CHAPTER 18: PESTA
Hening malam. Kesunyian mulai merambat di udara malam Jakarta, menelan hiruk pikuk metropolitan yang kini terdengar lamat-lamat. Semua insan menikmati waktu istirahatnya, tak terkecuali Valkyrie. Tampak semua Pegawai Terpilih pulas rebah di kasur masing-masing.
Dengkur pelan mulai terdengar dari kasur Nabilah, nyenyaknya mengambil alih rasa lelah setelah seharian beraktivitas. Namun dering telepon perlahan mengusik ketenangan di kamarnya.
Tersadar dari tidurnya, Nabilah dengan enggan menggapai handphonenya yang berada di meja samping kasur. Dengan malas-malasan Nabilah memencet tombol hijau,
‘..Halo..’
‘Halo, Sayang… Apa kabar..?’
Suara lembut itu cukup untuk mengenyahkan kantuk Nabilah. Tersentak dari tidurnya, Nabilah bangkit dari tidurnya sambil menggenggam keras ponselnya,
‘K-kamu!’
‘Iya ini aku…’
***
Sementara berkilo-kilometer dari gedung Valkyrie, Shania tampak tersenyum sambil menatap layar laptop di depannya. Ponsel yang baru dipakainya diletakkan ke samping laptop. Senyumnya akhirnya merekah setelah berjam-jam wajahnya serius memperhatikan data-data talent Valkyrie. Kemudian Shania mengambil selembar foto ukuran 4R di samping laptop, memandanginya sambil tersenyum, sambil akhirnya berbisik,
‘You’ll be mine, Tania Dara…’
***
Malam berganti pagi. Senyap diganti semangat dan riuh rutinitas pagi. Geliat aktivitas penduduk Jakarta mulai terlihat di ramainya jalan. Stasiun-stasiun radio berlomba-lomba memutarkan lagu pengantar mood yang baik di pagi hari. Gedung-gedung menjulang mulai memamerkan kemegahannya, yang diterpa terang matahari.
Istirahat tadi malam memberikan pikiran yang segar dan positif di diri Veranda. Setelah mendengar semua cerita dari Bang Simon dan mengerti apa yang telah terjadi di Valkyrie, Veranda telah membulatkan tekadnya: mengabdi penuh ke Valkyrie dan Bos Titan. Menjadi selir Bos Titan sepenuhnya, untuk mengembalikan Valkyrie ke masa jayanya.
‘Pagi Mbak Mel. Udah sarapan? Yuk sarapan.’
‘Pagi Ve. Wah kamu semangat banget hari ini. Hmm karena Bos Titan udah pulang ya?’ goda Melody sambil mereka berjalan menuju ruang makan.
‘Heheheh bisa jadi Mel. Kamu juga kan?’ Veranda membalas godaan Melody sambil tertawa.
Sesampainya di ruang makan mereka menemukan para Pegawai Terpilih lain sudah duduk rapi dan menikmati sarapannya.
‘Selamat pagi Mik, Gre, Nab, Ay, Yon, Kha, Via!’
‘Eh Ve kenapa tuh kok semangat banget pagi ini?’ Yona menyenggol pelan sikut Riskha, sengaja membiarkan suaranya terdengar Veranda. Tapi Riskha mengacuhkan pertanyaan Yona, beranjak berdiri untuk memeluk Veranda, seperti kebiasaannya ke semua Pegawai Terpilih.
‘Pagiiii, kak Ve-ku tersayaaangg..’
Renyah tawa langsung memenuhi ruang makan.
‘Eh oiya, ada kabar baik. Nanti malam Bos Titan mau ngadain Pesta. Di kamar Bos. Jam 7. Bos kangen dayang-dayangnya heheheh’
Pengumuman yang langsung disambut sorakan riang. Apa yang baru disampaikan sang Mentor Melody semakin menambah kegembiraan pagi itu.
***
‘Eheee selamat siang Nona Veranda yang manis..’
Bang Simon yang sedang membantu memindahkan barang di belakang lobby, sumringah melihat Veranda yang datang. Siang itu Veranda harus memastikan bahwa instalasi perangkat jaringan sudah beres dikerjakan. Tampak keringat sedikit membasahi blus biru muda ketat Veranda karena dari dari sejam yang lalu harus bolak-balik berkoordinasi dengan vendor. Tapi akhirnya pekerjaan tersebut sudah beres dan dipastikan siang itu langsung dapat beroperasi.
‘Eh ada Bang Simon, selamat siang Bang.’
‘Udah ketemu Bos Titan hari ini, Nona? Bos udah kembali bekerja.’
‘Belum sih, Bang. Tapi ntar malam ketemu kok.’
Namun mendadak pandangan Bang Simon terfokus jauh ke belakang Veranda.
‘Nah yang dibicarakan muncul. Panjang umur!’
Seketika Veranda berbalik dan melihat sesosok itu. Sosok yang dari entah berapa lama dirindukannya. Sosok yang selalu ditunggunya untuk kembali ke gedung Valkyrie. Sosok yang tanpa sadar mengisi relung hatinya. Kelas Malam dan tempahan Valkyrie tampaknya sudah berhasil mengubah Veranda menjadi pribadi yang selalu merindukan Bos Titan.
Dan kini Veranda melihat dari jauh bosnya, menatap dalam-dalam setiap gerakan Bos Titan. Tampak Bos Titan sibuk berbicara dengan bawahannya, sambil sesekali membolak-balikkan kertas yang dibacanya. Veranda sesaat merasakan waktu seperti terhenti, sebelum akhirnya Bos Titan menuju lift untuk naik ke ruangannya.
‘Lho kok ga disamperin, Nona?’
‘Ngg- nanti malam aja deh Bos’
Bang Simon tersenyum, ’Nah sejak kapan beta jadi bosnya Nona?’
Veranda yang tersadar langsung memerah, ‘Ehh Bang maksudnya duh’
‘Haduh ga fokus ya karena melihat si Bos ganteng’
‘Duhh ngg- ga tau deh bang ah’ Veranda yang salah tingkah akhirnya meninggalkan Bang Simon yang terbahak.
***
Waktu yang ditunggu pun tiba. Para Pegawai Terpilih sudah keluar dari kamar masing-masing. Arahan Melody untuk berpakaian simpel membuat mereka kini sudah di lift menuju atas dengan kaos ketat dan celana jeans pendek, menampakkan bentuk tubuh yang seksi serta payudara yang kencang.
Ting! Lift sampai di lantai 12, lantai untuk Bos Titan pribadi. Mereka pun menuju pintu besar di sebelah kanan lift.
Perasaan tidak keruan menyergap Veranda. Rasa gugup kembali melanda, namun kali ini disertai rasa senang dan rindu yang tertahan. Sambil tersenyum sendiri Veranda membayangkan akan bertemu dengan Bos Titan setelah 3 bulan lebih tidak bertemu. Veranda tidak peduli lagi apa yang akan terjadi di malam itu, seperti yang pernah Veranda takutkan di Perkenalan atau Kelas Malam. Veranda hanya ingin satu: menikmati waktunya bersama Bos Titan dan para Pegawai Terpilih.
Sampai akhirnya pintu besar kamar Bos Titan mereka buka, Veranda melihat Bos Titan, Om Minmon dan Bang Simon sedang bercengkrama sambil tertawa.
‘Heeeiii kalian!’
Para Pegawai Terpilih berhambur berlari menuju bos kesayangan mereka untuk melepas rindu. Satu persatu memeluk dan mencium Bos Titan sampai akhirnya giliran Veranda. Veranda tersenyum malu sampai akhirnya memberanikan diri berkata,
‘Halo Bos Titan, lama ga jumpa.’
Bos Titan dengan kaos putih dan kulit yang kini tampak lebih gelap, namun justru semakin memperlihatkan aura sensualnya, menatap Veranda dalam-dalam.
‘Halo juga Veranda’ kemudian mencium bibirnya lembut.
Setelah itu pesta pun dimulai. Berbagai makanan dan minuman dikeluarkan dari stok penyimpanan. Malam itu para Pegawai Terpilih bebas makan dan minum sepuasnya tanpa ada larangan. Bang Simon membiarkan mereka menikmati momen kembalinya Bos Titan dari luar negeri.
Suasana sungguh ramai malam itu. Sebentar mereka mendengar cerita-cerita Bos Titan selama di London, sebentar kemudian mereka riuh melempar snack ke satu sama lain, sebentar mereka tertawa mendengar lelucon dari Om Minmon. Bang Simon tertawa melihat kelakuan para Pegawai Terpilih, sambil tetap berdiri siaga di dekat pintu kamar Bos Titan.
‘Bangg Simooon sini doonngg’ Riskha merengek manja dan Yona mengangguk-angguk memohon ke Bang Simon.
‘Hahaha saya disini saja Nona, sudah tugas saya untuk tetap disini.’ Bang Simon terkekeh sambil tetap pada posisinya.
Keriangan di kamar Bos Titan berlanjut ketika Melody akhirnya melirik manja di pelukan Bos Titan,
‘Booss, ga kangen nih ‘main’ sama kita?’
Bos Titan yang mendengarnya hanya terkekeh sambil mencubit pelan pipi Melody. Sambil menatap satu-persatu para Pegawai Terpilih akhirnya Bos Titan berdehem sambil menuju kasur,
‘Tunggu apa lagi.’
Melody, Naomi dan Veranda langsung mengikut dan dengan cepat melepas celana training Bos Titan. Dan yang mereka idam-idamkan akhirnya mereka lihat kembali: penis gagah nan kokoh milik Bos Titan. Segera mereka mulai mengulum dan menjilati penis Bos Titan, sementara yang lain seru bercumbu dengan Om Minmon. Bos Titan langsung mendekap tubuh Veranda, kemudian memagut bibir pink segarnya.
Akhirnya momen ini tiba juga. Momen yang diidamkan Veranda. Bibirnya dengan lembut mengecup dan menjilat bibir Bos Titan. Tangannya mendekap kepala Bos Titan, seakan tidak ingin melepasnya sedetikpun. Nafsu dan cinta memenuhi tubuhnya, membiarkan tubuhnya digerayangi oleh Bos Titan.
Sementara Bos Titan menahan nikmat di penisnya, akibat permainan lidah Melody dan Naomi.
‘Yess honey.. Yeah..’ Bos Titan tentu sudah lama merindukan pelayanan para selirnya itu.
Di sofa kanan meja, Nabilah Ayana dan Saktia tampak asyik menikmati penis Om Minmon yang ukurannya tidak jauh beda dengan penis Bos Titan. Om Minmon tampak asyik mangadu lidah dengan asistennya Ayana, sementara Nabilah dan Saktia bergantian menyedot kepala penis dan biji pelir Om Minmon.
Riskha, Yona dan Gracia yang belum kebagian, mendengus sebal melihat yang lain sudah menikmati bagiannya. Namun sedetik kemudian Riskha mendapat ide dan berbisik ke Yona,
‘Satu lagi masih nganggur tuh. Minta izin Bos dulu yuk.’ Yona langsung terkikik mendengarnya.
‘Booss.. Boleh ga kami main dengan Bang Simon?’
Bos Titan yang sedang keenakan dilayani Veranda di bagian atas dan Melody-Naomi di bagian bawah, langsung mengiyakan keinginan mereka.
‘Terserah kalian..’
Langsung saja mereka bertiga menuju Bang Simon yang protes ke arah Bos Titan.
‘Hey Nona tidak usah! Hey Titan kamu ini!’
Namun protesnya tidak dipedulikan oleh Riskha dan Yona yang malam itu ingin dipuaskan oleh penis tegang nan tahan lama.
‘Bang entotin kami!’
Bang Simon tahu kalau dia menolak, maka mereka akan mengadu ke Bos Titan. Hah harusnya tadi aku keluar saja, batin Bang Simon.
Setelah membiarkan Riskha , Yona dan Gracia membuka gesper dan celana jeans hitamnya, Bang Simon menunduk mendapati mereka terpana melihat batang penis yang besar walaupun belum tegang maksimal. Segera mereka mengocok dan menjilati penis Bang Simon, mengulum dan menyedot kepala penisnya. Bang Simon berdiri tegang, tak kuasa menahan nikmat di sekujur batang penisnya. Bang Simon sebenarnya memang tidak ingin dilayani seperti ini, mengingat posisi dan tugasnya, namun kalau sudah perintah Bos Titan begini, bakal susah ditolak. Sampai akhirnya,
‘Yasudah kalau itu mau kalian.’
Bang Simon langsung membuka kaos hitam ketatnya kemudian langsung mengangkut Riskha dan Yona seakan-akan mereka tidak ada beratnya, sementara sambil mengikik Gracia mengikut di belakang. Bang Simon mendudukkan Riskha dan Yona di karpet merah di ruang tamu kamar Bos Titan, kemudian mengarahkan penisnya yang kini menegang ke mulut Yona. Bang Simon ingin mengetes orientasi
hardcore Yona yang dia dengar dari Om Minmon. Segera penis Bang Simon meluncur masuk ke mulut Yona, membuat Yona tersedak menikmati besarnya penis yang masuk ke rongga mulutnya. Sementara Riskha dan Gracia langsung menjilati biji pelir Bang Simon dari bawah.
‘Yess! Yess! Terus Yon! Lagi!’ Penis Bang Simon membesar di rongga mulut Yona, sampai akhirnya Yona tak kuasa menangkap penis Bang Simon di mulutnya.
‘Ehhkkk.. Ehhkk. Hahh..’ Yona mengambil nafas, kemudian mencoba lagi memasukkan penis Bang Simon ke dalam mulutnya.
‘Hahaha mau coba lagi Nona? Nih!’ Kepala penis Bang Simon kembali meluncur masuk. Yona mulai mengocok penis Bang Simon lagi menggunakan mulutnya. Lidahnya sesekali berputar di pangkal penis Bang Simon. Namun Yona tetap tersedak hingga dia mengeluarkan penis Bang Simon.
Sekarang giliran Riskha. Bang Simon mengangkat Riskha hingga terduduk di depannya. Penis Bang Simon tanpa ampun dipaksa masuk ke dalam mulut Riskha yang kewalahan. Riskha sudah membuka lebar-lebar mulutnya namun tetap tidak bisa menampung batang penis Bang Simon. Bang Simon terkekeh melihat usaha Riskha memasukkan penisnya ke dalam mulut Riskha. Segera dia mengeluarkan penisnya dari dalam mulut Riskha.
‘Heheheh kalian salah pilih lawan’ Bang Simon terkekeh sambil bersiap-siap menikmati vagina Gracia.
Gracia berinisiatif mengambil posisi menungging, menampakkan vagina yang mungil namun sudah teruji memuaskan penis Bos Titan dan Om Minmon. Penis Bang Simon yang sudah basah oleh baluran liur mereka bertiga, meluncur lancar ke dalam vagina Gracia yang sebenarnya belum becek. Namun sensasi vagina yang kering digesek oleh penis yang lembab, memberikan rasa nikmat menggelinjang di urat tubuh Gracia.
‘Ngghh.. ahh.. Bangg…’ Gracia meracau tidak kuasa menahan geli di selangkangannya.
Yona melihatnya kemudian mengambil sikap rebah mengangkang di depan Gracia, ‘Elu daripada ribut ga jelas sini jilatin punya gue.’
Gracia yang tidak punya pilihan akhirnya memilih untuk menjilat vagina Yona. Yona terkekeh merasakan jilatan serta sedotan mulut Gracia di klitoris kuncupnya, sambil sesekali jari Gracia menerobos masuk ke liang vaginanya. Sementara Riskha kembali asyik mengulum biji pelir Bang Simon.
Para Pegawai Terpilih yang sudah lama tidak merasakan nikmati penis bos mereka, malam ini datang dengan nafsu tinggi dan ingin dipuaskan. Namun para Pegawai Terpilih orgasme dengan cepat malam itu. Seperti Gracia. Belum sampai lima menit digenjot Bang Simon, Gracia melepas sedotan mulutnya di vagina Yona, kemudian berteriak,
‘Bangg I’m cumingghhh..’
Segera Yona beranjak dan mencabut penis Bang Simon. Riskha langsung mengambil alih posisi, tidak membiarkan Bang Simon kehilangan kenikmatan untuk sejenak. Bang Simon langsung berganti haluan, menerobos dinding vagina Riskha yang masih berdiri, kemudian dengan sekali gerakan mengangkat tubuh Riskha sehingga mengambil sikap menggendong Riskha.
Sementara Yona langsung memasukkan dua jarinya ke dalam liang vagina Gracia dan mulai mengocok cepat. Wajah Gracia memerah serta urat wajahnya terlihat menegang.
‘Yoonnhh.. Jang..annh…’
‘Diem lo! Ayo keluariiin!’ Kocokan Yona semakin cepat.
Akhirnya yang diinginkan Yona datang juga. Air bening menyembur kencang ke mulut Yona dari dalam selangkangan Gracia. Lebih kencang dari biasanya. Yona kaget namun dengan cepat meneguk. Setelah dipastikan habis, Yona bersiap akan mengocok lagi. Namun Gracia mengeyahkan tangan Yona dan menghindar. Sambil mendorong tubuh Yona, Gracia menimpanya dengan posisi 69.
‘Enak aja lo! Giliran gue!’
Sedetik kemudian jari Gracia menyerobot lubang vagina dan anus Yona sekaligus, gantian membuat Yona menggelinjang. Yona langsung menegang, menahan klimaks rasa nikmat di dua lubang selangkangannya.
‘Ngghh annhh.. jingghhh..’ Yona yang ingin membalas mengocok vagina Gracia, jadi tidak konsen. Gracia kali ini tidak membiarkan dirinya dipermainkan. Sudah tak terhitung berapa kali Gracia disiksa Yona dengan cara memaksa Gracia squiriting berkali-kali, walau Gracia tetap menikmatinya.
‘Arrgghhh..’ Lahar kental Yona mengalir pelan membasahi jari Gracia. Gracia langsung menjilatnya dan merasakan nikmat cairan orgasme Yona di lidahnya.
Sementara Riskha pun sama dengan Gracia, tidak butuh waktu lama untuk orgasme. Gesekan penis serta hentakan daging keras pada kepala penis Bang Simon membuat matanya memutih dan mulutnya menganga keenakan. Tangan kekar Bang Simon mendekap kuat tubuhnya, mengangkat dan menurunkan tubuhnya dengan cepat.
‘Bangghh.. udahh.. udah..’ rengek Riskha memohon dihentikan. Namun Bang Simon tentu tidak mau melepas sampai Riskha orgasme. Sampai akhirnya paha Riskha menegang mengeluarkan cairan kenikmatannya. Riskha kemudian ditidurkan di karpet, meringkuk kejang, menunggu vaginanya berhenti mengeluarkan cairan kenikmatan.
Kini tinggal Yona. Yona yang sebenarnya sudah orgasme karena kocokan jari Gracia, harus menerima lagi kegagahan penis Bang Simon yang sebentar lagi akan orgasme juga. Bang Simon langsung berbaring membelakangi tubuh Yona yang jauh lebih kecil darinya. Dengan sekali hentakan, setengah batang penis Bang Simon sudah memenuhi liang vagina Yona. Segera Bang Simon mengocok cepat dari belakang, sementara tangannya memutar sedikit kepala Yona, sehingga wajah mereka berhadapan.
Segera Bang Simon menyedot bibir Yona yang pasrah keenakan. Tangannya lunglai tidak melawan saking nikmatnya permainan Bang Simon. Tubuhnya lunglai disergap keganasan penis Bang Simon. Hingga akhirnya,
‘N-no.. Nona.. nghh.. Saya k-keluarin.. ahh.. dimana..?’ Bang Simon berbisik sambil tetap menggenjot.
‘Terr..serahhh.. banggh..’ Yona benar-benar pasrah malam itu. Bang Simon yang akan keluar, kemudian mencabut penisnya. Dengan sigap Bang Simon kemudian memaksa penisnya masuk lubang anus Yona yang sempit. Perlahan lubang dubur Yona memerah menahan penis yang membelesak masuk. Hingga akhirnya,
‘Ngghhh argghhh!’ Erangan Bang Simon menggema di ruang tamu kamar Bos Titan. Lelehan panas spermanya muncrat menyemprot saluran dubur Yona.
Satu pria, tiga wanita, terkapar keenakan di kerpat merah, terengah-engah. Tak peduli mereka belum bercinta dengan bos kesayangan, Riskha, Yona dan Gracia terkapar puas setelah digagahi oleh Bang Simon.