Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
character Julia pas bgt untuk dibikin main hati nih hu hahahaha, apalagi kl ternyata mereka melakukannya dengan sedikit rahasia tanpa harus sex di waktu yg sama ;););)
 
Ya kan fantasi jgn pakai hati....namun dr beberapa bab ada gejala mangarah kesana ...jd nanti akan melenceng dr fantasi tanpa hati....mungkin itu
hahahahaa, kira2 konfliknya sampai di mana yah suhu.

character Julia pas bgt untuk dibikin main hati nih hu hahahaha, apalagi kl ternyata mereka melakukannya dengan sedikit rahasia tanpa harus sex di waktu yg sama ;););)
hmmmm idenya memang yahut nih.

Kalau setiap saat ngseks sih
Bukannya akan terjalin chermistry
Walau tanpa obat perangsang?
Hayooo

Masih menanti Drama yang greget - greget
Biar tambah penasaran sama perubahan julia dan adiknya
sabar yah suhu. mungkin untuk penyesuaian aja pakai perangsang. belakangan apakah masih dipakai, atau tidak.
atau mungkin perangsang untuk penambah nafsu, agar seks semakin liar.
kita tunggu aja selanjutnya yah suhu....



mau update tipis buat suhu yang telah setia menunggu cerita dari nubie.
semoga berkenan, dan semakin membuat tread bisa berkelanjutan, karya nubie bisa terus berlanjut.

:adek::adek::adek::adek:
 
Renata Pramesti Dwiharyo

RENATA


POV Renata

Perkenalkan nama aku Renata Dwiharyo. Biasa di panggil Renata. Usiaku sendiri sudah menginjak 24 tahun. Baru menikah dengan Celvin Dwiharyo. Lahir dari keluarga dengan kemampuan ekonomi yang cukup baik. Papahku seorang pengusaha bidang kontruksi. Mamahku meski seorang berpendidikan tinggi, tetapi memilih tetap di rumah. Sesekali hanya membantu papahku di kantor, untuk mengecekan laporan keuangan, dan langsung melakukan audit.

Nama asliku Renata Pramesti. Memiliki nama khas Jawa, meski sebetulnya kami warga keturunan. Kakekku dulunya merantau ke Indonesia, dan menikah di ujung timur Pulau Jawa. Dwiharyo ditambahkan di belakang namaku, setelah menikah dengan Celvin. Seorang pria yang memiliki toko ponsel. Dia berhasil mengembangkan toko dengan membuka empat cabang di sejumlah tempat di kota S.

Tidak hanya memiliki toko ponsel. Suamiku memiliki beberapa koneksi di luar kota. Sering mengirimkan ponsel untuk koneksinya di luar daerah. Bahkan pengiriman dalam jumlah yang cukup besar. Usahanya yang dirintisnya sejak bangku kuliah sudah mendatangkan keuntungan besar. Kami merupakan teman satu kampus, namun beda tingkat. Celvin merupakan kakak tingkatku di kampus.

Bedanya, aku dipaksa orang tua untuk mengambil jurusan teknik. Teknik kontruksi jurusan yang kuambil. Papahku menginginkan salah seorang dari kami, meneruskan usahanya. Harapan besar sebetulnya kepada kakakku paling tua. Seorang lelaki yang tanpa sepengetahuan papahku justru mengambil teknik informatika. Ia berhasil menyamarkan jurusannya, karena mengambil kuliah di kota B. awalnya orang tuaku tidak menyadari, kalau kakakku mengambil jurusan teknik informatika.

Orang tuaku mengetahui teknik yang diambil jauh dari harapannya, ketika mengetahui kakakku magang di perusahaan kontraktor pemasangan tower telekomunikasi. Awalnya ayahku berpikir, Kakakku sebagai perancang kontruksi tower. Belakangan diketahui, dia merupakan teknisi peralatan telekomunikasinya. Sempat marah, namun akhirnya orang tuaku mengalah. Itu setelah Kakakku mengancam tidak mau pulang ke rumah lagi.

Mimpi papah menjadikan kakakku sebagai penerus usaha menjadi pupus. Itu terjadi setelah Mas Dean memilih berkarir di perusahaan multi nasional yang sangat terkenal. Memang mendapatkan gajih yang cukup besar untuk keahliannya. Tetap orang tuaku sebetulnya sangat berharap Mas Dean pulang, dan meneruskan usaha papah. Karena kejadian itu, aku dengan mbakku akhirnya dipaksa untuk kuliah mengambil jurusan teknik kontruksi.

Perusahaan kontruksi papah kini dikelola kami berdua. Mbakku berusia 30 tahun dan sudah mempunyai satu orang anak. Anak laki-laki berusia 5 tahun. Aku sendiri masih belum memiliki anak. Kami baru menikah 1 tahun yang lalu. Kesibukkan menjalankan usaha orang tua bersama mbakku, membuat aku sengaja menunda kehamilan hingga dua tahun pernikahan.

Suamiku sendiri sangat mendukung keputusanku. Apalagi ia sendiri sedang berusaha keras mengembangkan usaha yang dirintis sejak masa kuliah. Celvin merupakan pria berdarah campuran. Ayahnya seorang keturunan, sedangkan ibunya merupakan peranakan paling timur Pulau Jawa. Ayahnya menikah dengan ibunya, ketika mendapatkan tugas dari perusahaan. Akhirnya menetap di kota S, meski tidak memiliki jabatan yang tinggi. Pensiun dari perusahaan hanya menyandang jabatan sebagai seorang supervisor.

Keadaan orang tuanya yang hanya sebagai pegawai perusahaan, membuat Celvin yang kuliah jurusan ekonomi berusaha keras. Ia membanting tulang untuk mencari uang sendiri, demi melanjutkan kuliahnya. Tidak heran, gelar sarjana berhasil diraih dengan cepat. Setelah sarjana, suamiku memilih fokus menjalankan usahanya. Celvin melamarku untuk menjadi isterinya, setelah aku diwisuda. Usaiaku ketika itu menginjak 23 tahun. Kami sudah berpacaran sejak aku kuliah di semester 4.

Celvin sengaja cepat melamarku, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Stress yang aku alami, akibat berkuliah tidak sesuai keinginan, membuat aku terjerumus dalam kehidupan malam. Ketika masa kuliah, aku sudah terbiasa dugem, dan minuman keras. Tentu itu kulakukan tanpa sepengetahuan orang tuaku. Bertemu dengan Celvin, ternyata tidak bisa merubah keadaan. Celvin terlalu baik, sehingga tidak ingin merusak kesenanganku.

Selama berpacaran, ia cenderung menuruti keinginanku. Soal keuangan, aku tidak perlu membebankan ke Celvin. Jatah bulanan yang diberikan orang tuaku, sangat cukup. Bahkan memiliki banyak sisa yang bisa dihabiskan untuk acara dugem kami. Celvin yang mengetahui karakter dan sifatku, cenderung menuruti keinginanku. Meski beberapa kali, dia mengingatkanku untuk tetap berhemat, agar nanti punya tabungan ketika sudah berkeluarga.

Kelembutan hati Celvin perlahan membuat aku luluh. Aku semakin takut kehilangan dia. Untungnya, Celvin sangat memahami perasaanku. Ia terus memberikan dukungan, agar aku bisa cepat menyelesaikan kuliah. Tidak ingin aku tertekan dengan pelajaran kuliah yang tidak sesuai dengan keinginanku. Berkat dukungan dari Celvin, aku justru memiliki semangat untuk secepatnya menyelesaikan kuliah. Waktu lima tahun berhasil aku tempuh, untuk keluar dari perguruan tinggi.

Celvin merupakan laki-laki yang cukup bertanggung jawab. Ia selalu mengawal aku, ketika sedang dugem. Ketika mabuk, ia tetap dengan setia menjagaku. Sampai pada akhirnya, aku mabuk berat. Ketika itu, aku sudah menyusun proposal skripsi. Aku mengalami tingkat stress yang tinggi. Malam itu memutuskan untuk mengajak Celvin untuk pergi ke sebuah club. Kami berdua minum sepuasnya. Terlalu banyak mengak minuman keras, membuat aku kehilangan kontrol.

Malam itu, Celvin mengajakku ke rumah sederhana yang berhasil di belinya dari hasil usaha. Celvin sendiri sudah menyelesaikan sarjana, dan fokus mengembangkan usaha. Ketika sampai, aku mengeluarkan seluruh isi perut. Pengaruh minuman keras membuat kepala sangat berat. Perutku mual dan sangat tidak enak. Tidak heran, akhinya seluruh isinya kutumpahkan di ruang tamu Celvin.

Pakaian seksi mini dress bertali satu sebatas paha milikku, terkena muntahanku. Celvin malam itu panik. Ia merebahkanku di sofa ruang tamu. Perlahan dibersihkannya ruang tamu, dan tubuhku. Pakaian berwarna merah milikku, akhirnya dilepaskannya. Tubuhku hanya ditutupi celana dalam seamless briefs berwarna biru. Model celana tidak memiliki jahitan tepi. Biarpun tidak dilengkapi dengan jahitan tepi, tetap aman dikenakan dengan dress.

Susuku ditutupi bra model strapless berwarna biru. Senada dengan celana dalam yang aku kenakan. Bra yang dirancang tanpa tali dengan kawat yang kuat. Sangat cocok dengan mini dress bertali satu sebatas paha yang aku kenakan. Tidak ada tali bra yang mengait melintasi pundakku. Bra itu hanya menutup bagian susuku yang melingkar ke bagian belakang tubuhku. Tidak mudah melorot, karena dilengkapi dengan kancing pengaman yang ukurannya disesuaikan dengan lebar dada.

Kepalaku masih terasa sangat pusing. Membuat aku sendiri tidak mampu menyadarkan diri. Selama pacaran dengan Celvin, urusan ciuman bibir, saling melumat sudah biasanya. Kami melakukannya hingga oral. Selama itu, Celvin tidak pernah sampai menelanjangiku. Batasnya hanya oral seks di memekku, tanpa membuka seluruh pakaian, atau mulutnya mengisap, dan menyedot susuku.

Tetapi berbeda dengan malam itu. Pengaruh minuman keras membuat aku tidak dapat berpikir. Celvin yang berusaha membersihkan seluruh tubuhku, mengusap dan menyapu dengan handuk hangat. Dengan lembut usapannya menyapu seluruh tubuhku. Usapan Celvin, ternyata mampu mendapatkan birahiku. Tanpa disadari, aku sendiri langsung melumat bibir Celvin. Dengan ganasnya seluruh rongga mulutnya, aku sapu menggunakan lidah.

Mendapatkan perlakuan seperti itu, tentu Celvin memberikan balasan. Lama kami beradu mulut, Celvin membangunkan tubuhku. Digiringnya tubuhku ke tempat tidurnya di dalam kamar. Aku hanya mengikuti Celvin, sambil mulut kami terus saling beradu. Tangan Celvin mulai menjelajah seluruh tubuhku. Susuku diremas, dan pentilnya dipilin menggunakan jari. Sedangkan tangan satunya, sudah menggesek-gesek memekku dari luar celana dalam.

Pengaruh minuman dan rangsangan yang diberikan Celvin, semakin memancing birahiku. Tanganku bergerak cepat melepaskan kaos yang digunakannya. Sasaran selanjutnya, celana berbahan wool-flanel aku pelorotkan. Celana dalam hicoop brief miliknya kuturunkan ke bawah. Peraduan mulut kami semakin ganas. Aku yang terpengaruh dengan minuman keras, menjadi semakin terangsang, dan binal. Mulutku mencumbui tubuh Celvin hingga akhirnya, kontolnya yang keras menjadi sasaran.

Kulumat dan kukulum seluruh batang kontol Celvin. Tanganku membantu lumatan mulutku dengan gerakan mengocok. Pikiranku sudah hilang. Kepuasan yang mendesak ingin cepat diraih. Celvin menepi ke ujung tempat tidur ukuran besar miliknya. Ia mengambil posisi duduk, untuk memudahkanku mengocok kontolnya dengan mulut. Kedua tanganku bertumpu pada pahanya, untuk membantu mulutku yang sedang mengocok kontolku.

sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

Lenguhan tertahan keluar dari mulut Celvin. Tangannya mulai aktif. Kancing braku langsung dilepaskannya. Susuku berukuran 36C dengan putting berwarna coklat muda terpampang jelas dihadapannya. Jari tangannya terus memainkan putting susuku, sehingga membuat aku semakin kegelian. Perlakuan Celvin benar-benar membuat birahiku semakin memuncak. Tidak ada pikiran lain, selain saling memberikan kepuasan. Celana dalamku sudah mulai lembat. Terasa tetesan cairan mulai keluar dari memekku.

“sststststsss….. Ooouwwhhhhh… sayang, aku sudah ga kuat,” ucap Celvin kepadaku. Ia mengangkat kepalaku. Direbahkannya tubuhku ke tempat tidurnya. Secepat kilat celana dalam seamless briefs berwarna biru dilepaskannya. Kini tubuhku polos tanpa sehelei benang menutupinya. Lidahnya langsung bermain di memekku yang basah. Dijilatinya muara lubang memekku hingga clitosnya. Itu membuat aku semakin terbuai dengan naiknya nafsu birahi.

sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

Desisan dan lenguhan tertahan terus keluar dari mulutku. Memekku mulai dibanjiri cairan yang keluar. Lidahnya tidak memberikan ampunan dan terus menjulur hingga masuk ke dalam lubang memekku. perlakuannya membuat aku semakin terlena. Tidak ada pikiran lain yang merasuki, kecuali mendapatkan kepuasan. Aku tangkap kepalanya, dan kunaikan hingga sejajar dengan wajahku. Pahaku terbuka dengan posisi mengangkang, mataku terpejam.

Kontolnya menggesek-gesek mulut memekku. Menimbulkan sensasi yang luar biasanya. Memekku seperti ingin dimasuki benda tumpul yang keras. Gesekan kontolnya di lubang memekku, membuat nikmat yang kami rasakan. Perlahan tidak lagi menjadi gesekan, tetap kontolnya mulai terdorong masuk ke dalam memekku. Kepala kontolnya berhasil menyeruak masuk. Seolah tidak sadar, dan kerasukan setan, pantatku justru memberikan gerakan membuat kontolnya semakin masuk ke dalam.

Setengah batang kontolnya sudah mulai memasuki lubang memekku. Namun mengalami kesulitan seperti tertahan sesuatu. Aku sendiri hanya bisa memejamkan mata, merasakan ada sesuatu yang perlu ditahan. Celvin mencoba mengocok pelan batang kontolnya di memekku. Ia tidak memaksa langsung menerobos, tetapi menunggu hingga cairan memekku semakin keluar. Kocokan kontolnya justru membuat aku semakin lupa diri. Lupa kalau sebentar lagi mahkota hidupku yang paling berharga segera hilang.

“sststststsss….. Ooouwwhhhhh…,” aku mendesis dan melenguh menahan kenikmatan.

“Kamu sudah siap sayang,” kata Celvin disela desisan dan lenguhanku, menahan nikmat.

Mendengar ucapannya, justru kepalaku memberikan anggukan tanda persetujuan. Setan dari mana yang merasuki jiwaku, aku justru mengizinkan Celvin mengambil mahkota perawanku. Didorongnya kontol ukuran 15 cm dengan diameter 4 cm itu lebih dalam. Sekali hentakan, berhasil menembus pertahananku mahkota hidupku. Mataku terpejam yang perlahan keluar tetesan air mata. Mulutku mulai mengiris menahan sakit yang disebabkan jebolnya keperawananku. Pikiranku menerawan antara sadar dan tidak. Keperawananku sudah diambil Celvin, pacarku sejak 2 tahun lalu.

“Sakit….aacchhhhhh…..,” mulutku mengeluarkan suara pelan, ketika kontolnya menembus lubang memekku paling dalam. Resmi sudah keperawananku hilang. Celvin hanya mendiamkan kontolnya berada di dalam memekku. Tidak ada gerakan yang dilakukan. Ia menunggu reaksiku yang masih meringis menahan sakit. Sedangkan dari memekku terasa ada cairan yang keluar. Perlahan Celvin sudah menempelkan bibirnya ke bibirku.

Awalnya aku tidak memberikan respon. Masih konsentrasi menahan sakit di lubang memekku. Dilumatnya bibir bawahku beberapa kali. Lidahnya perlahan masuk hingga rongga mulutku. Aku hanya pasrah menerima serangan lidahnya di dalam mulutku. Sakit yang kurasakan di lubang memekku perlahan mulai mereda. Serangan lidahnya aku sambut. Lidahku kini ikut bermain, terkadang menyeruak masuk ke dalam mulutnya. Aku sudah merasa lebih nyaman dengan keberadaan kontolnya di dalam memekku.

Celvin mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur. Tubuhku hanya diam tanpa memberikan respon. Rasa nyeri sebetulnya sudah hilang, tetapi aku belum mendapatkan rasa nyaman dari kocokan kontolnya di memekku. Kocokan kontolnya sangat pelan, untuk memberikan gesekan ke dinding memekku. Perlahan memekku kembali basah. Kontolnya yang mengocok pelan, mampu memberikan rangsangan setelah menahan perih. Kini pinggulku mulai mengimbangi gerakan pantat Celvin.

Ooouwwhhhhh… sststststsss….. Ooouwwhhhhh… sststststsss…..

Lenguhan dan desahan kami mulai bersahutan. Kocokan kontol Celvin mulai terasa memberikan kenikmatan di lubang memekku. Mataku yang tadinya berair, kini mulai mengering. Justru berganti mata sayu yang menikmati setiap hentakan kontol Celvin di lubang memekku. Aku baru menyadari ternyata ngentot itu sangat nikmat. Padahal kami sudah sering saling memuaskan yang diakhir dengan saling oral. Tetapi belum berani mencoba hingga memasukkan kontol ke dalam memek.

Setan yang memasuki tubuhku malam ini, justru menggoda untuk melakukan lebih. Aku sendiri tidak kuasa menolak kontol Celvin menghujam ke dalam memekku. Meski awalnya merasa sedikit perih, lama-kelamaan justru membawa kenikmatan. Pinggulku ikut bergoyang untuk semakin mendorong kontol pacarku semakin masuk ke dalam. Kenikmatan yang diraih dari kentotan Celvin berbeda rasanya dengan petting atau sekedar oral.

Gerakan pantat pacarku semakin cepat. Kontolnya menyodok ke dalam memekku diselingi hentakan. Itu membuat kontolnya masuk lebih dalam hingga menyentuh mulut rahimku. Aku semakin tidak keruan. Badanku bergoyang-goyang meliuk mengikut hentakan kontolnya di ujung memekku. Hampir 10 menitan Celvin menggoyang dengan kecepatan tinggi. Akhirnya membuat aku semakin tidak tahan.

Creeeeetttttt…… crrrrrrreeeeeeeeeeeettttt……….

“Ooouwwhhhhh… aku sampai sayang,” mulutku mengeluarkan kata dengan pelan. Seluruh tubuhku mengejang. Pantatku terangkat, kontol Celvin semakin terbawa masuk lebih dalam. Ia menghentikan kocokan kontolnya, untuk memberikan kesempatan aku mendapatkan orgasme yang maksimal. Nafasku memburu seperti orang yang habis olahraga berat. Keringan perlahan mengucur dari sela-sela kulit putihku.

Kontol pacarku dibiarkan menusuk hingga mulut rahimku. Ia tidak menggerakkan pantatnya sama sekali. Ditunggunya hingga nafasku berangsur normal. Ciuman langsung mendarat di bibirku. Aku langsung melumat mulutnya. Lidahku menyeruak masuk hingga rongga tenggorokan. Kenikmatan yang baru kuraih, sangat sulit kuceritakan. Hanya lumatan dibibirnya dengan ganas kulakukan, sebagai ungkapan kenikmatan orgasme yang baru aku raih.

Nafasku mulai teratur. Celvin langsung menggerakkan pantatnya. Gerakan untuk menusukkan kontolnya semakin dalam di lubang memekku. Lubang memekku merasakan gelian yang amat sangat. Batang kontolnya mengobong-obok dinding memekku. Kepala kontolnya berhasil menembus hingga mulut rahim. Tanpa terasa memekku mulai lembab. Cairan memekku mulai mengucur keluar membasahi batang kontolnya. Itu semakin memudahkan kontol Celvin untuk mengocok dinding memekku.

Ooouwwhhhhh… sststststsss….. Ooouwwhhhhh… sststststsss…..

Mulut kami mengeluarkan suara bersahutan. Sekitar 5 menitan genjotan kontolnya masih sangat pelan. Merasakan jepitan dinding memekku yang baru mencapai orgasme. Secara perlahan, kecepatan kocokan kontolnya di lubang memekku semakin cepat. Disertai dengan suara lenguhan kami yang bersahutan. Suara dari mulut kami menambah kebisingan di kamar ukuran yang tidak terlalu besar. Goyangan pantatku turut mengimbangi setiap tusukan kontolnya di memekku.

Hampir 15 menit ia menggejot memekku dengan sangat cepat. Badanku turut meliuk-liuk seperti ular mengikuti setiap gerakan kontolnya. Kenikmatan hampir aku raih kembali. Memekku mulai membahasi kontolnya. Semakin lama menjadi licit. Otot memekku sudah semakin erat mencengram batang kontolnya. Dari ujung mulut rahimku seperti ingin meledakkan sesuatu. Cairan kenikmatan yang keluar dari memek wanita.

Creeeeetttttt…… crrrrrrreeeeeeeeeeeettttt……….

“Aku dapat lagi….. Ooouwwhhhhh…,” eranganku terdengar cukup keras. Hujaman kontol Celvin dibuat semakin dalam. Dinding memekku terasa menyentuh batang kontolnya. Menjempit dengan keras bersamaan dengan orgasme yang aku raih. Nafasku langsung memburu, badanku terasa lemas. Bersamaan dengan itu, Celvin langsung menghujamkan kontolnya begitu dalam ke lubang memekku. Menyentuh ujung lubang memekku. Celvin langsung mencabut kontolnya, dan mengarahkan ke mukaku.

Crrrooooottttt……… crrrooooooooooooottt………. crrrrrrreeeeeeeeeeeettttt……….

“Aaaaccccccchhhhhh…..,” mulut Celvin mengerang dengan keras. Kepala kontolnya menyemprotkan sprema ke wajahku. Beberapa mengenai tepat di ujung bibirku. Menyemprotkan sperma ke wajahku memang bukan pertama kali. Setiap melakukan oral seks, Celvin menyemprotkan spremanya ke wajah, susu, pantat, atau perutku. Sprema yang mengenai ujung bibir, sudah biasa. Kadang aku jilat, sehingga terhirup masuk ke mulut. Tapi aku sendiri masih belum terlalu berani untuk mengak seluruh sperma yang disemprotkan kontolnya.

Pernah beberapa kali ia mencoba mengeluarkan spremanya di dalam mulutkku, tetapi aku tolak. Ketika sprema berceceran di ujung bibirku, aku hanya berani menjilatinya. Ada rasa yang aneh, sedikit asin. Mungkin karena belum terbiasa meminum sprema yang disemprotkan kontolnya. Tetapi aku pun tidak pernah menolak, kalau ia mengeluarkan sprema di ujung bibir. Setelah itu langsung disapu dengan tisu, dan sisanya aku jilati dengan lidah.

Pacarku langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelahku. Nafasnya masih terdengar memburu, bersahutan dengan hembusan udara yang keluar dari hidungku. Kutatap wajahnya yang penuh dengan kepuasan setelah menyemprotkan sprema. Sedangkan aku mulai tersadar atas apa yang kami lakukan. Hampir menangis, tetapi sengaja aku tahan. Tidak ada yang bisa disalahkan atas kejadian malam ini.

Kami ngentot tanpa ada paksaan. Bahkan aku sendiri melayani pacarku dengan penuh nafsu. Meski bisa dikatakan, awalnya dibawah pengaruh minuman keras. Aku mabuk berat, ketika Celvin membawaku pulang dari club. Sempat sedih ketika tersadar perawanku sudah hilang. Tapi aku tidak ingin terlihat oleh Celvin. Apalagi semua terjadi begitu saja. Tidak ada paksaan, dan jujur aku pun terdorong nafsu birahi yang memuncak.

“Maaf sayang. Aku khilaf melewati batas. Padahal kamu berusaha menjaga semuanya,” mulut Celvin mengeluarkan kata penyelesan. Aku hanya memanding wajahnya. Tidak ada kata yang aku keluarkan. Senyuman kecil aku berikan, meski sebetulnya masih bimbang. Percaya atau tidak, perawanku sudah hilang. Mahkota yang harusnya aku jaga hingga menikah dengan suamiku nanti. Tapi tetap aku menjaga, agar tidak menunjukkan kesedihan.

“Aku pasti akan bertanggung jawab. Selesai skripsi kamu, aku langsung melamar kamu menjadi isteriku,” ucap Celvin yang membuat aku sedikit lega. Aku hanya bisa berdoa, ia bisa memegang omongannya. Tidak berpaling dariku, setelah mendapatkan sesuatu yang paling berharga dari dirku.

Itu merupakan malam yang tidak bisa aku lupakan. Mahkota paling berharga dalam hidupku, berhasil direnggut pacarku. Awalnya aku berpikir, malam itu menjadi pertama dan terakhir ngentot dengannya. Namun Celvin terus meyakinkanku akan bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya. Akhirnya hatiku kembali luluh. Tidak bisa dihindari setelah kejadian itu, ngentot menjadi aktivitas rutin kami. Setiap bertemu, jalan ke suatu tempat, pastinya diakhirnya ngentot. Bisa di rumahnya, atau hotel. Tergantung dengan kesempatan yang kami dapatkan.

Terus-terusan ngentot dengan Celvin, membuat nafsu seksku semakin menjadi. Aku seperti orang yang haus akan hubungan seks. Tidak lagi menunggu Celvin mengajak aku ke hotel. Bahkan sering, ketika kami sulit menentukan waktu bertemu, hanya dilampiaskan melalui telepon seks. Ternyata aku berhasil mendapatkan orgamse, meski hanya melalui video call. Ketika bertemu, aku lampiaskan dengan gentot dengan pacarku. Nafsu seks semakin liar. Aku seperti perempuan yang hyper, butuh kepuasan. Mungkin pengaruh gen libido yang kumiliki.

Celvin membuktikan semua omongannya. Ia melamarku, tepat pada hari aku di wisuda. Orang tuaku memberikan persetujuan. Namun Celvin harus merelakan aku untuk tetap mengabdikan diri untuk keluarga. Tugasku membantu kakak perempuanku, untuk mengelola perusahaan kontruksi milik papah. Posisi Direktur Utama dipegang kakak perempuanku. Aku sendiri sebagai Direktur Operasional. Sedang papah menempatkan diri sebagai komisaris utama, didampingi kakak laki-laki yang memilih berkarir di perusahaan multi nasional sebagai komisaris.

Papah memang sempat marah, ketika kakak laki-lakiku memilih berkarir di perusahaan lain. Tetapi, ia tetap menyayangi anak laki-lakinya. Harapan kepada kakak laki-lakiku untuk suatu saat memegang kendali perusahaan, tetap disampaikannya. Kakakku sendiri masih meminta waktu, sambil mencari pengalaman di perusahaan lain. Pembicaraan itu disepakati, ketika kakakku datang bersama isterinya pada hari pernikahanku.

Sudah satu tahun aku menikah dengan Celvin. Tinggal satu tahun lagi sesuai janjiku, untuk memprogramkan punya anak. Kami mencoba memulai program anak dengan memperbanyak waktu bersama. Aktivitas di perusahaan sedikit aku kurangi. Apalagi perusahaan sudah berjalan sangat baik. Aku hanya mengatur, dan sesekali turun ke lapangan. Tidak seperti awal dulu yang menangani langsung setiap proyek yang didapatkan perusahaan. Meski begitu, kontrol tetap secara ketat dilakukan.

Menjelang akhir tahun, kami memilih berlibur ke kota B. Wilayah yang dikenal suhu dingin diujung timur Pulau Jawa. Kami berada di sebuah resort yang cukup terkenal. Dikelilingi kebun buah, dan taman bunga. Sekitar dua jam lebih jarak tempur dari kota S tempat tinggalku. Sekarang waktu libur panjang. Kami berlibur hingga 4 hari. Program punya anak kami mulai perlahan, meski resminya tahun depan. Itu hanya untuk membiasakan diri saling bersama, ketika program anak sudah dijalankan.

Hari ketiga liburan kami di kota B, tepatnya Sabtu, tanpa sengaja aku melihat sesosok perempuan yang sangat aku kenal. Meski jarang bertemu, tapi aku cukup mengenal semua tentang perempuan itu. Rambutnya, gaya jalannya, tubuhnya, hingga semuanya. Perempuan itu berada di lobi pendopo tempat resort tempat kami menginap. Awalnya aku ingin langsung menyapanya. Tetapi niat itu kubatalkan. Ada alasan yang cukup kuat membuat aku membatalkan niat itu, meski sebetulnya perempuan itu sangat dekat dengan aku.

Pria yang bersama dengan perempuan itu, membuat aku mengurungkan niat menyapanya. Akhirnya aku putuskan untuk tetap mengawasinya dari kejauhan. Pria itu mendekati perempuan yang aku kenal tadi, dan segera membawanya menumpangi mobil kecil. Mobil yang disiapkan pihak resort untuk mengantar tamu ke kamar yang disewa. Hubungan mereka tampak tidak biasa. Tangan pria itu merangkul perempuan hingga berada di atas mobil. Bahkan nampak seperti pasangan yang sangat romantis.

Perempuan itu bahkan terlihat sangat memanjakan diri kepada sang pria. Kebetulan villa mereka berada tidak jauh dari yang kami sewa. Suamiku yang mendampingiku hanya diam melihat tingkahku. Sengaja aku tidak menceritakan apapun dengan suamiku. Aku tidak ingin membuat keributan, sebelum persoalan jelas. Jangan sampai aku memergoki seseorang, namun tidak bisa membuktikan sangkaanku.

“Apa mungkin dia berselingkuh. Tapi rasanya tidak. Aku sangat mengenal dia,” bathinku bertanya dalam hati. Tetapi sangkaanku semakin mendekati kebenaran. Mereka hanya mengambil satu kamar resort. Kamar itu ditempat berdua. Pasangan bukan suami isteri. Pasti mereka akan melakukan sesuatu. Aku sendiri masih berpikir untuk rencana selanjutnya. Harus mempunyai bukti kuat, agar bisa memberikan informasi yang akurat kepada suami dari perempuan itu.


***

Liburan sekaligus berbulan madu untuk pemanasan sebelum program anak, sedikit terganggu. Itu setelah menemukan perempuan yang sangat kukenal memasuki kamar resort. Bukan persoalan dia ingin libura. Tapi persoalan pria yang bersamanya. Jelas bukan suaminya. Apa yang aku lihat, sangat mengganggu pikiranku. Tidak heran, hari terakhirku menghabiskan waktu liburan dengan suami, terpangkas untuk mengawasi sebuah villa di resort itu. Sebuah villa yang disewa perempuan dan pria tersebut.

“Apa gerangan yang mereka lakukan. Kenapa dia tidak bersama dengan suaminya. Kemana suaminya. Anak-anaknya dengan siapa,” pikiranku menerawang mencari jawaban. Apa yang aku lihat, harus terpecahkan sebelum menceritakan kepada seseorang yang sangat dekat denganku. Pandangan mataku tidak pernah lepas dari kamar resort yang disewa pria dan perempuan tersebut. Bahkan suamiku sendiri sempat bertanya, tetapi aku tidak memberikan penjelasan.

“Mamah lihatin apa sih. Dari tadi seperti ada sesuatu yang diperhatikan,” tanya suamiku yang melihat tingkahku.

“Nanti aja mamah cerita. Mamah masih ingin memastikan apa yang terjadi,” ucapku meminta pengertian kepada suamiku.

Sifat lembut suamiku sejak pacaran dulu memang tidak pernah berubah. Ia selalu berusaha memahamiku. Tidak pernah memaksa untuk meminta penjelasan. Tetapi, aku selalu berkomitmen menceritakan semuanya, apabila saatnya tepat. Itu pula yang mendasari suamiku selalau percaya dengan apa yang aku perbuat. Tidak pernah suamiku memprotes, namun sering mengingatkan untuk aku lebih menjaga sikap, berhati-hati, yang pasti demi kebaikanku sendiri.

Matahari sudah meninggalkan kota B. Gelap melanda sekeliling. Cahaya lampu memberikan penerangan yang cukup, meski sedikit redup. Suasana di resort memang dibuat seperti itu, untuk menambah ketenangan para tamu. Lampu yang menyinari sedikit redup, tetapi mampu memberikan penerangan yang cukup. Sepasang pria dan perempuan yang aku curigai, nampak keluar dari kamar. Mereka berjalan menuju mobil yang disiapkan resort untuk menuju lokasi parkir, atau pendopo.

Bergegas aku mengikut mereka. Suamiku tidak aku ajak. Aku hanya izin untuk mencari sesuatu. Ia mempersilakan, dan memperingkatkan untuk tidak lama. Sebuah mobil kecil terlihat melintas, dan menyinggahiku. Segera aku naik ke mobil itu, untuk menuju pendopo di depan pintu masuk area resort. Harapanku tidak ketinggalan jejak dari pria dan perempuan itu. Tentu saja, aku pun harus menjaga jarak, agar tidak terlihat.

Mereka ternyata menuju restoran resort. Aku turut masuk, dan tetap menjaga jarak. Kuperhatikan, mereka mengambil tempat yang jauh dari keramaian. Sebuah meja yang berada dekat kolam renang menjadi pilihannya. Sedang aku, mengambil tempat di dalam restoran. Sebuah jendela kaca menjadi tempat dudukku. Itu memudahkan aku untuk melihat ke arah mereka. Perempuan itu membelakangiku. Kesempatan itu, aku gunakan untuk mengambil beberapa foto. Hasilnya memang tidak terlalu jelas, karena cahanya remang-remang. Tetapi cukup menampakkan wajah si perempuan.

Bergegas aku meninggal tempat itu, untuk menuju kembali ke kamar. Beberapa foto sempat aku ambil, untuk memastikan tebakanku benar. Itu sebagai bukti, ketika aku memberikan informasi kepada seseorang yang kukenal. Perempuan yang merupakan isterinya, tidak sengaja terpergok olehku sedang berduaan dengan pria lain. Siapa pria itu, aku sendiri belum mengenalnya. Untuk membuktikan cerita itu, tentu aku harus punya sesuatu untuk ditunjukkan.

Suamiku sedang menunggu di sofa ruang tama kamar resort yang kami sewa. Ia menyambut kedatanganku tanpa bicara. Ditunggunya hingga aku duduk di sebelahnya. Wajahnya menatapku seperti ingin melontarkan pertanyaan. Sedang aku hanya memberikannya senyuman penuh arti tanpa bicara. Setelah merasa nyaman, aku mulai bercerita soal apa yang terlihat hari ini. Segera aku tunjukkan beberapa foto yang berhasil diambil dari restoran.

Wajahnya langsung memandangku dengan penuh pertanyaan. Sorot matanya tajam, seolah ingin mengetahui lebih banyak informasi yang aku dapatkan. Aku pun menceritakan apa yang terlihat sejak tadi siang hingga malam. Beberapa memang sengaja masih aku sembunyikan, termasuk ketika pria itu memberikan kecupan kepada perempuan. Sikap manja si perempuan terhadap pria, dan sesuatu yang belum bisa ditebak kebenarannya.

“Mamah yakin mereka punya hubungan istimewa,” ungkap suamiku, setelah mendengarkan semua ceritaku.

“Yakin sih belum. Kita belum mendapatkan bukti dia ngentot, atau melakukan hal yang mengarah pada perselingkuhan,” jawabku.

“Benar juga yah. Tapi kita harus bicara pelan-pelan sama kakak kamu. Jangan sampai dia mengalami depresi,” kata suamiku lagi.

“Itu memang sedang mamah pikirkan,” sahutku singkat.

Kami terdiam memikirkan cara untuk memberikan informasi kepada suami si perempuan yang kulihat tadi. Beberapa skenario sempat kami bahas, agar tidak membuat kegaduhan. Kupikir, pastinya akan terjadi keributan hebat. Tapi paling tidak, bisa diredam dan diselesaikan dengan jalan terbaik. Paling penting, kami bisa membantu menyelesaikan persoalan mereka. Tidak menjadi orang yang disalahkan, ketika memberikan informasi, meski itu kebenaran.

“Papah punya rencana datang ke kota B. Bukan kah sekarang mereka tinggal di kota itu. Ada beberapa relasi yang papah sudah janji pengen temuin,” ungkap suamiku. Ia memang sering mendistribusikan barang dagangan ke kota B. Suamiku mempunyai relasi dagang di beberapa kota yang secara rutin memesan barang dari toko. Kesempatan itu, ingin kami manfaatkan untuk berkunjung ke kota B.

“Setelah pulang liburan, nanti papah hubungi orangnya. Baru kita jadwalkan mengunjungi mereka,” kata suamiku lagi.

“Setuju. Tapi diatur waktunya dengan baik. Jangan bentrok dengan pekerjaan mamah di kantor,” sahutku kepada suamiku.

Aku dan suamiku sepakat untuk tidak menceritakan apa yang kami lihat kepada siapa pun. Bahkan termasuk keluarga besarku. Kami mencoba untuk memberikan informasi pertama kali kepada pria yang menjadi suami sah perempuan itu. Setelah itu, kami ingin mendengarkan reaksinya. Baru dapat disimpulkan, apa yang terjadi sebenarnya. Ketika memang bisa diselesaikan, kami sepakat tidak akan ikut campur. Kalau dibutuhkan, kami bersedia memfasilitasi untuk kebaikan bersama.

Apa yang aku dapatkan sudah cukup rasanya untuk ditunjukkan kepada pria yang merupakan suami dari perempuan yang kudapati tadi. Aku pun tidak lagi mengawasi kamar yang disewa mereka. Hanya sesekali pandanganku mengarah kesana, namun tidak menyelidik lagi. Aku khawatir, keberadanku justru tercium oleh mereka. Itu bisa menggagalkan rencana yang telah tersusun bersama suamiku.

Bersambung……

 
Terakhir diubah:
wah semakin seru.... kakak Renata adalah Rully.... selanjutnya kejebak kah pasangan Renata ini ?

seru juga kisahnya..... lebih parah ketiga pasangan ORGY :lol:
 
𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐮𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐡𝐮
𝐉𝐮𝐥𝐢𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐬𝐚𝐡 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐢𝐤 𝐢𝐩𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚 ...
𝐀𝐣𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐤𝐚𝐫 𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢𝐞𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐣𝐮𝐥𝐢𝐚𝐦𝐦 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐚𝐥𝐯𝐢𝐧
𝐚𝐤𝐮𝐫 𝐬𝐮𝐡𝐮 ....
𝐧𝐠𝐚𝐭𝐞𝐩 𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐧𝐢𝐡 ....
 
Bimabet
Jangan pake hati ahhh..malahbubar semua...kan masih family...
Konflik yg lain ajah lahhjh yg ringan tp seru....
Obat perangsang, dildo, gigolo, orgy..kurang jatah..dll
Jangan pake hati ajah..***lau boleh....

Kamsiah critane hu @Bogel_Trek
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd