Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Seorang Istri

Status
Please reply by conversation.
Part 2

Matahari tenggelam dan rembulan sudah bersinar, kini hari sudah malam. Seperti biasa Stella menggunakan baju tidurnya, sebuah daster terusan berwarna putih yang disangga oleh dua tali kecil dipundaknya. Pakaian itu sangat tipis, sehingga tubuh Stella menerawang indah dibaliknya. Terutama payudara Stella yang menonjol tanpa tertutupi BH, karena memang selama ini Stella tidak pernah memakai BH jika ingin tidur. Dan bagian bawahnya begitu pendek, 15cm diatas lutut sehinggaha memperlihatkan paha putih mulusnya.

Malam itu Andre pulang sedikit larut karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Seperti biasa, sesampainya di rumah Andre langusng mandi untuk mengurangi rasa letih ditubuhnya. Kemudian mereka makan malam bersama layaknya sebuah keluarga diselingi obrolan sekedarnya saja.

Setelah selesai makan Stella dan Andre telah berada dikamar mereka. Tiba-tiba Andre memeluk Stella dari belakang. “Kamu seksi banget malem ini sayang.” Bisik Andre diteling Stella dengan selangkangan menempel erat pada bongkahan pantat Stella yang membulat sempurna.

"Uuhhh pah..." desah Stella.

Andre melanjutkan serangannya, diremasnya perlahan payudara Stella yang ranum dibalik daster. Tangan Andre dan payudara Stella hanya dibatasi oleh sebuah kain tipis yang tentu saja tidak mengurangi kelebutan payudara Stella ditangan Andre. Sambil terus meremas, Andre mencium tengkuk leher Stella. Tak lama puting susu Stella pun mulai menonjol menandakan si empunya mulai menikmati permainan.

Stella menoleh ke belakang, dan tiba-tiba Andre langsung melumat bibir Stella. Stella sedikit kelabakan, namun hanya sebentar saja ia sudah bisa menyesuaikan dan membalas lumatan bibir suaminya. Tangan Andre pun kini mulai meremas kasar kedua payudara Stella secara bergantian.

"Ougghhh Pah" desah Stella yang mulai dikuasai nafsu akibat perbuatan suaminya.

"Oughh Mah, dada kamu kenyal banget... Aku beruntung bisa memiliki kamu" ujar Suaminya. "Aku ga tahan lagi sayang" kata Andre sesaat melepas ciumannya tapi selangkangannya terus bergerak maju dan mundur ditengah bongkahan pantat Stella.

"Ouhh pelan-pelan aja pah" pinta Stella.

"Papa buka ya mah baju nya" ujar Andre meminta izin.

Tanpa menunggu persetujuan dari Stella, Andre langsung mengarahkan tangannya menuju pundak Stella dan mencari tali yang menyangga daster tersebut. Andre menggeser tali itu ke arah samping. Seketika penutup tubuh Stella tersebut langsung merosot melewati tubuh halus Stella. Dan terpampanglah tubuh indah Stella yang menjadi impian banyak orang dan hanya menyisakan sebuah celana dalam untuk menutupinya. Celana dengan model g-string tampak tidak menutupi apapun, hanya menutupi celah bibir vagina Stella.

"Mmmppppmhh" gumam Stella karena bibirnya kembali dicium oleh Andre dengan rakusnya.

"Lanjut dikasur yuk mah" lanjut Andre setelah menyudahi lumatannya.

Sambil berjalan menuju kasur Stella melepas sastu-satunya penutup yang tersisa ditubuhnya, sehingga kini ia telah telanjang sepenuhnya. Begitu juga dengan Andre, dilepasnya semua pakaiannya dengan cepat karena tak sabar ingin segera menyantap hidangan utamanya.

Stella sudah mengambil posisi telentang di atas kasur dengan kedua kakinya dibuka lebar-lebar. Disusul oleh Andre yang langsung mengambil posisi didepan vagina Stella. Andre mengarahkan penisnya menggesek vagina Stella, lalu penisnya perlahan-lahan membelah dan masuk ke dalam liang kenikmatan yang ada didepannya.

"Oohhhh Pah..." desah Stella.

"Mah Ahh... Enak bangeett Aahhh" ujar Andre yang kini mulai bergoyang dengan cepat.

Cpok.. Cpok.. Cpok.. bunyi dua kelamin yang sedang menyatu.

"Ougghhh...Aahhh.. Ooughhhh...Aahhh Pah.. yang cepet pah" desah Stella yang birahinya mulai memuncak.

"Oohhh iya mah" ujarnya.

Stella makin terangsang, rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Oughhhhhh mahh nikmat... Aahhhh" desah Andre menyemburkan spermanya didalam vagina Stella.

Stella memejamkan mata merasakan hangatnya semburan sperma suaminya sambil mengatur nafas.

"Itu nikmat, tapi berbeda.. kenimknatan ini berbeda!" batin Stella.

"Makasih ya sayang" ujar Andre sambil mencium bibir Stella.

Stella memberikan senyuman manis kepada suaminya. Kemudian Stella beranjang ke kamar mandi untuk membersihkan sisa pertempurannya tadi dan memakai kembali pakaiannya yang tadi sempat tercerer. Dilihatnya Andre sudah tertidur pulas.

Stella tidak menuju kasur dimana suaminya tertidur, ia malah menuju ruang keluarga. Stella masih memikirkan apa yang baru saja ia rasakan. Stella menikmati permainan suaminya tapi tetap saja ia merasa ada yang aneh. Pikirannya jadi berantakan karna memikirkan hal tersebut.

"Mungkin sebaiknya aku minum obat tidur untuk menghilangkan perasaan aneh ini" ucap Stella pada dirinya sendiri.

Di ambilnya sebuah botol kecil dari dalam lemari yang biasanya berisi obat tidur. Ketika dibuka ternyata botol itu tidak ada isinya, obat tidurnya sudah habis. Kepalanya Stella langsung menoleh ke arah jam dinding terpasang, dilihatnya jam tersebut masih menunjukkan pukul 9.30 malam.

"Sepertinya minimarket di depan komplek masih buka deh jam segini" ujar Stella.

Stella kembali ke kamar untuk mengambil sweater dengan model long cardy untuk melapisi pakaiannya. Dan tak lupa membawa uang yang langsung dimasukkan kedalam kantung sweaternya untuk membeli obat. Dikuncinya pintu rumahnya, lalu Stella pun mulai berjalan menuju minimarket.

Saat Stella akan melewati pos satpam, ia melihat seseorang dan itu sering terlihat di daerah komplek tersebut. Sosok mengendap-endap menuju ke pos satpam dan membuat Stella menjadi curiga.

"Bukannya itu Surti (ART di salah satu rumah) ya?" kata Stella curiga.

Secara perlahan-lahan Stella mendekati pos satpam sehingga tidak ada yang menyadarinya dan ia mencari celah untuk mengintip situasi didalamnya. Beruntungnya Stella karena disalah satu kaca pada pos tersebut terdapat lapisan kaca film yang sedikit mengelupas. Stella menyesuaikan posisinya agar nyaman saat ia mengintip ke dalam, karna posisi 'celah intip' yang rendah sehingga Stella harus membungkuk untuk dapat mengintip.

Stella mulai mengintip kedalam dari kaca jendela pos satpam ini. Baru saja mengintip dan Stella pun terkejut dan langsung menutup mulutnya, dilihatnya Surti sedang memberikan servis oral sex kepada Andi, satpam perumahan itu. Dilihat Surti sedang sedang berlutut didepan selangkangan Andi, sedangkan Andi duduk di kursi dengan penisnya yang sudah keluar dari celananya sedang merasakan bibir Surti.

"Gila... Apa mereka ingin bersetubuh disini?" batin Stella

Stella pun fokus melihat pentunjukan di dalam pos satpam, dan lama kelamaan hasratnya yang belum terpuaskan tadi mulai timbul kembali.

Pada saat yang bersamaan, seorang penjual nasi goreng keliling bernama Asep sedang mendorong gerobak dagangannya. Tampak lelah setelah mendorong gerobak dagangannya keliling beberapa komplek perumahan, namun ia tetap mendorongnya dengan semangat karna ia mempunyai jadwal kegiatan lain pada malam itu.

"Udah mulai belum ya? Ah bisa-bisa gua telat nih" Gumam Asep sambil terus mendorong gerobakya.

Setelah melewati minimarket dan hampir sampai di pos satpam perumahan XXX, Asep memperlambat laju gerobaknya agar mengurangi guncangan pada gerobak dan tidak menimbulkan suara berisik. Beberapa meter dari pos satpam, Asep memberhentikan gerobaknya dan melihat keadaan sekitar.

"Wah siapa tuh ngambil alih singgasana gua? Kurang ajar banget dah" kata Asep berbicara sendiri.

Asep pun berjalan mengendap-endap menghampiri orang yang telah mengambil 'singgasana' nya, dengan perlahan ia mendekat. Semakin dekat.. Semakin dekat.. dan setelah cukup dekat alangkah kagetnya Asep.

"Wah ternyata cewek nih..!?" batin Asep.

Kemudian Asep sedikit bergeser ke samping orang tersebut untuk melihat wajahnya. Dan lagi-lagi Asep dibuat terkejut.

"Ini non Stella kan?" pikirannya bertanya-tanya sambil tangannya mengucek mata karna masih belum percaya.

"Beneran nih.. Wah ternyata non Stella suka ngintip juga ya" Batin Asep sambil tersenyum jahat.

Perlahan Asep melangkah kembali ke arah belakang Stella yang sedang fokus mengintip kedalam pos satpam, Stella begitu fokus hingga ia tidak mentadari bahwa ada orang lain yang sudah berada cukup dekat dengan dirinya. Perlahan tapi pasti Asep mengangkat jubah sweater Stella hingga sebatas pinggang, begitu juga dengan dasternya. Terpampanglah bagian bawah tubuh Stella, pantat bahenol dan paha yang putih mulus tanpa cacat sedikitpun. Asep sempat terdiam sesaat melihat pemandangan indah yang disuguhkan didepan matanya tersebut, pikirannya masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kancut apaan nih? Wah berani juga non Stella malem-malem keluar rumah pake pakaian kayak gini. Sengaja kali ya buat godain orang" batin Asep.

Stella masih terus mengintip keadaan didalam pos satpam, kini pergumulan Andi dan Surti kian memanas. Surti sedang berdiri menungging dengan tangan yang bersandar di tembok, mirip seperti posisi Stella. Dan Andi memberikan servis mulutnya kepada Surti dari belakang. Stella pun ikut terbawa suasana panas didalam, meski hanya menonton tapi birahi Stella ikut memuncak seiring memanasnya kegiatan didalam pos satpam.

"Ti aku masukin sekarang ya, udah ga tahan nih pengen yang enak-enak" pinta Andi yang hanya dibalas anggukan oleh Surti.

Andi langsung memposisikan diri di belakang Surti, digenggamnya penisnya yang sudah tegang maksimal itu, sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan Yanto (tokoh di part1). Digesek-gesekkan penisnya sebentar dibibir vagina Surti, dan...

"Oouuugghhh..." lenguh mereka bertiga bersamaan saat penis Andi masuk kedalam liang vagina Surti.

Stella merasakan nikmat divaginanya saat melihat Andi mendorong masuk penisnya. Stella memejamkan matanya menikmati rasa nikmat yang mendadak didapatkan itu, terutama di vaginanya. Ketika memejamkan matanya Stella merasa heran, kenikmatan itu terus berlanjut bahkan semakin nikmat bagaikan saat itu ia yang sedang bersetubuh. Stella membuka matanya kembali dan langsung melihat lagi kedalam, dilihatnya Andi dan Surti masih asik dengan kegiatan mereka.

"Aahhh... Ssshhhh" desah Stella karena dirasakan vaginanya terus mendapat kenikmatan.

"Apa hanya dengan melihat orang lain besetubuh aku bisa merasa senikmat ini?" batin Stella sambil menoleh ke arah belakang.

Ketika Stella melihat kearah belakangnya, ia sedikit terkejut karna dilihatnya terdapat sepasang tangan melingkar erat di kedua pahanya. Tentu sosok tersebut tidak hanya memeluk erat kedua paha mulus Stella, diberikannya pelayan terbaik untuk vagina Stella menggunakan mulut dan lidahnya meskipun masih terhalangi g-string Stella yang masih melekat ditubuh Stella.

"Uuuhhhh.. siapa disana.. Sssshhh" tanya Stella kepada sosok tersebut sambil menahan desahannya agar tidak terdengar pasangan didalam pos satpam.

Sosok tersebut tidak menghiraukan pertanyaan Stella, ia terus memberikan oral sex terbaiknya pada Stella. Ditengah kenikmatan itu Stella juga merasa was-was, jika ada orang yang melintas di dekat pos satpam itu tentu apa yang dilakukan Stella akan jelas terlihat. Mata Stella terus melihat kesekitar dan berhenti di suatu titik.

"Gerobak nasi goreng? Mang Asep!!" batin Stella.

Stella tersadar bahwa sosok yang tengah berada dibekalangnya dan memberikan kenikmatan itu ada Asep, tukang nasi goreng langganannya. Stella menyesali perbuatannya karna terlalu fokus melihat persetubuhan antara Andi dan Surti sehingga ia tidak menyadari kedatangan Asep atau siapapun. Stella masih tidak menyangka Asep berani melakukan hal ini kepadanya, terlebih ia melakukannya ditempat yang sangat terbuka seperti ini. Ketahuan mengintip saja pasti sangat malu apalagi ketahuan melakukan hal tidak senonoh seperti ini.

"Uuuhhh Mang Asep... Stop mang.. berenti Ahhhh" mohon Stella.

Bukannya berhenti, Asep malah semakin intens menyedot dan menjilati vagina Stella hingga vagina Stella semakin basah terkena air liur asep yang bercampur pelumas yang dihasilkan vagina Stella. Dan kini jemari Asep sudah ikut mambantu memberikan servis dengan mengelus-elus bibir vagina Stella dari balik g-string Stella.

Asep melepaskan sesaat cumbuannya pada vagina Stella karna sudah tergantikan oleh jemarinya. Jemarinya bekerja tanpa henti memberikan rangsangan pada vagina Stella. Stella yang sejak awal belum terpuaskan oleh suaminya dan ditambahkan show didalam pos satpam, mau tak mau birahi Stella memuncak dengan sedikit rangsangan divaginanya oleh Asep.

"Udah non nikmatin aja deh" ujar Asep sambil jarinya menggeser bagian g-string Stella yang menutupi vaginanya.

"Ahhh.. Tapi mang..kita ga boleh.. uuuhhhh.. kayak gini.." jawab Stella ditengah birahi yang memuncak.

"Mending non ngintipin yang didalem lagi tuh, saya jamin non puas deh" ujar Asep kembali sambil kini salah satu jarinya membelah bibir vagina Stella masuk kedalam.

"Ooooouuugghhh... Ssshhhhh.." desah Stella ketika dirasakan ada benda asing yang memasuki vaginanya.

Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, Stella tidak lagi menoleh ke belakang, ia melanjutkan kembali kegiatannya yang tertunda tadi yaitu mengintip persetubuhan Andi dan Surti, posisi mereka masih sama dengan sebelumnya, doggy style dalam keadaan berdiri.

Asep yang merasa mendapat lampu hijau kini makin leluasa mempermainkan vagina Stella. Jari dan lidah Asep bergantian memasuki liang vagina Stella yang mulai membanjir dan tak lupa diselingi dengan sedotan dari bibir rakus Asep. Tangan Asep yang lain pun tak tinggal diam, diremasnya bongkahan pantat Stella yang selalu membuatnya birahi tinggi dan tidak konsen jika Stella sedang menunggu pesanan nasi gorengnya.

Mendapatkan live show dari permainan Andi dan Surti serta rangsangan yang makin lama makin intens dari Asep, Stella pun perlahan mendekati puncak kenikmatannya.

"Perasaan ini..Iyaa, perasaan ini sama seperti saat itu.. Ini nikmat" batin Stella.

"Aahhh mang... iya.. terus mang.. Ouuhhh" ujar Stella.

Merasa Stella akan segera mendapat orgasmenya, Asep pun mempergencar permainannya di vagina Stella. Di tambah kecepatan jarinya yang sedang mengaduk liang vagina Stella, dan dirasakannya vagina Stella makin menjepit jarinya tersebut. Dan beberapa saat kemudian..

"Oooouuggghhhh... Aaaaahhhhhhh.." lenguh Stella panjang saat mendapatkan orgasme.

Asep tidak langsung mencabut jarinya, didiamkannya jari tersebut didalam vagina Stella. Dirasakannya hangat cairan cinta Stella dan juga kedutan-kedutan dinding vagina Stella, jarinya serasa di cengkram dengan erat. Beberapa saat kemudian barulah Asep mencabut jarinya.

"Gimana? Enak kan non?" tanya Asep memecah keheningan.

"Ehh, Aahhh iyaa mang, enak Aahhh.. Aaahhh.." jawab Stella yang lupa bahwa ada orang lain didekatnya.

"Haaahh makasih ya mang.." lanjut Stella.

"Iya sama-sama non" jawab Asep singkat.

Stella memejamkan mata menikmati sisa-sisa orgasmenya sambil berusaha mengatur nafasnya.

Tiba-tiba Stella merasakan seseorang sedang memegang pinggulnya lalu menariknya sedikit kebelakang agar lebih menungging. Untuk menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak terjatuh Stella menopang tangannya pada tembok pos satpam.

"Heeeggghhhh.." lenguh Stella tertahan.

Dalam sekali gerakan Asep berhasil memasukkan seluruh batang kejantanannya kedalam liang kenikmatan Stella. Tanpa sepengetahuan Stella ternyata Asep melepaskan celananya ketika Stella mendapatkan orgasme tadi, begitu CD nya. Asep tidak langsung menggerakkan penisnya, karna ia mengetahui dari lenguhan Stella bahwa Stella masih merasakan sedikit perih di vaginanya. Dibiarkannya sebentar agar Stella dapat terbiasa dengan penisnya dan ia menikmati pijatan vagina Stella pada penisnya.

"AAhhh.. sempit banget non, kayak perawan aja.. Ohhhh.. Kontol suaminya kecil ya non? Aahhh" Ocehan Asep tidak jelas.

Stella hanya terdiam menahan lenguhannya karna memang Stella masih merasakan sedikit perih di vaginanya.

"Eeehhh mang, cabut mang.. Aahhh aku udah puas tadi.. kita ahhhh.. kita ga boleh gini.." mohon Stella memelas.

Tangan Asep tidak diam pinggul Stella saja, tangan itu masuk kedalam daster Stella dan berpindah secara perlahan. Dirabanya perut Stella yang rata tanpa ada lemak sedikitpun. Berpindah sedikit keatas hingga ia menemukan benda yang sangat diinginkannya, payudara ranum milik Stella. Diremasnya perlahan payudara Stella, sungguh halus, besar dan kenyal terasa di telapak tangan Asep.

"Emangnya ngintip orang ngentot itu boleh apa non?" bisik Asep ditelinga Stella.

Stella pun jadi malu karna ia sudah tertangkap basah sedang mengintip persetubuhan Andi dan Surti di pos satpam.

"Lagian non Stella kan udah puas tadi, mana balasan terimakasihnya non..? Dan ini juga hukuman buat non Stella karna udah ngambil singgasana saya untuk ngintip hehe" lanjut Asep yang kepalanya sudah dipenuhi nafsu.

Stella tidak bisa menjawab, ia hanya bisa pasrah sekarang.

Merasa diatas angin, Asep mulai mempermainkan kedua puting kecil payudara Stella. Dipilin-pilin dan diusap-usap puting sensitif tersebut. Stella yang sudah tidak merasa perih lagi di vaginanya mulai mendesah dikuasai nafsu birahinya.

"Ini salah.. tapi ini enak.. nikmat.. apa ini yang telah hilang dariku selama ini" batin Stella.

Dengan cepat Asep melepas salah satu tangannya dari payudara Stella dan menarik wajah Stella ke arah wajahnya yang langsung melumat bibir tipis Stella yang merah merona.

Stella menolak dengan menjauhkan bibirnya menghindari sergapan bibir Asep. Asep yang tak mau mebuang waktu lagi dan mendapatkan sebuah ide dari setan.

"Non Stella mau saya laporin karna abis ngintip? Satpamnya ada didalem tuh" ancam Asep.

Lagi-lagi Stella dipojokkan dalam kondisi tanpa pilihan lain, pasti ia akan sangat malu dan bagaimana caranya menemui suaminya jika ketahuan mengintip. Stella benar-benar tidak punya pilihan, Stella memejamkan matanya pasrah akan apa yang akan terjadi.

Melihat Stella yang sudah pasrah, Asep langsung mamagut bibir Stella. Stella hanya diam saja membiarkan Asep melumat bibirnya tanpa membalasnya.

Tangan Asep kembali menangkup buah dada Stella, dipermainkannya dengan lihai buah indah yang menggantung itu meski masih tertutup pakaian si empunya. Stella yang birahinya sudah semakin memuncak perlahan membalas lumatan bibir Asep. Yang pada awalnya hanya sekedar permainan bibir, kini lidah mereka sudah saling membelit satu sama lain. Kedua insan ini sudah dikuasai nafsu birahi, menginginkan kenikmatan duniawi.

Asep melepaskan lumatan bibirnya pada Stella. Keduanya telah kehabisan nafas, berebut mencari oksigen masing-masing. Asep menatap dalam-dalam wajah Stella yang kini sudah mulai memerah, sungguh cantik bak bidadari. Asep kembali menegakkan badannya di belakang Stella.

"Siap yah non, yang enak baru mulai nih" kata Asep seraya memegang kembali pinggul Stella.

"Ahhh... Sshhhh.. Ooohh.." desah Stella menerima pompaan Asep.

Asep memulai gerakan pinggulnya dengan perlahan. Vagina Stella sangat ketat melekat pada permukaan penis Asep. Tiap gesekan antara dinding vagina Stella dan penis Asep menimbulkan rasa nikmat yang amat sangat.

"Oouugghhh non.. Memeknya sempit.. enak bangeett.. Aaahhhh" Ceracau asep.

Asep mengatur tempo gerakannya dengan sangat baik. Stella terengah-engah tiap kali penis Asep menerobos ke dalam liang cintanya yang hangat dan basah. Asep menyetubuhi Stella dengan kecepatan yang makin lama makin meningkat. Keringat mulai membasahi sekujur tubuh Stella yang putih mulus.

"Eehhh... Eeehhh... Aahh.." Stella melenguh Asep melesakkan penisnya ke dalam vagina Alya.

"Oouuhhh.. Enak kan non.. main sama saya? Aahh Dijamin nikmat uuhhh.. kayak nasi goreng saya Aaahh..” ucap Asep penuh nikmat.

"Oouuuhhh hiyyahh.. Hiyyaahh nikmatt mang.. Terussss.. Terusinn Aaahhh.." lenguh Stella pikirannya melayang.

Cpok.. Cpok.. Cpok.. Suara selangkangan Asep bertemu pantat semok nan aduhai milik Stella. Asep mempercepat sodokannya, rasa nikmat yang dirasakan Stella kian memuncak.

"Kalo gitu uuhh.. saya boleh dong.. ngentotin non lagi?" tanya Asep tanpa mengurangi kecepatannya.

"Aaahhh.. Iyya.. Teruss uuhhhh" jawab Stella asal.

Mendengar jawaban Stella, membuat Asep makin bersemangat. Stella sudah diambang puncak kenikmatan.

"Ooouuuggghhhh... Aku keluarr Aaahhhh..." lenguh Stella panjang hingga kepalanya mendongak keatas diikutin dengan Asep yang melesakkan penisnya dalam-dalam.

Asep bisa merasakan semprotan cairan cinta yang hangat mengenai penisnya. Seluruh tubuh mengejang untuk sesaat memperoleh kepuasan seksual.

"Hahh.. Hahh.. Hahh.." Stella terengah-engah usai mengalami orgasme. Cairan cintanya meleleh keluar dari dalam vaginanya.

"Non jangan keluar terus dong hahh.. Saya belum nih.." protes Asep.

Tanpa membuang waktu lagi Asep mengangkat kaki kiri Stella kepundaknya tanpa melepaskan penisnya dari vagina Stella.

"Eh mang aduh-duh, mau ngapain sih" kata Stella yang terkejut dengan perlakuan Asep padanya.

"Udah non diem aja, saya belum keluar nih" jawab Asep.

Stella pun tersadar bahwa Asep masih belum 'terpuaskan' dipermainan sebelumnya.

"Uhh udah dong mang, saya udah capek.." mohon Stella.

Tanpa menjawab apa-apa, Asep kembali menggenjot vagina Stella dengan kecepatan tinggi. Bagaikan kesetanan, gerakan Asep lebih kasar dari sebelumnya.

Birahi Stella yang sempat sedikit turun kini mulai memuncak lagi. Kenikmatan itu kembali menjalar ke seluruh tubuh Stella seiring gerakan Asep yang makin tak terkendali. Tak membutuhkan waktu lama untuk Stella mencapai puncak kenikmatan lagi, sedangkan Asep yang tadi merasa tanggung kini sudah siap menembakkan spermanya untuk mendapatkan kenikmatannya.

"Oouuhhhh mang aku mau dapet lagi Aaaahhhh..."

"Uuuuhhh.. Uuuhhhh.. sama non.. Bareng aja yahh.." ujar Asep makin mempercepat sodokannya.

"Hah? bareng? apanya yang bareng?" pikir Stella yang sempat bingung.

Beberapa detik kemudian barulah Stella menyadari maksud dari Asep bahwa Asep ingin menumpahkan spermanya didalam vaginanya. Asep terus menggenjot vagina Stella. Kepala penis itu bertambah besar dan mulai berkedut menandakan siap menembakkan spermanya. Begitu juga dengan vagina Stella yang mulai berkedut dan mencengkram erat.

"Jangan mang aahhh.. Jangan didalem.. Jangan uuuhhhh.." pinta Stella.

"Ooouuuggghhhh..." lenguh mereka bersamaan mendapati kenikmatan duniawi sebagai puncaknya. Asep menembakkan spermanya dan Stella melepaskan cairan cintanya.

"Hoohh.. Hoohh.. Hoohh" dengus nafas Stella dan Asep mulai terdengar.

Stella merasa begitu hangat didalam vaginanya dengan penis yang masih berkedut mencoba menghabiskan sisa sperma yang masih tersimpan.

Setelah penisnya mulai menciut, Asep mencabut penisnya dan menurunkan kembali kaki Stella. Stella yang masih terlalu lelah hanya bisa bersandar pada dinding pos satpam.

Masih dalam keadaan lelah tiba-tiba Asep mamagut kembali bibir indah Stella. Tanpa disadari Stella pun membalas lumatan itu bagaikan sepasang kekasih.

Tangan Asep meremas pantat montok Stella. Lalu berpindah meremas lembut buah dada Stella yang menggantung sempurna, lalu dikeluarkannya dari daster yang dipakai Stella. Dilepaskan pula lumatannya pada bibir Stella.

"Dari pertama liat non Stella saya udah pengen megang nih toket, dan sekarang HAP..." kata Asep belum terselesaikan.

Asep mencium permukaan payudara Stella, dijilatnya, dan tak lupa ia mulai menyusu di payudara Stella yang sempurna itu.

Setelah itu Asep ikut bersandar di dinding pos satpam bersama Stella.

Akal dan pikiran Stella kembali, ia tersadar apa yang baru saja ia lakuka. Stella membenahi pakaiannya dan langsung berlari menuju rumahnya.

"Eh non mau kemana!!" teriak Asep yang hanya bisa menatap kepergian Stella.

"Haduuhh mimpi apa dah gua semalem" gumam Asep.

"Woy ngapain lo disini, ga pake celana lagi" suara seseorang mengagetkan Asep.

"Eh ndi, itu anuu.." Asep mencari alasan.

Bersambung...
 
Makasih updatenya suhu, mantap ditunggu petualangan stella selanjutnya
 
Thanx buat updatenya ya hu....jangan lupa jaga kesehatan dan bahagia selalu yaaaa
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd