Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
@Bajulkesupento
kalau di dunia nyata sih paling viral sebentar. habis itu pada lupa deh. hehehe

@Jinggasaba
Usia Galih dicerita ini bahkan hampir menginjak 19 tahun. jadi aman lah.


Jujur aja cerita ini ane bikin draft dan tulis beberapa chapternya jauh sebelum ane tahu ada update baru tentang rules batasan usia. makanya updatenya suka lama, karena harus ane rombak total alurnya.


FYI.
Tokoh Marissa di update terakhir adalah Marissa yang sama di cerita ane sebelumnya. So, kisah Galih dan Bastian satu universe.
bastian dan galih 1 universe mantap dah
 
lah deh neng kok urung ngenthu galih e kang...
 

Secret and Desire
Chapter 12

Sang Penjaga Rahasia

chapter-11.jpg

Meski baru kali pertama Galih melihat langsung alat yang dikeluarkan Hesti dari dalam tasnya, ia tahu nama serta fungsi alat itu untuk apa. Tetapi Galih masih terheran kenapa dia yang harus dimintai tolong. Bukankah seharusnya Hesti meminta tolong rekan guru perempuan lainnya. Atau bisa saja ia melakukannya sendiri, karena alat itu didesain untuk bisa digunakan seorang diri.

“Tadi teteh habis makan ayam geprek, jadi tangan teteh masih berminyak dan bau cabe “ Jelas Hesti sembari memberikan sebuah pompa air asi untuk disterilkan, “Kamu tega yah kalau anak teteh sampai kepedesan..”

“T-tapi ... K-kenapa harus Galih? ... Galih kan cowok ... Bu ... eh teteh Hesti kan bisa minta tolong sama guru perempuan lainnya ... memang segitu urgentnya ya, harus buru-buru..”

“Teh Hesti punya alasan kuat kenapa teteh gak bisa minta tolong guru lain...” Ungkap hesti menggigit bibir bawahnya.

“Alasan?”

“Udah deh cepet atuh dibersihin, nanti keburu ditunggu ... nanti Galih juga tahu kenapa...” Pinta Hesti kembali sambil meyakinkan ia sudah menutup serta mengunci pintu UKS.

Hufftt

“Ya Tuhan semoga yang Galih khawatirkan gak terjadi lagi. Please jauhkan Galih dari hal seperti ini. LAGI....”


Tanpa bermaksud menyombongkan diri, tetapi Galih selalu merasa ia terlahir sebagai seorang penolong. Galih seperti memiliki sebuah takdir memberikan pertolongan kepada seseorang yang tidak kuasa memintanya kepada orang lain, kecuali dirinya. Terakhir kali ia dimintai tolong oleh guru kursus bahasa inggrisnya, Miss Anna. Untuk mengajari bagaimana cara menikmati ‘anal sex’ dan ‘deeptroath. Sejak itu ia berharap hal semacam itu tidak akan pernah menghampiri dirinya. Namun sepertinya Tuhan memang punya rencana lain terhadap dirinya.

Raut penuh keraguan terpampang di wajah cantik Hesti yang berbalut jilbab warna cream. Wajah yang sangat lembut sejuk khas wanita pasundan. Dengan sebuah tahi lalat dipipi kanan dekat dengan hidung, membuat kecantikannya semakin sempurna. Hesti masih tidak yakin apakah ia benar-benar akan meminta pertolongan Galih yang tak lain merupakan anak didiknya sendiri. Tetapi wanita 28 tahun itu tidak punya banyak, karena ia juga tidak mungkin meminta tolong kepada orang lain disekolah ini. Ada sebuah kesalahan masa muda yang ia sembunyikan dibalik seragamnya yang tidak mungkin ia perlihatkan.

Perlahan Hesti beranikan diri menanggalkan beberapa kancing sebatas bawah payudaranya. ”Kenapa teteh gak mungkin minta tolong sama guru lain ... karena ini.”

Pantas saja Hesti sampai rela membuang harga dirinya dihadapan muridnya sendiri. Semua itu disebabkan oleh sebuah goresan tinta permanen berbentuk bunga teratai dibawah payudaranya. Sejak ia menjadi seorang guru ia berusaha untuk tidak memperlihatkan kebodohan masa mudanya itu kepada semua rekan sesama guru. Bahkan sampai saat ini hanya beberapa orang tertentu yang tahu tentang tato yang ia miliki.

“Oh... jadi karena ini?”

“Hmmm ... Iya ..” Wajah Hesti memerah menjawabnya, bukan hanya karena Galih tahu bahwa gurunya memiliki tato, melainkan karena saat ini salah satu murid terbaik di sekolah ini melihatnya setengah telanjang.

“Kok bisa sih, bu Hesti punya tato ... bukannya ada peraturan kalau PNS itu ...”

“Udah dech ... tanya-tanyanya nanti saja ..... takut ditungguin tukang ojek yang mau anterin botol asinya ... lagian teh Hesti kan belum PNS.” Pinta Hesti meminta Galih segera memompa air asinya untuk anaknya yang saat ini mungkin saja sedang menangis kelaparan.

“I-iya .... T-tapi... ini cara makenya bagaimana?” Tanya Galih usai membersihkan kedua tangannya sendiri dengan antiseptik.

Wanita yang kerap mengenakan softlense itu tanpa sadar mulai menaikkan cup kiri BH putih yang ia kenakan. Hesti merasa tangannya masih sedikit panas karena baru saja makan sambal, itu kenapa tanpa ragu Hesti meminta Galih membersihkan kedua puting susunya. Dengan sedikit darinya Galih akhirnya terbiasa menggunakan alat vacuum itu.

Tangan kanan Galih menahan corong yang mengarah keputing susu gurunya itu, sementara tangan lainnya menekan pompa hingga air berwarna putih terang itu mulai mengisi botol.

“Nah ... begitu memang harus pakai dua tangan..” Jelas Hesti sembari mengabari orang suruhan kakak iparnya yang akan mengambil botol ASI. “Kalau bisa Galih pencet-pencet ya tetek aku..!!”

Tanpa menjawab Galih menuruti permintaan guru sejarah itu. Pemuda itu menekan payudara Hesti agar susu keluar lebih deras. Saat Galih terus sedikit meremas, tak sadar Hesti sedikit melenguh. Namun ia heran mengapa anak didiknya ini begitu santainya meremas ‘toket’ seolah hal itu sudah sangat sering dilakukan. Bahkan Edo suaminya saja selalu beringas ketika meremas payudaranya sampai air susu menyembur kewajahnya.

“Kok Galih kayaknya biasa sih..” Lirih Hesti bertanya saat Galih mengisi botol yang keempat.

“Udah dech tanya-tanyanya nanti. Nanti kasihan anak teh Hesti loh nunggunya kelamaan..”

Hesti seolah mendapat tamparan diwajahnya mendengar jawaban dari Galih yang ‘super datar’. Sesaat Hesti berpikir, kamu teh, nafsu nggak sih sama perempuan?



~~~Secret and Desire~~~


Hesti tidak pernah memiliki cita-cita sebagai guru. Sejak kecil ia selalu mendambakan menjadi peragawati dan berlenggak-lenggok diatas peragaan busana. Ia sadar ia memiliki modal untuk menuju impiannya itu. Sejak masih belia tubuhnya tumbuh sempurna langsing dan semampai. Satu syarat utama sudah ia kantongi untuk bisa menjadi seorang model.

Namun nasib berkata lain. Keluarga besar Hesti mayoritas adalah pegawai negeri, dan menjadi seorang guru merupakan hal yang mulia dan membanggakan dikeluarganya. Meski bertolak belakang dengan passion dirinya, Hesti akhirnya tidak punya pilihan selain masuk kesekolah keguruan–dengan sedikit pemaksaan tentunya.

Hesti memiliki rencana yang terbilang cukup extreme, bahkan ia sendiri awalnya ragu untuk memulainya. Tetapi kemantapan hati akhirnya membuat ia nekat mentato tubuhnya indahnya sendiri. Hesti berkeyakinan, bila ia memiliki tato ditubuhnya tidak akan ada sekolah yang mau menerima ia sebagai guru ketika lulus nanti, setidaknya menurut aturan memang demikian. Sejak ia memiliki tato pertamanya, Hesti mulai menutup dirinya dengan kerudung. Misi pertama sukses.

Tetapi keyakinan Hesti mulai ia ragukan sendiri ketika bertemu dengan Edo. Akhir masa kuliahnya, saat ia praktek mengajar disebuah SMA, ia bertemu lelaki muda yang akhirnya menjadi ayah dari anaknya. Saat itu Hesti mengira Edo tak ubahnya siswa lain yang berusa menggoda guru magang seperti dirinya. Namun ada sesuatu yang berbeda dari diri Edo saat itu, yang membuat Hesti berubah pikiran dan memutuskan untuk tetap menjadi seorang guru. Tanpa ada paksaan untuk kali ini.

Setahun setelah Edo lulus SMA, ia datang bersama keluarganya melamar Hesti untuk dijadikan istri. Hesti tidak yakin kedua orang tuanya akan menerima lamaran itu. Meski bagaimanapun Edo terpaut usia dengan Hesti. Namun tanpa disangka lamaran itu diterima dan tak lama kemudian mereka menikah dan memiliki seorang anak.

“Jadi begitu Lih, kenapa teteh punya tato.” Jelas Hesti usai menyantap soto disebuah warung makan dekat sekolah.

“Ohh.... Galih pikir kisah cinta teteh sama mas Edo kayak di FTV ternyata cukup menarik juga.” Tanggap Galih sekenanya karena ia sendiri tidak memiliki referensi akan cinta.

“Hihihi enak saja disamain kaya FTV, kamu sendiri gimana sama Danilla, teteh denger kalian sudah Jadian ya?”

Huk HUK hukk....

Galih tersedak mendengar ucapan gurunya itu, “Dari mana teteh tahu tentang itu?”

“hihihi .... ya tahu lah.... Teteh kan dulu wali kelas Danilla wektu dia kelas 1, jadi ya .... dia sering curhat apapun ke teteh ... termasuk tentang kamu....”

“ohhh.... gitu, oke..” Galih mengaangguk dan cukup lega mendengar jawaban itu. ia menengguk es teh untuk menenangkan rasa kejutnya.

“Termasuk waktu kamu nyium dia dengan romantis..”

Byuuurrrr.... Galih menyemburkan minuman dimulutnya kesamping..

“Kok kaget begitu sih... teteh tahu lagi semuanya .... waktu itu kan teteh juga lagi ada di rooftop.... “

Wajah Galih tiba-tiba memerah tak kuasa menutup rasa malunya

“Tapi tenang saja, rahasia kamu aman kok, teteh gak bakal kasih tahu guru-guru kalau kamu berbuat mesum disekolah.” Hesti mencoba memberikan sebuah penawaran.” Tapi kamu juga rahasiain kalau teteh punya tato.

Huuufttt.

“Iya” Galih masih cukup terkejut untuk menanggapi permintaan Hesti untuk merahasiakan bahwa ia memiliki sejumlah tato di tubuhnya.

“Kamu tahu kan kalau pihak sekolah sampai tahu kalau teteh punya tato ... ya, teteh pasti dipecat. Mana teteh masih guru honorer di pecat pula... nanti anak teteh mau dikasih makan apa coba..” Imbuhnya lagi.

Tanpa diminta sebenarnya Galih akan tetap merahasiakan semua itu. Lagi pula ia tidak akan mendapat keuntungan apapun kalau ia membeberkan rahasia itu dan menceritakannya kesemua orang. Bagi Galih rahasia yang berusaha disembunyikan Hesti selama ini tak ada apa-apanya. Hingga usianya yang menjelang 19 tahun ini, ia sudah menyimpan banyak rahasia, bahkan sebuah rahasia besar yang menyangkut harga diri bisa ia pegang dengan erat, tanpa sedikitpun niat untuk membocorkannya.

“Oh ya, kamu udah dikabarin Icha belum?”

“Sudah teh, pemotretan pertama hari sabtu minggu ini kan?”

“Iya, bagaimana kamu teh sudah siap jadi seorang model?”

“Ehhh sebenarnya Galih belum siap teh, walaupun mamanya Galih punya sekolah modeling tapi ... Galih kan sama sekali belum pernah belajar tentang dunia model.” Galih mengungkap keraguannya.

Hesti merapihkan tasnya dan memandang wajah muridnya dengan penuh keyakinan, “Tenang saja, nanti teteh bantu kok. Gini-gini kan teteh sudah lumayan pro loh...” Jelas wanita pemilik follower 950k di instagram itu.

Belakangan ini nama Hesti cukup viral di media sosial dengan julukan ‘guru cantik’. Di instagram ia memiliki banyak penggemar karena ia kerap memamerkan fotonya yang berbalut jilbab indah. Hesti sering menerima tawaran endore dari sejumlah ritel hijab karena ia sadar gajinya sebagai guru honorer tidak akan pernah cukup untuk membiayai anaknya. Meski mertuanya bersikap baik padanya, tetapi ia tetap segan untuk terus tinggal satu rumah dengan mertua dan saudara iparnya. Ia ingin memiliki sebuah hunian sendiri. Melalui cara apapun Hesti dan suaminya berusaha mengumpulkan uang untuk membeli rumah impian mereka.

Selain menerima endore, hesti juga kerap menerima tawaran foto model untuk sejumlah butik. Termasuk yang dengan proyek yang akan ia jalani bersama Galih. Boleh dibilang proyek kali ini merupakan proyek dengan bayaran terbesar yang pernah Hesti terima. Itulah kenapa ia musti menjelaskan kepada pak Bono tentang semua ini. Ia yakin akan ada komentar nyinyir apabila banyak orang tahu ada guru dan murid berpose dalam sebuah frame photo yang sama, meskipun dengan balutan busana muslim sekalipun. Tahu sendiri netizen dinegeri ini, memiliki segala cara untuk menyatakan sesuatu yang seharusnya baik dan biasa saja, menjadi sesuatu yang taboo dan layak untuk dicela.

“Galih, tanggal 21 Juni ini kamu ulang tahun kan, yaah?”

“Loh kok teh Hesti tahu?” Sahut Galih memberikan helm pada Hesti,

“Tahu lah, kan teh Hesti pernah baca biodata kamu di TU ... ciee bakal jadi murid tertua disekolah..” Ledek Hesti.

“Teteeh ..... Teh Hesti ini guru Galih loh ... kok malah ngebully kayak teman-teman yang lain sih..” Protes Galih mematikan kembali mesin motor vespanya, “ Gak jadi Galih anterin pulang ini!!”

“Iya-iya cuma becanda ... gitu saja baper sih...” Rajuk Hesti “Oh ya nanti mampir Indomaru ya, teteh mau beli popok sama susu.” Pinta Hesti sambil membonceng motor Galih.

“Loh susu? Buat anak teh Hesti ... bukannya..?”

“Iya buat anak teh Hesti lah, masa anak kingkong sing... kumaha Galih teh..”

“Lah bukannya tadi sudah ya...”

“Anak teteh memang masih nenen sama teteh, tapi sudah diselingin sama susu formula ... lagian yang tadi itu sebenernya buat anak sepupu teteh. Soalnya asinya gak lancar. Jadi ya ... berhubung stock ASI teteh masih banyak ... jadi,ya gak ada salahnya atuh donor ASI buat saudara sendiri...” Terang Hesti memegang pundak Galih yang sudah mulai menjalankan motornya.

“Oh begitu... toh”


chapter-12.jpg


BERSAMBUNG



 
Terakhir diubah:
Raut penuh keraguan terpampang di wajah cantik Hesti yang berbalut jilbab warna cream. Wajah yang sangat lembut sejuk khas wanita pasundan. Dengan sebuah tahi lalat dipipi kanan dekat dengan hidung, membuat kecantikannya semakin sempurna. Hesti masih tidak yakin apakah ia benar-benar akan meminta pertolongan Galih yang tak lain merupakan anak didiknya sendiri.
:baca:
......
tahi lalat :ngupil: dekat hidung sich
cici paramida​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd