Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT VALKYRIE Management

Bimabet
nggelar tiker...... nungguin jadwal tayangnya............. kapan ya.....???
 
update suhuu! keren bgt asli ceritanya. Kalo masuk ke fiksi pasti bakal rame sih ini sayang aja keknya di cerbung jd tenggelem haha
 
CHAPTER 19: PESTA (2)
Previously, on Valkyrie Management: Pesta (1)
Yona, Gracia dan Riskha terkapar tidak berdaya karena menantang Bang Simon untuk memuaskan mereka.

D13am0IP_o.jpg
cGbFScWa_o.jpg
SWdy3oy1_o.jpg

[HIDE]
Tak jauh dari terkaparnya Riskha, Yona dan Gracia, di sofa juga terjadi pergulatan seru, dimana Om Minmon sebagai pengendali permainan dan Ayana, Nabilah, Via menjadi budak sex yang harus memuaskannya.

Ayana, Nabilah dan Saktia sangat rindu memuaskan dan dipuaskan oleh Om kesayangan mereka. Mereka tahu orientasi sex Om Minmon yang kadang aneh namun tetap bisa membuat mereka menggelinjang keenakan, apalagi sampai malam itu terhitung sudah dua bulan Om Minmon tidak mencicipi tubuh mereka.

Namun mereka terperanjat ketika setelah sekian lama melihat kembali penis Om Minmon. Penis Om Minmon kini terlihat semakin kekar, dengan batang yang sedikit lebih panjang dan lebih besar. Tak lupa urat-urat kecil mengelilingi batang penisnya dan kepala penisnya kini lebih memerah dibanding sebelumnya.

“Silahkan puaskan penis baru Om hehehe”, Om Minmon terkekeh melihat mereka bengong menatap penis hasil rekomendasi pengobatan dari rekannya kala menemani Bos Titan kunjung kerja ke London. Om Minmon puas melihat penisnya kini. Tidak ada wanita yang bisa bertahan dan menandingi garangnya penis Om Minmon saat masih di London.

“Dan kalian tau, dari London sampai saat ini belum ada yang bisa mengeluarkan cairan kenikmatan dari penis Om ini. Malam ini, kalian yang harus mengeluarkannya hehehe.” Segera Nabilah Ayana dan Via merubung cepat untuk menikmati penis Om Minmon.

Tak terasa sudah hampir setengah jam Nabilah Ayana dan Via menjilati, mengulum tak lupa menyedot penis Om Minmon yang santai rebah di sofa, menikmati pelayanan selir-selirnya. Entah kenapa mereka merasa penis Om Minmon lebih nikmat dan manis. Sesekali Om Minmon tersenyum melihat Nabilah Ayana dan Saktia berebutan menjilati dan bergantian menjilat biji pelir Om Minmon.

Setelah dirasanya sudah waktunya untuk menikmati mereka, Om Minmon beranjak berdiri kemudian menyuruh Nabilah mengambil posisi menungging membelakanginya.

“Via, ambilin mainan di laci.”

Saktia langsung sigap mengambil penis buatan dan beberapa mainan sex lainnya di laci seberang sofa.

“Booss.. Aku dong yang duluan..” Ayana merengek manja, tidak sabar ingin menikmati lesakan penis bosnya. Namun Om Minmon hanya menyedot sebentar puting pinknya, sambil menggumam,

“Mmmhh, sebentar sayangku. Aku mau nikmatin Nabilah dulu ya ehehe..”

Om Minmon mengambil penis buatan ukuran besar yang mengkilap kemudian memaksa masuk ke lubang dubur Nabilah. Nabilah menggeram pelan menahan penis mainan yang membelesak masuk, otot anusnya dipaksa merenggang. Setelah hampir tiga perempat penis buatan itu masuk, Om Minmon mulai memasukkan penisnya sendiri ke lubang vagina.

Bulu kuduk Nabilah meremang. Dari awal masuk Valkyrie sampai sekarang Nabilah merasa penis Om Minmon dan Bos Titan lah yang paling memuaskannya. Nabilah yakin penis kedua bosnya itu sudah maksimal dalam memberi kenikmatan. Namun Nabilah salah. Penis Om Minmon sekarang ini jauh lebih nikmat. Otot liang vaginanya mengempot cepat, tidak siap menahan kenikmatan dari gesekan penis Om Minmon.

“Ngghh.. Boss… ngghhh” Om Minmon terbahak mendengar Nabilah yang hanya bisa melenguh. Bola matanya memutih dan lengannya melemah, tidak siap menerima rasa nikmat yang begitu hebat.

“Nab.. ini masih sekedar masuk lho. Om belom enjot lho.” goda Om Minmon. Saktia dan Ayana semakin penasaran dengan apa yang dirasakan Nabilah.

Setelah penis besarnya berhasil memenuhi liang vagina Nabilah, Om Minmon mulai menggenjot penisnya. Pinggulnya bergoyang maju mundur dengan cepat. Tangannya menggenggam keras bokong Nabilah, sementara Saktia dengan sigap menggenjot penis buatan di lubang anus Nabilah.

Seluruh otot tubuh Om Minmon menegang hebat. Dia sudah yakin vagina para Pegawai Terpilih beda level dengan vagina wanita-wanita lokal London yang dicobanya. Prediksinya tepat. Vagina Nabilah berhasil membuat penisnya lebih tegang lagi, sehingga semakin membesar menyesaki liang vagina Nabilah. Om Minmon semakin mempercepat genjotannya, sambil menampar bokong Nabilah hingga kemerahan.

“Bangsat! Enak banget Bil! Errgghh!” Om Minmon meraung menahan rasa enak di sekujur batang penisnya.

Ayana dan Saktia kaget mendengar raungan Om Minmon, namun tidak dengan Nabilah. Tubuhnya tidak sanggup langsung menerima kenikmatan dari dua lubang selangkangannya. Tangannya tidak bisa lagi menahan berat tubuh atasnya. Nabilah ambruk, tubuhnya mengejang. Vaginanya mengempot cepat dan akhirnya memuncratkan cairan orgasme, namun tertahan karena penis Om Minmon masih memenuhi liang vaginanya. Tangan Nabilah menggapai pinggiran sofa, meremasnya seakan-akan bisa menolongnya untuk tetap kuat. Namun yang didapatinya rasa nikmat itu semakin menghajarnya, karena genjotan Om Minmon tidak mengendur.

Om Minmon pun tidak ingin kehilangan kenikmatan dari vagina budaknya. Om Minmon memilih untuk menggenjot Nabilah duluan karena dia merasa Nabilah lebih nikmat dari Via bahkan Ayana asistennya sendiri. Namun saat melihat Nabilah sudah lemas digempur penis barunya, ditambah lagi Labia Majora vagina dan lubang dubur Nabilah sudah semakin memerah, Om Minmon mengeluarkan penisnya perlahan, memunculkan penis yang kini lembab dibasahi cairan orgasme Nabilah. Sementara Nabilah dibiarkan meringkuk lemas di sofa.

“Via, giliranmu!”

Saktia langsung sigap mengambil sikap menungging. Namun Om Minmon meraih tubuh Saktia untuk berdiri berhadapan dengannya. Dengan sekali gerakan, tubuh ringan Saktia sudah digendong tangan kekar Om Minmon. Perut buncit Om Minmon tidak menjadi hambatan posisi menggendong Saktia.

Jantung Saktia mendegup kencang. Dia baru saja melihat Nabilah tergolek lemas merasakan gaharnya penis baru Om Minmon. Apa yang akan terjadi setelah ini, batin Saktia sedikit takut. Saat Om Minmon mengarahkan lubang vaginanya ke penis Om Minmon yang terpampang tegang, ketakutan Saktia terbukti.

Dia tidak pernah merasakan sensasi nikmat seperti ini. Clitoris vaginanya melebar maksimal, membiarkan penis Om Minmon merambat pelan masuk. Terasa sakit namun nikmat. Tanpa sadar Via memeluk erat badan Om Minmon, seperti Nabilah, mencoba menahan rasa enak yang memenuhi selangkangannya.

Om Minmon puas melihat wajah menahan nyeri Saktia. Wajahnya memerah, mata terpejam sambil tangannya merangkul leher Om Minmon. Berat tubuh Saktia ikut membantu masuknya penis Om Minmon yang kini sudah hilang ditelan vagina Saktia.

Kembali Om Minmon merasakan nikmat yang tak pernah dia rasakan di tempat lain. Kemanapun Om Minmon berpetualang, tetaplah gurih vagina para Pegawai Terpilih yang membuatnya kembali. Namun lebih dari sekedar nikmat tubuh mereka, Om Minmon memang sangat sayang dan peduli dengan perkembangan mereka, baik dari karir atau kehidupannya. Di beberapa momen Om Minmon menganggap mereka seperti anak-anak kandungnya sendiri. Yang harus dia jaga dan lindungi. Maka ketika Om Minmon melihat wajah takut Saktia, Om Minmon tersenyum sambil berbisik di telinganya,

“Tidak apa-apa sayang. Nikmati aja..”

Saktia yang mendengarnya, melemaskan dekapannya. Kini Saktia merasa lebih tenang. Namun selangkangannya tetap merasakan sakit dan nikmat yang hebat. Tangan besar Om Minmon mulai menaik-turunkan tubuh Saktia yang ringan. Saktia yang ramping bahkan cenderung kurus membuat Om Minmon dengan mudah menahan posisi mereka. Tubuh Saktia dibuat bergoyang cepat, kakinya menjuntai lemas sementara tangannya kembali memeluk kencang leher Om Minmon. Tak tahan lagi dengan sensasi enak di vaginanya, tubuh Saktia menggetar sambil dia berteriak puas,

“Bangsaatt enak banget entotin aku Ooomm!”

Om Minmon yang kaget terbahak dan semakin semangat menggoyang tubuh Saktia. Tak perlu waktu lama untuk Nabilah dan Saktia mendapat orgasme mereka. Bedanya, Saktia masih bisa bertahan untuk orgasme kedua. Om Minmon melepas tubuhnya dan merebahkan Saktia di karpet. Kaki Saktia diangkat sehingga bersandar di dada Om Minmon. Dengan sekali hentakan, Om Minmon kembali merasakan gurih vagina Saktia yang kini sudah becek. Ayana langsung berlutut di depan Om Minmon, kakinya mengangkangi perut Saktia. Ayana mulai menjilati dan menyedot puting Om Minmon.

Om Minmon tiba-tiba merasakan sesuatu menjalar lambat di pangkal penisnya. Puncak orgasmenya akhirnya kelihatan. Semakin dipercepatnya enjotan di selangkangan Saktia. Kenikmatan semakin memuncak, kenikmatan paling tinggi yang pernah dirasakan Om Minmon. Namun setelah menggenjot beberapa menit, kenikmatan itu tidak mau mencapai pucuknya. Sementara Saktia kembali menjerit, pertanda dia telah mencapai orgasme keduanya.

Terengah-engah, Om Minmon menatap Saktia yang tergeletak lemas. Sama seperti Om Minmon, nafas Saktia menderu. Seluruh urat tubuhnya berkedut, menerima kenikmatan dari bosnya.

“Bos.. bos.. enak.. enak..” Saktia mengumam terputus-putus.

Kini Om Minmon menatap tajam asisten pribadinya. Jagoannya. Budak sex favoritnya.

Vagina Nabilah boleh lebih nikmat, namun pelayanan dan sikap Ayana membuat Om Minmon suka dan menjadikannya asisten pribadinya. Tak pernah Om Minmon bosan dibuat Ayana, yang selalu terbuka dan tersenyum menuruti perintah Om Minmon, walau sering aneh dan tidak biasa.

Dan kini Ayana beranjak berdiri di depan Om Minmon, sehingga selangkangan Ayana tepat di depan wajah Om Minmon. Ayana kemudian meludah di telapak tangannya, kemudian menggosok-gosokkan liurnya itu di vaginanya.

“Nah.. Sekarang giliranku dientotin kan..?”

Ucapan yang baru didengar Om Minmon itu membuatnya tersenyum dan entah darimana energi yang tadi hilang kembali memenuhi tubuh Om Minmon. Segera saja Om Minmon menggendong tubuh Ayana, beranjak ke Ruang Arsip yang kecil meninggalkan Nabilah dan Saktia yang kini tertidur lelah hasil dari permainan Om Minmon.

Di Ruang Arsip, Om Minmon menidurkan Ayana di kursi empuk. Ayana terlentang dengan kaki yang melebar ke pinggir. Om Minmon langsung menyedot vagina Ayana yang mungil terpampang di depannya. Rasa manis menjalar di lidah Om Minmon, yang membuatnya tersenyum. Ayana menggelinjang dan mengikik geli. Tentu Om Minmon sangat rindu tubuh asisten pribadinya. Sedotan Om Minmon beranjak pelan dari vagina ke perut, kemudian ke puting payudara Ayana. Ayana menikmati permainan lidah bosnya, kemudian mengaitkan kedua kakinya sehingga mengunci pinggang Om Minmon. Ayana seakan tidak mau kehilangan nikmat permainan lidah Om Minmon walau sedetik.

Puas menjilati tubuh Ayana, Om Minmon berlutut sambil mengarahkan penisnya ke vagina Ayana yang lembab terkena liur Om Minmon.

“Kamu sudah siap sayang?”

“Puaskan aku Om. Muncratin memekku.” Ayana menggeram penuh nafsu.

Libido Om Minmon mendadak melonjak naik mendengarnya. Tak perlu pelan-pelan seperti pada Nabilah dan Saktia, Om Minmon menancapkan penis tegangnya dalam-dalam ke liang vagina Ayana. Sedetik kemudian kedua insan itu merasakan nikmat yang tak pernah mereka rasakan sebelumnya. Ayana belum pernah merasakan nikmat seperti ini dari penis bosnya, pun Om Minmon tidak merasakan vagina seenak ini pada Nabilah dan Saktia.

“Hahahaha enakkk banget sayanggg! Om apain sih kontolnya aku sukaa!” Ayana meracau sambil tertawa menikmati genjotan penis besar di dalam vaginanya. Wajah Om Minmon memerah, tidak menggubris racauan Ayana, tetap fokus menggenjot vagina mungil yang memuat penuh penis kekarnya.

“Hah.. Hah.. Hah..” Nafas Om Minmon terpacu seiring semakin enaknya sedotan vagina Ayana di penisnya. Jantungnya berdetak cepat mengiringi genjotan penisnya. Tubuh mengkilap dibasahi keringat lelah hasil mengagahi tiga selirnya. Enaknya tubuh asistenku ini, batin Om Minmon.

Namun ketika dia melihat wajah Ayana, Om Minmon dapat melihat tawa berganti rasa sakit di wajahnya. Ayana sangat menikmati penis bosnya, namun tetap saja vaginanya belum mampu terbiasa dengan penis Om Minmon yang lebih besar. Di satu momen, Om Minmon merasa cairan yang tadi sempat menghilang, kini kembali menjalar di pangkal penisnya. Om Minmon mencoba melambatkan kocokan penisnya di dalam vagina Ayana, namun Ayana yang menyadarinya kemudian menggumam,

“Jangan sayang jangan. Enjot aja terus ngghhh..’ Gumam Ayana sambil menahan nyeri di liang vaginanya.

“Gapapa… Gapapa Om nghh.. Yang penting Om keluar…” Kemudian Ayana beranjak dari rebahnya, kembali menyedot dan menjilati puting Om Minmon. Rangsangan Ayana kembali menaikkan libido Om Minmon, yang kini kembali mempercepat goyangan penisnya.

“Nggghh sayanggg ayo keluariiiinn..” Vagina Ayana memerah. Tubuhnya melemas, namun Ayana tetap berusaha menyedot puting Om Minmon.

Om Minmon merasakan cairan air maninya perlahan menuju ke ujung penis, menghasilkan rasa enak nan nikmat di penisnya. Akhirnya puncak kenikmatan yang tadi sempat hilang kini terlihat. Dan kemudian,

“Grrrhhhh argghhhhh! Ngghh erghhh!” Om Minmon berteriak lebih keras dari sebelumnya . Kali ini gantian Om Minmon yang tidak kuat menahan rasa enak di sekujur batang penisnya. Cairan kenikmatan yang kental itu menghujam cepat ke pangkal vagina Ayana berulang kali, seakan tidak ada habisnya. Seketika air mani memenuhi liang vagina mungil Ayana. Tak pernah Om Minmon merasakan kenikmatan seperti ini. Om Minmon dapat merasakan penisnya menegang hebat di dalam vagina mungil Ayana. Tangannya mendekap kencang tubuh Ayana yang melemas. Dia akan sangat berterima kasih kepada rekannya untuk hasil penelitian yang sudah teruji ini.

Di dalam keadaan yang sangat lelah, bibir Ayana masih dapat sedikit menyunggingkan senyuman. Dia senang akhirnya dia bisa memuaskan bos kesayangannya. Setelah beberapa menit merasakan puncak kenikmatannya, tubuh Om Minmon mengendur. Tangannya dengan lembut mengusap-usap punggung Ayana yang kini tertidur lemas di dekapannya.

“Terima kasih ya sayangku. Jangan kapok ya..” Om Minmon kemudian menggendong tubuh Ayana, menidurkannya di sebelah Saktia. Tak lama kemudian lubang vaginanya berkedut, mengeluarkan cairan air mani yang mengucur pelan. Mengeluarkan sisa-sisa permainan malam itu.




Jangan lupa like dan reply untuk kesan dan masukannya. Terima kasih : ))
[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Thanks update nya om Joko..:beer:
Duuh ...selalu bikin :konak:...

Part berikutnya bos titan niih :pandaketawa:

Semoga lebih :jempol: nantinya..
 
CHAPTER 20: PESTA (3)

PWKdgsSn_o.jpg
IVOKnCqj_o.jpg
olqluk3J_o.jpg

[HIDE][/HIDE]
[HIDE]
Erangan nikmat Om Minmon baru saja memenuhi ruangan kamar tidur Bos Titan. Namun dengan cepat suasana kembali tenang. Kamar tidur Bos Titan pun tak luput dari keheningan.

Setelah membaringkan tubuh Ayana, Om Minmon menoleh ke pintu kamar tidur Bos Titan. Sedikitpun dia tidak mendengar suara dari dalam kamar. Apa semuanya sudah tumbang, batinnya penasaran. Perlahan Om Minmon beranjak menuju pintu kamar tidur Bos Titan kemudian mengetuknya.

Tok tok tok.

Senyap untuk beberapa saat. Namun tak lama terdengar jawaban, “Masuk.”

Saat Om Minmon membuka pintu, terkuaklah penyebab suasana hening itu. Tampak Bos Titan terlentang santai bak seorang raja, dengan dua selirnya Melody dan Naomi sedang menikmati penis gagah bosnya. Bahkan saat Om Minmon membuka pintu, fokus mereka sedikitpun tidak terusik dan tetap sambil memejamkan mata menjilati mengulum dan menyedot penis dan buah zakar Bos Titan. Sementara Veranda terlihat menimpa tubuh Bos Titan, asyik mengadu bibir, memagut satu sama lain.

“Lho? Belum mulai?”

“Mmmhmmm” sambil melepas kecupan bibir Veranda, Bos Titan mendongakkan lehernya ke arah pintu sambil berkata,

“Pada belum mau lanjut. Masih melepas rindu dengan penisku.”

Om Minmon terkekeh kemudian pamit. Sebelum menutup pintu, Om Minmon berkata,

“Ayana Via Nabilah tidak tahan dengan penis baruku. Sepertinya budakmu juga bakal begitu. Sebaiknya pakaikan pilnya ke mereka.”

Dari mereka bertiga, hanya Veranda yang mendengar ucapan Om Minmon. Pil? Obat untuk apa itu?

Setelah pintu tertutup, Bos Titan menoleh ke arah Melody dan Naomi dan mendehem. Seketika Melody dan Naomi menghentikan aktivitasnya. Mereka beranjak duduk dengan teratur dan menunggu instruksi dari Tuan mereka.

Veranda juga mengambil sikap duduk di samping Melody. Sambil membetulkan posisinya, Bos Titan kemudian mengambil botol obat berwarna putih dan botol kaca berisikan cairan merah kental yang dari awal sudah berada di meja samping tempat tidur.

Sambil memandang mereka yang ingin tahu apa yang Bos mereka pegang, Bos Titan menjelaskan,

“Selama di London, aku dan Mino ngga hanya menjalankan tugas bisnis. Kami juga menjalani pengobatan peningkatan vitalitas dengan teknologi terbaik. Hasilnya, yang seperti kalian lihat sendiri.”

Melody mengangguk-angguk mendengarnya. Akhirnya dia mengerti mengapa saat membukakan celana Bos-nya, Melody mendapati penis Bos Titan terlihat sedikit lebih besar dan panjang. Pada saat menjilati Melody juga merasakan penis Bos Titan saat ini berbeda. Urat-urat kecil lebih banyak dari yang sebelumnya.

Bos Titan melanjutkan,”Hasilnya benar-benar kami rasakan sangat signifikan. Kami bisa merasakan kenikmatan yang bahkan tidak pernah kami bayangkan. Semua wanita lokal disana bertekuk lutut ngga bisa bertahan dari penis hasil pengobatan ini.”

“Tapi…” Bos Titan memandangi mereka satu persatu.

“Itu yang menjadi masalahnya. Sampai saat ini, tidak ada wanita yang tahan dan bisa memuaskan kami. Kami belum pernah mencapai orgasme selama disana. Puluhan pencobaan kami lakukan dengan para pelacur itu, semuanya sama. Merintih memohon minta dihentikan. Namun akhirnya para peneliti punya solusinya.” Bos Titan meletakkan dua botol yang dipegangnya di hadapan mereka.

“Kalau kami bisa meningkatkan vitalitas kami, kalian juga harus begitu. Naomi, sini.”

Naomi langsung beranjak mendekat. Tidak ada rasa ragu sedikitpun di wajahnya. Kepercayaan akan Bosnya membuatnya dengan mantap membuka botol putih dan mendapati puluhan pil berwarna kuning pucat di dalamnya. Naomi mengambil satu dan dengan cepat menelannya.

Bos Titan kembali mengambil botol kaca dan membukanya. Seketika wangi bunga jasmine menggelitik indra penciuman mereka. Sambil Melody dan Veranda memperhatikan, Bos Titan mencuil cairan kental tersebut dengan jemarinya dan kemudian memoleskan ke dalam liang vagina dan klitoris Naomi. Naomi merasakan hangat cairan tersebut melebar dan memenuhi bagian dalam selangkangannya.

“Trus ini efeknya apa Bos? Berapa lama? Kok Bos ga pernah cerita ke kami pas video call? Terus gimana…”

Rentetan pertanyaan Melody terhenti ketika tiba-tiba Naomi menjerit tertahan. Terlihat jelas tubuhnya menegang hebat. Otot-otot lengan hasil latihan fisik rutin semakin mencuat kala Naomi menggeram menahan rasa panas di sekujur tubuhnya. Ada sensasi aneh menjalar cepat di sekujur tubuhnya. Naomi merasakan suhu tubuhnya meningkat tajam. Tiba-tiba dia merasa kulit tubuhnya seperti menebal.

“B-boo-boosss.. Errggghh!” Naomi menunduk di hadapan Bos Titan, bersujud dan mencoba menahan tekanan di dalam tubuhnya. Kulit putih bersihnya perlahan memerah seiring suhu tubuhnya meningkat. Setelah menahan rasa panas dalam tubuhnya, Naomi kemudian merasakan sesuatu yang ingin mendesak keluar dari selangkangannya. Seluruh tubuhnya dengan cepat bergetar hebat dan Naomi sedikitpun tidak dapat menahannya. Mukanya ikut memerah sambil mulutnya menggeram. Sesuatu mengalir cepat dan akhirnya,

“Mamaaaargghhh!” Semburan air bening muncrat dari dalam vaginanya. Kejadian tersebut berlangsung dengan cepat, meninggalkan rasa kaget di wajah Melody dan Veranda. Sepengetahuan mereka Naomi tidak bisa squirting sekeras apapun dipaksa. Belum hilang rasa terkejut mereka, Naomi kembali berteriak nyaring. Naomi merasa ada sesuatu yang akan meledak dalam dirinya. Tekanan di sekujur tubuh Naomi membuat bola matanya memutih dan mulutnya menganga.

Sementara Bos Titan dengan tenang memandang proses transformasi Naomi. Bos Titan yakin Naomi akan mampu bertahan dalam proses peningkatan levelnya. Namun sepertinya dugaan Bos Titan salah. Tak lama kemudian tubuh Naomi mengendur, sambil erangannya menghilang pelan. Akhirnya Naomi meringkuk lemas di kasur. Diam. Tidak bergerak. Sunyi.

“Mik.. Mik.. MIK! Kamu kenapa Mik?! Bos! Ini kenapa??” Melody berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi kemudian menguncang-guncang tubuh Naomi yang tak bergeming.

Bos Titan mengernyitkan alisnya memandang tubuh telanjang Naomi. Sambil Melody yang terus mencoba membangunkan tubuh Naomi, Veranda yang terdiam bingung tidak tahu apa yang harus dilakukan, Bos Titan memejamkan mata berusaha mencaritahu apa yang salah.

Tidak seharusnya begini. Jangan begini. Jangan…

“Hah!”

Pikiran Bos Titan yang berkecamuk tiba-tiba buyar ketika mendapati Naomi berteriak dan membuka matanya. Melody yang sudah sempat menangis langsung memeluk Naomi yang masih dalam posisi berbaring. Veranda menghembuskan nafas lega. Bos Titan langsung merangkul tubuh Naomi dan berusaha tetap tenang.

“Kamu tidak apa-apa? Gimana perasaanmu sekarang?”

Naomi menatap mata Bos Titan tajam selama beberapa detik. Saat semua menunggu responnya, tiba-tiba Naomi tertawa terbahak.

“Hahahaha kalian kenapa sih? Aku ga apa-apa.” Naomi bangun mengambil sikap duduk dan melihat tubuhnya yang sedikit memerah.

“Tapi ini hebat. Tubuhku jadi lebih ringan. Lebih segar. Aku merasa vaginaku lebih tebal. Dan…”

Naomi melirik genit ke arah Bos-nya. Dengan gerakan cepat Naomi menerkam tubuh kekar Bos Titan dan menggeram.

“…aku ingin kepuasan. Entotin aku Bos!”

Tanpa aba-aba Naomi memaksa memasukkan penis Bos Titan ke dalam liang vaginanya. Rasa nyeri menjalar di vaginanya. Memang ukuran penis yang besar dan dipaksakan masuk akan menimbulkan rasa nyeri. Namun entah kenapa Naomi bisa mengatasinya dan mengabaikan rasa sakit itu. Orgasme, aku ingin orgasme, pikiran ini terus berputar di otaknya. Nafsu benar-benar menguasai tubuhnya saat itu.

Dengan cepat Naomi menggenjotkan liang vaginanya dengan penis Bos Titan. Bos Titan takjub dengan hasil project penelitian rekan bisnisnya. Naomi dengan cepat bisa mengimbangi penis versi barunya. Rasa nikmat merangsang tubuhnya. Tanpa sadar Bos Titan mendesah menikmati goyangan Naomi. Melody dan Veranda pun tidak luput dari rasa takjub. Belum pernah mereka melihat Naomi segarang dan seliar ini. Tanpa sadar Melody tersenyum melihat fenomena di depan matanya ini.

Keringat mulai bercucuran di sekujur tubuh Naomi. Namun belum ada tanda-tanda Naomi kelelahan atau akan mendapat orgasme. Vaginanya mulai memerah, rasa sakit menjalar di Labia Majora vaginanya. Namun sekali lagi Naomi tidak peduli hal itu. Tubuhnya menegang dan tanpa sadar Naomi tertawa.

“Hahahaha enak banget ini! Nikmatin memekku Boos!” Cairan kental berwarna merah tadi ternyata berdampak pada ketahanan vagina Naomi. Vaginanya terasa menebal sehingga tetap rapat dan dapat menjepit penis Bos Titan yang membelesak memenuhi liang vagina Naomi.

Tak ingin diam saja, Bos Titan mengambil inisiatif mengubah posisi. Tubuh mungil Naomi diangkatnya kemudian diputar tanpa melepas penisnya, sehingga Naomi sekarang menungging membelakanginya.

“Rasain nih!” Dengan sekali sentakan, penis Bos Titan memompa vagina Naomi dari belakang. Kepala penis Bos Titan berulang kali menyentak pangkal liang vagina Naomi, memicu sensasi nikmat di sekujur tubuh dua insan ini. Di sisi lain, vagina Naomi juga melawan, menjepit dan menyedot masuk penis Bos Titan sambil berdenyut cepat. Naomi terus melenguh, tangannya mencengkram seprei kasur yang kusut.

Kemudian yang diinginkan Naomi dari tadi mulai tampak. Naomi dapat merasakan kenikmatan mulai memuncak di selangkangannya.

“Bos enjot bos! Iyah iyah arrgghh!” jeritan Naomi menandakan dia telah mencapai pucuk kenikmatannya. Namun Bos Titan tidak melepaskannya begitu saja. Genjotannya tetap stabil bergesek dengan otot dinding vagina Naomi. Lengan kekar Om Titan mengangkat dada Naomi. Jari-jarinya meremas serta memelintir puting payudara Naomi. Sensasi ini membuat Naomi tak lama kemudian merasakan orgasme keduanya. Air bening merembes dari dalam vagina Naomi, membasahi kasur dan paha kedua manusia yang bersenggama ini.

Naomi akhirnya menyerah. Tubuhnya dilepaskan Bos Titan dan langsung terkapar tak berdaya di kasur yang sudah berantakan.

“Mel!”

Melody dengan cepat mengambil pil dari dalam botolnya dan kemudian mengoleskan sendiri cairan merah itu tak hanya ke vaginanya, tapi juga ke lubang anusnya.

“Tunggu ya sayang.” Melody mengecup pipi Bos Titan.

Tak lama kemudian apa yang terjadi di diri Naomi sekarang berlangsung di tubuh Melody. Kulit tubuhnya memerah, seluruh otot badannya menegang. Melody menungging, berusaha menahan letupan sensasi panas membara terutama di selangkangan dan lubang duburnya.

“Hahaha erghhh b-boss i-inii ena-aakkk!” Melody mencoba menikmati proses transformasi ini. Selama hampir sepuluh menit Melody harus bertahan melawan tekanan dan sensasi dalam tubuhnya. Melody mulai merasa ledakan dalam tubuhnya sebentar lagi terjadi.

Benar saja, percikan air bening sedikit demi sedikit muncrat dari vaginanya. Semakin deras dan pada akhirnya merembes kembali membasahi kasur. Beda dengan Naomi, Melody tidak menunjukkan tanda-tanda akan pingsan. Namun Melody dapat merasakan perubahan drastis dalam dirinya. Tubuhnya terasa lebih ringan. Melody merasa seperti lahir kembali langsung dalam bentuk dewasa. Dan yang paling dirasakannya adalah nafsu yang tiba-tiba memuncak dan rasa gatal di vagina serta anusnya, seakan ada yang harus mengisi kekosongan di rongga selangkangannya.

“Hahahaha ini benar-benar bagus Bos! Veranda! Kamu harus coba hahaha!” Melody meracau menikmati kondisi tubuhnya yang baru.

Bos Titan tidak mau berlama-lama menunggu Melody. Segera dia merebahkan tubuh Melody yang pasrah dan tidak sabar ingin dipuaskan. Kembali dengan sekali hentakan tubuh kekar Bos Titan menimpa tubuh kecil Melody. Kulit sawo matang Bos Titan berpadu dengan kulit putih bersih Melody.

Urat vagina Melody berdenyut cepat. Dia bener-benar menikmati posisi favoritnya itu. Melody sepenuhnya menyerahkan kendali sex mereka ke tangan Bos Titan. Berulang kali penis Bos Titan menggesek dinding vagina Melody, membuat vagina Melody terasa panas. Namun karena telah diolesi cairan merah itu, semua rasa nyeri itu tidak ada apa-apanya dibanding rasa enak yang menjalar sampai ke tulang.

Tak puas menghajar vagina Melody, Bos Titan menggendong tubuh Melody sehingga sekarang Melody berjinjit berdiri dengan satu kaki. Sementara satu kaki lainnya didekap lengan Bos Titan. Segera Bos Titan mengarahkan ujung penisnya ke lubang dubur Melody. Kali ini agak lebih susah dibanding vagina Melody. Namun justru ini membuat Bos Titan semakin semangat memaksa kepala penisnya yang merah masuk ke saluran dubur Melody.

“B-brengg-seeekkk!” Melody menggeram membiarkan penis Bos Titan perlahan membelesak masuk. Setelah berhasil masuk hampir sepenuhnya, Bos Titan tanpa ampun tidak membiarkan anus Melody terbiasa terlebih dahulu. Segera Bos Titan menggenjot lubang dubur Melody. Tak perlu waktu lama sampai dubur Melody mulai memerah dan dari dalam mengalir sedikit darah. Namun Melody tak peduli. Rasa nyeri justru semakin meningkatkan gairahnya. Sadar nafsu Melody semakin memuncak, Bos Titan dengan kasar menampar bokong Melody berulang kali. Melody terbahak sambil kedua kakinya sekarang bertumpu dengan lutut yang sedikit menekuk. Tangan Melody dicengkram keras oleh jemari Bos Titan.

Akhirnya Bos Titan bisa merasakan vagina dan anus yang dapat bertahan lama meladeni penisnya yang makin garang. Bos Titan tidak perlu lagi mendengar rintihan minta ampun seperti pada saat menggagahi tubuh pelacur-pelacur kelas atas di London. Bos Titan senang melihat tubuh mungil Melody dan Naomi dapat bertahan menerima gempuran penisnya. Bos Titan sudah merencanakan akan memberi pil itu ke semua para Pegawai Terpilih, sehingga tubuh mereka tahan dalam melayani Bos Titan.

Keringat deras membasahi tubuh Bos Titan dan Melody namun belum ada tanda-tanda kelelahan. Bosan dengan lubang dubur Melody, Bos Titan mencabut penisnya kemudian membenamkan kembali ke vagina Melody. Lubang kenikmatan Melody berkedut cepat seiring genjotan Bos Titan mengencang. Rasa enak tiada tara merangsang tubuh mereka berdua. Kembali Melody merasakan nyeri di selangkangannya. Sementara nafsunya semakin meningkat justru karena rasa sakit tersebut. Sampai sesaat kemudian,

“Bosss aku keluarrgghh!” paha Melody bergetar hebat menahan berat badannya. Dengan cepat Bos Titan mendekap perut Melody sehingga dia tidak ambruk. Habis tubuhmu aku lumat Mel, batin Bos Titan. Malam itu benar-benar malam milik Bos Titan. Ranum dan nikmat tubuh para budak sexnya sangat memuaskannya.

Pada akhirnya momen yang diharapkan muncul. Air mani mulai menjalar pelan dari pangkal penis Bos Titan. Menyadari ada satu orang yang tidak akan digagahi malam ini, Bos Titan langsung menoleh ke arah orang tersebut. Veranda yang dari awal hanya bisa bengong menyaksikan pergumulan hebat yang tidak pernah dia bayangkan, kaget mendapati Bos Titan menatapnya.

“Sini kamu.”

Veranda langsung beranjak cepat mendekati Bos Titan. Dengan sekali sentakan, Bos Titan menjambak rambut Veranda dan mengarahkan kepalanya ke buah zakar Bos Titan. Veranda langsung mengerti mau Bosnya. Akhirnya Veranda punya tugas. Segera Veranda menjilat dan menyedot buah zakar Bos Titan untuk membantu Bos Titan orgasme. Sementara kesadaran Melody perlahan menurun. Dia memasrahkan tubuhnya ke pria besar di belakangnya. Tubuh lunglainya masih dapat ditahan lengan kekar Bos Titan.

Saat Bos Titan merasakan air mani mendekati kepala penisnya, cepat-cepat dicabutnya penis besarnya dan langsung membenamkannya ke rongga mulut Veranda. Veranda yang tidak siap langsung tersedak dan batuk. Namun Bos Titan sedikitpun tidak memperdulikannya. Veranda membuka mulutnya lebar-lebar untuk berusaha memuatkan penis besar itu di rongga mulutnya. Lidahnya benar-benar tidak bisa bergerak. Pangkal tenggorokannya langsung nyeri disentak kepala penis Bos Titan. Namun Veranda masih bisa meremas-remas buah zakar Bos Titan, memberi rangsangan lebih untuk Bos Titan cepat keluar.

Sampai akhirnya Bos Titan merasakan kenikmatan di ujung penisnya. Segera saja Bos Titan mencabut penisnya dan mengocok cepat ke arah wajah Veranda. Tak perlu waktu lama akhirnya puncak pergumulan tercapai.

Tidak ada sepatah kata apapun keluar dari mulut Bos Titan. Hanya geraman yang bisa menggambarkan puncak kenikmatan yang baru sekali itu dia rasakan. Cairan putih kental langsung menyembur wajah Veranda, memenuhi dahi, hidung, mulut sampai lehernya. Paras cantik Veranda langsung tertutup oleh cairan mani Bos Titan. Lelehan mani Bos Titan menyemprot wajah dan tubuh Veranda sampai belepotan. Veranda membuka mulutnya untuk menampung peju Bos Titan. Sampai akhirnya lelehan mani Bos Titan berhenti menetes dari ujung penisnya. Veranda membuka mata dan mendapati sekujur tubuhnya dipenuhi cairan kenikmatan dari penis Bosnya. Bos Titan menyapu lelehan mani di dada Veranda kemudian menjejalkannya ke dalam mulut Veranda. Veranda dengan sigap langsung menelan semua peju Bos Titan yang ditampung mulutnya.

Bos Titan benar-benar puas malam itu. Peju yang selama di London tidak bisa dikeluarkan para perek yang katanya kelas atas tapi murahan itu akhirnya bisa dikeluarkan vagina Melody dan Naomi. Bos Titan bahkan belum perlu tubuh Veranda untuk mengeluarkannya. Tak sia-sia tempahan Valkrie pada mereka selama ini. Tubuh para Pegawai Terpilih benar-benar tubuh yang terlatih dan istimewa.

Kesunyian akhirnya mengakhiri pergelutan hebat malam itu. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Bos Titan yang memandangi Veranda asyik menikmati lelehan peju di sekujur tubuhnya, akhirnya bersuara,

“Kamu gilirannya besok atau lusa. Siap-siap aja.”

“Baik, Bos” Ujar Veranda patuh. Kemudian Veranda dengan cepat mengambil handuk dan membersihkan tubuh Bosnya yang basah karena keringat. Dengkur halus Melody dan Naomi menemani mereka membersihkan tubuh masing-masing dan beranjak pergi ke kamar Veranda untuk istirahat. Kamar Bos Titan malam itu dipenuhi tubuh-tubuh lemas hasil pergelutan. Benar-benar malam yang hebat.

***

“Lho Mbak Ve, semua pada kemana ya?”

“Ohh hehe, kebetulan pada ngambil cuti bareng. Lusa udah masuk lagi kok. Untuk kerjaan dua hari ini udah disposisi ke supervisor masing-masing divisi.”

“Oh oke deh Mbak. By the way, Mbak Ve makin cantik deh, kulitnya kencang dan segar. Mbak Ve pake apa sih?”

Sambil menatap wajah penasaran Amel si anak baru, Mbak Ve hanya tersenyum dan berkata,

“Cuma olahraga aja kok Mel.”

Aktivitas pagi itu sama seperti pagi biasanya. Hanya tanpa para Pegawai Terpilih yang kelelahan dan perlu pemulihan.​

Bersambung
Like dan reply supaya tetap di page one ya guys. Thanks : )
[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd