Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT VALKYRIE Management

Bimabet
Welcome back gan, akhirnya ada update ny lagi, jadi lebih tau alasan penghianatan saktia, di tunggu next ny gan..
 
Emang ya sakit ati terlalu gede bisa bikin seseorang membabi buta kan semua

Nice update, klimaksnya bertempo banget
 
EPISODE 53: PAK PUR

Rapat rahasia bersama Bianca meninggalkan banyak hal yang perlu diperhitungkan. Di balik sofa Ruang Karaoke, Veranda kembali mengulang hasil rapatnya dengan Bianca, tentang apa yang akan dia lakukan pada hari itu. Fokus utamanya cuma satu: masuk ke kamar Saktia untuk menemukan apapun yang membuktikan keterlibatannya atas bocornya data master talent dan kepindahan Tania Dara bersama Neo Girls ke Detourne.

Kini Veranda sadar bahwa dia bukan saja tidak boleh bertemu dengan siapapun kecuali Bianca, tapi juga betapa bahayanya jika dia ketahuan oleh tim pengkhianat yang merupakan anak buah Saktia. Veranda melihat hasil catatannya. Nama Gino dan Birowo dicentang dan digarisbawahi, pertanda sejauh ini mereka yang paling diyakini sebagai anak buah Saktia.

Nama-nama seperti Rio, Pak Purnama, Tony dan John juga masuk dalam daftar kecurigaan mereka. Veranda berpendapat tiga pegawai baru tersebut kecil kemungkinannya, karena selain mereka masih baru, ketiga bapak-bapak ini hanyalah warga kampung lugu yang mencari peruntungan di ibu kota. Namun Bianca berargumen justru karena kondisi itu mereka sangat rentan untuk disuap.

Lain lagi dengan Rio. Veranda dan Bianca sepakat bahwa ada kemungkinan Rio adalah salah satu dari pengkhianat Valkyrie karena beberapa kali mereka melihat langsung Rio dan Saktia bersama-sama membicarakan sesuatu.

Setelah hampir sejam Veranda dan Bianca mengatur strategi untuk hari itu, rapat mereka masih menemui jalan buntu saat mencari cara untuk masuk ke kamar Saktia. Tidak mungkin memakai cara yang sama dengan Nabilah karena kebiasaan dua Pegawai Terpilih ini berbeda. Veranda dan Bianca tidak familiar dengan kebiasaan Saktia karena memang mereka kurang dekat dengan Pegawai Terpilih satu ini.

“Mbak, maaf, untuk hari ini aku ga bisa bantu banyak. Nanti jam 8 aku dan tim make up mesti stand by untuk dua acara live. Aku pengen banget bantu tapi kalo aku ga keliatan di backstage, aku bakal dicurigai.”

“Gapapa Bian, beneran gapapa. Kamu udah banyak banget bantu aku. Aku sekarang ini aja udah kenyang dan lebih segar berkat kamu. Terima kasih banyak ya untuk bantuanmu selama ini.” Veranda memeluk erat rekannya itu.

“Sama-sama, Mbak. Aku paham niat Mbak Ve ini bener-bener baik, tapi hati-hati ya Mbak, karena niat baik aja ga cukup untuk nyelesaiin masalah ini. Karena,” Bianca diam sebelum melanjutkan, “aku takut, nyawa taruhannya, Mbak.”

Veranda ikut diam saat mendengarnya. Namun dia berusaha membesarkan hati Bianca juga hatinya, “Ga ada yang mustahil kok Bian. Kalo niat kita udah baik, pasti semesta mendukung kok.”

Bianca lega mendengarnya. Dia lega tekad Veranda jauh melebih kekhawatirannya.

“Oke kalo gitu Mbak, saya pamit dulu ya. Sebelum kantor rame. Takutnya saya ketauan. Kalo ada apa-apa, saya standby melalui telpon kok, Mbak.”

“Oke kamu hati-hati ya.” Pesan Veranda. Namun Bianca hanya diam, karena mereka sama-sama tahu siapa yang seharusnya berhati-hati.

***

“Marni, nng- yang alat kebersihan yang didorong itu kemaren dibawa ke lantai kamar Pegawai ya?”

“Alat kebersihan? Yang didorong? Maksudnya yang mana?” Marni, salah satu pekerja cleaning service senior dan sudah lama bekerja di Valkyrie mondar-mandir sibuk menyiapkan minuman untuk para pegawai struktural, bertanya balik ke Purnama. Sebenarnya Marni sudah paham apa yang diminta Pak Pur, namun dia ingin menggodanya.

“Ngg- itu lho. Ja… –ngkar... Ja… -kar apa ya.” Pak Pur bingung sendiri.

“Hah? Jakar? Hahahaha!”

“Aduh maaf saya lupa namanya, Mar.”

“Hahaha namanya Janitor Cart, Pak Pur. Aduhh Pak Pur ini udah lama kerja disini masih aja lupa namanya.”

“Nah itu! Janitor kar! Maaf Mar kalo bahasa inggris gitu saya susah sekali ingatnya.”

“Hahaha iya kemaren aku bawa ke lantai kamar Pegawai karena cart yang disini rusak. Yowis kamu ambil sana. Aku lagi repot bikin teh manis nih.”

“T-tapi, kan Mar...”

“Ya?” Marni menghentikan langkahnya.

“Kan sekarang janitor cart-nya lagi di lantai kamar Pegawai. Marni kan tahu ga boleh sembarang CS boleh naik ke lantai 8. Hanya Marni yang diperbolehkan.”

“Woalah gini aja, aku telpon mbak Melody kalo kamu mau ambil cart-nya, kalo mbak Mel udah ngizinin, kamu naik aja. Dan 10 menit dari sekarang kamu udah balik lagi kesini untuk laporan ke saya sambil bawa cart-nya. Oia kamu naiknya dari tangga darurat aja ya, soalnya jam segini pasti lift sibuk banget dipakai Pegawai. Kalo turunnya baru naik lift.”

“Baik, Mar. Kalo begitu saya ambil dulu ya. Ga nyampe 10 menit saya udah balik kesini.”

“Oke, Pak Pur.”

***


Veranda mengintip dari balik anak tangga darurat ke arah bawah. Kosong. Lantai 9 yang merupakan lantai gym dan fitness jam segini pasti sudah kosong, karena jadwal aerobik Pegawai Terpilih sudah setengah jam lalu selesai. Tidak mungkin juga Melody dan yang lain turun ke lantai kamar menggunakan tangga darurat. Veranda pun perlahan menuruni tangga menuju lantai 9.

Kini lantai 8. Lantai kamar Pegawai Terpilih. Lantai yang ditujunya. Veranda belum menemukan cara untuk bisa masuk ke kamar Saktia. Tapi dia berpikir tidak ada salahnya untuk bersembunyi di lantai tersebut. Veranda sudah paham titik aman bersembunyi dan pola kebiasaan cleaning service yang bisa dihindarinya. Dia bahkan juga menjajaki kemungkinan untuk menemui Marni dan membujuknya agar mau membantunya. Veranda tersenyum kecut membayangkan Bianca akan marah besar jika tahu dia mengambil langkah itu.

Veranda sekali lagi berjongkok sambil menajamkan pendengarannya. Hening. Setelah memastikan aman Veranda pun dengan cepat namun pelan menuruni anak tangga untuk turun ke lantai 8. Bener sih, lagian siapa yang jam segini naik dan turun dari tang-

“Brak!”

Baru saja Veranda berpikir dia aman. Saat kakinya menapak tangga tengah, tepat di depannya pintu darurat terbuka dan muncullah seorang bapak berkulit gelap yang menarik gerobak penampung alat-alat kebersihan.

“N-n-nona Veranda!”

Veranda pucat. “P-pak Pur!”

***

Veranda reflek langsung menarik tangan Pak Pur. Pak Pur pun juga ikut menarik janitor cart-nya keluar dan pintu darurat pun tertutup. Mampus aku ketahuan, habislah aku, sia-sia misiku! batin Veranda panik.

Namun Veranda berpikir lagi. Berbeda dengan Bianca, Veranda berpendapat Pak Pur adalah orang baik. Tidak mungkin dia menjadi pengkhianat. Pak Pur bersama dua temannya sangat berterima kasih pada Bang Simon, Bos Titan dan Pak Mino karena sudah membantu mereka mendapatkan pekerjaan di ibu kota. Tidak mungkin mereka mengkhianati kebaikan itu.

“Pak Pur ngapain disini?” Dari begitu banyak pertanyaan yang ada di pikiran Veranda, itulah pertanyaan pertama yang keluar dari mulutnya.

“N-nona juga sedang apa disini?” Pak Pur masih tidak menyangka pagi ini dia akan bertemu dengan orang yang sekarang paling dicari di Valkyrie.

“Bapak jawab dulu pertanyaan saya.” Veranda ingin memastikan bahwa Pak Pur tidak melakukan hal yang mencurigakan, karena dari hal itu dia dapat melihat apakah Pak Pur murni pegawai Valkyrie atau tidak.

“Itu, nona,” Pak Pur menunjuk ke janitor cart belakang Veranda, “cart itu harusnya cart lantai kantor, tapi cart lantai kamar Pegawai rusak, jadi kemaren dibawa Marni ke lantai kamar Pegawai.”

“Emang Bu Marni ngasi izin Bapak ke lantai kamar Pegawai?”

“Diizinkan, Nona. Sumpah.”

“Pake Nota?”

“Tidak, Nona, Marni telpon Bu Melody. Setelah dikasi izin baru saya naik.”

“Trus kok dari tangga darurat?”

“Karena pesan Bu Marni begitu, Nona. Semua lift sedang ramai kalau jam sekarang. Jadi saya disuruh naik tangga darurat. Turunnya baru pakai lift.”

“Kok sekarang dari tangga darurat?”

“Saya sungkan Nona, lift semuanya sedang penuh. Saya pikirnya nanti saya satu lift dengan pegawai yang wangi-wangi, bersih-bersih, sebelahan dengan saya dan cart. Pasti tidak elok. Jadi saya bawa dari sini. Pelan-pelan saya turunkan di tangga.”

Mendengar penjelasan Pak Pur, cecaran pertanyaan Veranda pun selesai. Dia menarik nafas lega. Pak Pur pun tidak berani bertanya lagi ke Veranda.

“Pak, saya mohon bantuan Bapak. Saya cuma minta Pak Pur jangan kasitau siapapun kalau saya sedang disini. Saya punya urusan penting sekarang. Dan saya tidak ingin Pak Pur menghambat urusan saya. Saya mohon ya Pak.”

“B-baik, Nona.”

“Kalau ini semua sudah selesai, saya pasti membalas kebaikan Bapak.”

“Baik, Nona. Eh, Nona-“

“Ya?”

Pak Pur diam sebentar. Dia ingin mengatakan sesuatu namun sungkan.

“S-saya selalu dengar dari orang-orang, teman-teman, kalau Nona Veranda itu orangnya baik, ramah. Pas kita orang nonton TV dan dengar berita kalo Nona dibilang bocorin data, kita tidak yakin itu benar. B-begini, Nona,” Pak Pur menunduk, tidak berani membalas tatapan Veranda, “saya tidak tahu apa urusan Nona, tapi kalau Nona butuh bantuan, saya siap bantu.”

Giliran Veranda yang terdiam. Ini keputusan yang tidak mudah. Veranda sebenarnya belum yakin Pak Pur adalah orang yang bisa dipercaya atau tidak, walaupun hati kecilnya mengatakan bahwa dia bisa mengandalkan Pak Pur. Berbagai hal berkecamuk di hatinya sekarang. Setelah menimbang agak lama, akhirnya Veranda bersuara,

“Oke kalo gitu, Pak. Saya memang butuh bantuan Pak Pur. Saya butuh akses ke kamar Saktia sekarang. Sebelum Bu Marni naik ke lantai kamar Pegawai untuk bersih-bersih, saya minta Pak Pur untuk mengambil lockcard master kamar Pegawai.”

“Lok-kat? Aduhh itu bahasa inggris ya Nona. Saya susah untuk hapal begitu.” Pak Pur menggaruk kepalanya.

“Begini Pak, bentuknya seperti kartu ATM, tapi warna putih, ada logo Valkyrie di belakangnya.”

“Nah kalo gitu saya paham. Oke Nona. Oia Nona, untuk sementara Nona sembunyi dimana? Biar saya bisa kasih kalo udah dapat.”

“Saya sementara ini sembunyi di ruang perkakas kebersihan, Pak.”

“Baik, Nona. Kalau begitu saya ke bawah dulu. Sudah hampir 10 menit. Tadi saya janji 10 menit kembali ke lantai kantor.”

“Oke kalo gitu, Pak. Pak, tolong bantu saya ya sebisa Pak Pur ya. Saya sangat berharap Bapak bisa bantu.”

“Baik, Nona. Saya bantu sebisa saya.”

“Terima kasih banyak, Pak.”

Pak Pur pun turun ke bawah sambil perlahan menurunkan janitor cart-nya selangkah demi selangkah. Setelah Pak Pur hilang dari pandangan, Veranda pun perlahan membuka pintu darurat dan mengintip. Tidak ada orang. Secepat kilat Veranda melesat ke ruang perkakas kebersihan.

***
Setelah mendengar suara pintu darurat yang ditutup pelan, Pak Pur segera mengambil ponsel di kantongnya. Cepat-cepat dia mengetik pesan dan mengirimnya ke beberapa nomor.

[PURNAMA] Bos, saya berhasil menemukan Veranda!

***


Saktia terduduk tertegun. Tidak mempercayai apa yang baru saja dibacanya.

“Wah hahahaha!” Apa yang diterimanya pagi ini sangat menyenangkan. Dia tidak menyangka akan menyelesaikan rencana mereka secepat ini. Cepat-cepat dia memasukkan barang-barang keperluannya di tas kantor. Tak lupa ponsel rahasianya dimasukkan di salah satu saku kecil di bagian dalam tas. Saktia bahkan tidak sempat mematikan layar ponselnya ketika memasukkan ke dalam tas. Ponsel itu masih memampangkan pesan yang baru diterimanya pagi itu.

[ARMAN] BOS! PAK PUR BILANG DIA MENEMUKAN VERANDA!

***
 
Terakhir diubah:
Anjay tensi mulai naik, akankah veranda di tangkap semudah itu, kalau benar bisa cepat selesai dong ceritanya.
 
Hola!

Untuk semua suhu-suhu yang masih mau nunggu cerita ini berlanjut, terima kasih sebanyak-banyaknya. Nubi jadi terharu hoho. Sebenarnya timeline dan episode sudah dibuat sampai ending(!), tapi menjelang akhir tahun gawean nubi sungguh banyak jadi cerita ini agak terbengkalai. Tapi nubi janji minggu ini 3 episode akan terbit.

Kalo dilihat sejauh ini, nubi jarang berinteraksi dgn suhu-suhu penikmat cerita Valkyrie Management. Oleh karena itu, menunggu 3 episode terbit, dimohon suhu-suhu kasi saran, kritik, pertanyaan, dll terkait cerita ini. (tapi yg berkaitan dgn spoiler belum tentu nubi jawab ya hoho), nubi akan jawab dan respon. Masukan sangat nubi harapkan, mengingat nubi sebenarnya jarang baca cerita lain di forum Cerita, jadi ga tau format biasanya Cerita gimana.
Sekali lagi terima kasih atas kepedulian suhu semua utk cerita ini.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd