Part 32
Keesokan harinya aku memakai baju gamis serba lebar seperti kemarin, aku juga mengajak Rahmi yang berpakaian rapi memakai batik dan celana panjang hitam. Kami pun menuju sekolah dan disana sudah disambut beberapa staff dan kulihat ada 3 muridku Aldi, Dodit, dan Irvan di depan ruangan. Entah mengapa mereka ikut ada disini. Lanjut kami memasuki ruangan dan diminta oleh Pak Kepala sekolah untuk mengganti baju SMP disini, tadinya aku sempt bingung tapi kata Kepala Sekolah “gapapa karena kita tidak ada murid yang bisa menarik minat yang lain”. Aku dan Rahmi pun menuju ruang ganti yang hanya tertutup sebuah tirai. Aku dan Rahmi mulai menanggalkan pakaian dan mulai memakai baju sekolah ini yang setelah kita pakai kekecilan memperlihatkan belahan payudara kami. Puting kami yang menyeplak dari balik baju yang ternyata Rahmi juga tidak memakai BH ditambah Rok SMP ini yang kurasa tidak wajar karena ukurannya hanya menutup bagian pantat kami. Saat kami selesai mengganti baju tiba tiba tirai yang menutupi kami terbuka turun menampilkan kami yang berpakaian seragam sekolah yang sexy. “Suiitt.. ssuuiiuuu… “ Aku dan Rahmi berusaha menutupi bagian payudara dan vagina kami. Kulihat dari kejauhan Aldi seperti terlihat tersenyum puas. Kami pun diarahkan menuju ke tengah dan diarahkan untuk berpose oleh seorang laki laki yang satu mengarahkanku dan yang satu mengarahkan Rahmi. Mulanya kedua tangan kami direntangkan kekanan dan kekiri “cekrekkk…” Aku dan Rahmi pun kaget. Lanjut kami diarahkan membungkuk membuat payudara kami bergantungan “cekrekk…” lanjut belum ada yang aneh ditariknya seragam kami dari belakang membuat beberapa kancing baju kami lepas dan memperlihatkan payudara kami “uwaaaww… cekrekkk…” kami segera menutupinya. Lanjut kami berdiri sambil menutupi payudara kami. Tiba tiba dioleskan sesuatu seperti minyak di kedua payudara kami oleh masing masing pria di belakang kami dengan paksa tak terkecuali bagian vagina kami juga tak luput diolesinya dan “cekrekk… “ lanjut kami menutupi bagian payudara kami “cekrekk…” sedikit demi sedikit sepertinya bukan minyak biasa yang dioleskan pada kami, payudaraku terasa hangat dan putingku ikut mengeras, vaginaku juga juga ikut basah dan tiba tiba ku merasa ada yang menyentuh bagian vaginaku seperti panjang dan hangat “cekrekk…”. Kumerasa mulai bergerak menggesek bibir vaginaku “ahhh…” sepertinya Rahmi juga merasakannya. Kami diarahkan untuk berpose berkacak pinggang sambil tersenyum “cekrekkk…”. Diarahkannya kami kemudian untuk duduk bersimpuh diatas lantai yang tanpa kami sadari ternyata sudah ada benda seperti sosis yang tertancap dilantai dan “bleshhh… eghhh… cekrekkk…” pria yang dibelakang kami kini berbalik didepan kami mencubit hudung kami dan mengarahkan penisnya kedalam mulut kami “slurppphh… mmmphhhh… mmphhh… cekrekkk…” kami mencoba melawan tapi sia sia. Gerakan penis pria ini didalam mulutku membuat tubuhku ikut bergoyang yang membuat alat yang tertancap di lantai tadi keluar masuk vaginaku “mmphhhh… mmmphhh… mmmmphhh… cekrekkk…” tak berselang lama gerakan di mulut dan vaginaku membuat tubuhku mulai bergetar dan “plopphhh… ahhhhh…. Crootttt…. Crooottt…. Crootttt…. Cekrekkk… “ Aku dan Rahmi keluar bersaaman dengan kedua pria ini mencabut penisnya dan menumpahkannya diwajah dan payudara kami “cekrekkk….” . “Wahhh wahhh emang bener bener mantap” sorak Kepala Sekolah dan para staff yang datang. “Katanya juga kemarin ada skandal perawat dengan dokter palsu, kebetulan sekali berati ini”. Kami pun berlumuran cairan sperma, kedua pria tadi mengambil sesuatu seperti kondom dan mereka mengisinya dengan sisa sperma milik mereka. 2 orang staff Kepala Sekolah kemudian menghampiri kami dan dengan paksa melucuti pakaian kami dan menggantinya dengan sebuah BH kecil yang hanya bisa menutupi area puting kami tetapi ada ceh ditengahnya yang membuat puting kami mencuat keluar dan dipakaikannya kami sebuah CD kecil membelah vagina kami. “Wooowww… mantapp..” sorak mereka dengan kami menahan malu menutupi area payudara dan vagina kami. Pak Kepala Sekolah pun tiba tiba memencet sebuag alat yang ternyata terhubung dengan BH yang kami pakai yang pada sela BH tersebut yang menghimpit puting kami bergetar membuat puting kami seakan diplintir plintir “ahhhh… shhhh… ahhhhh…. appaa iniii… ahhhh… cekrekkk…” kami mencoba menahannya dengan cara memegangnya tapi malah membuat puting kami makin sensistif “ahhhhh…. iyaahhh….. ahhhh…cekrekkk….”. Kedua staff Kepala Sekolah tadi tiba tiba mengeluarkan penisnya dan langsung mengarahkannya diantara dua gundukan payudara kami “ahhhh… sudahhhh…. ahhh…. “ dimainkannya kedua payudara kami menggesek penis mereka “ahhh… ahhhh… ahhh…cekrekkk…” diambilkannya kemudian sebuah alat penyedot debu portable dan diarahkannya ke masing masing puting kami “ahhhh… iyahhh… ahhhhh… shhhhh…. ahhhhh…. Cekrekkk…“ membuat kami sangat geli karena puting kami sudah seperti diplintir plintir ditambah seperti disedot sedot apalagi kedua payudara kami juga digoyang goyangkan naik turun “aahhhh… iyaaahhhh…. Cekrekkk… ” Tubuh kami pun bergetar menyemburkan cairan dari vagina kami. Mereka pun mempercepat gerakan dan “croottt… crott… crottt… “ cairan mereka menyembur ke wajah kami “cekrekkk…” lalu sebagian cairan mereka masukkan juga ke dalam sebuah kondom entah untuk apa. “Ahhhh… ahhhh…” kami yang masih menahan getaran pada puting kami mencoba melepas BH ini dan “plopphhh… ahhhh…” akhirnya bisa kami lepaskan dengan keadaan puting kami yang sangat mengacung tegang dan memerah. Sangat sensitif rasanya bila tersentuh. Lanjut tiba tiba Pak Kepala Sekolah mengeluarkan penisnya yang sudah tegang. Kulihat Aldi, Dodit dan Irvan juga tiba tiba muncul. Aldi pun berkata “maaf Bu selama Bu Guru menghilang kami sudah mengatur strategi dan kesepakatan bersama hahahaha, ini sureprise buat Ibu dan tante bohai ini hihi” tawa Aldi. Dimintanya kembali kondom yang sudah terisi oleh ke empat pria tadi dan ditahannya kedua tanganku oleh Dodit dan Irvan. Aldi pun mulai menghampiriku dengan membawa 2 kondom yang terisi, mulai ia coblos ujung kondom tersebut dan dilebarkannya kedua pahaku dengan paksa olehnya dan “aghhh… lepaskannn…” dimasukkannya kedua kondom tersebut ke dalam vaginaku “sebentar Bu saya cabut” kata Aldi. Ketika dicabut kulihat isi kondom itu kosong yang berati cairan itu membasahi liang vaginaku. Benar saja aku merasa ada yang mengalir keluar dari dalam vaginaku. Dan tiba tiba Aldi pun memasangkan kondom baru untuk penisnya dan”bleshhh… aghhhh…. “. Penis Aldi pun mulai masuk ke dalam vaginaku “hehe lama gak ngerasain memek Ibu, aku kasih pelumas pejuh biar pret… preett.. hehe”. “Ahhhh… Aldiii…” begitu juga kulihat Rahmi dengan dipaksa Pak Kepala Sekolah memasukkan cairan dalam kondom yang tersisa tadi kedalam vagina Rahmi dan langsung saja setelah itu Pak Kepala Sekolah menghujamkan penisnya kedalam vagina Rahmi “bleshhh…. aggghhhhh….. ahhhh…” dengan penuh nafsu Pak Kepala Sekolah memompa vagina Rahmi “ahhhh… ahhhh…. ahhhh….” .”hehe mantap sekali kamu ini sepertinya bakal nagih burungku ini buat masuk terus hehe ga salah memang yang dikata Aldi pada saya ughhh… ahhhhh… ayoooo… ahhhh… “. Sedangkan aku juga masih dinikmati oleh Aldi “ahhh… ahhhh… ahhhh… ahhh… ahhhh…” .”Awas Pak Kepala itu aset kami sesuai perjanjian jangan keluarkan didalam Pak”. Kata Aldi. “Tenang amannn… ahhhh… ahhhh… emmmm… sshhhh… ahhhhh….” Jawab Pak Kepala. Gerakan Pak Kepala makin cepat “ahhhh… ahhhh…. ahhhh… ahhhhh…” dan “plopphhh… ahhhh… croottt crooottt crottt..” Pak Kepala Sekolah menyemburkan cairannya di permukaan vagina Rahmi bersamaan denganku “ahhhh… ahhhh… ahhhhhh…. ahhhhh….” Tubuhku mngejang dan makin dalam Aldi menancapkan penisnya hingga akhirnya mengeluarkannya “plopphhh… ahhhh…” banyak sekali cairan Aldi dalam kondom itu. Kembali Aldi melubangi kondom itu dan mencetetnya masuk ke dalam vaginaku. Lanjut Pak Kepala Sekolah memasukkan kembali penisnya yang masih tegang walau sudah keluar bersamaan cairan sperma Pak Kepala yang berada di permukaan vagina Rahmi “bleshhh… ahhhh….” Diangkatnya tubuh Rahmi hingga Rahmi bersimpuh menindih Pak Kepala, mulailah mereka bergoyang sambil payudara Rahmi dimainkan oleh Pak Kepala “ahhhh…. ahhhh… ahhhhh… sudahhh… ahhhh….” Rahmi menggelengkan kepala. Sedangkan aku yang sudah dilumuri cairan sperma dalam vaginaku mulai giliran penis Dodit dengan kondomnya masuk kedalam vaginaku “blesshh… ahhhh…” “uhhhh… ahhhh… lamaa gak ketemu Ibu… uhhhh…ahhhh….” Kata Dodit. “Aahhhh…. Lepassskaannn.. ahhhhh….” . Kulihat gerakan Pak Kepala juga makin cepat menikmati tubuh Rahmi “ahhhh… ahhhh… ahhhhh…. Enggghhh… ahhhhh… ahhhhh… ahhhhh… heeegkkkhhh… eeghhh… ahhhhh….. ” Desah Rahmi dan tak berselang lama gerakan makin cepat diangkatnya pantat Rahmi hingga terangkat dan “plophhh…. ahhhh…. Crottt croottt croottt.. ahhh…” cairan sperma Pak Kepala Sekolah menyembur tepat didepan permukaan vagina Rahmi kembali dengan posisi pantat Rahmi tertahan diangkat Pak Kepala “bleshhh… ahhh…..” dilepasnya tangan Pak Kepala sehingga penis Pak Kepala kembali masuk ke dalam vagina Rahmi “ahhh…” didiamkannya penis itu hingga melemas dan keluar dengan sendirinya dari dalam vagina Rahmi “plophhh… ahhh…” kulihat cairan dari dalam vagina Rahmi bersamaan pensi Pak Kepala Sekolah. Sedangkan aku “ahhhh… ahhhh… ahhhh…” tubuhku masih dinikmati Dodit dan tak berselang lama juga “aaagkkk… agghhh… ahhhhh…” tubuhku bergetar dan penis Dodit dihantamkannya lebih masuk ke dalam vaginaku. “ahhhh… “ dikeluarkannya perlahan “plophhh… ahhhh…” terlihat kondom yang terisi cairan milik Dodit. Dilepasnya kondom tersebut dan ditumpahkannya masuk kedalam vaginaku “ahhh… sudahhh… ahhhh…” kini giliran Irvan bersiap dengan penisnya yang juga sudah dibalut dengan kondom, diangkat dan dibaliknya tubuhku hingga merangkak dan “bleshhh… ahhhh…” kini penis Irvan sudah masuk ke dalam vaginaku dari belakang, mulailah goyangan Irvan keluar masuk vaginaku “ahhhh… ahhhh… ahhhh… enggggakhh… ahhhhh… sudahhh…” aku meggelengkan kepala, tetapi Irvan malah kini memainkan payudaraku dari belakang “ahhh… ahhh…” diambilnya dan dipakaian kembali BH yang bisa bergetar dan menjepit putingku sebelumnya “ahhh… ahhhh… ahhhh…” ditarik tariknya putingku oleh Irvan membuat pinggulku bergoyang goyang sendiri “ahhh… ahhhh… eghhhh… ahhhh…. “. Aldi dan Dodit pun menghampiri Rahmi yang terbaring, mereka memainkan penis mereka didepan vagina Rahmi hingga Aldi “crottt… croottt.. crott..” menyemburkan cairannya didepan vagina Rahmi dan dimasukkannya kemudian “bleshhh… ahhh..” .”plophhh.. ahhh…” dikeluarkannya kemudian. Begitu juga Dodit “crottt… croottt… crottt.. “ mengeluarkan cairannya juga depan vagina Rahmi dan memasukkannya kedalam vagina Rahmi “bleshhh… ahhhh…” . “Plopphh.. ahhhh..” dikeluarkannya kembali. Kini giliranku semakin tak tahan karena siksaan pada putingku dan juga vaginaku dengan gerakan penis Irvan yang semakin cepat keluar masuk vaginaku dan “ahhhh… ahhhhh… ahhhhh… ahhhhh… ahhhh…. plophh.. ahhh…” dicabutnya penis Irvan dan malah melepas kondomnya “croottt… crottt…crootttt….” Irvan pun menyemburkan cairannya dipermukaan vaginaku “ahhhh… hangattt…” tetapi “bleshhhh… ahhhh…” Irvan memasukkan kembali penisnya dan “plophhh.. ahhh…” ia keluarkan lagi. Kini vaginaku dan Rahmi mengeluarkan cairan yang sama dalam vagina kami “ahhhh… apa ini sudah berakhir” batinku sambil mengatur nafas. Kulepas BH yang sebelumnya dipakaikanku kembali tadi.