Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT CINTA DAN HASRAT (muncrat ditanggung pembaca)

EPISODE 51

Setelah membersihkan tubuhnya mia segera beristirahat, merebahkan dirinya sambil memainkan ponselnya.

Ia masih berfikir mengenai insiden egi dan rizal yang sedang mengintrogasi malik, semuanya begitu jelas terekam dalam fikiran mia.

Mia benar-benar mencemaskan keselamatan egi dan rizal, karena ia tahu malik memiliki sebuah kelompok / geng yang selalu berkerumun.

Ditambah egi dan rizal tidak daoat dihubungi, tanpa fikir panjang ia segera menelepon fitri.

" halo fit "
" iya neng, kenapa " tanya fitri
" kamu udah dirumah? "
" udah tadi dianterin a izal "

Mia terdiam sejenak karena bingung harus memulainya dari mana, namun fitri memahami hal itu.

" masih kepikiran ya neng " tanya fitri
" iyaa ih beneran deh "
" tapi kalo aku ngedukung sih sebenernya "
" ih kamu ya malah nambah "

Mia berusaha menutup obrolan karena ia merasa fitri tidak memberinya solusi.

" bener neng, biar kapok a malik "
" tapi kan kamu tau sendiri geng nya a malik "
" hahaha kamu belum tau ya neng "

Mia seketika bingung, apa maksud dari perkataan fitri tersebut.

" maksudnya? "
" itumah bukan geng ya rekan kerja doang "
" jadi gimana? " tanya mia yang masih berusaha memahami apa kata fitri
" dulu pernah gitu juga soalnya neng "

Fitri menjelaskan bahwa sebelumnya pernah terjadi insiden seperti ini dan malik menjadi sorotan utamanya karena kasus serupa, namun dari sekian banyak anggota geng malik tidak ada satu pun yang bertindak dan menolong malik.

" kalo masalah cewek iya mereka ikut campur, kalo ribut-ribut mah pada kabur neng haha "

Mia masih belum percaya dengan apa yang dikatakan fitri, ia masih tetap memikirkan kemungkinan terburuknya karena egi begitu berharga dan ia adalah calon suaminya.

" tapi kan bisa aja kalo nekad fit " mia terus mencerca dengan pertanyaan
" percaya deh sama aku " fitri berusaha meyakinkan

Tapi tetap saja fikiran mia masih belum tenang karena baik egi maupun rizal masih belum ada yang merespin chatnya.

" aku takut a egi kenapa-kenapa " nada mia lirih
" hmmm iya neng, maaf ya aku malah ngomporin "
" gapapa kok fit "

Fitri berusaha meminta maaf karena ia merasa tidak memberi solusi atau pun ketenangan, ia hanya memperkeruh suasana.

" aku mah maksudnya ya biar kamu tenang aja gitu " tambah fitri
" iya fit aku ngerti kok "
" maaf ya neng "
" iya fit gapapa gausah minta maaf "

Firasat mia masih mengatakan bahwa egi akan bertindak lagi, perasaan itu begitu kuat terasa. Namun mia sebisa mungkin tidak berfikir yang macam-macam, ia terus menenangkan diri.

Egi dan rizal masih belum puas dan bahkan belum mulai! Itu hanya permulaan saja, mereka ingin mengancam malik lebih jauh lagi.

Mereka sudah menyusun strategi untuk mengancam mental malik lebih jauh lagi, sengaja mereka melakukan itu agar tidak ada bukti otentik jika suatu saat terbongkar.

Rizal kembali menemui egi di halte supermarket dan seketika mereka bergegas menuju tempat nongkrong malik bersama gengnya.

" hayu gi kita samperin aja "
" ayo "

Entah kenapa rizal begitu hafal mengenai segala sesuatu tentang malik, tempat nongkrong dll. Ia seolah tahu detail tentangnya.

Egi sudah siap menerima resikonya jika harus terjadi sesuatu, baginya mia begitu berharga dan tidak pantas diperlakukan seenaknya oleh orang lain.

Sedang asyik berkendara tiba-tiba saja mereka berpapasan dengan beberapasan dengan kelompok malik, tidak ada yang menyadarinya dan hanya egi saja.

Setelah mereka lewat egi kembali memastikan dengan melihat kaca spion motornya, memang benar itu mereka.

" zal zal bentar " ujar egi

Mereka berhenti sejenak dan memperhatikan gerombolan itu, namun sepertinya tidak ada malik disana.

" gak ada gi, gak ada malik " ujar rizal
" oh iya ya? " egi masih memastikannya
" iya, ayo lanjut "

Mereka kembali melanjutkan perjalanan, egi semakin yakin jika malik tidak ada di gerombolan itu dan menjadi sebuah lampu hijau.

Sebuah kesempatan emas! Ia harus menyelesaikannya sekarang!

---------------------------

Setelah menempuh perjalanan mereka segera sampai pada tempat yang dituju, benar saja ada malik yang sedang memainkan HP nya di sebuah rumah kosong.

Melihat lampu sepeda motor yang menyorot malik segera bangkit, ia menyangka bahwa itu adalah bagian dari kelompoknya.

" ehh kenapa balik lagi "

Namun dugaan malik salah, itu egi dan rizal. Seketika malik hendak beranjak namun tetlambat, mereka sudah lebih dulu menahannya.

" hah, ngapain lagi " malik kembali pucat.

Egi terlihat lebih agresif dan langsung mendorong malik ke tembok, tatapan kosong itu kembali menatap malik.

Ditambah rizal yang berdiri begitu dekat, wajah panik malim tidak dapat disembunyikan. Keringat dingin memenuhi dahinya.

" sebenernya mau lu apa " tanya egi

Ditengah pencahayaan yang minim mereka mulai mengintrogasi malik dengan tekanan yang tinggi, tidak ada kekerasan sama sekali yang digunakan egi dan rizal.

Ia terus mencercanya dengan berbagai pertanyaan, tatapan kosong serta cengkraman pada bajunya.

Sengaja mereka melakukan itu agar hal itu mengganggu mentalnya, dan benar saja malik begitu panik dan tak henti berkeringat.

" ya bisa aja gw perpanjang ini urusan " ujar egi
" gak ada geng lu bisa apa? "

Namun rizal sudah kehabisan kesabaran, ia mulai melancarkan aksi kekerasannya dan menghantam malik.

BUKK!!

" bajingan! "

Egi hanya menatap saja saat malik dihujani pukulan tanpa henti oleh rizal, tak ada perlawanan sama sekali dari malik karena mentalnya sudah lebih dahulu kalah oleh introgasi mereka.

Rizal semakin geram karena malik juga sudah menikmati resa yang tak lain mantan kekasih rizal yang masih ia incar, bahkan tidak ada yang tahu resa sedang terkena masalah besar saat ini.

Siapa lagi jika bukan karena ulah malik, rumah tangga resa rusak akibatnya. Bahkan jika rizal tahu ia akan lebih marah lagi, ditambah memang rizal dan malik memiliki masalah pribadi yang selama ini terpendam.

Melihat malik yang tersungkur membuat egi ikut geram, keduanya tak henti menginjaki tubuh malik. Terutama bagian selangkangannya.

Tak ada seorang pun yang ada disana selain mereka bertiga, ditambah bangunan itu jauh dari pemukiman warga. Membuat tempat itu lebih aman dan tidak ada siapapun yang datang, jeritan malik seolah menambah semangat mereka berdua untuk terus menyiksanya.

" ampuunn! "

Tak henti mereka menginjaki selangkangannya hingga malik sesaat kehilangan kesadaran, egi dan rizal yang pendiam sudah berubah seketika akibat emosi yang sangat memuncak.

" cuh! " rizal meludahi malik yang terkapar tak sadarkan diri.

Berbeda dengan dengan egi yang langsung mengencingi wajah malik, seketika rizal tertawa penuh kepuasan.

" hahahaha anjir parahh " tawa rizal.

Setelah selesai mereka kembali menaiki motornya, malik masih tergeletak tak sadarkan diri.

" kasian tapi zal " egi sesaat menatap malik yang terkapar tak sadarkan diri
" lebih kasian elu gi, mia udah berapa kali dia pake! "

Mendengar perkataan rizal egi kembali geram dan seketika mendekati tubuh malik, berulang kali ia menginjakinya.

" bangsat! "
" hahahahaha " rizal tertawa puas melihat egi yang sudah diluar kendali, ia tahu bagaimana egi dan sifatnya.

Setelah menyelesaikan misinya mereka kembali menaiki sepeda motor dan pulang, untung saja suasana sepi dan tidak ada siapapun disana.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd