Scene 2
Takeru Yamamoto
Asuka Kirishima
Matsuyama Edo
Ayumi Nakata
"Mmmhhh.. mmphhh..."
Begitulah suara bibir dan lidahku yang sedang beradu dengan bibir dan lidah Asuka dipagi hari sehari setelah aku pergi ke Osaka. Kini, kami berdua sudah telanjang dan saling berpelukan dengan tubuh Asuka sudah berada diatas tubuhku. Keringat kami sudah cukup deras mengalir dan berbaur di tubuh kami masing-masing. Tanganku mulai mengelus-elus rambut Asuka dan juga meraba seluruh tubuhnya. Saat tanganku sampai di buah dadanya, aku semakin terangsang. Buah dadanya begitu bulat, indah, dan sempurna. Sangat pas sekali di genggaman tanganku. Puting susunya pun begitu serasi dengan bentuk buah dadanya yang sedemikian sempurna. Saat tanganku bermain-main di puting susunya, aku bisa merasakan nafsu Asuka yang semakin naik lagi. Permainan lidahnya semakin liar, dan nafasnya pun semakin memburu.
Kamudian, aku merasakan ada yang menggenggam batang penisku. Rupanya tangan kanan Asuka sudah menggenggamnya dan mengarahkannya untuk masuk ke dalam lubang vaginanya. Aahh, aku sangat menanti-nantikan saat ini. Bless... Aku merasakan lubang vaginanya telah berhasil sepenuhnya melahap batang penisku. Dan kini, aku merasakan bahwa lubang vagina Asuka sudah naik turun, sementara pantatnya juga mengiringi dengan berputar-putar secara teratur untuk mengocok batang penisku. Lidahnya pun sangat telaten dalam menjilat dan mengelitik leherku. Aku hanya bisa merem-melek mendapatkan kenikmatan yang benar-benar sungguh sangat nikmat.
"Ka.. kamuu hebaat sekaliii, istrikuuu..." Desahku sambil membalas menjilati seluruh wajah istriku ini.
Asuka terus menghujam-hujamkan lubang vaginanya tanpa ampun ke penisku. Kedua tangannya memeluk tubuhku dengan sangat erat. Keringat kami semakin deras mengalir dan bercampur ditubuhku dan tubuhnya. Aku sangat menikmati posisi ini, posisi dimana Asuka berada diatas tubuhku dan bebas mengatur jalannya permainan.
Setelah merasa cukup dengan posisi ini, aku melepaskan tubuh Asuka, dan berlutut di tempat tidur. Asuka langsung memahami maksudku. Ia langsung mengambil posisi merangkak. Pantatnya yang bulat itu betul-betul membuat batang penisku semakin menegang. Aku langsung memasang posisi penisku, dan menusuk lubang vaginanya dari belakang. Kini, kami melakukan doggy style. Aku terus menghujam-hujamkan batang penisku ke lubang vagina Asuka, sementara Asuka dengan telatennya membalasnya dengan goyangan pantatnya. Saat aku menghujamkan, ia juga ikut menghujamkan balik, dan begitu juga sebaliknya. Ceplook.. Ceplook... Ceplook... Ceplook... Begitulah suara yang terdengar ketika batang penisku menghujam kemaluannya, sementara pantatnya beradu dengan selangkanganku.
Hanya dalam selang beberapa menit saja, Asuka semakin mendesah-desah tidak karuan. Irama goyangan pantatnya pun semakin tidak teratur. Sementara, tubuhnya bergetar.
"Saaayaanngg... Akuu udaahh mauu orgaassmee... Suamikuuuu!" Erang Asuka.
Tahu Asuka hampir orgasme, aku langsung melepaskan tubuhnya, dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Aku yang kini menindih tubuh Asuka, langsung kembali menghujam-hujamkan batang penisku ke lubang vaginanya. Lama-kelamaan, aku mulai merasakan denyutan-denyutan hebat di lubang vaginanya.
"Sayaangg... Lepasskaaann... Jangan ditahan-tahaann..." Erangku sambil terus menghujam-hujamkan batang penisku dengan semakin kencang.
Kedua tangan Asuka semakin erat memeluk tubuhku. Bibirnya juga semakin liar mencium bibirku. Akhirnya, ia mengangkat pantatnya setinggi-tingginya. Aku merasakan denyutan yang hebat disertai dengan semburan cairan kenikmatan milik Asuka dari dalam lubang vaginanya.
"Ooohhh... Akuu orgaassmeee sayaaanggg...." Erang Asuka.
Erangan orgasme Asuka malah membuatku semakin bernafsu lagi. Aku terus memompa lubang vagina Asuka dengan sangat bernafsu. Kedua tanganku memeluk tubuh Asuka erat-erat. Rasa yang kudapat ketika memompa lubang vagina Asuka ditambah dengan denyutan orgasme nya yang hebat membuat pertahananku betul-betul hancur. Aku merasakan bahwa tidak lama lagi aku pun juga akan keluar.
"Istrikuuu... Aku mau keluaarr sayaangggg...." Erangku sambil terus memompa lubang vagina milik Asuka.
Tahu aku hampir keluar, Asuka semakin erat memeluk tubuhku, sementara kini pantatnya ia putar-putar semakin cepat. Uaaahhhh, aku betul-betul tidak tahan lagi. Aku semburkan sekuat-kuatnya sperma milikku ke dalam lubang vagina Asuka. Croott.. Croott.. Croott.. Croottt... Aku merasakan penisku menyemburkan sperma yang deras ke dalam lubang vagina Asuka. Aku betul-betul mendapatkan ejakulasi yang sungguh luar biasa.
"Ooohhhh... Asukaa sayaanggg... Aku cinta kamuu..." Desahku ketika batang penisku sudah selesai menyemburkan seluruh sperma yang bisa kusemburkan.
"Sayaaanggg.. Aku juga cintaa kamuuu..." Desah Asuka sambil mencium bibirku.
Setelah kami berdua mengalami orgasme kami yang begitu luar biasa, aku masih menindih tubuh Asuka untuk beberapa saat. Kami masih berusaha mengatur napas kami masing-masing. Keringat kami berdua pun masih terus mengucur dengan deras. Tubuh kami berdua masih berpelukan dengan erat.
Setelah beberapa menit, akhirnya napas kami berdua kembali teratur. Aku langsung mencabut penisku dan segera berguling kesamping. Aku juga menarik tubuh Asuka kedalam pelukanku. Aku membelai-belai rambutnya, dan mencium pipi dan keningnya.
"Sampai kapanpun, aku akan selalu mencintai kamu, sayang." Kataku.
"Aku juga sayang. Cintaku ini tidak akan pernah hilang apalagi berpindah." Kata Asuka sambil balas mencium pipiku.
Setelah bermesra-mesraan untuk beberapa menit, aku bangun dari tempat tidurku. Asuka pun melakukan hal yang sama denganku. Kami berdua menuju kamar mandi dalam keadaan masih telanjang. Di dalam kamar mandi, kami menyalakan shower, dan mulai membasahi tubuh kami dengan air yang mengucur dari shower. Aku melihat Asuka berdiri dibawah shower dan membiarkan air yang mengucur dari shower itu membasahi tubuhnya. Sungguh pemandangan yang sangat indah. Dia begitu anggun dalam posisi itu. Walaupun aku hanya melihat tubuhnya dari belakang, aku bisa menikmati keindahan pemandangan ini. Aku langsung memeluknya dari belakang, dan mencium bibirnya. Asuka pun juga ikut membalas mencium bibirku.
Kami saling menyabuni tubuh pasangan kami masing-masing. Aku menyabuni tubuhnya. Begitu halus dan indah sekali. Aku menyabuninya mulai dari lehernya, turun ke dadanya, kemudian ke perutnya, sampai ke paha hingga kakinya. Terakhir, aku juga menyabuni lubang kemaluannya yang masih lengket akibat perpaduan cairan kenikmatan miliknya dan sperma milikku. Sungguh pemandangan yang sangat indah sekali. Batang penisku dibuatnya menegang sekali lagi.
Kini gantian, sekarang ia menyabuni tubuhku. Ia menyabuni tubuhku dengan sangat telaten. Leher, dada dan punggung, perut dan pantat, paha hingga kaki, dan terakhir batang penisku. Ia menyabuni batang penisku yang sudah menegang ini dengan lembut. Setiap sentuhan tangannya di batang penisku betul-betul membuatku semakin terangsang.
Setelah selesai menyabuni tubuhku, ia kembali berdiri dibawah air yang mengucur dari shower itu. Air dari shower itu menyapu sabun yang menempel di tubuhnya dengan perlahan-lahan. Aku pun juga melakukan hal yang sama sambil memeluk tubuhnya dari belakang.
Akhirnya, tubuh kami berdua telah bersih sepenuhnya dari sabun. Kini, aku melihat tubuh Asuka yang betul-betul mulus dan mengkilat. Untuk kedua kalinya, aku kembali terangsang. Aku mencium bibir Asuka dengan liar. Asuka pun juga membalas mencium bibirku. Aku juga merasakan tangan Asuka telah menjangkau batang penisku, dan mengocoknya dengan telaten. Ukh, kenikmatan yang kudapatkan ini betul-betul membuatku pusing kepayang.
Lama-kelamaan, kocokan tangannya di penisku semakin kencang. Aku juga mencium bibirnya dan meremas-remas kedua buah dadanya dengan liar. Setelah itu, Asuka mulai berlutut sehingga kini batang penisku yang sudah sangat tegang itu mengacung kearah wajahnya. Ia mulai menjilati ujung kepala penisku, sementara tangannya masih tetap mengocok batang penisku dengan telaten. Aku betul-betul hanya bisa merem melek mendapatkan kenikmatan ini.
Kemudian, ia mulai mengulum dan melahap seluruh batang penisku ke dalam mulutnya. Betul-betul nikmat sekali rasanya. Aku betul-betul pusing mendapatkan kenikmatan yang diberikan oleh Asuka kepadaku. Tapi, bukan pusing yang menyebalkan, melainkan pusing karena terlalu banyak kenikmatan yang mengalir dari batang penisku ke kepalaku. Penisku menegang dan semakin menegang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Asuka pun makin lama makin kencang melahap batang penisku dengan mulutnya. Akhirnya, aku betul-betul tidak tahan dan... croot... croott.. croottt... Untuk yang kedua kalinya, aku kembali menyemburkan sperma dari batang penisku. Hanya saja, kali ini aku menyemburkannya di dalam mulut istriku. Aku senang ketika Asuka langsung menelan sperma milikku itu.
"Aku betul-betul cinta sama kamu, sayang." Kataku sambil tersenyum karena merasakan kenikmatan yang mulai melayang-layang keluar dari tubuhku.
"Uhum, aku juga. Sayang, akan kuberikan kenikmatan seperti ini kapan pun kamu mau. Karena aku mencintai kamu." Kata Asuka sambil berdiri.
"Terima kasih, sayang." Kataku sambil mencium bibirnya.
Setelah itu, kami mengeringkan tubuh kami masing-masing dan keluar dari kamar mandi.
Setelah selesai melakukan semua kegiatan kami di pagi hari, aku segera berangkat ke kantor. Jam 7.45, aku sudah sampai di kantor. Aku segera memanggil Matsuyama keruanganku untuk melapor masalah kemarin di Osaka. Dalam sepuluh menit, ia sudah ada di ruanganku.
"Bagaimana hasilnya?" Tanyaku.
"Negatif, Pak. Darah yang ditemukan di tempat kejadian bukan darah milik istrimu." Kata Matsuyama.
"Hmmm? Darimana kamu tahu itu bukan darah istriku? Memang kamu punya sampel darahnya?" Tanyaku memancing Matsuyama.
"Eits, tidak cukup untuk menjebakku, pak. Asuka-chan bergolongan darah O bukan? Sampel darah yang ditemukan itu bergolongan darah B." Kata Matsuyama sambil tersenyum licik.
"Heh. Beruntung kamu. Tapi memang bukan. Tidak ada bekas luka lecet sedikitpun di lengannya. Luka sebesar itu tidak sembuh dalam sehari bukan?" Kataku.
"Yah, secara logis memang tidak. Secara logis lho ya." Kata Matsuyama.
"Memang sih. Yami itu berurusan dengan barang-barang pasar gelap. Mungkin saja mereka memiliki obat yang super mujarab. Memang belum terbukti sepenuhnya bahwa istriku tidak terlibat dengan Yami, tapi paling tidak kemungkinannya sudah menurun. Mungkin orang yang kemarin itu kebetulan saja mirip dengan istriku." Kataku.
"Hmmm, iya. Kebetulan itu memang bisa saja terjadi, pak." Kata Matsuyama.
"Lagipula, istriku tidak sama dengan wanita yang kemarin itu. Wanita kemarin itu begitu galak dan sepertinya terlihat gila. Ia dengan entengnya berteriak-teriak di depan umum, dan bahkan menerobos keluar jendela untuk melompat ke jalanan dari ketinggian sekitar lima belas meter. Sampai di jalanan, ia masih mampu berteriak-teriak seperti orang gila. Sepertinya itu iblis gila yang mengambil rupa istriku." Kataku.
"Buhahahahahahah! Bapak ini bisa saja ngomongnya. Bagaimana jika ternyata dia istrimu betulan?" Tanya Matsuyama sambil tertawa.
"Hmmm, berarti ada sisi lain yang aku tidak tahu dari istriku." Kataku.
Mendengar jawabanku, Matsuyama tertawa semakin keras. Aku pun juga ikut tertawa. Setelah puas tertawa, kami kembali kepada suasana semula.
"Tapi paling tidak, istriku untuk sementara ini belum terbukti keterlibatannya. Entah aku harus senang atau sedih." Kataku.
"Kenapa senang atau sedih?" Tanya Matsuyama dengan bingung.
"Senang, karena berarti istriku bukan musuh. Sedih, karena kita kehilangan kesempatan untuk membongkar informasi lebih jauh mengenai Yami." Kataku.
"Hah? Bapak sedang bercanda kan?" Tanya Matsuyama.
"Tentu saja, Matsuyama." Kataku.
Matsuyama tampak masih heran dengan perkataanku.
"Baiklah, kamu boleh keluar. Terima kasih atas laporannya, Matsuyama." Kataku.
Matsuyama kemudian berdiri, membungkukkan badannya, dan ia keluar dari ruanganku. Kemudian, aku mengumpulkan seluruh anggota
sansaikou no masayoshi di ruang meeting utama untuk meeting mingguan. Tidak ada seorang pun yang terlambat menjawab panggilanku.
"Jadi, ada yang perlu dilaporkan? Selain bahwa wanita yang kemarin itu bukan istriku." Kataku.
Mereka bertiga senyum-senyum sendiri mendengar perkataanku.
"Baiklah, aku mulai duluan. Belakangan ini, aktivitas dunia bawah meningkat. Terutama dalam hal perdagangan pasar gelap, dan juga pembunuhan." Kata Kagura.
"Perdagangan pasar gelap dan pembunuhan. Sepertinya mengarah ke persaingan bisnis ya?" Tanyaku.
"Analisis dan silogisme yang tajam." Kata Matsuyama sambil bersiul.
"Aku tidak akan berterima kasih untuk pujianmu." Kataku sambil tersenyum ke Matsuyama.
"Memang kebanyakan klien dari aktivitas dunia bawah ini adalah para pebisnis, baik pebisnis tingkat bisnis kecil, maupun pebisnis tingkat bisnis raksasa." Kata Kagura.
"Hmmm... Bisnis ya? Aku menduga karena adanya kepanikan akibat negosiasi pemerintah Jepang dengan bisnis raksasa dunia itu ya?" Tanyaku.
"Kita belum mendapatkan bukti yang pasti, pak. Tapi fakta dan data yang berhasil kami kumpulkan mengarah pada kesimpulan itu, pak." Kata Kagura.
"UNIVERSAL ya kalau tidak salah namanya?" Tanyaku.
"Betul sekali, Takeru-san. UNIVERSAL, perusahaan besar yang hampir mendominasi seluruh bidang industri. Yang lebih hebatnya lagi, seluruh sektor yang mereka kuasai adalah murni merupakan hasil ide dan kreativitas mereka. Pendirinya adalah orang Amerika yang bernama Sam Symmington Ford. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1960, dan terus berkembang sampai sekarang dengan kurva peningkatan terus meningkat tiap tahunnya." Kata Ayumi.
"Hmmm, memang jika perusahaan semacam itu sampai masuk ke Jepang, akan terjadi kekacauan di segala sektor usaha lokal milik Jepang." Kataku.
"Dan yang lebih buruk lagi adalah, aku berpikir bahwa salah satu dari tiga kekuatan besar dalam dunia bawah Jepang, organisasi rahasia yang merupakan pusat informasi itu, merupakan bagian dari UNIVERSAL." Kata Matsuyama.
Aku, Kagura, dan Ayumi langsung tersentak mendengar perkataan Matsuyama itu.
"Bagaimana kamu bisa beranggapan seperti itu?" Tanyaku.
"Aku tidak tahu detailnya, Ayumi lebih tahu detailnya. Algoritma Widoyo." Kata Matsuyama.
".... Hmmm, masuk akal." Kata Ayumi.
"Aku mohon penjelasanmu, Ayumi." Kataku.
"Ingatkah tentang hal yang pernah kukatakan, bahwa algoritma yang kuterapkan untuk menembus pertahanan Kage adalah Algoritma Widoyo yang sudah kulakukan modifikasi dengan algoritma temuanku sendiri?" Tanya Ayumi.
"Iya, kurang lebihnya aku ingat." Kataku.
"Aku heran dari dulu, mengapa algoritma itu tidak bisa menembus pertahanan mereka. Algoritma Widoyo saat ini merupakan algoritma pedang bermata dua terbaik dalam dunia bawah. Algoritma yang bisa digunakan sebagai enkripsi yang terbaik sehingga menyulitkan para hacker, tetapi juga bisa digunakan sebagai algoritma untuk melakukan hacking, jika kita bisa mengerti konsep dasar dari algoritma itu. Pemahaman untuk konsep dasarnya sendiri sangat sulit. Aku membutuhkan waktu lebih dari satu tahun hanya untuk memahami konsep dasarnya saja, itupun aku belum yakin sepenuhnya bahwa aku sudah betul-betul memahaminya." Kata Ayumi.
"Lalu, hubungannya dengan Kage dan UNIVERSAL itu apa?" Tanyaku.
"Kalaupun ada yang bisa menembus pertahanan Algoritma Widoyo, aku yakin hanyalah UNIVERSAL yang bisa. Dan bagaimana cara Kage bertahan dari serangan cyber yang kulancarkan dengan menggunakan algoritma Widoyo? Kemungkinan mereka mendapatkan bantuan dari UNIVERSAL." Kata Ayumi.
"Hmmm, memang hipotesa yang masuk akal. Sepertinya boleh jika kita meluangkan waktu untuk melakukan riset terhadap hal itu." Kataku.
"Baiklah, Matsuyama, atur untuk penyelidikannya. Ayumi, tolong lanjutkan usahamu untuk membobol pertahanan Kage. Kita mau tidak mau memang harus melakukannya." Kataku.
"
Wakaru, Takeru-san. (Oke, Takeru-san.)" Kata Ayumi.
"Baik, Takeru-san." Kata Matsuyama.
"Oh, Matsuyama, satu hal lagi. Pernahkah kamu mendengar tentang mafia besar di Cina yang bernama Qing Long? Perdana mentri beranggapan bahwa pistol pengekstrak zat narkotika itu diperuntukkan bagi Qing Long." Kataku.
"Hmmm..." Kata Matsuyama sambil berpikir.
"Segerombolan mafia besar di Cina yang menguasai dunia bawah Cina. Spesialisasi mereka adalah perdagangan obat-obatan terlarang, dan juga perdagangan manusia. Organisasi yang sangat berbahaya. Mereka tidak hanya menculik warga Cina, tapi juga menculik warga negara lain. Bahkan mereka pun mulai mencoba melebarkan sayap sampai ke negara lain." Kata Kagura.
"Iya. Perdana Menteri menduga bahwa pistol pengekstrak zat narkotika itu hendak dikirimkan kepada Qing Long." Kataku.
"Qing Long dan Yami. Jika mereka bersatu, akan cukup merepotkan." Kata Kagura.
"Menurut informasi yang kudapatkan, Qing Long adalah bagian dari UNIVERSAL." Kataku.
Tepat saat aku selesai bicara begitu, aku menyadari sesuatu, sesuatu yang sangat gawat. Dan sepertinya, ketiga tangan kananku ini juga menyadari sesuatu yang sangat gawat itu.
"Gawat, sepertinya aku harus pergi menemui Yukimura-san dan Perdana Mentri untuk membahas masalah ini." Kataku.
Ya, jika Qing Long merupakan bagian dari UNIVERSAL, itu artinya selain sektor bisnis masyarakat, UNIVERSAL itu juga menguasai sektor dunia bawah. Akan cukup merepotkan jika perusahaan seperti itu juga mengambil andil dalam dunia bawah. UNIVERSAL, sepertinya ada satu masalah merepotkan lagi selain Yami dan Kage. Aku harap UNIVERSAL ini tidak lebih merepotkan dibandingkan Yami dan Kage.
BERSAMBUNG KE EPISODE-9