Minggu, 27 Desember 2020, 20:01
Eka dan Nirina berada disebuah warung tenda kakilima. Mereka sedang menunggu sate Taichan pesanan mereka.
" Ka... Kalo menurut naluriku, pas Mega menyebut nama Johan, sepertinya ia ingin melakukan sesuatu. Aku ngga tau melakukan apa... Cuma.. Ya itu asumsi dari naluriku aja. " ucap Nirina
" Hmm... Johan mantannya Nona, anaknya Mega. Hubungannya kukira sederhana. Nona masih mencintai Johan dan Mega membela Nona. Jadi yaa.. Kukira ada sedikit kemungkinan Johan terlibat. Terlalu kecil malah. Motivasi Johan meninggalkan Nona pun mesti kita sibak. Siapa tau ada petunjuk penting yang membawa kita ke dokumen perjanjian yang dihilangkan, atau tepatnya disembunyikan Choirul. Ini kesempatan kita menemukan titik terang tempat penyembunyian barang bukti utama kasus ini.." ucap Eka bersemangat
" Jadi menurut kamu kita harus mepet Johan? " tamya Nirina
" Ya... Ngga semepet gitu juga sih. Intinya kita bisa dekat dan memperoleh keterangan yang kita perlukan. Satu kunci utama kita temukan.. Kunci yang lainnya akan tergantung di liangnya dengan baik... " ucap Eka lagi
Nirina membayangkan berbagai macam kemungkinan yang mungkin saja dia ambil sebagai sebuah keputusan untuk membongkar kasus ini. Kesulitan yang mereka hadapi adalah hilangnya dokumen perjanjian antara Choirul mewakili BUMN tempatnya bekerja, pihak investor, dan kontraktor proyek jalan tol tersebut. Jika dokumen itu tidak ditemukan pupus sudah harapan mengembalikan uang rakyat yang dicaplok Choirul.
" Hey... " ucap Eka menepuk pundak Nirina
Nirina tersenyum memandangi wajah Eka.
" Kita dikasih libur lho... 2 hari.. Terus kamu masih mikirin kerjaan? " tanya Eka
" Bukan itu yang aku fikirkan..." jawab Nirina
" Terus? " tanya Eka
" Aku lupa ngga bawa pakaian ganti termasuk pakaian dalam.." ucap Nirina beralasan
" Ya Ampuun... Ya sudah... selesai makan kita ke toko pakaian dekat kontrakanku... Dia buka sampe jam 11 malam kok..." ucap Eka
" Okay..." jawab Nirina
Pelayan tiba membawa hidangan pesanan mereka
" Silahkan mbak..." ucapnya ramah
Kedua aparat negara tersebut menikmati sate taichan sambil diiringi obrolan ringan.
" Pacar kamu ngga nelepon Rin? " tanya Eka
" Hmm... Ngga... Malah aku bersyukur kalo dia ngga telepon. " jawab Nirina singkat.
" Hlaah....?" Eka merasa heran
" Laki laki mental ayam kampung Ka... Ngga boleh liat betina langsung diuber terus dinaikin.... " ucap Nirina sambil
tersenyum
" Ummh... Tapi sorry... Aku ngga bermaksud... " ucap Eka
" Udahlah... Biarin.. Nasib kita sama... Jomblois.. Hihihi...." canda Nirina
Eka ikutan tertawa.
Tak lama kemudian mereka selesai menikmati makan malam mereka. Lalu mereka memutuskan buru buru ke toko yang disebutkan Eka.
Sesampai disana Nirina memilih pakaian tidur berupa lingerie model babydoll dan kimono berbahan lace yang cukup tipis, pakaian dalam yang dipilih pun sangat menggoda, tipis menerawang. Eka terbelalak melihat pilihan Nirina. Tak lupa ia membeli kaus santai ketat dan celana pendek model bicycle pants. Mereka juga membeli cemilan dan minuman ringan di minimarket didekat situ sebagai bekal ngobrol santai.
Selesai berbelanja mereka memutuskan pulang ke kontrakan Eka. Karena ingin segera mandi......
Sampai di kontrakan Eka.. Nirina menatap ruangan itu dengan kagum. Ngga mewah tapi ngga murahan. Fasilitas lengkap
" Ka... Sebulan berapa? " tamya Nirina
" 1,5 Rin..." jawab Eka
" Hmmm... Lumayan murah ya... Lengkap pula fasilitasnya..." ucap Nirina
" 1 hal yang pasti... Istirahat nyaman..." ucap Eka sambil membuka kemejanya dan kaus dalamnya
Kulit yang putih mulus bagai pualam terpampang menawan.
Nirina juga membuka kemejanya. Tanktop putih melapisi bagian dalam kemejanya. Mereka berdua membuka celana panjang dan hanya memakai celana dalam...
" Huuuffhh.. " desah Eka seraya menjatuhkan diri keatas kasur.
" Mandi dululah Ka... Gampang kalo mau tidur.." ucap Nirina
" Kamu duluan lah..." ucapnya sambil membuka laptop dan menyetel musik slow.
Nirina masuk kedalam kamar mandi dan menikmati guyuran air yang membasuh tubuhnya. Kulitnya yang putih tanpa cela merasakan aliran air yang membuat relax
" Rin... Aku masuk ya..." ucap Eka
" Iyaa..." jawab Nirina
Eka hanya memakai handuk dan melepasnya begitu saja didepan Nirina.
" Iih.. Kukit kamu kinclong... Perawatannya mahal pasti..." ucap Nirina kagum sambil membelai kulit lengan Eka...
" Ah make sabun biasa aja..." ucap Eka merendah
Eka membasahi tubuhnya dibawah shower. Lalu Nirina menyabuni tubuh padat itu dengan lembut. Keduanya saling menyabuni dan menatap tubuh masing masing.
" Gondrong..." ledek Nirina kepada Eka sambil mencolek bulu disekitar memek Eka diiringi tawa
" Iih.. Punya kamu kaya Tahu benteng... " balas Eka sambil memcolek memek Nirina diiringi tawa. Candaan melumcur diantara keduanya yang terdengar hanya tawa cekikikan dua gadis muda.....