Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.

Bogel_Trek

Semprot Lover
Daftar
18 Jan 2017
Post
224
Like diterima
3.017
Bimabet
Setelah sekian lama menjadi silent rider, akhirnya nubie menyatukan seluruh ruh yang tertinggal di luar tubuh, agar mempunyai keberanian membuat sebuah tread. Tentunya semua bertujuan menghibur bagi seluruh pecinta cerita bersambung di forum semprot. Untuk melengkapi khayalan dalam cerita ini, disertakan malustrasi. Jika ada yang kenal, dan keberatan, harap hubungi nubie, untuk segera mengganti malustrasinya.

Cerita ini fiktif belaka. Hanya khayalan yang bercampur dengan imajinasi. Kisah ini dibuat untuk menghibur para pecinta cerita dewasa yang ada di forum semprot. Tokoh dalam cerita ini, hanya fiktif. Kalau ada kesamaan terhadap nama tokoh, lokasi, atau ceritanya, sesungguhnya hanya kebetulan semata.

Kisah ini menceritakan pasangan suami isteri yang tanpa sengaja terjebak pada hubungan seks bebas. Hubungan seks bebas di lingkungan keluarga melibatkan kakak dan adiknya sendiri. Itu diawali dengan fantasi seks suaminya terhadap adik kandung isterinya. Maksud hati ingin menjebak adik kandungnya dalam fantasi seks suaminya, ternyata realita berkata lain.

Tidak ada maksud untuk mendeskriditkan orang lain. Semua hanya sebagai hiburan, untuk pecinta fotum semprot. Nubie memohon bimbingan kalau ada salah dalam menuliskan cerita ini. Mudahan bisa terus berkarya hingga nantinya cerita ini bisa diselesaikan dengan baik.

Untuk latar belakang dan karakter dalam cerita, akan diberikan dalam setiap episode yang memunculkan tokoh baru. Jadi latar belakang, maupun karakternya tidak dimunculkan semua di awal cerita. Itu untuk mengantisipasi berkembangnya ide nubie, sehingga mampu berimajinasi memunculkan tokoh-tokoh baru.

Cerita ini akan terus update, dan tergantung mood nubie dalam menulis. Nubie berusaha agar cerita tidak macet di tengah jalan. Sampai sekarang nubie masih dalam proses penulisan episode selanjutnya. Mudahan ceritanya tidak rawan macet, dan dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat. Karena untuk menyelesaikan cerita ini, tentunya disesuaikan dengan kesibukan nubi dalam kehidupan nyata. Mohon segera berikan kritikan, kalau ada kekeliruan dalam penulisan. Berikan masukan dan ide kepada nubie, untuk terus berkarya. Selamat menikmati, semoga semuanya terhibur.



Dean Yulianus (Dean)

Manager regional perusahaan multi nasional. Menyelesaikan kuliah jurusan teknik. Warga keturunan (bukan sara) berasal dari ujung timur pulau Jawa, mempunyai tinggi 170 cm dengan berat badan 55 kg. Berkulit putih, berotot, dan mempunyai bodi yang cukup bagus.

Dean rajin menjaga tubuh dengan berolahraga. Meski hampir tidak mempunyai waktu, ia tetap menyempatkan olahraga ringin seperti jogging, atau sekedar menggerakkan tubuh sebelum ke kantor.



Julia Elisabeth (Julia)



Wanita keturunan (bukan sara) campuran timur tengah. Orang tuanya seorang pengusaha pakaian dengan merk terkenal. Usaha orang tuanya, cukup menunjang butik yang kini dikelola Julia bersama adiknya. Julia sendiri berperawakan tidak terlalu kurus dengan berat 50 kg, tinggi 165 cm. Kulit putih, pantat menyembul, dan mempunyai ukuran dada yang tidak besar dengan bra 34B, namun cukup enak untuk dilihat.

Cukup ideal untuk seorang perempuan cantik. Bodi Julia sangat terlihat seksi, meski sudah melahirkan dua orang anak. Julia sendiri rajin mengikuti kelas zumba, aerobik, maupun senam lainnya. Ia sangat menjaga bentuk tubuhnya, agar terlihat seksi. Menjaga makanan yang dikonsumsi, meski sangat menyukai makanan enak.



Esteria Mariova (Esti)



Perempuan cantik berusia 27 tahun. Adik dari Julia. Perawakannya tidak jauh seperti Julia, mempunyai kulit putih. Hanya yang membedakan tinggi badannya. Esti lebih tinggi dibandingkan Julia, dan hampir seimbang dengan Dean. Nampak lebih kurus, namun mempunyai pantat yang seksi. Perut masih terlihat rata, meski sudah melahirkan seorang anak berusia 3 tahun.

Memiliki tinggi semampai dengan kulit putih, membuat bodi tubuh Esti terbentuk. Ditambah ia rajin mengikuti Julia untuk ikut kelas zumba, aerobik, dan lainnya. Buah dadanya 34D terlihat lebih menyembul dibandingkan dengan Julia, meski ukurannya hanya sedikit lebih besar Esti dibandingkan Julia.



Marshella Alexandra (Sella)



Usianya tidak muda lagi. Sudah menginjak 33 tahun. Sedikit mempunyai lemak pada bagian perut, namun bodinya masih terbentuk. Berat badannya 55 kilogram, tinggi sepadan dengan Julia. Paling istimewa, ukuran payudaranya. Lebih besar dibandingkan Julia maupun Esti. Ukurannya sekitar 36C, namun bodinya masih terbentuk dengan baik.

Pantat menyembul, pinggal sedikit masuk ke dalam membentuk seperti gitar. Isteri seorang pengusaha penyewaan alat berat. Mempunyai 3 orang anak yang laki-laki yang berusia 8 tahun, 6 tahun, dan 4 tahun. Sella sendiri menikah pada usia 24 tahun, hampir beriringan dengan Julia. Menjiwai olahraga renang, karena ingin membuang lemak di bagian perut, meski tidak terlalu terlihat sebetulnya.



Prolog

Hidup di pulau paling besar di Indonesia sebuah anugerah. Apalagi memegang jabatan strategis di perusahaan multi nasional. Secara kebetulan, sebagai kota perempuan yang dicintai Dean terlahir. Kota yang ramai, meski tidak seperti ibu kota. Kemacetan jarang terjadi, meski jumlah kendaraan terus bertambah.

Dean Yulianus, seorang pria lahir di ujung timur Pulau Jawa. Seorang keturunan yang berhasil meraih gelar S1 bidang teknik. Meski bukan yang terbaik, paling tidak sudah mampu menyelesaikan kuliah dalam waktu 4,5 tahun. Keberuntungan memang berpihak pada lelaki yang mempunyai perawakan ideal tersebut.

Pasca lulus kuliah, ia mencoba peruntungan di perusahaan multi nasional. Dean mendapatkan kesempatan berkarir di kota sejuk, tempat dia menempuh pendidikan tinggi. Paling tidak, Dean merasa tidak direpotkan untuk mengangkut barang pribadinya untuk kembali ke kota kelahirannya.

Ia memutuskan menetap di kota itu, meski ada permintaan dari kedua orangnya untuk mencari kerja di kota asal. Namun keberhasilannya dalam mendapatkan pekerjaan, membuat kedua orang tuanya terdiam. Membiarkan Dean lebih lama berada di kota yang sejuk itu, meski menyimpan rasa rindu yang mendalam terhadap anak sulungnya.

Kedua orang tua Dean hanya berharap, anaknya bisa meluangkan waktu ketika masa liburan untuk menjenguk. Maklum, Dean merupakan anak pertama yang diharapkan bisa cepat memberikan cucu. Apalagi usia kedua orang tua Dean sudah mulai beranjak pada kepala 5. Sudah saatnya untuk beristirahat, untuk menyerahkan usaha keluarga kepada putra semata wayangnya.

Memang Dean bukan anak tunggal. Ia sendiri merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Namun adik-adiknya merupakan perempuan. Sebagai putra tunggal, Dean memang menjadi tumpuan untuk meneruskan usaha keluarga di bidang kontruksi. Namun nasib berkata lain, Dean lebih memilih berkarir di perusahaan multi nasional.

Tidak hanya mendapatkan pekerjaan. Keberuntungan kembali berpihak kepada Dean. Ia dipertemukan dengan seorang perempuan cantik Julia Elisabeth. Mereka dipertemukan tanpa sengaja. Dean yang ketika itu sedang istirahat di Mall dekat kantornya, melihat Julia bersama teman-teman kosnya.

Ternyata diantara beberapa teman Julia, ada seorang adik tingkat Dean semasa kuliah. Keduanya akhirnya dipertemukan, dan sepakat bertukar nomor telepon (masa itu belum ada smartphone). Akhirnya hubungan Dean dengan Julia semakin dekat. Semakin sering berbagi cerita melalui pesan singkat, bahkan saling curhat.

Meski baru lulus kuliah, dan belum satu tahun bekerja di perusahaan tersebut, membuat Dean semakin percaya diri mendekati Julia. Hubungan mereka terus semakin dekat, sampai akhirnya Dean memustukan melamar Julia.

Sempat tidak mendapatkan restu dari keluarga, mengingat Julia masih kuliah semester 4. Namun Dean dengan tekat yang kuat meyakinkan orang tua Julia. Ia berprinsif tetap memberikan kesempatan untuk Julia menyelesaikan kuliah, meski sudah menjadi isteri. Akhirnya kedua orang tua Julia memberikan persetujuan dengan syarat, kuliah harus cepat diselesaikan.

Julia mampu menyelesaikan seluruh mata kuliah dalam waktu yang cepat. Ia menargetkan mampu menyelesaikan kuliah jurusan ekonomi dalam waktu 4 tahun. Hasilnya menggembirakan, Julia berhasil menyelesaikan skripsi dengan bantuan Dean yang sudah menjadi suaminya.

Kegembiraan itu bertambah. Usai sidang skripsi, Julia terlihat kurang sehat. Ia berinisiatif memeriksakan kesehatannya ke dokter. Kabar gembira datang. Julia diketahui sedang mengandung 4 minggu. Meski mengandung, Julia tidak perlu khawatir. Karena kuliahnya segera berakhir, setelah sidang skripsinya dinyatakan lulus.

Kini keduanya hidup dengan kebahagiaan. Sikap lembut, dan kasih sayang yang diberikan Dean, membuat Julia menjadi wanita paling bahagia. Tidak ada keraguan dalam hatinya. Tidak ada kecurigaan, meski suaminya sudah menduduki jabatan penting di kantor regional sebuah perusahaan multi nasional.

Kebetulan Dean sendiri mendapatkan tugas sebagai manager regional di kota kelahiran Julia di pulau terbesar di Indonesia. Itu membuat Julia senang, karena bisa semakin dekat dengan keluarga. Tidak heran, orang tua Julia sering berkunjung ke rumah mereka. Bahkan anak-anaknya sering diajak untuk menginap di rumah kedua orang tua Julia.

Julia sendiri memilih menjadi ibu rumah tangga, dan tidak ingin bekerja di kantoran. Padahal ia sudah meraih gelar S1. Ia ingin melayani suami, dan menjaga anak-anak. Meski begitu, perempuan sarjana ekonomi itu, tidak ingin berpangku tangan. Atas ajakan dari adik kandungnya, ia memulai usaha kecil-kecilan. Julia membuka sebuah butik yang tidak jauh dari komplek perumahannya.

Ada adek Julia bernama Esti yang membantunya. Keduanya menjalankan usaha dengan cara patungan. Esti fokus mengatur usaha tersebut, dan Julia mengontrol keuangan maupun pemasaran produk. Meski bukan butik besar, keuntungan yang didapatkan sangat lumayan.

Kini pasangan suami isteri yang sudah menikah 10 tahun lalu itu, dikarunia 2 orang anak. Putra Dean dan Julia berusia 9 tahun, sedangkan putrinya berusia 7 tahun. Keduanya menikah, ketika Julia masih kuliah semester 6. Hidup berbahagia dengan penuh dengan suasana romantis. Tetapi, tetap ada keresahan yang menghinggapi. Ternyata suaminya mempunyai kelainan. Fantasi seks yang kuat. Ingin bersetubuh dengan isteri orang lain. Namun mereka masih kebingungan mencari pasangan. Akhirnya Fantasi itu tetap dipendam, hingga akhirnya muncul ide untuk menjebak adik kandung Julia sebagai partner untuk mewujudkan fantasi seks Dean. Tetapi, justru mereka yang terjebak dalam permainan yang dirancang adik kandung Julia bersama suaminya.

Bersambung…………..

1. Kehidupan Dean dan Julia
2. Imajanisi Pendorong Nafsu
3. Kejujuran Yang Menyakitkan
4. Pedekatan dengan Adikku
5. Liburan Keluarga

6. Tawaran Esti
7. Berangkat Kita
8. Insiden Kolam Renang
9. Menjalankan Rencana
10. Pertukaran
11. Pengakuan Rully
12. Sisi Liar Esti
13. Chemistry untuk Kepuasan
14. Pasangan Tanpa Ikatan
15. Renata Pramesti Dwiharyo
16. Villa di Tengah Taman
17. Kamar dengan Pemandangan Kota
18. Marshella Alexandra (Sella)
19. Ketahuan Deh
20. Keliaran Julia
21. Hukuman dari Ci Sella
22. Dua Lawan Satu
23. Birahi Ci Sella
24. Skenario Ci Sella
25. Godaan Esti
26. Sebuah Kerinduan
27. Undangan dari Esti
28. Memanfaatkan Waktu
29. Demi Ci Sella
30. Pertemuparan Pagi Hari
31. Terbawa Rasa
32. Jangan Main Hati
33. Rencana untuk Julia
34. Tamu Membawa Nikmat
 
Terakhir diubah:
Kehidupan Dean dan Julia


Julia


Esti

POV Orang Ketiga

Ruangan ukuran 6x8 yang sejuk menampak sebuah aktivitas rapat. Pimpinan rapat seorang pria ganteng dengan badan tegap, wajah putih bersih seperti layaknya orang keturunan. Ruangan itu dipenuhi 10 orang yang semuanya terlihat antusias mendengarkan pimpinan rapat.

“Bapak dan ibu sekalian, kita akhiri pertemuan hari ini. Silakan laksanakan semua pekerjaan sesuai target. Jangan sampai ada yang melenceng. Saya tunggu laporan setiap pekerjaan dengan progress yang baik,” ucap Dean mengakhir pertemuan sore itu.

Kalimat itu menutup pertemuan di sebuah perusahaan multi nasional. Perusahaan yang menempatkan Dean sebagai seorang manager regional. Maklum, semua progress perlu dikejar dengan cepat. Apalagi sudah memasuki bulan Agustus yang artinya, 4 bulan lagi tahun akan berakhir.

Tidak ada bantahan sedikit pun dari setiap orang yang hadir. Semua serentak menyatakan siap melaksanakan tugas, untuk mengejar target perusahaan. Maklum penetrasi pasar perlu dikejar mengingat perkembangan zaman sudah mulai berubah. Kebutuhan akan telekomunikasi, sudah mengarah pada tingginya trafik penggunaan internet.

Apabila perusahaan tidak bergerak cepat, tentu akan tertinggal dengan pesaing. Apalagi, kecepatan data menjadi andalan setiap perusahaan untuk penetrasi pasar. Divisi yang dipimpin Dean sebagai penentu penetrasi pasar. Karena berkaitan langsung dengan kepuasan konsumen, terhadap pelayanan perusahaan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.50 WIT. Sudah saatnya untuk pulang ke rumah. Dean mempersiapkan diri. Tidak lupa ia merapikan laptop merk buah yang tergigit, sebagai perangkat kerja. Meski berada di rumah, Dean perlu mengontrol seluruh pekerjaan divisi yang dipimpinnya. Itu untuk menghindari keluhan dari konsumen.

Mobil SUV keluaran terbaru fasilitas dari kantor melaju dengan kecepatan sedang. Membelah kota yang penuh perbukitan. Meski masuk kategori kota besar, namun kemacetan masih sangat jarang terjadi. Kelancaran lalu lintas masih terjaga dengan baik. Perjalan dari kantor menuju rumah Dean, masih bisa ditempuh paling lama waktu 30 menit.

Waktu tempuh yang terbilang cepat, membuat Dean tidak melarikan kendaraan dengan kencang. Lebih santai, dan tidak terburu-buru. Ia masih bisa menikmati angin pantai di jalan yang dilintasi, ketika berkendara dari kantor menuju rumah, atau sebaliknya. Pemandangan indah lautan lepas terlihat menawan dari dalam mobil.

Pria mapan dengan posisi pimpinan tertinggi di kantor regional itu, kini berada di kota kelahiran sang isteri. Sebuah kebetulan memang, karena setelah meniti karir 10 tahun, mendapatkan kesempatan promosi di kota asal Julia. Jabatan itu baru diemban 10 bulan, setelah sebelumnya sempat berada di ujung timur Indonesia hampir 5 tahun.

Pulang ke kota kelahiran, membuat jiwa bisnis Julia bangkit. Julia sendiri dilahirkan dari keluarga seorang pengusaha konveksi. Mengambil jurusan ekonomi merupakan keinginan Julia, agar mampu menuruskan usaha keluarga. Julia sendiri anak kedua dari tiga bersaudara. Semuanya perempuan, sehingga usaha keluarga rencananya diteruskan secara bersama-sama.

Peluang bisnis ditangkap Julia. Ia memulai bisnis dengan membuka sebuah butik yang tidak jauh dari perumahan elit di kota itu. Perumahan yang banyak ditempati pimpinan tertinggi perusahaan, maupun pejabat pemerintah. Tidak jauh dari pantai, namun berada di lingkungan yang nyaman dan asri.

Apalagi tempat tinggal Dean dan Julia, tidak jauh dari perumahan elit perusahaan minyak nasional. Dilengkapi dengan sekolah semua tingkatan hingga rumah sakit kelas internasional. Tempat tinggal yang nyaman. Tidak salah peluang bisnis ditangkap Julia. Ia menggandeng adek bungsunya bernama Esti, untuk mengelola butik tersebut.

Bisnis patungan kakak beradik itu maju pesat. Sokongan dari perusahaan konveksi keluarga, membuat bisnis samakin mempunyai banyak pelanggan. Tentu saja pelanggan dari kalangan atas, karena memang lokasi butik berada diantara pemukiman elit. Rumah besar, bertingkat, mewah, menjadi pemandangan yang tidak asing.

Tidak heran, dalam waktu 6 bulan butik Juliesti bisa berkembang pesat. Keuntungan yang diraup, cukup memuaskan. Setiap bulannya, pemasukan butik itu mencapai nilai ratusan juta rupiah. Barang-barang brandit terkenal dengan harga yang mahal dengan mudah terjual. Bahkan, butik itu sudah mampu mengeluarkan branding Juliesti untuk jenis pakaian wanita.

Pasar mereka memang lebih banyak wanita sosialita. Para isteri petinggi perusahaan, maupun pejabat pemerintah menjadi target pasar. Butik itu mempunyai lima orang karyawan yang dikelola langsung kakak beradik.

Kedua anak Dean sendiri, sudah bersekolah di tingkat dasar. Sebuah sekolah internasional di dekat pemukiman. Sekolah yang memberlakukan lima hari belajar, dan dua hari libur. Namun resikonya, anak-anak harus bersekolah sampai sore. Julia tidak merasa khawatir, selain ada asisten rumah tangga, terkadang ibunya sendiri yang mengawasi anak-anak di sekolah tersebut.

Tidak jarang, pulang sekolah ibu Julia langsung memboyong anak-anaknya langsung ke rumah orang tuanya. Tidak terlalu jauh dari rumah yang sekarang di tempat Dean dan Julia, maupun sekolah. Bahkan sering kali, Franky Deju Putra (putra Dean dan Julia) serta Ellissa Deju Putri menginap di rumah orang tua Julia.

Orang tua Julia sendiri merasa senang, karena cucunya sudah berada di dekat mereka. Rasa kangen itu terobati, sehingga berinisiatip untuk diajak menginap di rumah mereka. Apalagi Dean dan Julia baru 10 bulan tinggal di kota tersebut. Tentunya rasa rindu kehadiran cucu, membaut orang tua dean sering mengajaknya ke rumah.

Apalagi kedua orang tua Julia, sudah mulai mengurangi aktivitas di perusahaan. Ada kakak Julia Marshella Alexandra (Sella) yang sekarang berusia 33 tahun yang aktif menjalankan perusahaan keluarga. Meski terkadang, Esti dan Julia membantu Sella untuk mengelola perusahaan keluarga, namun tidak terlalu sering untuk datang ke kantor.



POV Dean



Rasa jenuh sudah menghantui diriku. Sudah 10 bulan berada di kota ini. Tetapi, aku belum mengambil cuti. Mungkin karena kesibukan sebagai pimpinan baru di regional. Ditambah kesibukan isteriku yang butiknya mulai berkembang. Mungkin ini saatnya membicarakan liburan, sembari mengembalikan keharmonisan keluarga.

Hidupku memang bahagia. Tidak ada kekurangan. Secara materis, tentunya cukup. Posisi strategis di perusahaan multi nasional, tentunya bisa menjadi jaminan kehidupan. Ditambah penghasilan isteriku dari butik, tentunya lebih dari cukup. Namun ada sesuatu yang mengganjal. Keharmonisan hubungan badan suami isteri.

Terkadang, kurang menikmati hubungan seks. Entah karena sudah terlalu capek dengan pekerjaan. Dihantui rasa jenuh dengan pernihakan yang usianya sudah menginjak tahun ke 10. Hubungan seks tidak hambar. Ketika pada waktu yang tepat, kami sama-sama bernafsu hebat. Saling memuaskan.

Namun ada waktu tertentu, kami bahkan tidak melakukan hubungan seks. Entah karena capek, atau mungkin nafsu yang sedang turun. Nafsu kami meledak, ketika imajinasi seks berkembang. Terkadang ingin mencoba hubungan seks yang lebih dari biasanya. Ketika itu terjadi, nafsu birahi semakin tinggi.

Pada saat itu, kami sama-sama mampu mencapai kenikmatan yang luar biasa. Namun kejadian itu, hanya beberapa kali dalam satu bulan. Terkadang kondisi lelah terhadap pekerjaan, membuat nafsu hilang. Padahal isteri sedang menginginkan hubungan seks yang menggebu. Tidak jarang, akhirnya aku hanya pasrah dikerjai oleh isteriku.

Mencapai klimaks, pastinya. Namun terasa ada yang mengganjal. Tidak mencapai klimaks yang maksimal hingga berkali-kali. Biasanya kalau momentnya tepat, aku dan isteriku mampu mencapai klimaks dalam satu malam hingga 3 sampai 4 kali. Tentunya dengan kondisi tubuh yang prima, dan stamina kuat, didorong imajinasi liar.

Memang aneh, ketika pasangan suami isteri harus berimajinasi dulu sebelum berhubungan seks. Tetapi itu memang aku alami. Keinginan mencoba berhubungan dengan perempuan lain semakin kuat. Tetapi aku tidak mempunyai keberanian. Janji suci yang aku ucapkan dihadapan Julia, membuat aku mengurungkan niat itu.

Julia sebetulnya memahami kondisi aku yang seperti itu. Dia tidak marah. Hanya mengingatkan, aku punya isteri dan anak-anak yang menunggu di rumah. Tidak rela, kalau harus jajan sembarang, hanya untuk membangkitkan nafsu seks berdasarkan imajinasi. Apalagi ada resiko tertular penyakit yang mematikan.

Kata-kata yang diucapkan Julia, membuat aku semakin takut menyalurkan imajinasi itu. Padahal sempat berpikiran dengan menyalurkan imajinasi, mampu meningkatkan kualitas hubungan seks kami. Tapi keberanian itu tidak ada, meski punya peluang. Misalnya melayani godaan karyawan perempuan di kantor, atau mungkin ketika sedang berada di pusat keramaian.

Sore menjelang akhir pekan, aku pulang dari kantor. Kami baru menyelesaikan rapat untuk merancang projek di lingkungan regional. Mengendarai SUV sendiri tanpa sopir, menjadi kebiasaanku. Tidak ingin dimanjakan dengan fasilitas, meski kantor sebetulnya menyiapkan seorang sopir. Aku hanya menggunakan sopir, ketika perjalanan keluar kota.

Ketika tiba di rumah, aku memasukan mobil SUV keluaran terbaru ke dalam garasi. Fasilitas kantor yang diberikan kepada pimpinan tertinggi di regional. Aku melihat ada sebuah mobil Honda Jazz keluaran terbaru terparkir di halaman. Bayanganku menerawang kepada adik iparku yang bernama Esti

Perempuan cantik yang berusia lebih muda tiga tahun dibanding isteriku. Memiliki tubuh semampai yang tingginya hampir sama denganku. Bodinya terawat dengan buah dada yang menyembul kedepan, tidak terlalu besar, namun tidak terlalu kecil. Yang pasti, lebih besar dibandingkan buah dada isteriku.

Tidak heran memang, kalau Esti berada di rumah. Mengingat butik yang dikelolanya bersama isteriku, berada dekat dengan rumah yang kami tempati. Rumah pemberian orang tua Julia, sebagai hadiah atas kepindahan kami ke kota kelahiran isteriku. Orang tua Julia senang, bisa berada dekat orang kami. Artinya, ketiga anak perempuannya berada di kota yang sama, dan tidak terpisah.

Entah setan dari mana, pikiranku menjadi usil. Aku jadi membayangkan bentuk tubuh Esti. Memang membayangkan secara samar-samar. Karena belum pernah melihat bagaimana aslinya. Namun bayangan Esti menggunakan pakaian seksi, tidak bisa dilepaskan. Pakaian seksi memang menjadi kebiasaan Esti, namun masih dalam taraf yang sopan.

Pakaian itu misalnya, menggunakan tanktop dibalut blazer yang tipis. Rok ketat yang berada di atas lutut dengan belahan yang berada di belakang. Itu membuat pantat Esti terbentuk oleh rok ketat dengan menampilkan paha yang putih mulus. Aku sering melihat pemandangan seperti itu, namun tidak berani membayakang terlalu jauh.

Hanya banyakan sepintas, tidak lebih. Aku takut isteriku marah besar, karena berani berimajinasi dengan adiknya. Tentunya membuat hubungan keluarga semakin tidak harmonis. Apalagi Julia masih mengizinkan aku berimajinasi dengan orang lain yang mampu membangkitkan nafsu seks, bukan kepada adiknya.

Aku memutuskan untuk masuk melewati pintu samping. Aku pikir, pasti isteriku bersama Esti sedang berada di ruang tamu. Biasanya, setiap akhir pekan mulai memeriksa laporan keuangan butik dan jumlah stok barang. Masuk rumah lewat pintu samping, agar lebih cepat menuju dapur. Dahaga ditenggorokan ingin diselesaikan dengan meminum air putih.

Dugaanku ternyata salah. Kali ini, Julia dan Esti berada di meja makan. Mereka sedang menikmati jajanan sambil berbincang-bincang. Otomatis, aku akhirnya harus melewati mereka untuk menuju lemari es. Aku menyapa mereka dengan santai, karena memang sudah terbiasa dengan keberadaan mereka di rumah.

Namun pikiranku sedikit terganggu. Ternyata Esti hanya menggunakan tanktop tipis berwarna putih. Tali branya nampak terlihat menceplak di baju, dan memperlihatkan dengan jelas warna krem bra yang dipakainya. Belahan dadanya terlihat menyembul, seolah tanktopnya tidak mampu menampuk payudaranya.

Itu tentunya membuat bayanganku kembali melayang. Imajinasi terhadap Esti, semakin liar. Kontan nafsuku menjadi liar. Tentunya aliran nafsu itu tidak aku nampakkan. Aku berlalu menuju lemari es, dan mengucapkan permisi. Letak lemari es berada di sebalah kanan, tempat Esti sekarang duduk.

Tidak bisa dihindari, sorot mataku kembali menerawang ke tubuh Esti. Seperti ingin menelanjangi menyapu seluruh bagian tubuh Esti. Rok ketat yang digunakan berada di atas lutut. Kakinya menyilang santai menampakkan setiap lekuk tubuhnya mulai dari paha. Celana dalamnya tercetak jelas, mesti tidak menampakkan warnanya.

Perlahan adikku mulai bagun. Untuk saja, aku menggunakan celana berbahan katun. Meski mengeras, tapi tidak terlalu nampak. Namun nafsu liarku mendorong keinginan untuk bersetubuh. Apalagi sudah tiga hari terakhir, aku dan Julia tidak berhubungan seks. Julia lumayan sibuk dengan butiknya, sedangkan aku harus mengawasi beberapa progress projek kantor.

“Achhh, sial. Kenapa harus sekarang nafsunya bangkit. Ada Esti lagi. Susah untuk mengajak isteriku ke kamar. Pasti dia menolak, karena sudah menjadi kebiasaannya menemani adiknya sampai pulang, baru masuk ke kamar,” gumamku dalam hati.

Aku sendiri dalam kegalauan. Memutuskan untuk masuk kamar, atau bertahan menikmati pemandangan yang ada di depan mata. Caranya tentu mudah. Aku bisa ikut ngobrol dengan mereka, atau pura-pura menyantap kue di meja makan. Dengan begitu, tentu aku bisa bebas menonton setiap lekuk tubuh Esti.

“Anak-anak pada kemana mi (mami dan papi panggilan akrab aku dan isteriku),” aku bertanya kepada isteriku.

“Biasa lah, akhir pekan pasti ke rumah opa dan oma. Anak Esti juga ada di sana, tapi mau dijemput sebentar lagi. Tapi Franky sama Lisa kayanya nginap pi,” ungkap Julia.

“Berarti kita hanya berdua donk sampai hari minggu nanti,” kataku kepada Julia.

“Biarlah. Oma sama opanya ingin dekat dengan mereka. Mereka baru sekarang bisa dekat, karena sebelumnya kita selalu berpindah kota mengikut pekerjaan papi,” ungkap isteriku.

Aku pun memutuskan untuk langsung ke kamar. Apalagi baru pulang dari kantor merasa gerah. Pikirku lebih baik mandi dulu, baru ikut nimbrung bersama mereka. Tidak ikut ngobrol, paling tidak menikmati sajian yang ada di meja makan. Mungkin hanya sesekali menimpali pembicaraan mereka, jika memang ditanya.

Langkah kakiku menuju kamar. Kuambil handuk, dan segera menuju kamar mandi. Aku membuka seluruh pakaian, dan nampak adikku sudah sangat tegang. Bayangan Esti menggunakan tanktop transparan yang menampakkan dengan jelas branya, kembali mengisi pikiranku. Nafsuku benar-benar bangkit seiring dengan imajanasi membayangkan tubuh Esti.

Bersambung…………..
 
Terakhir diubah:
Terima kasih atas respon suhu semua. Nubie masih belajar menulis, mungkin belum sempurna dan perlu masukan dari para suhu. Mohon petunjuknya
Maaf ga bisa balas satu persatu, masih mantau perkembangan, dan kritikan dari para suhu.

🙏🙏🙏
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd