AdrianErcia
Semprot Baru
- Daftar
- 8 Jul 2017
- Post
- 40
- Like diterima
- 2.032
"Kalo diliatin terus gak akan mengubah apa-apa Budi, deketin, kenalan, ajak ngobrol, itu baru namanya usaha." Kata Farhan saat melihat Budi yang matanya tak lepas dari Amelia.
"Gini aja udah mantap kok, Han. Ngimpi kali kalo aku berharap sama Amelia!" Jawab Budi. Mereka berdua duduk di kursi paling belakang. Jam mata kuliah terakhir sudah selesai mereka sedang merapikan buku untuk bersiap-siap pulang.
"Berharap kan wajar kali Bud, harapan itu energi manusia untuk berusaha,"
"Bener tapi otak dikasih tuhan agar kita bisa mikir. Mikir kalau orang kayak dia mustahil mau sama aku. Paham sampean."
"Gak ada yang mustahil, Bud"
"Oke, UTS besok kamu belajar sendiri agar lulus ya,"
"Jangan gitu dong Bud, Mustahil gua bisa lulus kalo lo gak mau ngajarin,"
"Nah loh kok sekarang sampean paham, Ada yang mustahil di dunia ini."
"Terserah lo deh Bud,"
Amelia lalu keluar bersama 3 temannya yang lain. Rara, Anisa dan Hana. Budi hanya memperhatikan dari kejauhan dan menyadari bahwa tuhan mungkin sedang bahagia saat menciptakan mereka berempat. Mereka berempat ada di puncak piramida mahasiswi pintar di kelas Budi dan juga puncak piramida mahasiswi paling ingin didekati di seluruh fakultas. Sedangkan Budi mempunyai kecerdasan yang lumayan, agak berada di atas orang normal tapi masih dibawah orang orang yang dianggap jenius. Kata orang Budi pintar karena rajin.
Dari segi penampilan. Amelia mungkin berada di posisi paling atas dalam piramida. Ia bertubuh jangkung dan kurus seperti model, kulitnya putih dengan wajah yang tirus dihiasi hidung mancung dan mata yang lebar. Rambutnya panjang dan hitam. yang paling menarik adalah senyumnya yang bisa bikin yang melihat ikutan senyum. Ibarat artis seperti ia seperti Ranti Maria. Rara adalah cewek yang paling pendek diantara mereka. mungkin tingginya tak sampai 160 cm. Gadis satu ini memiliki wajah yang bulat dan agak cabi. kulitnya tak seputih Amelia tapi tetap termasuk putih dalam standar kecantikan indonesia. Hidungnya tidak terlalu mancung lebih ke bundar namun tidak pesek dan tidak besar. Ia mirip sekali dengan Tissa biani. Rara sering bertingkah lucu dan dianggap paling polos diantara keempat mahasiswi itu.
Anisa adalah satu-satunya cewek berhijab diantara mereka berempat. Wajah Anisa mungkin yang terlihat paling indonesia dengan tulang pipi yang menonjol, sorotan mata yang tajam dan senyum yang lebar. Setiap ia tersenyum tulang pipinya terangkat dan senyuman itu manis sekali. ia mirip dengan artis anisa rahma. Yang terakhir adalah Hana. Hana memiliki tubuh paling berisi, kulitnya putih dengan badan yang agak berisi. Pipinya juga agak tembem namun ia tampak seksi dan cantik dengan rambut pendek sebahu. banyak yang bilang dia mirip dengan vanesha priscillia.
Sedangkan Budi, ialah anak kampung yang beruntung karena dapat beasiswa dari pemerintah daerah sehingga bisa sekolah gratis di sebuah PTN di jawa timur. Penampakan Budi adalah cowok desa dengan baju kemeja kotak kotak dan celana kain. Tubuhnya cukup tinggi dengan kulit yang yang coklat bahkan lebih kearah hitam karena matahari. Badannya berotot karena sering menjadi kuli angkut saat dia di kampung dulu.
Budi selalu percaya menyukai salah satu dari mereka bagai pungguk merindukan matahari, karena bulan masih terlalu dekat.
"Habis ini lo mau kemana Bud?" tanya Farhan
"Aku?" balas Budi.
"Yoi,"
"Kerja,"
"Lo kerja?"
"Ya, buat nambah nambah buat makanlah."
"Kerja dimana?"
"Di dekat kosku itu ada jasa pengetikan skripsi, jadi biasa aku dapet orderan ketik skripsi di sana. Lumayanlah,"
"Gua anter?" Kata Farhan saat mereka berdua sampai di dekat Farhan memarkirkan mobilnya.
"Gak usahlah, mobil kamu bisa mandek di gang gang dekat kosanku," Jawab Budi.
"Oke deh,"
"Bud?"
"Ya bro?"
"Hmmm....." Farhan tampak ragu. "Lo mau kerja sama gua gak?"
"Kerja? Kerja apa?"
"Gak usah deh, sampai ketemu besok ya,"
"Oke han, terima kasih ya,"
"oke!"
"Gini aja udah mantap kok, Han. Ngimpi kali kalo aku berharap sama Amelia!" Jawab Budi. Mereka berdua duduk di kursi paling belakang. Jam mata kuliah terakhir sudah selesai mereka sedang merapikan buku untuk bersiap-siap pulang.
"Berharap kan wajar kali Bud, harapan itu energi manusia untuk berusaha,"
"Bener tapi otak dikasih tuhan agar kita bisa mikir. Mikir kalau orang kayak dia mustahil mau sama aku. Paham sampean."
"Gak ada yang mustahil, Bud"
"Oke, UTS besok kamu belajar sendiri agar lulus ya,"
"Jangan gitu dong Bud, Mustahil gua bisa lulus kalo lo gak mau ngajarin,"
"Nah loh kok sekarang sampean paham, Ada yang mustahil di dunia ini."
"Terserah lo deh Bud,"
Amelia lalu keluar bersama 3 temannya yang lain. Rara, Anisa dan Hana. Budi hanya memperhatikan dari kejauhan dan menyadari bahwa tuhan mungkin sedang bahagia saat menciptakan mereka berempat. Mereka berempat ada di puncak piramida mahasiswi pintar di kelas Budi dan juga puncak piramida mahasiswi paling ingin didekati di seluruh fakultas. Sedangkan Budi mempunyai kecerdasan yang lumayan, agak berada di atas orang normal tapi masih dibawah orang orang yang dianggap jenius. Kata orang Budi pintar karena rajin.
Dari segi penampilan. Amelia mungkin berada di posisi paling atas dalam piramida. Ia bertubuh jangkung dan kurus seperti model, kulitnya putih dengan wajah yang tirus dihiasi hidung mancung dan mata yang lebar. Rambutnya panjang dan hitam. yang paling menarik adalah senyumnya yang bisa bikin yang melihat ikutan senyum. Ibarat artis seperti ia seperti Ranti Maria. Rara adalah cewek yang paling pendek diantara mereka. mungkin tingginya tak sampai 160 cm. Gadis satu ini memiliki wajah yang bulat dan agak cabi. kulitnya tak seputih Amelia tapi tetap termasuk putih dalam standar kecantikan indonesia. Hidungnya tidak terlalu mancung lebih ke bundar namun tidak pesek dan tidak besar. Ia mirip sekali dengan Tissa biani. Rara sering bertingkah lucu dan dianggap paling polos diantara keempat mahasiswi itu.
Anisa adalah satu-satunya cewek berhijab diantara mereka berempat. Wajah Anisa mungkin yang terlihat paling indonesia dengan tulang pipi yang menonjol, sorotan mata yang tajam dan senyum yang lebar. Setiap ia tersenyum tulang pipinya terangkat dan senyuman itu manis sekali. ia mirip dengan artis anisa rahma. Yang terakhir adalah Hana. Hana memiliki tubuh paling berisi, kulitnya putih dengan badan yang agak berisi. Pipinya juga agak tembem namun ia tampak seksi dan cantik dengan rambut pendek sebahu. banyak yang bilang dia mirip dengan vanesha priscillia.
Sedangkan Budi, ialah anak kampung yang beruntung karena dapat beasiswa dari pemerintah daerah sehingga bisa sekolah gratis di sebuah PTN di jawa timur. Penampakan Budi adalah cowok desa dengan baju kemeja kotak kotak dan celana kain. Tubuhnya cukup tinggi dengan kulit yang yang coklat bahkan lebih kearah hitam karena matahari. Badannya berotot karena sering menjadi kuli angkut saat dia di kampung dulu.
Budi selalu percaya menyukai salah satu dari mereka bagai pungguk merindukan matahari, karena bulan masih terlalu dekat.
"Habis ini lo mau kemana Bud?" tanya Farhan
"Aku?" balas Budi.
"Yoi,"
"Kerja,"
"Lo kerja?"
"Ya, buat nambah nambah buat makanlah."
"Kerja dimana?"
"Di dekat kosku itu ada jasa pengetikan skripsi, jadi biasa aku dapet orderan ketik skripsi di sana. Lumayanlah,"
"Gua anter?" Kata Farhan saat mereka berdua sampai di dekat Farhan memarkirkan mobilnya.
"Gak usahlah, mobil kamu bisa mandek di gang gang dekat kosanku," Jawab Budi.
"Oke deh,"
"Bud?"
"Ya bro?"
"Hmmm....." Farhan tampak ragu. "Lo mau kerja sama gua gak?"
"Kerja? Kerja apa?"
"Gak usah deh, sampai ketemu besok ya,"
"Oke han, terima kasih ya,"
"oke!"
************
Farhan berjalan menuju kulkas lalu mengambil satu kaleng bir dan duduk dipinggir kasur sambil menatap layar TV di depannya. Ia duduk tanpa busana sambil menenggak minumannya pelan pelan. Seorang wanita berumur 42 tahun bangkit dari tidurnya lalu memeluk tubuh farhan dengan erat. Wanita itu juga tidur tanpa busana.
"Uang yang kemarin sudah habis?"
"Masih,"
"Lalu kenapa hari ini kamu tampak gak ada gairah? atau kamu mau beli sepatu yang baru keluar itu. aku ada kenalan yang bisa dapatkan barang itu tanpa harus antri"
"Mirna," kata Farhan seraya meraba tangan Mirna yang memeluknya dengan erat. "Kamu tahu aku bukan mata duitan seperti itu, aku melakukan ini karena aku sayang sama kamu," Kata farhan.
"Kamu selalu bisa membuat aku tambah sayang, andaikan kita bisa menikah" Suara Mirna terhenti, "Ah aku ngomong apa sih, mana mungkin kamu masih mau dengan aku bila aku menceraikan Anton dan jatuh miskin," Lanjut Mirna.
"Kita sudah bicarakan ini kan Sayang, menikah denganku dan menceraikan pak anton akan menimbulkan banyak masalah buat kamu. Andin, mungkin akan terluka dan Aku masih kuliah, gak akan bisa membiayaimu," lanjut farhan.
"Lalu apa yang kamu fikirkan?"
"Yang aku fikirkan?" Farhan memegang tangan Mirna lalu melepaskan pelukan yang melingkari tubuhnya. Ia lalu berbalik menghadap Mirna dan mendorong Mirna hingga berbaring di atas kasur.
"Sayang?" tanya Mirna.
"Yang aku fikirkan adalah membuat kamu bahagia dan puas malam ini,"
Farhan langsung menurnkan jemarinya menuju kedua paha mulus Mirna. Ia melebarkan kedua paha Mirna dan tampak gundukan vagina yang mulus tanpa rambut sehelaipun. Tampak Mirna adalah wanita yang resik dan selalu merawat daerah kewanitaannya. Wajah farhan langsung memburu vagina Mirna, dengan lihai lidahnya menjilat belahan klistoris yang tambah menggirukan itu.
"Ah Sayang, kamuh ah, Kenapa kamu jago banget,"
Farhan memainkan tempo jilatan lidahnya, sesekali ia memasukkannya kedalam sesekali dia jilat dengan cepat. Tangannya ikut membelai vagina yang kini sudah mulai basah dengan ludah dan cairan yang keluar dari sana. Jilatan farhan tidak berhenti membuat erangan Mirna semakin menjadi-jadi.
"Ahh sayang, terus sayang." erang Mirna nikmat.
"Slurp..." suara lidah beradu dengan vagina. Sampai Mirna menekan wajah Farhan karena sekujur tubuhnya terasa desiran yang amat sangat nikmat yang seketika membuat badannya semakin lemas. "Ahhhh ahh, aku enak sayang, ahhhhhhh" teriak Mirna.
Farhan lalu berdiri, sebuah penis putih dengan diameter yang normal namun panjang yang diatas rata rata berdiri siap menusuk kedalam vagina Mirna yang basah.
"tadi masih pemanasan kan Mirna?" senyum farhan.
"kamu nakal ya,"
Farhan lalu melebarkan paha Mirna dan bersiap memasukkan penisnya hingga tiba tiba Ponsel Mirna berbunyi.
TOT TET TOT TET...
"Sebentar," Mirna beranjak mengambil ponselnya.
"Siapa?"
"Andin,"
"Hallo sayang, anak mama"
"Hallo Ma, Mama bisa jemput Andin sekarang,? Tadi Andin telfon papa nomornya sibuk"
"Papa kan lagi ke jakarta sayang, Kamu katanya mau nginep di rumah Vera. Ini udah jam 11 loh sayang,"
"Vera resek ma, Andin males,"
"kalian berantem?"
"Jempu Andin sekarang juga ya, Males Andin di sini. Bisa ma?"
"Oke, tunggua 30 menit. mama jemput,"
"Makasih mama, Love you."
"Love you too, sayang,"
Panggilan telfon berakhir.
"Kamu mau pulang?"
"Ya, andin minta dijemput. Pasti berantem lagi sama Vera. Mereka berdua sahabatan tapi kerjanya berantem terus," kata Mirna sambil merapikan tas dan memakai baju.
"namanya juga remaja sayang, kamu gak mandi dulu,"
"Nanti di rumah aja, takut gak keburu kalau mandi dulu,"
Farhan berjalan mendekati Mirna yang sibuk siap siap, lalu farhan melingkarkan tangannya di pinggul Mirna.
"Aku sayang kamu, pelan pelan nyetirnya ya. Kamu jangan sampai apa apa dijalan,"
Mirna tersenyum lepas.
"Andikan aku lahir 20 tahun lebih awal," khayal Mirna namun ia menarik lagi khayalannya. "Besok jangan lupa bawa pesanan Bunga itu kerumah ya sayang," Mirna lalu melepas pelukan farhan.
"Siap Big bos,"
"Dan ingat, kalau diluar jangan pernah panggil Mirna, panggil Bu Mirna atau nyonya Mirna, paham. jangan sampai kelepasan seperti minggu kemarin di depan Andin." omel Mirna.
"Siap bu Mirna yang aku sayang,"
"Bu mirna aja, gak pakai yang aku sayang," Mirna lalu melepas sebuah kecupan ke bibir farhan, farhan yang berharap ciuman itu lebih lama hanya mengerang." kamu check out kapan?"
"Mungkin besok, sekalin langsung ke kampus ada kuliah pagi,"
"Oke, baik baik malam ini sendiri," kata Mirna seraya berjalan menuju pintu kamar,"
"Mir?"
"ya?
"Kenalkan aku sama teman kamu yang mungkin bisa membuka hati dengan pria sebaya aku?"
"What?"
EPISODE 1DAFTAR ISI :
EPISODE 2
EPISODE 3
EPISODE 4
EPISODE 5
EPISODE 6
EPISODE 7
EPISODE 8
EPISODE 9
Terakhir diubah: