Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA I BLAME SATAN FOR MY SINS

Bimabet
UPDATE. MAAF MAAF SERIBU MAAF, PEKERJAAN YANG MEMAKSA NUBIE HARUS ALL IN!
ENJOY AND KEEP KENTANG


Safitri.



Hubunganku dan Safitri berakhir begitu saja, Bude Rodiyah mencium bau mencurigakan, ia memutuskan untuk mengirim Safitri pergi ke pondok, belum puas menjamah tubumu kenapa kau harus pergi?

Yang kami takutkan semuanya terjadi, ini seperti hal yang tak bisa kami percaya, aku dan safitri selalu bermain rapi, tapi kenapa masih ada jejak? Mungkin karena memang insting dan kekuatan batin keluarga kami yang kuat, Eyang juga sudah mengendus kecurigaan saat kami sering bersama-sama.

Safitri mau tak mau dipindahkan ke pondok yang notabe pondokan itu keras dan mengekang, pengasuhnya kebetulan sahabat karib Eyang Pram.

Aku khawatir jiwa Safitri yang bebas tak bisa menerima itu dengan cepat.

"Mas, kalau adek dipaska mondok, mas bawa lari ya" isi BBM dari Safitri.

Antara kacau, lemas semuanya campur aduk, aku tak bisa berbuat apa-apa.

Bila memang harus membawa Safitri kabur, jelas itu mustahil bagiku.,

BBM itu hanya ku baca tanpa balasan, aku binggung.

Dua hari setelahnya, Safitri benar-benar pergi, melanjutkan perintah orangtuanya ke pondok.

Sejak saat itu, ia tak pernah memberiku kabar, BBMnya pun tak aktif.


Ini sebagian salahku, tapi apa dayaku?


Bude Rodiyah

Seminggu setelah perginya Safitri ke pondok, Bude Rodiyah mendatangiku secara tiba-tiba bertepatan acara pondok yang diselenggarakan oleh Eyang,

"Ikut bude sekarang!" kata Bude Rodiyah sembari menarik tanganku kasar, wajahnya marah sekali, bahkan kedatangannya tak sadari oleh Uti yang berada didalam kamar,

"Kemana bude?"

"Diem kamu!"

"Mau dibawa kemana bude?"
"Anak kurang ajar! Ikut kamu sekarang!" kata Bude Rodiyah melotot padaku, perasaanku sudah tak enak. Ini pasti lanjutan rentetan pristiwaku dengan Safitri, gadis polos yang pernah kutiduri itu

Ia mendorongku paksa memasuki mobil yang sudah disupiri seorang pria, supir baru Bude yang masih muda.

Dijalan menuju entah kemana, Bude Rodiyah hanya diam, kebanyakan meneteskan air mata yang cepat-cepat ia usap. Aku binggung, apa yang terjadi padanya? Kita mau kemana?

Oh, jalan semakin jelas ketika aku mulai hafal ini jalan kemana, kerumah Bude Rodiyah!

Mampus aku diadili orang ini!

Ia langsung memasukkanku ke ruang tamu, tak ada teh tak ada suguhan apapun, hanya suguhan makian dari awal aku datang.

"Kamu emang iblis! Dajjal gak punya hati kamu!

Aku hanya diam mendengarkan makiannya.

Bude Rodiyah sesengukan menahan ledakan tangisannya yang ia selimurkan menjadi makian yang parah kepadaku.

"Kamu berdosa! Kamu tau apa dosamu?!! Hah?!!!" kata Bude tiba-tiba menjambak rambutku kasar

Bangsat nih MILF! Aku peju-in juga muka sok alim itu!

"Kamu tega meniduri Safitri! Dia cerita semuanya! Bajingan kamu bajingan!" katanya sembari menampar menjambakku, intinya saat itu aku disiksa, jelas wajar aku membela diri, aku mendorong paksa tubuh gemas Bude Rodiyah hingga ia jatuh ke sofa.

Wajahnya makin merah padam, ia mencoba mengambil asbak diatas meja, menghantamkannya ke wajahku, hampir saja!

Supirnya sampai masuk melerai, ia terlihat kewalahan melihat kami seperti ini, aku hanya mendefense! Gobloknya, supirnya malah membuatku tak bisa bergerak, Bude Rodiyah malah leluasa memukulku.

"Cukup Bude!!!!" kataku teriak kencang

Itu membuat Bude Rodiyah, ia seperti tercenggang, lalu ia duduk istigfar

"Mas lepasin! Kamu gak punya hak ikut campur urusan saya sama bude!" kataku kasar, padahal aku tau kalau ia mau meninjuku, niscaya aku pingsan seketika, hahahaha.


Supir beliau ringkuh, ia berjalan pergi.

Bude Rodiyah kembali menangis, ia menundukkan wajahnya, tangis semakin dalam.

"Maafin saya bude, tapi itu bukan sepenuhnya salah saya"

Bude langsung memandangku tajam!
Kaget bangsat!

"Kamu bilang ini bukan sepenuhnya salahmu, hah iya?"
"Safitri juga salah bude! Dia yang maksa-maksa saya, sumawallahi saya gak pernah sebelumnya seperti itu"

"Kamu jangan bawa-bawa Tuhan!"

"Saya berani sumpah, kalau memang cuma saya yang bersalah biar saya yang diazab, habis ini ayo kita sama sama menghadap ke Eyang, bukan salah saya sepenuhnya, saya gak pernah memang sebelumnya, Safitri ngasih saya kode-kode, dia aslinya stress Bude kayak gini, semenjak Pakde gak ada Bude makin keras sama safitri, dia malah terkekang sekarang nyari jalannya sendiri, kalau udah gini sekarang apa semua salah saya sendiri?"

Kataku nyerocos, Bude terdiam seribu bahasa, hahaha jujur waktu itu aku ngomong apa yang dipikirin, tanpa direncanakan, cerdas juga amatir sepertiku ini, hahahahaha.

Bude lalu beranjak pergi, membanting pintu kamarnya lalu terdiam

Aku yang tengsin, keluar dari rumah terkutuk itu lalu mencari sang Supir untuk mengantarku pulang.

Dijalan aku hanya diam, supir itu ku ketahui namanya Mas Arman, ia juga tak berbicara sedikitpun, dipertengahan jalan, HP beliau yang ditaruh di dekat seat, diantara dua jok, tiba-tiba menyala tanpa bunyi, notifikasi senyap yang hanya menampilkan isi

Aku setengah kaget, didalam isi BBM yang terlihat sekilas itu, nama MAJIKAN terpampang jelas, isi pesannya kurang lebih,

"Sayang,habis nganterin anak itu cepet pulang, aku stress"

Dia tak mengetahuinya, aku kaget setengah mati!

Yuhuuuuuuuu! Ada kesempatan? Trobos ajalah anying!
 
UPDATE. MAAF MAAF SERIBU MAAF, PEKERJAAN YANG MEMAKSA NUBIE HARUS ALL IN!
ENJOY AND KEEP KENTANG


Safitri.



Hubunganku dan Safitri berakhir begitu saja, Bude Rodiyah mencium bau mencurigakan, ia memutuskan untuk mengirim Safitri pergi ke pondok, belum puas menjamah tubumu kenapa kau harus pergi?

Yang kami takutkan semuanya terjadi, ini seperti hal yang tak bisa kami percaya, aku dan safitri selalu bermain rapi, tapi kenapa masih ada jejak? Mungkin karena memang insting dan kekuatan batin keluarga kami yang kuat, Eyang juga sudah mengendus kecurigaan saat kami sering bersama-sama.

Safitri mau tak mau dipindahkan ke pondok yang notabe pondokan itu keras dan mengekang, pengasuhnya kebetulan sahabat karib Eyang Pram.

Aku khawatir jiwa Safitri yang bebas tak bisa menerima itu dengan cepat.

"Mas, kalau adek dipaska mondok, mas bawa lari ya" isi BBM dari Safitri.

Antara kacau, lemas semuanya campur aduk, aku tak bisa berbuat apa-apa.

Bila memang harus membawa Safitri kabur, jelas itu mustahil bagiku.,

BBM itu hanya ku baca tanpa balasan, aku binggung.

Dua hari setelahnya, Safitri benar-benar pergi, melanjutkan perintah orangtuanya ke pondok.

Sejak saat itu, ia tak pernah memberiku kabar, BBMnya pun tak aktif.


Ini sebagian salahku, tapi apa dayaku?


Bude Rodiyah

Seminggu setelah perginya Safitri ke pondok, Bude Rodiyah mendatangiku secara tiba-tiba bertepatan acara pondok yang diselenggarakan oleh Eyang,

"Ikut bude sekarang!" kata Bude Rodiyah sembari menarik tanganku kasar, wajahnya marah sekali, bahkan kedatangannya tak sadari oleh Uti yang berada didalam kamar,

"Kemana bude?"

"Diem kamu!"

"Mau dibawa kemana bude?"
"Anak kurang ajar! Ikut kamu sekarang!" kata Bude Rodiyah melotot padaku, perasaanku sudah tak enak. Ini pasti lanjutan rentetan pristiwaku dengan Safitri, gadis polos yang pernah kutiduri itu

Ia mendorongku paksa memasuki mobil yang sudah disupiri seorang pria, supir baru Bude yang masih muda.

Dijalan menuju entah kemana, Bude Rodiyah hanya diam, kebanyakan meneteskan air mata yang cepat-cepat ia usap. Aku binggung, apa yang terjadi padanya? Kita mau kemana?

Oh, jalan semakin jelas ketika aku mulai hafal ini jalan kemana, kerumah Bude Rodiyah!

Mampus aku diadili orang ini!

Ia langsung memasukkanku ke ruang tamu, tak ada teh tak ada suguhan apapun, hanya suguhan makian dari awal aku datang.

"Kamu emang iblis! Dajjal gak punya hati kamu!

Aku hanya diam mendengarkan makiannya.

Bude Rodiyah sesengukan menahan ledakan tangisannya yang ia selimurkan menjadi makian yang parah kepadaku.

"Kamu berdosa! Kamu tau apa dosamu?!! Hah?!!!" kata Bude tiba-tiba menjambak rambutku kasar

Bangsat nih MILF! Aku peju-in juga muka sok alim itu!

"Kamu tega meniduri Safitri! Dia cerita semuanya! Bajingan kamu bajingan!" katanya sembari menampar menjambakku, intinya saat itu aku disiksa, jelas wajar aku membela diri, aku mendorong paksa tubuh gemas Bude Rodiyah hingga ia jatuh ke sofa.

Wajahnya makin merah padam, ia mencoba mengambil asbak diatas meja, menghantamkannya ke wajahku, hampir saja!

Supirnya sampai masuk melerai, ia terlihat kewalahan melihat kami seperti ini, aku hanya mendefense! Gobloknya, supirnya malah membuatku tak bisa bergerak, Bude Rodiyah malah leluasa memukulku.

"Cukup Bude!!!!" kataku teriak kencang

Itu membuat Bude Rodiyah, ia seperti tercenggang, lalu ia duduk istigfar

"Mas lepasin! Kamu gak punya hak ikut campur urusan saya sama bude!" kataku kasar, padahal aku tau kalau ia mau meninjuku, niscaya aku pingsan seketika, hahahaha.


Supir beliau ringkuh, ia berjalan pergi.

Bude Rodiyah kembali menangis, ia menundukkan wajahnya, tangis semakin dalam.

"Maafin saya bude, tapi itu bukan sepenuhnya salah saya"

Bude langsung memandangku tajam!
Kaget bangsat!

"Kamu bilang ini bukan sepenuhnya salahmu, hah iya?"
"Safitri juga salah bude! Dia yang maksa-maksa saya, sumawallahi saya gak pernah sebelumnya seperti itu"

"Kamu jangan bawa-bawa Tuhan!"

"Saya berani sumpah, kalau memang cuma saya yang bersalah biar saya yang diazab, habis ini ayo kita sama sama menghadap ke Eyang, bukan salah saya sepenuhnya, saya gak pernah memang sebelumnya, Safitri ngasih saya kode-kode, dia aslinya stress Bude kayak gini, semenjak Pakde gak ada Bude makin keras sama safitri, dia malah terkekang sekarang nyari jalannya sendiri, kalau udah gini sekarang apa semua salah saya sendiri?"

Kataku nyerocos, Bude terdiam seribu bahasa, hahaha jujur waktu itu aku ngomong apa yang dipikirin, tanpa direncanakan, cerdas juga amatir sepertiku ini, hahahahaha.

Bude lalu beranjak pergi, membanting pintu kamarnya lalu terdiam

Aku yang tengsin, keluar dari rumah terkutuk itu lalu mencari sang Supir untuk mengantarku pulang.

Dijalan aku hanya diam, supir itu ku ketahui namanya Mas Arman, ia juga tak berbicara sedikitpun, dipertengahan jalan, HP beliau yang ditaruh di dekat seat, diantara dua jok, tiba-tiba menyala tanpa bunyi, notifikasi senyap yang hanya menampilkan isi

Aku setengah kaget, didalam isi BBM yang terlihat sekilas itu, nama MAJIKAN terpampang jelas, isi pesannya kurang lebih,

"Sayang,habis nganterin anak itu cepet pulang, aku stress"

Dia tak mengetahuinya, aku kaget setengah mati!

Yuhuuuuuuuu! Ada kesempatan? Trobos ajalah anying!

Terima Kasih Suhu...
 
Kecurigaan

Sebulan setelah kejadian terakhir dirumah Bude Rodiyah, hubungan-ku dengan Bude menjadi dingin, aku tak pernah berhubungan lagi dengannya, wanita paruh baya ini cukup membuatku frustasi, aku ketar-ketir rahasiaku bersama Safitri akan ia bongkar, apalagi mendengar setelah ini Pakde No akan mengambil cuti tahunan, mati aku!

Setelah kedatangan Pakde No kembali ke jawa, keluarga besar diundang oleh beliau untuk membagi oleh-oleh juga melepas rindu, apakah ini akhir dari ceritaku, karena yang ku tahu Pakde No ini sangat kolot lebih kejam dan tegas mendidik anak-nya, kalau memang Bude bercerita masalah aku dengan Safitri, bisa jadi ini pertemuan terakhirku dengan keluarga besar sebelum aku dimakamkan, terlalu muda untuk meninggalkan dunia.

Namun, aku bisa bernafas lega, karena saat Pakde No kembali ke rumahnya, aku tak melihat adanya tanda² supir yang pernah diperkerjakan oleh Bude, kecurigaanku semakin besar, tapi aku belum punya bukti yang cukup untuk memaksa Bude diam.

Ternyata, keadaan baik-baik saja, Bude Rodiyah juga terlihat biasa saja denganku didepan keluarga besar, ia panda sekali menutupi ekpresi wajahnya.

Jujur, saat aku mengetahui kalau ada sesuatu diantara Bude dan supirnya, pikiranku langsung tertuju untuk mulai memperhatikan tubuhnya.

Ia wanita yang mandiri, berumur 43 tahun saat ini, ia selain seorang guru juga aktif menjadi ustadzah dadakan jika dibutuhkan oleh Eyang Pram. Tubuhnya gempal tapi kencang, mungkin karena tuntutan pekerjaan atau hanya sekedar gengsi, kami sekeluarga sepakat bahwa Bude paling hedon, meski sudah berumur beliau suka dengan barang branded, perawatan rutin dan kebiasaan keduniawian yang tak sepaham dengan apa yang ia pelajari dan sering ia gembor-gemborkan kepada jamaahnya, munafik!

Beberapa bulan berlalu, tak terjadi apa-apa diantara kita, sampai tiba pada waktunya

Aku secara tak sengaja mengintip secara jelas bagaimana pertempuran antara Bude Rodiyah dengan Mas Arman.

Saat itu, Uti Sih memintaku mengambil wadah adonan kue dirumah Bude Rodiyah karena akan ada acara pembukaan puasa di pondok, suasa dirumah sangat sibuk banyak santriwati yang membantu Uti, begitu juga denganku, para keluarga juga turut membantu persiapan acara, berbeda dengan Bude Rodiyah yang berhalangan hadir karena alasan mengajar dan les private muridnya yang tertinggal pelajaran karena sakit, keluarga ku percaya² saja, tapi tidak denganku, Pakde sudah kembali lagi 1 bulan yang lalu, ini jelas hanya satu akal-akalan wanita yang berwajah hyper tersembunyi ini.

Pucuk dicinta, kesempatan pun tiba, haha.

Uti menyuruhku mengambil adonan kue, saat itu aku membawa sepedah matic milik Bulik Marni yang suara knalpotnya sehalus pipi janda kembang desa.

Keadaan rumah tampak tak ada seorang tamu, aku juga tak melihat adanya sepatu atau kehadiran murid yang les private ini, yang aneh, kenapa ada sepedah si supir yang sempat dipecat diparkir sedikit tersembunyi dibalik mobil, krn pintu depan terkunci, kebiasaan hanya anggota keluarga yag tau arah masuk rumah yaitu lewat garasi yang sengaja tak ditutup, banyak orang keluar masuk hanya untuk sekedar mengambil peralatan karena garasi Bude setengahnya juga disewakan untuk menitipkan barang dan peralatan tukang tambal ban yang ada didepan rumahnya,

Tak ada tanda² beliau dirumah, sampai aku dengar teriak-teriakan sedikit kencang dari arah dapur, itu tak mungkin keliru, suara yang sanggup membuat penisku merespon dengan cepat, membawaku dengan langkah gugup mendekati dapur yang bisa ku jangkau dari tempatku berdiri hanya 10 langkah, pelan² aku mengendap endap, suara desahan semakin membuat kupingku geli.

"Ahhh, ahhh, ahhh, enak sayang, terusss"

"Entotin memekku sayang, he'emmm, arghh shhh, hmmm, ahh, kontolmuu bikin kangenn yang, shhhh ahh, hmmm, ahhh, shhhhhhhhhhh"

Lenguhan panjang membuatku tak sanggup menahan kepalaku untuk melirik sedikit ke sumber suara

Jelas! Bude Rodiyah dengan gamis hitamnya yang panjang serta jilbab lebarnya yang sewarna sedang menungging menantang, sedangkan Arman asyik menabrakkan pahanya dari belakang, aku hanya bisa melihat dari belakang, bokong hitam Arman membuatku sedikit jijik, entah apa yang ia lakukan setiap kali ia mendorong penisnya masuk kedalam lubang surgawi Bude, ia sembari menangguk, tanpa mengeluarkan kata, cepat sigap kuraih hp bbmku, aku video mode on dengan fokus mengarah ke lubang vagina Bude yang sedang dihajar oleh seseorang selain suaminya, dasar lonte berkedok syariah!

Mana ucapanmu selama ini ? Menjaga aurat? Menghindari zina dan azab Tuhan? Ini? Seperti ini? Menungging layaknya kuda dan berteriak keenakan saat orang yang bukan suamimu mengangguk-angguk senang mendorong mengeluarkan penisnya secara cepat kedalam vagina yang "katanya" kau jaga dengan baik itu? Munafik! Sungguh munafik!

Cting!

Bangsat!
Suara notif bbmku membuat kedua insan yang sedang bermain api ini menoleh bersamaan, untung gerakanku yang ke gep lebih cepat, aku berlari keluar, menstater sepedahku lalu pergi sebelum mereka mengikutiku.

Aku sudah punya senjata!

Tunggu pembalasanku, ustadzah LONTE!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd