Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dōng Fēng Pò(東風破)

apa yang di nanti dari cerbung Dōng Fēng Pò(東風破)?

  • sex

    Votes: 359 76,1%
  • cerita

    Votes: 103 21,8%
  • kisah cinta

    Votes: 96 20,3%
  • action

    Votes: 107 22,7%

  • Total voters
    472
Namun tiba-tiba Shén Long dengan kekuatan yang ada mengambil potongan tombak yang berada disebelahnya langsung dia tusukkan ke tenggorokan Hojo Yoshitoki sehingga dia tidak bisa berkata kata yang akhirnya dia roboh disebelah Shén Long.

"TUAN YOSHITOKI",ucap Salah satu pasukan Genko ketika melihat tuan mereka telah meninggal.
Shen Long
"Hiaaat",ucap mereka serentak untuk menyerang Shén Long yang masih terkapar.
"HENTIKAN",ucap pangeran Ichigo Kameyama yang datang dengan para jendral dan pengawalnya yang dimana Shén Long terkapar.
"Obati lukanya lalu bawa dia",ucap pangeran Ichigo Kameyama yang melihat Shén Long terkapar lalu ia melihat Hojo Yoshitoki yang wafat dengan potongan tombak yang tertancap di lehernya.
pangeran Ichigo Kameyama
Hojo Tokimasa menghunuskan katananya ke arah Shén Long yang masih terkapar ketika ia tahu anaknya telah dibunuh oleh Shén Long.
"Tokimasa San, hentikan",ucap Minamoto no Yoritomo merupakan Shogun Kamakura sambil menahan tangan Hojo Tokimasa yang mau menghunuskan katana.
"Hojo Tokimasa San, hentikan sebab kita masih butuh dia",ucap Ichigo Kameyama yang masih melihat jasad Hojo Yoshitoki.
"Kenapa?"ucap Hojo Tokimasa dengan tangan masih di katananya yang ditahan oleh Minamoto no Yoritomo.
"Dia jendral kebanggaan Kublai Khan dan juga merupakan menantu Kekaisaran Mongol selain itu dia bisa menyatukan semua bangsa jajahan Mongol untuk bersatu melawan dinasty Yuan jika dia mau",ucap pangeran Ichigo Kameyama kepada mereka.
"Jadi dia bisa menjadi sebagai sandera atau diajak bergabung dengan kita untuk melawan Mongol", sambung pangeran Ichigo Kameyama sambil menyuruh pengawalnya menggotong tubuh Shén Long yang pingsan.
“Tokimasa San,mungkin sebaiknya kamu tenangkan dirimu", ucap Minamoto No Yoritomo yang masih memegangi tangan Hojo Tokimasa yang memegang katananya.
"Tetapi anakku telah wafat karena dia",ucap Hojo Tokimasa dengan geram sambil meremas ganggang katananya yang masih didalam sarungnya.
"Sekarang anakmu Hojo Yoshitoki merupakan pahlawan Hakata dan juga dia mati secara terhormat", ucap pangeran Ichigo Kameyama sambil memegangi pundak kanan Hojo Tokimasa.
"Tokimasa San, kamu harus ikhlaskan kepergian Hojo Yoshitoki sebab dia sekarang merupakan pahlawan Hakata",ucap Minamoto No Yoritomo sambil melepaskan tangannya dari tangan Hojo Tokimasa yang merenggangkan genggamannya dikatananya.
"Yang mulia pangeran Ichigo ,apa yang kita perbuat dengan tawanan ini?"ucap seorang samurai yang membawa seorang tawanan yang tak lain adalah Ryuzo Tanokara.
Lalu Pangeran Ichigo menoleh ke samping dan melihat Ryuzo Tanokara yang sedang berlutut dihadapannya.
Ryuzo Tanokara
"Dasar pengkhianat",ucap Hojo Tokimasa kepada Ryuzo Tanokara yang tertunduk diam.
Sedangkan Shén Long ditangani tabib Genko untuk diobati lukanya setelah itu dinaikkan diatas kuda.
Shén Long masih terasa lemas tapi ia bisa melihat ada sekumpulan orang berdiri mengelilingi Ryuzo Tanokara yang duduk di tengah mereka.
Lalu Ryuzo Tanokara menyibak bajunya terus mengambil pedang kecil berukuran 30 cm sampai dengan 60 cm yang bernama “Tanto”, di letakkan diatas sebuah piring berwarna putih.Sebelum tanto tersebut di letak kan diatas piring, Tanto telah di bungkus dengan kertas atau kain khusus berwarna putih sedangkan Minamoto No Yoritomo membawa katana yang sudah disirami air terlebih dahulu lalu katana itu diangkat keatas seperti orang mau memancung kepala.

"Apa yang dia lakukan?"tanya Shén Long kepada samurai Genko yang menarik kudanya.
"Dia melakukan ritual Seppuku yang berarti dia mendapatkan hukuman bunuh diri yang biasa kita sebut Harakiri dengan cara mati yang terhormat",ucap samurai yang menarik kuda Shén Long yang juga bisa bahasa Han.
Ryuzo Tanokara menatap kosong kedepan lalu dia menancapkan tanto ke perutnya lalu dirobeknya kesamping dengan menatap kedepan.
"HIAAAT",ucap Minamoto No Yoritomo sambil menebas kepala Ryuzo Tanokara yang akhirnya terjatuh ditanah setelah itu semua orang disekeliling jenazah Ryuzo Tanokara membungkuk untuk menghormatinya termasuk pangeran Ichigo Kameyama.

Setelah Shén Long melihat ritual itu ia terlelap di atas kuda yang ditarik seorang samurai menuju ke istana Hakata tetapi ia ditaruh di penjara bawah tanah dengan tangan dirantai.
Shén Long berbaring lemas karena luka yang dia derita karena banyak sabetan katana di tubuhnya dan tangannya terbelenggu rantai terus dia memandang kearah cahaya kecil yang menerangi ruang itu yang hanya bisa dia lihat dari lubang tali rantainya.
Hitotsu futatsu kako mekuri tsunagu
Ten to ten ga sen ni sore ha shi o yobu koe
— Kubalik satu dua halaman dari kisah masa laluku
— Titik beserta titik menjadi garis, itu memanggil kematian

Owari naki kono basho de rinne o matsu
— Tanpa henti ku menunggu akan roda kematian dan kelahiran

Todomaru koto shira zu yomitoke ba wana
Shinobiyoru kotodama mimi fusagikon de
— Jiwa bahasa menjalar tanpa henti, ketika kutafsirkan
— ternyata itu perangkap, pendengaranku pun mengeram

Kuroi me ga nozoki komi rensa o tou
— Mata hitam melihat ke dalam diriku, menanyakan tentang keterkaitanku

Uragiri no kazu o tonae te wa wameku
Iki o nomi shikai ni utsuru kage
— Dia menguraikan jumlah kedurhakaanku hingga ku menjerit
— Ku melenguh melihat bayangan terpantul dalam pengelihatanku

Kikoeru kikoeru chi o hai nageku koe
Samayou samayou te no naru hou he tada
Kieyuku kieyuku zankyou no naka de
Hiromeku yurameku gennei o miru taa
— Ku bisa mendengar, mendengar suara orang merangkak di tanah dan menyesal
— Berkeliaran, berkeliaran menuju ke arah tangan yang hanya..
— Menghilang dan menghilang di dalam suara gema
— Mereka meronta dan gemetaran saat melihat ilusi

Wake mo naku taguriyo se te hanashi
Sawagu shinen no umi Strong Fate
Konoyo no hate
— Tanpa alasan, lautan pikiran yang berisik
— Menarik dan memisahkanku dari takdir yang kuat
— Di ujung dunia ini

Anata o tatsu ano oto
— Suara yang mencerai-beraikanmu

Kikoeru kikoeru chi o hai yugamu koe
Samayou samayou te no naru hou he tada
Kieyuku kieyuku zankyou no naka de
Hiromeku yurameku gennei o miru taa
— Ku bisa mendengar, mendengar suara orang merangkak di tanah dan menyesal
— Berkeliaran, berkeliaran menuju ke arah tangan yang hanya..
— Menghilang dan menghilang di dalam suara gema
— Mereka meronta dan gemetaran saat melihat ilusi

Kegare yuku nami ni nomare
Mogaki karamu hametsu no uzu
Silent Gate
— Tertelan oleh ombak yang tercemar
— Menggelepar dan terlilit dalam pusaran kehancuran
— Gerbang yang sunyi

Wake mo naku taguriyo se te hanashi
Sawagu shinen no umi Strong Fate
Konoyo no hate
— Tanpa alasan, lautan pikiran yang berisik
— Menarik dan memisahkanku dari takdir yang kuat
— Di ujung dunia ini​
(Wagakki Band - Strong Fate (Takdir yang Kuat))
Dengan jatuhnya kota Hakata kembali ke tangan Genko maka Genko memperkuat kembali pertahanan Hakata dan juga Genko memberi kebijakkan untuk para tawanan Mongol dan Goryeo langsung disembelih di tepi pantai sedangkan untuk orang Han di biarkan hidup untuk menghormati hubungan dulu terjalin baik diantara bangsa Han dan bangsa Genko.
Besok paginya suasana pelabuhan Hakata berkabut dengan cuaca mendung melingkupi tempat itu namun setelah kabut itu memudar maka terlihatlah ribuan kapal berbendera Mongol berbaris di laut.
“Serangan”,ucap penjaga menara Genko ketika melihat ribuan kapal di laut sambil menabuh genderang sebagai peringatan.
“Akhirnya armada mereka yang sebenarnya telah datang”,ucap pangeran Ichigo Kameyama yang melihat ke laut didampingi oleh Hojo Tokimasa dan Minamoto No Yoritomo beserta para petinggi Genko.
“Jumlah mereka lebih banyak dari kita perkirakan”,ucap Hojo Tokimasa yang berada disebelah kanan pangeran Ichigo Kameyama.
“kita lihat saja siapa yang menang dalam pertempuran nanti”,ucap pangeran Ichigo Kameyaama.
“Langit menjadi gelap serta tiupan angin semakin kuat”,ucap Minamoto No Yoritomo sambil menunjuk awan.
Tidak Lama kemudian tiupan angin itu semakin kuat sehingga laut yang tenang menjadi gelombang besar yang mengombang –ambingkan armada Mongol yang baru datang di teluk Hakata.
“Yang Mulia alangkah baiknya kita masuk kedalam karena ada hujan badai”,ucap Hojo Tokimasa untuk mempersilahkan pangeran Ichigo Kameyama untuk masuk ke dalam terus mereka kembali melihat armada Mongol dari jendela.
Dilaut terjadi gejolak besar karena tiupan angin kencang sehingga membentuk gelombang besar yang memporak-poranda armada Mongol sehingga banyak kapal Mongol tenggelam dan bertabrakan diiringi jeritan minta tolong dan kematian mereka sampai terdengar orang Genko yang berada di tembok pertahanan Hakata.
“Yang Mulia lihat armada Mongol telah hancur dengan sendirinya karena badai”,ucap Hojo Tokimasa.

“Kamikaze (神風 kamikaze; secara harafiah berarti "angin dewa") ini angin Dewa jadi Dewa sendiri yang melawan Mongol untuk kita”,ucap pangeran Ichigo kameyama yang melihat armada Mongol yang telah hancur karena badai.
Serangan Mongol ke Genko telah gagal dikarenakan alam yang tidak bersahabat dengannya sehingga meluluh lantakkan armadanya ke laut.
"Dimana ini?"batin Shén Long sambil bangun dari tidurnya dan ia baru menyadari ia berada di sebuah aula besar Kuil lalu ia melihat tangannya tidak dirantai dan badannya tidak sakit lagi.
Terus ia ingat tempat ini maka dia langsung lari keluar dan terlihat gumpalan awan besar hitam yang terkadang menyala karena ada kilatan petir didalamnya lalu muncullah seekor Naga yang bertubuh besar berwarna Biru tua yang diselubungi kilatan petir yang menyambar sekelilingnya dan juga mata Naga itu bersinar terang.
Dengan sigap Shén Long langsung menghunuskan pedangnya serta membuat kuda kuda.
"GRUUUUUMMM",suara naga itu dengan tubuh banyak kilatan petir yang menyambar.
Kemudian Naga itu mengibaskan ekornya ke bawah membuat gumpalan awan itu memudar sampai terungkap laut serta daratan dibalik gumpalan awan itu lalu Shén Long menengok kebawah kuil itu untuk melihat daratan itu dan ia sangat mengenali daratan itu.
Tiba tiba Naga itu terbang keatas dengan penuh amarah terus ia terbang menukik sambil meniup sangat kencang ke arah laut serta daratan itu dengan angin besar sehingga terjadi kerusakan besar di Laut dan juga daratan karena tiupan Naga itu.

Setelah meniup daratan dan lautan maka Naga itu menjadi tenang lalu terbang menuju ke kuil dan terbang melayang diatas dimana Shén Long berdiri yang masih siap siaga.
"Kenapa kamu membuat bencana di Zhongguo (l中國), Goryeo,dan Genko?"tanya Shén Long sambil mengacungkan pedangnya ke naga itu.
"Shén Long,apakah kamu masih mengenaliku?"ucap Naga yang terbang melayang didepannya.
Shén Long mencoba melihat naga itu dengan seksama dan ia mengenalinya tetapi dia tidak menurunkan pedangnya.
"Tetapi kenapa Dewa membuat bencana dimana semua orang yang kusayangi berada?"ucap Shén Long yang mulai menitikkan air mata.
"Apakah kamu lupa akan firmanku bahwa kamu akan kehilangan orang yang kaucintai",ucap Naga itu yang melayang diatasnya.
"Tetapi kenapa Dewa yang melakukan itu dan bukan dewa lain saja yang melakukan?"ucap Shén Long yang mulai menurunkan pedangnya terus jatuh berlutut di hadapan Naga dengan kepala menunduk serta menitikkan air mata.
"Shén Long ,aku ini adalah naga penjaga mata angin timur kalau di Genko mereka mengenalku Seiryu atau Qīnglóng (青龍) kalau orang Han memanggilku… aku telah mendapat titah dari kaisar langit yaitu memberi bencana badai di daerah yang kamu sebutkan tadi”,ucap Dewa Naga Shen Long yang terbang melayang diatasnya.
Dewa Naga Shen Long
"Shen Long,Maafkan aku sebab ini suratan takdir", ucap Dewa Naga Shén Long yang terbang memutar diatas Shén Long lalu Dewa Naga Shén Long melayang mendekati Shén Long yang lagi menatapnya dan mereka sama sama menitikkan air matanya.

“Pesanku kepadamu yaitu apapun yang terjadi kepadamu tetaplah ikuti kata hatimu”,ucap Dewa Naga Shen Long yang kemudian terbang tinggi meninggalkan Shen Long yang masih berlutut sambil menatap ke arah Dewa Naga Shen Long pergi.
Setelah itu Shén Long tetap berlutut di kuil itu sambil meratap namun tiba tiba dia mendengar suara lirih di daratan yang terkena bencana memanggilnya.
"Sheeennn Looooong....Sheeennn Looooong", suara lirih yang memanggilnya.
Terus ia lari ke arah suara itu berasal ternyata di daerah yang terkena tiupan oleh Dewa Naga Shén Long.
Lalu langit didepannya memberi sebuah penglihatan suatu adegan yang mana Song Hye Kyo berbaring pingsan,Fan Binbing berjalan tertatih –tatih dengan luka sedangkan Zhang YuQi tidur telentang dengan banyak darah di sekujur tubuhnya.
“Hye Kyo,Bingbing….YuQi,jangan tinggalkan aku”,ucap Shen Long sambil lari ke arah bayangan itu.
Zhang YuQi
Song Hye Kyo
Fan Bingbing
Ketika ia melihat semua istrinya mendapat masalah maka Shén Long lari dan meloncat pagar kuil ternyata ia malah terjatuh dari langit.
"aaaAAAAHHH",teriak Shén Long yang jatuh sampai ia tersadar dari tidurnya dan juga pintu teralinya dibukakan dan masuklah seorang laki-laki tua dan seorang pengawal wanita di belakangnya.
"Kamu ada tamu",ucap samurai yang menjaga Shén Long.
Namun tiba-tiba orang tua itu menendang Shén Long berkali-kali dengan penuh amarah.
"Dono(Tuan) Hojo Tokimasa,hamba mohon tawanan ini jangan dipukuli sebab hamba dapat perintah Dono(Tuan) Minamoto No Yoritomo untuk siapapun dilarang memukuli tawanan ini",ucap samurai penjaga yang berlutut di belakang Hojo Tokimasa yang akhirnya menghentikan tendangannya ke Shén Long.
"Kamu sangat beruntung masih hidup tetapi semua orang kamu cintai telah mati semua... hahahaha..anakku pengorbananmu tidak sia-sia",ucap Hojo Tokimasa sambil tertawa di depan Shén Long yang masih menahan sakitnya yang baru di pukuli oleh Hojo Tokimasa.
"Apa maksudmu kamu berkata itu?"tanya Shén Long sambil menahan perih.
"Asal kamu tahu istrimu Zhang YuQi telah meninggal ....hahhaa",ucap Hojo Tokimasa
“Kamu bohong”,ucap Shen Long menatap tajam ke Hojo Tokimasa.
“Kamu masih tidak percaya”,ucap Hojo Tokimasa sambil meminta sesuatu ke wanita dibelakangnya dan wanita itu memberikan sesuatu kepada Hojo Tokimasa.
“Coba kamu lihat ini apakah ini barang istrimu?”ucap Hojo Tokimasa dengan menunjukkan sebuah gantungan giok pemberian Shen Long untuk istrinya Zhang YuQi.
“Bagaimana bisa giok itu ditanganmu?”tanya Shen Long.
“hahhaha kamu tidak perlu tahu bagaimana aku mendapatkan giok ini tetapi yang penting istrimu telah meninggal dan juga asal kamu tahu sebenarnya kamu ini telah dikhianati”,ucap Hojo Tokimasa yang berdiri didepan Shen Long yang duduk dengan tangan dirantai.
“apa maksud perkataanmu lagi?”ucap Shen Long.
“Sebenarnya di divisimu ada seorang pengkhianat dan juga orang yang kau cintai itu juga mengkhianatimu”,ucap Hojo Tokimasa.
“Bubuk Mesiu merupakan penemuan bangsamu tetapi kami bisa mempunyai itu dan juga kamu telah mencintai seorang wanita bernama Meifeng di Tianjin padahal dia itu mata- mata kami hahahaha”,ucap Hojo Tokimasa membuat Shen Long keheranan dan tidak percaya.
“Kamu Bohong”,ucap Shen Long dengan geram dan tidak percaya akan semua kenyataan itu.
“Kamu tahu kenapa pertempuran kamu di Tsushima dan Hakata itu bisa begitu mudah kamu kuasai padahal itu salah satu strategi kami untuk memancingmu masuk kedalam perangkap kami dan juga kami tahu kekuatanmu dari mata mata kami yaitu Meifeng orang yang kamu cintaidi Tianjin jadi kami bisa mengalahkan kalian dengan mudah apalagi bantuanmu dari Fujian telah musnah karena badai topan dari Dewa kami..hahahhaha”,ucap Hojo Tokimasa dengan penuh kemenangan lalu meninggalkan Shen Long dan diikuti pengawal wanitanya.
“apakah benar semua perkataannya atau dia hanya membohongiku tetapi bukti dan perkataannya masuk akal”,batin Shen Long ketika ditinggalkan Hojo Tokimasa.
“Meifeng,apakah kamu tega melakukan itu kepadaku?”batin Shen Long yang terus bergolak lalu Shen Long mencoba menenangkan diri dengan istirahat.
Shen Long
Besok paginya pintu selnya dibuka dan masuklah seorang wanita yang berkerudung ke dalam sel Shen Long.
 
ShenLong masih selamat..namun..sukar melepaskan diri

Zaman kejatuhan mongol hehe
 
Setelah pintu sel ditutup wanita itu melepaskan kerudungnya kemudian dia mendekati Shen Long yang lagi menatapnya dengan kebingungan sebab dia tidak mengenali wanita itu.
Setelah Shen Long mengamati wanita itu agak lama yang akhirnya Shén Long mengenali wanita itu yang pada waktu kemarin menemani Hojo Tokimasa ketika mengunjunginya.

"Siapa dirimu dan ada perlu apa denganku?"ucap Shén Long kepada wanita itu dengan kepala menunduk.
"Namaku tidak penting untuk kamu ketahui tetapi aku akan membuat perhitungan denganmu karena impianku hancur karena ulahmu",ucap wanita itu ke Shén Long yang duduk dibawah.
"Apa maksudmu?"ucap Shén Long menoleh kepadanya.
"Kau telah membunuh pangeranku dan juga impian kami",ucap wanita itu sambil mengeluarkan Tanto di balik jubahnya.
Shén Long hanya diam serta menundukkan kepalanya tanpa menghiraukan wanita itu mengeluarkan Tanto.
"Sreeeet",suara Tanto keluar dari sarungnya dan ditempelkan kepada leher Shén Long tetapi Shén Long tetap tidak bergeming.
"Apakah kamu tidak takut mati?"ucap wanita itu sambil menempelkan Tanto dileher Shén Long yang hanya diam tanpa membuka suara.
"Baiklah,kalau ini tidak bisa membunuhmu",ucap wanita itu sambil memasukkan kembali Tanto ke dalam sarungnya.
"Hanya pengkhianatan yang akan membunuhmu lebih menyakitkan daripada tajamnya Tanto ini",ucap wanita itu memasukkan tantonya ke balik jubahnya.
"Aku tidak percaya semua perkataanmu",ucap Shén Long yang masih menundukkan kepalanya.
Shen Long
"Aku tidak akan membuat berita bohong melainkan aku memberimu beberapa pertanyaan yang tidak perlu kau jawab melainkan cukup hatimu saja yang menjawabnya",ucap wanita itu dihadapan Shén Long walaupun dia tidak mau menatapnya.
"Yang pertama Apakah jendral Liang mempunyai anak perempuan padahal anak jendral Liang itu laki - laki dan sudah lama wafat?"Tanya wanita itu yang berjalan didepan Shén Long yang menunduk.
"Kedua kenapa Meifeng pada waktu berdoa selalu di pagar klenteng yang menghadap pangkalan angkatan laut Mongol?"ucap wanita yang menoleh ke Shén Long yang tetap tidak mau mengangkat kepalanya dan tertunduk.
"Apakah Meifeng itu sedang berdoa atau menghitung armada Mongol yang keluar masuk dengan menggunakan Mala (tasbih Budha)?"ucap wanita itu yang menatap Shén Long dengan tersenyum sinis.
"Apakah dia mendekatimu agar dia mengetahui strategi apa yang kamu persiapkan untuk melawan Genko?"ucap wanita itu yang melihat Shén Long mulai gusar.
"Kenapa juga dia tidak mau menikah denganmu ketika kamu mengajaknya atau..."ucap wanita itu yang tertunda.
"HENTIKAN",ucap Shén Long yang menatap tajam ke wanita itu dengan tangan menggenggam.
"Hahahaha.... sekarang kamu tahu rasa sakit itu",ucap wanita yang menatap sinis ke Shén Long.
"Cinta kalian tidak mungkin bersatu sebab dia merupakan seorang putri sedangkan kamu hanya jendral dari musuh kerajaannya",ucap wanita itu yang membelakangi Shen Long yang menatapnya dengan tajam.
"Kenapa kamu melakukan ini kepadaku dan apa yang kau mau dariku?"tanya Shén Long sambil menatap wanita itu.
"Apa mauku?..kemauanku adalah memisahkan kalian berdua seperti kau menghancurkan impianku",ucap wanita itu dengan menitikkan air mata.
"Impian apa yang kuhancurkan darimu dan juga kita sebelumnya tidak saling kenal",ucap Shén Long yang menoleh wanita itu.
"Memang kita tidak saling kenal tetapi orang yang kau bunuh merupakan orang yang sangat kucintai bahkan demi dia aku mengorbankan segalanya",ucap wanita itu yang air matanya terus menetes di pipinya.
"Impiannya menjadi orang besar di Nippon telah pupus karena kau telah membunuhnya bahkan kekasihmu telah mengkhianati perjodohannya hanya demi kamu maka apapun caranya aku akan memisahkan cinta kalian seperti aku dan dia..hiks",ucap wanita itu menghadap Shén Long sambil menangis.
"Aku tidak mengerti semua perkataanmu sedangkan siapakah pria yang kau maksud sebab banyak orang yang telah kubunuh?"ucap Shén Long menatap wanita itu.
"Pria itu Hojo Yoshitoki dan kamu telah membunuhnya",ucap wanita itu dengan menatap tajam ke Shén Long.
"Didalam perang terjadi pembunuhan itu hal yang wajar sedangkan didalam perang kita tidak mengetahui impian setiap orang dan juga aku tidak percaya semua perkataanmu mengenai Meifeng sebab aku menyakini dia masih setia mencintaiku",ucap Shén Long yang menoleh ke arah lain.
"Mencintaimu....kamu janganlah mimpi sebab cepat atau lambat kamu akan dihukum mati karena kamu telah lancang mencintai putri raja kami",ucap wanita itu yang berjalan pintu teralis dan meninggalkan Shén Long.
"Apakah benar Meifeng seorang putri Genko?"batin Shén Long berkecamuk didalam kesendirian penjara bawah tanah sambil memegang sapu tangan yang bersulam kupu – kupu.
Bencana Badai tidak hanya terjadi di Hakata melainkan juga terjadi disetiap daerah mulai semenanjung Goryeo sampai Tianjin sehingga banyak korban jiwa karena bencana itu.
Akhirnya armada Divisi Shan yang tersisa telah sampai di pangkalan Busan untuk memulihkan pasukannya yang banyak hilang di pertempuran Hakata.
“Badai itu juga menjalar disini sampai banyak rumah yang hancur”,ucap Huang An setelah melihat sekeliling pangkalan.
Huang An
“Iya….Huang An,apakah kamu mau menemani aku untuk menyampaikan berita ini ke semua istri saudaraku Shen Long?”ucap Wong Fei yang ada disebelahnya.
Wong Fei
“Baiklah,aku mau menemanimu”,ucap Huang An lalu mereka berdua naik kuda untuk menuju ke rumah Shen Long yang ada di Busan.
Ketika mereka sampai didepan rumah Shen Long lalu mereka turun dari kuda dan berhenti didepan rumah saudara angkatnya sambil tertegun karena mereka melihat rumah saudaranya telah hancur porak poranda dan menjadi puing –puing.
Pada Saat yang sama di istana Hakata ada pertemuan antara pangeran Ichigo kameyama ,Shogun Kamakura dan para jendral Genko.
“Denka (Yang Mulia),Mongol telah kalah dan mundur kembali ke Tsushima untuk memulihkan kekuatannya”,ucap Shogun Kamakura yang tak lain Minamoto No Yoritomo.
“Kita harus bersyukur kepada para Dewa yang telah membantu kita menghancurkan armada Mongol lewat Badai tetapi kita tetap waspada sebab Kublai Khan bukan orang yang mudah menyerah”,ucap pangeran Ichigo Kameyama.
"Pertahanan Hakata harus diperkuat dan juga kita membuat rencana untuk merebut kembali Tsushima",ucap pangeran Ichigo Kameyama yang duduk didepan mereka
"Seandainya Shén Long mau ikut bergabung dengan kita maka semua jajahan Mongol akan bersatu untuk menumbangkan dinasti Yuan dan kemenangan pasti di tangan kita",ucap pangeran Ichigo Kameyama dengan mengepal tangan.
Pangeran Ichigo Kameyama
“Hojo Tokimasa,sekarang aku tanya kepadamu kemana kamu membawa Shen Long?”tanya Pangeran Ichigo Kameyama kepada Hojo Tokimasa yang duduk disebelah Shogun Kamakura.
“Dipenjara bawah tanah Denka”,jawab Hojo Tokimasa.
“APA….Siapa yang suruh menaruh Shén Long disana?”bentak Pangeran Ichigo Kameyama.
“Denka,Maafkan Hamba”,ucap Hojo Tokimasa yang langsung sujud sampai kepalanya mencium lantai karena pangeran Ichigo Kameyama marah.
“Cepat kamu keluarkan Shén Long dari sana lalu bawa dia ke rumahmu sebagai hukuman atas perlakuanmu kepadanya serta kamu harus merawatnya sampai sembuh”,ucap Pangeran Ichigo Kameyama.
“Baik,Denka hamba laksanakan”,ucap Hojo Tokimasa yang kemudian bangkit berdiri lalu berjalan mundur sambil membungkukkan badan terus berbalik meninggalkan ruangan itu.
Akhirnya Shen Long dikeluarkan dari penjara bawah tanah oleh Hojo Tokimasa dengan keadaan pingsan karena lukanya telah membengkak lalu ia dibawa ke rumah Hojo Tokimasa namun alangkah kagetnya ketika anak perempuan Hojo Tokimasa melihat seseorang digotong masuk ke dalam rumahnya.
“Otuo - sama (Ayah),Siapakah dia sampai dibawa kesini?”tanya anak perempuan Hojo Tokimasa.
“Keiko,Dialah pembunuh kakakmu yaitu Shen Long”,ucap Hojo Tokimasa yang membuat Keiko menutup mulut dengan tangannya penuh rasa tak percaya.
“Keiko,Otou sama minta tolong kamu untuk merawat dia sampai sembuh”,ucap Hojo Tokimasa yang kemudian meninggalkan Shen Long bersama Keiko.
Kemudian Shen Long digotong ke sebuah kamar oleh Keiko dan pelayannya lalu dia direbahkan di lantai sambil dibuka semua baju zirahnya oleh Keiko sampai dia hampir telanjang tetapi Keiko melihat tangan Shen long menggenggam sebuah sapu tangan yang bersulam kupu-kupu maka diambilnya sapu tangan itu lalu di masukkan ke dalam sela kimononya terus Keiko mengambil obat untuk mengobati luka Shen Long yang bengkak dan memerintahkan pelayannya mengambil kimono untuk dipakaikan ke Shen Long menggantikan bajunya yang kumal.
Selama Tiga hari Keiko dengan telaten mengobati semua luka Shen Long yang akhirnya dia sembuh dan pulih.
Akhirnya Shen Long telah sadar dari tidurnya lalu ia berusaha bangkit terus berjalan ke sebuah taman di rumah itu kemudian ia duduk dengan menatap langit untuk menikmati hangatnya sinar matahari yang menerpa wajahnya sambil memejamkan matanya.
Shen Long
“Dimanakah Ini?”batin Shen Long sambil mengamati taman rumah itu yang begitu indah.
“Bagaimana Keadaanmu?”suara dibelakang Shen Long membuat dia tersadar dan menoleh ke suara itu yang tak lain Keiko yang juga bisa bahasa Han.
“Baik,terima kasih”,ucap Shen Long kembali menatap ke taman.
Lalu Keiko duduk disebelah Shen Long sambil membatin”,apakah benar dia yang melakukan itu dan pasti ada alasan dia melakukan itu?”
“Apakah anda yang dulu yang pernah aku bantu kaki anda yang kesleo pada waktu malam di Hakata?”ucap Shen Long yang membuat Keiko kaget karena dia masih ingat kejadian malam itu.
"Ya memang betul itu saya",ucap Keiko.
"Bisakah anda memberitahu saya dimanakah ini?"tanya Shén Long menoleh ke Keiko.
"Ini kediaman Hojo Tokimasa dan saya adalah putrinya",jawab Keiko sambil menatap ke depan.
"Berarti Hojo Yoshitoki itu saudaramu?"tanya Shén Long sambil menoleh lagi ke Keiko.
"Iya benar dia kakakku",ucap Keiko dengan menatap ke langit.
Keiko
"Maafkan aku",ucap Shén Long dengan kepala tertunduk.
"Semua telah berlalu walaupun aku tetap membencimu tidak akan menghidupkan kembali kakakku",ucap Keiko memandang ke depan.
Kemudian Shen long bingung mencari sesuatu didalam kimononya tetapi dia tidak mendapatkanya sampai Keiko mengetahui apa yang dia cari.
“Kamu mencari ini?”tanya Keiko sambil menunjukkan sebuah sapu tangan yang bersulam kupu – kupu yang sudah bersih lalu diambil oleh Shen long terus dimasukkan ke dalam sela kimononya.
"Bolehkah aku menanyakan sesuatu kepadamu tentang kakakmu?"ucap Shén Long dengan kepala tertunduk sambil melirik ke Keiko.
"Apakah itu?"ucap Keiko memandang Shén Long yang masih kepalanya tertunduk.
"Apakah benar kakakmu dijodohkan dengan seorang putri Genko?"ucap Shén Long menghadap Keiko.
"Iya benar lalu kenapa kamu menanyakan itu kepadaku",ucap Keiko menoleh ke Shén Long.
"Aku hanya ingin tahu saja dan Kalau boleh tahu siapa nama Putri yang dijodohkan itu?"ucap Shén Long menoleh Ke Keiko.
"Namanya putri Michiko",ucap Keiko menoleh Shén Long.
"Ini pertanyaanku terakhir bisakah kamu gambarkan wajah Putri Michiko?"tanya Shén Long sekali lagi menoleh ke. Keiko.
Kemudian Keiko menoleh ke belakang yang mana pembantunya duduk lalu dia memerintahkan mengambil sesuatu ke pembantu itu dengan bahasa Genko terus pembantu itu pergi dan kembali dengan membawa lukisan lalu diserahkan ke Keiko.
"Ini wajah Putri Michiko yang dijodohkan dengan kakakku",ucap Keiko sambil menyerahkan lukisan itu ke Shén Long.
Kemudian Shén Long membuka gulungan lukisan itu secara perlahan dan wajahnya langsung bereaksi ketika ia melihat gambar wanita berbusana Genko yang ada di lukisan itu mirip dengan Meifeng.
Lalu ia menggulung kembali lukisan itu dan menyerahkan kembali ke Keiko.
"Sekarang kamu sudah tahu wajah Putri Michiko sekarang aku tanya kepadamu kenapa kamu begitu ingin tahu wajah Putri Michiko atau sebelumnya kamu sudah mengenalnya",ucap Keiko sambil menerima gulungan lukisan dari Shén Long.
"Tidak tetapi aku cuma ingin tahu saja karena seseorang telah..."ucap Shén Long yang terpotong.
"Nona Keiko ,ada yang ingin ketemu",ucap pelayan yang dibelakang mereka.
Maka Keiko langsung bangkit berdiri dan meninggalkan Shén Long untuk menemui tamu itu.
Lalu Shén Long juga bangkit berdiri terus menempelkan badannya ke tembok sambil mencoba mengintip orang yang ditemui Keiko sebab Shén Long mengenali suara orang yang menemui Keiko itu adalah seorang wanita.
Tidak lama kemudian tamu wanita itu mohon diri ke Keiko maka Shén Long cepat kembali ke tempat semula dia duduk.
Setelah Keiko menemui tamu itu maka ia kembali duduk di sebelah Shén Long dengan menatap ke depan.
"Siapa wanita yang baru kamu temui tadi",ucap Shén Long menoleh ke Keiko.
"Dia anak dari kepala desa Iga yang bernama Kirara",ucap Keiko.
"Apakah kamu mengenalnya?"tanya Keiko yang menoleh ke Shén Long yang lagi melihat ke taman.
"Wanita itu yang telah memberitahuku tentang perjodohan kakakmu dengan Putri Michiko",ucap Shén Long yang memandang kedepan.
"Mungkin sebaiknya aku kembali istirahat",ucap Shén Long yang bangkit berdiri dan meninggalkan Keiko dalam kesendirian.
Besok paginya Shén Long diajak Keiko pergi melihat suasana desa nelayan di sekitar Hakata dan dikawal seorang samurai lalu mereka menyusuri pantai dan melihat beberapa puing rumah penduduk akibat badai tempo hari.
“Shen Long San,bolehkah aku menanyakan sesuatu?”tanya Keiko yang berjalan di sebelah Shen long yang menatap deru ombak pantai.
“Silakan”,ucap Shen Long yang menoleh Keiko.
“Negara anda telah dijajah Mongol tetapi kenapa anda malah mengabdi untuk Mongol?”tanya Keiko yang menatap ke pantai sedangkan Shen Long menundukkan kepalanya ketika Keiko menanyakan itu kepadanya yang membuatnya hening sejenak sambil mengambil napas dan mengangkat kepalanya kembali.
“Semua yang kulakukan ini demi semua orang yang kucintai sebab apabila aku tidak mengabdi kepada Mongol maka semua orang yang kucintai akan dibunuh”,ucap Shen Long yang menatap pantai.
"Kenapa kamu tidak lari saja dengan orang kau cintai agar kalian dapat hidup bahagia",ucap Keiko menoleh ke Shén Long.
"Orang yang kucintai itu bukan hanya satu orang saja melainkan banyak yaitu orang yang berada disekelilingku",ucap Shén Long menatap ke depan.
Keiko
"Apakah aku juga termasuk orang itu sebab sekarang aku berada disekelilingmu?"ucap Keiko menoleh ke Shén Long yang tersenyum dan mengangguk.
"Kamu tidak takut kepadaku kalau aku menuntut balas kepadamu atas kematian kakakku?"tanya Keiko menatap Shén Long dengan tajam tetapi Shén Long hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Kamu yang menyembuhkanku berarti aku berhutang budi kepadamu jadi apabila kamu tetap mau menuntut balas kepadaku maka aku rela mati ditanganmu",ucap Shén Long yang tersenyum ke Keiko.
Namun tiba- tiba dari arah depan mereka ada beberapa samurai yang berkuda mendatangi mereka lalu tiga orang dari mereka turun dari kuda untuk menghadap mereka.
“Keiko San,saya dapat perintah dari pangeran Ichigo Kameyama untuk membawa Shen Long ke Benteng Hakata”,ucap seorang samurai yang menghadap mereka dan dijawab oleh Keiko hanya dengan anggukan lalu Shen long diberi kuda oleh mereka terus mereka berpamitan dengan Keiko lalu memutar kuda mereka meninggalkan Keiko dan pengawalnya.
"Shén Long, sebenarnya aku mau menuntut balas kepadamu tetapi bukan kematian kakakku melainkan mendapatkan hatimu",batin Keiko yang menatap Shén Long pergi dengan mereka.
Keiko
Sesampainya mereka di benteng Hakata maka Shén Long langsung dibawa di atas tembok pertahanan Genko dan ia terperanjat kaget melihat banyak puing - puing kapal Mongol berserakan di tepi pantai.
"Apakah semua saudaraku selamat?"batin Shén Long yang melihat puing puing kapal itu.
"Itu semua karena Kamikaze(Angin Dewa) sehingga semua armada Mongol hancur dan ditenggelamkan",ucap pangeran Ichigo Kameyama yang datang dari belakang Shén Long lalu berdiri disebelahnya.
"Dewa kami telah turun tangan melawan armada Mongol maka kami berhasil mempertahankan Nippon sekali lagi",ucap pangeran Ichigo Kameyama menoleh ke Shén Long yang tertunduk kepalanya.
"Apakah diantara puing puing itu ada anggota Divisi Shan?"tanya Shén Long yang menghadap ke depan.
"Untungnya disana tidak ada jenazah anggota Divisi Shan melainkan anggota Divisi Shan yang masih hidup tetap kami perlakukan dengan baik sebab kami menghargai anda sebab anda telah memperlakukan bangsa kami dengan baik walaupun bangsa kami sudah anda taklukkan",ucap pangeran Ichigo Kameyama.
"Untunglah mereka semua selamat dan bisa lolos",batin Shén Longdengan menatap puing - puing itu.
"Shén Long,jendral kebanggaan Kublai Khan sekarang telah menjadi tawananku..hahahha",ucap pangeran Ichigo Kameyama.
"Shén Long, apakah kamu mau bergabung dengan kami untuk melawan Kublai Khan?"ucap pangeran Ichigo Kameyama.
"Maaf, siapakah anda mau mengajak aku untuk memberontak?",ucap Shén Long menoleh ke pangeran Ichigo Kameyama.
"Aku Ichigo Kameyama merupakan putra mahkota kerajaan Nippon", ucap pangeran Ichigo Kameyama menoleh ke Shén Long.
"Bagaimana tawaranku untuk bergabung dengan kami?"tanya pangeran Ichigo Kameyama.
Pangeran ichigo Kameyama
"Maaf, saya tidak bisa",ucap Shén Long dengan salam gongshu.
"Baiklah mungkin terlalu ini terlalu cepat bagimu untuk memutuskan dan sebaiknya anda pikirkan matang-matang demi kedamaian bersama",ucap pangeran Ichigo Kameyama menatap ke depan.
"Hamba sudah pikir matang - matang maka hamba langsung menolaknya",ucap Shén Long dengan yakin.
“Baiklah,kalau begitu kita tunda dulu penawaran ini tetapi ada seseorang yang ingin bertemu denganmu dan dia sudah menunggumu sangat lama setelah kamu pergi ke Kyoto”,ucap Pangeran Ichigo Kameyama sambil memerintahkan pengawalnya untuk mengantar Shen Long.
“Yang Mulia ,saya undur diri”,ucap Shen Long sambil memberi salam gongshu dan dijawab oleh Pangeran Ichigo Kameyama dengan salam yang sama.
Lalu Shen Long mengikuti pengawal itu menuju suatu ruangan yang terdapat sebuah taman yang indah dan disana ada seorang wanita berbusana kimono yang berdiri membelakangi mereka.

"Shén Long San,apabila anda sudah selesai bisa memanggil saya didepan",ucap pengawal itu sambil mempersilahkan Shen Long untuk masuk menemuinya kemudian pengawal itu meninggalkan mereka berdua.
Shen Long hanya berdiri dibelakang wanita itu yang kemudian wanita itu membalikkan badannya sambil tersenyum lembut kepada Shen Long dan wanita itu adalah Meifeng.
Meifeng
 
Terakhir diubah:
Keiko...ada tokoh baru..tapi sukar bagi shen long..hehe

Mei feng pengkhianat..hihi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd