lebih intim hingga menyerempet masalah seksualitas. Tak disangka SMS balasan Astri pun tak kalah ’panas’nya, dari seksualitas umum hingga detail- detail hubungan suami istri. (Astri adalah seorang janda muda beranak satu yang ditinggal suaminya menikah dengan wanita lain empat tahun yang silam) pun dibahas mereka. Dino menyatakan dalam SMSnya bahwa ia adalah tipe lelaki yang selalu mendahulukan kepuasan pasangannya dalam bercinta. Astri meledeknya hingga Dino pun panas dan menantangnya. Gayungpun bersambut, namun Astri tak menolak meski juga tak mengiyakan.

Hingga suatu siang berselang sehari setelah SMS intim mereka, menjelang istirahat, ponsel Dino berdering, diliriknya LCD-nya, SMS dari Astri.

“Mas bisa kerumah sekarang Astri pengen ngobrol, lewat belakang aja ya...”,

‘Apalagi yang mau dibicarakannya setelah SMS-SMS ’panas’ kemarin detak Dino dalam hati. Segera Dino beranjak seraya berujar pada mandor dan satpam proyek,

”Saya ke mes dulu mo buang air”,

Dengan langkah tergesa Dino melangkah menuju mes, melewati halamannya, berbelok ke kiri menjejeri jalan di samping mes terus ke belakang, melewati pagar dan berbelok kekanan hingga tertumpu pada pintu belakang rumah Astri. Perlahan mengetuk pintu yang segera dibukakan…

Wanita muda itu berdiri di pintu mengenakan kaos tanpa lengan bertali kecil melingkari pundaknya , menatapnya dengan sunggingan senyum manis.

”Masuk mas...., Cuma ada Astri saja ko, bapak, ibu dan Putri (anaknya) sedang ke Banjar” ,imbuhnya.

Dino melangkah masuk sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Seraya menutup pintu Astri mengemasi safety shoes Dino dan memasukkannya ke dalam.

”Disini saja ya mas duduknya.....”,ujarnya seraya menyodorkan sebuah kursi bulat.
”Mo bicara apa.....” ,tanya Dino.
”Lagi suntuk aja, daripada bengong mending ngajak ngobrol mas” ,terangnya tersenyum seraya menyisiri rambut ikal legamnya yang terlihat lembab dengan jemari lentiknya.

‘Mungkin baru habis mandi dia..’ batin Dino. Pembicaraan mereka mengalir lancar diselingi canda-canda kecil, mencairkan suasana yang tadinya agak kaku. Hingga......

”Eh.....mengenai SMS semalam tadi itu serius....?” ,tanya Dino memberanikan diri untk mengusir keraguannya.

Wanita muda itu tak menjawab. Dia hanya menunduk sambil menatap tajam dengan kedua sudut mata indahnya. Dino beranjak mendekat dan berjongkok menghadap Astri. Sebelah tangannya mendarat pada bahu yang mulus telanjang itu, tangan kanannya menggamit dagu lancip yang beberapa hari lalu di kecupnya. Mendongakkan wajah ovalnya sambil menatap kedua bola mata yang indah itu. Merasakan waktu melambat saat bergerak mendekatkan wajahnya, menghembuskan napas hangatnya, menyaksikan terpejamnya kedua bola mata indah itu dan mendaratkan kecupan yang perlahan-lahan berubah menjadi lumatan-lumatan liar pada bibir ranum yang lembut itu.

Lidah Dino menjalari permukaan bibir ranum itu, menggodanya hingga kedua bibir itu membuka perlahan. Menjalari bagian dalam bibirnya dan kembali mengulum pada bibir atas dan bawahnya bergantian. Kedua tangan Astri meraih keatas dan merangkul bahu dan leher Dino. Ciuman dan lumatan bibir Dino makin bergelora, Astripun membalas dengan tak kalah ’panas’nya.

“...Hmmmhhhh.....” ,desahnya perlahan diselingi kecipak dua pasang bibir mereka bergelut saling membelit di dalam rongga mulut Astri.

Dino meraih tubuh sintal tersebut dan merebahkannya di karpet lembut di ruangan tersebut. Kembali lidah Dino menjalar dari kedua bibir ranum bergerak menyusuri rahang terus mengecup urat leher yang membentuk formasi penyangga kepala itu dengan bergairah. Terus keatas ke balik cuping telinga yang melancip, menjilati dan melumati wilayah itu dengan tekun.

”.......Mhmass....”, rintih Astri perlahan seraya membelalakkan mata indahnya menikmati sensasi yang tak terbendungkan lagi membangkitkan gairahnya yang terpendam selama empat tahun ini.

Tangan Dino tak tinggal diam mulai menjalar meraba - elus permukaan buah dada yang masih terbalut pakaian itu. Melingkari bukit membusung itu dengan jarinya, berputar mengirimkan jutaan sengatan kenikmatan. Terus turun ke bawah menemukan tepian kaos dan menyelusup ke dalam. Merabai…, mengelusi permukaan kulit yang halus dengan jemarinya.

“...Mmmhhhh...... oohhhh” ,erangan demi erangan dari bibir wanita muda itu mulai terdengar diselingi kecipak bibir yang berpadu.

Tanpa mereka sadari pakaian Astri telah tersingkap di bawah tindihan Dino. Merasa tak leluasa ditariknya kaos tanpa lengan tersebut sekalian dengan cekatan jari Kino melepas kait bahan pembungkus buah dada wanita muda itu. Astri yang saat itu tengah di amuk nikmat tak kuasa menghindarkan bahan pembungkus miliknya itu lepas dari tempatnya, membebaskan isinya menjulang lepas, memampangkan kemulusan yang memutih membulat padat dengan puncak berselimut noktah mungil merah kecoklatan.
 
Terakhir diubah:
Dino beranjak bergerak turun diikuti pandangan mata Astri yang menatapnya dengan sayu. Lidah dan bibir lelaki itu mengecup tonjolan melengkung pada pangkal leher wanita itu seraya menjalar terus kebawah, menjilati permukaan kedua bukit yang padat membusung pada dada wanita muda itu bergantian. Hingga....

“...Ahhhh.....mas....”,erang wanita muda itu menggigil seraya menggeliatkan tubuh bagian atasnya saat kedua bibir Dino mencucupi putik dadanya. Oh...! baginya terasa seperti didera berjuta nikmat kesangatan. Bergantian putik yang kiri dan kanan tak ketinggalan sehingga membuatnya mengkilap karena basah. Kuluman Dino pada putik yang telah mengeras itu bak sengatan yang menambah pasok kenikmatan yang makin menggelegak. Kedua tangannya mengerumasi rambut Dino dan terkadang menyelusup ke balik kaos pada punggung seakan-akan mencari pegangan kuat atas gelombang nikmat yang tengah menderanya.

Sembari mencucupi kedua putik di dada yang padat membusung itu tangan Dino bergerak turun menemukan kancing jeans di pinggang Astri, melepas kait dan rits-nya seraya mencium- jilat permukaan perut yang mulus rata itu. Tangan Dino meraih ban celana jeans itu dan menariknya turun dengan perlahan.

Wanita muda itu membantu dengan mengangkat pinggulnya sehingga jeans itu pun lolos dengan mudah memampangkan kedua batang paha jenjang nan mulus ditumbuhi bulu halus berkilau ditimpa sinar matahari siang yang menerobos tirai jendela.

Dino bangkit dan melepas kaosnya di bawah tatapan Astri dengan napas yang memburu. Melonggarkan ban pinggangnya dan meloloskan celana. Mereka kini dalam keadaan hampir telanjang dan hanya secarik kain yang menutupi sela paha masing-masing.

“...ouuhhh…, mas...., ahhhh......” ,erang Astri tatkala mulut Dino mencucupi kewanitaannya yang masih terbalut kain tipis itu. Kedua tangan Dino tak tinggal diam mengelus dan merabai kedua bukit yang membusung di dada wanita muda itu. Jari Dino lalu turun dan mengelus permukaan paha jenjang yang mulus itu, menyelinap ke balik karet penutup sela paha Astri dan mengurut perlahan.

“...Oghhhh.....” ,Astri tersentak saat jemari Dino menyelusup ke dalam kewanitaannya yang telah lembab itu. Matanya yang indah terbelalak seraya menggelinjang dengan napas seperti tersedak.

Seluruh permukaan bagian dalam kewanitaan itu telah basah dan berdenyut-denyut. Gerakan jari Dino mengelitik seluruh pemukaan peka didalamnya. Dino kembali menarik jarinya yang telah basah itu dan mereka saling tatap dengan napas yang memburu saat Dino mencucupi jarinya sendiri membersihkan cairan yang menempel pada jarinya.

Tangan Dino kembali bergerak meraih karet penutup sela paha wanita muda itu, mencoba menariknya !. Namun Astri kaget dan segera genggaman kedua tangan Astri menghentikan gerakan tersebut. sembari menatap tajam pada kedua bola mata Dino.

Dino mengerti agaknya wanita muda tak mengijinkannya untuk melangkah lebih jauh. Dengan perlahan Dino menelikupi tubuh wanita muda tersebut. Naluriah kedua kaki Astri membuka memberikan ruang pada pinggul Dino untuk masuk diantaranya.

Lelaki tersebut menempatkan kejantanan miliknya yang tegak terbalut pakaian dalam pada pertemuan kedua paha Astri yang juga masih terbalut carik kain terakhir. Ujung batang tersebut tepat pada lepitan terbalut kain tersebut. Dino mendorong…

“...Ahh… aauuhhh…!!!” erang Astri terdengar keras. Tubuhnya menggeliat dan menggigil. Dino bergerak konstan, mendorong dan menggosok di sana. Setiap dorongan pinggul Dino diimbangi Astri dengan gerakan menyentak pinggulnya ke atas, menyambut dorongan batang tegar tersebut agar tepat pada titik sensitifnya. Berulang-ulang gerakan seirama yang mereka lakukan seolah-olah ada yang mengomando.

Bibir dan lidah Dino kini mengulum cuping wanita muda itu, menghisap dan mengulumnya dengan bersemangat, memberikan pasokan-pasokan birahi menggiring wanita muda tersebut menuju kehendak tuntas yang semakin mendekat. Astri memejamkan matanya menikmati betapa cumbuan lelaki yang tengah menggumulinya mengobarkan kehendak birahinya yang mendasar. Tak dapat ia menghindar ataupun menolakkan setiap aksi yang dilakukan Dino, karena logikanya telah di buntukan oleh hasrat yang menuntut dan gairah yang melanda segenap titik-titik sensualnya.

Dino mengangkat tubuhnya, bergeser ke bawah, menghampiri wilayah segitiga pada pertemuan paha wanita muda itu. Jarinya menyibakkan penutup wilayah segitiga tersebut ke samping, mengelus dan meraba permukaan lepitan lembut disana. Jari tengah Dino mengelus-elus sebentuk daging kecil disana…!

Hentakan pinggul Astri semakin kuat dan cepat, mencoba mengimbangi irama jari tengah lelaki yang mengelus-elus dengan lembut. Wilayah lepitan tersebut mulai lembab oleh cairan hangat yang timbul dengan alami.

Dino beringsut lebih ke bawah seraya menyelusuri permukaan kulit dada Astri dengan lidahnya.., terus ke bawah menghampiri perut dengan jilatan-jilatan ringan diiringi tatapan syahdu Astri. Lalu Dino mengangkat wajahnya dan menatap kearah atas pada kedua bola mata wanita muda itu yang juga tengah menatapnya, meraih pinggiran berkaret carik kain terakhir di pertemuan paha mulus itu.

Sambil kedua mata mereka tak melepaskan tatapan masing-masingnya, jemari Dino kembali mencoba menggusur segitiga kain terakhir tersebut. Kini tak sedikitpun ia berusaha mencegah atau menghentikan tindakan Dino. Perlahan tapi pasti carik segitiga tersebut semakin turun menjauhi tempatnya semula. Bahkan wanita muda itu seakan-akan membantu dengan sedikit mengangkat pinggulnya guna mempermudah tindakan Dino.

Semuanya berjalan lancar dan mudah. Begitu juga pakaian dalam Dino juga ikut lepas, mereka kini tak ubahnya seperti dilahirkan, polos telanjang tak ditutupi selembar benangpun l... !!

Dino meraih kedua kaki jenjang itu, mengecupi betis Astri yang bernas itu dengan lembut, menjilati dengan lidahnya yang kasap di bawah tatapan Astri yang makin sayu, turun terus ke bawah menjilati paha bagian dalam kedua kaki itu bergantian.

“...ja....jangan mass.....”,desah Astri saat bibir Dino mendarat pada bukit kewanitaannya yang dilingkup semak meranggas.

”Nikmati aja....” ,ujar Dino. Lidah Dino menjilati permukaan lepitan yang memerah muda itu dan mendesak masuk lebih dalam.

“...Aahhhhh...... ohhhhhhh” ,erang Astri merasakan lidah Dino bak seekor phyton yang tengah memasuki sarangnya.

Menemukan sebentuk tonjolan sebesar kacang disana, menjilat dengan hisapan bertubi-tubi. Pinggul wanita sintal itu bergerak-gerak gelisah mengimbangi serbuan lidah Dino. Kedua tangannya menggerumasi rambut Dino dan menekankan kepala lelaki itu tanpa sadar.

“...Masss...... uhhhhhhhh” ,lenguhan demi lenguhan menceracau keluar dari bibir ranumnya.

Seluruh permukaan bagian dalam dari liang itu telah basah dengan aroma khas yang makin membangkitkan gairah Dino. Jilatan dan hisapan yang dilakukan Dino membakar semua sumbu nikmatnya membuat tubuh Astri yang sintal menggerinjal hebat, menggeliat-geliat di bawah tekanan kedua tangan Dino pada pinggulnya. Gelombang demi gelombang nikmat makin bergelora menyeret dirinya hingga tak tertahankan lagi.

“...massss..... ooohhhhhh” ,jerit kecilnya membahana saat klimaks menggulungnya, menerbangkan wanita muda itu ke galaksi bintang di angkasa, lalu menghempaskan dan menenggelamkan pada palung nikmat tak berdasar.

Tubuh sintalnya melenting, kedua tangannya mencengkeram bahu Dino dengan kuat. Beberapa menit situasi itu berlangsung. Dino membiarkan Astri menikmati klimaksnya dengan sepuas-puasnya, mempersiapkan wanita sintal itu untuk etape selanjutnya yang lebih bergelora.

Kemudian Dino merangkak naik perlahan, merebahkan tubuhnya diatas tubuh sintal wanita muda itu. Bergoyang ke kanan dan kekiri menyibakkan kedua paha yang mulus itu. Kedua paha Astri perlahan membuka memberikan ruang pada pinggul Dino untuk lebih merapat.

Astri membuka matanya, napasnya masih memburu dengan keringat yang terpercik pada kening dan dadanya yang bulat dengan putik membusung tegak.

“...Mass......?”,tanyanya lirih.
“...Nikmati saja ya sayang...” ujar Dino berupaya melenyapkan segala pertanyaan dan keraguan di wajah wanita muda itu.

Sambil tersenyum kedua tangan Astri menarik kepala lelaki itu kearahnya, melumat dengan ganas bibir Dino. Sambil menatap mata Astri yang kini meredup, Dino kembali bergerak menggosok...., meluncurkan batang kenyal miliknya menelusuri permukaan lepitan kewanitaan Astri. Maju - mundur menikmati setiap gesekkan batang kenyalnya yang melintang pada permukaan kelembaban yang menawarkan nikmat tak terkira itu.

“...Ohhh..., mas...., ya disana...”, Kembali erangan dan lenguhan Astri meningkahi gerakan lelaki itu setelah mengerti dan menyadari maksud lelaki yang menindihnya.

Kedua tangan Astri yang tadi memeluk leher Dino, kini meluncur ke bawah guna menemukan kedua bola pinggul Dino dan segera di cengkramnya dengan ketat, menekankan lebih kuat ke bawah seiring dengan gerakan kedua kaki jenjangnya mengunci di belakang pinggang Dino.

Dino bergerak maju mundur merasakan setiap sentuhan lepitan kewanitaan Astri yang lembab menggosok batang kenyalnya. Naluriah Astri bergerak menyambut dengan gerakan seirama selagi batang kenyal itu menggerus lepitannya. Gerakan mereka semakin kompak. Sesekali ujung membola kejantanan Dino tak sengaja menusuk...

“...Ohh.....” desis Astri merasakan ujung membola kejantanan Dino menyeruak hangat, menyentuh permukaan lembut bagian dalam kewanitaannya. Tak dalam hanya kurang dari tiga sentimeter namun sanggup mengirimkan berjuta – juta sengatan nikmat tak terperi. Rasanya bagi Dino seakan – akan ujung kejantanannya diselimuti kelembutan yang kenyal mencekal.

Dino mengangkat tubuhnya hingga duduk berselonjor. Mengangkat pinggul wanita muda menumpu pada kedua pahanya. Kedua kaki jenjang Astri menekuk di sisi tubuh Dino dalam posisi masih terbuka. Kewanitaannya terkuak, memerah muda dalam kebasahan yang semakin siap. Seraya menggenggam pinggul Astri dengan tangan kirinya, Dino mengarahkan batang kejantanannya tepat pada lepitan kewanitaan wanita itu. Dengan memegang batang pejalnya Dino mendorong kedepan.....

“...Mass....?”, suara bernada pertanyaaan itu terdengar lirih .

Dino mendorong kembali, tak mau terlalu dalam, hanya ujung batang pejalnya menyeruakkan lepitan di bawah sana. Astri memahami maksud tindakan Dino, dan kedua tangan Astri menggenggam lengan Dino yang menahankan dorongan agar tak terlalu jauh. Dino bergerak...

Dengan jarinya yang menggenggam batang kejantanan sebagai pembatas, sehingga hanya kepala membolanya saja yang menyeruak, Dino menggerakkan batang pejal itu naik turun pada sepanjang lepitan itu, menggosoki permukaan didalam kewanitaan wanita muda itu.

“...Ooooohhhh.....,ohhhh....!!” , lenguh Astri keras.

Pinggul indahnya menggerinjal-gerinjal mengimbangi gerakan ujung membola kejantanan Dino. Gelombang kenikmatan yang di terimanya semakin menderu – deru menyeret dirinya semakin tak terkendali. Menyadari hal itu Dino melepaskan genggaman jarinya, memindahkan kedua tangannya dan menggamit kedua lutut wanita itu, membelainya dengan perlahan…

“...Oooohhh......mass...”, erang Astri berulang kali.

Kini pinggul indah Astri mengambil alih, bergoyang, berputar- mutar dengan lincah. Gerakan itu menyebabkan kewanitaannya yang telah basah itu serasa di aduk – aduk oleh ujung membara batang pejal Dino. Makin tak terkendali dan semakin liar gerakan pinggul Astri. Terasa makin mencanduinya. Kedua jemarinya yang lentik itu kini bergerak menjangkau kaki Dino dan bertumpu pada lutut Dino. Tubuh indahnya terangkat , hanya bahunya yang menempel pada karpet. Dengan begini Astri leluasa menggerakkan pinggulnya, berputar – putar, mengayun naik turun. Ayunan pinggul itu semakin cepat saja.....
 
Terakhir diubah:
“...Ohh.., mass.....?”,panggilnya lirih.
“...Hmmm.....”,gumam Dino.
“...Pandang mata Astri mas.....”,pintanya perlahan.
“...ya........, ada apa.....?”,tanya Dino.
“...rasanya..., semakin..., gilaa...”, sahutnya lagi.
“...ben..ner.. sayang.....”, tambah Dino.
“...Masssh.....”, panggil Astri kembali.
“...Ash....Astri tak kuat bertahan begini ..... ingin lebih.....” ujar wanita muda itu parau, matanya meredup hampir terpejam. Dino tak menjawab hanya menatap wajah yang merona merah yang dibasahi peluh disana sini itu. Lalu.....
“...Ohhh..... mass..!”, jeritnya kecil seraya mendesakkan pinggulnya memutar perlahan.

Tubuhnya bergetar dengan paha mengejang. Perlahan batang pejal Dino tenggelam mili demi mili di telan kelembutan kewanitaan Astri. Tiba–tiba tubuhnya menaik mencoba duduk, memeluk ketat leher Dino, menggigit kecil pundak tegap itu dan menarik tubuhnya turun, hingga seluruh batang kejantanan Dino terbenam utuh.....!!!

”Ahhh.......!!”jerit wanita muda itu panjang.

Langsung tubuh indah itu merebah ambruk menyeret tubuh Dino bersamanya. Dan kedua kaki jenjang itu langsung bersilangan di belakang mengunci pinggang Dino. Dengan napas tersengal – sengal mereka berbaring melekat erat, telah bersatu padu. Dino mengangkat wajahnya menatap wajah berpeluh itu seolah tak percaya, semuanya begitu cepat berlangsung hingga ia tak sempat berpikir. Wanita sintal itu mengecup kening Dino, sambil tersenyum mengganggukkan kepalanya perlahan.

“...Mass.... ohhh......”’ pintanya lirih. Terasakan oleh Dino bagaimana seluruh dinding lembut dalam liang kewanitaan wanita sintal ini mencekal erat kejantanannya. Dino bergerak naik hingga kejantanannya terlepas kembali dari cekalan nikmat liang sesaat tadi.

”Mmmhhh...... uhf”, Dino mendesis menyatakan gairahnya yang membakar jiwanya.

Hampir tak tertahankan lagi, kedua tangan Dino bergerak turun menemukan kedua paha jenjang wanita muda itu. Terdiam sejenak sambil menarik kedua kaki jenjang itu keatas melewati lengannya, mengunci kedua lutut tersebut dengan lengan dan sikunya. Sehingga pinggul wanita muda itu mengangkat menguakkan kewanitaannya ke permukaan dan kembali bergerak...

”Ah...mass....lagi...lagi.... sekarang....!”,pintanya parau.
”Sungguh...? ” ,tanya Dino kurang yakin.
”Sekaraaanng........mass, ssekaraaang...!!!, Astri ’ga... tahann lagi… ayoo..!” ,rengek wanita sintal itu lagi seraya menekan bokong Dino kearah tubuhnya lebih erat, memohon penyatuan ikatan yang sempurna.
”Ayo.... mass........ ya.....!”,rintihnya lagi sambil mengangguk tatkala Dino menempelkan ujung batang kenyalnya ke permukaan lepitan kewanitaan Astri dan bersiap mendorong.......

Ujung membola batang kenyal Dino yang tegak dari tadi mendesak dan.......

“...masss...”,terdengar lirih Astri memohon.
”...Mass......!”,jerit Astri. ujung membara batang kenyal Dino kembali membelah lepitan kewanitaannya. Kedua bola matanya membeliak. Tetapi tubuhnya menggigil seperti demam dan cengkeraman kedua tangannya semakin kuat pada bola pantat Dino.

”...Ahh.......!!!” ,rintih Astri keras.

Tubuhnya mengejang dan dengan kepala mendongak tatkala Dino bergerak mendorong perlahan. Mata indah wanita sintal itu membeliak menikmati mili demi mili penetrasi tersebut dengan napas seperti tersedak, wajahnya yang merona merah berkeringat terlihat sangat ekspresif makin membuat Dino bersemangat, sesaat Dino kembali mendorong pinggulnya dengan perlahan membenamkan batang kejantanannya seutuhnya ke dalam tubuh wanita muda itu. Sungguh pemandangan yang dramatis menyaksikan ekspresi wanita muda ini saat di’tembus’.(Moment yang masih terekam hingga kini dalam ingatannya)

”Pekerjaan utamanya selesai sudah dan tinggal menyelesaikan sisanya”, pikir Dino. Dia mulai bergerak perlahan naik turun, merasakan jepitan dan denyutan dinding kewanitaan milik Astri mengurut dan memijat batang kejantanannya. Gesekan urat-urat batang kejantanannya pada permukaan lembut melembab dalam kewanitaan Astri merupakan sensasi yang makin menggiringnya pada gelombang – gelombang yang makin membulak-bulak menyala-nyala membakar hasratnya.

“...Ohh...massss....yah.......uhhhhh...”,erangan Astri semakin keras tak beraturan lagi, menceracau seperti orang kerasukan.

Tubuh sintalnya yang telah berkeringat di sana sini mengelinjang-gelinjang dengan hebat ditingkahi gerakan naik turun tubuh Dino diatasnya. Kaki kanannya terlepas dari siku Dino dan mengunci ke belakang pinggang lelaki itu.

Terkadang Dino berhenti sejenak, tetapi dengan mengedan mendenyut-denyutkan batang kejantanannya di dalam kewanitaan Astri menimbulkan variasi tekanan yang berbeda - beda pada permukaan dinding lembut di dalamnya. Peluh telah bercucuran membasahi setiap jengkal tubuh mereka. Pendakian ke puncak klimaks yang sangat melelahkan ini tak membuat mereka berhenti untuk memacu biduk cinta semakin cepat. Gerakan mereka seirama di pandu denyut – denyut birahi yang semakin menggetarkan permukaan genderang asmara. Bertalu – talu semakin cepat berdentam – dentam merasuki sukma.

“...Ohh,.......aaaaah,.....”,jerit kecil Astri terdengar setiap denyut-denyut batang kenyal dalam tubuhnya menyentuh pusat birahinya.

“...Lagiii.....!!! teruss........ahh.....” ,ceracau Astri tak beraturan. Dino terus bergerak naik turun diatas tubuh indah Astri, yang merasakan setiap batang pejal itu menghunjam rasanya seperti dipenuhi oleh uap membara dan setiap di tarik tubuhnya terasa terhisap oleh pusaran gairah serta kecipak merdu terdengar dari setiap gerakan mereka yang makin cepat. Tubuh sintal Astri mulai menggigil dan Dino tahu saatnya telah hampir datang bagi wanita muda yang saat ini ditindihnya, dan ia pun memacu gerakan memompanya, bagai piston mesin kejantanannya menghunjam keluar masuk kewanitaan Astri semakin cepat.

“...Ya mass..... ohhh..’ga tahan...lagiii...!!!”,jeritnya parau
“...Ahh.... massssss...........!!!”.
“...As…Astri sampaii mas...,samm…paii masss..., ohh !!!” ,jerit Astri.

Saatnya puncak klimaks kembali menyeret, menggulung dan menghempaskannya pada nirwana berwarna warni. Wanita sintal itu melengkungkan punggungnya, kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokong bulatnya naik-turun menyentak berkali-kali, keseluruhan badannya berkelojotan dengan nafas tersengal-sengal, menjerit serak dan...,

Astri berkelojotan di bawah dengan kedua tangannya memeluk ketat dan kakinya terkangkang lebar dengan kejantanan Dino terjepit di dalam liang kewanitaannya. Liang tersebut berdenyut – denyut dengan cepat, berkontraksi mengurut batang pejal Dino seakan hendak memeras isinya hingga tak bersisa. Akhirnya larut dalam klimaks total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan mengisi dirinya. Keseluruhan tubuhnya terasa lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berlolosan.

Dino bergerak makin cepat walaupun makin sulit, karena kuncian tangan wanita muda itu, dan dengan napas memburu mengejar puncak yang tengah dinikmati Astri. Makin cepat menghunjam dan akhirnya tak tertahankan lagi dengan suatu sentakan menekan keras batang kejantanannya hingga menyentuh dasar kewanitaan Astri, batang pejalnya menggelegak sesaat....

“...Oughhh...........”, seraya menggeram Dino melepaskan beberapa kali semburan lava kentalnya dalam liang kewanitaan Astri.

Berkali-kali semburan itu terulang hingga daya semburnya melemah dan mereda, lalu tubuhnya ambruk diatas tubuh Astri.

Setelah mereda Dino menggeliat menjatuhkan tubuhnya ke sisi Astri. Berdua mereka terdiam dalam rasa masing-masing. Astri bergerak menjatuhkan kecupan ringan di pipi Dino.

”...Makasih mas......., mas gile beneerrr.....” ujarnya dengan nada surprise, beberapa saat setelah semuanya mereda. Wajahnya merona…, segar sekali keliatannya.

”Apanya yang terimakasih, malah mas ragu tadi kamu beneran saat..........” ujar lelaki itu sambil merapihkan rambut yang jatuh di wajah wanita muda itu.
”Tadinya sih iya begitu....., tapi Astri ga kuat menahankan cumbuan mas apalagi setelah mas bilang nikmati aja tadi.........., ya sudah Astri nikmati aja..., dan ternyata ga cukup hanya itu saja... hingga itu tadi..” ujar Astri mengecup kening Dino.
”Terus terang baru dengan mas inilah....., Astri baru tau klimaks itu seperti apa, wuihhh...., bukan main rasanya”,imbuhnya lagi.
”Jangan tinggalkan Astri ya mas....... ya?.”pintanya dengan wajah memohon.

Dino tak menjawab dan hanya menjatuhkan kecupan pada kedua mata indah itu.

Ternyata menurut penuturannya kepada Dino, masa - masa dengan suaminya terdahulu tak sekalipun mengalami apa yang dinamakan klimaks.

‘Berarti akulah yang telah berhasil memberikan klimaks pertama pada wanita muda ini, pikir Dino dengan bangga.

Dan percintaan mereka pada masa-masa berikutnya pun makin membara dan bergejolak...
 
Wah ..... celana Mamang jadi sempit .... aduuuhhhh ....... terusan eh terusin ......
 
: Ayayayay... Akhirnya Nubi kesampaian juga kenal dengan sang Maestro.. Suhu Nabirongx..:hore:

Salam kenal n KereAktif Suhu.. :ampun:
Nah.. kalo Nubi ga salah nge-save urutan cerita.. kisah dengan Astri ini masih akan berlanjut.. :semangat:
Judulnya .. ahh.. biar Suhu Nabirongx aja lebih berkompeten ngasih taunya ntar.. hehe..

Selama ini Nubi cuma bisa ngebaca n nikmati karya Suhu.. tanpa mengenal..
Bahkan Nubi sempet nge-save karya2 Suhu..

Yang paling bikin Nubi 'frustasi nyari' n sepanasran gimana endingnya adalah:
Kisah 3 Sahabat
1. Anti, Sang Pembuka Gerbang
2. Fitri, Gadis Binal yang Tak Terduga

Sebab baru 2 sahabat yang diceritain.. yang ketiga-nya belum.. hehe..
Dishare di mari juga donk Suhu.. plis.. (ngarep.com)
 
Terakhir diubah:
: Ayayayay... Akhirnya Nubi kesampaian juga kenal dengan sang Maestro.. Suhu Nabirongx..:hore:

Salam kenal n KereAktif Suhu.. :ampun:
Nah.. kalo Nubi ga salah nge-save urutan cerita.. kisah dengan Astri ini masih akan berlanjut.. :semangat:
Judulnya .. ahh.. biar Suhu Nabirongx aja lebih berkompeten ngasih taunya ntar.. hehe..

Selama ini Nubi cuma bisa ngebaca n nikmati karya Suhu.. tanpa mengenal..
Bahkan Nubi sempet nge-save karya2 Suhu..

Yang paling bikin Nubi 'frustasi nyari' n sepanasran gimana endingnya adalah:
Kisah 3 Sahabat
1. Anti, Sang Pembuka Gerbang
2. Fitri, Gadis Binal yang Tak Terduga

Sebab baru 2 sahabat yang diceritain.. yang ketiga-nya belum.. hehe..
Dishare di mari juga donk Suhu.. plis.. (ngarep.com)

Salam kenal kembali....
Thx sudah mampir di sini.....

Tenang 3 sahabat itu akan tayang ko sini (judul yang ditulis diatas itu).... juga lanjutan Astri tersebut....

Pernah di ...... meet community itu juga dong..?
 
saya sudah jarang onani. Tp semenjak saya rajin membaca karya om bironx, saya jd sering onani.
terima kasih om bironx
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd