[HIDE]
Tak jauh dari terkaparnya Riskha, Yona dan Gracia, di sofa juga terjadi pergulatan seru, dimana Om Minmon sebagai pengendali permainan dan Ayana, Nabilah, Via menjadi budak sex yang harus memuaskannya.
Ayana, Nabilah dan Saktia sangat rindu memuaskan dan dipuaskan oleh Om kesayangan mereka. Mereka tahu orientasi sex Om Minmon yang kadang aneh namun tetap bisa membuat mereka menggelinjang keenakan, apalagi sampai malam itu terhitung sudah dua bulan Om Minmon tidak mencicipi tubuh mereka.
Namun mereka terperanjat ketika setelah sekian lama melihat kembali penis Om Minmon. Penis Om Minmon kini terlihat semakin kekar, dengan batang yang sedikit lebih panjang dan lebih besar. Tak lupa urat-urat kecil mengelilingi batang penisnya dan kepala penisnya kini lebih memerah dibanding sebelumnya.
“Silahkan puaskan penis baru Om hehehe”, Om Minmon terkekeh melihat mereka bengong menatap penis hasil rekomendasi pengobatan dari rekannya kala menemani Bos Titan kunjung kerja ke London. Om Minmon puas melihat penisnya kini. Tidak ada wanita yang bisa bertahan dan menandingi garangnya penis Om Minmon saat masih di London.
“Dan kalian tau, dari London sampai saat ini belum ada yang bisa mengeluarkan cairan kenikmatan dari penis Om ini. Malam ini, kalian yang harus mengeluarkannya hehehe.” Segera Nabilah Ayana dan Via merubung cepat untuk menikmati penis Om Minmon.
Tak terasa sudah hampir setengah jam Nabilah Ayana dan Via menjilati, mengulum tak lupa menyedot penis Om Minmon yang santai rebah di sofa, menikmati pelayanan selir-selirnya. Entah kenapa mereka merasa penis Om Minmon lebih nikmat dan manis. Sesekali Om Minmon tersenyum melihat Nabilah Ayana dan Saktia berebutan menjilati dan bergantian menjilat biji pelir Om Minmon.
Setelah dirasanya sudah waktunya untuk menikmati mereka, Om Minmon beranjak berdiri kemudian menyuruh Nabilah mengambil posisi menungging membelakanginya.
“Via, ambilin mainan di laci.”
Saktia langsung sigap mengambil penis buatan dan beberapa mainan sex lainnya di laci seberang sofa.
“Booss.. Aku dong yang duluan..” Ayana merengek manja, tidak sabar ingin menikmati lesakan penis bosnya. Namun Om Minmon hanya menyedot sebentar puting pinknya, sambil menggumam,
“Mmmhh, sebentar sayangku. Aku mau nikmatin Nabilah dulu ya ehehe..”
Om Minmon mengambil penis buatan ukuran besar yang mengkilap kemudian memaksa masuk ke lubang dubur Nabilah. Nabilah menggeram pelan menahan penis mainan yang membelesak masuk, otot anusnya dipaksa merenggang. Setelah hampir tiga perempat penis buatan itu masuk, Om Minmon mulai memasukkan penisnya sendiri ke lubang vagina.
Bulu kuduk Nabilah meremang. Dari awal masuk Valkyrie sampai sekarang Nabilah merasa penis Om Minmon dan Bos Titan lah yang paling memuaskannya. Nabilah yakin penis kedua bosnya itu sudah maksimal dalam memberi kenikmatan. Namun Nabilah salah. Penis Om Minmon sekarang ini jauh lebih nikmat. Otot liang vaginanya mengempot cepat, tidak siap menahan kenikmatan dari gesekan penis Om Minmon.
“Ngghh.. Boss… ngghhh” Om Minmon terbahak mendengar Nabilah yang hanya bisa melenguh. Bola matanya memutih dan lengannya melemah, tidak siap menerima rasa nikmat yang begitu hebat.
“Nab.. ini masih sekedar masuk lho. Om belom enjot lho.” goda Om Minmon. Saktia dan Ayana semakin penasaran dengan apa yang dirasakan Nabilah.
Setelah penis besarnya berhasil memenuhi liang vagina Nabilah, Om Minmon mulai menggenjot penisnya. Pinggulnya bergoyang maju mundur dengan cepat. Tangannya menggenggam keras bokong Nabilah, sementara Saktia dengan sigap menggenjot penis buatan di lubang anus Nabilah.
Seluruh otot tubuh Om Minmon menegang hebat. Dia sudah yakin vagina para Pegawai Terpilih beda level dengan vagina wanita-wanita lokal London yang dicobanya. Prediksinya tepat. Vagina Nabilah berhasil membuat penisnya lebih tegang lagi, sehingga semakin membesar menyesaki liang vagina Nabilah. Om Minmon semakin mempercepat genjotannya, sambil menampar bokong Nabilah hingga kemerahan.
“Bangsat! Enak banget Bil! Errgghh!” Om Minmon meraung menahan rasa enak di sekujur batang penisnya.
Ayana dan Saktia kaget mendengar raungan Om Minmon, namun tidak dengan Nabilah. Tubuhnya tidak sanggup langsung menerima kenikmatan dari dua lubang selangkangannya. Tangannya tidak bisa lagi menahan berat tubuh atasnya. Nabilah ambruk, tubuhnya mengejang. Vaginanya mengempot cepat dan akhirnya memuncratkan cairan orgasme, namun tertahan karena penis Om Minmon masih memenuhi liang vaginanya. Tangan Nabilah menggapai pinggiran sofa, meremasnya seakan-akan bisa menolongnya untuk tetap kuat. Namun yang didapatinya rasa nikmat itu semakin menghajarnya, karena genjotan Om Minmon tidak mengendur.
Om Minmon pun tidak ingin kehilangan kenikmatan dari vagina budaknya. Om Minmon memilih untuk menggenjot Nabilah duluan karena dia merasa Nabilah lebih nikmat dari Via bahkan Ayana asistennya sendiri. Namun saat melihat Nabilah sudah lemas digempur penis barunya, ditambah lagi Labia Majora vagina dan lubang dubur Nabilah sudah semakin memerah, Om Minmon mengeluarkan penisnya perlahan, memunculkan penis yang kini lembab dibasahi cairan orgasme Nabilah. Sementara Nabilah dibiarkan meringkuk lemas di sofa.
“Via, giliranmu!”
Saktia langsung sigap mengambil sikap menungging. Namun Om Minmon meraih tubuh Saktia untuk berdiri berhadapan dengannya. Dengan sekali gerakan, tubuh ringan Saktia sudah digendong tangan kekar Om Minmon. Perut buncit Om Minmon tidak menjadi hambatan posisi menggendong Saktia.
Jantung Saktia mendegup kencang. Dia baru saja melihat Nabilah tergolek lemas merasakan gaharnya penis baru Om Minmon. Apa yang akan terjadi setelah ini, batin Saktia sedikit takut. Saat Om Minmon mengarahkan lubang vaginanya ke penis Om Minmon yang terpampang tegang, ketakutan Saktia terbukti.
Dia tidak pernah merasakan sensasi nikmat seperti ini. Clitoris vaginanya melebar maksimal, membiarkan penis Om Minmon merambat pelan masuk. Terasa sakit namun nikmat. Tanpa sadar Via memeluk erat badan Om Minmon, seperti Nabilah, mencoba menahan rasa enak yang memenuhi selangkangannya.
Om Minmon puas melihat wajah menahan nyeri Saktia. Wajahnya memerah, mata terpejam sambil tangannya merangkul leher Om Minmon. Berat tubuh Saktia ikut membantu masuknya penis Om Minmon yang kini sudah hilang ditelan vagina Saktia.
Kembali Om Minmon merasakan nikmat yang tak pernah dia rasakan di tempat lain. Kemanapun Om Minmon berpetualang, tetaplah gurih vagina para Pegawai Terpilih yang membuatnya kembali. Namun lebih dari sekedar nikmat tubuh mereka, Om Minmon memang sangat sayang dan peduli dengan perkembangan mereka, baik dari karir atau kehidupannya. Di beberapa momen Om Minmon menganggap mereka seperti anak-anak kandungnya sendiri. Yang harus dia jaga dan lindungi. Maka ketika Om Minmon melihat wajah takut Saktia, Om Minmon tersenyum sambil berbisik di telinganya,
“Tidak apa-apa sayang. Nikmati aja..”
Saktia yang mendengarnya, melemaskan dekapannya. Kini Saktia merasa lebih tenang. Namun selangkangannya tetap merasakan sakit dan nikmat yang hebat. Tangan besar Om Minmon mulai menaik-turunkan tubuh Saktia yang ringan. Saktia yang ramping bahkan cenderung kurus membuat Om Minmon dengan mudah menahan posisi mereka. Tubuh Saktia dibuat bergoyang cepat, kakinya menjuntai lemas sementara tangannya kembali memeluk kencang leher Om Minmon. Tak tahan lagi dengan sensasi enak di vaginanya, tubuh Saktia menggetar sambil dia berteriak puas,
“Bangsaatt enak banget entotin aku Ooomm!”
Om Minmon yang kaget terbahak dan semakin semangat menggoyang tubuh Saktia. Tak perlu waktu lama untuk Nabilah dan Saktia mendapat orgasme mereka. Bedanya, Saktia masih bisa bertahan untuk orgasme kedua. Om Minmon melepas tubuhnya dan merebahkan Saktia di karpet. Kaki Saktia diangkat sehingga bersandar di dada Om Minmon. Dengan sekali hentakan, Om Minmon kembali merasakan gurih vagina Saktia yang kini sudah becek. Ayana langsung berlutut di depan Om Minmon, kakinya mengangkangi perut Saktia. Ayana mulai menjilati dan menyedot puting Om Minmon.
Om Minmon tiba-tiba merasakan sesuatu menjalar lambat di pangkal penisnya. Puncak orgasmenya akhirnya kelihatan. Semakin dipercepatnya enjotan di selangkangan Saktia. Kenikmatan semakin memuncak, kenikmatan paling tinggi yang pernah dirasakan Om Minmon. Namun setelah menggenjot beberapa menit, kenikmatan itu tidak mau mencapai pucuknya. Sementara Saktia kembali menjerit, pertanda dia telah mencapai orgasme keduanya.
Terengah-engah, Om Minmon menatap Saktia yang tergeletak lemas. Sama seperti Om Minmon, nafas Saktia menderu. Seluruh urat tubuhnya berkedut, menerima kenikmatan dari bosnya.
“Bos.. bos.. enak.. enak..” Saktia mengumam terputus-putus.
Kini Om Minmon menatap tajam asisten pribadinya. Jagoannya. Budak sex favoritnya.
Vagina Nabilah boleh lebih nikmat, namun pelayanan dan sikap Ayana membuat Om Minmon suka dan menjadikannya asisten pribadinya. Tak pernah Om Minmon bosan dibuat Ayana, yang selalu terbuka dan tersenyum menuruti perintah Om Minmon, walau sering aneh dan tidak biasa.
Dan kini Ayana beranjak berdiri di depan Om Minmon, sehingga selangkangan Ayana tepat di depan wajah Om Minmon. Ayana kemudian meludah di telapak tangannya, kemudian menggosok-gosokkan liurnya itu di vaginanya.
“Nah.. Sekarang giliranku dientotin kan..?”
Ucapan yang baru didengar Om Minmon itu membuatnya tersenyum dan entah darimana energi yang tadi hilang kembali memenuhi tubuh Om Minmon. Segera saja Om Minmon menggendong tubuh Ayana, beranjak ke Ruang Arsip yang kecil meninggalkan Nabilah dan Saktia yang kini tertidur lelah hasil dari permainan Om Minmon.
Di Ruang Arsip, Om Minmon menidurkan Ayana di kursi empuk. Ayana terlentang dengan kaki yang melebar ke pinggir. Om Minmon langsung menyedot vagina Ayana yang mungil terpampang di depannya. Rasa manis menjalar di lidah Om Minmon, yang membuatnya tersenyum. Ayana menggelinjang dan mengikik geli. Tentu Om Minmon sangat rindu tubuh asisten pribadinya. Sedotan Om Minmon beranjak pelan dari vagina ke perut, kemudian ke puting payudara Ayana. Ayana menikmati permainan lidah bosnya, kemudian mengaitkan kedua kakinya sehingga mengunci pinggang Om Minmon. Ayana seakan tidak mau kehilangan nikmat permainan lidah Om Minmon walau sedetik.
Puas menjilati tubuh Ayana, Om Minmon berlutut sambil mengarahkan penisnya ke vagina Ayana yang lembab terkena liur Om Minmon.
“Kamu sudah siap sayang?”
“Puaskan aku Om. Muncratin memekku.” Ayana menggeram penuh nafsu.
Libido Om Minmon mendadak melonjak naik mendengarnya. Tak perlu pelan-pelan seperti pada Nabilah dan Saktia, Om Minmon menancapkan penis tegangnya dalam-dalam ke liang vagina Ayana. Sedetik kemudian kedua insan itu merasakan nikmat yang tak pernah mereka rasakan sebelumnya. Ayana belum pernah merasakan nikmat seperti ini dari penis bosnya, pun Om Minmon tidak merasakan vagina seenak ini pada Nabilah dan Saktia.
“Hahahaha enakkk banget sayanggg! Om apain sih kontolnya aku sukaa!” Ayana meracau sambil tertawa menikmati genjotan penis besar di dalam vaginanya. Wajah Om Minmon memerah, tidak menggubris racauan Ayana, tetap fokus menggenjot vagina mungil yang memuat penuh penis kekarnya.
“Hah.. Hah.. Hah..” Nafas Om Minmon terpacu seiring semakin enaknya sedotan vagina Ayana di penisnya. Jantungnya berdetak cepat mengiringi genjotan penisnya. Tubuh mengkilap dibasahi keringat lelah hasil mengagahi tiga selirnya. Enaknya tubuh asistenku ini, batin Om Minmon.
Namun ketika dia melihat wajah Ayana, Om Minmon dapat melihat tawa berganti rasa sakit di wajahnya. Ayana sangat menikmati penis bosnya, namun tetap saja vaginanya belum mampu terbiasa dengan penis Om Minmon yang lebih besar. Di satu momen, Om Minmon merasa cairan yang tadi sempat menghilang, kini kembali menjalar di pangkal penisnya. Om Minmon mencoba melambatkan kocokan penisnya di dalam vagina Ayana, namun Ayana yang menyadarinya kemudian menggumam,
“Jangan sayang jangan. Enjot aja terus ngghhh..’ Gumam Ayana sambil menahan nyeri di liang vaginanya.
“Gapapa… Gapapa Om nghh.. Yang penting Om keluar…” Kemudian Ayana beranjak dari rebahnya, kembali menyedot dan menjilati puting Om Minmon. Rangsangan Ayana kembali menaikkan libido Om Minmon, yang kini kembali mempercepat goyangan penisnya.
“Nggghh sayanggg ayo keluariiiinn..” Vagina Ayana memerah. Tubuhnya melemas, namun Ayana tetap berusaha menyedot puting Om Minmon.
Om Minmon merasakan cairan air maninya perlahan menuju ke ujung penis, menghasilkan rasa enak nan nikmat di penisnya. Akhirnya puncak kenikmatan yang tadi sempat hilang kini terlihat. Dan kemudian,
“Grrrhhhh argghhhhh! Ngghh erghhh!” Om Minmon berteriak lebih keras dari sebelumnya . Kali ini gantian Om Minmon yang tidak kuat menahan rasa enak di sekujur batang penisnya. Cairan kenikmatan yang kental itu menghujam cepat ke pangkal vagina Ayana berulang kali, seakan tidak ada habisnya. Seketika air mani memenuhi liang vagina mungil Ayana. Tak pernah Om Minmon merasakan kenikmatan seperti ini. Om Minmon dapat merasakan penisnya menegang hebat di dalam vagina mungil Ayana. Tangannya mendekap kencang tubuh Ayana yang melemas. Dia akan sangat berterima kasih kepada rekannya untuk hasil penelitian yang sudah teruji ini.
Di dalam keadaan yang sangat lelah, bibir Ayana masih dapat sedikit menyunggingkan senyuman. Dia senang akhirnya dia bisa memuaskan bos kesayangannya. Setelah beberapa menit merasakan puncak kenikmatannya, tubuh Om Minmon mengendur. Tangannya dengan lembut mengusap-usap punggung Ayana yang kini tertidur lemas di dekapannya.
“Terima kasih ya sayangku. Jangan kapok ya..” Om Minmon kemudian menggendong tubuh Ayana, menidurkannya di sebelah Saktia. Tak lama kemudian lubang vaginanya berkedut, mengeluarkan cairan air mani yang mengucur pelan. Mengeluarkan sisa-sisa permainan malam itu.
Jangan lupa like dan reply untuk kesan dan masukannya. Terima kasih : ))
[/HIDE]