Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengalaman masuk SMA

Manakah karakter kesukaan anda? -tiga pilihan-

  • Aryo si anak baru masuk SMA

  • Rina yang baru sekali ana*

  • Bapak Aryo, tokoh tanpa nama

  • Tante bule yang misterius

  • Fahrissa kakak Aryo

  • Mama kandung Aryo yang kayanya doyan eksib


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
karena saya suka milf, jadi saya suka sama mamanya.. hehe
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
part 9
-side story- POV Rina.


“Ma... mau ikut papa naik ga nih?”

“ga deh pa... mama di sini aja... mau nikmatin peju papa biar sampe ke rahim nih...”

“tapi kamu- sendirian?”

“Kan ada kunci mobil papa, lagi pula nih mama pake baju nih... masa ada yang berani gangguin”

“kamu yakin Rin?”

Aku pun mengangguk. Lalu suamiku akhirnya menarik nafas sebelum akhirnya meninggalkanku dengan ekspresi takut.

“Dasar papa... punya istri dua aja masih takut satu di jailinn orang...” gumamku dalam hatiku.

Namun belum lima belas menit menungging, aku terpaksa behenti. Seluruh bajuku sudah kembali basah karena udara panas parkiran yang membuat sumpek. Membuka jendela mobil pun tidak memecahkan masalah, apalagi dengan menyalakan mobil ditengah kenaikan BBM seperti ini. Dengan terpaksa aku berjalan keluar dari mobil untuk menuju kamar atas. Bertemu Alya, ibu Aryo itu dan anaknya yang tidak ku ingat lagi namanya. Semoga saja ia ramah. Kami belum pernah bertemu sejauh ini. Namun kenapa setelah tiga belas tahun menghilang ia kembali? Dia yang pertama meninggalkan suamiku dan anaknya sendiri.

Namun yang membuatku kesal adalah waktu yang suamiku pilih untuk kembali rujuk dengan mantan istrinya itu berdekatan dengan masa suburku. Tidak tahukah adia aku kesulitan selama sebulan ini menahan diri demi mendapatkan momongan untuk kita? Apakah mungkin dia takut ketika aku hamil, dengan kondisi rahimku yang lemah, dia tidak bisa melampiaskan nafsunya padaku? Ataukah karena dia sebenarnya sudah bosan dengan tubuh milikku yang sudah tidak kencang ini?

“sreett”

Namun lagi-lagi G-string merahku turun hingga tersangkut dipahaku. Karet benda ini sudah tidak lagi elastis akibat aku terlalu semangat saat menariknya di hadapan suamiku pagi tadi. Kini aku harus menyesal karena setiap kali berjalan G-string itu selalu melorot jika aku tidak hati-hati.

“kenapa Rina cuma ambil G-string merah ini doang ya... ughhh Rina nakal...” gumamku menggeleng-gelengkan kepalaku.

Aku lalu meloloskan G-string itu kebawah dan mendapati cairan kewanitaanku juga tertumpah bersamanya. Dan yang lebih membuatku takut, adalah cairan-carian sperma suamiku kini juga ikut-ikutan mengalir keluar saat aku memikirkan tentang Aryo... dan penisnya yang menjebol duburku. Kadang-kadang aku masih bisa merasakan ganjalannya membuatku semakin blingsatan.

“uggh papa kemana sih....” gumamku apda diri sendiri.

Seiring waktu berjalan sperma-sperma itu sudah tidak lagi mengalir melainka telah menetes membuat cipratan-cipratan kecil. Namun entah bagaimana, merasakan tetesan-tetesan jatuh menyentuh lantai beton, membuat cairanku membanjir dan membuat tetesan-tetesan sperma itu semakin banyak saja. Aku pun mulai takut perjuanganku selama sebulan ini sia-sia. Dengan sisa-sisa sperma yang ada aku mulai berlari menuju lift meninggalkan G-string merahku teroggok begitu saja.

Namun ketika aku sampai di depan lift, aku baru menyadari bahwa saat itu aku sama sekali tidak memegang kartu akses menuju unit tinggal. Aku pun bergegas menghubungi suamiku meski tidak segera diangkatnya. Namun karena hape milikku lowbatt, aku memutuskan hanya mengrimnya pesan teks saja. Untung-untung kalao Aryo ataupun papa membacanya.

Sambil menunggu keduanya membalas pesanku,Aku memutuskan bersembunyi di dalam salah satu ruangan gelap yang tidak terkunci dan mencari pojok sepi dimana aku bisa meninggikan panggulku tanpa gangguan dan membiarkan sperma-sperma papa membuahiku.

***

Aku terbangun merasakan jilatan-jilatan dan remasan-remasan lembut di sekujur tubuhku. Namun karena aku masih mengantuk aku tidak meghiraukan rangsangan-rangsangan itu dan mulai coba diam membiarkan suamiku merasakan nikmatnya tubuhku. Lagi pula ini hari terakhri masa suburku dan aku cukup senang bisa menghabiskannya dengan siraman-siraman sperma.

Namun apa ini? kenapa aku bisa berada di atas lantai yang dingin? Dan kenapa aku merasa seluruh bajuku tidak di buka habis? Karena penasaran aku pun mebuka mataku dan mendapati seluruh ruangan gelap gulita. Samar-samar aku bisa merasakan angin AC mengelitik putingku dan membuatnya menegang dengan keras.

“pa.. ” panggilku pelan.

Namun tidak ada jawaban membuatku bertambah panik. Apalagi ketika kemudian aku kembali merasakan jilatan-jilatan di memekku bergerak melintasi gundukan tembem yang terbelah dan bergerak menyisir rambut-rambut halus yang mulai tumbuh dalam dua hari ini.

“shhh” aku mendesah kegelian.

Mendengar desahanku tiba-tiba saja lidah itu berhenti bergerak dan segera menjauhi memekku membuatku blingsatan dan juga kentang karenayanya. Untung saja lelaki ini segera memahami bahasa tubuhku dan segera menggantikan lidah itu dengan sebongkah mulut yang bergerak menghisap kllitorisku dengan mesra. Lucunya mulut itu lau bergerak menghisap klitorisku keras-keras seakan-akan ingin mencabut keluar dari kulupnya. Perlahan aku bisa merasakan syaraf-syaraf sensitifku mulai membesar menimmbulkan sensasi geli yang tidak bisa ku lukiskan dengan kata-kata.

“Aryo?” panggilku lirih kali ini.

Namun lagi-lagi tidak ada jawaban. Namun mengingat ulahnya malam itu, aku kemudian memutuskan membiarkannya menjelajah tubuhku selama ia tidak bergerak menjebol memekku. Diam-diam aku cukup kangen akan sodokan-sodokan di lubang matahariku itu meski sakit namun itu juga memberikan kenikmatan yang membuatku tidak berhenti memikirkannya selama berhari-hari.

Lagipula seluruh tubuhku saat ini tidak bisa ku gerakkan karena tidak bertenaga. Sepertinya selama aku tertidur tadi, aku sempat mengalami cukup banyak orgasme lagi yang membuat liang senggamaku becek bahkan cairannya telah menggenang membuat pantatku dingin. Aku pun kembali mengantuk dan ingin kembali tidur. Namun sebelum aku tertidur, aku ingin menanyakan satu hal.

“jam berapa sayang?” tanyaku sambil menjauhkan kepala dari memekku.

“Eh?” Namun aku kaget karena rambut orang itu terasa sangat kasar dan tajam.

Jelas Mereka bukan Aryo.

Disaat aku kalut, lalu tiba-tiba saja muncul seberkas cahaya dari pintu yang terbuka. Bersamaan dengan itu terlihat beberapa orang laki-laki gagah berjalan masuk dan bergerak mengelilingiku.

Aku gemetaran.

***

“jadi ini orang mesum yang membuat ulah di apartemen kita?” ucap seorang lelaki dalam kegelapan.

“iya sepertinya... pas gw masuk udah ga pake daleman lagi bro. Memeknya juga penuh banjir peju.” Jawab suara yang terdengar berat.

“wahahaha lonte banget nih cewek. Padahal memeknya masih rapet.”

“Iya ya? Gimana mulutnya?” tanya si pria dengan suara berat.

“tenggorokannya sempit banget. Kaya ga pernah di pake aja” jawab lelaki itu lagi.

“belagu banget padahal Cuma 12 cm aja lo pake sampe tenggorokan segala.”

“hehehe- kok lo tau? Lo sering ngintipin gw ya? ”

“kampret! Nih cerita si Lena bego!” sahut si suara berat

“your cock better than Jupri or whateper gitu katanya hehehe” lanjut suara berat itu lagi

“Pinter lo bahasa inggrisnya cuk!”

“makanya nonton bo*** pake subtitle! Jago dah lho.”

Rina hanya bisa melongo mendengar percakapan kedua orang ini yang sudah bergerak menelanjanginya. Dalam kegelapan remasan-remasan keduany terkessan sembrono meski masih bisa memberikan kenikmatan setiap kali tangan-tangan orang-orang itu bergerak menjelajahi tubuhnya.

Selain dua orang yang berbicara, Rina samar-samar dapat mendengar tiga suara pergumulan di ruangan itu. Nampaknya ia bukan satu-satunya wanita yang sedang di garap disini. Buktinya dari sekian banyak orang yang masuk kedalam ruangan gelap itu, hanya sedikit yang bergerak menjamah tubuhnya. Atau mungkin sebagian mereka sedang melakukan tindakan sesama jenis? Aku bergidik membayangkannya dan berhenti mengocok kontol di mulutku.

“plakk”

Sebuah tamparan melayang ke pipiku.

“Lo kalo gak mau ngisepin kontol kita bilang! Tar kita garap lobang-lobang lo yang lain! Lonte aja belagu!” maki orang yang sedang ia kulum kemaluannya.

Aku pun terluka mendengarnya. Dan mulai menangis. Namun tamparan itu lagi-lagi mengenai wajahku dan akhirnya membuatku kembali bergerak memaju mundurkan kepalaku sambil bergerak menghisap batang ke-empatku hari ini. namun sebelum kau sempat mengulumnya dengan pilinan lidahku tiba-tiba pinggangku ditahan dan diangkat. Lalu sebuah benda tumpul mulai mengegesek-gesek pantatku dan coba menyodok-nyodok lubang belakangku itu. Lagi-lagi aku akan di anal dalam kegelapan oleh orang yang tidak bisa kulihat wajah dan juga ekspresinyanya. Untungnya kontolnya sedikit lebih kecil dari Aryo sehingga membuatku tidak mungkin menagih lagi kepadanya. Atau mungkin begitu pikirku kepadanya nanti.

“huhghhh” seru suara berat menekan pinggulnya ke pantatku.

“lonte baru, sempit banget!!!”

“shh ini bukan mau gw! Lepasin anus gw ngen***!” batinku dalam hati.

Aku mulai menggigit kontol di mulutku membuat lelaki didepanku lalu menendangku jatuh. Aku bisa merasakan tubuhku menghantam lemari logam yang bertebaran diruangan ini membuatku menjerit. Untungnya aku berhasil melepaskan kontol oria itu dari mulutku. Sialnya kontol lelaki dengan suara berat itu kini sudah masuk sepenuhnya dalam anusku. Dan lagi lelaki dengan suara berat itu muali menggenjotku dengan kecepatan tinggi dan membuat toked 36C milikku bergoyang-goyang heboh seiring irama genjotannya.

“hegh hegh hegh. uhhhh”

“Lonte makan nih genjotan ge! Makan nih! Sempit banget anus lo!”

Aku tidak lagi bisa menahan birahiku sebagaimana dirinya bergerak menyetubuhiku. Suara kami berdua lalu menggema ke seluruh ruangan membuat sinar-sinar senter bermuculan dari dalam kegelapan. Samar-samar dari sinar senter yang jumlahnya tidak kurang dari delapan itu, aku bisa melihat siluet-siluet kontol bergerak mendekatiku.

“Aduh gw musti lindungin wajah gw!” batinku panik.

“lapasin! Leapasingw anj****!” maki kasar.

Aku sudah hampir menangis lagi kalau saja otot-otot vaginaku tidak menegang. Dengan menahan kencing selama kami berpergian dua jam ini orgasmeku menyemprot tangan-tangan yang bergerak menyenteri wajahku. Habislah aku! Tidak ada lagi kesucianku disini. rutukku membatin.

Namunsepertinya aku salah karena sebelum senter itu mengenai dadaku cairan yang menyemprot itu membuat mereka kaget yang kemudian menyebabkan hape-hape yang mereka gunakan sebagai senter itu terjatuh ke atas tanah lalu mati. Namun melihat squirt yang kulakukan sudah cukup sebagai penanda betapa nikmatnya tubuhku dan potensinya dalam kemesuman di mata mereka. karena kini dalam kegelapan mereka mulai berebut menjamah tubuhku.

Sementara sebuha kontol masih sibuk mengaduk-aduk anusku, selurh tubuhku kini sedang digelitiki dan dijamah oleh tanga-tangan asing yang tidak kuketahui siapa pemiliknya. Ku merasa seperti sedang di kelilingi seribu tentakel seprti dalam cerita-cerita film barat mengenai gaya seks Asia.

“ughhh ugghh khe.. ughhh khonn” racauku tidak jelas mencoba menahan laju birahiku.

Aku bukanlah tipe yang berisik ketika sendang berhubunganbadan. Namun sumpah serapah seperti ini ternyata tidak terlalu buruk juga. Namun karena suamiku tidak pernah menyuakinya aku sebisa mungkin mencoba untuk tidak terbiasa dan membuat orgasmeku selalu berada di ujung tanduk. Hampir saja aku pertahananku goyah kalau saja tiba-tiba tidak terjadi sebuah kilasan cahaya di iringi dengan suara ledakan.

“Duar!!!”

“drrrt”

Bersama suara ledakan, tiba-tiba saja seluruh mesin langsung menyala dengan berisik, memghentikan aktivitas mesum kami. Lalu mulai muncul asap hitam yang membuat orang-orang di dalam ruangan ini berlarian keluar. Aku juga ingin bergerak menyusul mereka, kalau saja aku berhasil menemukan bajuku. Sayangnya aku tidak bisa menemukannya.

Sayangnya sepertinya nyawaku cukup sampai disini. Aku merasakan tubuhku berat karena terlau banyak menghirup asap. Disaat kesadaranku kabur, aku bisa merasakan seseorang menyelimuti tubuhku lalu menggendongku keluar diantara orang-orang yang berlarian. Wajahku dia tutupi seolah-olah sedang menyembunyikannku dari pandangan orang-orang. Anehnya aku merasa mengenalnya dan memanggilnya dengan satu nama.

“Aryo?” panggilku pelan sebelum pandanganku gelap.

 
Terakhir diubah:
Harusnya sidestory ini bagus banget bisa bikin crot.. Hihihi

Sayangnya penggambarannya kurang detail Hu.. Panjangin aja sedetil2nya.. Hehe
#keinginan saya saja
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
iya maaf lagi sibuk sama RL mungkin minggu depan abis semua deadlinenya kelar ya...
 
part 9 atas saran ada perubahan sedikit meski tidak terlalu mengurangi kerangka yang sudah ada.

part 10

POV -Aryo-

“ughhh”

Aku terbangun dengan kepala terasa berat. Mungkin ini efek dari kurang tidur akibat sepanjang malam terus berpesta dengan keluargaku, keluarga baruku. Atau mungkin keluargaku yang sesungguhnya ? Dengan ayah, ibu dan kakak kandungku, tanpa mama Rina.

Ya, sudah semalaman mama Rina tidak pulang atau mungkin datang ke unit apartemen ini. Jelas ketidaksukaan mama Rina sudah terlihat sejak hari itu ketika dia menangis di kamarnya sepanjang malam. Bahkan selama perjalan kami dari rumah menuju apartemen ini, mama Rina tidak sekalipun berbicara mengungkit-ungkit apalagi menanyakan suatu hal pun mengenai ibu kandungku. Padahal aku yakin ia tidak pernah mengenalnya.

Setelah setahun menduda, ayah baru memperkerjakan mama Rina yang saat itu baru lulus dari SMK. Dalam rentang waktu setahun itu, papa seperti tidak pernah mengungkit mama, ataupun kak Icha. Bahkan sampai papa seperti mengubur semuanya dalam-dalam hanya untuk sebuah alasan yang tak pernah ia ceritakan.

Aku terbangun dan mencari-cari hapeku.

“Ah”

Aku baru teringat karena kemarin terlalu emosi melihat pergumulan papa di bangku belakang membuatku gregetan. Untung saja jalanan cukup lengang dan sepi kemarin siang. Kalau sempat kami berurusan dengan polisi, kami akan ditahan atas tuduhan mengemudi di bawah umur dan perbuatan tidak senonoh di muka umum. Dan kalau pun tidak, mama Rina pasti sudah di habisi para petugas kalau mereka cukup berani.

Aku lalu membayangkan toked mama Rina yang bulat seperti melon itu diremas-remas kasar oleh para polisi sementara mama Rina sendiri hampir menangis mengocok kontol-kontol polisi lalu-lintas yang biasanya masih gagah dan perkasa. Seperti kemarin saat pergumulan papa, dari hasil pengamatanku sepertinya mama Rina lemah terhadap rangsangan di kedua bongkah dadanya.

“ughhh Rina ga kuat- cepet keluarin mas...” gumamku mencoba menirukan suara mama Rina.

“Itil! Itil Rina! jangan digesek-gesek doang...”

“Masukin!” bisikku tanpa sadar.

Lalu aku mulai membayangkan mama Rina kemudian di giring ke gang yang gelap dan mulai di tunggingkan. Lalu Kedua polisi itu dan juga papa dan tentu saja aku bergantian menggejot mama Rina.

Papa yang sudah sering menggarap mama Rina, kemudian hanya diperbolehkan menonton saja. Sementara kami bertiga kemudian menggarap dan menggenjot mama Rina pada ketiga lubang miliknya. Aku yang kini bergerak menggarap vagina mama Rina, sementara kedua polsisi itu harus puas dengan kocokan-kocokan tangan mama Rina.

Aku mulai mempercepat kocokan tanganku pada kontolku ini sambil berusaha menirukan jepitan dinding anus mama RIna. Meski tidak terlalu mirip, namun reka ulang ini mampu membangkitkan memori malam itu. Pertama aku bisa mengingat bangaimana memek mama Rina membelah mengunyah dan menelan terong bulat-bulat. Lalu sensasi lembut dari kulit kenyal mama Rina yang terawat saat aku mengecup punggungnya pelan. Aku merasakan keringat dan jgua semerbak bau wanita dari parfum dan juga hormon-hormon kewanitaanya. Rasa yang khas dan bercampur dengan asin keringat yang malam itu tidak membuatku jijik namun membuatku ingin mendekapnya lebih erat.

Namun aku terhenti karena mengingat kejadian sebenarnya cukup liar. Genjotan-genjotanku juga tidak terlalu halus apalagi mesra dan berpenglaman. Setidaknya tiga kali kontolku terlepas membuat mama Rina akhirnya menjerit penuh kesakitan saat aku kembali menyuodoknya dengan kekuatan penuh. Gila menginat itu aku merasa malu dan tersenyum-senyum sendiri.

Malam setelah aku menyadari perbuatanku setelah memuntahkan lahar panas ke tubuhnya, aku menghabiskan sepanjang malam menyikat kontolku, memilah baju, membersihkan rumah membuat semua bukti yang mengarah padaku hilang tak berbekas. Kecuali beberapa pakaian dalam mama Rina yang seksi. Atau juga lingerie dan g-string mama Rina yang masih tercium aroma memeknya itu,

“ughhh”

Sialnya karena terlalu sibuk dengan berbagai skenario utnuk meloloskan diriku dari jerat nestapa ini, aku lupa memfoto, memvideokan apalagi mengenyot kedua bongkah dadanya yang diam-diam selalu menghipnotisku. Semoga saja papa tidak mengetahuinya dan tidak akan pernah. Meski tidak sengaja, tetap saja aku takut di usir dari rumah gara-gara meng-anal ibu tiriku sendiri. Apalagi kalau ternyata itu kali pertamanya di sodok dari belakang.

Akhirnya karena berpikir terlalu rumit kontolku mengkerut. meski benda kebanggaanku telah berkilat karena telah mengeluarkan cairan pelumas, Sialnya moodku menjadi jelek dan takut kalau-kalau kebablasan menggumamkan mama Rina. Apalagi samar-samar-samar, bisa mendengar suara dari luar. Suara perempuan yang berbicara dengan ayah dan ibuku.

“Pa... Ma... Icha berangkat dulu ya...”

“jgrek”
Bunyi pintu utama yang tertutup. Mendengar suara kaka dan pintu depan yang terbuka lalu menutup membuatku secara reflek melihat jam di atas dinding.

"jam-jam enam? Ga-gawar...."

Lalu aku pun berlari menuju koper untuk mengambil handuk dan sabun muka.

"ga-ga usah mandi kali ya..."

***
 
Terakhir diubah:
Apakah sidang paripurna bagi aryo bakal di mulai??
Nantikan di update selanjutnya..
:)
 
Bimabet
kirain bakal ada crita2 tentang keseharian di sekolah dsb.. tp bgs kok..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd