Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Tawaran Esti

JULIA



ESTI


POV Julia


Setelah puas berkeliling mall, kami memutuskan menuju supermarket. Beberapa cemilan aku beli untuk di kamar hotel nantinya. Setelah itu, kami memutuskan untuk masuk ke sebuah rumah makan di mall. Kami memesan makanan seperlunya. Maklum perempuan, selalu menghindari makan malam untuk menjaga penampilan. Kalau tidak kelaparan habis berenang, mungkin buah menjadi pilihan yang tepat.

“Capek juga habis berenang tadi,” aku membuka pembicaraan kepada adikku.

“Iya ya ci. Sudah lama rasanya tidak berenang. Padahal dulu hampir tiap minggu ke kolam renang,” jawab adikku.

“Maklum lah, kita sekarang sudah jadi orang tua. Anak-anak pasti jadi prioritas,” ungkapku.

“Bener ci. Tapi kadang perlu juga kita liburan bareng yah. Jadi lebih seru,” adikku menimpalinya.

“Boleh kapan-kapan kita atur lagi,” kataku sekenanya.

“Gimana kita atur liburan keluarga ci. Tapi anak-anak ga usah ikut. Jadi kita bisa bebas,” tawaran ide dari adikku tiba-tiba keluar.

“Kalau anak-anak ga ikut, gampang. Opa sama omanya pasti dengan senang hati. Tapi kita ngapain aja kalau ga ada anak-anak,” aku lontarkan pertanyaan kepada adikku.

“Bebas aja mau ngapain. Cici malah bisa berbulan madu,” adikku memberikan penjelasan sambil tertawa.

“Wah benar juga sih. Tapi usia kami sudah kepala 3, mau bulan madu gimana. Apa masih mungkin hamil lagi,” aku menimpali jawaban adikku sambil tertawa.

“Kalau ga mau hamil, cici bisa melampiaskan fantasi seks dengan suami,” adikku terlihat serius mengeluarkan pikirannya.

“Masa melampiaskan fantasi seks liburannya bareng kalian sih,” sanggahku singkat.

“Kan cici di kamar sama suami. Aku di kamar sama suamiku. Yang penting jangan berisik, jadi ga kedengaran orang lain,” bisik adikku.

“Ada-ada aja kamu ini. Nanti malah malu. Apalagi nanti ketahuan kalian kami bulan madu,” ujarku lagi.

“Cici ini gimana sih. Bagaimana kami bisa tahu. Emangnya cici mau bulan madu di hadapan kami. Ya bulan madunya di kamar lah ci,” adikku serius meyakinkanku.

“Emangnya cici mau bulan madu di hadapan kami,” sambungnya lagi sambil berbisik.

“Sembarangan kamu. Enak di kalian, ga enak di kami donk,” aku sendiri heran. Bicara masalah seks dengan adikku semakin terbuka. Tidak ada rasa sungkan lagi, setelah pertemuan kami di restoran pinggir pantai itu.

“Kalau mau enak dua-duanya, pas hubungan seks barengan. Cici sama koko, aku sama suamiku. Tapi dalam satu kamar, hehehehehe……,” ledek adikku sambil tertawa kecil.

“Sensasinya pasti beda loh ci. Bisa meningkatkan nafsu birahi,” lanjut adikku sambil berbisik.

“Aneh kamu ini. Apa enaknya, kalau bersetubuh dengan suami tapi ada orang lain,” pernyataanku kembali tegas.

“Kita coba aja ci. Kan sama-sama belum pernah. Siapa tahu nafsu seks cici bisa lebih dahsyat,” adikku kembali berbisik.

Gelengen kepala aku tunjukkan merespon bisikan, dan tawaran adikku. Meski secara hati nurani, aku berpikir ini kesempatan untuk mewujudkan fantasi seks suamiku. Apalagi belakangan ini, Esti adik kandungku yang menjadi fantasi seks liarnya. Tapi aku berusaha menjaga, seolah tidak menginginkannya.

“Coba cici tawarin koko. Mau liburan bareng ga. Nanti kita atur. Biar bisa tahu gimana koko dan cici berhubungan seks, disampingnya ada aku dengan suami melakukan hal yang sama,” adikku terus mendesakku.

“Kamu ini ada-ada aja. Pasti malu lah. Masa aku harus bugil di depan suami kamu,” aku coba menyembunyikan keinginan itu. Aku merasa Esti sudah mulai terpancing. Berarti tidak lama lagi, fantasi seks suamiku bisa terwujud. Sedangkan aku, apa bisa menikmatinya ketika suami adikku mulai menggauliku.

“Cici tenang aja. Nanti aku pikirkan caranya,” kaya adikku meyakinkan.

“Biar cici ngomong sama koko dulu. Nanti cici kabarin lagi,” aku masih berusaha menyembunyikan keinginan mewujudkan fantasi seks dengan alasan harus tanya suami dulu.

“Sip lah. Kalau sudah setuju, nanti aku yang atur semuanya,” adikku semakin memberikan keyakinan.

Makan malam kami habiskan. Tidak banyak yang kami pesan. Hanya beberapa makanan untuk mengisi perut, ditambah juice buah. Pukul 10 malam kami kembali ke hotel. Aku mendapati anak-anakku sedang tidur di kasur utama. Sedangkan suamiku rebahan di kasur tambahan sambil nonton film di televisi.

Aku pun mengganti baju tidur. Belum selesai aku mengganti baju tidur, suamiku sudah langsung menyergap dari belakang. Suamiku mulai mencumbuiku. Leher bagian belakang menjadi sasarannya. Memang itu menjadi salah satu titik terlemahku dalam mempertahankan nafsu seks. Ketika mendapatkan rangsangan di leher bagian, pastinya perlahan nafsuku mulai bangkit.

“Papi….ada anak-anak aachhhh…..,” aku mengingatkan suamiku, kalau kami tidur sekamar dengan anak-anak.

“Mereka sudah kecapean habis renang. Pasti tidurnya lelap,” jawab suamiku.

Slruuuuup…… sluuppppp….. Slruuuuup…… sluuppppp…..

Suamiku terus mencumbuiku. Aku hanya bisa pasrah dengan perlakuan suamiku. Terus terang, birahiku semakin naik. Suamiku paling mengetahui titik lemahku. Bahkan kini tangannya mulai meremas susuku yang masih terbalut bra. Tangannya mulai mencari-cari pentil susuku melalui atas braku.

Mulutnya tidak bisa diam. Terus menjilati leher jenjangku hingga telengaku. Aku mulai merinding. Pertanda birahiku mulai bangkit. Tidak ada kata lain, nikmat luar biasa yang aku rasakan. Aku memahami, nafsu suamiku mulai menggebu. Pikiranku menerawang kejadian di kolam renang. Mata suamiku tidak lepas dari lekukan tubuh Esti adik kandungku sendiri.

Slruuuuup…… sluuppppp…..

“Sayang…. Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… ,” desahan pelanku tidak mampu aku tahan.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Tangan kanan suamiku terasa sudah berada di bagian tengah memekku. Meski masih terhalangan celana dalam, tidak menghalangi jari-jarinya bermain di bagian tengah. Terkadang jarinya menusuk hingga permukaan lubang memekku. Aku pasrah dengan perlakukan suamiku, meski kami masih sama-sama berdiri.

Terdengar lumatan mulutnya menjalar di tubuhku. Tubuhku dibaliknya. Kami saling berhadapan. Kaitan braku terlepas. Susunya terbebas, dan menjadi sasaran empuk mulutnya. Sedangkan jarinya semakin liar mempermainkan lubang memekku yang sudah mulai lembab. Aku sendiri mulai terangsang hebat.

Suara mulutnya keluar, ketika putting susuku diisapnya. Tubuhku semakin tidak berdaya. Tanganku mulai aktif mencari kontol suamiku. Celana boxernya aku turunkan. Suamiku ternyata sudah mempersiapkan semuanya. Ia tidak menggunakan celana dalam dibalik boxernya. Aku kocok kontolnya yang mulai mengeras.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Slruuuuup…… sluuppppp….. Slruuuuup…… sluuppppp…..

Mulut kami mulai mengeluarkan suara bersahutan. Kenikmatan mulai terasa mulai menghinggapi kami. Rangsangan suamiku sangat dahsyat. Nafsunya semakin memuncak. Terlihat dari kontolnya semakin keras. Panjang diatas rata-rata normal dengan diameter yang lebar. Bahkan seperti membuat memekku terasa sobek, ketika dimasukkan.

Suamiku mulai merebahkan tubuhku ke kasur tambahan dari pihak hotel. Entah bagaimana, celana dalam yang aku kenakan sudah tidak berada di tempatnya. Memekku yang ditumbuhi bulu tidak terlalu lebat, dan tertata menjadi sasaran suamiku. Tidak hanya jari, mulutnya kini mencari-cari lubang memekku, dan biji yang ada di atasnya.

Biji sebesar kacang tanah menonjol di atas lubang memek menjadi sasaran lidahnya. Tidak heran membuat aku blingsatan seperti kesetanan. Membuat aku semakin tidak kuat menahan rangsangannya. Cairan memekku semakin deras keluar. Menandakan nafsu birahiku sudah mencapai puncaknya.

Slruuuuup…… Slruuuuup…… sluuppppp…..

“Papi…. Ooouwwhhhhh… Sststststsss ehehememe…… mainin pakai lidah sayang ……. terus papi sayang…..,” aku merengek seperti memohon.

“Sayang…. Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… mami mau sampai…..,” aku terus mendesah.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss…..

Slruuuuup…… sluuppppp….. Slruuuuup…… sluuppppp…..

Creeeeeeeetttttttttttt………. Creeeeeeeetttttttttttt………. Creeeeeeeetttttttttttt…………

Tubuhku langsung mengejang kuat. Kedua pahaku mengapit kepala suamiku. Itu membuat lidahnya semakin dalam masuk ke dalam lubang memekku. Nafasku mulai terengah seperti orang kelelahan. Cukup lama aku mengejang sampai akhirnya kedua pahaku melemah, dan membiarkan kepala suamiku keluar.

“Enak sayang…. Memek mami banjir…. Mulut papi penuh dengan peju mami,” kata suamiku dengan nafasnya yang memburu.



***

POV Dean

Tubuh isterku mulai lemah. Pertanda dia sedang meminta waktu untuk menikmati sisa orgasmenya. Sedangkan aku sendiri hanya memberikan cumbuan kecil kepada isteriku. Pentil susunya menjadi sasaran mulutku. Tidak ada suara yang keluar dari mulut isteriku, kecuali deruan nafasnya.

Haaaahhhhhh….. Haaaaahhhhhhh….. Wuuuusssssshhhhhhh….. suara deruan nafas isteriku keluar dari mulutnya. Matanya masih menerawang ke atas plafon hotel. Kulit putihnya, tidak mampu menyembunyikan wajahnya yang memerah. Aku biarkan dia menikmatinya. Mulutku hanya memainkan pentil susunya.

Slruuuuup…… sluuppppp….. cuuuuupppppppp…… cuuuuupppppppp……

Nafas isteriku mulai teratur. Matanya sudah mulai memandangku. Ia memperhatikan aktivitas mulutku berada di pentil susunya. Tidak ada kata-kata yang diucapkannya. Senyuman tipis pertanda puas keluar dari mulutnya.

“Siap-siap kamu sayang. Aku akan balas perlakuanmu,” ucapan itu keluar dari mulut isteriku yang tiba-tiba membalikkan badanku. Kini aku rebahan di tempat tidur, sedang isteriku melakukan pekerjaannya. Mulutnya mulai menciumi tubuhku. Tidak hanya mencium, lidahnya menjulur-julur menjiliati setiap bagian tubuhku.

cuuuuupppppppp…… cuuuuupppppppp…… cuuuuupppppppp…… Slruuuuup…… sluuppppp….. eehhhememem…… aaaachhhhh…… Slruuuuup…… sluuppppp…..

Hanya suara mulut isteriku yang terdengar, ketika beradu di kulitku. Aku hanya diam membiatkan isteriku melakukan pekerjaannya. Tanganku hanya bisa meremas-remas susunya, dan memilin pentilnya. Beberapa kali aku sempat memajamkan mata menahan nikmat atas perlakuan isteriku.

“Ooouwwhhhhh….. Sststststsss ehehememe….enak banget mi…..terus sayang….” Desahanku tertahan.

Perlahan namun pasti, kini wajah isteriku sudah berada di hadapan kontolku. Ia menciumi setiap bagian kontolku. Tidak hanya kepala dan batangnya. Biji yang berada di bagian pangkal kontolku tidak luput menjadi sasarannya. Dilumu dan emutnya biji kontolku. Membuat sensasi yang luar biasa.

cuuuuupppppppp…… cuuuuupppppppp…… cuuuuupppppppp…… Slruuuuup…… sluuppppp….. eehhhememem…… aaaachhhhh…… Slruuuuup…… sluuppppp….. cuuuuupppppppp…… cuuuuupppppppp…… cuuuuupppppppp…… Slruuuuup……

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

Mulut kami saling bersahutan pelan. Kami tidak berani mengeluarkan suara yang keras, mengingat anak-anak ada di kamar itu. Aku hanya mengekspresikan kenikmatan yang didapatkan dengan memejamkan mata. Desahan pelan yang aku keluarkan mewarnai kesunyian malam itu.

“Mami….. papi sudah ga tahan. Nanti bisa crooot…..,” kata suamiku yang langsung merebahkanku ke bantalan sofa kami.

cuuuuupppppppp…… cuuuuupppppppp…… cuuuuupppppppp…… Slruuuuup…… sluuppppp….. eehhhememem…… aaaachhhhh…… Slruuuuup…… sluuppppp…..

Isteriku tidak menghiraukan lenguhan dan desahanku. Ia terus melanjutkan aktivitasnya di kontolku. Kini batang kontolku sudah berada di mulutnya. Sesekali lubang kecil di kontolku di jilat, dan diisapnya. Itu membuatku mendapatkan sensasi yang luar biasa.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

“Sayang… papi ga kuat…. Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh…,” hanya itu yang mampu keluar dari mulutku.

Aku semakin tidak berdaya. Perlakuan isterku membuat aku semakin pasrah. Beberapa kali aku meminta untuk dia menghentikan aktivitas mulutnya di kontolku, tapi dicuekin. Akhirnya aku hanya bisa pasrah mendapatkan perlakuan dari isteriku.

Crrrrooooooootttt…. Crrrrooooooootttt…. Crrrrooooooootttt….

Tujuh kali aku semburkan pejuku ke mulut isteriku. Namun isteriku nampak menikmati semprotan peju kontolku. Aku sendiri heran, kenapa isteriku menjadi seliar ini. Meski nafsunya sedang naik, biasanya kalau aku minta menghentikan isapannya di kontolku, ia patuh. Paling banter, dia langung menaiki tubuhku mengambil posisi woman on top (WOT).

“Sayang….. nikmat banget…. Mami telan peju papi ya,” ucapku ketika mengakhiri semprotan peju yang keluar dari kontol, ke mulut isteriku.

Tidak ada rasa jijik terlihat dari wajah isteriku. Ia hanya membalas ucapanku dengan senyuman lebar. Bibirnya menyisakan tetesan pejuku. Namun di mulutnya, tidak terlihat peju yang aku semprotkan. Itu menandakan peju yang keluar dari kontolku, sudah ditelannya habis.

Setelah mulutnya bersih, isteriku kembali menjilat kontolku. Ia membersihkan sisa peju yang lubang yang ada di kepala kontolku. Aku sedikit terheran. Dari mana isteriku belajar itu semua. Apalagi sampai menelan pejuku. Biasanya sebelum kontolku mengeluarkan peju, ia langsung bergegas mengeluarkan dari mulutnya.

“Bagaimana sayang. Enak ga service mami,” ledek isteriku sambil menunjukkan senyum kemenangan.

“Mami belum menang sayang. Kontol papi masih keras,” kataku membalas ledekan isteriku. Entah kenapa, meski sudah mengeluarkan peju, kontolku ternyata tidak lemah. Justru semakin mengeras. Aku sendiri menikati kuluman kontol dari mulut isteriku, sambil membayangkan tubuh Esti adik kandungnya.

“Papi sambil bayangin Esti yah. Pasti papi melihat tubuh Esti di kolam renang tadi,” selidik isteriku.

“Hehehehehe, iya sayang. Pakaian renangnya seksi banget. Papi sudah nafsu banget,” ucapku kepada isteriku. Tidak ada ketakutan yang kurasakan. Kejujuranku membuat isteriku semakin senang.

Tidak banyak bicara, isteriku langsung mengambil posisi duduk diantar selangkanganku. Ia meraih kontolku, dan membetulkan posisinya. Kepala kontolku langsung bersentuhan dengan lubang memeknya. Isteriku langsung menurunkan pantatnya perlahan. Matanya terpejam menahan sesuatu.

“Sayang…. Ooouwwhhhhh… Kontol kamu kebesaran. Sststststsss….. Lubang memek mami seperti sulit menerimanya,” desah isteriku ketika pantatnya turun perlahan.

“Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe…… pelan aja sayang. Biar memek mami keluar cairan baru dimasukkan semuanya,” kataku sambil diiringi desahan pertanda kenikmatan.

Isteriku nampak sabar menaik turunkan pantatnya. Matanya hanya terpenjam merasakan sesuatu. Mulutnya mengeluarkan desahan kecil, bersahutan dengan lenguhan tertahan yang aku keluarkan.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

Kata kami bersahutan. Perlahan pasti, kontolku mulai menyeruak masuk ke dalam. Terasa menyentuh sesuatu di ujung lubang memek isteriku. Jalan masuk kontolku begitu lancar, ketika memek isteriku sudah mulai mengeluarkan cairan.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Desahan kecil tertahan yang keluar dari mulut isteriku. Ia berdiam sejenak tanpa melakukan apa-apa. Tidak lama, nampak pinggulnya bergoyang. Aku pun mencoba mengimbangi gerakkan. Goyangan andalan isteriku pinggulnya memutar. Itu sering membuat aku tidak kuat melawannya. Mungkin pria mana pun, pastinya tidak bisa tahan lama ketika isteriku mulai meliuk dan menggoyangkan pinggulnya.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

Suara desahan kami memburu. Kami berusaha mengejar sesuatu yang tertahan. Tidak ada kata-kata lain yang keluar dari mulut kami, kecuali desahan dan lenguhan tertahan. Kepala kontolku berkali-kali bergesekan dengan sesuatu di ujungnya. Itu pula yang membuat isteriku sering kali memejamkan matannya.

Setiap kali kontolku menyentuh ujung lubang memeknya, matanya langsung terpenjam. Mulutnya langsung mengeluarkan desahan tertahan. Aku pun ikut mengeluarkan desahan pelan. Suata itu terus bersahutan.

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

“Papi…. Ooouwwhhhhh… Sststststsss ehehememe…… mami mau sampai lagi…..,” kata isteriku perlahan di kupingku.

“Sayang…. Ooouwwhhhhh… bentar lagi….. kita keluar sama-sama…… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… ,” sahutku

“Sayang…. Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… mami mau sampai…..,” desahan isteriku semakin panjang.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

Crrooooottttttt……… crreeeettttttttt…….. creeeeetttttt…….. crrooooottttttt… crrooooottttttt... crreeeettttttttt…….. creeeeetttttt……..

Memek isteriku mengeluarkan cairan yang cukup banyak. Terasa batang kontolku disirami air yang cukup hangat. Hal itu membuat nafsuku semakin memburu. Aku langsung menggoyangkan pinggulku naik turun.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

Crrrrooooooootttt…. Crrrrooooooootttt…. Crrrrooooooootttt…. Crrrrooooooootttt….

Kusemburkan pejuh ke dalam memek isteriku. Entah berapa kali semprotannya, aku sudah tidak ingat. Isteriku merobohkan tubuhnya, wajahnya terbenam di dadaku. Orgasme kali ini aku dapatkan dengan dahsyat. Orgasme kedua setelah sebelumnya, kontolku menyemprotkan peju ke mulut isteriku.

Tidak ada kata yang kami keluarkan. Kami berdua hanya mengatur nafas perlahan. Menikmati sisa orgasme yang baru didapatkan. Setelah semuanya normal, isteriku langsung bangkit. Ia kemudian menuju kamar mandi. Aku pun menyusulnya. Kami membersihkan diri, dan segera berpakaian lengkap. Kami tidak ingin terlihat tidur telanjang di depan anak-anak.

Malam itu pertempuran kami berakhir dengan hebat. Kami tidak berani melanjutkan hingga pagi. Ada anak-anak yang menemani kami tidur di kamar hotel. Isteriku segera naik ke tempat tidur utama, sedang aku memilih tidur di kasur tambahan. Hanya ucapan sayang yang kami lontarkan, sebelum tidur.

“I Love papi sayang, muuuaccch,” kata isterku.

“Love u mami,” jawabku singkat.

Paginya kami sedikit kesiangan bangun. Terlihat waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Anak-anak nampak sudah bangun. Kami bergegas mandi. Isteriku mandi bersama anak-anak. Itu untuk mempercepat, agar anak-anak tidak bermain di kamar mandi hotel. Pukul 9 pagi, kami menuju restoran hotel untuk sarapan.

Dari kejauhan, aku perhatikan sudah ada Esti dan suaminya. Suaminya sedang menemani anaknya bermain sambil memberikan makan. Sedangkan Esti terlihat sedang menikati sepotong roti, dan teh. Isteriku menyapa mereka. Kami mengambil tempat duduk yang tidak jauh dari meja mereka berdua.

“Tumben bangun siang. Pasti tadi malam habis melampiaskan, gara-gara tawaranku kemarin yah,” sayup-sayup terdengar bisikan Esti kepada isteriku.

“Kalau bicara suka asal. Nanti kedengaran koko,” jawab isteriku pelan.

Tawaran apa maksudnya. Aku sendiri masih belum mengerti. Itu mungkin urusan perempuan. Bahkan aku berlalu tanpa menanggapi ocehan mereka. Aku memilih untuk mengambilkan sarapan untuk anak-anak. Tak lupa aku menyapa suami Esti, dan mengajak anakku paling tua untuk mengambil sarapan yang disiapkan pihak hotel.

Apa pun pembicaraan isteriku dan adiknya tidak aku hiraukan. Bahkan ketika di mobil dalam perjalan pulang, terkadang mereka ketawa kecil sambil berbisik. Aku sendiri memilih untuk berdiam diri. Tentunya sambil menikmati pemandangan indah yang disajikan adik iparku yang seksi.

Pakaiannya selalu mengundang nafsuku. Kali ini, ia hanya menggunakan kemben sedada. Belahan susunya tentu terlihat. Kemben itu sebetulnya memiliki pasangan. Ada semacam rompi kecil yang dipakai adik iparku, ketika keluar mobil. Sedangkan rompinya dilepas, apabila sudah berada di dalam mobil.

Urusan bawahnya, pastinya lebih seksi. Pilihannya rok ketat berbahan jeans sepaha. Itu semakin menampakkan pangkal pahanya yang putih mulus. Suami adik iparku sendiri terlihat cuek dengan pakaian isterinya. Bahkan tidak peduli ketika mataku mulai memandang paha isterinya lewat cermin.

“Tawaran apa yang mereka bicarakan. Kok isteriku sampai tertawa sebahagia ini. Bahkan nafsunya semakin liar tadi malam,” gumamku dalam hati, ketika memperhatikan tingkah laku kedua perempuan kakak beradik itu.



***

POV Orang Ketiga

Liburan dua keluarga yang masih mempunyai ikatan saudara menghasilkan tawaran menarik. Kakak adik yang sama-sama perempuan menyepakati liburan bersama kembali. Soal jadwal, diatur kemudian. Tapi liburan kali ini, tanpa melibatkan anak-anak. Mereka ingin menikmati liburan bersama pasangan masing-masing.

Itu terlihat dari obrolan pasangan suami isteri di sebuah kamar. Keduanya nampak santai sambil rebahan. Pasangan suami isteri itu, terlihat mulai menyusun rencana. Bagaimana menikmati liburan tanpa gangguan anak-anak. Sudah tentu, ada pesta yang sedang dipersiapkan, ketika liburan berlangsung.

“Cici sih mulai terbuka. Tapi masih malu-malu,” kata sang isteri kepada suaminya.

Pria berusia 29 tahun itu, terlihat berpikir. Ia hanya memberikan anggukan ketika isterinya menceritakan obrolan dengan cicinya. Berusaha mencari ide menarik, sehingga pesta saat liburan bisa lebih meriah. Tentunya keduanya ingin pesta yang dirancang bisa membuat pasangan suami isteri mampu meningkatkan kualitas di ranjang.

Isterinya mulai menceritakan, rencana liburan bersama dengan keluarga cicinya. Bahkan kakak kandung perempuannya setuju liburan nanti, tanpa ada anak-anak. Ia menawarkan bulan madu kedua untuk keluarga cicinya. Bagaimana melampiaskan hasrat hubungan seks dengan suaminya saat liburan.

Tawaran lain yang diceritakan isterinya, soal hubungan seks bersama-sama. Cici dan koko bersetubuh bersama dengan mereka. Tentunya mendapatkan penolakan dari cicinya secara halus. Meski, sang isteri mengetahui sebetulnya cici mereka menginginkannya. Apalagi soal liburan akan dibahas bersama dengan koko yang tiada lain suami kakak kandungnya.

“Saya sih hanya memberikan tawaran untuk cici. Entahlah nanti koko apa setuju atau tidak,” kata perempuan berusia 27 tahun itu kepada suaminya.

“Aku ada ide sayang. Tapi jangan dikasih tahu cici yah,” suaminya menimpali.

“Hmmmm, kayanya ide menarik. Papah sepertinya bersemangat betul,” isterinya menaruh curiga.

“Jadi temanku dulu pernah cerita….bla bla bla bla……” kata suaminya.

“Ide menarik. Berarti kita lakukan diam-diam. Nanti biar seru,” si isteri memberikan dukungan kepada suaminya.

Pasangan suami isteri itu mulai menyusun rencana. Liburan mereka tentunya bisa lebih panjang. Rencananya 4 hari tiga malam. Mereka mulai memperhitungkan kalender. Mencari waktu yang cocok, dan menyesuaikan pekerjaan. Tentunya patut diperhitungkan pula kondisi para isteri, agar pesta tidak gagal.

“Fix, Oktober ada tanggal merah. Kita bisa berangkat hari Kamis dan pulangnya Minggu,” ujar si suami menginformasikan kepada isterinya.

“Nanti saya cek ke cici. Apakah sudah konfirmasi soal rencana liburan ke koko apa belum,” tegas isterinya.

“Jangan lupa, lihat kondisi cici. Pastikan tidak mengalami gangguan kesehatan,” suaminya mengingatkan.

“Ok sayang. Nanti papah yang atur pestanya yah. Mamah akan membawa cici, agar menikmati suasana pesta,” sang isteri mengeluarkan pendapatnya tentang pesta di liburan nanti.



***

Selasa pascaliburan dua keluarga, suasana butik cukup ramai. Pelanggan cukup banyak yang datang. Seluruh karyawan memberikan pelayanan kepada setiap pelanggan. Bahkan pemilik butik yang merupakan kakak beradik, ikut sibuk. Mereka melayani sepenuh hati, apalagi tamu yang datang merupakan pelanggan tetap.

“Ini barang baru loh sis. Limited edition,” kata pemilik butik berkulit putih dengan rambut sepundak.

“Bagus yah. Ini rancangan siapa mam. Kayanya spesial banget,” kata seorang perempuan berusia sekitar 40 tahun itu.

“Rancangan punya ******. Cocok buat sis yang pakai jilbab. Modelnya juga baru loh. Belum ada orang yang pakai,” kata perempuan bertubuh langsing, namun memiliki sedikit lemak di bagian perut itu.

“Boleh deh buat saya mam. Nanti sekalian sama yang warna pink itu yah. Totalin aja, ini kartunya,” kata pelanggan berkulit sawo matang itu sambil menyerahkan kartu kredit dari sebuah bank nasional.

“Baik, totalnya segini yah sis. Nanti tolong ke kasir untuk pinnya,” kata sang pemilik butik.

Matahari sudah mulai tenggelam. Pelanggan mulai berkurang. Butik sudah mulai dirapikan. Kedua kakak beradik pemilik butik sudah bersiap untuk pulang. Butik memang tutup pukul 8 malam. Tapi biasanya sang pemilik sudah pulang pukul 4 sore. Namun hari ini sedikit terlambat, karena banyak pelanggan yang datang.

Urusan menutup butik, dipercayakan kepada karyawan kepercayaan mereka. Karyawan itu merupakan sahabat sejak masa sekolah dari sang adik. Keduanya percaya, karena memang perempuan itu sering datang ke rumah mereka sejak dulu. Namun kurang beruntung, dan tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Kakak beradik itu pun mulai keluar dari butik mereka. Keduanya menuju parkiran mobil. Seperti biasanya, sang adik selalu mengantarkan kakaknya untuk pulang ke rumah. Kakaknya jarang membawa mobil ke butik. Apalagi jarak rumah kakaknya dengan butik terbilang dekat. Kadang diantar suami atau pengasuh anaknya menggunakan sepeda motor.

“Ci sudah ngomong soal rencana liburan nanti ke koko,” ungkap adiknya ketika mobil sudah mulai jalan.

“Belum sih. Koko belum bisa diajak ngobrol. Habis pulang liburan kayanya kecapean. Senin sudah mulai sibuk di kantor,” kata cicinya menjelaskan.

“Kecapeannya kemarin. Habis ngapain aja tuh,” ledek sang adik.

“Apaan sih. Kepo deh,” jawab kakaknya singkat.

“Akhir bulan nanti ada tanggal merah loh ci. Kata suamiku, dia bisa tanggal itu kalau liburan,” si adik menginformasikan kepada kakaknya.

“Masa sih. Aduh aku sendiri hampir tidak pernah lihat kalender. Maklum udah ga sekolah,” kakaknya menjawab dengan nada becanda sambil mengeluarkan tawa kecil.

“Cici apaan sih. Biasanya juga sering lihat kalender untuk stok barang,” ketus adiknya dengan nada kesal.

“Iya…iya….. nanti cici coba bilang ke koko,” ujar sang kakak singkat.



Bersambung…..
 
bocoran next episode....
ayo para suhu viralkan, dan mohon dukungannya.
mari kita sama-sama pelihara tread ini, agar terus berkelanjutan.
membangkitkan semangat nubie untuk terus berkarya, untuk para semprot lover.

heheheheehehe


“Perhatian-perhatian. Para penumpang ****** ********* dengan nomor penerbangan GA *** tujuan kota S dipersilahkan untuk segera naik ke pesawat udara melalui pintu 5,” suara speaker di ruang tunggu bandara menandakan panggilan untuk para penumpang. Kami pun bergegas untuk mengikuti arahan dari suara tersebut.

Penerbangan kami memakan waktu satu jam 30 menit. Semuanya berjalan lancar. Sengaja Esti mengambil penerbangan paling pagi. Ketika tiba di kota S, kami tidak kesiangan. Karena kami harus melanjutkan perjalanan ke kota B. Butuh waktu 2 jam menuju kota B, jika tidak ada kemacetan.

Pukul 1 siang kami sudah tiba di kota B. Sebelum cek in hotel, tentunya kami makan siang terlebih dahulu. Tepat pukul 2.15 siang, kami sudah berada di lobbi hotel. Esti segera mengurus segala sesuatunya di reception hotel. Kami di arahkan untuk turun tangga, kemudian naik lift menuju lantai 5.

:semangat: :semangat:

:motor2::motor2:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd