Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT VALKYRIE Management

jokokojo15

Semprot Holic
UG-FR
Daftar
16 Dec 2010
Post
344
Like diterima
1.116
Lokasi
Earth. Sometimes.
Bimabet
Sebelum memulai cerita:
Tokoh-tokoh di cerita bersambung ini pasti sudah banyak Suhu temukan di cerita panas lainnya. Saya juga terinspirasi dari tokoh-tokoh tersebut. Beberapa gambar untuk mendukung cerita saya ambil dari thread Suhu Ndaskoplak (click to see more) dan sudah minta izin ke beliau.
Selamat menikmati Valkyrie Management.



INDEX: (klik untuk baca. CH.1 sampai Ch.5 ada di Page 1)
CH. 1: PILOT
CH. 2: Perkenalan
CH. 3: Bos Titan
CH. 4: Penjelasan
CH. 5: Om Minmon
CH. 6: Shania Gracia (1)
CH. 7: Pulih
CH. 8: Valkyrie
CH. 9: Perkenalan Kedua
CH.10: Training
CH. 11: Nabilah
CH.12: Kelas Malam
CH.13: Kelas Malam - Riskha Khairunissa
CH.14: Kelas Malam - Viviyona Apriyani
CH. 15: Saktia Oktapyani
CH.16: Shania Junianatha
CH.17: Terungkap
CH.18: PESTA (1)
CH.19: PESTA (2)
CH. 20: PESTA (3)
CH. 21: Janji
CH. 22: Jebakan
CH. 23: Posisi Baru
CH. 24: Pendekatan
CH.25: Demokrasi
CH. 26: Demokrasi (2)
CH. 27: Shinta Naomi
CH. 28: Awal Pertikaian
CH. 29: TIGER
CH. 30: Salah Langkah
CH. 31: Pasar Malam (1)
CH. 32: Pasar Malam (2)
CH. 33: Pekerja Baru
CH. 34: Ceroboh
CH. 35: DOOMSDAY(1)
CH. 36: DOOMSDAY(2)
CH. 37: JANGAN KE KANTOR!
CH. 38: Buron (1)
CH. 39: The Turncoat
CH. 40: Buron (2)
CH. 41: Om Minmon (2)
CH. 42: BANGKIT!
CH. 43: Kode
CH. 44: Rekrutan Baru
CH. 45: Awal Misi
CH. 46: Awal Misi (2)
CH. 47: Ketahuan! (1)
CH. 48: Kamar Nabilah
CH. 49: Ketahuan! (2)
CH. 50: Mono's Angel
CH. 51: Melenyapkan Veranda
CH. 52: Saktia Oktayani
CH. 53: Pak Pur
CH. 54: Tertunda
CH. 55: Fantasi Pagi Ini (1)
CH. 56: Fantasi Pagi Ini (2)
CH. 57: Bertemu!
CH. 58: Tengkorak Hitam
CH. 59: Buronan
CH. 60: Genderang (1)
CH. 61: Genderang (2)
CH. 62: Si Jahat
CH. 63: Genderang (3)
CH. 64: Genderang (4)
CH. 65: Perang (1)
CH. 66: Perang(2)
CH. 67: Perang (3)
CH. 68: Perang (4)
CH. 69: Semprot!
CH. 70: One Down
CH. 71: Pulihnya si Jahat
CH. 72: Shania Gracia (2)
CH. 73: Amukan
CH. 74: Aku Sampai Di Sini
CH. 75: Aku Cinta Padamu
CH. 76: Black Melody
CH. 77: Veranda v Melody
CH. 78: Dalang Dari Semua Ini
CH. 79: Bukti
CH. 80: Terkuak
CH. 81: Cerita Masa Lalu
CH. 82: Adikku
CH. 83: Afterwards(1)
CH. 84: Afterwards(2)
CH. 85: Afterwards(3)
CH. 86: Revealed(1)
CH. 87: Revealed(2)
ENDGAME
 
Terakhir diubah:
CHAPTER 1: PILOT

Veranda melangkah pelan namun pasti menyusuri trotoar sambil mendekap erat tas coklat yang berisi baju dan keperluan lainnya, kemudian berhenti tepat di depan gedung menjulang tinggi yang didominasi warna biru. Valkyrie Management. Nama perusahaan yang tertulis bersama dengan alamatnya di kertas yang dia pegang sesampainya di Jakarta. Perusahaan yang telah menyelamatkan keluarganya dari lilitan hutang rentenir. Sembari mendongak kagum memandang gedung besar di depannya, kembali terlintas runtutan kejadian seminggu belakangan ini. Semuanya berlangsung begitu cepat. Sebuah mobil yang berhenti di depan rumahnya, tepat saat rentenir dan sekelompok orang akan menyita barang-barang karena keluarganya tidak sanggup membayar hutang plus bunga yang hampir mencapai seratus juta. Penawaran pelunasan hutang dengan proses yang bahkan tak disangkanya akan secepat itu. Ditambah dengan penawaran kerja di Jakarta sebagai perjanjian hutang budi dan jaminan kiriman rutin ke keluarganya di desa, yang membuatnya sekarang berdiri tepat di depan gedung tersebut.

llF4TzG3.jpg

Setelah memastikan bahwa gedung itu benar Valkyrie Management, Veranda pun masuk gedung dan duduk menunggu di lobi, sesuai dengan instruksi di kertas alamat. Tak lama datang perempuan mungil berkacamata dengan blus oranye kemudian menghampirinya dan dengan tersenyum berkata,

e87piXDt.jpg

“Veranda ya?”
“Iya betul” Veranda dengan gugup tersenyum.

“Saya Melody. Kamu udah lama nunggu?” Tanya Melody ramah.

“Baru aja Mbak hehe”

“Ga usah manggil Mbak, panggil Melody aja. Ayo ikut saya” Kemudian mereka naik lift dan berhenti di lantai 3.

Ruangan besar menyambut mereka, yang diisi dengan pegawai kantor yang lalu lalang mengerjakan tugas masing-masing, beberapa berkutat di balik meja kantor yang berderet dengan komputer tertata rapi di tiap meja, lemari-lemari dokumen dan perlengkapan kantor lainnya . Veranda mengikuti Melody di belakang, mengagumi betapa rapi dan berkelasnya ruangan tersebut beserta orang-orangnya, sesuatu yang baru pertama kali dia lihat karena di desanya tentu tidak ada hal-hal seperti itu.

Mereka kemudian masuk ke ruangan kecil di sudut. Melody mempersilahkan Veranda duduk sambil mulai memberi penjelasan tentang perusahaannya.

“Silahkan duduk”

“Terimakasih Mbak”

“Jadi, selamat datang di Valkyrie Management. Kamu mulai hari ini diterima kerja dan tinggal disini. Tempat tinggal disediakan, jangan khawatir. Kamu tidak perlu cari-cari kosan di luar. Makanan, pakaian, keperluan sehari-hari, ditanggung perusahaan. Kamu hanya perlu mengerjakan tanggung jawab pekerjaan yang akan diberikan. Tentu kamu sudah mendengar sedikit penjelasan yang sudah dikatakan Pak Minmon saat beliau datang ke rumahmu. Untuk saat ini status kamu adalah trainee dan saya ditunjuk menjadi mentor kamu, jadi kalau ada yang kurang mengerti tanyakan ke saya. Kalau selama masa training kinerja kamu dinilai bagus baru kamu diangkat jadi pegawai tetap. Kamu mengerti ya? Sampai disini ada yang kurang jelas?” Melody menjelaskan dengan bahasa formal dan tegas, berbeda saat mereka berkenalan tadi.

Veranda mengangguk-anggukan kepala tanda mengerti.

“Maaf nanya Mbak, tapi pekerjaan saya disini apa ya Mbak?” Veranda bertanya polos. Dia merasa tidak mempunyai kemampuan yang layak untuk dapat bekerja di kota sebesar Jakarta dan gedung sebesar ini.

“Nanti akan saya jelaskan. Untuk pekerjaan pertama, nanti malam jam 7 kamu ke lantai 10 dan bertemu lagi dengan saya. Sekarang kita ke kamar yang akan menjadi tempat tinggal kamu. Dan satu hal lagi-” Melody menatap Veranda tajam sehingga Veranda tidak nyaman.

“Saya bukan mbakmu. Panggil saya Melody.”

***




CHAPTER 2: PERKENALAN

Jam 18.45 Veranda sudah selesai bersiap-siap untuk pekerjaan pertamanya. Setelah kembali berkaca untuk memastikan semua beres, pandangannya kembali menyapu seluruh sudut kamar yang sekarang menjadi tempat tinggalnya. Entah sudah berapa kali dia terkagum pada gedung Valkyrie Management. Gedung yang dia tahu dari Melody ternyata bukan hanya kantor saja, tapi juga apartemen tempat tinggal pegawai tertentu, gym, swalayan, bar, ruang karaoke, juga dilengkapi kolam renang di bagian belakang.

Kamarnya pun begitu. Kamar yang begitu besar dan tidak hanya terdiri dari kamar tidur tapi juga ruang tamu, ruang tengah dan dapur kecil. Sampai-sampai dia yakin kalau kamarnya cukup besar untuk menampung keluarganya tinggal disitu, dilengkapi dengan fasilitas bathtub, televisi dan AC. Begitu juga dengan pakaian yang disediakan untuk malam ini, yang sekarang sudah membalut lekuk tubuhnya. Dress dan rok sutra berwarna hitam yang ketat dipadu dengan flat shoes yang Veranda yakin harganya pasti sangat mahal.

c8LMjkIA.jpg

Setelah melihat jam sudah hampir menunjukkan pukul 7 Veranda dengan segera keluar kamar dan menuju lift. Sepi. Tidak ada seorangpun dia temui saat menuju lift. Sesampainya di lantai 10, Melody sudah menunggu di depan pintu besar bersama seorang wanita lainnya. Sayup-sayup lantunan lagu terdengar di balik pintu besar tersebut.

“Nah ini dia si Anak Baru udah datang. Nih kenalin,”

“Veranda”

“Naomi”

Mereka berdua kompak memakai dress putih dengan make up natural yang membuat Veranda terdiam sebentar mengagumi kecantikannya. Orang-orang kota cantik-cantik, batinnya. Melody terlihat sangat berbeda dibanding saat di kantor tadi siang.

3idRbWiA.jpg

“Kita sekarang dimana ya… Mel?” Veranda agak terbata karena sebenarnya merasa tidak nyaman memanggil langsung nama mentornya.

“Nah yuk, sebelum kita masuk, aku mau jelasin sedikit ya ke kamu. Kamu akan ketemu dengan Bos Titan, CEO perusahaan ini. CEO itu maksudnya yang punya perusahaan ini, bos tertinggi. Kamu harus kenalin diri kamu ke Bos Titan, trus kita temenin Bos Titan ngobrol-ngobrol supaya beliau kenal kamu lebih banyak.” Melody menjelaskan panjang lebar.

“Duh aku deg-degan mb.. Mel hehe” Veranda langsung gugup saat mengetahui dia akan bertemu langsung dengan sang empunya perusahaan.

“Ngga apa-apa kita cuma nemenin Bos Titan karaoke sambil ngobrol-ngobrol kok” Melody mengerling ke arah Naomi sambil tertawa. Cuma nemenin karaoke sambil ngobrol. Entah sudah berapa kali alasan ini mereka katakan ke para anak baru, yang beberapa berhasil membuat para anak baru lebih tenang namun ada juga yang malah tetap grogi.

Melody mengajak masuk melalui pintu besar di samping mereka dan ternyata di dalamnya adalah ruang karaoke dengan sofa coklat panjang di satu sisi ruangan dan TV LED besar terpasang di dinding hadapannya. Ruangan sedikit redup karena hanya mengandalkan cahaya layar TV. Di tengah ruangan terdapat meja lebar dengan beberapa botol kaca yang Veranda tidak tahu apa isinya. Di ujung sofa duduk dua orang wanita yang menyanyi mengikuti lirik di layar TV dan satu orang pria tampan berkulit bersih yang tidak terlalu kekar namun Veranda yakin pria tersebut mempunyai tubuh yang atletis dan gagah.

“Halo Bos Titan..”

Si pria gagah hanya tersenyum dan Melody menatap Veranda menyuruh untuk ke depan dan memperkenalkan diri.

“Halo.. B-bos Titan, saya Veranda. Saya baru hari ini kerja disini. Te-terimakasih ya Bos Titan untuk kebaikannya ke keluarga saya” Veranda terbata-bata juga tersenyum malu dan bingung karena tidak tahu mau ngomong apa lagi.

“Oh kamu ya Veranda..” Bos Titan akhirnya bersuara dan memandangi Veranda dari bawah hingga atas. Bos Titan memandang lekat-lekat Veranda yang memang jauh lebih tinggi dibanding Melody dan Naomi, ditambah dengan bentuk badan yang proporsional dipadu dengan wajah yang cantik natural khas gadis desa yang polos. Kecantikan Veranda semakin diperkuat dress yang dipakainya dengan memperlihatkan dengan indah lekukan tubuh Veranda. Sempurna, tidak salah memang tangkapan Minmon ini, batin Bos Titan.

“Oke” Kata Bos Titan singkat sambil tersenyum simpul dan melirik memberi kode kepada Melody dan Naomi. Mereka pun langsung duduk. Veranda mengambil posisi duduk di antara Melody dan Naomi.

“Kamu udah pernah minum bir belom?” tanya Naomi sambil menuangkan cairan dari botol kaca ke gelas pendek di depan Veranda.

“E-eh saya belum pernah mbak. Ibu saya bilang itu bukan minuman yang baik” Veranda menjawab polos dan grogi karena kaget langsung berhadapan dengan minuman yang sangat dijauhi di keluarganya.

“Lho siapa bilang. Kamu udah pernah minum belom? Coba dulu manatau suka” Bos Titan menggumam sambil terus menatap ke layar TV. Dua wanita lain masih terus bernyanyi lagu karaoke. Naomi dan Melody tersenyum mendengar perkataan Bos Titan.

“Tapi Bos..”

“Udah coba dulu, nanti kalau ngga suka ga usah diterusin kok” Melody memotong perkataan Veranda.

“Iya kamu coba dulu nih” Naomi menyodorkan segelas bir yang sudah dicampur dengan wine dihadapannya kemudian memandangi Veranda menunggunya untuk meneguknya. Veranda yang tidak menyangka bakal di posisi seperti ini hanya bisa membetulkan posisi duduknya yang tidak nyaman dan akhirnya mengambil gelas yang sudah disodorkan. Veranda kemudian meneguk dan seketika memuntahkan sedikit dari bir tersebut karena kaget dengan rasanya yang menurutnya anyir dan sangat tidak enak.

“Ayo minum lagi gapapa kok ayo” Melody kemudian membantu memegang gelas Veranda dan mendekatkan lagi gelasnya ke bibir Veranda. Veranda yang belum sempat mengusap mulutnya kembali harus meminum bir yang sudah disorongkan ke mulutnya. Kali ini tiga teguk tertelan sebelum akhirnya Veranda menolak gelas yang tertempel di bibirnya.

“Sudah Mbak sudah..”

“Ayo lagi sayang kamu pasti suka kok..” Naomi yang barusan menuang bir lain ke gelas berbeda menyorongkan kembali gelas tersebut ke mulut Veranda. Kali ini Veranda tidak bisa melawan. Segelas bir meluncur masuk ke tenggorokannya. Veranda tersedak dan batuk-batuk keras. Sesaat kemudian pandangannya kabur. Kandungan alkohol mulai mengambil alih kesadarannya. Dia hanya bisa melihat samar-samar silau TV dan Melody tersenyum membantunya untuk tetap duduk tegak. Begitu kembali sadar didekat bibirnya sudah tersodor lagi gelas berisi penuh dengan bir yang baunya menusuk hidungnya. Veranda hanya bisa mencoba untuk menghentikan batuknya sebelumnya akhirnya segelas bir lain meluncur masuk ke mulutnya dan tumpahannya membasahi dressnya. Veranda ingin memberontak melepaskan gelas yang disorongkan ke mulutnya namun dengan sigap tangannya ditahan Melody juga ditambah kesadarannya yang menurun. Kali ini Naomi kembali bersiap menuangkan red wine yang dicampur dengan sedikit cola.

Bos Titan bersandar di sofa menikmati Veranda yang kini berantakan baik di bajunya dan tatanan rambutnya yg sebagian sudah menutupi wajah telernya. Kembali Bos Titan tersenyum dan membayangkan rencana selanjutnya yang sudah dia susun. Dia sangat menantikan momen ini, yang sudah dibayangkannya saat melihat foto Veranda dari Minmon. Minmon sangat antusias mengatakan bahwa dia mendapat ‘tangkapan besar’ dengan kondisi yang sangat mendukung tangkapannya. Keluarga di desa yang sederhana dan terlilit hutang, Veranda gadis desa lugu yang bahkan sepengakuannya jarang kenal lelaki di desanya, keluarganya yang sedang membutuhkan pemasukan karena ayahnya baru saja di-PHK. Lengkap sudah, Minmon tertawa terbahak sambil menenggak bir di ruangan yang sama tiga hari sebelumnya.

Kini Veranda sudah tidak tahan lagi. Tubuhnya ambruk ke belakang dan memandang teler ke sekitar. Dua wanita yang tadi bernyanyi kini diam menunggu instruksi dari Bos Titan. Veranda mencoba untuk kembali menguasai tubuhnya yang memanas dan sudah berat untuk dikendalikan. Tidak cukup sampai disitu, Naomi kembali memaksa Veranda menenggak wine. Veranda merasakan hangat sesaat di tenggorokannya namun berangsur hilang karena kesadarannya semakin hilang. Veranda mulai mengoceh dan menggumam kata-kata yang tidak jelas. Tubuhnya benar-benar di luar kendalinya. Tangannya mencoba menggapai pegangan namun yang tertangkap hanya udara.

“Penutup ya bos. Hehehe senang aku setiap ada anak baru dikerjai begini. Seru ya cekokin bir ke mereka. Trus pas mulai ga sadar ngocehnya lucu. Ngomong macem-macem hahaha” terbahak Melody menuangkan wine terakhir ke mulut Veranda yang dibuka paksa oleh Naomi. Kembali Veranda tersedak namun hanya sebentar karena seluruh isi gelas dipaksa masuk dan kini sudah berpindah ke lambung Veranda.

“Lah kamu juga kan diginiiin dulu. Ya kita lah hahaha” tawa Naomi.

Mereka menunggu Veranda menggeliat sebentar sebelum akhirnya benar-benar mabuk tidak sadarkan diri. Sesekali gumaman kecil keluar dari mulutnya namun tidak ada artinya. Melody dan Naomi tertawa puas melihatnya.

***​
 
Terakhir diubah:
PART 3: BOS TITAN
“Angkut ke kamar”
Instruksi singkat Bos Titan menghentikan tawa mereka. Melody dan Naomi langsung memapah tubuh Veranda. Mereka agak kerepotan karena tubuh Veranda jauh lebih tinggi dan besar dibanding mereka berdua. Melihat hal tersebut Bos Titan memanggil dua wanita yang daritadi diam di ujung sofa,

“Ayana, Nabilah, sini bantu” Akhirnya dengan tenaga 4 orang, tubuh Veranda berhasil dibopong ke kamar sebelah ruang karaoke.

Bos Titan menyusul masuk ke kamar. Kini di tempat tidur terbaring Veranda yang tidak sadar diri. Tubuhnya terlentang indah dan pasrah menunggu apa yang terjadi selanjutnya. Melody memberi kode kepada Ayana dan Nabilah. Mereka langsung keluar dari kamar dan kini tinggal hanya mereka berempat.

“Buka bajunya”

Dengan sigap Melody dan Naomi langsung melucuti dress yang dikenakan Veranda. Kini tidak ada sehelai benangpun menutupi tubuh Veranda yang halus mulus. Kulit putihnya sempurna tanpa ada noda hitam setitikpun. Payudara dengan puting merah jambu yang mengacung seakan menantang Bos Titan untuk melumatnya, diikuti dengan perut yang rata dan pusar yang bersih. Kemudian pandangan Bos Titan tertuju pada titik yang paling dia idamkan. Vagina Veranda sungguh putih bersih dihiasi dengan bulu-bulu halus berwarna coklat. Belum pernah Bos Titan temukan badan yang membuatnya begitu nafsu ingin menikmatinya. Sesaat Bos Titan berpikir apakah gadis-gadis di desa sana mempunyai tubuh sesempurna ini.


Dengan cepat Bos Titan melepas celana, memunculkan penis berwarna coklat, berurat, besar dan tanpa bulu yang sudah ereksi maksimal. Melody dan Naomi terkesiap melihat penis tersebut. Sudah 5 tahun mereka mengabdi di Valkyrie, namun mereka masih belum terbiasa dengan ukuran penis Bos Titan yang mereka anggap jauh lebih besar dari ukuran standar orang Indonesia. Bos Titan menoleh ke Melody dan Naomy. Mereka langsung tahu apa yang diinginkan bosnya. Mereka mengambil posisi jongkok di depan bosnya dan mulai menjilati dan mengolesi ludah di penis Bos Titan untuk membuat penisnya licin. Melody yang mencoba mengukur besarnya penis Bos Titan dengan mulutnya langsung tersedak ketika kepala penis mulai memasuki rongga dalam mulutnya, diikuti dengan batang penis yang berurat tak beraturan. Semantara Naomi menikmati mengulum biji pelir sambil memejamkan mata. Kapan lagi aku diberi tugas melicinkan penis Bos Titan, pikirnya.

“Iya! Iya! Bagus! Masukkan lagi Mel!” Bos Titan memaksa masuk penisnya ke mulut Melody yang sudah terbuka maksimal. Setelah itu dikeluarkannya dan mulai memukul-mukulkan penisnya ke lidah Melody yang terjulur. Kini Bos Titan mencoba kekuatan mulut Naomi. Dengan cepat dia menjambak rambut Naomi dan mulai memasukkan penisnya. Sama seperti Melody, Naomi kesulitan mengimbangi penetrasi penis Bos Titan di rongga mulutnya. Sesekali lidahnya mencoba bergoyang memberi kenikmatan di syaraf penis Bos Titan. Tapi percuma, Bos Titan mulai mengocok penisnya memakai mulut Naomi. Penis dimajumundurkan dengan cepat sehingga Naomi menahan sakit pada amandel dan pangkal tenggorokannya.

6XcCHmY0.jpg
LOkbsclP.jpeg

Sesudah puas menguji kekuatan mulut dua asistennya, kini Bos Titan menuju menu utama. Penisnya yang sudah licin karena baluran ludah dua asistennya, kini mengarah ke vagina polos Veranda. Vagina yang akan merasakan kekar dan perkasanya penis Bos Titan. Tapi Bos Titan ingin menikmati pelan-pelan menu utamanya.

Dia mulai mendekatkan wajahnya ke vagina Veranda mulai menghirup wanginya untuk mengetahui wangi vagina perawan desa. Bos Titan sungguh terpikat ketika melihat dari dekat vagina yang akan menjadi mainannya dalam waktu lama. Clitoris yang kuncup dan rapat, seakan menantang penis Bos Titan apakah bisa menghujam masuk. Dilindungi dengan Labia Majora yang gempal dan lembut, tempat bertumbuhnya bulu-bulu tipis.

Tak sadar Melody dan Naomi terdiam memandangi Bos Titan yang mulai menjilati clitoris vagina bersih milik Veranda. Bos Titan memejamkan mata saking nikmatnya menjilat mengisap clitorisnya. Tak lama Veranda menggumam pelan seakan menikmati permainan lidah Bos Titan.

“Nikmatnya memekmu sayang..” sekilas Bos Titan menggumam sebelum melanjutkan menjilati clitoris dan labia majora. Untuk saat ini itu dulu. Masih banyak bagian tubuh lain yang belum dinikmatinya. Kini saatnya ke pertunjukan utama.

Bos Titan kini mendekatkan penisnya yang keras dan tegang. Diusap-usapnya penisnya ke bagian clitoris vagina Veranda. Kenikmatan mulai menjalar melewati syaraf dan urat tebal penisnya. Ketika Bos Titan menemukan titik yang pas, ia menghujamkan penisnya ke vagina Veranda. Seketika Veranda yang tadinya belum sadar, langsung melenguh pelan. Inilah alasannya Bos Titan selalu menyuruh asistennya untuk membuat anak baru mabuk lebih dulu. Supaya mereka tidak banyak melawan saat mau diperawani.

Sama seperti Veranda. Gumaman dan ocehannya tidak berarti apa-apa saat kepala penis Bos Titan mulai membelesak masuk menembus dinding pertahanan lubang vaginanya. Sesaat Bos Titan kaget ternyata dinding keperawanan Veranda sangat rapat untuk dimasuki. Bos Titan semakin semangat menekan penisnya hingga akhirnya selaput dara vagina Veranda terbuka dan darah segar mulai muncrat melumuri penisnya. Hampir setengah penis Bos Titan berhasil masuk menembus sempitnya vagina Veranda saat Veranda mulai sadar karena sakit merayap di bagian vitalnya. Veranda semakin mengoceh tidak keruan dan menggeram pelan saat badan tegap Bos Titan mulai menimpa tubuhnya untuk memudahkan Bos Titan memasukkan seluruh penisnya ke dalam lubang kenikmatan milik Veranda. Kaki Veranda terjuntai indah menghadap langit-langit kamar. Kini saatnya Bos Titan menikmati wajahnya. Bibir dan lidahnya mulai menciumi dan menjilati bibir Veranda. Veranda mencoba menghindar namun kepalanya masih sangat berat. Dia tidak tahu harus melakukan apa di saat kepalanya sangat berat dan vaginanya sangat sakit.

Bos Titan sangat menikmati memerawani Veranda karena melumat tubuh-tubuh kecil seperti tubuh Melody, Naomi, Ayana, Nabilah dan Gracia sudah membuatnya bosan dan tidak ada tantangannya. Apalagi saat badan kekarnya menimpa tubuh mereka di posisi misionaris. Dia pasti berkuasa penuh pada tubuh mereka yang kecil dan ringan untuk diangkat. Sering mereka kesakitan dan minta ampun ketika sudah tidak bisa lagi menahan gempuran penis Bos Titan yang besar dan dekapannya yang kuat apalagi saat mau ejakulasi. Tapi kini Veranda datang. Veranda akan menjadi mainan pribadi Bos Titan yang memberi sensasi susah dihabisi karena tubuh yang lebih besar dan vagina yang menantang.

Apalagi kini hampir seluruh bagian penis Bos Titan sudah mengisi penuh rongga vagina Veranda. Biasanya kalau dengan asisten-asistennya, baru kurang dari setengah saja penisnya sudah mencapai mentok ujung dalam vagina mereka. Nikmat yang tiada tara mulai menguasai seluruh tubuh Bos Titan. Dia akan sangat berterimakasih kepada Minmon yang sudah menemukan bidadari sesempurna ini.

Otot-otot rongga vagina Veranda mulai melawan dengan mengempot yang semakin membuat nikmat penis Bos Titan.

“Errghh bangsaat..” Bos Titan menggeram nikmat dan mulai memaju mundurkan penisnya berharap vagina Veranda bisa membiasakan dengan ukuran penisnya. Tapi yang ada hanya kesempitan dan otot dinding vagina yang terus mengempot, yang semakin menghujani penisnya dengan kenikmatan tiada tara. Semakin cepat dipacu maju mundur, semakin nikmat dan kesat gesekan yang membuat tubuh Bos Titan menggelinjang. Sadar bahwa gesekannya penisnya mulai kesat, Bos Titan menoleh ke arah Melody yang daritadi bengong dan takjub melihat proses memerawani Veranda.

“Madu! Cepat!” teriak Bos Titan sambil mengeluarkan penisnya dari vagina. Dia seakan tidak mau melewatkan kenikmatan ini sedetikpun. Begitu tersadar Melody dengan sigap mengambil botol madu dan mulai mengolesinya di sepanjang penis Bos Titan dibantu Naomi. Dengan cepat dia kembali bersiap memasuki lagi sempitnya vagina Veranda yang kini memerah di bagian luarnya. Seprei yang tadinya berwarna krem kini berantakan dan dihiasi bercak-bercak darah. Setelah membalurkan madu di kepala penisnya, Bos Titan mulai penetrasi lagi. Namun vagina Veranda seakan-akan mengejeknya. Dinding labia majora yang gempal seakan menahan gempuran penis Bos Titan. Bos Titan mulai geram dan menekan paksa masuk ke vaginanya. Veranda mendadak berteriak tertahan dan membuka matanya walau kepalanya masih berat.

Bos Titan sudah tidak peduli lagi. Sudah cukup untuk malam ini, pikirnya. Dia mulai memompa dan menggoyang pinggulnya. Anak baru ini perlu diberi pelajaran. Bisa-bisanya clitorisnya menahan tusukan penisku, pikir Bos Titan. Kenikmatan kembali memenuhi jalan syaraf sekujur tubuh Bos Titan. Tanpa sadar dia membuka mulutnya keenakan menikmati tubuh anak baru ini.

“Brengg..sekk..” Semakin cepat Bos Titan menggoyang pinggulnya. Pegal pinggul akibat menggoyang kalah dengan nikmat yang didapat dari otot dinding vagina Veranda. Tak terasa sudah sejam Bos Titan menikmati tubuh ranum Veranda sebelum akhirnya Bos Titan mulai merasakan cairan yang menjalar di pangkal penisnya. Kenikmatan yang semakin memuncak ketika cairan mengalir cepat sampai ke ujungnya. Dengan berteriak tertahan dia menghujam seluruh bagian batang penisnya ke dalam lubang kenikmatan milik Veranda. Cairan peju menyembur keras menghujani ruang rahim Veranda, membuat Bos Titan mengejang hebat dan berteriak puas.

Tw2HxWty.jpg

“Argghhh anjingg enak bangeet!!” Bos Titan berteriak kuat sambil mencengkram kuat bantal dibawah kepala Veranda. Sesaat kemudian dia merebahkan badannya di atas tubuh Veranda yang kini basah oleh campuran keringatnya dan keringat Veranda. Bos Titan terengah-engah menyadari bahwa dia sangat capek menikmati ranumnya tubuh Veranda. Di tengah engahannya dia masih mendengar gumaman pelan yang kali ini agak lama dari Veranda. Sambil menciumi bibirnya Bos Titan berbisik,

“Tenang sayang kamu sudah aku cicip. Besok aku lanjut ya..”

Kemudian dia menoleh ke arah Melody dan Naomi yang sudah bersiap dengan handuk di tangan. Mereka yang lama mengabdi ke Bos Titan sudah hafal kebiasaan Bos Titan yang minta handuk untuk mengeringkan badannya sehabis memerawani anak baru.

“Saya tidur disini aja dengan dia. Kalian sana istirahat.” Melody dan Naomi pun pamit seraya menutup pintu kamar. Malam ini tidak akan dilupakan Bos Titan. Malam dia merasakan kembali kenikmatan hebat setelah terakhir kali dia merasakan yang seperti ini bertahun-tahun lalu. Dengan wanita itu. Sesaat Bos Titan teringat dengannya. Namun tak lama dia tertidur di atas tubuh Veranda sambil penisnya yang besar masih tertancap lemas di dalam vagina Veranda.
 
Terakhir diubah:
CHAPTER 4: PENJELASAN
Veranda terbangun di tempat tidur kamarnya. Kepalanya sangat berat dan selangkangannya terasa sakit. Berusaha menoleh ke arah jam dinding, samar-samar Veranda melihat jam menunjukkan pukul 2 siang. Ini kondisi terberat dan terburuk yang pernah dia rasakan di hidupnya. Badan yang sangat berat untuk digerakkan, ditambah dengan vaginanya yang pertama kali dia rasakan sesakit itu. Veranda kembali tertidur sampai akhirnya bangun lagi ketika jam menunjukkan pukul 03.30. Setengah empat sore. Sudah hampir seharian Veranda tidur untuk mengembalikan tenaganya. Veranda pun bangun dan tak lama kemudian isi perutnya melonjak naik ke tenggorokan sehingga Veranda muntah-muntah di samping tempat tidur. Muntahannya mengotori lantai kamarnya dan sedikit terciprat di seprei.

Mendengar suara di kamar tidur, Melody yang dari tadi berada di dapur memasak makanan untuk Veranda segera bergegas ke kamar tidur dan mendapati Veranda sudah terduduk di pinggir tempat tidur menangis sambil memegang perutnya yang mual. Melody dengan cepat memapah Veranda balik ke tempat tidur. Melody kemudian menyambar telepon dan menekan beberapa nomor sebelum akhirnya,

“Nabilah, Gracia, kalian ke kamar Veranda. Cepat!”

Tak lama datanglah Ayana dan Gracia yang dengan sigap membersihkan bekas muntahan dan membantu Veranda minum air hangat sementara Melody menyiapkan makan. Saat kondisi Veranda mulai membaik, Melody menyuruh Ayana dan Gracia kembali ke kamar sembari menyuapi Veranda.

“Gimana perasaanmu sekarang? Masih berat banget kepalanya? Terus pangkal pahamu gimana? Masih sakit banget?”

“Udah ga terlalu berat Mel, udah ga terlalu sakit. Yang ini..” Veranda memegangi pangkal pahanya.

“Mel kemaren aku diapain? Aku ga sadar seharian. Aku cuma ingat kamu cekokin aku bir sampe aku sesak”

Melody menghela nafas sambil terus menyuapkan bubur ke mulut Veranda.

“Itu yang namanya Perkenalan. Perkenalan anak baru ke Bos Titan. Ga hanya kamu. Aku juga begitu pas awal masuk di sini. Naomi juga. Ayana juga. Semua. Itu memang momen paling menyakitkan saat bergabung ke Valkyrie Management. Tapi itu yang buat kita loyal ke Bos Titan. Bos Titan bakal baik banget ke kamu kayak Bos baik ke kami. Nanti kamu bakal lihat kamu akan berkontribusi banyak di perusahaan. Beruntunglah kamu nanti akan jadi pegawai terpilih yang akan menikmati perusahaan ini. Kita yang diberi tempat tinggal disini otomatis jadi pegawai terpilih. Nikmati aja prosesnya. Kamu akan belajar banyak kok.”

“Tapi aku dilecehkan.. Direnggut..” Veranda mulai terisak. Dengan lembut Melody mengelus rambut Veranda.

“Udah jangan nangis. Apa yang direnggut dari kamu sesuai kok dengan apa yang Bos Titan bakal kasi ke kamu nanti..”

“Sekarang kamu habiskan buburnya terus istirahat lagi. Kalo udah kuat nanti mandi ya. Kemaren Ayana dan Gracia udah bersihin badanmu dan ganti bajumu” Veranda tersadar bahwa dia di kamarnya sendiri dan memakai baju bersih warna putih.

Kemudian Melody membereskan piring kotor dan meninggalkan Veranda sendirian. Veranda yang termenung akan banyak hal, akhirnya menyerah dan memilih tidur untuk memulihkan badannya.

***​
 
Terakhir diubah:
CHAPTER 5: OM MINMON
Masih satu koridor dari kamar Veranda, beberapa kamar sebelahnya, terdengar suara lenguhan dan desahan nikmat dibarengi surat tepukan berulang-ulang. Tampak seorang bapak gendut botak dan wanita mungil imut yang sedang menikmati hubungan intim mereka di sofa merah sudut ruangan.

Pok pok pok pok.

“Kamu.. kok.. makin.. enak.. gini.. sih.. sayang..” Bapak gendut itu mengoceh sambil terus menggenjot tubuh mungil di depannya dengan gaya doggy style.

“Iya dong.. Enak.. kann.. Om.. Minmoonn..” Ayana ga kalah semangat menahan gempuran dari belakang pantatnya.

“Brengsek emang kamu hahaha..” Om Minmon menampar-nampar bongkahan indah pantat Ayana kemudian meraih pergelangan tangan Ayana untuk semakin memacu cepat genjotannya.

“Anjiiir Ooom aku mau keluar lagi nih hahaha..” Tak lama kemudian paha Ayana bergetar hebat sementara Om Minmon menikmati denyut cepat dinding vagina Ayana yang menjepit erat penisnya. Ayana roboh lunglai dengan dada rebah ke sofa. Sudah tiga kali Ayana orgasme, kali ini dia sudah menyerah. Ayana belum bisa mengimbangi kegagahan Om Minmon bosnya.

Om Minmon membiarkan Ayana menikmati sebentar orgasme terakhirnya dan kemudian melanjutkan genjotannya. Kali ini semakin cepat karena Om Minmon mau menyudahi pertempuran ini. Sambil menggenjot cepat dia tersenyum puas mendengar Ayana kembali mendesah hebat karena goyangannya. Asistennya ini memang tipikal wanita favoritnya. Ayana yang mungil dan periang ini dia temukan di sekolahan SMA saat Om Minmon sedang iseng mencari bibit-bibit binal. Ayana yang butuh uang untuk tuntutan gaya hidup menawarkan keperawanannya ke Om Minmon yang dia yakin adalah orang kaya. Gayung bersambut, Om Minmon memberikan lebih dari itu. Ayana ‘di-training’ dan dibekali ilmu, yang membuatnya sekarang bekerja di posisi administrasi. Om Minmon hanya bisa tersenyum mengenang momen mendapat durian runtuh itu. Ayana sekarang menjadi asisten setia dan budak sex yang bisa Om Minmon pakai kapan saja. Ayana bahkan tidak pernah menolak permintaan aneh-aneh Om Minmon, seperti anal, penetrasi ganda, pake kostum maid sampai diikat.

Sadar asisten mungilnya sudah lemas, Om Minmon mencabut penisnya kemudian memutar badan Ayana. Sekarang Ayana terbaring menyamping sambil terengah-engah. Om Minmon menyorongkan kembali penisnya yang panjang dan besar sedalam-dalamnya ke vagina sempit Ayana sambil memeluk tungkai ramping Ayana.

Ayana sebenarnya agak heran dengan kondisi badan bosnya itu. Kepala boleh botak dan badan boleh gendut. Tapi saat pertama kali melihat penis Om Minmon, Ayana takjub melihat keras dan panjangnya penis Om Minmon. Hampir mirip penis Bos Titan saat memerawaninya di Perkenalan. Sama-sama memiliki urat yang tebal dan kepala penis yang besar diikuti batang yang kokoh. Awalnya Ayana curiga Om Minmon pakai obat kuat impor atau semacamnya, tapi berikutnya itu tak lagi jadi pikirannya seiring Om Minmon selalu berhasil membuatnya puas orgasme dalam hubungan bercinta.

Genjotan kencang Om Minmon akhirnya mereda setelah dia merasa mau mengeluarkan peju.

“Ay…” Ayana yang langsung mengerti bertanya balik ke bosnya.

“Mau.. dikeluarin dimana.. Bosku sayang..?” Tanyanya sambil terengah-engah digenjot.

“Di muka aja deh.. Kemaren di dalem.. udah.. Di lobang.. pantat.. udah.. Sekali-sekali.. kayak.. film bokep.. deh..” Mereka lantas tertawa dan segera Om Minmo mengeluarkan penisnya seraya mengarahkan ke muka Ayana yang sigap mengambil posisi jongkok sambil matanya tertutup menantikan peju yang diidam-idamkannya. Om Minmon mengocok cepat batang penisnya dan kemudian,

“Argghhnjingg” Desahan puas Om Minmon melihat muncratan peju menyembur wajah Ayana tidak henti-henti. Ayana tertawa senang sambil menutup mata. Peju kesukaan yang dia dengar menjadi obat awet muda berlimpah mengalir hampir di seluruh wajahnya.

15275554_1210827752338444_8175011708637544448_n.jpg

Setelah memastikan bahwa muncratan peju selesai menyembur wajahnya, Ayana menggenggam penis Om Minmon kemudian mengocok batangnya sambil mulutnya menyedot kepala penis Om Minmon. Rasa geli mendadak menyengat ujung penis Om Minmon sampai akhirnya Ayana memastikan tidak ada lagi peju yang keluar. Om Minmon kemudian ke kamar mandi meninggalkan Ayana yang asik menjilati jari-jarinya yang belepotan peju dari wajahnya tanpa sisa. Setelah memastikan tidak ada sisa, Ayana menyusul bosnya ke kamar mandi dan memeluk dari belakang,

“Bos, kayaknya kemaren kita ngentot deh. Ini sekarang kok tetap berlimpah pejunya. Bos hebat ih”

“Tapi kamu senang kan..” Kembali mereka tertawa sambil bersih-bersih badan yang sudah keringatan karena sudah bertempur lebih dari sejam.

***​
 
Terakhir diubah:
sebelum membaca cerita
ane numpang komeng dulu om sebelum keabisan pejwan
 
pemainnya jav48 eh jkt48 nih,
pantengin dulu :baca:
 
Baru tahu ada cerita gini di cerbung. Btw, yang terakhir kok aneh ya. Yang bersihkan muntahan Veranda itu Ayana tapi di kamar sebelahnya juga Ayana lagi ena ena. Nitip like aja, gan. dan semoga bisa dapat titel TAMAT seperti suhu lainnya. :jempol:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kampret :konak:ditunggu adegannya vienny, nabilah, shanju, anin, michelle, yupi, dudut digarap bos titan :konak::konak:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd