Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG PETUALANGAN BUDI

Bila kalian masuk ke Budi Universe, Pilih 2 orang yang yang jadi teman hidup

  • Amelia

  • Rara

  • Anisa

  • Hana

  • Mirna

  • Yohana

  • Aulia

  • Siti

  • Atun


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.

AdrianErcia

Semprot Baru
Daftar
8 Jul 2017
Post
40
Like diterima
2.032
Bimabet
"Kalo diliatin terus gak akan mengubah apa-apa Budi, deketin, kenalan, ajak ngobrol, itu baru namanya usaha." Kata Farhan saat melihat Budi yang matanya tak lepas dari Amelia.

"Gini aja udah mantap kok, Han. Ngimpi kali kalo aku berharap sama Amelia!" Jawab Budi. Mereka berdua duduk di kursi paling belakang. Jam mata kuliah terakhir sudah selesai mereka sedang merapikan buku untuk bersiap-siap pulang.

"Berharap kan wajar kali Bud, harapan itu energi manusia untuk berusaha,"

"Bener tapi otak dikasih tuhan agar kita bisa mikir. Mikir kalau orang kayak dia mustahil mau sama aku. Paham sampean."

"Gak ada yang mustahil, Bud"

"Oke, UTS besok kamu belajar sendiri agar lulus ya,"

"Jangan gitu dong Bud, Mustahil gua bisa lulus kalo lo gak mau ngajarin,"

"Nah loh kok sekarang sampean paham, Ada yang mustahil di dunia ini."

"Terserah lo deh Bud,"

Amelia lalu keluar bersama 3 temannya yang lain. Rara, Anisa dan Hana. Budi hanya memperhatikan dari kejauhan dan menyadari bahwa tuhan mungkin sedang bahagia saat menciptakan mereka berempat. Mereka berempat ada di puncak piramida mahasiswi pintar di kelas Budi dan juga puncak piramida mahasiswi paling ingin didekati di seluruh fakultas. Sedangkan Budi mempunyai kecerdasan yang lumayan, agak berada di atas orang normal tapi masih dibawah orang orang yang dianggap jenius. Kata orang Budi pintar karena rajin.

Dari segi penampilan. Amelia mungkin berada di posisi paling atas dalam piramida. Ia bertubuh jangkung dan kurus seperti model, kulitnya putih dengan wajah yang tirus dihiasi hidung mancung dan mata yang lebar. Rambutnya panjang dan hitam. yang paling menarik adalah senyumnya yang bisa bikin yang melihat ikutan senyum. Ibarat artis seperti ia seperti Ranti Maria. Rara adalah cewek yang paling pendek diantara mereka. mungkin tingginya tak sampai 160 cm. Gadis satu ini memiliki wajah yang bulat dan agak cabi. kulitnya tak seputih Amelia tapi tetap termasuk putih dalam standar kecantikan indonesia. Hidungnya tidak terlalu mancung lebih ke bundar namun tidak pesek dan tidak besar. Ia mirip sekali dengan Tissa biani. Rara sering bertingkah lucu dan dianggap paling polos diantara keempat mahasiswi itu.

Anisa adalah satu-satunya cewek berhijab diantara mereka berempat. Wajah Anisa mungkin yang terlihat paling indonesia dengan tulang pipi yang menonjol, sorotan mata yang tajam dan senyum yang lebar. Setiap ia tersenyum tulang pipinya terangkat dan senyuman itu manis sekali. ia mirip dengan artis anisa rahma. Yang terakhir adalah Hana. Hana memiliki tubuh paling berisi, kulitnya putih dengan badan yang agak berisi. Pipinya juga agak tembem namun ia tampak seksi dan cantik dengan rambut pendek sebahu. banyak yang bilang dia mirip dengan vanesha priscillia.

Sedangkan Budi, ialah anak kampung yang beruntung karena dapat beasiswa dari pemerintah daerah sehingga bisa sekolah gratis di sebuah PTN di jawa timur. Penampakan Budi adalah cowok desa dengan baju kemeja kotak kotak dan celana kain. Tubuhnya cukup tinggi dengan kulit yang yang coklat bahkan lebih kearah hitam karena matahari. Badannya berotot karena sering menjadi kuli angkut saat dia di kampung dulu.

Budi selalu percaya menyukai salah satu dari mereka bagai pungguk merindukan matahari, karena bulan masih terlalu dekat.

"Habis ini lo mau kemana Bud?" tanya Farhan

"Aku?" balas Budi.

"Yoi,"

"Kerja,"

"Lo kerja?"

"Ya, buat nambah nambah buat makanlah."

"Kerja dimana?"

"Di dekat kosku itu ada jasa pengetikan skripsi, jadi biasa aku dapet orderan ketik skripsi di sana. Lumayanlah,"

"Gua anter?" Kata Farhan saat mereka berdua sampai di dekat Farhan memarkirkan mobilnya.

"Gak usahlah, mobil kamu bisa mandek di gang gang dekat kosanku," Jawab Budi.

"Oke deh,"

"Bud?"

"Ya bro?"

"Hmmm....." Farhan tampak ragu. "Lo mau kerja sama gua gak?"

"Kerja? Kerja apa?"

"Gak usah deh, sampai ketemu besok ya,"

"Oke han, terima kasih ya,"

"oke!"
************​

Farhan berjalan menuju kulkas lalu mengambil satu kaleng bir dan duduk dipinggir kasur sambil menatap layar TV di depannya. Ia duduk tanpa busana sambil menenggak minumannya pelan pelan. Seorang wanita berumur 42 tahun bangkit dari tidurnya lalu memeluk tubuh farhan dengan erat. Wanita itu juga tidur tanpa busana.

"Uang yang kemarin sudah habis?"

"Masih,"

"Lalu kenapa hari ini kamu tampak gak ada gairah? atau kamu mau beli sepatu yang baru keluar itu. aku ada kenalan yang bisa dapatkan barang itu tanpa harus antri"

"Mirna," kata Farhan seraya meraba tangan Mirna yang memeluknya dengan erat. "Kamu tahu aku bukan mata duitan seperti itu, aku melakukan ini karena aku sayang sama kamu," Kata farhan.

"Kamu selalu bisa membuat aku tambah sayang, andaikan kita bisa menikah" Suara Mirna terhenti, "Ah aku ngomong apa sih, mana mungkin kamu masih mau dengan aku bila aku menceraikan Anton dan jatuh miskin," Lanjut Mirna.

"Kita sudah bicarakan ini kan Sayang, menikah denganku dan menceraikan pak anton akan menimbulkan banyak masalah buat kamu. Andin, mungkin akan terluka dan Aku masih kuliah, gak akan bisa membiayaimu," lanjut farhan.

"Lalu apa yang kamu fikirkan?"

"Yang aku fikirkan?" Farhan memegang tangan Mirna lalu melepaskan pelukan yang melingkari tubuhnya. Ia lalu berbalik menghadap Mirna dan mendorong Mirna hingga berbaring di atas kasur.

"Sayang?" tanya Mirna.

"Yang aku fikirkan adalah membuat kamu bahagia dan puas malam ini,"

Farhan langsung menurnkan jemarinya menuju kedua paha mulus Mirna. Ia melebarkan kedua paha Mirna dan tampak gundukan vagina yang mulus tanpa rambut sehelaipun. Tampak Mirna adalah wanita yang resik dan selalu merawat daerah kewanitaannya. Wajah farhan langsung memburu vagina Mirna, dengan lihai lidahnya menjilat belahan klistoris yang tambah menggirukan itu.

"Ah Sayang, kamuh ah, Kenapa kamu jago banget,"

Farhan memainkan tempo jilatan lidahnya, sesekali ia memasukkannya kedalam sesekali dia jilat dengan cepat. Tangannya ikut membelai vagina yang kini sudah mulai basah dengan ludah dan cairan yang keluar dari sana. Jilatan farhan tidak berhenti membuat erangan Mirna semakin menjadi-jadi.

"Ahh sayang, terus sayang." erang Mirna nikmat.

"Slurp..." suara lidah beradu dengan vagina. Sampai Mirna menekan wajah Farhan karena sekujur tubuhnya terasa desiran yang amat sangat nikmat yang seketika membuat badannya semakin lemas. "Ahhhh ahh, aku enak sayang, ahhhhhhh" teriak Mirna.

Farhan lalu berdiri, sebuah penis putih dengan diameter yang normal namun panjang yang diatas rata rata berdiri siap menusuk kedalam vagina Mirna yang basah.

"tadi masih pemanasan kan Mirna?" senyum farhan.

"kamu nakal ya,"

Farhan lalu melebarkan paha Mirna dan bersiap memasukkan penisnya hingga tiba tiba Ponsel Mirna berbunyi.

TOT TET TOT TET...

"Sebentar," Mirna beranjak mengambil ponselnya.

"Siapa?"

"Andin,"

"Hallo sayang, anak mama"

"Hallo Ma, Mama bisa jemput Andin sekarang,? Tadi Andin telfon papa nomornya sibuk"

"Papa kan lagi ke jakarta sayang, Kamu katanya mau nginep di rumah Vera. Ini udah jam 11 loh sayang,"

"Vera resek ma, Andin males,"

"kalian berantem?"

"Jempu Andin sekarang juga ya, Males Andin di sini. Bisa ma?"

"Oke, tunggua 30 menit. mama jemput,"

"Makasih mama, Love you."

"Love you too, sayang,"

Panggilan telfon berakhir.

"Kamu mau pulang?"

"Ya, andin minta dijemput. Pasti berantem lagi sama Vera. Mereka berdua sahabatan tapi kerjanya berantem terus," kata Mirna sambil merapikan tas dan memakai baju.

"namanya juga remaja sayang, kamu gak mandi dulu,"

"Nanti di rumah aja, takut gak keburu kalau mandi dulu,"

Farhan berjalan mendekati Mirna yang sibuk siap siap, lalu farhan melingkarkan tangannya di pinggul Mirna.

"Aku sayang kamu, pelan pelan nyetirnya ya. Kamu jangan sampai apa apa dijalan,"

Mirna tersenyum lepas.

"Andikan aku lahir 20 tahun lebih awal," khayal Mirna namun ia menarik lagi khayalannya. "Besok jangan lupa bawa pesanan Bunga itu kerumah ya sayang," Mirna lalu melepas pelukan farhan.

"Siap Big bos,"

"Dan ingat, kalau diluar jangan pernah panggil Mirna, panggil Bu Mirna atau nyonya Mirna, paham. jangan sampai kelepasan seperti minggu kemarin di depan Andin." omel Mirna.

"Siap bu Mirna yang aku sayang,"

"Bu mirna aja, gak pakai yang aku sayang," Mirna lalu melepas sebuah kecupan ke bibir farhan, farhan yang berharap ciuman itu lebih lama hanya mengerang." kamu check out kapan?"

"Mungkin besok, sekalin langsung ke kampus ada kuliah pagi,"

"Oke, baik baik malam ini sendiri," kata Mirna seraya berjalan menuju pintu kamar,"

"Mir?"

"ya?

"Kenalkan aku sama teman kamu yang mungkin bisa membuka hati dengan pria sebaya aku?"

"What?"


DAFTAR ISI :
EPISODE 1
EPISODE 2
EPISODE 3
EPISODE 4
EPISODE 5
EPISODE 6
EPISODE 7
EPISODE 8
EPISODE 9


 
Terakhir diubah:
"Kalo diliatin terus gak akan mengubah apa-apa Budi, deketin, kenalan, ajak ngobrol, itu baru namanya usaha." Kata Farhan saat melihat Budi yang matanya tak lepas dari Amelia.

"Gini aja udah mantap kok, Han. Ngimpi kali kalo aku berharap sama Amelia!" Jawab Budi. Mereka berdua duduk di kursi paling belakang. Jam mata kuliah terakhir sudah selesai mereka sedang merapikan buku untuk bersiap-siap pulang.

"Berharap kan wajar kali Bud, harapan itu energi manusia untuk berusaha,"

"Bener tapi otak dikasih tuhan agar kita bisa mikir. Mikir kalau orang kayak dia mustahil mau sama aku. Paham sampean."

"Gak ada yang mustahil, Bud"

"Oke, UTS besok kamu belajar sendiri agar lulus ya,"

"Jangan gitu dong Bud, Mustahil gua bisa lulus kalo lo gak mau ngajarin,"

"Nah loh kok sekarang sampean paham, Ada yang mustahil di dunia ini."

"Terserah lo deh Bud,"

Amelia lalu keluar bersama 3 temannya yang lain. Rara, Anisa dan Hana. Budi hanya memperhatikan dari kejauhan dan menyadari bahwa tuhan mungkin sedang bahagia saat menciptakan mereka berempat. Mereka berempat ada di puncak piramida mahasiswi pintar di kelas Budi dan juga puncak piramida mahasiswi paling ingin didekati di seluruh fakultas. Sedangkan Budi mempunyai kecerdasan yang lumayan, agak berada di atas orang normal tapi masih dibawah orang orang yang dianggap jenius. Kata orang Budi pintar karena rajin.

Dari segi penampilan. Amelia mungkin berada di posisi paling atas dalam piramida. Ia bertubuh jangkung dan kurus seperti model, kulitnya putih dengan wajah yang tirus dihiasi hidung mancung dan mata yang lebar. Rambutnya panjang dan hitam. yang paling menarik adalah senyumnya yang bisa bikin yang melihat ikutan senyum. Ibarat artis seperti ia seperti Ranti Maria. Rara adalah cewek yang paling pendek diantara mereka. mungkin tingginya tak sampai 160 cm. Gadis satu ini memiliki wajah yang bulat dan agak cabi. kulitnya tak seputih Amelia tapi tetap termasuk putih dalam standar kecantikan indonesia. Hidungnya tidak terlalu mancung lebih ke bundar namun tidak pesek dan tidak besar. Ia mirip sekali dengan Tissa biani. Rara sering bertingkah lucu dan dianggap paling polos diantara keempat mahasiswi itu.

Anisa adalah satu-satunya cewek berhijab diantara mereka berempat. Wajah Anisa mungkin yang terlihat paling indonesia dengan tulang pipi yang menonjol, sorotan mata yang tajam dan senyum yang lebar. Setiap ia tersenyum tulang pipinya terangkat dan senyuman itu manis sekali. ia mirip dengan artis FTV ayu pratiwi. Yang terakhir adalah Hana. Hana memiliki tubuh paling berisi, kulitnya putih dengan badan yang agak berisi. Pipinya juga agak tembem namun ia tampak seksi dan cantik dengan rambut pendek sebahu. banyak yang bilang dia mirip dengan sissy priscillia.

Sedangkan Budi, ialah anak kampung yang beruntung karena dapat beasiswa dari pemerintah daerah sehingga bisa sekolah gratis di sebuah PTN di jawa timur. Penampakan Budi adalah cowok desa dengan baju kemeja kotak kotak dan celana kain. Tubuhnya cukup tinggi dengan kulit yang yang coklat bahkan lebih kearah hitam karena matahari. Badannya berotot karena sering menjadi kuli angkut saat dia di kampung dulu.

Budi selalu percaya menyukai salah satu dari mereka bagai pungguk merindukan matahari, karena bulan masih terlalu dekat.

"Habis ini lo mau kemana Bud?" tanya Farhan

"Aku?" balas Budi.

"Yoi,"

"Kerja,"

"Lo kerja?"

"Ya, buat nambah nambah buat makanlah."

"Kerja dimana?"

"Di dekat kosku itu ada jasa pengetikan skripsi, jadi biasa aku dapet orderan ketik skripsi di sana. Lumayanlah,"

"Gua anter?" Kata Farhan saat mereka berdua sampai di dekat Farhan memarkirkan mobilnya.

"Gak usahlah, mobil kamu bisa mandek di gang gang dekat kosanku," Jawab Budi.

"Oke deh,"

"Bud?"

"Ya bro?"

"Hmmm....." Farhan tampak ragu. "Lo mau kerja sama gua gak?"

"Kerja? Kerja apa?"

"Gak usah deh, sampai ketemu besok ya,"

"Oke han, terima kasih ya,"

"oke!"
************​

Farhan berjalan menuju kulkas lalu mengambil satu kaleng bir dan duduk dipinggir kasur sambil menatap layar TV di depannya. Ia duduk tanpa busana sambil menenggak minumannya pelan pelan. Seorang wanita berumur 42 tahun bangkit dari tidurnya lalu memeluk tubuh farhan dengan erat. Wanita itu juga tidur tanpa busana.

"Uang yang kemarin sudah habis?"

"Masih,"

"Lalu kenapa hari ini kamu tampak gak ada gairah? atau kamu mau beli sepatu yang baru keluar itu. aku ada kenalan yang bisa dapatkan barang itu tanpa harus antri"

"Mirna," kata Farhan seraya meraba tangan Mirna yang memeluknya dengan erat. "Kamu tahu aku bukan mata duitan seperti itu, aku melakukan ini karena aku sayang sama kamu," Kata farhan.

"Kamu selalu bisa membuat aku tambah sayang, andaikan kita bisa menikah" Suara Mirna terhenti, "Ah aku ngomong apa sih, mana mungkin kamu masih mau dengan aku bila aku menceraikan Anton dan jatuh miskin," Lanjut Mirna.

"Kita sudah bicarakan ini kan Sayang, menikah denganku dan menceraikan pak anton akan menimbulkan banyak masalah buat kamu. Andin, mungkin akan terluka dan Aku masih kuliah, gak akan bisa membiayaimu," lanjut farhan.

"Lalu apa yang kamu fikirkan?"

"Yang aku fikirkan?" Farhan memegang tangan Mirna lalu melepaskan pelukan yang melingkari tubuhnya. Ia lalu berbalik menghadap Mirna dan mendorong Mirna hingga berbaring di atas kasur.

"Sayang?" tanya Mirna.

"Yang aku fikirkan adalah membuat kamu bahagia dan puas malam ini,"

Farhan langsung menurnkan jemarinya menuju kedua paha mulus Mirna. Ia melebarkan kedua paha Mirna dan tampak gundukan vagina yang mulus tanpa rambut sehelaipun. Tampak Mirna adalah wanita yang resik dan selalu merawat daerah kewanitaannya. Wajah farhan langsung memburu vagina Mirna, dengan lihai lidahnya menjilat belahan klistoris yang tambah menggirukan itu.

"Ah Sayang, kamuh ah, Kenapa kamu jago banget,"

Farhan memainkan tempo jilatan lidahnya, sesekali ia memasukkannya kedalam sesekali dia jilat dengan cepat. Tangannya ikut membelai vagina yang kini sudah mulai basah dengan ludah dan cairan yang keluar dari sana. Jilatan farhan tidak berhenti membuat erangan Mirna semakin menjadi-jadi.

"Ahh sayang, terus sayang." erang Mirna nikmat.

"Slurp..." suara lidah beradu dengan vagina. Sampai Mirna menekan wajah Farhan karena sekujur tubuhnya terasa desiran yang amat sangat nikmat yang seketika membuat badannya semakin lemas. "Ahhhh ahh, aku enak sayang, ahhhhhhh" teriak Mirna.

Farhan lalu berdiri, sebuah penis putih dengan diameter yang normal namun panjang yang diatas rata rata berdiri siap menusuk kedalam vagina Mirna yang basah.

"tadi masih pemanasan kan Mirna?" senyum farhan.

"kamu nakal ya,"

Farhan lalu melebarkan paha Mirna dan bersiap memasukkan penisnya hingga tiba tiba Ponsel Mirna berbunyi.

TOT TET TOT TET...

"Sebentar," Mirna beranjak mengambil ponselnya.

"Siapa?"

"Andin,"

"Hallo sayang, anak mama"

"Hallo Ma, Mama bisa jemput Andin sekarang,? Tadi Andin telfon papa nomornya sibuk"

"Papa kan lagi ke jakarta sayang, Kamu katanya mau nginep di rumah Vera. Ini udah jam 11 loh sayang,"

"Vera resek ma, Andin males,"

"kalian berantem?"

"Jempu Andin sekarang juga ya, Males Andin di sini. Bisa ma?"

"Oke, tunggua 30 menit. mama jemput,"

"Makasih mama, Love you."

"Love you too, sayang,"

Panggilan telfon berakhir.

"Kamu mau pulang?"

"Ya, andin minta dijemput. Pasti berantem lagi sama Vera. Mereka berdua sahabatan tapi kerjanya berantem terus," kata Mirna sambil merapikan tas dan memakai baju.

"namanya juga remaja sayang, kamu gak mandi dulu,"

"Nanti di rumah aja, takut gak keburu kalau mandi dulu,"

Farhan berjalan mendekati Mirna yang sibuk siap siap, lalu farhan melingkarkan tangannya di pinggul Mirna.

"Aku sayang kamu, pelan pelan nyetirnya ya. Kamu jangan sampai apa apa dijalan,"

Mirna tersenyum lepas.

"Andikan aku lahir 20 tahun lebih awal," khayal Mirna namun ia menarik lagi khayalannya. "Besok jangan lupa bawa pesanan Bunga itu kerumah ya sayang," Mirna lalu melepas pelukan farhan.

"Siap Big bos,"

"Dan ingat, kalau diluar jangan pernah panggil Mirna, panggil Bu Mirna atau nyonya Mirna, paham. jangan sampai kelepasan seperti minggu kemarin di depan Andin." omel Mirna.

"Siap bu Mirna yang aku sayang,"

"Bu mirna aja, gak pakai yang aku sayang," Mirna lalu melepas sebuah kecupan ke bibir farhan, farhan yang berharap ciuman itu lebih lama hanya mengerang." kamu check out kapan?"

"Mungkin besok, sekalin langsung ke kampus ada kuliah pagi,"

"Oke, baik baik malam ini sendiri," kata Mirna seraya berjalan menuju pintu kamar,"

"Mir?"

"ya?

"Kenalkan aku sama teman kamu yang mungkin bisa membuka hati dengan pria sebaya aku?"

"What?"


Cerita baru lagi.. sekarang diawal udah bumbu perselingkuhan anak kuliah dengan seorang nyonya..

Tokoh utama, pemuda desa, kuliah berkat beasiswa. Ada waktu luang, kerja. Minder karena kondisi. Yaa menurutku wajar sih, yang disukai juga idola :Peace:

Semoga nasibmu berubah kearah yang lebih baik Bud.. Bud

Buat sang penulis, tetaplah semangat. Tidak perlu muluk², yang penting tamat atau selesai dengan baik, itu sudah bagus. :semangat:

Aku mendukungmu
Maap² bila ada salah kata
 
Episode 2.

Farhan memandang tubuh Budi dari atas sampai bawah. Kesimpulan yang bisa dia tarik hanya pakaian yang dikenakan Budi benar benar tidak cocok dan tidak menarik. Tinggi badan Budi lebih dari 180cm. Badannya jangan ditanya, otot-otot lengannya terlihat seperti terbiasa angkat berat. Bahkan wajahnya tidak sesuai usianya yang baru menginjak 20 tahun. Ia terlihat tua. Farhan sering mengoloknya chico jerico versi low budget. Budi yang sadar diperhatikan mulai protes.

"Han, maaf maaf kata nih. Kita ini sahabat memang tapi maaf gua gak bisa,"

"Gak bisa apa?" Tanya Farhan.

"Gak bisa jadi HOMO,"

"Eh lo ngelunjak ya bilang gua Homo,"

"Kamu sih melihat aku kayak mau perkosa orang," Canda Budi.

"Anjing Lo. Mau kerja sama gua gak Bud,"

"Kerja apa?"

"Bawa bawa bunga,"

"Bawa bawa bunga? emang bunya mau di bawa kemana?" Tanya Budi bingung.

"Bawa bunga yang sudah di rangkai di toko bunga. Terus kita bawa ke kantor atau rumah. Ini bunya premium gitu. Harganya sekitar 5 juta keatas lah." Jelas Farhan. "Tapi lo harus ganti penampilan."

"Kenapa dengan penampilan aku Han?"

"Penampilan lo? oke gua jujur aja. Kampung. Bud." Farhan to the ponit.

"Aku gak ada uang buat kearah sana Han, tau sendiri gua aja kerja ngetik skripsi," Balas Budi.

"Gua modalin lo,"

"Enggak ah, aku gak mau punya utang," Tolak budi.

"Denger dulu dong gua ngomong. Gua kasih syarat pertama, Gua akan modalin lo, kedua lo harus nurut semua perintah gua. dan terakhir 10% penghasilan lo buat gua sebagai ganti modal awal gua. Gimana?" Tawar Farhan.

"Bentar, kenapa aku harus nurut kamu?"

"Takutnya ditengah jalan lo berhenti, kan bikin malu gua. Jadi nanti kalau ada perintah yang agak nyeleneh lo ikutin ok?" kata Farhan.

"Oke, Deal. Eh emang gajinya berapa?"

"5% dari harga bunga. Kalau lo dapet pelanggan bunya baru komisi jadi 15% dari harga bunga. Tips dari pembeli untuk kita sebagai kurir. Tapi kerusakan bunga jadi tanggung jawab kita, Deal?" tanya Farhan.

"Oke deal!"

"Habis ini kita pergi shopping"

"Tapi masih ada kuliah Han,"

"masih lama, cabut aja dulu. Lo mau shopping berapa lama emang?"

"Oke oke,"​

*********************​

"Ra? Lo masih suka sama Farhan?" Goda Hana.

"Hana jangan keras-keras nanti kedengaran orang." kata rara menyuruh hana diam. Mereka berempat sedang asik duduk di kafetaria fakultas sambil menunggu mata kuliah terakhir yang masih dua jam lagi.

"Apa sih yang menarik dari Farhan?" ketus Anisa.

"Mamah dedeh nimbrung ni," Ejek Hana.

"ih Brisik!" balas Anis.

"Mata hati kalian itu harusnya bisa melihat pesona dari Farhan. Dia tinggi, badannya tegap, misterius. Pokoknya dia gua banget," Kata Rara merapatkan jemarinya seolah sedang memohon.

"Setiap orang punya type masih masing, Wajar Rara punya typenya sendiri," Amelia ikut masuk dalam pembicaraan.

"Tuh. Amel emang paling bijaksana," dukung Rara.

"Emang type lo kayak gimana mel? Yang jelas bukan kayak farhan kan?" Tanya Hana.

"Atau sahabat sejatinya Farhan. Budi?"

"Hihihihi," tawa Rara.

"Kenapa lo ketawa Ra?" tanya Amel.

"Kalau Budi mah enggak banget Mel," Kata Rara.

"Ra, lo sadar ga? Anak yang lo ketawain itu sudah banyak bantu kita" Balas Amel.

"Bantu? Bantu apa?"

"Inget gak semester kemarin? Saat Prof Adi nyuruh buat makalah tapi waktunya cuman seminggu, Pas lo lagi ada acara nikahan abang lo di rumah. Dia tuh yang bilang ke Prof Adi agar dikasih waktu 2 minggu,"

"Yah inget gua, Dulu gua sempat panik dan mau mati rasanya apalagi mata kuliah itu 4 SKS kan. Emang ada lagi?"

"Prof agung juga pernah dirayu sama dia agar kuis kita dibatalkan dan waktu itu lo juga gak masuk Ra," Lanjut Amelia.

"Benar juga, dia emang dekat sama semua Dosen," kata Hana.

"Mungkin dosen-dosen kasian sama dia, karena denger denger dia udah yatim piatu," Kata Rara.

"kalau masalah dia Yatim piatu sih gua gak tahu, tapi masalah Dosen kasian sih kayaknya enggak. Gua lebih merasa dia pinter membuat orang yang lebih tua dihargai. Lanjut Amelia.

"Jadi lo suka sama orang kayak Budi mel?" tanya Rara.

"Ra? lo lemot ya. Sang Ratu kampus kita ini hanya suka sama pangeran Sydneynya." kata Hana.

"Maksud kalian David? yang katanya kuliah di australia dan nyuruh Amel nunggu sampai dia lulus itu? Bukannya semenjak SMA kalian bahkan gak tahu kontak masing masing. Emang lo pernah dihubungi dia setelah lulus SMA?"

Amelia menggeleng.

"Ya tuhan. Dimana kamu tahu si David masih harepin lo? mungkin aja dia udah nikah, punya anak, bisa jadi udah duda bisa jadi udah mati," kata rara tampa berfikir asal nyerocos.

"Hust ngawur aja lo Ra," Protes Anisa."Setiap orang punya keyakinan sendiri-diri bukan, biarkan saja amel percaya dengan apa yang dia percaya sekarang. Waktu akan menjawab apakah jalan yang dipilih benar atau salah," lanjut Anisa.

"Tuh kan Mamah dedeh," Canda Hana.​

**************************​
"Kamu ngabisin berapa Han?"

"Sudah jangan difikirin, anggap aja investasi gua. Makanya lo nanti kerjanya jangan males males ok?"

"Tenang Pak Bos, Tapi gak kebanyakan ini," Budi masih merasa sungkan. " Di mobil kamu tadi udah banyak, eh kamu mampir lagi di Mall ini"

"Kita juga butuh sepatu, masak lo udah keren pakai sepatu butut,"

"Oke deh oke deh, tapi gua mau toilet dulu."

"Eh gua ikut, Mas titip dulu gak apa apa?"​

Saat jalan toilet Handphone Farhan berdering.

"Halo mir?"

"Halo sayang,"

"Bagaimana?"

"Sabar dong, kok kamu semangat banget sih. Yakin ini buat temen kamu. Jangan jangan kamu bosen sama aku terus mau pindah ke lain hati,"

"Sayang masih belum percaya sama aku?"

"Percaya kok,"

"Jadi gimana?"

"Aku masih belum yakin, tapi bulan lalu dia pernah curhat masalah suaminya. Suaminya terlalu lurus, tak punya keinginan apa apa, hanya sibuk kerja mengejar karir politik. Suaminya ini Anggota dewan muda, gantikan dewan sebelumnya yang kena kasus korupsi. Jadi dia anggota ibu ibu yang masih baru,"

"Dia belum punya anak?"

"Belum, aku gak tahu dia akan berani atau tidak tapi bisa kita pancing dulu. Jujur saya kasian sama dia. Suaminya punya ambisi sendiri tanpa peduli dengan istrinya.

"Oke Mir, kita coba dulu."

"Oke sayang tapi pastikan dulu teman kamu punya bakat atau enggak, jangan sampai loyo dan serba mini. Tambah kasian aku sama dia,"

"tenang tenang akan aku pastikan dulu,"

Farhan mematikan ponselnya lalu pergi menuju toilet. Ternyata Budi masih diluar.

"Lo belum buang Air,"

"Masih penuh," jawab Budi.

Farhan menengok masuk.

"Penuh dari mana, tuh kosong semua urinoirnya" kata Farhan " Lo cuma mau pipis doang kan?"

Budi mengangguk.

"Ayolah pipis, bentar lagi kita kuliah nih,"

"Gak ah kamu aja yang duluan, aku dikampus aja,"

"Ih aneh banget sih lo, ayo. lah. kayak gak punya penis aja lo, atau jangan jangan lo gak punya?"

"Punya kok,"

"Ayo kalo gitu,"

Budi tampak malu malu pipis di urinoir, ia menuju tempat yang jauh dari Farhan. Farhan sengaja menunggu Budi pipis dulu baru dia pipis disamping Budi. Saat ia tahu Budi sudah mulai membuka keran pipisnya. Farhan langsung mendekat dan membuka resleting celananya untuk pipis. Budi tampak ingin menyembunyikan tapi barang seperti itu gak mungkin disembunyikan. Farhan hanya melongo melihat tongkat hitam yang tebal dan panjang. ini pertama kalinya farhan melihat penis sebesar itu secara langsung.
************​
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd