“…Ja..., jaa..., jangaaann bang…” desis lirih Lia terdengar jelas di telinga Dino. Telapak tangan wanita muda itu menutupi bagian intimnya dari pandangan Dino. Dino membiarkan saja telapak tangan tersebut, wajahnya mendekat pada bagian belakang paha kiri Lia, mengecupinya, merayapkan lidahnya di sepanjang bagian belakang paha tersebut menuju dekik belakang lututnya. Bergantian pada paha kiri dan kanan.
Desahan wanita muda itu semakin sering. Kedua telapak tangannya beralih menggerumasi rambut di kepala Dino, lupa untuk menutupi wilayah intimnya. Jilatan Lidah Dino dari dekik di belakang lutut kiri menjalar turun di sepanjang permukaan belakang paha Lia kearah bawah.., perlahan diselingi kecupan-kecupan sporadis turun hingga pertemuan pahanya. Lidah Dino menjalar berputar-putar di sekeliling lepitan di kewanitaan lembut memerah muda itu.
Lalu…
“…Ah… aahh… aaahhh…” erangan beruntun terlontar keras dari bibir Lia saat bibir dan lidah Dino mengecup dan menjilati lepitan lembut miliknya. Pinggulnya tersentak-sentak seirama jilatan lidah Dino pada lepitan kewanitaannya. Genggaman tangannya pada rambut Dino semakin erat. Matanya mendelik hingga bagian putihnya saja yang terlihat. Sungguh amat hebat dera birahi yang tengah menjalari sumsumnya.
Jilatan demi jilatan dilakukan Dino pada lepitan yang semakin lembab dan beraroma khas tersebut, kadang lidah menggelitiki daging kecil disana, kadang lidahnya menjulur ke dalam menyelusupi seluruh permukaan pada bagaian dalam lepitan tersebut. Hentakan pinggul Lia semakin intens, semakin sering bagian dalam pahanya seolah-olah menampar wajah Dino. Kaki kirinya kini naik ke belakang punggung Dino, sehingga wilayah kewanitaannya semakin terkuak untuk di eksplorasi.
“…Ahh.. hhh… owh…” erang Lia keras. Tangan kirinya kadang berpindah mencekal erat pergelangan tangan kanan Dino yang melingkar dari bawah menapak pada perutnya. Beberapa kali wanita muda itu mengangkat wajahnya dengan bibir terbuka menatap pada selangkangannya yang tengah di geluti oleh bibir dan lidah lelakinya.
“…Ohh… Uhh…!!!” erangan demi erangan meluncur tak terbendung dari kedua bibir mungil Lia. Meningkahi gelinjang dan geliat tubuhnya didera gelombang birahi yang menggiringnya semakin dekat pada titik tak bisa kembali.
Kemudian Dino beringsut, menggerakkan tubuh bagian bawahnya kearah kepala wanita muda tersebut. Lalu mengamit pinggang Lia agar berbaring menyamping sehingga bagian pinggulnya tepat berada di hadapan wajah Lia. Kembali Dino melancarkan jilatan dan kuluman pada lepitan kewanitaan wanita muda itu dalam posisi saling berbaring menyamping.
Dirasakan Dino jemari lentik wanita muda itu meraba batang kejantanan miliknya yang telah tegap di balik bungkus pakaian dalamnya. Jemari itu mengurut dari luar pakaian dalam Dino, perlahan mengikuti bentuk memanjangnya. Lalu jemari wanita muda itu mengusur pakaian dalam terakhir yang di kenakan Dino, terus meloloskannya melalui kedua kaki Dino…!!!
Telapak tangan berjari lentik itu mulai mengelus benda tegar di selangkangan Dino mengikuti bentuk memanjangnya. Mengecup ringan ujung bonggol membulat itu. Berkali-kali dilakukannya…!!! Sementara telapak tangannya kini merayapi pinggul Dino dari arah samping menuju ke belakang kearah bokong Dino. Meremas-remas bokong Dino dengan lembut. Sambil memberikan tekanan telapak tangannya pada bokong Dino, bibir mungil itu mulai mengulum kepala bonggol batang kejantanan Dino. Terkadang dalam kuluman tersebut lidahnya menari-nari membelai bonggol batang berurat tersebut. Tindakan Lia tersebut membuat tubuh lelaki itu sedikit menggigil, merasakan betapa belaian lidah tersebut membuat batang beruratnya tersebut semakin menegang dan kaku.
“… Ahhh…” desah Lia keras seraya melepaskan kulumannya pada batang berurat milik Dino. Dirasakannya betapa lidah lelaki itu semakin liar dan ganas menelusuri setiap mili bagian dalam lepitan kewanitaannya. Lidah tersebut bak ular yang tengah menjelajahi sarangnya. Tak henti-hentinya bergerak menjelajahi bagian yang telah lembab itu.
Sepasang tubuh telanjang yang telah berkilat di karenakan peluh itu kini saling menggelinjang dan bergerak konstan. Pinggul Dino bergerak maju mundur untuk menggali sumber birahi dari lidah dan bibir Lia yang tengah mengulum dan menghisap.., begitu pula pinggul wanita berkulit mulus itu, bergerak gelisah dalam deraan birahi yang diberikan lidah dan bibir Dino.
Setelah beberapa saat Dino bergerak, menarik tubuhnya. Memposisikan tubuhnya berlutut di depan pertemuan kedua kaki jenjang Lia. Menggenggam kedua lutut wanita tersebut dengan masing-masing tangannya dan menguakkannya kesamping tubuh pemiliknya. Wilayah pertemuan kedua paha Lia terbuka dan terpampang lebar…!!!.
“…Abang terusin ya…?” Tanya Dino. Lia tak menjawab. Matanya berkejap-kejap menatap mata lelakinya. Dino memahami arti pandangan tersebut. Lalu ia bergerak menempatkan ujung membulat batang kejantanannya tepat pada lepitan kewanitaan milik wanita berkulit langsat tersebut. Lia menarik sebuah bantal yang berada disebelah kirinya, menempatkan bantal tersebut guna menyangga kepalanya.
Dino menggerakkan pinggulnya maju perlahan. Ujung membulat batang tegarnya menggerus permukaan lepitan yang telah basah tersebut. Dilakukannya berulang-ulang.
“…Ugghh…” erang Lia. Wanita cantik tersebut mengangkat kepalanya, sehingga kini matanya dapat memandang tepat pada wilayah kewanitaannya yang tengah di gerus oleh ujung membola batang tegar Dino. Tiba-tiba Dino merasakan sebuah tangan menggenggam batang tegarnya. Ternyata jemari tangan kanan Lia telah menggenggam batang tegarnya. Dirasakannya jari tersebut menempatkan ujung batang kejantanannya tepat pada belahan lepitan kewanitaan yang kini telah basah.
Dalam tatapan kedua bola mata Lia pada pertemuan kelamin mereka, Dino menggerakkan pinggulnya, mendesakkan ujung membola batang tegarnya…, mencoba melakukan pembukaan awal.., berusaha menyeruakkan lepitan kewanitaan yang telah basah itu untuk memulai penetrasi perdananya.
Batang berurat tersebut mili demi mili bergerak membelah lepitan lembut tersebut. Sedikit demi sedikit dimensi batang yang masih berada di luar berkurang… Perlahan tapi pasti bergerak maju..!!!
Saat tersisa kira-kira setengahnya yang masih terlihat, Dino merubah posisinya. Kedua tangan Dino kini bertelektekan di samping tubuh wanita berkulit mulus itu. Kedua telapak tangan wanita muda itu kini mengenggam pergelangan tangan Dino agar lebih merapat pada tubuhnya yang terbaring dibawah dengan kedua tumit kaki menekan bagian belakang kedua paha sang lelaki.
Setelah menarik napas Dino kembali bergerak… Menggerakkan pinggulnya, menekan dan mendorong batang kejantanannya lebih dalam pada kewanitaan Lia. Akhirnya keseluruhan batang berurat milik Dino amblas terbenam dalam kewanitaan wanita muda itu.
“…Argghhh…” erang Lia sembari menyentakkan kepalanya kebelakang hingga tubuhnya melenting diiringi cengkeraman kuku jemarinya pada pergelangan tangan Dino. Matanya terpejam dengan kedua kelopak bibir menguak, megap-megap seperti kehabisan napas. Dirasakannya keseluruhan batang tegar itu kini telah mengisi bagian dalam lepitan kewanitaannya dengan amat penuh, menyesakkan...
Dino diam sesaat. Denyut-denyut sebentuk daging kenyal serasa memijat, mencekal seluruh permukaan batang tegarnya. Bergerak ritmis tak henti. Dino bergerak. Menarik pinggulnya ke atas perlahan.
“…Ooohhh…” erangan kembali terdengar dari bibir mungil Lia. Kepalanya kembali terangkat, wajah dan kedua bola matanya tertuju pada pertemuan pahanya sendiri, pada lepitan kewanitaannya dengan bibir terbuka. Disaksikannya batang berurat lelaki itu bergerak naik, menarik diri dari keterbenamannya… Pas tinggal kira-kira seperempat lagi, Dino kembali mendorong…, batang tegarnya meluncur kokoh menyelami kedalaman liang kewanitaan Lia…
“…Oouuhhh…. Abanngg…”erang Lia beruntun. Kembali Dino menarik kembali batang tegarnya.. dan mendorong kembali..., berulang-ulang dengan tempo makin lama semakin cepat. Kedua kaki janda muda itu kini terkangkang lebar menjulang ke atas di belakang punggung Dino.
Dapat dirasakan Dino betapa liang kewanitaan Lia laksana hidup, menjepit dan 'mengunyah' batang tegar miliknya yang tengah memborbardir liang tersebut dengan intens.
Kadang Dino mendiamkan batang tegar miliknya terbenam pada liang kewanitaan Lia. Denyutan demi denyutan di lakukan Dino pada batang tegarnya.. terasa oleh Lia betapa batang tersebut dalam kediamannya seakan membesar dan makin membesar…
“…Aaahhh….. Oouuhhh….” Kontan Lia melolong-lolong..!!! Pinggulnya melakukan gerakan memutar secara naluriah seirama dengan kedutan-kedutan yang dilakukan Dino. Tak lama kemudian tubuh Lia seperti menggigil dalam dengus napas yang memburu.
“...Aaahhh…….. mmpph….OHH ..!!!” pekik Lia, kedua kakinya membelit ke belakang pinggul Dino dan bersilangan seakan mengunci. Dekapan kedua tangannya semakin ketat dan kukunya terasa menggores di punggung lelaki yang menindihnya sambil bibirnya mengecup keras bahu Dino hampir menggigitnya. Remasan dan jepitan liang kewanitaan Lia terasa semakin cepat dan kuat. Sepertinya gelombang klimaks tengah melanda dirinya.
Beberapa saat kemudian suasana mereda.
Lia menarik tubuhnya dan rebah terlentang. Kedua tangannya memegang tangan Dino tepat pada siku, lebih tepatnya menggenggam disana. Tatapan matanya memandang pada wajah Dino yang kini kembali mengayunkan pinggulnya , menghujamkan kejantanannya pada liang kewanitaan wanita berkulit bersih itu, silih berganti menatap kearah pertemuan pahanya.
Kadang Dino menghentikan gerakan mengayun pinggulnya namun mendenyut-denyutkan batang kejantanannya yang terbenam...
"...Oooouuhh....OOOHHH....,!!!, Kontan Lia melolong-lolong merasakan betapa denyutan batang kejantanan lelaki itu memijit-mijit setiap tombol kenikmatan pada dinding kewanitannnya yang tak henti berdenyut seolah memijit dan menghisap-hisap batang kenyal milik Dino.
"…Come on.... AKU MAU SAMPE LAGIHH... OOOHHH..!!!" erang wanita itu parau sembari menggerakkan pinggulnya, menjemput..., menuruti.., demi mengimbangi setiap hujaman batang kejantanan Dino. Seolah gerakan mereka seirama seakan telah menemukan ritme yang pas. Dino bergerak makin cepat menghujamkan batang tegarnya. Kadang terdengar suara kecipak pertemuan kedua pangkal paha mereka.
Sebentuk rasa yang akrab dikenalnya mulai terasa merambat pada punggungnya... menuju ke bawah... Sementara pinggul Lia semakin bergerak patah-patah, seakan terkejat-kejat.. semakin tak teratur.. diselingi lenguh dan erangnya yang semakin sering…
Tiba-tiba kedua lengan Lia merangkul dengan kuat…lalu dalam sebuah sentakan Lia mengejang..,
“…AHHH…….!”pekiknya. Tubuhnya menggigil sesaat lalu diam dengan napas tersengal-sengal.. seolah-olah telah berlari jauh..
Dino tergagap-gagap, merasakan liang kewanitaan wanita berkulit putih itu semakin intens menjepit-jepit laksana gelang kenyal yang bergerak sistimatis… seakan menghisap-hisap batang kejantanannya.., mengurut seolah menariknya semakin dalam… Tak dapat lagi ia bendung… !
Dalam gerakan cepat Dino semakin menghujamkan batangnya… menjemput tujuan yang sedari tadi mereka daki… “..Agghhh…”geram Dino.
Tubuhnya tersentak-sentak dalam beberapa pancutan benih-benih kehidupannya… Mengisi setiap celah di pertemuan kelamin mereka, membasahi permukaan dinding lembut yang tak henti bergerak tersebut… Lalu diam setelah menggelosoh ke samping kiri tubuh wanitanya itu… Terengah-engah meredakan napasnya…
Kedua tubuh yang mengkilat licin berpeluh itu diam…menikamati sisa-sisa nikmat yang semakin mereda…, mengumpulkan kembali logika mereka yang tadi lenyap dikuasai hasrat…
Dalam sebuah gerakan kecil Lia bergerak ke arah Dino…, merangkulkan lengan sekaligus menempatkan tubuhnya rapat ke tubuh lelakinya…, merangkulkan kaki kanannya menyeberang diatas paha Dino, Merebahkan kepalanya di atas dada kiri Dino…
Mereka berpelukan hingga pagi menjelang….
===============