Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sense of Art Rakha by Leah_Dizon

Bimabet
Chapter 6 - miss college

Tersentak dari lamunan gue, ternyata tanpa sadar gue sudah berada di gedung kuliah, namun tidak berarti kesulitan gue terhenti sampai disini. Ruangan gue berada di lantai 6, sedangkan pintu lift yang sedari tadi gue tunggu tak kunjung terbuka.
Mendadak, dari belakang terdengar suara merdu menyapa gue. "Hai Rakha.!" gue pun menoleh, ternyata yang menyapa gue adalah Dina. "Hai juga" jawab gue sambil lalu karena masih dalam keadaan panik. "kemana aja lo gak pernah telepon, gak pernah sms, sms gue gak di bales?" tanya Dina sedikit kesal .
"Akkuuuu gakk punya pulsaaaaa" jawab gue sambil menirukan ucapan di iklan kartu as hehe..
"ah dasar lo hahaha ,Kerah baju lo terlipat tuh" kata Dina. Sadar, gue lalu membenarkan posisi kerah kemeja putih gue serta tak lupa mengecek kerapihan celana jeans Cheap Monday gue. "Udah, udah rapi kok. Hmm, pasti lo buru – buru ya?" kata Dina lagi. "Iya nih, biasa Pak Daru" jawab gue. "Mmh" Dina hanya menggumam.
Setelah pintu lift terbuka guepun masuk ke dalam lift. Ternyata Dina juga melakukan hal yang sama. Didalam lift suasananya sunyi hanya ada kami berdua, mata gue iseng memandangi tubuh Dina. Ternyata hari itu ia tampil sangat cantik. Tubuh putih mulusnya itu dibalut baju kaos Gucci pink yang ketat, memperlihatkan branya yang berwarna hitam menerawang dari balik bajunya. ukuran toket besar. Ia juga mengenakan celana blue jeans Prada yang cukup ketat. Rambutnya yang lurus sebahu terurai dengan indahnya. Wangi parfum yang kutebak merupakan merk Kenzo Intense memenuhi udara dalam lift, sekaligus seperti beradu dengan parfum Boss In Motion milik gue.

Tiba – tiba pintu lift membuka di lantai 4. Dina turun sambil menyunggingkan senyumnya kepada gue. Gue pun membalas senyumannya. Lewat pintu lift yang sedang menutup gue sempat melihat Dina masuk ke sebuah ruang studio di lantai 4 tersebut. Ruang tersebut memang tersedia bagi siapa saja mahasiwa yang ingin menggunakannya, AC didalamnya dingin dan pada jam pagi seperti ini biasanya keadaannya kosong. gue juga sering tidur didalam ruangan itu sehabis makan siang, abisnya sofa disana empuk dan enak sih. Hehehe...
Setelah itu lift pun tertutup dan membawa gue ke lantai 6, tempat ruang kuliah gue berada. Segera setelah sampai di pintu depan ruang kuliah gue seharusnya berada, gue tercengang karena disana tertempel pengumuman singkat yang berbunyi "kuliah Pak Daru ditunda sampai jam 12. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Ttd: Tata Usaha Departemen"
Sialan, kata gue dalam hati. Jujur saja kalau pulang lagi ke kostan gue malas, karena takut tergoda akan melanjutkan tidur kembali. Bingung ingin melakukan apa selagi menunggu, gue tiba – tiba saja teringat akan Dina. Bermaksud ingin membunuh waktu dengan ngobrol bersamanya, akupun bergegas turun kelantai 4 sambil berharap kalau Dina masih ada disana.
Sesampainya di lantai 4 ruang studio, aku tidak tahu apa Dina masih ada didalam atau tidak, karena ruangan itu jendelanya gelap dan ditutupi tirai. gue pun membuka pintu, lalu masuk kedalamnya. Ternyata disana ada Dina yang sedang duduk disalah satu sofa didepan meja ketik menoleh ke arah gue, tersenyum dan bertanya "Hai Rakha sayang, ngga jadi kuliah?" "Kuliahnya diundur" jawab gue singkat. Iapun kembali asyik mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. gue memandang berkeliling, ternyata ruangan studio selebar 4X5 meter itu kosong, hanya ada suara gue, suara Dina, dan suara AC yang bekerja. Secara tidak sadar gue mengunci pintu, mungkin karena ingin berduaan aja dengan Dina.
Penasaran, gue segera mendekati Dina. "Dina, lagi ngapain sendirian disini?" "Oh, ini lagi ngerjain tugas. Abis dihimpunan rame banget sih ,jadi aku ga bisa konsentrasi." "Eh, kebetulan lo, udah pernah ngerjain tugas gue kan?" Tanya Dina sambil memperlihatkan tugas di layar laptopnya.
gue mengangguk singkat. "Bisa ajarin gue ngga caranya, gue dari tadi gak ketemu cara ngerjainnya nih?" pinta Dina. Gue pun segera mengambil tempat duduk disebelahnya, sambil mengajarinya cara pengerjaan tugas tersebut. Daripada gue bengong, pikir gue. Mulanya saat gue ajari ia belum terlalu mengerti, namun setelah beberapa lama ia segera paham dan tak lama berselang tugasnya pun telah selesai.
"Wah, selesai juga. Ternyata gak begitu susah ya. Makasih banget ya Rakha, udah ngerepotin lo." Kata Dina ramah. Iapun menutup laptop Toshibanya dan mengemasnya.
" eh Din kemarin malem gue dinner ma cewek din hehehe" kata gue
"Ohhh yaaaa siapa Khaa? Anak mana?" Tanya Dina.
"namanya Indah anak kampus sini juga, kayaknya gue jatuh cinta deh ma dia"
"Sieeee cuit..cuit... ternyata Rakha bisa jatuh cinta juga ya..cemburu deh gue, gak ada yang temenin gue lagi entar hehe.." kata Dina sambil tersenyum.
" ah elo ya gak lah..lo gue anggep kakak gue yang paling cantik n sexy hohoho..
Oya kalo lo lagi mupeng gpp kok minta ama adik Rakha hehe" kata gue genit.
"ih bisa aja lo...kapan mupengnya gue yaa..emmmuach" Dina mencium gue.
"ohh lagi minta jatah ne si mbak Dina"
, Dina pun merubah posisi duduknya sehingga ia duduk di atas paha gue dengan posisi berhadapan, daerah mekinya yang masih ditutupi oleh celana jenas menekan konti gue yang juga masih berada didalam celana gue dengan nikmatnya. Bagian toketnya seakan menantang untuk dicium, hanya berjarak 10 cm dari wajah gue. Kami berciuman kembali sambil tangan gue melingkar kepunggungnya dan memeluknya erat sekali sehingga tonjolan dibalik kaos ketatnya menekan dada gue. "mmhh.. mmmhh.." hanya suara itu yang dapat keluar dari bibir kami yang saling beradu.
Puas berciuman, gue pun mengangkat tubuh Dina sampai ia berdiri dan menekankan tubuhnya ke dinding yang ada dibelakangnya. Gue pun menciumi bibir dan lehernya, sambil meremas – remas gundukan toketnya yang terasa padat, hangat, serta memenuhi tangan gue. "Aaah, Rakha..." Erangannya yang manja makin membuat gue bergairah. Gue buka kaos serta branya sehingga Dina pun sekarang telanjang dada. Gue pun terbelalak melihat kecantikan toketnya. Besar, putih, harum, serta putingnya yang berwarna pink itu terlihat sedikit menegang. "Rakha..." katanya sambil menekan kepala gue kearah toketnya. Gue pun tidak menyia – nyiakan kesempatan baik itu. Tangan gue pun meremas, menjilat, dan mencium kedua belah toketnya. Kadang bibir gue mengulum putting toketnya. Kadang bongkahan toketnya kumasukkan sebesar mungkin kedalam mulut gue seolah gue ingin menelannya, dan itu membuat badan Dina menggelinjang. "Aaahh... SShhh..." gue mendongak keatas dan melihat Dina sedang menutup matanya sambil bibirnya mengeluarkan erangan menikmati permainan bibir gue di toketnya. Seksi sekali dia saat itu. Putingnya makin mengeras menandakan ia semakin bernafsu akan "pekerjaan gue" di dadanya.
Puas menyusu, gue pun menurunkan ciuman gue kearah pusarnya. Lalu ciuman gue makin mengalir turun ke arah selangkangannya. Gue pun membuka jeansnya, terlihatlah celana dalamnya yang hitam semi transparan itu, namun itu tak cukup untuk menyembunyikan gundukan mekinya yang begitu gemuk dari pandangan gue. Akupun mendekatkan hidung gue ke arah mekinya, tercium wangi khas yang sangat harum. Ternyata Si mbak satu ini sangat pintar dalam menjaga bagian kewanitaannya itu. Sungguh beruntung diri gue dapat merasakan miliknya Dina.
gue pun mulai menyentuh bagian depan celana dalamnya itu. Basah. Ternyata Dina memang sudah horny karena servis gue. Dengan cepat gue pun menjilati celana dalamnya yang basah tersebut. "Mmhhh... Ooggghh..." Dina mengerang menikmati jilatan gue. Ternyata rasa cairan kewanitaan Dina gurih, sedikit asin namun enak menurut gue. Setelah beberapa lama menjilati, ternyata cairan kewanitaannya makin banyak meleleh.
"Buka aja celana dalam gue" kata Dina. Mendengar restu tersebut guepun menurunkan celana dalamnya sehingga sekarang Dina benar – benar bugil, sedangkan gue masih berpakaian lengkap..mekinya terpampang jelas di depan mata gue , berwarna pink kecoklatan dengan bibirnya yang masih rapat. Bentuknya pun indah sekali dengan bulunya yang telah dicukur habis secara rapi. Bagai orang kelaparan, guepun segera melahap mekinya, menjilati bibir mekinya sambil sesekali menusukkan jari tengah dan jari telunjuk gue ke dalamnya. Berhasil..! gue menemukan G-Spotnya dan terus memainkannya. setelah itu Dina terus menggelinjang, badannya mulai berkeringat seakan tidak menghiraukan dinginnya AC di ruangan ini. "Emmh, please don't stop" kata Dina dengan mata terpejam. "OOuucchh..." Rintih Dina di telinga gue sambil matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari tubuhnya."Ssshhh...Ahhh", balas gue merasakan nikmatnya mekinya Dina yang makin basah. Sambil terus meremas toket besarnya yang mulus, adegan menjilat itu berlangsung selama beberapa menit. Tangannya terus mendorong kepala gue, seolah menginginkan gue untuk menjilati mekinya secara lebih intens. Pahanya yang putih pun tak hentinya menekan kepala gue. Tak lama kemudian, "Uuuhhh.. Dina mau ke... lu... ar..." seiring erangannya mekinya pun tiba – tiba membanjiri mulut gue mengeluarkan cairan deras yang lebih kental dari sebelumnya, namun terasa lebih gurih dan hangat. Gue pun tidak menyia – nyiakannya dan langsung meminumnya sampai habis. "Slruuppp..." suaranya terdengar nyaring di ruangan tersebut. Nafas Dina terdengar terengah – engah, ia menggigit bibirnya sendiri sambil seluruh tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri. Setelah tubuhnya berhenti bergetar dan jepitan pahanya mulai melemah guepun berdiri dan mencium bibirnya, sehingga ia merasakan cairan cintanya sendiri.
"Mmhh, Rakha... makasih ya lo udah bikin gue keluar." "lo malah belum buka baju sama sekali, curang" kata Dina. "Gantian sini." Setelah berkata lalu Dina mendorong tubuh gue sehingga gue duduk diatas sofa. Iapun berjongkok serta melepaskan celana jeans serta celana dalam gue. Dina langsung mengulum kepala kontigue. Rasanya sungguh nikmat sekali. "mmh Din kamu nikmat banget..." katague. Iapun menjelajahi seluruh penjuru konti gue dengan bibir dan lidahnya, mulanya lidahnya berjalan menyusuri urat dibawah konti gue, lalu bibirnya yang sexy mengulum buah zakark gue. "aah... uuhh... " hanya itu yang dapat kuucapkan. Lalu iapun kembali ke ujung konti gue dan berusaha memasukkan konti gue sepanjang – panjangnya kedalam mulutnya. Gue pun mendorong kepalanya dengan kedua belah tangannya sehingga batang konti gue hampir 3/4nya tertelan oleh mulutnya sampai ia terlihat hamper tersedak. Sambil membuka baju gue sendiri gue mengulangi mendorong kepalanya hingga ia seperti menelan gue sebanyak 5 – 6 kali.
Puas dengan itu ia pun berdiri dan duduk membelakangiku, tangannya membimbing konti guememasuki liang kemaluannya. "Rakha sayang, guemasukin ya.." kata Dina bergairah. Lalu iapun menduduki konti gue, mulanya hanya masuk 3/4nya namun lama – lama seluruh batang konti gue terbenam ke dalam liang mekinya.
Iapun terus menaik – turunkan mekinya sambil kedua tangannya bertumpu pada dada gue "Pak.. pak... pak.. sruut.. srutt.." bunyi paha kami yang saling beradu ditambah dengan cairan kewanitaannya yang terus mengalir makin menambah sexy suasana itu. Sesekali gue menarik tubuhnya kebelakang, sekedar mencoba untuk menciumi lehernya yang jenjang itu. Lehernya pun menjadi memerah di beberapa tempat terkena cupangan gue.
"Dina, ganti posisi dong" kata gue. Lalu Dina berdiri dan segera gue posisikan dirinya untuk menungging serta tangannya bertumpu pada meja. Dari posisi ini terlihat liang mekinya yang memerah tampak semakin menggairahkan. guepun segera memasukkan konti gue dari belakang. "aahh, pelan – pelan sayang" kata Dina. guepun menggenjot tubuhnya sampai toketnya berguncang – guncang dengan indahnya. "Aaahhkk...Rakha...Ooucchhhkgg..Ermmmhhh" suara Dina yang mengerang terus, ditambah dengan cairannya yang makin banjir membuat gue semakin tidak berdaya menahan pertahanan konti gue. "Ooohh...yeahh ! fu*k me like that...uuhh...i'm your bitch now !" erang Dina liar.
"Aduhh.. aahh.. gila Dina.. enak banget!" ceracau gue sambil merem-melek. "Oohh.. terus Rakha.. kocok terus" Dina terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya. "Yak.. dikit lagi.. aahh.. Rakha.. udah mau" Dina mempercepat iramanya karena merasa sudah hampir klimaks. "Din.. Aku juga.. mau keluar.. eerrhh" geram gue dengan mempercepat gerakan.
"Enak nggak kha?" tanyanya lirih kepada gue sambil memalingkan kepalanya kebelakang untuk menatap mata gue. "Gila.. enak banget din.. terusin sayang, yang kencang.." Tangan gue yang masih bebas gue gerakkan kearah toketnya untuk meremas – remasnya. Sesekali tangan gue memutar arah ke bagian belakang untuk meremas pantatnya yang lembut.
"uuhh.. sshh.. Din, aku udah ga tahan nih. Keluarin dimana?" Tanya gue. "uuhhh.. mmh.. ssshh.. Keluarin didalam aja ya, kita barengan" kata Dina. Makin lama goyangan konti gue makin dalam dan makin cepat.. "Masukin yang dalem dooo...ngg...", pintanya. guepun menambah kedalaman tusukan konti gue, sampai pada beberapa saat kemudian. "aahh... Khaaa.. kita keluarin sekarang..." Dina berkata sambil tiba – tiba cekikan mekinya pada konti gue terasa sangat kuat dan nikmat. Iapun keluar sambil tubuhnya bergetar. Gue pun tak mampu membendung sperma pada konti gue dan akhirnya gue tembakkan beberapa kali ke dalam liang mekinyanya. Rasa hangat memenuhi konti gue, dan disaat bersamaan guepun memeluk Dina dengan eratnya dari belakang.
Setelah beberapa lama tubuh kami yang bercucuran keringat menyatu, akhirnya gue pun mengeluarkan konti gue dari dalam mekinya. gue menyodorkan konti gue ke wajah Dina dan ia segera mengulum serta menelan habis sperma yang masih berceceran di batang penis gue. gue menyandarkan tubuh gue pada dinding ruang studio dan masih dengan posisi jongkok dihadapan gue. Dina tersenyum sambil terus mengocok batang konti gue
Setelah selesai, kami pun berpakaian lagi.
Tanpa menghiraukan mata kuliah Pak Daru, Tak lupa gue mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu gue pun pulang ke kostan setelah mengantarkan Dina ke kostannya menggunakan mio soul gue.
############################################################################################################
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
dwi bkan na nama asli tuch cewek sist?? part 6 ni kan dr cerita uda lama bgt, about 2 years ago lah.
 
WeW Mantap bener ni crita...
lanjut kn gan.. ane dukung slalu...
 
sabarrrrrrrrrrrrr :)

Saya orangnya penyabar kok boss, tapi jangan kelamaan yah, bukannya gimana2 tapi masalahnya harga kentang lagi mahal nih gara-gara BBM tidak bersubsidi sedang tinggi2nya, ehehehehehehe

Tak tunggu yah boss
 
Chapter 7 – Sense of Photography (final)


Hoamz jam dinding menunjukkan pukul 8 pagi, hari ini gak ada kuliah rencana gue hunting hunting di sekitar kota, sekalian nambah referensi foto gue.
Lansung gue beranjak ke kamar mandi.
20 menit selesai mandi, langsung gue kenakan celana cheaps monday, atasan kaos merk quik silver, sepatu macbeth Mc Queen keluaran 2012 dan tidak lupa gue siapin camera Nikon D90 gue.
Sambil itu gue juga manasin si mio soul gue.
Semua perlengkapan sudah lengkap termasuk ipod gue hehe..

Brum..Brum..

Playlist 1
Kuhirup udara pagi ini
Dan hangat sinar mentari
Kicauan burung2
Kuucapkan selamat pagi

Kulangkahkan kaki kecilku
Susuri hari yang baru
Dengan segelas kopi susu
Dan nikmatnya roti sumbu

Lalu aku bergegas mandi
tidak lupa menggosok gigi
Cukur kumis jenggotku yang takkaruan
Biar tampak rapi

Ku kenakan kemeja putihku
Celana hitam dasi kupu kupu
Sepatu dari kulit lembu
Setelan pas untuk seleraku

Ku pacu sepeda motor tuaku
Alon alon sing penting mlaku
Ra sah ngece ra usah ngguyu
Yo wis ben wae iki karepku

Beginilah hari hariku
Biar kamu kamu semua tau
Esok lusa kalau kita bertemu
Coba sapa aku

Gerbang - cerpen

sesampainya di sekitar kota, gue parkirin sepeda gue dan mulai untuk mengambil gambar.
Klek..Klek.. Suara dari kamera.
taman2, gedung, human dan entah berapa banyak foto.

Kring..Kring rintone hp gue bunyi dan ternyata panggilan dari indah.
" ya Ndah "
" kamu dimana Kha..?"
" Aku lagi di jalan ne, lagi hunting2, emang ada apa Ndah?
" kerumah dong Khaa, kan udah janji mau kerumah, Indah butuh temen ngobrol ni bĂŞte dirumah sendiri"
"emm gitu...iya deh entar mampir"
"kok entar sih..Indah ganggu ya?"
"gak kok...iyah iyah aku mampir, tapi jangan lupa Ndah.."
"apaan?"
" 1 cangkir kopi hitam hehehe"
"huuu dasar iyah aku buatin ntar, cepetan GPL"
Tuut...tuutt...
Tanpa gue piker panjang gue pacu sepeda motor gur menuju rumah Indah.
15 menit tok ..tok ...tok..
Cklek...
"ih Rakha hehe.." kata Indah sedikit manis.
"masuk Kha.***k ada orang kok"
"lo emang ortu pada kemana?" Tanya gue.
"kerumah kakek" singkat Indah.
""naik ke atas aja Kha agak seger udaranya disana" kata Indah sambil menarik tangan gue.

Kami naik ke lantai atas dan
masuk ke sebuah ruangan
berukuran kira2 8X6m.
Lantainya karpet abu2. Ruangan itu kosong, hanya
ada satu meja kerja & laptop
di pojok, sofa panjang dgn
satu meja di depannya, dan
lemari kecil disamping meja
kerja dgn seperangkat home- theatre di atasnya. Sebuah
kaca yg besar terpasang di
salah satu sisi dinding,
ukurannya hampir memenuhi
satu sisi dindingnya. Beberapa
lampu dinding tampak terpasang dan di langit2
terdapat 6 lampu sorot kecil.
Indah sekali, batin gue sambil
melihat sekeliling ruangan.
"Silahkan duduk, kha.. Aku
setel musik dulu ya" kata Indah sambil menyalakan DVD dan
alunan sensofon Kenny G mulai terdengar
sayup.
"Suka lagu2 gini kha?" kata
Indah sambil menyiapkan kopi hitam untuk kami
berdua.
"Suka.. Apalagi ndengerin
sambil cari inspirasi.." jawab gue
sambil meletakkan tas kamera gue.
"Wah, suka fotografi ya..?"
tanya Indah.
"Hobi aja sih, gak buat
profesi. Kalo ada yg pake sih
ga nolak.. Hehehe.." jawab gue sambil minum.
"Hobi kalo menghasilkan kan
bagus tuh.." kata Indah sambil
ikut minum.
Kami pun minum sambil
ngobrol kesana-kemari, bercanda dan kadang main
tebak2an. Mendadak dia bertanya
kepada gue "Kha, aku kasih job
foto mau?"
"Emmm..., gimana ya? Job
foto gimana? Kalo acara2
resmi atau wedding aku belum pernah sih.." jawab gue ragu.
"Foto aku..! Aku ingin difoto
sendiri, privat..!" kata Indah.
"Maksudnya kamu mau difoto
seperti model gitu..?"
tanya gue. "Iya, tapi khusus buat aku
pribadi lho.. Berapa harganya,
kha..?" balas Indah.
Wah, aku belum pernah dapat
job foto model gini, batin gue
bingung. "Gampang soal itu deh.. Kayak
sama siapa aja, lagian buat
eksperimen aku juga.."
jawab gue sekenanya.
"Bener nih..? Kalo iya, kita
mulai aja..!" kata Indah. "Sekarang? Lokasinya mau
dimana?" tanya gue.
"Disini aja, kira2 bagus gak
suasananya? Kalo diluar
berarti harus cari lokasi dulu
deh.." kata Indah. Gue melihat sekeliling ruangan.
Tampaknya layak juga untuk
foto session. Dinding, lampu
ruang yg bisa diatur, suasana,
semua oke sih.
"Oke, bisa kok disini kalo mau.." kata gue.
"Siiipp...! Sebentar, aku make-
up dan cari baju dulu ya.."
kata Indah sambil keluar
ruangan.
Gue segera menyiapkan kamera Nikon D90 DSLR-gue dan
perlengkapannya, lalu
mengambil sample seting
pencahayaan disitu (mirip
profesional? Hahaha..!) :D Tak beberapa lama Indah masuk
kembali, kali ini dia tampak
lebih cantik dengan
dandanannya. Dia memakai
celana jeans pendek sekali
dan t-shirt warna hitam. Pahanya yang mulus
semakin kelihatan jelas dan
rambutnya yang
bergelombang sebahu
dibiarkan terurai. Pundaknya
yg putih nampak terbuka sebagian karena t-shirtnya
yg lebar itu. Tidak nampak
adanya tali BH membuat gue
semakin penasaran. Pikiran gue
mulai melayang kemana-mana
nih.. "Kok melamun sih...? Gimana
penampilanku?" kata Indah
membuyarkan pikiran gue.
"eh.. mmm.. Bagus kok.."
jawab gue gugup.
"Keliatan sexy gak, kha..?" "Sexy kok, kamu juga
keliatan cakep.." jawab gue
polos.
"Ihh... Rakha jangan
ngeledek, ah.."
"Bener kok, Ndah.. You're look so beautiful & sexy..!"
jawab gue.
"Kita mulai aja ya.." ajak Indah
sambil pasang gaya.
"Kita ambil sample dulu ya.."
jawab gue sambil mulai jepret dia beberapa kali.
Setelah sepakat dengan
hasilnya, kami melanjutkan
sesi foto kami. Indah nampak
luwes dalam bergaya. Dalam beberapa pose dia
nampak ingin tampil sexy
dengan menurunkan belahan
pundaknya, membuat gue makin
penasaran saja.
Akhirnya gue pun berkomentar juga "Yang lebih
menantang dong, Ndah..."
"Oke..." jawab Indah.
Kemudian dia memasukkan
tangan ke dalam t-shirtnya
lalu melempar sesuatu ke lantai. Wow..! itu tadi ternyata
BH tanpa talinya, Indah
sekarang tdk pakai BH. Gue
kembali melihatnya, tambah
kelihatan sexy karena
putingnya kelihatan menonjol dibalik t-shirtnya.
"Ready..?" tanya gue.
"Oke.." jawab Indah.
Indah mulai berpose lagi, kali ini
semakin berani. Dia mulai
melorotkan t-shirtnya sehingga nyaris kelihatan
toketnya, belum posenya
yg membuat laki2 bergetar.
Tak berapa lama Indah
membuka retsleting celananya
sehingga CD-nya yg berwarna hitam kelihatan. Dia terus
bergaya dengan pose yang
semakin menantang.
"T-shirtnya buka aja, Ndah.."
kata gue tanpa sadar.
"Malu, ah kha..!" jawab Indah. "Gak apa2.. kan ini cuma buat
pribadi aja...lagian ada siapa di sini" kata gue.
"Malu sama Rakha, tau..!"
kata Indah.
"Gak apa2 kok.. Kayak sama
siapa aja.." jawab gue semakin berani.
"Oke lah.." jawab Indah sambil
membuka t-shirtnya sambil
membelakangi gue.
"Ok, pose gitu ya.. Muka
noleh ke kamera dong.." kata gue.
Gue ambil gambarnya
beberapa kali dalam pose itu.
"Hadap samping, ndah.."
kata gue.
Indah pun berpose menghadap samping dengan tangan
menutupi dadanya dan wajah
ke kamera. Setelah beberapa
kali jepretan, gue memintanya
menghadap kamera. Indah pun
menurut dengan tangan tetap di dada. Uuhh... Membuat
semakin penasaran nih,
batin gue.
"Jangan ditutupi dong, Ndah.."
kata gue.
Indah tidak menjawab tapi langsung berpose dengan
berkacak pinggang.
Toketnya yang tidak
terlalu besar tapi kencang
dan bagus bentuknya dengan
puting pink menantang langsung kelihatan. Ini toket kesukaan gue. Aku sempat terpana
melihat pemandangan itu,
betul2 mantap.
"Udah, jangan melongo gitu
Kha..! Katanya suruh
kelihatan.." kata Indah sambil tersenyum.
"Ehh... i..i..iya.." jawab gue
gugup sambil siap untuk
memotret. Kurasakan adik
kecil gue mulai mengeras juga.
Wah, gawat nih.., batin gue. Setelah beberapa jepretan
kami lalu beristirahat dan Indah
mengenakan t-shirtnya lagi.
Kami melihat hasil jepretan gue
di kamera sambil duduk di
lantai karpet. "Kurang jelas kha, kecil2
banget.." kata Indah.
"Liat pake laptop aja, ntar
aku sambungin.." jawab gue.
Indah berdiri mengambil laptop
di meja, langsung gue sambung ke kamera dan gue
transfer foto2 tadi.
Kami melhat hasil dari awal
sambil saling berkomentar
hasilnya. Sampai pada foto
mantap tadi. Indah terdiam sambil mengamati satu persatu, gue
pura2 cuek aja.
"Mas, foto lagi yuk.."
mendadak Indah berkata
pada gue.
"Oke..." jawab gue. "Tapi...." kata Indah sambil
menatap gue, ada keraguan di
mata dan nada bicaranya.
"Kenapa, Ndah..?" tanya gue.
"Aku mau difoto naked,
telanjang..! Tapi yang kelihatan Art-nya gitu.. Kira2 gimana,
kha..?" jawab Indah.
Gue sempat kaget, bingung,
dan mungkin girang campur
aduk jadi satu.
"Eeee... bisa kok.. Lagian kamu punya tubuh yang
bagus, pasti ntar keliatan
Indah hasilnya.." jawab gue
sekenanya.
"Ah.. Mulai tuh gombalnya..."
kata Indah tersipu. "Suer... Bener kok.. Kamu
cakep, punya body bagus,
mulus.. Kurang apalagi coba..?"
kata gue sambil berharap
mudah2an dia jadi difoto.
"Oke lah... Ayuk, kita mulai.." kata Indah sambli berdiri. Yess..!!
Gue bersorak dalam hati.
Indah mulai melepas t-shirt,
celana pendeknya, lalu CD-nya
sambil membelakangi gue. Gue
langsung mengambil gambarnya dari posisi
belakang sambil mengarahkan
gayanya. Indah menurut saja
dengan arahan gue dari mulai
menghadap samping sampai ke
kamera tapi dengan pose tangan tetap menutupi dada
dan bagian bawahnya. Indah
nampak enjoy dengan
posenya yg semakin berani.
Adik kecil gue kembali terasa
tegang, tapi tidak gue hiraukan karena asyik memotret.
"Open semua aja, ..
Nanggung.." kata gue nekat.
Indah kembali tersenyum dan
perlahan melepas kedua
tangannya dari dada dan bawahnya. Wow..! Perfect..!
Body Indah proporsional
walaupun bisa dibilang agak
kurus. Toketnya tidak
terlalu besar tapi bagus
bentuknya, pantatnya pun sedang, meki pink gak berjembi. Aku masih
tertegun melihat
pemandangan itu ketika Indah
berkata "Tuh, kan.. Malah
melongo.. terusin gak nih..?!" "i..i..iya.. Terusin.. Habisnya
kamu perfect, Ndah.." jawab gue
tidak mau menyia-nyiakan
kesempatan ini. Lalu kami mulai lagi sesi
pemotretannya. Kali ini Indah
benar2 pose telanjang. Dia
nampak enjoy dengan
posenya, bahkan semakin lama
semakin berani dan menantang. Gue lihat sekilas dia
merasa horny juga. Gue pun
jadi semakin berani mengambil
gambar bagian2 vitalnya dari
dekat dan berbagai posisi.
Adik kecil gue terasa semakin berontak tapi gue tak peduli
sambil terus mengambil
gambar Indah. Setelah berapa puluh jepretan


foto


"FOTO INI HANYA HASIL GOOGLING SAJA DAN HANYA BERDASARKAN KEMIRIPAN BELAKA"

kami pun kembali istirahat
duduk di lantai sambil melihat
hasil sesi kami. Kali ini Indah
tidak langsung mengenakan
bajunya, dia hanya menutup dadanya dengan t-shirtnya.
Gue disampingnya dengan
perasaan tidak karuan.
Bagaimana tidak? Ada mahluk
manis dan sempurna telanjang
bulat disebelah gue! Satu persatu dia mengamati
fotonya di laptop dengan
serius, seakan sedang menilai
bentuk tubuhnya sendiri.
"Sempurna, Ndah.." kata gue
tanpa sengaja terlepas. "Ah, Rakha bisa aja.. Biasa aja
kaleee.." kata Indah sambil
mencubit paha gue.
"Yakin, Ndah.. Ga bohong kok.."
jawab gue.
"iihhhhh, genit ah..!!" kata Indah merajuk sambil memukuli
paha gue.
"Kamu tuh yg jadi genit kalo
gini.. Cewek genit kan sukanya
gitu.." jawab gue.
"Tuhhhh kan... Malah ngeledek, awas lho.." Kata
Indah sambil memukuli pundak gue
dengan tangan satu karena
satunya memegangi t-shirt di
dadanya.
Gue tertawa sambil memegang tangan yg memukuli gue. Tanpa
sadar tangan satunya
berusaha memukul gue juga
sehingga t-shirtnya terlepas,
gue langsung terdiam melihat
toketnya. Melihat gue terdiam Indah langsung sadar
dan segera melepas
tangannya dan menutupi
dadanya sambil tersipu
melihat gue. Gue menatap
wajahnya yg tersipu itu, Indah nampaknya jadi salah tingkah
dan terdiam menatap gue juga. Perlahan gue memegang
kedua tangan yg menutupi
dadanya lalu gue lepas dari
dadanya. Indah diam saja sambil
kami bertatapan tapi wajah
kami semakin mendekat entah siapa yg duluan. Lalu gue kecup
bibir tipisnya, dia diam saja
sambil memejamkan matanya.
Kali ini gue cium bibirnya dan dia
mulai membalas ciuman gue,
akhirnya bibir kami saling bertaut. Tak berapa lama Indah
melepas tangannya dari
pegangan gue dan langsung
memeluk leher serta kepala gue.
Ciuman bibirnya bertambah
ganas, nafasnya pun jadi semakin cepat. Hmmm.. Indah
mulai naik nih.., batin gue. kami
pun saling berpelukan sambil
saling bermain mulut dan lidah. Tangan gue perlahan mulai
gerilya di dada Indah. Gue raba
dan gue elus toketnya
sambil sesekali memainkan
putingnya, kadang gue remas
perlahan. Indah semakin ganas mencium gue dan semakin erat
memeluk gue. Kemudian perlahan
gue rebahkan tubuhnya di lantai
karpet sambil kami tetap
saling berpagut.
Dengan posisi Indah yang rebah semakin memudahkan
tangan gue untuk menjelajahi
tubuh mulusnya. Sambil terus
berpagut bibir tangan gue mulai
memainkan toketnya,
kanan kiri bergantian. Kuremas perlahan dan
kumainkan putingnya yg makin
mengeras.
Lalu gue lepas bibir gue kemudian
mulut dan lidah gue mulai
menjelajahi leher Indah, setelah puas terus turun ke arah
toketnya. Gue kecup, jilat
dan hisap payudara Indah satu
persatu sementara tangan gue
mulai menjelajah ke
selangkangan Indah. Indah mulai mendesah dan menggeliat
merasakan naik birahinya
ketika tangan gue menyentuh
pintu meqinya. Gue terus
mempermainkan toket Indah
dgn mulut gue sementara jari gue memainkan pintu meqinya. Indah
semakin menggelinjang sambil
mendesah-desah dgn mata
tertutup menikmati permainan
ini. Kemudian perlahan gue arahkan
lidah gue turun ke arah perut
Indah, gue jelajahi bagian
perutnya dengan lidah dan
mulut sampai akhirnya
berhenti di dekat meqinya. Lalu gue beranjak dan duduk
di depan selangkangan Indah
dan segera kubuka lebar
kedua kakinya. Gue jilati mulut
meqinya yg mulai basah
perlahan sambil sesekali gue masukkan lidah gue kedalam
lubangnya. Ternyata meqi Indah sempit sekali tercium aroma perawan.
membuat gue
semakin asik memainkannya. Indah semakin menggelinjang
sambil memegang kepala gue,
mulutnya terus mengeluarkan
desahan2 kenikmatan
"oooohhhh... aaahhhhh..
kha memekku gatel banget... uuuuhhh...." Aku terus memainkan lidah gue
di meqi Indah yang semakin
basah oleh cairannya. Tak
berapa lama dia menggelinjang
hebat dan meqinya tampak
semakin membanjir oleh cairannya dan desahannya
semakin bertambah keras
"aaaahhhh...! uuuuuhhh...
Kha...! Diapain memek ku enak banget.Terusssss....!Aku pengen keluuaar..!
ooooouuughhhh...!!"
Rupanya dia sudah orgasme oleh lidah gue. Seketika itu juga
gue teringat pintu sudah
dikunci atau belum, kuatirnya
ada orang mendengar dan
masuk. Gue menghentikan
aktivitas gue dan bermaksud mengunci pintu. Indah ikut bangun menatap gue
dan berkata dengan nada
protes, "Kok berhenti sih..
Kenapa..?!"
"Pintu udah dikunci belum
tuh?" "Udah.. Tadi aku kunci kok.."
"oya Ndah, aku mau nanya sesuatu
boleh?" tanya gue pelan, gue
ingin yakin dia masih perawan
ato tidak. Kalo masih, aku gak
mau nerusin ini. Gue gak mau merusak dia juga.
"Nanya apa, kha..?" sahut
Indah sambil memegang
tangan gue.
"eemmmm.. Kamu masih virgin
gak?" "Emang kenapa kha?
Bedanya apa?"
"Aku gak mau merusak kamu
kalo kamu masih virgin, Ndah..."
jawab gue.
"Aku masih virgin kha, cuma kamu cowok pertama yang ngelihat aku telanjang gini" kata Indah.
" oh ya! " singkat gue.
" ya aku rela kha, aku mau hanya kamu cowok pertama dan terakhir buat aku, coz aku sayang kamu kha."
" kalo gue gak suka ma kamu gimana hahaha" canda gue.
" Ih serius a. . .Hahaha. ." balas indah.
" omong2 memek kamu kok becek gini, indah ngompol ya?? " canda gue lagi sambil gue arahin jari gue ke idung Indah.
" ih dasar ini gara2 kamu ngubek memek aku.. geli tau.."
" ih yaudh kalo gitu gak aku ubek2 lagi.." kata gue dengan sediki menjulurkan lidah.
" ih Rakha..." jawab Indah manja sambil
mulai mencium bibir gue dan
tangannya mulai membuka
kancing baju gue. Gue diam saja
menikmati cumbuan Indah
disekitar mulut gue sementara baju gue sudah mulai terlepas
semua. Indah terus turun ke
dada gue dan mulai menghisap
puting gue sambil gue elus pelan
rambutnya yg harum, semakin
membuat gue sangat ingin 'meng Exe dia. Perlahan Indah mendorong gue
hingga rebah dilantai sambil
mulutnya terus mencium dan
menjilati dada gue serta
tangannya mulai meraba
kedalam celana gue, setelah tangannya medapatkan
konti gue langsung
dipegangnya dan dipijit-pijit
lembut. Kemudian Indah mulai
membuka retsleting celana gue,
tampak ujung konti gue menyembul dari balik CD-gue.
Tak berhenti sampai situ Indah
segera melorotkan celana dan
CD-gue, gue pun langsung
membantu melepasnya.
Sejenak Indah menatap konti gue yg sudah berdiri
tegak dan keras dgn
pandangan yg tak gue mengerti.
Ukurannya gede, mengacung
dgn sangat keras. Perlahan Indah mulai mengelus kontiku.
" gede banget aku jadi takut" kata Indah.
Ya maklum lah baru pertama liat konti gede kali ye..
" hehe justru yang gede yang enak Ndah " bales gue.
" tapi memekku masukin 1 jari aja masih sakit kha,.."
" iya soalnya kamu masih perawan ya masih sempit lah, ayo dong emutin kontiku" pinta gue.
kemudian Indah menjilatinya dengan
lembut, sangat nikmat sekali
jilatannya. Lalu Indah mulai
memasukkan konti gue ke
mulutnya memulai prosesi BJ- nya. Serasa sekujur tubuh gue
seperti kesetrum sampai
ubun2 menikmati BJ Indah,
perlahan tapi pasti mulutnya
maju-mundur mengulum
konti gue sambil sesekali dijilati dan dikocok pelan konti gue.
"oohhh, Ndah... Kamu hebat,
sayang..." kata gue disela-sela
desahan gue menikmati BJ-nya.
Lalu gue raih dan gue angkat
tubuh Indah yg sedang mem- BJ-gue naik ke atas tubuh gue
hingga posisi kami jadi 69,
posisi favorit gue saat lagi merawanin si Dina (chapter 1).
Meqi I kini
tepat di wajah gue dan segera
gue jilati, Indah kembali
menggelinjang diatas tubuh gue. Semakin kerap gue memainkan
meqinya dengan lidah gue Indah
semakin ganas dalam BJ-nya,
mungkin disebabkan karena
birahinya yg semakin tinggi.
Cukup lama kami dalam posisi itu hingga akhirnya Indah
kembali menggelinjang keras
sambil melenguh panjang dan
meqinya bertambah basah
menandakan dia mengalami
orgasme lagi. Konti gue yg sedang di BJ Indah pun semakin
merasakan sesuatu yg akan
keluar tapi gue masih
berusaha menahannya,
akhirnya gue hentikan
aktivitas gue dan berguling kesamping menurunkan tubuh
Indah. Kini dia tergeletak
pasrah di lantai, semakin
membuat gue ingin segera
meng Exe nya. Gue
merebahkan diri disampingnya dan kembali menjilati
putingnya sambil meremas-
remas toketnya. Tangan
Indah meraih konti gue lalu
meremas dan mengocoknya. Tak lama kemudian Indah
menarik tubuh gue untuk
menindihnya, rupanya dia
sudah ingin di Exe tapi
malu untuk mengatakannya.
Gue pun segera menindihnya tapi tidak gue masukkan konti gue
ke meqinya sambil gue tatap
Indah, tampak pandangannya
seperti sedang mengharapkan
sesuatu. Gue ciumi leher Indah
sambil menusuk-nusukkan konti gue ke permukaan
meqinya, sengaja tidak
gue masukkan dulu supaya dia
tambah penasaran. Rupanya
Indah sudah tidak tahan,
kakinya semakin lebar mengangkang membuka jalan
untuk gue. Perlahan kugenjot pinggang gue
dan masukkan konti gue ke
meqinya secara bertahap. Indah
memeluk gue erat ketika
perlahan meqinya dimasuki
konti gue. Meqi Indah terasa sempit sekali.
" ah pelan2 Rakha..Sakit sekali ahhhhh." teriak Indah.
Sulit sekali konti gue masuk ke meki Indah.
" tahan ya sayang, entar enak juga kok" jawab gue.
Akhirnya kutekan penuh
pinggangku sehingga konti gue
masuk semua ke meqinya.
"auuhh..Kha..aaaahhhh..
Sakit kha aahhh!!" desah Indah sambil menangis dan mempererat
pelukannya.
Gue diemin konti gue di dalam lubang meqinya agar otot2 di mekinya relex.
Aku mulai menariknya
perlahan, darah perawan mengucur dari meqi indah lalu gue ambil t- shirt Indah untuk mengelapi meqi indah.
" uhh darah perawan keluar ne" kata gue. Sambil mengusap air mata Indah.
" Kha aku udah gak perawan lagi, aku sayang banget ma kamu, jangan tinggalin aku ya kha" kata Indah.
" iyah Ndah aku juga sayang kamu, iah aku janji mau jadi cowok pertama dan terakhir buat kamu." jawab gue bijak, sekilas Indah pun tersenyum.
" siap di memeknya di etot" tanya gue.
" ya siap, tapi pelan2 sayang" jawab Indah.
Gue kembali megambil posisi, memasukan konti gue ke meqi Indah yang masih sempit.
Gue masukin perlahan2, maju mundur,
tambah cepat,
lalu pelan lagi, terus menerus.
Indah nampak merem-melek sambil terus mendesah
menikmati genjotan gue. Setelah
bosan posisi itu aku segera
bangkit dan gue cabut konti gue
lalu gue tekuk kaki Indah keatas.
Kemudian sambil jongkok gue masukkan konti gue lagi dan
kembali kugenjot.
"ooowhhh...punyamu keras
sekali khaa...aaahhh......uuuhh.." kata Indah disela
desahannya. "Punyamu juga enak, Ndah.."
jawab gue sambil terus
menggenjotnya. Toket Indah
bergerak naik-turun seiring
genjotan gue, segera gue raih
keduanya dan gue remas-remas perlahan. Indah jadi semakin
terangsang dan mendesah-
desah tak karuan. Beberapa lama kemudian
gue cabut konti gue dan
membalikkan badan Indah
supaya nungging.
Segera kumasukkan konti gue
lagi ke meqinya setelah Indah
dalam posisi nungging langsung
amblas ke dalam, Indah melenguh panjang
"uuuuuugghhhh...sayangg.. ".
Segera gue genjot Indah dalam
posisi doggy, dia tambah
mendesah-desah tak karuan.
Rupanya posisi ini memberikan sensasi yg hebat buat dia.
Benar saja, tak sampai 5
menit dia mengalami orgasme
lagi sampai wajahnya
tertelungkup ke lantai. Posisi
seperti ini membuat dia jadi lebih tinggi nunggingnya. Gue
pun berhenti dan berdiri.
Gue masukkan lagi konti gue ke
meqi Indah yg sedang nungging.
Bleeesss..... Langsung kugenjot
lagi dengan irama biasa dan lama2 menjadi cepat. Indah
kembali mendesah-desah tak
karuan. Dia nampaknya pasrah
mau dibuat seperti apa. Setelah puas gue lepas konti gue
lalu gue baringkan Indah lagi di
lantai. Gue tindih dia lagi dgn
posisi misionaris. Kembali
gue hujamkan konti gue kedalam
meqinya. Langsung gue genjot cepat karena gue sudah tidak
tahan ingin segera
menyemburkan sperma. Indah
rupanya paham dengan
maksud gue, kakinya segera
melingkar di pinggang gue dengan erat. Rasanya semakin
enak sekali meqi Indah. Terus
kupercepat genjotan gue sambil
berbisik ke Indah, "Keluarin
diluar atau dalam, Ndah..?"
"Terserah, Rakha aja...aku gak peduli." jawab Indah
sela deshan nafasnya yg
memburu. terus kugenjot lagi dia
dengan cepat. Indah semakin hebat menggelinjangnya
menandakan dia hampir
sampai orgasme. Semakin
kupercepat genjotan gue
karena kurasakan sesuatu
akan segera menyembur. "Khaa...Khaa...uuuhhh...aa
agghh..uuuhhhhhhhh.. .khaa
...!!!" Indah memekik tanda dia
sudah orgasme lagi.
Gue percepat lagi genjotan gue
sampai terasa klimak.
Aku sudah tidak tahan,
akhirnya..
"aaaahhhh... Ndah...aku keluarrrr...!!" dan..
Crot..crot..crot..crot.. Beberapa
kali aku menyemburkan
sperma gue di dalam rahim Indah.

Tak lama kemudian Indah
meraih t-shirtnya dan
membersihkan cairan sperma gue
di meqinya. Gue
pun berbaring di sisinya. Lalu
Indah memeluk gue sambil berkata, "Aku sayang Rakha, pengalaman ini indah
sekali..."
"Aku juga sayang Indah,"
balas gue.

Kamipun berpelukan dan tidur sejenak melepas lelah,
hari demi hari gue resmi mengikat janji setia pada kekasih gue Indah.
Gue bahagia banget memiliki kekasih se cantik dia, sungguh ini anugrah gue.

Di kampus, kantin kami selalu bersama.
Tak lupa juga gue kenalin ke sosok Dina yang rupanya juga dia udah punya cowok bahkan mau tunangan akhir semester ini hehe..
Si sony nampaknya juga dapet cewek baru entah siapa lagi.

"Gue memilih Indah, berharab Indah pada akhir cerita"


Di tunggu cerita cerita berikutnya


Leah_Dizon
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd