Saptu siang menjadi sangat membosankan buatku, menunggu datangnya sore terasa begitu lama, ya sore itu aku akan pergi berdua dengan Merry. Saat sedang asik melamun sendiri, notifikasi Bbm mengejutkan ku.
Ira : Malam ini ke Mess ku ya
Aku : Ngapain?
Ira : Ada sesuatu yang akan aku bicarakan
Aku : Maaf ngak bisa janji
Itulah komunikasi aku dan Ira semenjak kejadian di ruangannya dulu. Aku sudah terlanjur ada acara dengan Merry dan makanya aku menolak ajakan Ira itu.
Akhirnya sore itu aku dan Merry pergi berdua. setelah selesai makan malam, kami duduk di sebuah kafe yang ramai dengan anak muda. Banyak lirikan ku lihat ke Merry, pakaiannya itu membuat tubuh montoknya begitu mengoda malam itu, birahi ku pun terpancing malam itu.
"Perkebunan hujan deras tuh"Ucapku ke Merry
"Ah yang bener?"Tanyanya
"Ini Bbm dari Rio"Terangku
"Duh gimana dong, pasti jalan licin banget, jadi geri"Tuturnya
"Kamu punya sodara atau teman ngak di sini?"Tanya ku
"Ngak ada, kenapa memangnya?"Tanyanya
"Kalau ada kamu bisa numpang nginap dulu, besok pagi baru kita balik, soalnya aku ngak yakin bisa sampai Mess malam ini"Jelasku
"Trus kamu nginap dimana?"Tanya Merry
"Aku bisa nginap di hotel kok, tenang aja"Jawabku
Cukup lama ku lihat Merry berfikir, raut wajahnya terlihat ke bingungan.
"Aku ikut kamu aja nginap di Hotel"Ucapnya
"Mhmmmm.. Sayang sekali, kamarnya cuma sisa satu nih"Ucapku
"Tahu dari mana?"Tanyanya
"Ini tadi aku Bbman sama petugas Hotelnya"Jawabku
"Ya udah, aku tidur di Sofa aja, kamu yang di ranjang"Terangku
"Ya udah"Ucap Merry
Akhirnya kami menuju Hotel dengan di basahi guyuran hujan, jarak kafe dan hotel sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi volume air hujan yang cukup tinggi membasahi bajuku. Sesampainya di kamar Hotel itu, aku melepaskan baju dan celana jeans ku, cuma boxer yang ku pakai.
"Buka aja baju dan celana kamu, pakai jubah mandi itu tuh, trus masuk dalam selimut"Ucapku ke Merry yang sedang duduk di pinggir ranjang
"Iya"Jawabnya sambil berlalu ke kamar mandi
Akhirnya aku putuskan untuk tidur tiduran du sofa sambil menonton Televisi, Merry keluar kamar mandi terlihat agak canggung sekali, mungkin dia malu pikirku
"Disana dingin, disini aja"Kata Merry setelah masuk ke dalam selimut
"Ngak ah, nanti aku di perkosa"Jawabku
"Hahaha.. ada ada aja"Ucap Merry
"Ya udah geser"Kata ku sambil melompat ke ranjang itu
Setelah sampai di atas ranjang, aku mencoba mengajak Merry bercanda dengan menarik selimut.
"Ihhhhh apaan sih, nanti kelihatan, nanti kamu nafsu lagi"Ucapnya
"Hahaha.. memangnya aku seperti cowok cowok di kafe tadi apa, kalau mereka iya nafsu banget natap kamu"Terangku
"Iya, aku jadi risih deh karena tatapan mereka"Terang Merry
"Salah kamu sih, badan montok gitu pake baju ketat"Ungkap ku
"Montok apanya, perasaan biasa aja deh"Balasnya
"Iya montok banget itunya"Terangku
"Itunya apa? kalo ngomong tuh yang jelas"Tanya Merry sambil menatapku
"Suuuuussuuuuunya"Jawabku
"Ihhhhhhh nakal deh"Ucapnya sambil mencoba memukul ku
Setelah tangannya berhasil ku gengam, aku naik menindih tubuhnya, setelah saling menatap, bibirku mendarat mulus di bibir merah milik Merry itu.
"mhnmmmmmn.mmmmm"Suara dari mulut Merry
"Mhmmn ahhhhh mhmmmmm uhhhhh"Desah Merry mulai terdengar
Aku sudah ke palang nafsu dari tadi, Payudara Merry yang berukuran 36 C itu berhasil ku mainkan dengan mulutku, Merry sangar suka puting kanannya aku isap, kepalaku sering di tekannya saat mulutku berada di payudara kanannya.
"Mhmmmmm ahhhh... ahhhhhh mhmmmm"Desah Merry
"Enak ngak?"Tanyaku
"uhhhhhhhh iiiyyyaaaaa"Jawabnya manja
Setelah melepaskan sendiri celana dalamnya, Merry berusaha melepaskan celana dalamku.
"Masssuuukkinnnn"Pintanya
Ternyata cewek ini nafsunya gede juga, ngak salah kata orang, cewek yang ada kumis tipis itu nafsunya besar. Aku coba untuk menyiksanya dengan mengesek gesek kan kepala penisku di bibir vaginanya.
"uhhhuhhhh maassuukkinnnnn"Rengeknya
"Ntarrr"Ucapku sambil terus mempercepat gesekanku
Karena sudah tidak sabar, Merry akhirnya menjepit pinggangku dan menekannya.
"Ahhhhhhhhhhhhh"Lolongnya saat penisku masuk keseluruhannya
"Nafsu amat sih"Ucapku
"Ayooo goyanggg cepatttt... aku ngak tahan"Tuturnya sambil mengoyangkan pinggulnya
'Ahhhh.. oh.... ahhhhhh cceeeppatttt ahhhhhh teeekaaannnb ahhhhhh"Desahnya
"Hahhh hahhh mhmmmm iyaaaaa uhhhh hangatttt"Ucapku
"Mhmmmm ahhhhhh terrrussssss"Balasnya sambil menarik kepalaku ke payudaranya
"Nhmmmmm ahhhhh uhhhhhhh ahhhghh truussss uhhhhh"Suara Merry
Sekitar 20 menit kami bercinta dan akhirnya aku dan Merry sama sama mencapai puncak malam itu, cuma Merry sudah 2 kali keluar malam itu. Setelah mengeluarkan semua spermaku di dalam vaginanya, Merry langsung menghabiskan minuman soda kaleng yang kami beli di kafe tadi, biar tidak hamil terangnya. Malam itu kami melakukan 3 kali pertempuran dan.pagi sebelum balik kami sekali lagi mengulanginya di kamar mandi. Di dalam perjalanan pulang Merry selalu memujuki yang mampu membuatnya kewalahan, penisku pun jauh besar di banding mantanya dulu, ya Merry memang sudah tidak gadis lagi, mantannya berhasil merengutnya tapi tidak bisa membuaynya orgasme, makanya semalam dia sangat kesetanan saat aku setubuhi.
Sampai di perkebunan aku ketiduan dan baru terbangun sore harinya, ku lihat di Hp ku ada 8 panggilan tak terjawab dari Ira, Bbm dari Lili dan Ira juga ada di Hp ku. Yang membuatku sangat terkejut ialah Bbm dari Ira.
Ira : Terima kasih atas semua yang pernah kamu berikan buat aku, aku sangat senang bisa bertemu dengan kamu. Aku minta maaf jika selama ini aku ada salah dan pernah menyakiti hatimu. Aku 2 hari yang lalu di tawari pindah ke Perkebunan baru oleh Mr.Han, aku sebenarnya masih betah di sini walau di imingi kenaikan jabatan dan gaji oleh Mr.Han. Ya kamu lah alasanku bertahan disini. Aku cuma punya hati tapi kamu mungkin tak pernah pakai hati. Kamu berbohong aku pun percaya, kamu lukai ku tak perduli, kau tinggalkan aku, ku tetap di sini, kau dengan yang lain ku tetap setia, tak usah tanya kenapa.
Dari malam sampai pagi aku terus menangis, setelah pagi datang baru aku sadar cinta yang ku tunggu tak kunjung datang, dan aku mengerti tak perlu ke menunggu sebuah cinta yang semu.
Maaf aku harus pergi, salam sayang penuh cinta Ira.