Setelah kecupan itu berlalu Sandra membuka matanya dan sambil menatap Dino bergerak keatas menjajari wajah lelaki itu. Diiringi kedua bola matanya meredup bibirnya mengecup lembut bibir Dino. Lembut dan segar sekali bibir Sandra ini batin Dino. Dino bergerak mengambil inisiatif atas kesamaan hasrat yang terbaca sudah. Mengait bibir lembut yang bergerak menjauh. Segera melumatnya dengan hangat. Kedua bola mata Sandra terbelalak lalu meredup pelan ikut larut dalam irama alunan gelora hasrat yang mulai terbersit dalam dirinya. Kini kedua bibir mereka bertautan erat saling melumat dan mengulum, membangkitkan hangatnya bara birahi dalam kebersamaan.
“…Mmmfhh……………………..” desah Sandra perlahan. Lidah Dino kini mencoba lebih intens, menyelusup melalui ke dua bibir lembut milik gadis muda itu mencoba menemukan pasangannya. Kemudan mengait lidah lancip sang gadis mengajaknya bercengkrama dalam kelembutan basah mulutnya. Sandra pun tak kalah hangatnya membalas. Lidah mereka saling berpalun saling membelit dengan panasnya. Tangan kiri Dino menjalar turun. Menyelusur di sepanjang punggung sang gadis, mengirimkan kehangatan di sepanjang perjalanannya. Bibir mereka masih bertaut makin erat saling melumat tak henti hentinya. Tangan Dino terus turun meluncur di sepanjang kaos ketatnya Sandra, terus ke bawah menaik pada pinggang yang ramping menemukan bongkahan yang masih dilapisi rok tersebut. Meremasnya lembut……!!! Sandra membuka matanya, bergerak perlahan menaiki tubuh Dino. Dan kembali melumat dan menngulum seperti sebelumnya. Tangan kanan Dino bergerak, Menyusuri bagian samping tubuh gadis muda itu mengelusnya perlahan terus naik turun kadang bergerak agak kedepan menyentuh pangkal bulatan dadanya mengelus denganibu jarinya.
“…Uhhhhh…………………….” Rintih gadis muda itu perlahan. Tubuhnya sedikit mengangkat memberikan ruang gerak keleluasaan pada jari Dino. Sementara tangan yang sebelah lagi tak henti hentinya meremas dan mengelus di belakang. Tak cukup begitu jari Kino menyelusup ke balik kaos yang dikenakan Sandra, meraba kehalusan kulit tubuh sang gadis, mengelusnya sambil bergerak naik, menemukan bongkahan dadanya yang masih terbalut bra tersebut. Tangan Dino bergerak terus menyelinap ke balik pembungkus dada tersebut…!!! Menemukan bulatan padat kenyal berlapiskan kulit halus yang hangat. Merabanya dan mengelusnya dengan lembut jarinya tak berhenti menaiki bulatan padat tersebut menemukan putik mungil di puncaknya. Memilinnya perlahan….!!!
“…Ouhhh……………..” Desis Sandra menggeliatkan tubuhnya. Rasa geli gatal melanda syaraf syaraf kewanitaannya. ‘Terus….A …………..’ batinnya menyetujui tindakan Dino. Bibir Sandra turun mengecup bola mata Dino bergerak kesamping melumat cuping telinga Dino dengan ganas… Dino merasa kegelian atas perlakuan Sandra pada telinganya. Langsung di peluknya tubuh mungil tersebut Ia bangkit lalu duduk dengan Sandra dalam pangkuannya. Menarik lepas kaos gadis muda tersebut hingga lepas. Tak ketinggalan dengan bra dan roknya. Sandra pun berbuat sama, melepaskan pakaian Dino… Dan kini mereka hanya di lapisi oleh secarik kain tipis yang menutupi selangkangan mereka masing masing. Sambil dalam posisi demikian mereka kembali saling melumat dan mengulum. Lidah Dino menjalari leher gadis muda itu. Menjilati permukaannya di sepanjang perjalannanya, terus menaik menjumpai pangkal telinganya. Menjilati bagian belakang telinga tersebut berkali kali. Terus mengulum cuping teringa tersebut dengan rakusnya.
“…Ahhh……………….” erang Sandra. Tubuhnya mulai berkelejat kelejat di pangkuan Dino. Pinggulnya secara atraktif bergoyang, mengekspresikan kegelian dan kegatalan yang melandanya. Akibat goyangan tersebut kewanitaannya yang terlapis oleh kain tipis itu makin menggerus batang kejantanan Dino yang telah mengeras, kegelian dan kegatalannya malah makin memuncak. Wajah dan bibir Dino kini beralih pada bulatan padat di dada sang gadis. Mengecup di sekeliling bungkahan kenyal itu menjilati pada sepanjang lingkaran lerengnya. Berputar terus ke atas menuju puncaknya. Mengulum kuat pada putik yang berada di puncak dada tersebut.
“…Ouhhhhhh………….Aa ….”erang gadis muda itu. Matanya terbeliak sesaat dan kembali meredup. Terdengar napasnya telah memburu. Desah dan lenguh tak henti hentinya terdengar meluncur dari bibir munginya. Kadang bibirnya menganga melepaskan keluhan nikmatnya. Dino tak berhenti bergantian dada kiri dan kanan Sandra menerima lumatan dan kuluman yang tak kenal lelah makin bersemangat dan makin ganas….!!! Sandra tak tahan. Gelombang demi gelombang kenikmatan yang melandanya mendorong tingkat birahinya menuju titik yang lebih tinggi.
Merasa tak cukup hanya dengan begitu tangan mungilnya meraih ke bawah. Terasa oleh Dino betapa pinggul gadis muda itu terangkat. Entah apa yang dilakukannya, hanya tiba tiba tangan lentik itu telah kembali berada diatas dengan menggenggam secarik segitiga satin miliknya, yang langsung di lontarkannya ke atas kasur. Tak lama kembali kedua tangan tersebut terasa telah berada pada pinggang Dino …menarik karet pakaian terakhirnya. Dino mengangkat tubuhnya memberikan keleluasaan pada gerakan sang gadis. Akhirnya mereka kini telah bertelanjang….!!!
Langsung tangan mungil itu kembali bergerak, terasa meraih batang berototnya yang telah tegak. Menempatkannya pada lepitan basah yang hangat. Pinggulnya bergerak intuitif bergoyang, mengurut dan membelai batang kenyal tersebut naik turun.
Dino bergerak. Merangkul tubuh mungil gadis muda tersebut. Mendekapnya erat di tengah goyangan dan gerakan erotisnya. Menempelkan tubuh mereka yang telah berkeringat erat ke tubuhnya. Merasakan gosokan putik bulatan padat dada Sandra menggeseki dadanya. Merasakan api birahi yang tengah membakar mereka makin bergejolak, membulak bulak, makin membara, siap menghanguskan mereka. Kedua tangan Sandra berpegangan pada bahu Dino. Pinggulnya tak henti bergerak, menggali semua kenikmatan yang ada di sepanjang batang kenyal lelaki yang ia duduki. Mata indahnya terpejam.
Tiba tiba tangan mungil Sandra bergerak kembali ke bawah menemukan batang berotot Dino yang telah tegak maksimal, menggengamnya dan menuntunnya pada muara lepitan kewanitaannya, menggosok kepala membolanya dengan lepitan basahnya. Melumasinya berkali kali lalu menempatkan ujung membola batang kokoh tersebut tepat pada muara lepitan miliknya. Lengannya kembali pada pundak Dino seiring dengan kakinya yang kini berubah tumpuan. Lututnya kini menjadi tumpuan tubuhnya yang berada pada pangkuan Dino. Perlahan tumpuan tersebut lutut bergerak melebar saling menjauh…..!!!
“…Ahhkh……..” lirih suara Sandra seolah tercekik di kerongkongan. Kedua lututnya yang melebar mengakibatkan pinggulnya turun. Lepitan basah kewanitaannya juga turun…, menyebabkan lepitan itu terkuak oleh kepala batang tegar Dino. Menelan kepala membola itu dalam cekalan halus basah tetapi liat mencekal. Tubuh sang gadis menggigil... mengejang sesaat. Kembali pinggulnya bergerak memutar.
“…Ohhh…. Aa………………………” rintihnya lirih di sela gerakan tubuhnya ke bawah. Dino merasakan kedua tangan Sandra mencengkram erat pundaknya. Liang hangat di bawah terasa mencekal erat kepala batang tegarnya. Ditambah lagi dengan gerakan memutar pinggul sang gadis membuatnya tak dapat lagi menahan diri. Dino memeluk ketat pinggang Sandra dengan kedua lengannya, hingga tubuh mungil tak dapat bergerak lagi. Lalu menggerakkan pinggulnya naik. Meneruskan pembukaan yang telah dilakukan sang gadis. Membenamkan batang tegarnya dalam kelembutan liat kewanitaan sang gadis. Mili demi mili batang berotot itu tenggelam, terbenam. ‘Sungguh erat cekalannya…….’ batin Dino. ‘Bukan main punya Aa ini…….’ batin Sandra Tak tahan oleh geli dan gatal yang melanda, Sandra membenamkan giginya pada pundak Dino. Menggigitnya dengan gemas.
“…Ahhhhhhh………………………” pekik Sandra. Napasnya terengah engah seolah olah tengah berlari jauh. Akhirnya amblas sudah batang berotot Dino terbenam utuh dalam kekenyalan liang kewanitaan Sandra diringi pekikan kecilnya. Mereka terdiam sesaat berpelukan erat saling berpandangan lekat. Tiba tiba Sandra menjatuhkan ciumannya bertubi tubi di permukaan wajah Dino seolah berterima kasih atas penyatuan yang sensasional ini. Perlahan tubuh mungil Sandra bergerak naik, turun lagi dengan pelan. Mulai menggali semua kenikmatan yang makin memenuhinya, Makin lama temponya cepat. Terkadang bergerak maju mundur mengayunkan pinggulnya dengan konstan. Dino tak tinggal diam, mencoba menambah pasokan birahi kepada gadis mungil itu dengan kembali melumat dan mengulum putik bongkahan dadanya yang telah mengeras dan mengkilat oleh butir butir keringat di timpa temaram cahaya.
Bergerak seirama mengayunkan pinggulnya naik turun bak piston mesin mengebor. Gerakan mereka makin cepat. Dengus dan erangan tak hentinya terdengar dari kedua insan yang tengah mendayung biduk birahinya di selingi suara kecipak pertemuan tubuh mereka di bawah. Tubuh mereka telah basah mengkilat dimana mana. Melicinkan gerakan mereka yang makin liar. Puncak makin mendekat…. Lalu gerakan mengayun pinggul Sandra berubah menjadi sangat cepat. Melentingkan tubuhnya ke belakang, memejamkan matanya.
“…Aakhhh……………………..”pekiknya saat keputusan puncak di capainya. Kembali bergerak cepat memacu pinggulnya, Kembali sambil melentingkan tubuhnya menjerit terputus putus…
“…Ahhh …….Ahhhhhh ………Ahhhh….” gelombang yang lebih dahsyat menggulungnya, membolak balikkan emosinya bercampur aduk. Melontarkannya ke langit berwarna warni. Tak kuat menahankannya, dengan memeluk ketat bahu Dino seraya membenamkan giginya pada pundak Dino. Rengekannya pecah selama gelombang demi gelombang kenikmatan yang tengah menggulungnya.
‘…Nggghhh…………………….” rengek Sandra dengan nafas tersengal sengal. Terasakan oleh Dino betapa liang tersebut bergerak peristaltik, mengurut dan memijat batang berototnya dalam tempo cepat. Dino tak tertahankan makin cepat selain untuk menyempurnakan pencapaian sang gadis juga letupan letupan yang diterimanya hampir meledak. Menumburkan batangnya terus menerus tak henti. Mengenggam pinggul sang gadis dengan kedua telapak tangannya seolah olah tengah memakukan liang basah milik sang gadis pada batang berototnya.
“…Arghhh……………………..” sambil menggeram Dino membenamkan batang berototnya sedalam dalamnya pada liang basah tersebut. Ototnya berdenyut sesaat. Bendungan laharnya meledak, berkejaran di sepanjang pembuluh darah batang berototnya menemukan pelepasannya. Menyembur dalam kehangatan liang yang mencekal erat membasahi dan membanjirinya hingga tak tertampungkan dan mengalir perlahan ke muara liang tersebut.
Hening sejenak. Mereka tenggelam dalam keletihan yang sangat. Meresapi sisa deburan gelombang yang masih terasa. Diam tak berkata kata…
“Makasih…..A” ujar Sandra lirih mengecup bibir Dino. ‘Hmmm……..’ gumam Dino dalam hati tak menjawab, hanya dekapan lengannya makin erat pada tubuh mungil yang berkeringat tersebut. Tak dapat ia wujudkan kebanggaan perasaannya. mengantarkan gadis muda itu menggapai puncak kenikmatan yang beruntun dalam persetubuhan ini.