Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
terima kasih mau menunggu suhu. diusahakan secepatnya.


nubie usahakan update cepat yah suhu. tapi yang pasti bukan hari ini.
mudahan bisa besok, atau lusa. karena ada beberapa pekerjaan yang harus nubie selesaikan dalam beberapa hari kedepan.
pekerjaan nubie membutuhkan konsentrasi dulu, sebelum masuk akhir tahun.


:semangat: :semangat: :beer: :beer: :fgenit::fgenit:
Real life yang utama hu. Kita hanya mengungkapkan ketertarikan akan cerita suhu. Mau update ya senyaman suhu dah. Sekali update juga banyak dan itu bikin pembaca puas sekaligus penasaran. Mantul hu
 
Real life yang utama hu. Kita hanya mengungkapkan ketertarikan akan cerita suhu. Mau update ya senyaman suhu dah. Sekali update juga banyak dan itu bikin pembaca puas sekaligus penasaran. Mantul hu
terima kasih atas pengertiannya suhu. maklum akhir tahun suhu. nubie cuma pekerja kasar.
kalau sudah agak lenggang, pasti nubie akan update.

:semangat: :semangat: :semangat:
 
Insiden Kolam Renang



POV Orang Ketiga

Dua keluarga menuju kolam renang in door di hotel GT kota B. Tidak terlalu ramai, sehingga memudahkan untuk mendapatkan tempat duduk. Kursi yang mempunyai sandaran dan memanjang ke depan menjadi pilihan. Itu untuk memudahkan menjulurkan kaki sambil rebahan, ketika ingin bersantai.

Mereka merupakan dua keluarga yang sedang liburan. Pasangan suami isteri tanpa anak-anak. Sang isteri merupakan kakak beradik. Keluarga keturunan yang identik dengan kulit putih. Julia nama sang kakak. Sedangkan adiknya bernama Esti. Suami Julia dipanggil Dean, suami Esti namanya Rully.

Julia langsung melepaskan kimono handuknya. Memperlihakan kulit putih mulusnya dibalut pakaian renang seksi. Kali ini, Julia menggunakan pakaian renang seksi. Lubang besar terlihat di bagian perut, dan belakang. Batas lubang itu menutup pantat, dan berada di bawah pusar. Pakaian renang yang menyisakan kain menutup bagian dadanya.

Tidak heran, belahan dada bagian atas maupun bawah bisa terlihat. Sedangkan Esti, memilih pakaian renang bentuk bikini. Susunya memang tertutup kain yang lebar, sedangkan bagian bawahnya berbentuk V. Bagian bawah terikat kain kecil di bagian sampit. Sedangkan susunya ditutup kain yang terikat di bagian pundak.

Kedua kakak beradik itu memilih kolam air panas. Tujuannya ingin menghangatkan tubuh, mengingat cuaca cukup dingin. Dean dan Rully masih duduk di kursi sambil berbincang. Mata Dean nampaknya tidak pernah lepas dari sorotan ke tubuh Esti. Sedangkan Rully yang mengetahui itu hanya tersenyum tipis.

“Nanti malam kita ga usah keluar ya ko. Kita makan malam di kamar aja. Setelah itu santai di ruang tamu kamar koko,” kata Rully membuka pembicaraan kepada Dean yang dibalas anggukan tanda setuju. Senyum menunjukkan kepuasan tersimpul di bibirnya. Ia sudah menduga, Dean pasti terpana melihat penampilan isterinya.

Bikini yang dikenakan merupakan bagian dari rencana yang disusun Rully. Itu untuk melihat reaksi dari Dean, sebelum mereka memulai pesta yang direncanakan. Rully mempersiapkan semuanya. Ia ingin membangkitkan nafsu Dean dengan menyuruh Esti berbikini ketika berada di kolam renang.

Esti sendiri memang tidak pernah risi dengan penampilannya. Ia berprinsif penampilan dirinya harus seseksi mungkin. Tidak peduli menjadi pusat perhatian. Sepanjang tidak mengganggu, dan kurang ajar. Rully sendiri bersikap santai dengan penampilan isterinya. Bagian dari rencana berjalan, dan berhasil mengundang hasrat Dean.

“Kakak beradik itu ternyata seksi yah. Pantesan dulu banyak dikejar pria,” kata Rully mengajak Dean bicara.

“Hhmmmm….. aku tidak pernah menduga juga bisa memiliki isteri secantik Julia,” Dean coba menimpali. Sengaja pembicaraannya diarahkan ke Julia isterinya. Itu untuk menyembunyikan hasratnya terhadap Esti. Meski begitu, sorot matanya tidak pernah lepas dari tubuh Esti yang menggunakan bikini.

“Kita beruntung memiliki bidarari seperti itu,” ucap Rully lagi.

“Keduanya cantik dan memiliki tubuh menggoda. Pastinya membuat setiap pria yang melihat, memmpunyai nafsu birahi yang tinggi,” sambung Rully lagi.

“Kamu sangat beruntung punya Esti,” kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Dean.

“Koko nafsu yah melihat tubuh Esti,” pancing Rully.

“Pria mana yang tidak bernafsu melihat tubuh isterimu,” jawab Dean lagi.

“Kita dekati mereka. Sayang pemandangan indah seperti itu dilewatkan,” ajak Rully kepada Dean. Tentu saja Dean langsung mengiyakan. Tujuannya untuk melihat lebih dekat tubuh seksi Esti yang hanya dibalut kain tipis menutupi susu dan memeknya.


ESTI

POV Dean

Kolam renang air hangat, cukup membuat tubuhku nyaman. Melepas rasa penat setelah perjalanan panjang. Apalagi sekarang disuguhkan pemandangan dua wanita seksi kakak beradik. Kami memilih liburan bersama tanpa anak-anak. Tujuannya untuk melepas rasa jenuh, akibat pekerjaan menumpuk.

Duduk di pinggir kolam renang air hangat menjadi pilihanku. Isteriku asik berbincang dengan adikknya. Sedangkan suami Esti, adik ipar isteriku memilih olah tubuh dengan berenang. Sorot mataku tidak lepas dari Esti. Bikini yang ia kenakan, mengundang syahwat. Untung susu dan memeknya masih terbalut kain, meski hanya sedikut.

Kalau tidak, tentu bentuk memek dan susunya terlihat dari tempat aku duduk. Meski begitu, pemandangan yang aku dapatkan cukup membuat birahi bergejolak. Setiap gerakan yang dilakukan Esti, membuat susunya bergoncang. Kontan saja, susu bagian atasnya ikut melambung ke atas. Kain bikini seperti tidak muat menampung susunya.

Esti perlahan mulai meninggalkan isterku. Terlihat ia berjalan ke arahku. Mungkin dia ingin keluar dari kolam renang, untuk rehat di kursi. Tapi pikiranku ternyata salah. Justru Esti mengambil tempat di sebelahku. Tidak terlalu dekat, tapi cukup untuk memperlihatkan susunya yang ingin keluar dari kain bikinya.

Tidak terasa kontolku mulai ereksi. Melihat pemandangan tubuh perempuan cantik yang tidak lain adik iparku sendiri. Sesekali mataku menyorot ke bagian bawahnya. Terlihat kulit putih mulus tanpa cacat. Kain berbentuk v membalut memeknya. Terlihat menonjol mempertontonkan memeknya yang tembem.

“Koko dari tadi diam aja di pinggiran kolam,” kata Esti menyapaku yang berendam di pinggiran kolam.

“Enak aja sandaran di pinggir. Air hangat. Mungkin bisa mengobati lelah di perjalanan tadi,” sahutku. Aku sendiri pura-pura cuek dengan penampilan. Namun sesekali sorot mataku seperti menelanjangi tubuh Esti.

Kondisi kolam renang sendiri memang terlihat sepi. Kolam air hangat yang kami pilih kebetulan tidak ada orang lain. Beberapa orang nampak berenang di kolam sebelah yang tertutup beberapa fasilitas perosotan, air terjun dan lainnya. Itu membuat kolam air panas yang kami tempat, tidak mudah terlihat dari luar.

Suasana yang nyaman membuat aku terbuai. Menikmati rendaman air hangat. Sengaja tidak memperhatikan suasana kolam, karena ada pemandangan bagus di sebalahku. Pemandangan yang membuat kontolku dengan cepat ereksi. Tubuh Esti yang dengan cueknya berada di sebelahku mengundang birahi.

“Capek yah ko. Pasti pengen dipijat,” kata Esti membuyarkan lamunanku.

“Bangunnya tadi pagi banget. Kan harus mengejar pesawat,” sahutku datar.

“Pegel bagian mana ko. Sini biar Esti pijatin,” perkataan Esti cukup mengagetkanku. Tidak pernah menyangka, dia berani menawarkan pijatan di tubuh. Padahal suaminya tidak berada jauh dari kami. Aku pun mencoba membaca suasana. Rully suami Esti sedang berbincang dengan isteriku. Posisi tubuhnya membelakangi kami.

“Ga enak kelihatan suami kamu nanti,” aku coba mengingatkan Esti.

“Biarin aja ko. Sedang ngobrol sama isteri koko,” Esti meyakinkanku. Tangannya langsung meraih pundakku. Ia memintaku untuk merahkan badan ke samping kiri. Posisiku otomatis menyamping. Tidak memungkinkan untuk melihat keberadaan suaminya, dan isteriku. Sedangkan tangan Esti dengan lincahnya langsung memijat bagian belakang tubuhku.

Pijatannya terasa enak. Memang bukan pemijat professional, tapi sudah cukup membuat realeks. Awalnya memijat hingga bagian pinggang. Sesekali mengelus tubuhku bagian belakang hingga belahan pantatku. Aku sempat tersentak dengan perlakuannya. Mataku meliriknya, dan hanya dibalas senyuman tipis dihiasi gigi ginsul serta lesung pipinya.

Tangan lembut adik isteriku terasa membelai bagian belakang tubuhku. Jarinya mulai usil. Kadang meraba hingga bagian dada melewati sela ketiak. Sesekali jarinya menyentuh pentil susuku. Perlakuan Esti semakin membuat aku tidak tahan. Nafsu mulai bangkit. Tetapi masih ada rasa takut, kalau suaminya lihat.

“Jangan Esti. Nanti suami kamu lihat,” kataku mengingatkannya, ketika tangannya mulai meraba dadaku. Peringatanku hanya ditanggapi dengan santai oleh Esti. Bahkan ia melemparkan senyuman, dan ketawa kecil.

“Hehehehe… tenang aja ko. Suamiku sedang ngobrol serius dengan cici,” jawab Esti.

Leherku sedikit aku putar ke arah kanan. Rully terlihat menghadap ke tubuh isteriku. Sedangkan kepala isteriku terdongkak ke belakang ditahan ujung kolam renang. Keduanya seperti melakukan aktivitas. Bukan ngobrol. Karena sempat kulihat sepintas, justru mata isteriku menyipit.

“Ga usah dilihatin ko. Nikmatin pijatan aku aja,” ucap Esti langsung mendorong wajahku untuk memandang lurus.

Tidak ada lagi pijatan yang diberikan Esti. Tetapi elusan tangan lembut yang menjalar hampir di seluruh tubuhku. Bahkan tangannya sudah mulai berani mengelus hingga paha. Kurasakan beberapa kali tangannya mencoba mencari celah diantara celana renangku. Kubiarkan apa yang dilakukannya.

Sebenarnya khawatir kalau suaminya melihat aktivitas kami. Tapi Esti sendiri tetap santai memperlakukanku. Bahkan tangannya semakin berani. Usapannya masuk disela celana renang hingga belahan selangkangan. Tentunya aku terkejut, dan mencoba menarik tangannya. Apalagi elusannya hampir menyentuh telur punyuh di pangkal kontolku.

Saat tanganku mencoba menghentikan aktivitasnya, Esti justru seketika sudah berada di depanku. Aku pun terkejut, dan mulutku ingin bersuara. Tetapi jari tangan Esti berada di atas hidung. Ia mengisyaratkan agar aku diam.

“Koko nikmatin aja. Ga usah memikirkan yang lain,” perkataan Esti membuat aku diam.

Sebetulnya aku yang memiliki fantasi seks yang besar dengan Esti. Tapi dalam liburan ini, justru Esti yang mulai mempermainkanku. Tentunya membuat aku heran. Apakah isteriku yang mengatur semuanya, atau justru Esti dan suaminya yang sudah merencanakan.

“Jangan-jangan, Esti dan suaminya mempunyai fantasi seks yang sama denganku,” gumamku dalam hati.

Diamku membuat tangan Esti semakin nakal. Adik iparku itu, mulai memasukkan tangannya ke celana dalamku. Sekali tangkap, langsung kontolku yang mulai keras didapatkannya. Itu semakin membuatku terdiam, tanpa berbuat apa-apa. Bahkan terkesan memberikan kebebasan untuk tangan Esti memperlakukan kontolku.

“Panjang, besar, dan bengkok yah ko. Pasti kalau masuk ke memek enak,” bisik Esti di sela aktivitasnya mengocok kontolku.

Pikiranku jadi kacau. Awalnya aku dan isteriku yang ingin menjebak Esti mewujudkan fantasi seksku. Tapi sekarang justru aku yang terjebak permainan Esti. Di tengah kebingungan, aku tersadar. Mencari posisi isteriku. Apa yang sedang dilakukannya bersama dengan Rully adik iparnya.

Ketika hendak memalingkan wajah ke arah isteriku, tangan Esti dengan cepat mencegahnya. Ia memberikan isyarat untuk aku diam dan tidak bergerak. Sedangkan tangan kanannya mulai mengocok naik turun kontolku. Perlakuannya membuat kontolku semakin keras. Nafsuku semakin naik.

Tidak ada pilihan lain, kecuali menikmati perlakuan Esti. Kesempatan itu pula aku gunakan untuk menyentuh susunya yang besar. Meski masih dilapasi kain bikini, permainan tanganku di susunya membuat tersentak. Bukannya marah, tapi malahan ia melebarkan senyumnya. Pertanda aku diperbolehkan untuk memainkan susunya.

Kesempatan itu tidak aku sia-siakan. Semakin cepat kocokan tangan Esti di kontolku, semakin aku memainkan susunya. Sesekali sempat jariku memainkan dan memelintir putting susunya yang sudah mulai menonjol di antara bikinya. Tangan kiri mulai beraksi. Sasaranku celana bikini yang berbentuk V.

“Salah sendiri memancing birahiku. Sekarang aku punya kesempatan menjamah tubuh kamu Esti,” kataku dalam hati.

“Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……,” mulut Esti mulai mengeluarkan desahan pelan, ketika tanganku sudah sampai di lubang memeknya. Aku hanya mengelus lubang memeknya dari luar celana bikinnya.

Celana bikinnya berbentuk V. Satu helai kain tipis yang menutup memeknya. Celah itu memberi kesempatan jariku, untuk menyentuh langsung memeknya. Kuelus pelan lubang memeknya yang terasa mulai basah. Terkadang aku masukkan jari, dan keluar yang dilanjutkan dengan menaikkan ke atas menuju klitos.

Sststststsss….. ehehememe……

Desisan lembut keluar dari mulut Esti. Itu membuat Esti semakin bersemangat mengocok kontolku. Perlahan aku mulai terbuai dengan kocokan adik iparku. Tentu saja rangsangannya membuat aku semakin keenakan. Bahkan kepala kontolku hendak meledakkan sesuatu keluar.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh…Sststststsss….. ehehememe……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

Lenguhan dan desahan kami mulai bersahutan. Sangat pelan, karena masih menjaga agar tidak terdengar orang lain. Tusukan jariku di memek Esti semakin cepat. Itu membuat Esti beberapa kali mengangkat pantatnya. Sedangkan aku, semakin merasakan nikmat di ujung kontol.

“Ooouwwhhhhh… sepertinya aku sudah mau sampai,” bisikku pelan ke Esti.

“Sststststsss….. ehehememe…… tahan sebentar ko. Kita sama-sama mencapai puncak,” Esti menyahut pelan. Matanya terpejam, tetapi pantatnya sedikit bergerak-gerak. Seperti orang yang ingin mencari sesuatu.

Sststststsss….. ehehememe…… Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss…..

Crreeeeeeeeeeeeeeeeeeeet…… Crreeeeeeeeeeeeeeeeeeeet…… Crreeeeeeeeeeeeeeeeeeeet…… Crreeeeeeeeeeeeeeeeeeeet……

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh…

Jari tanganku mulai dipenuhi cairan memek Esti. Adik iparku terlihat memejamkan matanya. Kepalanya sedikit terdongkak ke belakang. Perlahan aku menarik jari keluar dari lubang memeknya.

“Sststststsss….. ehehememe……,” hanya lenguhan yang keluar dari mulut adik isteriku itu.

“Gantian yang ko. Sekarang koko diam. Aku akan buat koko keluar,” ucap Esti lembut, setelah berhasil menikmati orgasmenya.

Sekarang aku memposisikan diam. Membiarkan Esti dengan bebas bermain di kontolku. Sesekali Esti menyelam dan langsung mengulum kontolku. Meski tidak lama, tetapi sensasi yang diberikan luar biasa. Aktivitas tangannya mengocok kontolku semakin cepat. Itu membuat aku semakin tidak keruan. Ujung kontolku terasa ingin meledak.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh…

“Aku sudah ga tahan. Sststststsss….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh… oouuwwhhhhhhhhhhoouwwwhhhhhh……………,” erangan pelan akhirnya keluar dari mulutku. Bersamaan dengan jebolnya pertahanan di ujung kontolku.

Crrooooottttttt……… crreeeettttttttt…….. creeeeetttttt…….. crrooooottttttt… crrooooottttttt... crreeeettttttttt…….. creeeeetttttt……..

“Enak banget sayang. Kamu bisa membuat pejuku keluar dengan tangan. Untung aku tahan dengan celana renang, jadi tidak bertebaran ke permukaan kolam,” ujarku setelah kondisi tubuh sudah mulai stabil. Orgasme yang kuraih benar-benar membuat nafas hampir putus. Namun dengan cepat, aku mampu menguasai diri.

“Tenang ko. Waktu kita masih panjang. Masih ada dua hari lagi kita berada di sini,” bisik Esti pelan.

“Maksud kamu gimana. Jangan sampai suami kamu dan isteriku tahu yah,” kataku sedikit ketakutan kalau dia menceritakan kejadian yang kami alami.

Esti sendiri tidak menjawab. Ia hanya memancarkan senyum andalannya yang memperlihatkan lesung pipi dan gigi ginsulnya. Dia langsung berlalu keluar dari kolam renang sambil mengedipkan sebelah mata. Aku langsung mengikutinya keluar dari kolam renang. Ia mengenakan kimono handuk yang dibawa, aku pun berusaha mengeringkan badan.

“Tenang yah ko. Ini baru awal. Nanti koko pasti bakal dapat banyak kejutan,” ucap Esti berlalu di hadapanku untuk menyambangi suaminya yang juga berjalan mengarah ke kami. Aku lihat isteriku mengikuti Rully untuk berjalan menuju ke arahku.


JULIA

POV Julia

Kolam air panas menjadi pilihan kami untuk merendam diri. Ditemani Esti adik kandungku, aku berendam untuk menghilangkan rasa penat. Setelah berenang mengitari kolam, aku mencari sudut yang nyaman untuk istirahat. Sembari istirahat, aku memanjakan diri sambil ngobrol ringan dengan adikku.

Cukup lama kami ngobrol, akhirnya kulihat suamiku sudah berada di kolam. Ia memilih untuk bersantai di tepi kolam. Sudut kami bersantai berbeda. Tetiba Esti perlahan pergi meninggalkanku. Ia beralasan ingin istirahat di sudut lain. Posisi dia dalam sekejap langsung digantikan Rully suaminya yang tidak lain adik iparku sendiri.

“Enak yah ci bisa santai begini. Kalau ada anak-anak, pasti cici ga bisa seenjoy ini,” ucap Rully yang langsung mengambil posisi di sebelahku.

“Yang pasti bisa relaks,” jawabku singkat.

Rully terus berusaha untuk mengajak aku berbincang. Ia memulai perbincangan dengan tema ringan. Tidak ada kecurigaanku terhadap dia, ketika mengambil posisi duduk di sebelahku. Usaha suami adik kandungku ternyata berhasil. Dia menggiring aku untuk mengikuti setiap tema obrolan yang dilontarkannya.

Dalam beberapa situasi, aku terpancing menanggapi serius obrolannya. Tidak terasa, obrolan kami sudah mengarah pada kehidupan pribadi. Tepatnya soal hubungan seks. Harus aku diakui, Rully memang pandai dalam membawa suasan. Itu membuat aku realeks dalam obrolan dan tidak merasa canggung.

Usahanya mengorek kehidupan seks keluargaku, nampaknya berhasil. Aku terus menimpali setiap pertanyaannya. Termasuk ketika ia bertanya soal gaya apa yang paling disuka. Apakah pernah melakukan oral seks. Bagaimana koko bisa memberikan kepuasan seks, sehingga kehidupan kami terlihat lebih romantasi dan bahagia.

“Cici pernah dioral,” tanya Rully singkat.

“Mulai kepo yah. Kamu sendiri emang sering oral Esti,” aku bertanya balik.

“Esti paling senang ci. Apalagi kalau clitosnya diisep, dan digesek, sudah blingsatan dia,” jelas Rully.

“Kalian pasti mainnya bringas yah. Masih enak, anak kalian masih kecil. Apalagi di rumah ga ada orang, bisa teriak sepuasnya,” sahutku lagi.

“Tetap harus hati-hati ci. Kadang pengasuh anakku suka nginap, jadi suara mesti dipelanin,” Rully setengah berbisik ke telingaku.

Angin yang bertiup bersamaan dengan suara bisikan Rully membuat geli. Sontak membuat birahiku perlahan naik. Apalagi Rully terus memancing dengan perbincangan tentang hubungan seks. Tidak terasa, memekku mulai lembab. Apalagi mendengar cerita Rully, ketika ia berhasil membuat Esti orgasme dengan kocokan tangannya.

Kegalauan birahiku yang mulai naik, ditangkap oleh Rully. Ia berinisiatif untuk menggerakkan tangannya ke pahaku. Lembut belaiannya membuat aku hampir lupa diri. Tersadar belaian itu dilakukan adik iparku, aku berusaha mencegah tangannya untuk lebih nekat naik hingga ke paha bagian atas mendekati memekku.

Bukan Rully namanya, kalau tidak banyak akal. Ia terus berusaha membawa suasana kami masuk ke dalam fantasi seks. Bercerita bagaimana Esti bisa mendapatkan kepuasan dengan mulutnya. Bahkan tidak segan mengungkap gaya bersetubuh mereka yang sering nyeleneh. Aku sendiri baru tahu, ternyata Esti lebih dominan menguasai permainan dengan posisi di atas.

Sambil bercerita, tangannya bergerilya. Tidak pernah diam. Mengelus pahaku hingga ke atas mendekati memek. Bahkan tidak segan mengusap perutku yang ramping dihiasi sedikit lemak. Aku sendiri mulai terbawa ke fantasi seks melalui cerita Rully. Tanpa aku sadari, kupasrahkan diriku untuk terus diusap berkali-kali.

Bagian perut hingga ke bawah pusat. Paha hingga lipatannya yang berada di sebelah memekku. Kepalaku perlahan menonggak ke belakang. Menikmati setiap usapan tangannya di paha dan perut. Entah kapan, tiba-tiba tangan sebelah kirinya sudah mengusap memekku dari luar pakaian renangku.

Pakaian renang yang kukenakan dengan model v bagian bawah. Kain yang menutupi memek hanya tercetak persis di memek. Bahan yang digukan terbilang tipis, meski warnanya gelap. Tangan kanannya berada diperut dengan melingar dari belakang. Tubuhku seperti dipeluknya, dan memudahkan dia menurun dan menaikkan tangannya.

Tangan kirinya sudah mulai aktif mengusap lubang memekku dari luar pakaian renang. Sungguh aku mulai terbuai dengan rangsangan yang diberikan Rully. Sesekali aku memejamkan mata menikmati setiap belaian tangan Rully. Apalagi tangannya semakin berani naik hingga ke susuku yang mempertontonkan pentilnya.

“Sststststsss ehehememe….,” desahanku tertahan. Aku tidak ingin mengeluarkan suara yang lebih keras. Takut terdengar orang lain. Apalagi suamiku masih berendam di kolam yang sama. Tapi, suamiku ternyata sudah asik dengan Esti. Tanpa sengaja aku sempat melirik ke arah suamiku yang kini sedang duduk berhadapan dengan Esti.

“Apa yang mereka lakukan. Kenapa Esti memilih duduk di depan suamiku. Tangan Esti kenapa seperti bergerak-gerak di bawah,” pikiranku mulai menelitik aktivitas suamiku dengan Esti. Tapi tidak ada keberanianku untuk menghentikannya. Apalagi sekarang aku sudah sangat terangsang dengan aktivitas tangan Rully di memek, dan pentil susuku.

Sempat cemas dengan aktivitas suamiku dengan Esti, kini aku kembali terbuai dengan sentuhan tangah Rully di memekku. Ternyata sudah menyelinap masuk mengobok-obok memekku. Perlahan tangannya menggesek bagian dinding memekku yang diputar menaik ke atas hingga clitosku.

“Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh…” desahanku tertahan. Serangan Rully dari dua arah. Tangan kirinya aktif ngobok-obok memekku. Sedangkan tangan kanannya, kini memilin pentil susuku. Aku sendiri tidak menyadari, tangannya sudah menerobos masuk pakaian renangku berhasil menyentuh pentil susuku.

Nafasku mulai memburu. Birahiku mulai naik. Rangsangan yang diberikan Rully benar-benar membuat nafsu menggila. Kembali kupejamkan mata, untuk menikmati setiap usapan tangan Rully di memek, dan susuku. Tidak aku pedulikan lagi apa yang kini dilakukan suamiku dengan Esti adik kandungku.

Konsentrasiku kini untuk menikmati jari-jari Rully yang mulai masuk ke dalam lubang memekku. Telapak tangannya sengaja disetuhkan ke clitosku. Membuat sensasi yang luar biasa. Aku yang tadinya pasrah, mulai bereaksi. Tidak ingin dibilang kalah sebelum bertanding. Kuberanikan tanganku meraih kontol adik iparku.

Tidak disangka, ternyata kontolnya sudah keluar dari celana renangnya. Sejak kapan dia mengeluarkan kontolnya. Tapi aku sendiri tidak mau terlalu pusing. Langsung aku tangkap kontol yang mempunyai diameter hampir sama dengan milik suamiku. Mungkin lebih lebar sedikit, karena genggaman tanganku hampir tidak mampu menampungnya.

Kumainkan gerakan mengocok perlahan. Sedangkan Rully semakin bersemangat mengobok-obok memekku. Kami mulai menikmati setiap permainan diberikan. Saling memberikan kenikmatan yang tiada tara. Cairan memekku sudah mulai keluar. Itu membuat jari-jari tangannya lebih mudah masuk ke dalam lubang memekku.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss…..

Desahan pelan kami mulai bersahutan. Jari-jari Rully semakin cepat mengocok memekku. Entah siapa yang memulainya, bibir kamu sudah bersatu. Kami saling melumat satu sama lain. Lidah adik iparku kini mulai memasuki rongga mulutku. Aku pasrah dan memejamkan mata untuk menarima setiap serangan dari Rully.

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

Sststststsss….. ehehememe…… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

“Sedikit lagi Rul. Aku mau sampai….. Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..,” ucapku pelan, ketika Rully melepaskan kuluman bibir kami.

Slruuuuup…… sluuppppp….. Slruuuuup……

Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. ehehememe……

“Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. aku sampai…..,” ucapku.

Crrooooottttttt……… crreeeettttttttt…….. creeeeetttttt…….. Crrooooottttttt……… oouuwwhhhhhhhhhhoouwwwhhhhhh…………… aku mengeluarkan lenguhan panjang pertanda telah mencapai orgasme. Nafasku memburu seperti habis berolahraga. Rully memberikan kecupan lembut dibibirku, dan langsungku balas dengan lumatan.

Setelah mampu menenangkan diri, aku mulai membuka mata. Pikiranku melayang tidak keruan. Tidak pernah menyangka, suami adik kandungku mampu memberikan kenikmatan dengan tangannya. Aku sendiri merasa malu ketika bertatapan dengan Rully, tetapi ia hanya tersenyum cukup manis menampakkan aura pria sejati.

Tanpa disadari ternyata tanganku masih menggenggam kontol Rully. Rasanya malu sekali orgasme di depan adik ipar, tapi justru tanganku tidak ingin melepaskan kontolnya. Perlahan kugerakkan tanganku mengocok kontolnya. Ia hanya tersenyum yang selanjutnya bibirnya mengarah ke kupingku untuk membisikkan sesuatu.

“Nanti malam masih ada kejutan. Cici realeks aja, aku sudah atur semuanya,” bisiknya pelan.

“Kita udahan dulu yah ci. Koko dan Esti sudah menunggu kita,” sambungnya lagi, sambil memasukkan kontolnya ke dalam celana renangnya.

Ingin rasanya aku measukkan kontolnya yang sudah keras itu. Tapi bisikannya menyadarkanku, kalau suamiku dan Esti sedang menunggu. Akhirnya dengan rela aku melepaskan genggaman tanganku di kontolnya. Pengen rasanya kontol itu kumasukkan segera ke dalam memekku. Pastinya sangat penuh, karena diameternya jelas lebih besar dari milik suamiku.

“Kamu belum keluar. Masih kuat nahan,” balasku pelan. Entah setan dari mana yang merasuki jiwaku, sehingga berani mengeluarkan ucapan itu. Padahal situasinya sudah tidak memungkinkan. Esti sudah memasang kimono handuknya dan bersiap untuk kembali ke kamar. Aku dan Rully perlahan bangkit, untuk keluar dari kolam renang.

“Nanti malam ada pesta kecil,” bisik Rully ketika hendak meninggalkanku berjalan menuju isterinya.



Bersambung………………
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd