Setelah pintu sel ditutup wanita itu melepaskan kerudungnya kemudian dia mendekati Shen Long yang lagi menatapnya dengan kebingungan sebab dia tidak mengenali wanita itu.
Setelah Shen Long mengamati wanita itu agak lama yang akhirnya Shén Long mengenali wanita itu yang pada waktu kemarin menemani Hojo Tokimasa ketika mengunjunginya.
"Siapa dirimu dan ada perlu apa denganku?"ucap Shén Long kepada wanita itu dengan kepala menunduk.
"Namaku tidak penting untuk kamu ketahui tetapi aku akan membuat perhitungan denganmu karena impianku hancur karena ulahmu",ucap wanita itu ke Shén Long yang duduk dibawah.
"Apa maksudmu?"ucap Shén Long menoleh kepadanya.
"Kau telah membunuh pangeranku dan juga impian kami",ucap wanita itu sambil mengeluarkan Tanto di balik jubahnya.
Shén Long hanya diam serta menundukkan kepalanya tanpa menghiraukan wanita itu mengeluarkan Tanto.
"Sreeeet",suara Tanto keluar dari sarungnya dan ditempelkan kepada leher Shén Long tetapi Shén Long tetap tidak bergeming.
"Apakah kamu tidak takut mati?"ucap wanita itu sambil menempelkan Tanto dileher Shén Long yang hanya diam tanpa membuka suara.
"Baiklah,kalau ini tidak bisa membunuhmu",ucap wanita itu sambil memasukkan kembali Tanto ke dalam sarungnya.
"Hanya pengkhianatan yang akan membunuhmu lebih menyakitkan daripada tajamnya Tanto ini",ucap wanita itu memasukkan tantonya ke balik jubahnya.
"Aku tidak percaya semua perkataanmu",ucap Shén Long yang masih menundukkan kepalanya.
Shen Long
"Aku tidak akan membuat berita bohong melainkan aku memberimu beberapa pertanyaan yang tidak perlu kau jawab melainkan cukup hatimu saja yang menjawabnya",ucap wanita itu dihadapan Shén Long walaupun dia tidak mau menatapnya.
"Yang pertama Apakah jendral Liang mempunyai anak perempuan padahal anak jendral Liang itu laki - laki dan sudah lama wafat?"Tanya wanita itu yang berjalan didepan Shén Long yang menunduk.
"Kedua kenapa Meifeng pada waktu berdoa selalu di pagar klenteng yang menghadap pangkalan angkatan laut Mongol?"ucap wanita yang menoleh ke Shén Long yang tetap tidak mau mengangkat kepalanya dan tertunduk.
"Apakah Meifeng itu sedang berdoa atau menghitung armada Mongol yang keluar masuk dengan menggunakan Mala (tasbih Budha)?"ucap wanita itu yang menatap Shén Long dengan tersenyum sinis.
"Apakah dia mendekatimu agar dia mengetahui strategi apa yang kamu persiapkan untuk melawan Genko?"ucap wanita itu yang melihat Shén Long mulai gusar.
"Kenapa juga dia tidak mau menikah denganmu ketika kamu mengajaknya atau..."ucap wanita itu yang tertunda.
"HENTIKAN",ucap Shén Long yang menatap tajam ke wanita itu dengan tangan menggenggam.
"Hahahaha.... sekarang kamu tahu rasa sakit itu",ucap wanita yang menatap sinis ke Shén Long.
"Cinta kalian tidak mungkin bersatu sebab dia merupakan seorang putri sedangkan kamu hanya jendral dari musuh kerajaannya",ucap wanita itu yang membelakangi Shen Long yang menatapnya dengan tajam.
"Kenapa kamu melakukan ini kepadaku dan apa yang kau mau dariku?"tanya Shén Long sambil menatap wanita itu.
"Apa mauku?..kemauanku adalah memisahkan kalian berdua seperti kau menghancurkan impianku",ucap wanita itu dengan menitikkan air mata.
"Impian apa yang kuhancurkan darimu dan juga kita sebelumnya tidak saling kenal",ucap Shén Long yang menoleh wanita itu.
"Memang kita tidak saling kenal tetapi orang yang kau bunuh merupakan orang yang sangat kucintai bahkan demi dia aku mengorbankan segalanya",ucap wanita itu yang air matanya terus menetes di pipinya.
"Impiannya menjadi orang besar di Nippon telah pupus karena kau telah membunuhnya bahkan kekasihmu telah mengkhianati perjodohannya hanya demi kamu maka apapun caranya aku akan memisahkan cinta kalian seperti aku dan dia..hiks",ucap wanita itu menghadap Shén Long sambil menangis.
"Aku tidak mengerti semua perkataanmu sedangkan siapakah pria yang kau maksud sebab banyak orang yang telah kubunuh?"ucap Shén Long menatap wanita itu.
"Pria itu Hojo Yoshitoki dan kamu telah membunuhnya",ucap wanita itu dengan menatap tajam ke Shén Long.
"Didalam perang terjadi pembunuhan itu hal yang wajar sedangkan didalam perang kita tidak mengetahui impian setiap orang dan juga aku tidak percaya semua perkataanmu mengenai Meifeng sebab aku menyakini dia masih setia mencintaiku",ucap Shén Long yang menoleh ke arah lain.
"Mencintaimu....kamu janganlah mimpi sebab cepat atau lambat kamu akan dihukum mati karena kamu telah lancang mencintai putri raja kami",ucap wanita itu yang berjalan pintu teralis dan meninggalkan Shén Long.
"Apakah benar Meifeng seorang putri Genko?"batin Shén Long berkecamuk didalam kesendirian penjara bawah tanah sambil memegang sapu tangan yang bersulam kupu – kupu.
Bencana Badai tidak hanya terjadi di Hakata melainkan juga terjadi disetiap daerah mulai semenanjung Goryeo sampai Tianjin sehingga banyak korban jiwa karena bencana itu.
Akhirnya armada Divisi Shan yang tersisa telah sampai di pangkalan Busan untuk memulihkan pasukannya yang banyak hilang di pertempuran Hakata.
“Badai itu juga menjalar disini sampai banyak rumah yang hancur”,ucap Huang An setelah melihat sekeliling pangkalan.
Huang An
“Iya….Huang An,apakah kamu mau menemani aku untuk menyampaikan berita ini ke semua istri saudaraku Shen Long?”ucap Wong Fei yang ada disebelahnya.
Wong Fei
“Baiklah,aku mau menemanimu”,ucap Huang An lalu mereka berdua naik kuda untuk menuju ke rumah Shen Long yang ada di Busan.
Ketika mereka sampai didepan rumah Shen Long lalu mereka turun dari kuda dan berhenti didepan rumah saudara angkatnya sambil tertegun karena mereka melihat rumah saudaranya telah hancur porak poranda dan menjadi puing –puing.
Pada Saat yang sama di istana Hakata ada pertemuan antara pangeran Ichigo kameyama ,Shogun Kamakura dan para jendral Genko.
“Denka (Yang Mulia),Mongol telah kalah dan mundur kembali ke Tsushima untuk memulihkan kekuatannya”,ucap Shogun Kamakura yang tak lain Minamoto No Yoritomo.
“Kita harus bersyukur kepada para Dewa yang telah membantu kita menghancurkan armada Mongol lewat Badai tetapi kita tetap waspada sebab Kublai Khan bukan orang yang mudah menyerah”,ucap pangeran Ichigo Kameyama.
"Pertahanan Hakata harus diperkuat dan juga kita membuat rencana untuk merebut kembali Tsushima",ucap pangeran Ichigo Kameyama yang duduk didepan mereka
"Seandainya Shén Long mau ikut bergabung dengan kita maka semua jajahan Mongol akan bersatu untuk menumbangkan dinasti Yuan dan kemenangan pasti di tangan kita",ucap pangeran Ichigo Kameyama dengan mengepal tangan.
Pangeran Ichigo Kameyama
“Hojo Tokimasa,sekarang aku tanya kepadamu kemana kamu membawa Shen Long?”tanya Pangeran Ichigo Kameyama kepada Hojo Tokimasa yang duduk disebelah Shogun Kamakura.
“Dipenjara bawah tanah Denka”,jawab Hojo Tokimasa.
“APA….Siapa yang suruh menaruh Shén Long disana?”bentak Pangeran Ichigo Kameyama.
“Denka,Maafkan Hamba”,ucap Hojo Tokimasa yang langsung sujud sampai kepalanya mencium lantai karena pangeran Ichigo Kameyama marah.
“Cepat kamu keluarkan Shén Long dari sana lalu bawa dia ke rumahmu sebagai hukuman atas perlakuanmu kepadanya serta kamu harus merawatnya sampai sembuh”,ucap Pangeran Ichigo Kameyama.
“Baik,Denka hamba laksanakan”,ucap Hojo Tokimasa yang kemudian bangkit berdiri lalu berjalan mundur sambil membungkukkan badan terus berbalik meninggalkan ruangan itu.
Akhirnya Shen Long dikeluarkan dari penjara bawah tanah oleh Hojo Tokimasa dengan keadaan pingsan karena lukanya telah membengkak lalu ia dibawa ke rumah Hojo Tokimasa namun alangkah kagetnya ketika anak perempuan Hojo Tokimasa melihat seseorang digotong masuk ke dalam rumahnya.
“Otuo - sama (Ayah),Siapakah dia sampai dibawa kesini?”tanya anak perempuan Hojo Tokimasa.
“Keiko,Dialah pembunuh kakakmu yaitu Shen Long”,ucap Hojo Tokimasa yang membuat Keiko menutup mulut dengan tangannya penuh rasa tak percaya.
“Keiko,Otou sama minta tolong kamu untuk merawat dia sampai sembuh”,ucap Hojo Tokimasa yang kemudian meninggalkan Shen Long bersama Keiko.
Kemudian Shen Long digotong ke sebuah kamar oleh Keiko dan pelayannya lalu dia direbahkan di lantai sambil dibuka semua baju zirahnya oleh Keiko sampai dia hampir telanjang tetapi Keiko melihat tangan Shen long menggenggam sebuah sapu tangan yang bersulam kupu-kupu maka diambilnya sapu tangan itu lalu di masukkan ke dalam sela kimononya terus Keiko mengambil obat untuk mengobati luka Shen Long yang bengkak dan memerintahkan pelayannya mengambil kimono untuk dipakaikan ke Shen Long menggantikan bajunya yang kumal.
Selama Tiga hari Keiko dengan telaten mengobati semua luka Shen Long yang akhirnya dia sembuh dan pulih.
Akhirnya Shen Long telah sadar dari tidurnya lalu ia berusaha bangkit terus berjalan ke sebuah taman di rumah itu kemudian ia duduk dengan menatap langit untuk menikmati hangatnya sinar matahari yang menerpa wajahnya sambil memejamkan matanya.
Shen Long
“Dimanakah Ini?”batin Shen Long sambil mengamati taman rumah itu yang begitu indah.
“Bagaimana Keadaanmu?”suara dibelakang Shen Long membuat dia tersadar dan menoleh ke suara itu yang tak lain Keiko yang juga bisa bahasa Han.
“Baik,terima kasih”,ucap Shen Long kembali menatap ke taman.
Lalu Keiko duduk disebelah Shen Long sambil membatin”,apakah benar dia yang melakukan itu dan pasti ada alasan dia melakukan itu?”
“Apakah anda yang dulu yang pernah aku bantu kaki anda yang kesleo pada waktu malam di Hakata?”ucap Shen Long yang membuat Keiko kaget karena dia masih ingat kejadian malam itu.
"Ya memang betul itu saya",ucap Keiko.
"Bisakah anda memberitahu saya dimanakah ini?"tanya Shén Long menoleh ke Keiko.
"Ini kediaman Hojo Tokimasa dan saya adalah putrinya",jawab Keiko sambil menatap ke depan.
"Berarti Hojo Yoshitoki itu saudaramu?"tanya Shén Long sambil menoleh lagi ke Keiko.
"Iya benar dia kakakku",ucap Keiko dengan menatap ke langit.
Keiko
"Maafkan aku",ucap Shén Long dengan kepala tertunduk.
"Semua telah berlalu walaupun aku tetap membencimu tidak akan menghidupkan kembali kakakku",ucap Keiko memandang ke depan.
Kemudian Shen long bingung mencari sesuatu didalam kimononya tetapi dia tidak mendapatkanya sampai Keiko mengetahui apa yang dia cari.
“Kamu mencari ini?”tanya Keiko sambil menunjukkan sebuah sapu tangan yang bersulam kupu – kupu yang sudah bersih lalu diambil oleh Shen long terus dimasukkan ke dalam sela kimononya.
"Bolehkah aku menanyakan sesuatu kepadamu tentang kakakmu?"ucap Shén Long dengan kepala tertunduk sambil melirik ke Keiko.
"Apakah itu?"ucap Keiko memandang Shén Long yang masih kepalanya tertunduk.
"Apakah benar kakakmu dijodohkan dengan seorang putri Genko?"ucap Shén Long menghadap Keiko.
"Iya benar lalu kenapa kamu menanyakan itu kepadaku",ucap Keiko menoleh ke Shén Long.
"Aku hanya ingin tahu saja dan Kalau boleh tahu siapa nama Putri yang dijodohkan itu?"ucap Shén Long menoleh Ke Keiko.
"Namanya putri Michiko",ucap Keiko menoleh Shén Long.
"Ini pertanyaanku terakhir bisakah kamu gambarkan wajah Putri Michiko?"tanya Shén Long sekali lagi menoleh ke. Keiko.
Kemudian Keiko menoleh ke belakang yang mana pembantunya duduk lalu dia memerintahkan mengambil sesuatu ke pembantu itu dengan bahasa Genko terus pembantu itu pergi dan kembali dengan membawa lukisan lalu diserahkan ke Keiko.
"Ini wajah Putri Michiko yang dijodohkan dengan kakakku",ucap Keiko sambil menyerahkan lukisan itu ke Shén Long.
Kemudian Shén Long membuka gulungan lukisan itu secara perlahan dan wajahnya langsung bereaksi ketika ia melihat gambar wanita berbusana Genko yang ada di lukisan itu mirip dengan Meifeng.
Lalu ia menggulung kembali lukisan itu dan menyerahkan kembali ke Keiko.
"Sekarang kamu sudah tahu wajah Putri Michiko sekarang aku tanya kepadamu kenapa kamu begitu ingin tahu wajah Putri Michiko atau sebelumnya kamu sudah mengenalnya",ucap Keiko sambil menerima gulungan lukisan dari Shén Long.
"Tidak tetapi aku cuma ingin tahu saja karena seseorang telah..."ucap Shén Long yang terpotong.
"Nona Keiko ,ada yang ingin ketemu",ucap pelayan yang dibelakang mereka.
Maka Keiko langsung bangkit berdiri dan meninggalkan Shén Long untuk menemui tamu itu.
Lalu Shén Long juga bangkit berdiri terus menempelkan badannya ke tembok sambil mencoba mengintip orang yang ditemui Keiko sebab Shén Long mengenali suara orang yang menemui Keiko itu adalah seorang wanita.
Tidak lama kemudian tamu wanita itu mohon diri ke Keiko maka Shén Long cepat kembali ke tempat semula dia duduk.
Setelah Keiko menemui tamu itu maka ia kembali duduk di sebelah Shén Long dengan menatap ke depan.
"Siapa wanita yang baru kamu temui tadi",ucap Shén Long menoleh ke Keiko.
"Dia anak dari kepala desa Iga yang bernama Kirara",ucap Keiko.
"Apakah kamu mengenalnya?"tanya Keiko yang menoleh ke Shén Long yang lagi melihat ke taman.
"Wanita itu yang telah memberitahuku tentang perjodohan kakakmu dengan Putri Michiko",ucap Shén Long yang memandang kedepan.
"Mungkin sebaiknya aku kembali istirahat",ucap Shén Long yang bangkit berdiri dan meninggalkan Keiko dalam kesendirian.
Besok paginya Shén Long diajak Keiko pergi melihat suasana desa nelayan di sekitar Hakata dan dikawal seorang samurai lalu mereka menyusuri pantai dan melihat beberapa puing rumah penduduk akibat badai tempo hari.
“Shen Long San,bolehkah aku menanyakan sesuatu?”tanya Keiko yang berjalan di sebelah Shen long yang menatap deru ombak pantai.
“Silakan”,ucap Shen Long yang menoleh Keiko.
“Negara anda telah dijajah Mongol tetapi kenapa anda malah mengabdi untuk Mongol?”tanya Keiko yang menatap ke pantai sedangkan Shen Long menundukkan kepalanya ketika Keiko menanyakan itu kepadanya yang membuatnya hening sejenak sambil mengambil napas dan mengangkat kepalanya kembali.
“Semua yang kulakukan ini demi semua orang yang kucintai sebab apabila aku tidak mengabdi kepada Mongol maka semua orang yang kucintai akan dibunuh”,ucap Shen Long yang menatap pantai.
"Kenapa kamu tidak lari saja dengan orang kau cintai agar kalian dapat hidup bahagia",ucap Keiko menoleh ke Shén Long.
"Orang yang kucintai itu bukan hanya satu orang saja melainkan banyak yaitu orang yang berada disekelilingku",ucap Shén Long menatap ke depan.
Keiko
"Apakah aku juga termasuk orang itu sebab sekarang aku berada disekelilingmu?"ucap Keiko menoleh ke Shén Long yang tersenyum dan mengangguk.
"Kamu tidak takut kepadaku kalau aku menuntut balas kepadamu atas kematian kakakku?"tanya Keiko menatap Shén Long dengan tajam tetapi Shén Long hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Kamu yang menyembuhkanku berarti aku berhutang budi kepadamu jadi apabila kamu tetap mau menuntut balas kepadaku maka aku rela mati ditanganmu",ucap Shén Long yang tersenyum ke Keiko.
Namun tiba- tiba dari arah depan mereka ada beberapa samurai yang berkuda mendatangi mereka lalu tiga orang dari mereka turun dari kuda untuk menghadap mereka.
“Keiko San,saya dapat perintah dari pangeran Ichigo Kameyama untuk membawa Shen Long ke Benteng Hakata”,ucap seorang samurai yang menghadap mereka dan dijawab oleh Keiko hanya dengan anggukan lalu Shen long diberi kuda oleh mereka terus mereka berpamitan dengan Keiko lalu memutar kuda mereka meninggalkan Keiko dan pengawalnya.
"Shén Long, sebenarnya aku mau menuntut balas kepadamu tetapi bukan kematian kakakku melainkan mendapatkan hatimu",batin Keiko yang menatap Shén Long pergi dengan mereka.
Keiko
Sesampainya mereka di benteng Hakata maka Shén Long langsung dibawa di atas tembok pertahanan Genko dan ia terperanjat kaget melihat banyak puing - puing kapal Mongol berserakan di tepi pantai.
"Apakah semua saudaraku selamat?"batin Shén Long yang melihat puing puing kapal itu.
"Itu semua karena Kamikaze(Angin Dewa) sehingga semua armada Mongol hancur dan ditenggelamkan",ucap pangeran Ichigo Kameyama yang datang dari belakang Shén Long lalu berdiri disebelahnya.
"Dewa kami telah turun tangan melawan armada Mongol maka kami berhasil mempertahankan Nippon sekali lagi",ucap pangeran Ichigo Kameyama menoleh ke Shén Long yang tertunduk kepalanya.
"Apakah diantara puing puing itu ada anggota Divisi Shan?"tanya Shén Long yang menghadap ke depan.
"Untungnya disana tidak ada jenazah anggota Divisi Shan melainkan anggota Divisi Shan yang masih hidup tetap kami perlakukan dengan baik sebab kami menghargai anda sebab anda telah memperlakukan bangsa kami dengan baik walaupun bangsa kami sudah anda taklukkan",ucap pangeran Ichigo Kameyama.
"Untunglah mereka semua selamat dan bisa lolos",batin Shén Longdengan menatap puing - puing itu.
"Shén Long,jendral kebanggaan Kublai Khan sekarang telah menjadi tawananku..hahahha",ucap pangeran Ichigo Kameyama.
"Shén Long, apakah kamu mau bergabung dengan kami untuk melawan Kublai Khan?"ucap pangeran Ichigo Kameyama.
"Maaf, siapakah anda mau mengajak aku untuk memberontak?",ucap Shén Long menoleh ke pangeran Ichigo Kameyama.
"Aku Ichigo Kameyama merupakan putra mahkota kerajaan Nippon", ucap pangeran Ichigo Kameyama menoleh ke Shén Long.
"Bagaimana tawaranku untuk bergabung dengan kami?"tanya pangeran Ichigo Kameyama.
Pangeran ichigo Kameyama
"Maaf, saya tidak bisa",ucap Shén Long dengan salam gongshu.
"Baiklah mungkin terlalu ini terlalu cepat bagimu untuk memutuskan dan sebaiknya anda pikirkan matang-matang demi kedamaian bersama",ucap pangeran Ichigo Kameyama menatap ke depan.
"Hamba sudah pikir matang - matang maka hamba langsung menolaknya",ucap Shén Long dengan yakin.
“Baiklah,kalau begitu kita tunda dulu penawaran ini tetapi ada seseorang yang ingin bertemu denganmu dan dia sudah menunggumu sangat lama setelah kamu pergi ke Kyoto”,ucap Pangeran Ichigo Kameyama sambil memerintahkan pengawalnya untuk mengantar Shen Long.
“Yang Mulia ,saya undur diri”,ucap Shen Long sambil memberi salam gongshu dan dijawab oleh Pangeran Ichigo Kameyama dengan salam yang sama.
Lalu Shen Long mengikuti pengawal itu menuju suatu ruangan yang terdapat sebuah taman yang indah dan disana ada seorang wanita berbusana kimono yang berdiri membelakangi mereka.
"Shén Long San,apabila anda sudah selesai bisa memanggil saya didepan",ucap pengawal itu sambil mempersilahkan Shen Long untuk masuk menemuinya kemudian pengawal itu meninggalkan mereka berdua.
Shen Long hanya berdiri dibelakang wanita itu yang kemudian wanita itu membalikkan badannya sambil tersenyum lembut kepada Shen Long dan wanita itu adalah Meifeng.
Meifeng