racebannon
Guru Besar Semprot
- Daftar
- 8 Nov 2010
- Post
- 2.074
- Like diterima
- 16.694
GREAT DAIRAZER ANGELION
=====
PART 7 – COOPERATION
=====
PART 7 – COOPERATION
Great Dairazer Angelion meluncur di tengah reruntuhan gedung, di pinggir Sungai Chao Praya. Dia menghantam Omega Cree 5 dengan kekuatan penuh. Tinju robot raksasa itu menghajar wajah Astromonster yang berbentuk seperti kumbang humanoid itu.
Astromonster itu terjengkang jatuh.
Kenji mengendalikan robot raksasa itu dengan kekuatan penuh. Great Dairazer Angelion terbang mundur, dan kemudian bersiap untuk bertempur kembali, sambil menunggu Omega Cree 5 untuk bangkit. Kenji bersemangat, dia merasakan keringat membasahi tangannya. Dia tak sabar untuk menghabisi monster raksasa ini.
=====
“Oleh karena itu, kami minta agar Project G.D.A ikut berpartisipasi di Operation Vesuvius…” ucap perwakilan dari Italia, lewat virtual meeting.
Para petinggi militer dunia sedang meeting. Mereka mengantisipasi kebangkitan Androman 32 yang berikutnya. Androman 32 adalah Astromonster yang sekarang sedang bersarang di Gunung Vesuvius, Italia. Sebelumnya, dia berhasil menghancurkan kota Napoli, dan robot raksasa milik Italia, Stallion, hancur setelah bertempur dengannya.
General James Chu dan Field Commander Yuki Yoneda duduk di conference room, di pangkalan militer Sea Lion. Sebuah joint operation sedang mereka rencanakan. Hadir beberapa petinggi militer lainnya dari Israel, China, Perancis, Jerman dan Inggris.
Tampaknya robot raksasa Jericho milik Israel dan Albion milik Inggris akan ikut dalam pertempuran itu.
Satu hal yang mesti dikhawatirkan. Armada pasukan Desdiber sudah membuat kamp-kamp militer di Gunung Vesuvius. Mereka sedang bersiap untuk mengambil lahar gunung aktif itu, untuk keperluan persenjataan mereka.
“Kita bisa set-up pangkalan di Palermo atau Pulau Sardinia, dari sana, kita akan menyerang mereka secara sporadis”
“Bagaimana status Amerika?”
“Mereka lebih sibuk mengurus serangan pasukan-pasukan Desdiber di Kanada…. Entah, sampai sekarang mereka belum pernah diserbu Astromonster lagi, jadi robot raksasa mereka sudah lama tidak digunakan….”
“Lagipula senjatanya berbahaya, memancarkan radioaktif”
=====
“LIGHT BLADE, ON!!!”
“Hati-hati, kalau dia bisa menangkis Light Blade kita dengan cakar di tangannya, maka kita harus memikirkan bagaimana serangan selanjutnya” Kaguya memperingatkan Kenji. Sementara itu di sekitar mereka, para Destroyer Gunship saling bertempur dengan pesawat-pesawat Alien milik Desdiber.
Perang besar-besaran sedang berlangsung di Bangkok, Thailand.
Governor Trow, salah satu perwira militer Desdiber, memutuskan untuk menyerang Asia Tenggara habis-habisan. Dia mengirimkan puluhan ribu pasukannya, ditemani dengan Astromonster raksasa yang terlihat seperti serangga, Omega Cree 5.
Mahluk itu sedang berusaha bangun, sementara Great Dairazer Angelion menunggunya dengan pedang sinar yang sudah siap sedia.
Di udara, pasukan jet tempur Desdiber sedang saling berperang melawan puluhan gunship. Di jalanan Bangkok, pasukan gabungan Asia Tenggara sedang berusaha menahan gempuran pasukan infantri Desdiber. Korban jatuh dari kedua belah pihak cukup banyak.
Kali ini Governor Trow, yang sudah dua kali gagal mengirimkan Astromonster, tampil habis-habisan. Walau dia tidak langsung turun ke medan perang, dia sukses membuat Bangkok babak belur. Dia ingin segera menguasai semenanjung Asia yang kaya akan sumber daya alam.
“Kaguya”
“Apa?” tanya sang pilot Angelion.
“Ini perkara gampang sepertinya”
“Jangan sombong dulu”
“Kita habisi saja dengan Shockwave Fist, aku bosan bertempur seperti ini” seloroh Kenji.
“Tidak, nanti bukan hanya Omega Cree 5 yang tersedot medan cahaya, pasukan kita juga bisa tertarik ke dalam gravitasi buatan itu”
“Hmmm…. Yasudah…”
Kenji berdecak kesal. Ketika Omega Cree 5 bangkit, Great Dairazer Angelion langsung menebas badan mahluk sialan itu.
“KKKRKRKRKRKKRKRKRKRKRKRKRK” darah berwarna hijau menetes ke bumi.
“Sial, darahnya….” Kenji menerbangkan Great Dairazer Angelion ke udara, sambil memperhatikan darah Omega Cree 5 yang menetes-netes, merusak lingkungan sekitar. Tanah langsung terbakar, pohon-pohon meranggas, asap membumbung tinggi
“Sea Lion, darahnya Astromonster ini sepertinya bahaya” Kaguya berkomunikasi dengan Pangkalan Militer tempat mereka pulang.
“Selesaikan saja, nanti akan ada tim yang membersihkan dari angkatan bersenjata Thailand…. Kalian habisi Astromonster itu, lalu bantu pasukan gabungan untuk membersihkan pasukan Desdiber yang tersisa….” Balas Yuki Yoneda.
“Baik” jawab Kenji.
“Sedikit lagi, Kenji” bisik Kaguya.
“Pakai Dai Blast?”
“Boleh”
Pedang sinar di tangan robot itu menghilang. Kenji lantas menekan sebuah tombol, dan dia mengarahkan crosshair ke arah Omega Cree 5 yang sedang kepayahan karena kehilangan banyak darah.
“DAI BLAST !!!” Kenji menembakkan sinar penghancur yang keluar dari mata Great Dairazer Angelion. Sinar tersebut kena dengan telak ke tubuh Omega Cree 5.
DHUARRRR !!! Mahluk itu hancur berkeping-keping. Darahnya muncrat kemana-mana, merusak. Kenji terbang lebih tinggi lagi, lalu menyalakan semua indikator Zeta Missile yang tersisa.
“Kita sudahi perang hari ini….”
“Tembak, sekarang”
Kenji menekan tombol trigger, dan meluncurkan ratusan Zeta Missile dari punggung Great Dairazer Angelion. Hujan missile itu akan mengakhiri perang ini, menumpas armada Desdiber yang tersisa, dan mempersiapkan mereka untuk misi selanjutnya.
Hari itu, Project G.D.A saves the day.
=====
Kaguya sedang duduk di dalam kamarnya, sambil membaca beberapa report dari pertempuran terakhir mereka. Dia duduk di atas kasur, bersandar ke bedhead. Kenji Sato entah dimana. Sang perempuan menarik nafas panjang, lalu melempar kertas report itu ke arah lain.
Dia lantas memejamkan matanya.
Sejak pesawat mereka berdua bisa bergabung, beberapa pertempuran melawan Astromonster dan armada perang Desdiber menjadi lebih mudah. Tak jarang misi selesai hanya dalam hitungan jam. Harusnya, mereka bisa menghalau armada perang alien itu. Sayang, keempat kapal induk mereka mengorbit di luar bumi. Peralatan perang luar angkasa milik umat manusia belum secanggih itu.
Mungkin saja dia dan Kenji bisa terbang ke luar angkasa dan menghabisi alien penjajah itu.
Dia dan Kenji.
Aneh rasanya. Kaguya mencoba mengingat-ngingat pengalamannya dengan lelaki. Dia tidak ingin banyak berurusan dengan lelaki sebenarnya. Apalagi Kenji sudah memiliki pasangan. Dia tahu itu. Bukan sekali dua kali Kenji menelpon tunangannya, Nami di depan muka Kaguya. Selain urusan pekerjaan, dia dan Kenji memang jarang berinteraksi. Bisa dibayangkan semua hubungan seks mereka yang penuh batasan, rasanya secanggung apa.
Sejenak, pikiran Kaguya lari ke masa kecilnya. Dia tidak pernah mengenal siapa ayahnya. Yang dia tahu, ayahnya orang Jepang. Yang dia tahu, ayahnya meninggalkan ibunya, di Filipina, sendirian. Itulah mengapa Kaguya tidak pernah mau memakai nama keluarganya untuk urusan apapun.
Dia sangat membenci nama belakangnya, yang tentunya ia dapatkan dari sisi ayahnya.
Oleh karenanya juga dia jadi sering menjaga jarak dengan lelaki. Tapi sekarang, dia diwajibkan untuk tidur bareng dengan lelaki asing. Orang Jepang pula. Mau tak mau ini semua mengingatkan dia pada memori-memori buruk masa lalu.
Dia sedikit bergidik membayangkan pergumulannya dengan Kenji. Tapi entah mengapa, dia membayangkannya terus-terusan.
“Seluruh personel Project G.D.A diharapkan berkumpul di Command Center”
Suara pengumuman itu membuyarkan lamunan Kaguya. Dia merasa bersyukur karena pikirannya tidak lari kemana-mana. Kaguya bangkit dari kasur, dan dengan bergegas ia berjalan ke luar kamar tempat ia tinggal, untuk menuju Command Center.
Dia menuju sebuah lift, dan dengan gerakan yang pasti, dia menekan tombol untuk membawanya ke lantai yang dia tuju, tempat Command Center berada. Sejenak ia menunggu, membayangkan kira-kira apa penyebab semua orang dipanggil kesana.
Pintu lift terbuka.
“Ah” Kaguya kaget, mendapati Kenji berdiri disana. Kenji tampak berkeringat, dengan pakaian olahraga yang memperlihatkan tubuh kekarnya.
“Ke Command Center kan?"
“Iya” Kaguya masuk dan berdiri di sebelah Kenji. Dia melirik ke arah lelaki itu sambil menelan ludah diam-diam. Sial. Dia baru saja berhasil menghilangkan bayangan-bayangan soal Kenji Sato di kepalanya. Sekarang malah ketemu di lift, dengan kondisi dia baru saja selesai olahraga. Mungkin dia dari gym. Kaguya berusaha konsentrasi. Dia membayangkan hal-hal lain, yang terus terang tidak mampu mengalihkan pikirannya dari Kenji.
Dia mendengarkan nafas Kenji, dan entah kenapa itu membuat pikirannya semakin kemana-mana.
Ting!
Lift berhenti. Kaguya bersyukur. Dia dan Kenji berjalan dengan agak cepat, ke arah Command Center. Disana sudah berkumpul banyak orang. Ketika mereka masuk ke dalam ruangan, seluruh pasang mata tampaknya memperhatikan mereka.
General James Chu dan Komandan Yuki Yoneda sudah berdiri di depan, menghadap kerumunan orang. Layar utama terlihat gelap.
“Cari tempat duduk yang nyaman untuk kalian, atau silahkan berdiri dimana saja, asal kalian bisa melihat layar dengan baik” Komandan Yuki Yoneda bersuara. Dia memperhatian sekitar, menunggu orang-orang mencari posisi yang nyaman dan mulai untuk menutup mulut mereka. Seketika, suasana menjadi hening dan serius.
“Jendral, silakan” Komandan Yoneda mempersilahkan James Chu untuk bicara.
“Baik, kalian dikumpulkan disini, karena kita akan melaksanakan misi penting”
Layar mendadak menyala, dan ada tulisan besar-besar disana
“JOINT OPERATION – TAKE BACK MOUNT VESUVIUS”
=====
“Iya, kami sedang menuju Italia sekarang”
“Ini sudah dimana, sayang?”
“Entah, aku belum ke Command Center lagi”
Kenji Sato sedang berada di common room, di Kapal Selam raksasa yang sedang menuju Pulau Sardinia. Kapal Selam Walrus. Sebagian dari Pangkalan Militer Sea Lion dapat bertransformasi menjadi kapal selam raksasa, termasuk di dalamnya hangar tempat Dairazer dan Angelion, dan juga command center mereka.
Mereka dalam perjalanan untuk melaksanakan misi penting. Mengambil kembali Gunung Vesuvius dari tangan Armada Perang Desdiber.
“Aku kangen” bisik Nami, lewat sambungan telepon ke Kenji.
“Aku juga” senyum Kenji tanpa melihat wajah tunangannya.
“Tidak sabar aku menunggu jadwal libur kamu yang selanjutnya, kita jadi menikah kan?”
“Tentu… Tapi aku masih belum tahu kapan bisa pulang ke Jepang lagi, Nami-chan….”
“Ngomong-ngomong, aku ingin sekali meliput pertempuran kamu dengan para Astromonster itu, pasti menarik sekali” tawa Nami, di ujung sana.
“Bahaya lho”
“Pekerjaan reporter kan memang begitu, sayang….”
“Tapi doakan saja pekerjaan kami lancar, sehingga Desdiber bisa pergi dari sini”
“Tentu saja”
“Eh, kamu tidak telat ke kantor ini?” tanya Kenji sambil menerka-nerka, jam berapa sekarang di Tokyo.
“Sebentar lagi…..”
“Yasudah, nanti aku kabari lagi ya begitu kami sampai ke Italia”
“Baik sayang”
“Oke, sudah dulu ya….”
“Oke Kenji, bye-bye… Love you”
“Love you too”
Kenji menutup telponnya dan dia bangkit dari kursi yang dari tadi ia duduki. Dia lantas berjalan keluar, berlalu dari Common Room dan berjalan ke viewing area. Disana dia menemukan Gloria Reyes yang sedang duduk, menatap ke lautan yang gelap.
“Hai, sendirian saja?”
“Eh, hai Kenji… Tadi ada Kaguya disini, tapi dia sudah pergi ke Hangar, dia mau memeriksa Angelion katanya…”
“Oh, baiklah”
Kenji mengambil tempat di sebelah Gloria. Dia menatap ke arah jendela besar di kapal selam raksasa itu. Dari kejauhan dia bisa melihat bayangan beberapa Unicorn Submarine yang mengawal Walrus.
“Misi yang sulit, aku bisa merasakannya” sambung Gloria.
“Aku tidak bisa membayangkan bertempur bersama dengan Albion dan Jericho”
“Kau tak sabar ya?”
“Lebih ke khawatir… Albion robot kuno, dan Jericho persenjataannya kurang mumpuni, walau dia lincah dan punya manuver yang bagus di udara” jawab Kenji.
“Oh iya, apa kabar tunanganmu?” tanya Gloria.
“Baik, baru saja aku menelponnya tadi”
“Ngomong-ngomong, soal tunangan….”
“Oh, dia tidak tahu soal itu”
“Hmm.. Baiklah, tapi menurutku sebaiknya dia tahu ada apa antara kamu dan Kaguya… Bukan apa-apa, kalau dia tahu bukan dari kamu, mungkin bisa gawat keadaannya”
“Aku mau menikah dengannya, ini bukan hal mudah… Menerima kalau aku dan Kaguya harus…”
“Paham” Gloria tersenyum, sambil menyesap kopi di tangannya. “Sekarang fokus dulu saja ke Gunung Vesuvius”
Kenji mengangguk, sambil membayangkan briefing mereka beberapa hari sebelumnya. Dia mengingat foto-foto kamp militer Desdiber di kaki Gunung Vesuvius, lengkap dengan persenjataan berat dan kendaraan-kendaraan tempur yang super canggih. Sementara itu, di kawah gunung tersebut, ada kepompong raksasa, dan disanalah Androman 32 tidur.
Androman 32 adalah Astromonster yang sangat luar biasa kuat. Bentuknya seperti kupu-kupu raksasa, lengkap dengan sayap yang dapat terbakar dan memuntahkan api kemana-mana. Monster mengerikan itu berhasil mengalahkan Stallion, robot raksasa milik angkatan bersenjata Italia.
Di briefing waktu itu, Great Dairazer Angelion, Jericho dan Albion diharapkan untuk bisa bersama-sama menyerang Androman 32. Sementara pesawat-pesawat tempur, kendaraan lapis baja, hulu ledak portable dan pasukan infantri gabungan, diharapkan bisa memukul mundur Armada Perang Desdiber yang sudah menguasai Gunung Vesuvius dan sekitarnya.
Misi ini adalah kerjasama dari pemerintah Italia, Israel, Jerman dan Prancis. Mereka merasa memerlukan bantuan dari Project G.D.A, terlebih lagi karena Great Dairazer Angelion sudah terbukti bisa mengalahkan beberapa Astromonster dengan mudah.
Mari kita lihat, apakah mereka semua bisa bekerja sama dengan baik.
Karena sekarang, yang ada di kepala Kenji, adalah kekhawatiran. Bukan apa-apa, tapi dia khawatir Albion dan Jericho malah jadi penghambat. Dia tidak ingin aksinya tertahan karena dua robot yang tidak lebih canggih dan tidak lebih kuat daripada Great Dairazer Angelion.
Mudah-mudahan saja tidak. Tapi kalau iya, dia tidak akan mempedulikan dua robot itu. Yang dia pedulikan adalah mengalahkan Androman 32 yang katanya, sulit untuk dilawan. Lihat saja nanti.
=====
BERSAMBUNG
BERSAMBUNG