Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Namaku Marsha (Pacar Yang Perlahan Berubah)

Siapa cowo kedua yang merasakan tubuh Marscha?

  • Johan

    Votes: 66 17,0%
  • Ringgo

    Votes: 46 11,9%
  • Gilang

    Votes: 5 1,3%
  • Pacar Sherry

    Votes: 33 8,5%
  • Kang Ojol

    Votes: 131 33,8%
  • Penjaga warung depan kost

    Votes: 99 25,5%
  • (lainnya)

    Votes: 5 1,3%
  • Apakah perlu mulustrasi Marsha

    Votes: 1 0,3%
  • Perlu

    Votes: 2 0,5%

  • Total voters
    388
  • Poll closed .
Terimakasih sudah mengerti suhu 🙏
OK gan kita2 ini cuma sebagai penikmat aja, tentu akan sangat menghargai karya2 yang sudah di buat dengan cukup susah payah oleh para pengarang cerita, jadi apapun hasilnya tentu akan di terima, adapun mungkin ada sebagian teman2 yang suka maidu atau mencela itu, aku sangat yakin bahwa dia juga gak bakalan bisa kok kalau di minta untuk ngarang sendiri.
 
Masih.

Tapi ekspektasi kalian membuat beban moral nulis ceritanya. Beban kalau sampai ga bagus. Aduh

Wah jangan terbebani oleh ekspektasi kami hu.
Kami hanya penikmat karya suhu. Jadi berkreasi saja sesuai keinginan suhu dan dibawa santai. hehe
:kpenuh::beer::)
 

Part 13 Fuckboy Finally Fuck Me



Setelah perayaan ulangtahunku dengan pacarku di hotel tempo lalu, hubunganku dengan pacarku makin erat saja. Aku sangat yakin pacarku sangat sayang padaku dan serius nanti akan menikah, setelah wisuda dan bekerja. Makanya aku berjanji akan setia kepadanya. Ga akan nakal lagi, apalagi sampai bertindak parah dengan ngesex dengan cowo lain. Aku akan menjadi wanita yang setia.

Doakan Marsha kuat menahan godaan ini.

Dari semua pengagumku, cowo yang paling aku hindari adalah Ringgo. Aku takut terbuai dengan buaya darat ini. Apalagi aku sudah pernah khilaf dengannya, pasti dia sangat penasaran pengen ngentotin aku. Menghidar adalah jalan terbaik.

Tapi bukan ringgo namanya kalau tidak berusaha sekuat tenaga. Playboy seperti dia makin ditolak makin penasaran. Dia sudah berkali-kali mengajakku jalan, tapi aku tolak. Bahkan dia katanya mau kasih hadiah ulangtahun, tapi aku masih menolak juga. Walau yg namanya manusia, senang banget kalau dikasih hadiah.

Pagi itu, aku bangun kesiangan. Badanku lemas sekali karena tadi malam habis digarap sama pacarku dikostnya. Pacarku seperti kesetanan menggarap tubuhku tadi malam, dia punya fantasi sendiri. Aku tak bisa menolak, hanya bisa pasrah saja melayaninya, bahkan sampai tengah malam. Aku diantarnya sampai rumah sudah jam 12 malam, sampai mamaku marah, karena baru ini aku pulang selarut itu. Percintaan liarku dengan pacarku tadi malam membuat tubuhku lemas. Kami bercinta setelah "puasa" tiga hari. Selama 3 hari tak ketemu, semua fantasi pacarku tersalurkan. Sebagai pacar penurut, aku hanya bisa ngangkang, menurutinya.

Setelah bangun, Aku buru-buru mengambil handuk dan sedikit berlari ke kamar mandi. Hari ini aku ada kuliah pagi. Sebenarnya pengen cabut, tapi dosen killer bisa tiba-tiba buat ujian, bahaya kalau sampai aku ga kuliah. Setelah mandi & dandan, aku segera keluar kamar.

"Ada yang nungguin didepan tuh" Kata mamaku, yang pagi ini bersiap juga berangkat keluar rumah.

Segera aku ambil roti sarapan yang sudah disiapkan mamaku, aku lalu keluar rumah. Ringgo ternyata sudah stand by dirumahku mau menjemputku kekampus. Sejak jam 6 dia sudah depan rumah, padahal aku belum bangun. Mau tak mau aku jadi berangkat sama dia ke kampus. Karena aku ga bisa menghindar lagi. Dia pintar juga, datang sangat pagi. Usahanya yang gigih membuatku ga ada pilihan lain.

"Lu kenapa sih? Kok menghindari gue?" Tanyanya pas di mobil.

"Ga kok. Ga kenapa-napa"

"Ah boong lu"

"Iya swear." Kataku, tapi mengalihkan pandangan ke jalan.

"Trus kenapa selalu menolak ajakan jalan gue?"

"Lagi malas aja."

"Sekarang masih malas ga? Gue mau ajak lu senang-senang nih habis kuliah"

"Mau kemana?"

"Ada deh. Pasti lu senang aja" Katanya tersenyum.

"Ga janji ya. Gue mau ketemu pacar gue sore nanti" Jawabku.

"Ihhh...gue cemburu"

"Apaan sih lu? Gue mau tidur dulu. Bangunin sampai kampus" Jawabku.

"Eh tunggu dulu. Ini ada hadiah buat lu"

Kemudian dia mengambil sesuatu di jok belakang dan kasih kotak kecil gitu. Emang ini playboy bisa aja deh buat orang merasa happy. Aku coba buka kotak kadonya, ternyata isinya kosong. Ih sebel. Aku dikerjain.

"Nanti aku kasih habis pulang kuliah. Janji" Katanya cengengesan.

Aku hanya mengangguk. Tapi tetap aku tekankan kalau aku tidak janji bisa ketemu sepulang kuliah. Walau aku sudah penasaran luar biasa kado apa yang mau dikasih Ringgo. Dari kotaknya sih kelihatan barang mahal gitu.

Kami lalu sampai dikampus. Aku buru-buru turun didepan, membiarkan Ringgo yang bawa mobil sediri ke parkiran gedung. Males gue berdua lama-lama didalam mobil sama dia. Apalagi ke parkiran gedung yang sepi itu. Bahaya menanti.



Sepulang kuliah

Sepulang kuliah aku pamitan sama sahabat-sahabatku karena mau pacaran dulu. Aku memang sudha janji sepulang kuliah lamgsung mampir ke kost pacarku. Tapi sialnya ternyata pacarku harus ngajar sebagai asisten mata kuliah menggantikan dosen yang berhalangan. Yah batal deh pacarannya.

Aku coba telpon Sherry, semoga dia balik ke kost biar aku nyusul kesana. Ternyata Sherry lagi jalan sama cem-cemannya yang baru. Aku akhirnya memutuskan untuk pulang, tapi baru ingat ga bawa kunci rumah karena tadi pagi terburu-buru. Disaat seperti itu mau tak mau aku menerima ajakan Ringgo.

"Gue putar balik, tunggu depan kampus aja" Dengan senang hati si fuckboy ini, yang tadi aku tolak ajakannya, kembali menjemputku. Padahal di sudah mau jalan katanya tadi ketemu pacarnya.

Aku masuk ke mobilnya: "Gue ga bisa lama-lama ya" Tegasku

"Bentar doang kok. Mau kasih hadial ulangtahun aja. Itu juga kalau lu mau" Katanya.

Aku mencoba untuk biasa aja, walau dalam hati senang bukan main mau dapat hadiah.

Ringgo mengajakku ke kostnya untuk mengambil hadiah ulangtahun. Aku nurut ajalah. Mampir bentar habis itu cabut, batinku. Aku masuk kekamar kostnya yang cukup mewah dengan ukuran yang besar, ranjang spring bed king size, kamar mandi didalam dan beberapa peralatan elektronik, termasuk TV besar. Kamarnya juga wangi dan bersih. Baru pertama ini aku kesana.

"Mana kadonya?"

"Sabar dong" Katanya, lalu menuju lemari dan mengambil sebuah kotak dan menyerahkannya.

Aku bukan kado itu dan sangat terkejut apa yang ada didalamnya. Ternyata yang dia kasih hadiah liotin bagus gitu. Cewe mana yang ga senang dikasih hadiah bagus. Aku tahu ini harganya mahal. Lumayan besar juga pengorbanan Ringgo ini. Hatiku lumayan luluh.

"Sha sini aku pakaikan"

Ringgo lalu memakaikan liontin itu ke leherku. Dia bahkan sedikit menggodaku dengan meniup leherku membuatku geli. Liontin itu sangat bagus aku pakai. Aku bercermin, liontin itu membuat sebuah titik pamadangan baru disekitar dadaku yang kelihatan besar.

"Sangat cocok dengan toket lu yang sexy ini...hehehe..." Katanya.

"Dasar mesum lu Ringgo...But Thanks anyway ya. Baik banget"

"Cuman makasih doang nih? Ga dapat yg lain?" Katanya menggodaku.

Sudah tahu aku arahan si mesum ini. Tapi karena aku sudah bertekad ga mau nakal lagi karena menghargai pacarku, maka dengan tegas aku tolak.

Dia kecewa.

Tapi masih berusaha tegas.

"Sha.....lu mau ga jadi cewe gue?"

Ringgo akhirnya menembakku, mengajak pacaran. Tapi aku langsung tolak karena aku bilang sudah punya pacar. Dia malah minta aku putuskan pacarku. Disaat itu aku merasa kesal dan marah.

Aku lalu minta diantar pulang. Tapi katanya santai dulu, karena jalanan pasti macet. Dia minta maaf karena membuatku tidak nyaman. Dia lalu menghiburku. Kemudian Ringgo memberikanku minuman yang sudah ada diatas meja, aku langsung teguk karena memang haus. Dia suruh aku duduk diatas ranjangnya, menghadap TV besar. Dia duduk disebelahku.

Aku sebenarnya rada sungkan berduaan di kamar dengan cowo seperti ini. Apalagi keingat kejadian dengan Johan. Dan terutama aku sudah berjanji untuk setia ke pacarku. Kami hening, tiada yang bicara.

Tiba-tiba ringgo memecahkan kesunyian dengan berkata. "Kata Sherry lu berdua suka nonton bokep ya"

Aku terkejut, kemudian tersenyum (tapi hati malu sekali). Dasar ember nih Sherry.

"Bagus lho sering-sering nonton bokep. Biar makin pengalaman gimana puaskan cowo" Kata Ringgo meyakinkan aku.

"Ah sesekali doang."

"Aku ada bokep baru nih mau nonton ga?"

Tiba-tiba Ringgo menghidupkan DVD yang ternyata itu adalah DVD Porno. Aku terkejut, tapi mencoba santai menyaksikan video porno bareng orang yang bukan pacarku.

"Nonton bentar ya"

Aku hanya mengangguk, sambil melirik adegan di film itu. Terlihat seorang gadis Jepang sedang mengantar suaminya keluar rumah untuk kerja, lalu tiba-tiba ada 2 lelaki setengah baya masuk kerumahnya, lalu gadis itu ditelanjangi di ruang tamu. Jantungku mulai mulai berdegup kencang menyaksikan gadis yang toketnya besar itu telanjang dengan 2 orang cowo.

Ringgo bilang toketnya gadis difilm itu sebesar toketku, tapi lebih kencang. Aku lihat memang toket gadis itu besar seperti melon, apalagi saat menungging. Namanya cewe ya senang aja dipuji begitu. Aku lirik sendiri dadaku dan kubandiungkan dengan pemain bokep itu.

Sepanjang film, aku hanya bisa menahan nafas dalam-dalam, mencoba mengusir aliran darah yang yang cepat sekali turun menggelitik vaginaku. Gadis jepang difilm itu dientot dengan bergaya doggy style sambil menyepong kontol lelaki setengah baya lainnya.

"Lu sudah pernah Thereesome belum?" Kata ringgo memecah kesunyian.

"Eh..apa?"

"Lu sudah pernah ML sama 2 cowo langsung ga?"

"Ya nggaklah. Gila apa."

"Ga gila kok, lihat aja itu cewe keenakan disodok 2 kontol bergantian"

"......."

"Sesekali lu harus coba. Push the limit, honey...." Katanya sambil berbisik ditelingaku. Kurasakan hembusan nafasnya dileherku yang membuatku merinding.

Aku kembali mengalihkan pandangan ke film. Sesekali aku lirik ringgo. Aku perhatikan tonjolan di celana ringgo. Sebagai wanita yang sudah cukup jam terbang ML, aku sudah tahu kalau dia horny juga.

Aku juga tambah Horny. Aduh memek ga bisa diajak kerjasama nih, horny tak pandang tempat. Ditempat orang lain pula. Apalagi sesekali Ringgo menggodaku dengan cerita-cerita mesum. Aduh bahaya ini. Jangan sampai Ringgo tahu kalau aku sudah mulai horny. Bahaya.

"Lu dah horny ya, cantik?" Katanya sambil merapatkan duduknya sampai nempel disebelahku. Aku diam saja.

Mati, ketahuan.

"Lu horny kan?" Tanyanya lagi setengah berbisik ke kupingku, sambil mengembuskan nafasnya dileherku kembali. Aku merinding jadinya. Apalagi adegan film bokep di TV sudah makin liar saja mengundang birahi. DEsahan-desahan wanita jepang itu membuat merinding.

Bulu kudukku berdiri. Ringgo perlahan-lahan merapatkan bibirnya dileherku, hanya menempel saja tapi membuatku belingsatan. Aku masih sadar untuk menghidari seranganya dititik sensitifku itu. Ringgo masih berusaha menjilati leherku, tapi aku masih mampu bertahan dengan mendorong kepalanya. "Aku pulang ah..." Kataku pelan, mencoba menepi semua ransangan ini. Walau tak sepenuh hati aku mau pulang.

Ntah gimana ceritanya tiba-tiba dia sudah berdiri didepanku membuka celananya hingga kontolnya yang sudah tegang maksimal mengitip keluar dari atas celana dalamnya. Aku kaget, tapi tak bereaksi.

Aku melirik Ringgo ke atas dan kulihat dia hanya tersenyum.

"Gw horny banget Sha. Sorry ya gw mau coli nih" Katanya sambil menurukan celana dalamnya. Gila emang nih orang. Aku yang harusnya sudah berdiri keluar kamar, malah diam bengong menyaksikan kemesumannya.

Penisnya Ringgo sudah tegang. Warnanya rada kecoklatan dan mengkilat karena cahaya lampu kamar. Kontolnya bersih karena dicukur. Aku suka batang bersih begitu, tidak jijik untuk diemut.

OH NO MARSCHA APA YANG KAU PIKIRKAN???

Jujur saja, melihat benda itu membuat gairahku meningkat, apalagi saat Ringgo mulai mengocok perlahan sambil terseyum menatapku. Sifatnya yang cool seolah menghipnotisku untuk tetap diam.

"Lu suka ga?" Tanyanya.

Aku hanya diam saja, mematung duduk diatas kasur menyilangkan kakiku. Saat itu aku pakai pakai rok mini sehingga celana dalam dan pahaku bisa dinikmatinya.

"Lu cantik banget sha. Sumpah. Badan lu sexy. Sumpah. Gw horny. Sumpah" Celotehnya.

Hati wanita mana yang tidak senang dipuji begitu.

Detik demi detik berlalu. Sesekali aku menatap lahar TV yang menampilkan adegan sex yang liar. Aku sudah makin basah. Kurasakan BRA ku makin kencang saja.

"Sha, please bantuin dong" Ujarnya memelas. Aku menggelengkan kepala. Antara takut, tapi ga mau pergi.

Dia lalu berjalan mendekat dan berdiri tepat dihadapanku dengan batangnya yang terhunus tegang.

"Sorry ya sayang, gw horny banget. Bantuin ya..." Katanya langsung mengarah penisnya untuk segera ku beri pelayanan. Namun saat aku menolak memegang batang milik Ringgo itu.

Dia memohon mohon, akhirnya : "Ya udah. Mau apa?"

"Oral dong" Katanya.

"Ga mau oral" Jawabku tegas. Masih gengsi.

"Please" Katanya memelas dengan horny sambil meraih kepalaku.

Dan akhirnya gengsiku aku kubur.

"Lu diam aja deh, gw kasih enak. Tapi habis ini antar gue balik ya" Jawabku.

"Asekkkk...."

"Tapi ga mau oral ya" Tegasku.

Ringgo tersenyum senang karena bakalan aku coliin. Dia langsung mengambil tanganku lalu menariknya ke arah batangnya. Sebelumnya dia ambil lotion lalu mengoleskan penisnya. Saat seluruh batang milik Ringgo sudah terlumuri dengan lotion aku langsung mulai mengocoknya dengan tanganku.

“Ahh… Yes, gitu sha. Enak.”

Aku agak terkejut karena ternyata sangat licin dan aku harus sedikit membiasakan. Saat sudah terbiasa aku mulai mengocok penis Ringgo dengan cepat. Mataku tertuju ke penis coklat itu.

"Terus sayang...kocokan kamu enak...tangan kamu halus banget....ouhh.." Desahnya.

Baru dikocok aja sudah keenakan lu, gimana sampai rasakan jepitan memek gw, bisa kecanduan kali lu. Batinku.

Aku pun langsung mempercepat kocokan tanganku sampai akhirnya Ringgo menyuruhku berhenti dan aku menurutinya.

"Pelan-pelan saja, gw ga mau cepat keluar sayang." Katanya mengelus rambutku. Bahkan tanganya turun mengelus pipiku, turun kepundak dan......hup...akhirnya tangan kanan hinggap didada kiriku. Aku tak menolak rabaannya, bahkan saat tanganya masuk kedalam bajuku dan meraba langsung payudaraku aku diam saja. Aku benar-benar sudah kelihangan setengah kesadaran. Membiarkan tangannya bermain di dadaku

Aku mengocoknya cukup lama tapi tak ada tanda-tanda mau keluar.

"Sha...bukan baju lu dong, biar makin cepat keluar gw" Bujuknya

Permintaan si playboy ini bukannya membuat aku marah tetapi malah menjadi tambah horni, dengan perlahan aku membuka bajuku dan menurunkan cup bra ku, memperlihakan sedikit kedua puting payudaraku yang berwarna pink dan mulai mengeras.

"sebentar aja ya ringgo..."kataku pelan. Masih mencoba menjaga imageku, biar ga dikira murahan

"iya sayang sebentar aja hehehe..."

"Ya udah buruan keluarin. Gue mau balik"

"Sabar. Aduh itu puting imut banget... pengen ngemutnya sha..."

"Ga boleh..." tolakku

Aku masih terus mengocok batang Ringgo naik turun dengan tangan kananku, sementara Ringgo masih meracau keenakan. Aku mengocok batang penisnya lebih cepat dan badanku aku dekatkan ke tubuhnya.

"Ahhhh iyaaahhh giittuuuuu sha ooohh" Ringgo meracau ketika aku mengocok batang penisnya makin cepat. Hampir saja aku hilang kendali dengan melahap langsung batangnya ini.

Tahan diri, Marscha. Batinku.

Dan dia juga meremas payudaraku dan mencubit putingku membuat aku mendesah nikmat, walau pelan tapi cukup terdengar.

"hfffffff..........." aku menahan desahan dan Ringgo makin liar mempermainkan payudaraku yang kini terbuka bebas, dia terus memilin dan mencubit putingku bergantian.

Sebenarnya aku juga sudah basah sekali. Vaginaku sudah ga bisa diajak kompromi, mulai basah dibawah sana. Kalau saja Ringgo memaksa memperkosaku sekarang, aku pasti pasrah. Aku sudah lupa sama komitmenku.

Apalagi titik sensitifku disentuhnya. Membuat pertahananku yang tidak ingin orgasme akan segera orgasme sebentar lagi.

Untung saja tak berapa lama kemudian kurasakan penisnya berdenyut tanda akan keluar. "Ouhhhh dikit lagi Sha, jangan berhenti ya...please..." Katanya dan langsung meremas kedua dadaku dengan kencang. Aku merinding saat kedua tangannya dengan keras bermain di kedua payudarku.

Dan dia juga meremas payudaraku dan mencubit putingku membuat aku mendesah nikmat.

Aku makin intens mengocok-ngocok, sampai akhirnya Riggo badannya menegang dan ....."Marschaaaaa.........." desahnya dan crotttt...crottt...crott semprotan spermanya keluar dengan banyak sekali, bahkan sampai ada yang kena bajuku. Aku tetap kocok terus sampai spermanya keluar semua. Tanganku belepotan cairan lengkep warna putih itu.

"Ih nyemprot sembarangan deh..." Gerutuku.

"Makasih ya sayang...gw puas banget..."

Lu sih enak puas, lha gue? Kataku dalam hati.

Dia lalu mengambil tisu, membuatku melab tanganku yang belepotan sperma. Dia menatapku, dengan masih berdiri didepanku. Aku juga melab spermnya yang ada di bajuku. Ih jijik sekali, bajuku jadi kotor ada noda putih begini. Gimana mau kuliah lagi nih.
 
PART 13 B Fuckboy Finally Fuck Me


Sehabis menumpahkan spermanya setelah aku coliin, Si Fuckboy itu lalu mengambil tisu, membuatku melap tanganku yang belepotan sperma. Dia menatapku, dengan masih berdiri didepanku. Aku juga melap spermnya yang ada di bajuku. Ih jijik sekali, bajuku jadi kotor ada noda putih begini. Gimana mau kuliah lagi nih.

Sialnya memekku masih berdnyut-denyuk karena aku masih horny. Ntah kenapa nafsuku sangat tinggi sore itu, tidak biasanya.

Baru saja aku mau berdiri menuju kamar mandinya untuk membasuh bajuku, tiba-tiba dia mendorong tubuhku ketempat tidur membuatku terjungkal, telentang diatas kasur dengan tokedku kemana-mana. Dia langsung melumat dadaku yang terbuka lebar, mencium putingku, kiri dan kanan secara bergantian.

Serangan mendadak itu membuatku kelimpungan, karena payudaraku dilumat habis olehnya. Puting kiriku dijilat-jilat sama Ringgo dan juga puting kanan dipilin-pilin. Aku tak berkutik dengan serangan mendadak ini. Aku sekuat tenaga menahan desahanku, walau sebenarnya aku sudah pengen teriak saking enaknya kedua dada kenyalku dipermainkan seperti ini.

Aku menahan tangannya yang hendak menarik celana dalamku, tapi dia memaksa.

"Gue sudah pernah lihat meki lu. Pegang juga pernah. Buka dong. Pengen lihat lagi" Bujuknya.

"Jangan Ringgo"

"Pengen cium doang. Biar lu juga puas. Biar fair" Tambahnya lagi.

"Ayolah, lu juga horny kan. Nanti sakit kepala kalau tidak dituntaskan" Desaknya lagi.

Dan aku merasa horny sekali dari tadi sejak ringgo kasih minuman. Apakah dia masukkan obat perangsang? Aduh gila nih.

"Aku mau puasin kamu. Pakai jari doang Atau mulut"

Desakannya membuatku bimbang. Tapi libidoku harus terpuasakan. Akhirnya aku iyakan. Dia bersorak gembira.

"Dibawa rilex aja ya sayang...enjoy...aku buat enak..." katanya.

Ringgo mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok ku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepalanya yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku.

Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh.***k karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku.

Sesaat kemudian, ringgo menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalamku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap.

Dia lalu merapat ketubuhku, dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaan vaginaku yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu meremas daging kenyalku.

"Tubuh kamu sempurna banget sayang..." Bisiknya, membuatku makin melayang. Aku merasakan chemistry terbagung, saat kata lu diganti kamu.

"Meki kamu bagus gini...pinkkkk.....masih kelihatan sempit...pasti jarang dipakai cowomu ya..." Katanya.

"Ssshhhhhh......." Desahku tak memperdulikan kata-katanya.

"Bisa aku masukin sayang?"

"Ja..jangan...Ringgo...please....aku ga mau"

"Kamu sudah horny juga sayang. Aku masukin ya...."

"Jangan. Kan perjanjiannya ga gitu." Tolakku, aku masih mencoba bertahan, walau kepala sudah mau gila rasanya.

"Ya udah aku gesekin aja ya"

Dia lalu membentangkan kedua pahaku dan mengambil posisi berlutut di antaranya. Bibir vaginaku jadi ikut terbuka memancarkan warna merah muda merekah diantara bulu-bulu hitam, seolah siap untuk menyambut yang akan memasukinya.

"Ingat ya. Hanya disesekin, ga boleh masuk" akhirnya aku pasrah. Biar aku dapat kenikmatan sedikit.

"Iya sayang..." Jawabnya meyakinkan lalu mengarahkan batanganya yang ternyata sudah tegang maksimal.

Aku masih menahannya.

"Tunggu dulu. Kamu Janji ya, Ringgo"

"Iya janji. Swear." Katanya mengacukukan kedua jarinya.

Aku sedikit tenang. Mataku tajam menatapnya, sambil bersiap-siap menarik pantatku kalau dia mencoba menerobas vaginaku.

Badanku tegang. Deg-degan, karena disatu sisi aku sebenarnya horny parah, tapi disisi lain tidak mau disamakan dengan cewe-cewe yang dengan gampang ditiduri si fuckboy ini

"Dibawa lemas dong. Tegang amat. Hehe.." Kata Si fuckboy ini.

Dia lalu mulai meraba dadaku, kiri dan kanan, mencoba membuatku rilex. Bahkan aku tak menolak saat wajahnya maju dan mencium bibirku. Aku malah membalas ciumannya. Dia lihat sekali frecsh kiss, aku ikutan terhanyut. Lidahku disedot-sedotnya, pintar sekali dia ciuman. Harus kuakui pacarku kalah ciumannya. Kurasakan cairan vaginaku mulai keluar dengan rangsangannya.

"Auhhhh....ringgo..." Desahku pelan, saat Ringgo gesek-gesekkan penisnya pada bibir vaginaku. Batangnya bergerilaya di labia mayoraku, naik turun dari atas ke bawah pinggiran vaginaku. Geliiiiiiiiiiiii.

Kontan birahiku makin naik.

Apalagi tangan kirinya bermain dengan nakal di putingku yang sebelah kanan.

Senyuman muncul disudut bibirnya, karena berhasil memancing libidoku sampai ke titik maksimal. Dia memang gentlement, tidak mau memaksa masuk. Padahal kalau dia tahu, saat ini aku sudah pasrah total. Hal itu terbukti dari vaginaku yang semakin banyak mengelurkan cairan. Disodok langsung pun, aku tak akan menolak. Malah didalam hatiku, justru berharap.

Sebagai cowo fuckboy yang pengalaman, dia paham benar menyerangku. Dan dia tahu sekali membuatku merasa nyaman. Perfect emang nih playboy. Pasti jam terbangnya sudah tinggi.

Dia arahkan ujung palkonnya ke klitorisku, digesek-geseknya dengan lembut, disitu aku tak kuasa untuk tidak mendesah. Titik ternikmat tubuhku dirangsangnya sedemikian rupa.

"Ahhhhhh....ouhhhhh.....sssssss......."

Makin kencang dia gesekkan, makin kencang aku mendesah. Mulutnya tak tinggal diam, diarahkan ke putingku yang sudah menegang maksimal, diemut-emut seperti mengemut permen. Memekku makin gatal, ingin rasanya segera digaruk. Ringgo makin kencang menggesek-gesekkannya, membuat libidoku sudah ga tertahankan lagi. FUCK!

Hingga akhirnya aku meraih batang itu dengan tangan kananku, keras sekali benda itu waktu kugenggam, dan segera aku arahkan ke liang vainaku. Aku dorong pantatku ke batangnya..... BLESSS... Masuk sudah penisnya kedalam liang pribadiku.

"Aaakkhh..!" erangku lirih sambil mengepalkan tangan kiri erat-erat saat penisnya melesak masuk ke dalamku.

Akhirnya aku sendiri yang menghianati perjanjian. Aku yang sudah tidak tahan, malah aku yang masukkan batangnya. Bodo amatlah image-ku yang coba jual mahal. Aku sampai lupa komitmen pribadiku ke pacarku. Maafkan aku, Billy sayang.

Ringgo tersenyum puas. Memang dia tak perlu memaksa, dia hanya merangsangku, dan membiarkan aku yang ambil keputusan. Batangnya sudah bersenyaman didalam rongga vaginaku. Nikmat sekali.

Dengan gerakan perlahan dia menarik penisnya lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan lorong sempitku. Batagnya dengan leluasa masuk ke liangku karena sudah sangat banjir sekali. Aku ikut menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginaku mengimbangi sodokannya. Responku membuatnya semakin menggila, penisnya semakin lama menyodok semakin kasar saja, kedua gunungku jadi ikut terguncang-guncang dengan kencang.

"Lho katanya ga boleh masukin, ini kok kamu masukin sendiri?" Tanya ringgo tersenyum binal. Senyumnya penuh kemenangan.

"Puasin gue, Go. Lu harus tanggung jawab sudah buat gue becek begini" Brengsek memang nih orang, lagi enak-enak malah berhenti. Ngajak ngobrol pula. Shit!

"Tapi gue ga mau ML kalau ga sama pacar sendiri" katanya.

"Maksudnya?"

"Ya kita pacaran yuk" katanya

"Tapi aku kan sudah punya pacar"

"Gpp aku pacar kedua" katanya, masih mendiamkan batangnya, justru aku yang coba mendorong pantatku ke penisnya.

"Kita jadian ya..."

Aku hanya menganguk, biar ini cepat dituntaskan. Tanpa pikir panjang. Yang penting segera terpuaskan. Karena aku sudah mulai gila, maka akhirnya aku iyakan ajakannya untuk pacaran. Dia tersnyum penuh kemenangan.

"Kamu cantik sekali pas horny begini, pacarku sayang" Ujarnya.

Dia lalu mendekatkan mulutnya ke bibirku, kami berciuman dengan panas. Sementara di bawah sana penisnya mulai kembali menjarah vaginaku, semakin lama makin gencar mengaduk-aduk vaginaku, diselingi gerakan berputar yang membuatku serasa diaduk-aduk. Perpecft.

"Ahhhhh...ahhhhh....terus.....yesss........" Desahaku yang tadi tertahan akhirnya aku keluarkan juga.

Kuperhatikan selama menggenjotku dia menatapku dengan tersenyum, badannya yang atletis sudah berkeringat, sungguh macho sekali. Aku takluk pada fuckboy ini. Suara desahanku bercampur baur dengan erangannya dan derit ranjang yang bergoyang. Butir-butir keringat nampak di sejukur tubuhku, walaupun ruangan ini ber-ac tapi aku merasa panas sekali.

"Uugghh.... memek kamu emang enak banget sayang.. Harusnya dari dulu aku pake memek kamu..." Ujarnya

"Oohh.. Body kamu juga sexy sekali.... Kamu cewek paling cantik dan sexy yang pernah aku entotin" Kata Ringgo memujiku.

Pujiannya membuatku melayang tinggi. Aku bahagia. Wanita selalu lemah dipujian. Maka aku tertantang ingin memservicenya lebih. Aku lalu dorong tubuhnya hingga terduduk disudut ranjang, dengan batanganya yang sudah tegak menantang dengan lelehan cairan cintaku. Dengan tersenyum manis, aku naiki penisnya, sehingga aku sekarang diatas pangkuannya.

"Auhhhhh......" Desahku saat vaginaku secara perlahan menelan habis penisnya.

Dengan posisi ini penisnya menancap lebih dalam pada vaginaku, semakin terasa pula otot dan uratnya yang seperti akar beringin itu menggesek dinding kemaluanku. Kembali aku menggoyangkan badanku, kini dengan gerakan naik-turun. Wajahnya takjub melihatku, perempuan yang sulit dia taklukkan sejak dulu, sekarang justru dengan binal menaik turunkan pantatku diatas penisnya.

"Anjissss...akhirnya kesampaian ngentotin marsha"

Dia merem-melek keenakan dengan perlakuanku, mulutnya sibuk melumat payudaraku kiri dan kanan secara bergantian membuat kedua benda itu penuh bekas gigitan dan air liur.

"Jangan.... di..cupang...ringgo....nanti ada bekasnya....." Desahku.

"Biar saja. Biar pacar pertamamu lihat.." Katanya.

Tangannya terus menjelajahi lekuk-lekuk tubuhku, mengelusi punggung, pantat, dan paha, sementara mulutnya tetap mengeyot dadaku, seperti bayi yang kehausan. Rasa penasaraanya selama ini atas tubuhku dia puaskan.

Itu membuatku makin melayang, dan membuatku mendekati orgasme. Maka kupercepat goyanganku dan mempererat pelukanku. Dia yang paham kalau aku mau orgasme, ikut membantu menyodok-nyodokan dari bawah.

Hingga akhirnya mencapai suatu titik dimana tubuhku mengejang, detak jantung mengencang, dan pandangan agak kabur lalu disusul erangan panjang serta melelehnya cairan hangat dari vaginaku. Saat itu dia gigit putingku dengan cukup keras sehingga gelinjangku makin tak karuan oleh rasa perih bercampur nikmat.

"AHHHHHHH.........AHHhhhhhh...... Marscha....Ke....lu....arrrr...." Jeritku panjang. Nikmat sekali orgasme yang kurasakan saat ini.

Ketika gelombang itu berangsur-angsur berlalu, goyanganku pun makin mereda, tubuhku seperti mati rasa dan roboh ke belakang tapi ditopang dengan lengannya.

Dia membiarkanku berbaring mengumpulkan tenaga sebentar, diambilnya air minum dari dispenser dan disodorkan ke mulutku. Beberapa teguk air membuatku lebih enakan dan tenagaku mulai pulih berangsur-angsur.

"Sudah segar lagi kan sayang? Kita terusin lagi yuk. Si Johni belum ngecrot nih!" Katanya menunjuk penisnya. Aku bersyukur sih sama gentlenya ini orang. Dia ga langsung maksa, malah membiarkanku istrirahat sebentar mengumpulkan nafasku.

"Kamu sexy banget pas orgasme tadi. Harusnya aku vidioin tuh muka kamu. Benar-benar cantik menggairahkan" Katanya sambil senyum-senyum. Tangannya mulai menggerayangi tubuhku kembali.

Aku hanya pasrah saat dia membalikkan tubuhku hingga telungkup. Kemudian ditariknya pantatku hingga aku dalam posisi menungging. Kepalaku masih terbenam dibantal saat dia membuka pahaku. Kurasakan tangan kanan membimbing penisnya dan tangan kiri membuka vaginaku.

"Aauuhh..!" aku menjerit tertahan dengan tubuh berkelejotan karena hentakan kerasnya hingga penis itu tertancap seluruhnya pada vaginaku. Kembali tubuhku ditungganginya. Aku hanya bisa pasrah menerima semua siksaan birahi yang ditimbulkan.

Dengan brutal dia menyodok dengan posisi doggy style. Aku sampai tidak bisa bersuara saking lemasnya. Dadaku bergoyang bebasa dengan indahnya saat sodokannya kencang dan dalam.

Kami bercinta terus sepanjang sore itu. Ringgo sampai keluar 3x. Tiap keluar, kami istirahat sebentar, lalu dia meminum sesuatu. Kemudian batangnya kembali tegang. Lalu kembali menggarap tubuhku yang sudah lemas. Aku hanya pasrah saja saat dia membolak-balikkan tubuhku sesuka hatinya yang selalu diakhiri dengan orgasmeku. Dia sepertinya kecanduan dengan tubuhku.

"Meki lu emang yang terbaik sayang. Lebih candu dari narkoba"

Ujarnya setelah menyemprotkan spermanya di tokedku. Aku sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi karena sangat lemas beberapa kali orgasme. Dia ratakan air maninya diatas dadaku, kemudian ikut berbaring lemas disebelahku.

Dan sejak itu, kami resmi berpacaran. Lebih tepatnya, selingkuh.

xxxxx




Aku terbangun setelah tertidur kelelahan digarap Ringgo. Aku lihat jam sudah jam 8 malam. Shit. Sudah ada banyak miscall di HP ku. Selain dari mamaku yang nanya pulang jam berapa, juga 8 miscal dari pacarku.

"Aku pulang ya" Kataku ke ringgo yang masih tertidur diranjang. Dia sepertinya ga ada niat mengantarku pulang. Aku sebaiknya naik taxy.

Ada penyesalan dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam karena aku sudah ML dengan cowo lain. Harusnya tubuh ini hanya milik pacarku saja. Betapa bodohnya kamu marsha, sudah seperti wanita nakal yang ngentot dengan sembarang pria. Aku menepuk jidatku.

"Kamu jangan lupa makan malam ya sayang. Jangan begagang. Istirahat yang cukup" Aku baca wa terakhir pacarku. Aku makin menyesal merasa menghianati pacarku yang luar biasa baik & perhatian itu.

Walau ada perasaan menyesal, tapi aku tidak menutupi kalau aku sangat menikmati kejadian hari ini. Ringgo harus aku akui memang sangat perkasa, berkali-kali vaginaku muncrat karena orgasme. Aku sampai tidak menghitung berapa kali.

Aku lalu beranjak kekamar mandi. Aku bersihkan memekku, juga dadaku dari ceceran sperma yang banyak. Saat aku membuang tisu ke dalam keranjang sampah, mataku tertuju ke sebuah kotak dalamnya. Aku ambil dan membuatku kaget. Ternyata sebuah kotak obat dari pabrikan Pfiz*r. Aku tidak polos-polos amat, karena tahu itu adalah obat perangsang L*dy Er*. Shit ternyata Ringgo membuatku terangsang dengan obat ini. Bangsat.

Perasaan bersalah yang tadi muncul akhirnya perlahan hilang. Aku tidak menyalahkan diriku, karena toh Ringgo yang menjebakku dengan obat perangsang itu.

Dan aku suka jebakan Ringgo.


BERSAMBUNG ke Part 14
 
Yes setelah beberapa bulan menunggu akhirnya marscha balik lagi thanks suhu idola atas cerita favoritnya 🙏🤤
 
Thanks suhu updatenya, makin seru aja ceritanya, oh ini cikal bakal 3some marsha next update sepertinya
 
Bimabet
Aiihhhh gasabar anjir liat marcha kena threesome atau mungkin gb sama temen"ny ringgo? Behhhhh
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd