Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
nyottt:nenen:ttt hhhhh:D suwegerre, rek!
malah tambah banter sumber susu ne buHesti yen sing nyedott brengoss
:pandaketawa:
suwe-suwe gak betah nahan buHesti, iso-iso Galih digagahi sisan karo bu guru wkkwkkkk​
Tapi untunge seng ngenyot udu sampean.
Iso iso muncrat pisan susune koyok air mancur
 
Asemik begitu ada update part 19 drpd gagal menghayati mending baca ulang dr part 1.
Maraton ini akhirnya terbayar jg.
Matur suwun suhu sajiannya smp g bosen walo sdh khatam 2x.
Btw si Galih apa g pgn nostalgila bareng walaupun beda objek, mgkn Galih khilaf dan gayung bersambut bu Alya ngasih kode gitu.
Bu Arum msh srg hunting brondong ya apa g kangen nih ma koleksi lama punya Galih hehehe
#SehatSelaluStayAtHomeSemogaPandemiCepatBerlalu buat suhu dan readers 46
 
Wah ketinggalan cerita bagus nih numpak baca marathon suhu
 
Asemik begitu ada update part 19 drpd gagal menghayati mending baca ulang dr part 1.
Maraton ini akhirnya terbayar jg.
Matur suwun suhu sajiannya smp g bosen walo sdh khatam 2x.
Btw si Galih apa g pgn nostalgila bareng walaupun beda objek, mgkn Galih khilaf dan gayung bersambut bu Alya ngasih kode gitu.
Bu Arum msh srg hunting brondong ya apa g kangen nih ma koleksi lama punya Galih hehehe
#SehatSelaluStayAtHomeSemogaPandemiCepatBerlalu buat suhu dan readers 46

Hehehe gara-gara lama update sampe harus baca marathon lagi
:pandapeace:
Nostalgia sama lagi om. segitu aja kayknya Galih dah puyeng..
 
Pak Bono sang kepala sekolah keren bin bijaksana... ternyata... punya... hobi... :hua:

Ini mantep bgt sih, bener-bener tak terduga. :jempol: setiap karakternya selalu menyimpan kejutan.
Boleh dibilang hampir semua karakter yang sudah muncul punya satu keunikan tersendiri sih
Ini berkaitan juga dengan judul pada cerita ini.
Semua keunikan tersembunyi itu secara kebetulan kosmik akan terungkap oleh tokoh utama
Thanks Bang Andreanus
 
Bimabet
Secret and Desire
Chapter 21
The Confession


Chapter-21.jpg



“Jadi kamu menganggap Patricia yang menjadi penyebab semua ini? Yang menjadikan kamu berurusan dengan wanita – wanita itu?”

“Bukan seperti itu juga bu, Galih gak sedikitpun menyalahkan dia. hanya saja .... semenjak aku dan mama Patricia berhubungan badan setahun yang lalu, semuanya jadi berubah. Bahkan seolah-olah membuat aku memiliki magnet yang membuat wanita-wanita ini datang mendekat.”

“Hmmm... yaah, repot juga sih kalau seperti itu ... tapi, pernah gak kamu berpikir, bahwa yang saat ini kamu alami mungkin saja sebuah takdir?”

“Takdir? Mana mungkin Tuhan menggariskan takdir semacam itu? “

“Iya ibu juga tahu, tapi kalau memang betul, apa yang akan kamu lakukan? Bisa saja kehadiran kamu di kehidupan mereka justru akan menyelamatkan mereka juga kan? “

“Menyelamatkan, dari apa?”

“Entah, seperti yang sudah kamu ceritakan, semua wanita itu memiliki keunikan bukan?”

“Yaaah... lalu apa hubungannya dengan takdir?”

“Coba Galih bayangkan berada di posisi mereka! Dan bayangkan juga, bagaimana tersiksanya jiwa dan batin mereka karena memendam hasrat terpendam begitu lama? Kamu pikit itu tidak menyiksa? Dan kamu pikir mereka bisa memilih? Nggak kan?”

“Jadi menurut ibu, Galih harus membantu mereka?”




Bayangan Ibu akhirnya pergi setelah ia tersenyum padaku.

Senyum yang selama ini selalu kurindu.

Seandainya kau tidak pergi terlalu cepat,

mungkin saat ini aku masih bisa melihat senyum itu secara langsung.

Dan andai saja ibu tidak pergi meninggalkan aku,

mungkin aku tidak akan mengalami ini semua.

Tetapi, seperti yang Ibu bilang padaku.

Mungkin semua yang kualami ini memang sebuah takdir,

sebuah tanggung jawab sebuah tujuan dalam hidupku.


Bila memang itu yang sebenarnya, sebaiknya aku yang harus mengalah.



~~ Secret and Desire ~~



Terbangun dimalam hari memang tidak menyenangkan bagiku. Karena aku butuh waktu yang cukup lama untuk bisa tertidur lagi. Aku memutuskan membuka sebuah buku tua berisi kenangan masa lalu. Buku yang selalu bisa membuka memori tentang kenangan aku bersama Ibu. Ingatanku tentang sosok Ibu memang sedikit, tapi dengan buku ini, sedikit membuka memoriku tentangnya. Ia memang telah lama pergi, namun bagiku ia tetap berada disini, didalam hati.

“Kamu kebangun sayang?”

“Eh... iya mah...”

Setelah masuk kedalam kamar dan meletakan segelas susu hangat di meja, mama Patricia duduk disampingku memelukku untuk memberikan sebuah hangat.

Buku ini memang selalu bisa membuka kenangan aku tentang ibu. Namun kehadiran mama Patricia nyatanya lebih membuat aku mengenal Ibu. Bukan tanpa alasan, karena dulu mereka memang berkawan.

Mama sering cerita tentang masa lalunya bersama Ibu, bagaimana mereka menjalani masa remaja hingga saat mereka saling bertengkar karena sama-sama memperebutkan Ayah. Pada akhirnya, Ibu lah yang memenangkan hati Ayah. Namun hal itu tak lantas menimbulkan kebencian di hati mama Patricia. Bahkan sebelum Ibu menghembuskan nafas terakhirnya, Mama Patricia berjanji pada Ibu untuk selalu menjagaku dan memohon izin untuk menjadi penggantinya.

Cukup lama bagiku untuk menerima Mama Patricia sebagai pengganti Ibu. Bagaimanapun sosok Ibu tidak tergantikan. Namun mama selalu berusaha memberikan cinta, kasih dan perhatian yang serupa, sekalipun aku tidak pernah memaksanya.

Pada akhirnya cinta dan kasih itu sedikit berubah makna, ya .. sejak setahun lalu. Tetapi aku sudah belajar menerima perubahan itu dan mampu membedakan dimana saat mama sedang menjadi sosok Ibu dan di mana mama sedang menjadi Patricia

Saat ini pelukan yang diberikan mama adalah pelukan seorang Ibu. Kehangatan tubuhnya selalu membuat aku nyaman, terutama ketiaknya, yang selalu membuat aku teringat akan Ibu.

Dulu ketika aku kecil, aku tidak pernah mau tidur sebelum ibu ‘mengeleki’ aku. Dan kini mama Patricia selalu memberikan itu meski aku tidak pernah memaksa.

“Bagaimana kalau besok sore kita pergi kerumah Ibu?”

Aku hanya mengangguk dalam benaman wajahku diketiak mama. Aku tak ingin ia melihat tangisanku saat ini.



"Maafkan saya Lastri, saya tidak bisa memenuhi janji saya waktu itu.

Aku telah gagal menjadi penggantimu,

Bahkan saya telah tega merenggut putramu.

Saya tahu kamu marah dengan ini semua.

Tapi saya juga minta kamu untuk mengerti.

Semua yang saya lakukan ini, adalah cara saya untuk

Mendapatkan kembali kenanganku dengannya,


Kuharap kamu bisa mengerti."



Jarang aku melihat Mama menangis seperti barusan. Tersengguk dihadapan pusara ibu yang sudah kering membatu. Bahkan aku dan papa sampai membujuknya untuk pulang.

“Sudahlah mah, yang sudah terjadi biarkanlah terjadi” Bujukku seraya merangkul pundak mama.

Tidak ada yang salah dengan sikap mama saat ini. Siapapun mungkin akan mengalaminya. Aku dan papa mencoba mengalah. Dan membiarkan mama lebih lama lagi berada dipemakaman itu.



~~ Secret and Desire ~~



Usai mengunjungi makam mama, kami memutuskan kesebuah cafe. Mama dan papa berencana mengenalkan aku dengan seseorang. Sesaat setelah memesan menu seorang wanita datang menghampiri kami.

“Tante Shinta?” Sapaku

Kenapa tante Shinta? Bukannya aku sudah lama mengenalnya? Atau mungkinkah ini seseorang yang hendak mereka kenalkan?

Tante Shinta duduk pada kursi yang tersedia. Kulihat wajah papa dan mama sama terdiam, seolah hendak mengatakan sesuatu yang penting.

Cukup lama terdiam akhirnya papa berusaha membuka kata.

“Galih, kamu sudah kenal sama tante Shinta kan?”

“Ya sudah lah pah, Galih sudah kenal tante Shinta sejak kecil, bahkan dulu Galih sering menganggap tante Shinta sebagai mama sendiri.”

Huufff . Papa menghela nafasnya dan sejenak memejamkan mata. “ Papa gak bisa nyembunyiin ini lebih lama lagi. Dan sekarang rasanya adalah waktu yang tepat untuk kamu tahu?”

“Maksudnya apa nih Pah? Kok .... tiba-tiba jadi tegang begini?”

Pemilihan kata yang keluar dari bibirnya itu menandakan bahwa ia tengah serius. Apapun yang hendak ia ucapkan ini, pasti sebuah hal yang sudah lama ia pendam.

“Papa ... dan Shinta. Sebenarnya sudah lima bulan ini menikah.... menikah siri lebih tepatnya. Maaf kalau papa baru mengatakan ini sekarang. Papa takut kalau kamu tahu kamu akan kecewa dengan papa. Tapi bagaimanapun kamu juga berhak tahu.”

“Ohhh ohhhhh... Jadi itu yang mau papa katakan... jadi papa dan ... dan tante Shinta ini sudah menikah... Dan lebih parahnya papa bahkan gak memberitahukan ini sebelumnya? Haah?”

Aku bangkit dari dudukku, dan tiba-tiba emosiku meluap.

“Mama juga tahu ini semua? Iya mah? Jadi kalian berbohong kepadaku? Haaah? Mama mau begitu saja di madu ? Haaah.... jawaaab !” Suraku meninggi, walau tahu itu tak pantas, namun ini keluar begitu saja.

Semua orang tiba-tiba mengalihkan perhatiannya kepadaku. Seorang pemuda yang tengah meluapkan emosinya kepada orang tuanya.

“Gak nyangka aku paaah... papa selama ini, sudah kuanggap sebagai papa aku sendiri, orang tuaku... tapi papa tega membohongi aku... untuk apaa paaah... Haaah... Jawab....”

Aku memutuskan untuk pergi, karena aku sadar aku tak mau terlelap dalam emosi.



~~ Secret and Desire ~~



Wajar bila Galih sangat emosi sangat marah. Seseorang yang selama ini ia anggap sebagai papa, sebagai ayah dan sebagai orang tua telah berbohong untuk sebuah tujuan yang tidak ia ketahui.

Patricia dan Rama tahu betul ini akan terjadi bila mereka memutuskan untuk jujur. Tapi semua sudah terucap, semua sudah terungkap. Kini mereka membiarkan Galih pergi, mereka masih tetap yakin akan mengerti.

Rama berusaha mengejar Galih, namun Shinta menghalanginya. Patricia hanya diam dan tak tahu harus melakukan apa.

“Baik... kalau itu memang keputusan papa... Galih....”

Akhirnya Galih kembali setelah cukup lama menjauh. Raut wajahnya masih saja menampakan emosi. Rama memutuskan diam, dan menerima apapun yang mungkin sudah Galih putuskan.

Belum selesai Galih melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba lampu di cafe tersebut padam dan gelap seketika. Namun dari kejauhan muncul setitik cahaya yang kian mendekat.

“Happy birthday to yooo ... Happy birthday to yooo Haapyyyy.... birthday to Ramaa.....”

“Heeehh Apa apaan ini ?”

Lampu kembali menderang ketika Rama menyadari sejumlah orang yang ia kenal telah berdiri dihadapannya membawa sepotong kue dengan sebuah lilin merah menyala diatasnya.

“Maksudnya apa .... hihihi” Galih yang sebelumnya begitu emosi tiba-tiba tak kuasa menahan tawanya.

Tak ingin membuat Rama bingung dan Patricia terheran, Galih akhirnya mengungapkan apayang terjadi.

“Sebenernya aku sudah tahu kok, papa dan tante Shinta sudah menikah.. aku kan pernah gak sengaja baca surat nikah kalian... hahahahaa....” Kembali Galih meluapkan tawanya. Puas telah mengerjai Rama di hari ulang tahunnya. “Lagian Galih justru senang kok, Galih kan jadi punya dua ibu sekarang....”

Pada akhirnya semua ini hanyalah akting belaka. Galih sengaja menunggu momen ini yang sudah lama ia rencanakan dengan Shinta. Momen dimana Rama dan Patricia akan menjelaskan akan pernikahan yang telah disembunyikan dari Galih.

“Dan tahu gak pah, maaah.... semua ini idenya Tante Shinta tahu...”

Shinta yang sedari tadi memilih diam karena tak kuasa menahan tawa, akhirnya berbicara.” Maaf ya Maas, mba... aku Cuma ingin kasih kejutan buat kalian kok... Tapi maaf nih... aku lupa kasih tahu mereka bahwa ini itu ulang tahun pernikahan kalian... ehhh mereka lupa malah nyanyinya lagu ulang tahun... hehehe...”

Meski keduanya masih bingung tentang apa yang sebenarnya terjadi, akhirnya Rama dan Patricia ikut larut dalam kejutan ini. Hal ini diluar ekspektasi mereka, yang mereka bayangkan sebelumnya tentu Galih akan kecewa dan marah besar, bukannya malah balik mengerjain mereka di hari anniversary mereka yang bahkan...

“Aduuh thanksya.. jujur... saya bahkan lupa loh kalau hari ini tu... tanggal pernikahanku sama Rama..” Wajah Patricia memerah padam karena ternyata ia justru lupa dengan tanggal pernikahannya sendiri

Baginya, ia tidak peduli diantara mereka ada yang lupa dengan tanggal pernikahan. Ia memutuskan mau menikah dengan Rama, hanya karena ia ingin mewujudkan janjinya pada Lastri, sahabat serta ibu kandung Galih.



~~ Secret and Desire ~~

Semalam saat membuka buku lama Ibu, aku menyadari bahwa hari meninggalnya Ibu dan pernikahan papa dan mama itu sama. Mereka memutuskan menikah setahun setelah Ibu wafat. Mengetahui itu, tadi pagi aku langsung menghubungi tante Shinta, untuk menyiapkan rencana yang sebenarnya sudah sangat lama kita rencanakan. Dan.. ini berhasil.

Semua larut dalam skenario yang kubuat, bahkan mama yang tidak pernah terjebak dalam drama apapun tadi sampai terheran melihat emosi yang meluap dari mulutku.

“Gimana? Galih masih jago akting kan?”

“ya yaaa... sakkaremu lah....”

Mama nampaknya masih kesal. Bagaimana tidak, seharian ini mama sudah terlarut dalam kesedihan karena hari ini adalah hari wafatnya Ibu. Bahkan tadi di kuburan mama sampai menangis segitunya. Tadinya aku mau menunda rencana ini. Karena rasanya gak sopan juga, memanfaatkan kesedihan mama, untuk memberikan kejutan pada hari perayaan pernikahan mereka berdua.

Salah sendiri setiap tahun kalian selalu lupa tanggal pernikahan .. Tahun depan kasih kejutan apa lagi yaah







Bu, Galih tahu Ibu melihat dari atas sana.

Melihat semua kebahagian ini.

Dan Galih mohon Ibu juga merestui ini.

Galih akan memiliki dua Ibu
.



~~ Secret and Desire ~~



Meski bahagia. Mama tetap saja kesal kepadaku. Bahkan tiga hari ini Mama sama sekali gak mau berbicara denganku. Lucu melihat mama ketika ngambek melihat paras bulenya itu bersatu dengan logat banyumas terlihat begitu menggemaskan. In my oppinion



“Mama masih kesel ya sama Galih?”

“Oraa..”

“Terus kenapa tiga hari ini mama nyuekin Galih?”

“Lah yo men... ngana lahh.. mama tesih kesuh sama kamu..”

“Ayo laah maaah.. dari pada kesuh.. mending jalan-jalan... ini kan malam minggu. Papa lagi di rumahnya bunda Shinta, masa kita dirumah sih?”

“Bebeh lah... mama mau dirumah saja, sana kamu pergi saja sendiri...”

“Yakin...?”

“Hmmmm...”

“Ya sudah Galih jalan-jalan sendiri saja deh. Kebetulan Galih ada janji juga sama teman-teman.”

Aku berdiri dan mulai berpaling dari mama namun belum juga selangkah, mama sudah menghentikanku.” Ehh... jangan pergi dong... masa tega ninggalin mama sendirian...” rajuknya.

Sesuai dugaanku, mama tidak akan benar-benar kesal.

Sejak kehadiran mama di hidupku. Boleh dibilang, kami sangat jarang menjalani malam minggu bersama. Selalu saja ada hal yang menghalangi. Entah mama yang harus menghadiri penggalangan dana ataupun pesta, atau aku yang tiba-tiba dipaksa ikut dengan teman-temanku. Kami sudah berdamai dengan keadaan itu. karena kami yakin akan ada hari lain yang akan menggantikan kualitas kebersamaan kita di akhir pekan.

“Kalau begitu, apa yang mau kita lakukan?”

“Hmmm... Pijitin kaki mama ya?”

“Dengan senang hati..”

Mama memang sangat suka bila kupijat kakinya. Walau aku tahu pijatanku cenderung keras dan jauh dari kata nikmat. Tapi aku yakin itu cukup untuk meredakan beban yang selama ini ia pikul. Beban kerjaan, puluhan sekolah yang harus ia bantu, sejumlah yayasan dan panti asuhan yang harus ia bina, semua itu tertumpu bebannya pada kaki jenjang itu.

Melihat mama sedikit saja merasa nyaman sudah membuat aku bahagia.

Aku mulai memijati telapak kaki mama setelah mama melepaskan celana panjang yang sebelumnya ia kenakan. Kubaluri dengn minyak telapak kaki mama dan kutekan titik akupuntur yang kutahu. Walau terkadang titik itu salah dan membuat mama merintih.

“Jadi kamu manggil Shinta dengan sebutan bunda?”

“Hmmm Boleh kan?”

“Ya boleh dong.. masa iya gak boleh..”

“Soalnya, tadi Galih lihat wajah mama sedikit berubah kecut dari sebelumnya saat Galih senyum tante sinta dengan Bunda.”

Mama hanya tersenyum walau mungkin saja ada alasanay tapi rasanya itu bukan alasan penting.

“Sayang... mama makasaih, kamu sudah mau ngertiin papa kamu, kamu mau nerima keputusan kita ini, mama boleh tahu gak alasannya”

Kuletakan telapak kaki mama diatas sebuah bantal yang sudah kusiapkan sebelmnya da kupandang wajah mama. “ Mah, mama tahu kan bagaimana pengorbanan papa selama ini?”

Mama mengangguk sebagai sebuah jawaban.

“Dulu Papa mengorbankan masa mudanya, untuk menikah dengan Ibu menggantikan Ayah yang meninggalkan aku jauh sebelum aku bisa mengenal wajahnya. Dan akhirnya papa menikahi mama setelah Ibu meninggal. Dan sekarang mengetahui papa akan memutuskan menikah bahkan memiliki anak sendiri. Yahh... tentu Galih seneng dong, justru Galih merasa bersalah kalau Galih menolak. Bahkan Galih juga yakin kalau alasan mama juga sama dengan Galih. yaah kan?”

Mama kembali mengangguk dan mendekat kearahku.’ Ya alasan mama juga seperti itu. Mama tahu, sejak muda mama di diagnosa tidak akan memiliki keturunan. Dan sudah lama sebenarnya kami berdiskusi tentang ini, dan baru sekarang papamu menyetuji keputusan mama ini.”

“Tapi, apa mama yakin, mama akan ikhlas begitu saja, papa akan akan membagi waktu loh dengan kita, bagaimanapun juga, papa harus bertanggung jawab dengan bunda Shinta kan?”

“Maksud kamu.... kamu khawatir papa kamu akan membagi waktu dan berujung akan memberikan lebih banyak waktu kepada Shinta? Iya? Hmmm kamu salah.... Shinta sudah setuju kok bakal pindah kesini, tinggal bareng sama kita...”

“Oh yaa... ohh yaaaa....”

Senang mendenga itu. mengetahui rumah ini nantinya akan ramai dengan kehangatan keluarga. Tapi aku tetap berharap Bunda Shinta tetaplah seseorang yang lama aku kenal dulu.

Kembali kuangkat kaki kanan mama dan kuarahkan tepat didepan wajahku. Kemudian aku mulai mengendus telapak itu dari tumit hingga berujung ke ibu jari. Kudengar mama mulai sedkit mendesis ketika ibu jari itu mulai aku kulum. Cukup dalam ibu jari mama aku hisap sembari tangan kananku membelai lembut betis mama yang kurus lagi lembut.

Kulirik dengan sudur mataku, mama mulai terpejam menikmati semua perbuaanku pada kakinya. Mama terlihat sangat nyaman hingga terus merebahkan tubuhnya diatas kursi rotan ini.

Merasakan cumbuanku yang mulai berali kebetis, mama mulai merabai dadanya sendiri yang masih ia tutup dengan kemeja blues warna putih.

Tak hanya mengendus dan tak hanya menjilat. Sesekali kuberikan gigitan kecil pada seluruh permukaan kaki mama yang sangat panjang itu. Gigitan tanpa bekas itu akhirnya tertuju pada pangkal paha mama yang terasa begitu hangat. Hawa hangat dan aroma khas mulai menyeruak masuk kedalam lubang hidungku.

Can i?”

“Yes Please...... ssss...”


Mama menggerakan pinggulnya sebagai jawaban atas permintaanku, hingga memudahkan aku melepaskan dan menarik celana dalam keluaran alexa itu melewati kedua kaki indahnya.

Bibir ini kembali mengecup dan kembali memberi gigitan. Yang membuat kedua kaki mama melebar secara naluri. Mama memegang kepalaku sebagai reaksi gigiku yang mengigit lembut labia minora mama yang terlihat menggelambir.

Mama sering khawatir, setiap kali aku menghisap dalam belahan panjang ini. Ia takut aku lebih menyukai bentuk vagina yang menua seperti ini.

Tapi kalau boleh jujur, aku ternyata lebih suka melihat bentuk vagina semacam ini, yang panjang menggelambir dan terlihat melebar kesamping.

Claap claaap

Kecapanku mulai terdengar memecah sunyi disenja ini. Semburat jingga langir sore mulai menerpa tubuh mama yang menjadikan suasana seketika beruhah semakin panas.

Disaat lidah dan bibirku sibuk menggapai dinding vagina, kedua jariku gemas, menariki bulu kemaluan mama yang mulai memanjang lagi, dan sesekali menarik juga bagian yang baru tumbuh disekitaran pangkal paha.

Wajahku mulai semakin terhisap, kedalam sebuah ceruk yang seumur hidup tidak pernah menjadi jalan lahir. Bibir serta juga hidungku seolah terjun kedalam jurang gelap nan basah lagi hangat, yang sedari tadi menghembuskan aroma yang begitu memabukakan.

Pada akhirnya aku tidak pernah sampai pada dasar jurang, karena aku mulai tersangkut pada tepian jurang yang curam basah serta tajam. Lidahku mulai menyapu bagian paling sensitif didalam dinding vagina mama, sementara hidungku mulai menghirup kencang, membawa serta klitoris mama yang semakin terasa bergetar serta tajam.

Snuufftttt... clap claaap

Lubang hidungku kian penuh oleh itil dan cairan mama. Begitu juga lidahku mulai memberikan sapuan yang lembut namun konstan pada area yang terasa berkedut.

Kedutan itu semakin terasa kencang ketika jariku menerobos masuk kedalam anus mama yang menganga, dan kurasakan sendiri gerakan lidahku dengan ujung jariku dari balik dinding rectum.

Sentuhan ganda yang kuberikan ini, membuat kedua kaki mama yang setadinya melebar seketika menggepit kepalaku. Kuhentikan semua yang sudah kulakukan hampir lima menit ini, untuk memberikan mama kesempatan yang cukup sulit didapatkan oleh kabanyakan wanita, terlebih wanita seusianya.

BYUUUURR....

Wajahku serasa ditampar oleh semburan squirt mama sore ini. Semburan yang seketika mengaburkan pandanganku dari keindahan vagina mama.

Hmmmmm.....

Sengaja kutarik sedikit wajahku, untuk merasakan sensasi yang tak bisa dibayangkan.

Hangat basah dan kuyup...

you almost became a grandma. but always can do that” Tanggapku sesaat kejangan itu mereda dan cengkraman paha mama melonggar atas kelapaku.

Why do you say that? I’m not grandma..” Gerutu mama menggembungkan pipinya.

“hehe ya, kalau anak tante Shinta lahir... bukankah itu akan jadi cucu mama nantinya”

“Heeeh... enak ajaa. Anak Shinta ya tetap anak mama lah... enak saja kamu anggep itu cucu mama... memang mama setua itu apa?” Sanggah mama tegas namun berujung memerah padam karena malu.

Senang melhat reaksi malu mama ketika menyadari usianya mendekati 50 tahun, namun memiliki fisik serta kemampuan layaknya wanita 30 an.

“ Rasa sayang Galih gak akan sedikitpun berubah, even you fifty or sixty”

Really? Memang kalau mama nanti sudah 60 tahun kamu masih mau kayak gini sama mama?”

“Gak perlu membayangkan apa yang belum terjadi mah, cukup nikmati saja apa yang terjadi saat ini.”

“Hmmm... anak SMA jaman sekarang makin cepat dewasa ya. Pola pikirmu, jauh diatas kebanyakan siswa menengah atas.. ... hihihi...”

“Moom” Giliran aku yang menggerutu.


Bersambung
Secret and Desire



 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd