Siang itu Dino tengah berada pada sebuah pesta pantai di pantai Pangandaran yang cukup dekat dengan lokasi proyek pekerjaannya. Dia tengah ditugaskan oleh bosnya untuk mengoordinir tim dari kantornya yang ikut berpartisipasi dalam event pesta pantai itu dengan mengirimkan layang–layang untuk diperlombakan saat itu.
Sedang sibuk-sibuknya, ponselnya bergetar,....
’’Mas lihat ke kanan Astri ada di perahu....’’ bunyi pesan SMS singkat.
’’Kamu juga disini..?’’ tanya Dino setelah kaget menemukan wanita yang selama ini menjadi pengisi hari-harinta selama bekerja mengelola projek di daerah ini. Menyunggingkan senyum manisnya pada jarak kurang lebih 30 meter disisi kanannya.
’’Tadi aku dengan Dudi boncengan ke sini, mas nanti kalau sudah selesai SMS Astri ya.......’’
’’Oke......’’ sambung Dino
Rasanya panas terik matahari tak sepanas gelora hatinya mengingat keberadaan Astri juga ada di pantai itu. Sudah terbayangkan olehnya tubuh Astri yang panas membara dalam dekapannya. Tak sabar rasanya menunggu bos- bos keparat itu selesai dengan acaranya.
Akhirnya saat itu datang juga...
’’Pak Dino kami mau pulang dulu, tolong urus tim kita hingga kembali nanti, OK?...’’ suruh sang Bos.
’’Siap pak...’’sahut Dino.
’’Sampai ketemu lagi ya nanti di Mess..’’salam sang Bos.
Setelah bos–bosnya berlalu dari hadapannya dengan segera di hampirinya Pak Ade, salah seorang suppliernya yang juga ikut pada saat itu.
’’Pak Ade tolong antar saya ke pantai barat..’’pinta Dino
’’Yang lainnya bagaimana pak...?’’tanya Pak Ade
’’Bilang saya ada perlu, tiga jam saja nanti kita pulang sama – sama lagi.....,acara bebas...’’ Ujar Dino.
Begitu pantatnya membenam pada Feroza Pak Ade langsung di SMSnya Astri.
’’Astri.., mas tunggu di pelataran masjid sekarang ya...’’
’’Astri ke sana sekarang mas...’’
’Oh akankan terulang kembali persetubuhanku yang panas dengan wanita sintal ini’ tanya Dino dalam hati.
Sekitar 100 meter sebelum masjid, Dino minta diturunkan dan sambil melangkah ringan menuju mesjid yang menjadi tempat pertemuan mereka.
Dari jauh telah terlihat Astri tengah duduk di temani oleh seorang temannya (Dudi). Senyuman manisnya merekah menyambut kedatangan Dino.
’Begitu manis ia hari ini’ batin Dino
’’Kemana kita.......’’tanya Dino
’’Terserah mas.......’’jawabnya riang .
’’Ayo kita jalan – jalan dulu.........’’ajak Dino.
’’Ayok lah......, Oh ya Dud tunggu aku disini ya, biar nanti kita bisa pulang barengan lagi.......’’ujar Astri.
’’Silakan......., jangan lama-lama...’’sahut Dudi tersenyum pada sahabatnya itu.
Langsung Dino menggamit lengan Astri dan beranjak melangkah, berjalan menyusuri keramaian pantai saat itu. Berpegangan tangan layaknya pasangan yang tengah di buai asmara..
Sambil beriringan langkah mereka mengarah tempat suaka alam yang memang ada di sisi lain pantai. Sambil berbincang mesra dan berpelukan mereka menikmati suasana alam yang masih asri tersebut. Dino mencoba mencari tempat yang bisa digunakan untuk berdua bermesraan dengan Astri, akan tetapi kebetulan karena saat itu pesta pantai sehingga ramai sekali, sehingga tempat yang benar-benar sesuai dengan keinginannya saat itu tak didapatkan, akhirnya dengan lesu mereka berjalan kembali ke keramaian pantai.
Pada sebuah perahu yang ditambatkan di pantai mereka sepakat duduk. Dengan hembusan angin pantai yang meniup diantara pohon waru mereka menikmati sebutir kelapa untuk menghilangkan dahaga.
Tak lama mereka disana dan seolah telah sepakat tanpa bicara, mereka berangkat menumpang becak menuju sebuah penginapan yang sebelumnya pernah di gunakan Dino waktu bersama bosnya tempo hari.
Setelah cek-in mereka langsung bergegas menuju kamar yang disediakan oleh roomboy. Dan setelah semua urusan dengan akomodasi dan tetek bengeknya tersedia, dengan cepat Dino mengunci pintu kamar, mematikan HP.
Tersenyum ke arah cermin meja rias memandang Astri yang tengah duduk dihadapan cermin tengah memandang kearah dirinya sambil merapikan rambutnya. Perlahan Dino menghampiri. Mendekapnya dari belakang, mengecup rambut legamnya yang bergelombang terurai dibawah bahu dengan lembut. Dino menggamit bahu wanita muda itu menariknya agar berdiri. Sambil berdiri mereka berdekapan, bergoyang pelan merasakan irama yang mengalun dalam pikiran mereka.
Astri yang hanya setinggi hidung Dino merebahkan kepalanya di bahu lelaki itu. Merasakan debur jantung yang berdegup teratur. Perlahan Astri mendongak memandang mata lelaki yang tengah mendekapnya, menyelami isi perasaan yang terpantul di mata itu.
’ Oh inilah lelaki yang telah mengenalkanku pada kehidupan birahi yang benar–benar tak terbayangkan sebelumnya, begitu nyata dan mencandu’. Udara terasa hangat dan waktu seolah berhenti.
Dino mendekatkan wajahnya. Napas hangatnya menyapu rambut halus di kening wanita muda itu. Perlahan mengecup kening, rambut., dan kedua kelopak mata yang menutup. Astri Mendekap makin erat. Pelukannya pada punggung Dino menyiratkan perasaanya. Dino menunduk lagi. Menjatuhkan kecupannya pada pinggir bagian kiri bibir yang menggemaskan itu Tangan Dino mengelus perlahan punggung wanita sintal itu merasakan kehangatan tubuhnya mulai meningkat.
Lidah Dino menjalari permukaan bibir ranum yang perlahan mulai membuka dengan sendirinya. Mengusap–usap dengan lidahnya yang kasap. Dan kemudian... melumat bibir itu dengan cepat, merasakan bibir Astri menyambutnya dengan hangat. Bibir mereka saling berkait, perlahan makin erat. Lidah Dino mulai menjulur menjelajahi kehangatan lembut dalam rongga basah tersebut, menggelitik langit–langit rongga mulut Astri. Merasakan napasnya mulai tersengal – sengal. Kadang lidah mereka bertemu dalam rongga itu saling membelit lincah. ’Oh sungguh harum napas wanita ini’ batin Dino.
Ciuman Dino beralih pada rahang yang melengkung indah, menjalarinya dengan lidahnya yang kasap, terus naik menemukan cuping telinga dan menghisapnya dengan llembut, terkadang bergerak ke belakang telinga,menjilati dan mencucupi memberi tekanan ringan disana.
”…Ohhh....!” desah Astri pelan. Gelombang nikmat mulai merasuki jiwanya memacu perjalanan birahinya yang terbangkit.
Tangan Dino bergerak ke balik kaos Astri menemukan kait Bh dan dengan jarinya melepas kait itu dengan satu gerakan. Lalu keduanya saling memandang, menemukan hasrat yang sama di balik pancaran mata mereka. Keduanya melangkah perlahan saling berdekapan kearah ranjang. Dan dengan cepat kembali saling berciuman dengan panas dan bergairah, dan dengan tergesa-gesa mereka saling melepas pakaian hingga hanya secarik kain tipis yang menutupi bagian paling pribadi masing-masing.
Dino membaringkan tubuh sintal Astri ke ranjang dan segera naik berbaring menyamping. Kedua lengan Astri segera memeluk leher Dino di iringi serbuan bibir mungilnya pada bibir lelaki dambaannya itu.
’Oh segeralah kasihku penuhi aku dengan luapan cintamu, buatlah aku tak dapat melupakanmu’ batin Astri
Lidah mereka saling membelit, bertautan, berebut hendak menghisap semua kenikmatan yang timbul karenanya. Dan jari tangan kiri Dino pun tak mau kalah menyambangi bukit membusung pada dada Astri, meremasnya perlahan, membelai dengan lembut, terus memiijat puncaknya yang mencuat dengan perlahan, mengirimkan denyut-denyut gairah disana.
Puncak membusung dengan lingkaran merah kecoklatan tersebut mulai menegang diiringi desah Astri.
’’…Uhh.....!’’ sambil membusungkan bagian dadanya jemari lentik Astri merayap turun menemukan bagian milik Dino yang paling di dambakannya.
’Aku juga menginginkanmu...’rintihnya dalam hati.
Menemukan batang pejal hangat yang mulai mengeras dan menegang di balik secarik kain. Membelai,meremas dan mengurutnya dengan lembut. Dari bibir Astri yang merekah perlahan bibir Dino turun menjelajahi permukaan leher yang putih dengan lidahnya terus menyamping menemukan cuping telinga yang langsung di kulum dan dihisapnya dengan gemas. Sesekali lidah Dino menjilati belakang telinga lancip itu.
Sementara jari-jari Dino memijit puting dada Astri yang mulai mengeras dengan intens diiringi remasan pada dada yang satunya lagi. ’Oh dada yang terindah yang aku temukan sampai saat ini’ batin Dino.
Gelombang demi gelombang membara telah mulai menyita seluruh perasaan Astri. Matanya kadang terpejam menikmati pasokan gairah yang diberikan Dino, kadang matanya mendelik sambil mendesis dengan tubuh menggeliat-geliat bak cacing kepanasan.
”…Sshhh....oh.....!” desah Astri dengan napas memburu makin sering terdengar dari bibir merahnya.
’Teruskan kasihku, telusurilah seluruh tubuhku, bangkitkan bara cintaku’ desah dalam hati.
Setelah merasa puas dengan bibir, leher dan telinga Astri, ciuman Dino merambat tuirun menyelusuri pangkal leher terus berbelok kekiri, mengecup permukaan dada yang membusung terus ke puncaknya... Langsung mengulum putik dada yang kecoklatan itu dengan rakusnya....!!!
”…Aahhhhh...!!” erang Astri merasakan serbuan kenikmatan menyerang dadanya. Sementara jemari lentiknya menyelusup dan meremas-remas batang kejantanan Dino yang telah menegang. Jilatan lidah Kino diiiringi kuluman membelai putik dada Astri dengan lembutnya diiringi jemari Dino yang mulai merambah bukit bersemak pada antara kedua paha Astri. Naluriah Astri membuka kedua pahanya memberikan ruang pada jari-jari Dino. Jari-jari itu menemukan lembah di balik carik kain tipis yang mulai membasah, menjelajahi dengan jari tengahnya, mengurut dengan perlahan mendesak masuk dan mulai meluncurkan jarinya menyelusuri liang yang hangat itu dengan perlahan dan makin lama makin cepat.
”…Ahh......ouhhhhh......masssh..!!” erang Astri membuat Dino makin bersemangat, dan tubuh Astri mengelinjang-gelinjang dengan hebatnya sehingga Dino harus menindihkan tubuhnya agar dapat meredakan hempasan tubuh Astri.