Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Barusan selesai baca maraton, baik yang cerita utama maupun cerita one shot-nya.
Menarik cil, menarik. :thumbup
Cara dirimu memasukkan cerita one shot di sela-sela cerita utama itu brilian. Sangat brilian.

Untuk cerita utama aku suka caramu dalam menulis penokohan tokoh utama dari cerita ini. Kebanyakan cerita dengan latar belakang tokoh utama seperti ini akan menampilkan tokoh utama yang bisa dibilang terlalu 'sempurna' sehingga membuat jalan cerita akan monoton alias berkutat hanya pada hal yang itu-itu saja. Pada ceritamu ini, tokoh utama tidaklah sempurna dan hal ini yang mampu mendorong cerita ini menjadi tidak monoton dan menarik untuk dibaca.

Untuk SS aku perhatikan dirimu sedang mencoba untuk mengeksplorasi lebih lanjut bentuk-bentuk SS yang ada atau dengan lain kata tidak terpaku pada bentuk SS konvensional pada umumnya seperti rimming, pissing, tits milking, double dildo penetration. Hal ini bagus, mengingat bentuk SS yang dirimu coba eksplorasi ini masih berhubungan erat dengan kelemahan dari tokoh utama beserta dengan tokoh-tokoh lain di sekitar tokoh utama.

Untuk alur cerita dan plot karena cerita ini masih berjalan alhasil masih banyak hal yang bisa dikembangkan dari cerita ini, akan tetapi cara dirimu meramu bibit-bibit konflik itu bagus dan tentunya akan membuat cerita ini semakin menarik untuk dibaca lebih lanjut.

Apa lagi ya? :huh:
Ngomong-ngomong sudah lama sekali lho aku tidak menulis ulasan seperti ini, ini saja aku tulis karena aku ingat aku sudah janji dulu pada dirimu.

Oh ya, aku suka caramu memasukkan humor dan bahasa ngapaknya. Good job.

Selanjutnya paling cuma ada sedikit salah pengetikan (aslinya sih banyak cuma biar lebih enak dibaca aku tulis sedikit saja ya kawan hahaha) dan jarak spasi saja yang harus diperhatikan lebih lanjut. :malu:

Secara umum sudah bagus, kawan. Tetap semangat dalam menulis dan pemula yang hina dan unyu-unyu ini minta maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan menurut dirimu dan/atau membuat dirimu tersinggung. :shakehand


Salam,
ulrich​
 
baca reviewnya cak @ulrich berasa lagi jadi peserta LKTCP 2015 hihihihi

benar seperti yang cak ul bilang, saya menulis cerita ini untuk eksperimen. Sex Scene, pembagian babak ( Main story dan Oneshot) Penokohan dan lainnya. Intinya saya lg belajar nulis lagi ketika merancang cerita ini.

Ya,saya akui kekurangan terbesar saya selama ini memang pada teknik (Pengetikan, typo, layout dll) itu kenapa saya mencoba membayarnya dengan memperbanyak SS disetiap chapter.

Tetapi karena itu juga, kadang agak susah untuk menentukan diksi pada bagian sec sxene biar gak monoton.

Suwun yoh Cak Ul. kapan kowe nulis meneh?
 
baca reviewnya cak @ulrich berasa lagi jadi peserta LKTCP 2015 hihihihi

benar seperti yang cak ul bilang, saya menulis cerita ini untuk eksperimen. Sex Scene, pembagian babak ( Main story dan Oneshot) Penokohan dan lainnya. Intinya saya lg belajar nulis lagi ketika merancang cerita ini.

Ya,saya akui kekurangan terbesar saya selama ini memang pada teknik (Pengetikan, typo, layout dll) itu kenapa saya mencoba membayarnya dengan memperbanyak SS disetiap chapter.

Tetapi karena itu juga, kadang agak susah untuk menentukan diksi pada bagian sec sxene biar gak monoton.

Suwun yoh Cak Ul. kapan kowe nulis meneh?
bastian klewat 2 part mengko mbengi meh marathon ah
 
baca reviewnya cak @ulrich berasa lagi jadi peserta LKTCP 2015 hihihihi

benar seperti yang cak ul bilang, saya menulis cerita ini untuk eksperimen. Sex Scene, pembagian babak ( Main story dan Oneshot) Penokohan dan lainnya. Intinya saya lg belajar nulis lagi ketika merancang cerita ini.

Ya,saya akui kekurangan terbesar saya selama ini memang pada teknik (Pengetikan, typo, layout dll) itu kenapa saya mencoba membayarnya dengan memperbanyak SS disetiap chapter.

Tetapi karena itu juga, kadang agak susah untuk menentukan diksi pada bagian sec sxene biar gak monoton.

Suwun yoh Cak Ul. kapan kowe nulis meneh?
aku yo penasaran tulisane cak @ulrich lho, kang.. ket netes id ku gak tau didudui
:((:((
aku nyawang ripiyune cak sitok iku lho nggateli cap pakar ketikan. opo aku kudu ndeplok kopi sekuwintal yoo isane wero..
sepurane yo:sori: Danilla Oot titik..


kalau ane merasakan untuk tiap cerita kakang mas Ucil selalu nampak kuat karakter dimasing-masing tokohnya. Seolah para wayang ditangan pak dalang yang begitu pas dan tak sampai tertukar ditiap karakter yang dibuatnya.

masing-masing tokoh yang ikut seperti punya jiwa tersendiri dengan ciri watak yang khas. dan TS berhasil memilah porsi untuk siapa nampak dari diksi maupun dialog yang ditampilkan.
:jempol:

Ini sepertinya:pandaketawa: jeng Maru sedang memainkan bonekanya yaa..
menghayati gitu lho:lol:
 
baca reviewnya cak @ulrich berasa lagi jadi peserta LKTCP 2015 hihihihi

benar seperti yang cak ul bilang, saya menulis cerita ini untuk eksperimen. Sex Scene, pembagian babak ( Main story dan Oneshot) Penokohan dan lainnya. Intinya saya lg belajar nulis lagi ketika merancang cerita ini.

Ya,saya akui kekurangan terbesar saya selama ini memang pada teknik (Pengetikan, typo, layout dll) itu kenapa saya mencoba membayarnya dengan memperbanyak SS disetiap chapter.

Tetapi karena itu juga, kadang agak susah untuk menentukan diksi pada bagian sec sxene biar gak monoton.

Suwun yoh Cak Ul. kapan kowe nulis meneh?

Wah bawa-bawa tahun ini, tidak baik ini .... :malu:

Keep hungry Cil, keep hungry. :shakehand

Sebenarnya juga meski tanpa ada SS di setiap bab cerita juga tak mengapa, karena interaksi antara tokoh utama dengan yang lain beserta dengan latarnya berjalan dengan baik. Ini yang membuat cerita ini seakan-akan hidup dan tidak monoton. Lagi pula kalau terlalu banyak SS juga jadinya monoton kan? :malu:

Aku pura-pura tidak melihat ya ada salah pengetikan di atas, ngomong-ngomong.
:D

Nulis? Untuk sementara ini jadi pembaca saja aku, masih pemula yang hina dan unyu-unyu ini. :malu:

aku yo penasaran tulisane cak @ulrich lho, kang.. ket netes id ku gak tau didudui
:((:((
aku nyawang ripiyune cak sitok iku lho nggateli cap pakar ketikan. opo aku kudu ndeplok kopi sekuwintal yoo isane wero..
sepurane yo:sori: Danilla Oot titik..


kalau ane merasakan untuk tiap cerita kakang mas Ucil selalu nampak kuat karakter dimasing-masing tokohnya. Seolah para wayang ditangan pak dalang yang begitu pas dan tak sampai tertukar ditiap karakter yang dibuatnya.

masing-masing tokoh yang ikut seperti punya jiwa tersendiri dengan ciri watak yang khas. dan TS berhasil memilah porsi untuk siapa nampak dari diksi maupun dialog yang ditampilkan.
:jempol:

Ini sepertinya:pandaketawa: jeng Maru sedang memainkan bonekanya yaa..
menghayati gitu lho:lol:

Nggateli?
Maksudnya Troy?

Itu kan pemula yang hina dan unyu-unyu ini sudah menulis sih Troy, bagaimana sih dirimu. :malu:

Kalau mau dilanjut di Lounge saja ya Troy., Biar tidak OoT. :shakehand
 
Uaaahheemmmm..... Sampek ngantok iki kayane nunggu updatan...
 
Yah... ilang lagi deh ni TS-nya :|
Penasaraaaaaan :galak:
 
Secret and Desire
Chapter 18
REALITA

chapter-17.jpg




Puas memukul Galih hingga tak sadarkan diri, Ivan dan Paula segera meninggalkan area parkir belakang sebuah club yang secara kebetulan sangat sepi malam ini. Mungkin saja pemukulan itu sudah direncanakan jauh-jauh hari. Kalau memang demikian, rencana itu berjalan sukses. Galih tumbang dengan beberapa kali pukulan di wajah dan perut dan pingsan seketika, tanpa seorang pun melihat.

Panik merupakan hal wajar yang bisa Marisa lakukan saat ini. Bagaimana tidak, beberapa menit yang lalu mereka masih asyik bercengkerama, lalu di depan metanya ia melihat teman barunya itu dipukuli hingga terjerembap. Marisa lekas berlari ingin mengetahui kondisi Galih saat ini. Kalau hanya pingsan ia hanya butuh memanggil pihak keamanan untuk membantunya. Tetapi bila Galih sampai meregang nyawa, bahkan Marisa sudah berencana untuk segera meninggalkan kota ini.

Tetapi kedua hal itu tidak lantas dilakukan Marissa. Ia tidak akan pergi tidak pula berusaha mencari pertolongan. Yang ia lakukan hanyalah duduk, tepat disamping tubuh Galih yang telungkup.

“woooy!!!” Marissa menghentikan kalimatnya untuk membakar sebatang rokok di bibirnya, “Lo mau gu tinggal dan kedinginan disini atau lo mau bangun?”

WUUFFF

“Dua cowok tadi dah pergi kok, lo bisa berhenti pura – pura pingsan” Lanjut Marisa dengan bibir merahnya menghembuskan asap putih

“hihihi” terdengar suara kekehan yang tertahan dari pemuda yang saat ini mncoba bangkit “Kok tahu sih mbak aku pura – pura pingsan?” Tanya Galih berusaha duduk.

“huufft..... Gue sudah cukup lama hidup untuk bisa menilai mana perkelahian sungguhan dan mana yang perkelahian yang berlandas emosi. Yang barusan gue lihat itu penuh dengan emosi. Jadi pukulan seperti itu kayaknya gak akan bikin lo sampai pingsan” Tukas Marissa seraya menghembuskan asap putih itu kembali ke langit malam

“Hehehe.... ya mau bagaimana lagi, kalau aku tadi gak pura – pura pingsan, mungkin bisa berantem beneran.” Jelas Galih memasang wajah tersenyum yang terlihat menyebalkan.

“Tapi gue akuin, akting lo barusan boleh juga. gak salah lo pernah jadi artis idola...”

“Ya ya ya....”

Marisa bangkit dari duduknya dan membantu Galih yang masih kesakitan untuk berdiri “ Oh ya, Lo barusan hampir saja bikin gue malu, jadi lo mesti nraktir gue makan!”

“Heh, malu kenapa?” Pertanyaan polos terlontar begitu saja dari bibir Galih.

“Hmmm, tadi kalau gue sampe manggil security dan ternyata lo cuma pura – pura pingsan, mau taro di mana muka gue?” Ketus Marisa menghemuskan kepulan asap keajah Galih



UHUUUK Uhuuuukkk...

“Ya gak usah disembul kemukaku juga dong mbaak... Heran deh sama orang yang suka ngerokok..”


~~~ Secret and Desire ~~~


Rasa lapar merupakan alasan utama Marisa mengajak Galih ke sebuah restoran cepat saji di depan club itu. Namun mengingat namanya baru saja menjadi penyebab sebuah pemukulan. Marisa ingin mendengar cerita dibalik itu. Ia bukanlah wanita yang selalu ingin tahu, tetapi makan sembari mendengarkan kisah cinta remaja, membuat suatu pengecualian bagi Marisa.

“Jadi yang mukul Lo barusan itu cewek?” Ungkap Marisa hampir saja tersedak saking kagetnya.

“Ya, namanya Paula, dia senior aku disekolah, dan sahabat deket Danilla”

“Gue pikir, masalah lo cuma sekedar permasalahan cinta remaja semata, ternyata berat juga, Kalau gue di posisi lo gue juga gak tahu harus ngapain.” Tanggap Marisa lagi setelah Galih menjelaskan semua akar permasalahan hingga membuatnya babak belur.

Dengan cepat Galih mulai menyadari, bahwa Marisa merupakan tipe manusia yang akan membuat siapa pun akan berkata jujur, sepahit apa pun kebohongan itu disembunyikan. Itu kenapa Galih berusaha mengalihkan pembicaraan ke topik yang lainnya, ia tak mau hanya ia yang bercerita.

Sembari mengompres lukanya dengan es batu, Galih mencoba mengenali Marisa lebih jauh, bukan karena ia ingin tahu, melainkan agar Marisa tak lagi bertanya ini itu. Mesih baru di permukaan Galih sudah bisa menebak orang seperti apa Marisa ini. Dan yang ia nilai saat ini adalah pakaian Marisa yang baru ia sadari sangat mencolok. Marisa tahu betul, saat ini kedua mata Galih sedang mengamati dirinya, memandangi segala lekuk tubuh berbalut short dress berwarna silver. Bukaan dada yang lebar tentu akan menarik perhatian mata lelaki. Namun bukan itu yang Galih pandangi saat ini, bukan sepasang gundukan indah dengan tahi lalat disalah satu gunungannya yang membuat remaja ini tertarik


“Dari mana kamu bisa tahu kalau gue tipe orang yang suka kebebasan?” Tanya Marisa setelah Galih berusaha menebak kepribadiannya.


Simple. tentu dari pakaian yang mbak Risa pakai, oh ya, aku boleh manggil mbak dengan Risa kan?” Tukas Galih memberikan pertanyan balik.

“hmmm.. boleh, terus, kenapa memangnya dengan pakaian gue? Terlalu seronok begitu?”

“Seronok itu relatif, tergantung persepsi dari seseorang yang melihat. Tapi...” Galih kembali menunda perkataannya untuk menghisap ice latte dihadapannya. “Bukan itu poinya....Suuurrrrppppp”

The poin is?”

Ahhhhh ..... Galih meletakan kembali gelas minumannya yang hampir separu ia habiskan lalu kembali melanjutkan analisanya tentang Marisa. “ hmmm... Mbak Risa ini kan model, hmm photograper juga dannn.... hmmmm mbak pernah kerja di sebuah LSM”

Well, kalau model dan photograper lo memang tahu” potong Marisa sembil mengernyitkan dahinya, “ Tapi dari mana lo bisa tahu gue pernah kerja di LSM, kayaknya, gue gak cerita apapun tentang itu?”

simple, karena tadi aku melihat sebuah kartu nama sebuah LSM di dopet mbak waktu dompet mbak Risa kebuka.” Kembali Galih melayangkan sebuah senyam yang kali ini lebih menyebalkan.

“Kampreet... gue kira lo beneran bisa ngebaca kepribadian orang...” Sewot, Marisa akhirnya melempar beberapa potong kentang goreng kearah Galih.

“Sorry hanya bercanda,. Tapi serius loh mbak, aku yakin mbak memang seseorang yang suka kebebasan, gak suka diatur – atur dan kalau bisa mbak akan menyelesaikan permasalahan mbak seorang diri. “ Terang Galih lagi.

Marisa memangku wajahnya dengan kedua lengannya. Ia mulai pensaran akan penalaran Galih kali ini. “Oke sekarang apa lagi alasan Lo?”

Simple, He he ... mbak kan seorang model nich... mbak cantik .... badan mbak proporsional.... mbak tinggi... tapi.... Hanya seorang wanita yang merasa dirinya bebas yang akan nyaman dengan pakaian seperti itu, padahal bulu ketiak mbak Risa cukup lebat. Aku yakin di jaman seperti ini wanita manapun akan menutup bagian itu, dan bahkan kebanyakan memilih untuk mencukur habis...”

Secara refleks Marisa memeriksa bagian bawah lengannya yang memang belum sempat ia cukur dalam beberapa waktu. Lalu ia kembali menatap wajah Galih dengan tatapan yang cukup dalam. Wajahnya ia dekatkan sedekat mungkin ke arah Galih seraya mengucapkan sebuah kata

“ASUUUU”

Seketika hening tercipta keduanya tak berkata sepatah kata pun hingga akhirnya sepasang tawa lepas terlontar dari kedua manusia itu. Sembari tertawa lepas Marisa berpikir dengan herannya, baru kali ini ia menemukan seseorang yang menerka kepribadian seseorang hanya dengan melihat bulu ketiak yang panjang. Aneh..

Hahahahahahah......


~~~ Secret and Desire ~~~


Cukup lama Marisa dan Galih berada di restoran hingga mereka sama – sama melupakan dengan siapa mereka pergi malam ini. Kedua lalu lekas kembali kedalam club. Melalui pesan di handphone Galih, ia mengetahui teman – temannya sudah pulang, atau lebih tepatnya berganti tempat pesta. Sementara Marisa menemui teman kencannya malam ini dengan kondisi mabok berat. Bahkan wanita berambut blonde itu sudah di papah oleh dua security.

Kasihan dengan kondisi temannya itu, Marisa memutuskan mengantarnya pulang. Marisa memapah temannya itu masuk kedalam mobil, lalu ia memberikan kunci kendaraannya kepada Galih. Pemuda itu lantas meraih kunci itu dan lekas menduduki kursi kemudi.

“Oke pertama – tama, masukan kunci, pastikan giginya netral, lalu pakai sabuk pengaman... oke aman..... periksa spion.. lalu spion tengah...”

Marisa yang tengah memapah temannya di bangku belakang dibuat heran dengan tingkah Galih yang seolah tengah mengeja pelajaran di kursus mengemudi.

“Woooyyy... loooo bisa nyupi?” Tanya Marisa dengan nada pesimis.

“Bi bisa kok mbak. Mbak tenang ajaa.” Jawab Galih singkat, “ lalu nyalakan mesin... injak perlahan pedal kopling... hmmmm oke masukan gigi satu.. dan lalu.....”

NGRRNGGG JEGGGERRRRKKGGG

Sebuah guncangan tiba – tiba tercipta karena Galih telat melepas pedal kopling...

“Galiihh... lo gak bisa nyupir kan?”

Galih memalingkan wajahnya kebelakang dan untuk kesekian kalinya, ia memancarkan senyuman menyebalkan itu lagi... “He he he he”

“Hiiiih. Bilang ke dari tadi, pindah lo kebelakang jagain teman gue..”

Kesal dengan Galih yang ternyata masih belum bisa mengemudi, Marisa pun mengambil alih kursi kemudi. Sementara itu Galih pindah ke belakang untuk menjaga teman kencan Marisa yang terlihat sangat sempoyongan. Setelah memastikan temannya aman di pelukan Galih, Marisapun tancap gas menuju apartemen temannya itu.

__________


Meski melihat temannya dalam keadaan mabok parah sudah menjadi hal biasa. Marisa tidak ini berlama – lama di jalan. Wanita itu benar – benar menarik mobilnya sekencang yang ia bisa. Ia tahu betul tabiat buruk teman kencannya ketika terlalu banyak minum alkohol, dan Marisa tidak ingin hal itu terjadi, lagi.

Memang betul, beberapa waktu yang lalu Galih membeli sebuah mobil tipe muscle asal Amreika yang mampu melaju kencang. Namun pada kenyataannya, Galih sangat takut ngebut. Pemuda itu begitu erat berpegangan. Ia terus berpegangan sekencang mungkin sembari tetap menjaga tubuh wanita di rangkulannya agar tidak tersungkur.

“Axeell.. son of bitchh... you just leave me like that ... like ... likeeee “ suara wanita dengan nada parau terdengar dari bangku penumpang. Rupanya Nicole sahabata dan teman kencan Marisa mengigau.

so, .... this is what you want?, right .... haaaah Axeellll... Bitch..” Wanita berparas bule itu terus meracau hingga melakukan gerak yang tak terkendali. Hingga dengan cepat kedua tangan Gadis itu mulai melucuti kancing celana Galih dan dengan cepat meraih batang kemaluan Galih dari dalam sana.

Menyadari tubuhnya digerayangi, Galih mencoba mengelak, namun telat, Alkohol telah mengambil alih kesadaran Nicole sepenuhnya. Wajahnya makin condong kebawahan dan .... bibir ranum itu mengulumi batang kemaluan Galih yang tanpa pertahanan.

“Woooyyyy.... mbak teman kamu nihhh mbaaaakk... aawwwwww....” Galih merontah, namun ia tak sanggup menepis dengan satu tangan kepala Nicole yang saat ini tengan menyantap penisnya dengan rakus. “AChhhhhhhh......... “ Galih terus merintih, karena bukan nikmat yang tengah ia rasakan, melainkan nyulu karena memang itu bukalnan sebuah blow job melakain sebuah aksi semi kanibal dari wanita yang tengah mabuk. Diperparah, penis Galih memang masih dalam tahap pemulihan akibat kejadian itu.

“Mbak berhenti dulu... toloongin nihh... ACWWWWW Adadaaaadhhh.....”


HOOOOEWEEEEKKKSSSSS

HOOOKKSSSSS..



Suara barusan tak perlu diterjemahkan lebih lanjut. Galih tahu betul suara barusan bisa timbul oleh apa. Husftttt... Menoba mengelakpun rasanya percuma. Cairan perut, makanan dan alkohol kini telah membasahi selangkangan dan kemaluannya. Lengket, panas dan bau.

HOOWWWEEKSSSSS......

“Upppssss Soryy ...” Dengan sebuah senyum yang ia palingkan kebelakang, Marisa hanya bisa mengucapkan maaf atas kekonyolan yang telah dilakukan oleh

“Huuuuhhhh.... ternyata kesialan ini tetap aku dapatkan .... again.. “ Keluh Galih pasrah... huuh semua sudah terjadi.


~~~ Secret and Desire ~~~


Di sebuah kamar mandi SPBU, Galih membersihkan wajahnya, dan tentu saja membersihkan selangkangannya dari carian muntah gadis bule sialan itu. Sial aroma alkohol tetap saja tercium sebanyak apapun Galih membilasnya. Berulang kali Galih membasuh penisnya itu hingga bau muntah dan alkohol hilang. Namun hal itu bukan tidak lagi jadi masalah...

Beberapa saat kemudian akhirnya Galih keluar dari dalam toilet, dan kembali menghampiri Marisa yang tengah membersihkan jok mobilnya dari sisa – sisa muntah temannya itu. Marisa memandang Galih dengan wajah menahan tawa. Apalagi penyebabnya selain celana yang dikenakan Galih saat ini.

“Ketawa aja kali mbak, gak usah ditahan – tahan... ketawa deeh.. “ Gerutu Galih sambil memasukan celana Jeans dan celana dalamnya yang barusan ia cuci kedalam kantong plastik yang diberikan Marisa.

“maaf deh, habic cuma itu celana yang ada di mobil gue .... hihihiiih .... emangnya lo mau make dress gue? Nggak kan?” Ujar Marisa terus menahan tawanya meski akhirnya iapun tak sanggup menahan

HAHAHAHA HAHA. ......

Siapapun mungkin akan tertawa, melihat seorang pemuda dengan wajah yang cukup tampan lagi macho mengenakan celana legging bermotif macan tutul...

“Tapi loo cucok looh... Ha ha ha ha ha...”

Pemuda yang seharian ini mengalami kesialan–menurut versi Galih–sudah tak sanggup berkata. Ia tak mau perkataannya nanti malah justru menimbulkan kesialan – kesialan tak terduga. Ia memilih diam dan membasahi tenggorokannya dengan ice tea yang diberikan oleh Marisa.

“ngomong – ngomong, lo mau sekalian gue anterin balik gak?” Tanya Marisa sambil memasukan kantong pakaian Galih kedalam bagasi.

“Waduh gak usah mbak, rumahku dari sini cukup jauh. Lagian kayaknya aku gak bisa balik dulu deh. Yaah paling nggak tunggu lebamku agak kempasan.

“Kalau begitu, lo ikut gue saja deh ke apartemennya Nicole. Yaah, sudah jam segini juga..”

“Iya, soalnya kan gak mungkin gue mapah si Nicole sendirian, kalau sama lo kan jadi enteng. Okeeh... lo pasti setuju kan.” Lanjut Marisa

“hmmm... Apapun yang terbaik deh mbak.. aku nurut saja...” Jawab Galih pasrah menyetujui.


~~~ Secret and Desire ~~~


Tidak butuh sampai setengah jam, mobil yang dikendarai Marisa memasuki parkiran basement sebuah apartemen. Setelah keduanya mencoba memapah Nicole yang masih dalam keadaan tidur, Galih memutuskan untuk menggendongnya saja. Lagi pula tubuh Nicole tidak seberapa berat bagi Galih.

Marisa memandu Galih menuju sebuah lift sambil membawa barang bawaan mereka. Menuju sebuah unit di lantai 12. Beruntung Nicole sudah terlelap tidak agresif seperti sebelumnya, sehingga Galih tidak kesulitan membopong tubuh Nicole yang tidur di dadanya.

Tetapi nampaknya Galih tidak memiliki gambaran sama sekali tentang penghuni di apartemen yang cukup mewah ini, sampai pada akhirnya pada lantai 2 pintu lift terbuka lebar dan masuklah 3 orang wanita paruh baya dengan dandanan menor. Ketiganya seolah serempak berhenti didepan pintu lift yang terbuka. Bukan untuk melihat seseorang lelaki yang tengah membopong wanita mabuk, karena itu hal yang lumrah disini. Melainkan hehehe... Menyadari itu Marisa mencoba menahan tawanya lagi dan berbisik pelan.

“Sorry sorii. Gue gak tahu bakal ketemu yang beginian..”

Sesuai ekspektasi, Galih sudah tahu apa yang akan terjadi setelah ini. ketika Marisa dipaksa bergeser, Galihpun pasrah kepada Tuhan.

Dua wanita kategori milf ini mulai mengapit tubuh Galih, dan melakukan hal yang nampaknya sangat lumrah. Keduanya mulai menggerayangi tonjolan besar yang tertutup oleh legging bermotif macan tutul itu. Tak dipungkiri, celana itu benar – benar menonjolkan bentuk keseluruhan batang penis Galih, apalagi memang sebelumnya ia terpaksa melepas celana dalam karena basah.

Dan untuk kali ini, Galih kembali harus pasrah membiarkan tiga tante girang itu memegangi penisnya bergantian bahkan menjadi bahan rebutan seolahnya itu mainan yang menjadi obat penawar karena malam ini mereka gagal berkencan.

“Sering – sering main kesini ya mas. Unit tante No. 0814, kapan – kapan mampir yaah..!” ujar salah seorang wanita patuh baya itu saat mereka keluar di lantai 8. Bukan hanya menyapa dan memberikan sebuah ajakan. ketiganya bahkan membubuhkan kecupan merah di sekujur wajah Galih dengan imbuhan kata “Ganteeeeng”

Setelah Pintu lift tertutup untuk kembudian terbuka lagi di lantai 12, Galih ngelonyor dengan wajah yang cemberut. Ia merasa benar – benar ternodai barusan.

“Bukan salah gue lohh. Gue mana tahu wanita – wanita itu bakal ikutan masuk lift kita... hihihi.... “ Ucap Marisa mencoba menenangkan perasaan Galih yang ia yakini sangat canggung saat ini.

“Iya gak apa – apa kok. Mana ini kamarnya?” tanta Galih memalas

Marisa mendahului Galih untuk membukakan unit milik Nicole dan menunjukkan dimana Galih harus meletakan temannya itu. Setelah meletakan dan berusaha menepis rangkulan Nicole, Galih merebahkan tubuhnya diatas sofa hitam dekat jendela itu. Rasanya benar – benar nyaman.


PoV Galih


Aku dan mbak Risa sama – sama sepakat bahwa malam ini benar – benar berakhir melelahkan. Dan tanpa aku minta ia pun berjanji semua kejadian malam ini hanya kita berdua saja yang tahu. Aku gak kebayang kalau sampai kejadian ini diketahui orang terutaa mama, dia pasti akan menertawakanku berminggu – minggu yang membuat papa penasaran atas apa yang terjadi dan akhirnya, ikut menertawakanku juga. Ya berminggu – minggu juga.

Setelah membersihkan wajahku deari noda lipstik dan mengganti celana loreng sialan ini dengan celana tidur milik mbak Risa, aku lekas merebahkan tubuhku diatas sebuah Sofa hitam didekat Jendela besar itu.

Kulihat Mbak Risa sudah tidur bersama Mbak Nicole. Wanita yang cukup cantik sebenarnya Anda saja dia tidak menumpahkan cairan menjijikan ditubuhku. Achhhh...

Namun sayang, setelah aku mencoba memejamkan mata, yang ada aku malah tak bisa terlelap. Entah kenapa wajah kamu tiba – tiba muncul dihadapanku begitu saja. Wajah yang hari ini telah memberikanku bertubi – tubi kesialan.

Ya Tuhan, kalau memang ini caraMu untuk menghukumku karena telah menyakiti hatinya. Izinkan lah aku agar kuat melewati kesialan berikutnya. Aku tahu Engkau memiliki agenda lain bukan?

Aku tidak akan marah terhadapmu Tuhan .... siapalah aku berhak marah. Aku hanyaa.. ya Kau pun pasti tahu saat ini aku hanyalah bimbang, pusing, bingung dan entah harus melakukan apa.

Tapi apabila Engkau berkenan, berikanlah aku petunjuk agar aku ikhlas menjalani hukuman yang Engkau berikan kepada hambamu ini ya Tuhan.

Amin..

Aku tahu itu mungkin bukanlah Do’a. Hal itu hanya ungkapan kekesalanku, namun bukan kepada Tuhan. Melainkan kepada diriku sendiri. Aku tahu semua ini kesalahanku, semua bermula dari kebodohanku, ketololanku, bahkan mungkin kepolosanku.

Tetapi aku selalu berpegang pada prinsip yang selalu diajarkan oleh keluargaku, oleh mama, oleh ibu, oleh kakek dan mbah. Mereka selalu mengajarkanku untuk tetap menjadi diri sendiri sesulit apapun kesusahan yang menimpa hidupku..

Mataku masih saja terjaga hingga akhirnya aku mendengarkan suara jam waker atau yang secara umum dan lazim itu disebut Adzan Subuh.

Kali ini, ragaku mulai melayang kealam mimpi.



~~~ Secret and Desire ~~~


Di hamparan putih itu aku melihat sesosok wanita dengan paras yang indah. Rambut panjang indah berwarna blonde, hidung mancung, kulit putih pucat dan tubuh yang sekal. Wanita itu mendekatiku. Mendorongku ke atas singgasana. Merebahkan aku di atas seprei putih berwangi bunga. Bunga dari seluruh penjuru taman di dunia dan surga.

Tangan – tangan lentik itu mulai menggerayangiku, melucutiku hingga hanya pakaian kelahiran yang aku kenakan. Wanita itu pun menelanjangi diri di hadapanku memamerkan setiap keindahan yang dititipkan Tuhan padanya.

Tubuh putih berbintik itu melai melekat padaku, melekat pada dadaku melekat pada kemaluanku. Kurasakan betul bagaimana batang zakar ini ia coba hujamkan pada liang surgawi yang begitu basah, hangat serta harum.

Setiap gerakan itu menimbulkan aliran listik kedalam raga dan sukmaku. Membangkitkan gairah yang sengaja aku pendam. Gairah yang akhirnya menimbulkan sebuah hentakan pinggul keatas.

Plooop Ploooop

Pandanganku kini semakin kabur, tersilaukan oleh putih suci yang menghampar disekitarku. Membuatku hanya bisa merasakan apa yang terjadi. Merasakan setiap himpitan ceruk yang semakin mencengkeram mencengkeram hingga membuat aku semakin tenggelam.

Tetapi kesejukan putih itu semakin menghilang semakin kabur semakin menggelap. Pandanganku kini berubah hitam sehitam malam. Namun kegelapan ini membuat pandanganku kembali kumiliki. Dan kembali aku bisa melihat keindahan yang tengah sibuk dengan tebuh telanjangku.

Semua semakin terasa, saat memek itu terus saja mencengkeram kontolku dengan sangat erat. Seolah tak ingin melepaskan kontolku dari dalam liang memek itu.

Achhhhhh

Kau pun semakin memanjakanku dengan sebuah jilatan bergantian dikedua puting susuku. Kaujadikan itu sebagai peredam desahmu atas sodokan kontolku pada memekmu. Meme yang terasa kian menyempit dan kian membasah.

Basahan itu bahkan dapat kurasakan pada setiap inchi kulit ku. Basahan yang berubah menjadi hangat dan seketika menghasilkan panas yang membara. Namun bukanlah panas neraka.

Kontolku semakin dalam kamu hidap, hingga memeku semkin berkedut. Untuk menyeimbangkan rasa yang kau dapatkan kau sodorkan puting merah jabumu dan kau jejalkan kedalam mulutku. Memaksaku mengulumnya bergantian, bahkan kau mulai meminta aku menggigit pentil itu..

Itu yang kau inginkan? Agar aku terus ngenyot pentilmu..

Hmmmm...

Kulumanku semakin dalam menghisap putingmu kedalam kerongkongan. Kamu cukup keras berteriak setiap kulakukan itu. namun sekeras apapun kau berteriak. Tidak akan sekeras hujaman kontolmu kedalam memeku.

Aku yakin sesaat lagi kau akan tumbang, tumbang mengeluarkan madumu seraya menikmati hangat dan panasnya maniku. Kau tahu itu akan kau dapatkan, hingga kau mencoba mengambil kendali ini semua.

Baiklah bila itu yang kau inginkan,

Aku hanya akan terlentang seperti ini membiarkan kau menggenjoti batang kontolku.

Yaah betul seperti itu, seperti itu seharusnya memek menggenggap kontol ini... hmmmm yaaaahhhhh

Apa kau sudah siap....

Sebentar lagi aku akan memberikan air panas ini ada kolam surgamu itu. Aku akan memenuhi kolam kosong itu hingga benar – benar penuh, hingga kau akan bingung mau menampung dimana lagi air ini...

Aliran sungai mulai mengalir, membelah membelah ngarai yang setadinya gersang. Mambanjiri jurang yang setadinya tandus. Kini guamu sudah penuh oleh gelombang. Gelombang layaknya tsunami yang kau tunjukan dengan gerak tubuhmu yang terus menggelinjang.

Setelah semuanya tenggelam, kau hanya membutuhkan pelampung. Agar kau tidak lebih dalam lagi tenggelam kedalam palung kenikmatan. Kau merangkul erat tubuhku, menindihku seolah ingin menunjukkan kesintalan payudaramu.

Aku tahu itu begitu kenyal, itu begitu terasa empuk..

Dan yang kurasakan saaat ini. ngaraimu mulai balik menyerangku, memberikan aku air terjun yang kini membuat aku basah.

Hmmm.... Semua begitu terasa .... sangat nyataaa...



“Shit Asu Asyuuuu..... pantes saja kerasa banget... aduh.. sejak kapan pula ini mbak Nicole diatas tubuhku.....”

Rupanya semua itu bukan lah mimpi. Yang barusan aku rasakan hanyalah implementasi dari realita alternatif dari kehidupanku saat ini, dunia paralel dari dunia tempat aku bernafas. Aku gak tahu harus senang ataupun marah. Yang jelas aku telah menumpahkan spremaku kedalam lubang kemaluan mbak Nicole, wanita yang bahkan aku saja belum kenal.

Aku bertemu dengannya semalam, saat bertemu dengan Mbak Risa di club tadi malam. Lalu kenapa tiba – tiba wanita blasteran ini ada didalam kamarku. Atau...

Ini memang bukan kamarku.

Aku mencoba mendorong perlahan tubuh mbak Nicole yang menempel erat diatas tubuhku. Dia sudah benar benar telanjang. Dan sialnya aku juga telanjang. Aku segera mengenakan pakaianku dan mengarah ke dapur. Membasahi tenggorokanku dengan air dingin.

“Morning... bagaimana tidurnya...”

Sayup kudengar suara mbak Risa dari belakang, segera kupalingkan tubuhku. Dan ingin rasanya aku marah atas apa yang temannya itu lakukan padaku. Namun melihat wajah mbak Risa, rasa marahku hilang bigitu saja.

“Pagi.... juga mbak...”

Sembari mebalas sapaannya, kutengok jarum pada jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 09.47 wib.

“Mbak cepetan mandi, dan antar aku pulang. Pleaaseee...!!!

Aku memohon, kali ini benar – benar memohon. Aku tidak mau bila iblis cantik itu bangun dan mendapati aku masih ada disini. Aku harus segera pergi. Menenangkan pikiranku. Menenangkan batin ini.


To Be Continudes
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd