Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Good Housewife Gone Bad

Status
Please reply by conversation.

kriptolocus22

Adik Semprot
Daftar
24 Aug 2016
Post
125
Like diterima
388
Bimabet
Halo para suhu semproters, kali ini ane pengen share cerita pertama karangan ane sendiri karena sudah sekian lama menjadi silent reader di forum ini yg kerjaannya cuma like sana like sini, quote sana quote sini jadi bosen jg lama2 pengen bgt bikin cerita sndiri akhirnya kesampean jg...
Cerita ini hanya FIKSI BELAKA ya, KESAMAAN NAMA, WAKTU, TEMPAT hanya KEBETULAN & tidak ada unsur KESENGAJAAN, karena ane masih newbie jadi dimohon kritikan, saran dan masukan dari suhu2 dimari..

Part 2 - page 8 :
https://www.semprot.com/threads/good-housewife-gone-bad.1282045/page-8

Part 3 -page 19 :
https://www.semprot.com/threads/good-housewife-gone-bad.1282045/page-19

Part 4 - page 24 :
https://www.semprot.com/threads/good-housewife-gone-bad.1282045/page-24

Part 5 & 6 - page 38 :
https://www.semprot.com/threads/good-housewife-gone-bad.1282045/page-38

Nama saya Dewi , ibu rumah tangga berumur 38 tahun. Berkulit putih langsat tinggi 165 cm dengan berat badan 58 kg, setiap harinya aku memakai hijab, aku memiliki payudara yang lumayan besar yaitu 36c. Menurut ibu – ibu di lingkunganku mengatakan aku termasuk orang yang beruntung memiliki tubuh yang montok berisi tapi juga tidak kurus di usiaku yang mendekati 40 tahun ini . saya menikah dengan Mas Edy (39 tahun) dan dikarunai seorang anak laki laki bernama Andi (16 tahun).

Mas Edy adalah seorang pegawai staff di perusahaan telekomunikasi milik negara, posisinya tidak begitu tinggi tapi juga tidak rendah. Mas Edy sering sekali dipercaya oleh kantornya untuk menangani berbagai permasalahan teknis telekomunikasi di berbagai wilayah di negeri ini, maklum Mas Edy termasuk pegawai senior di departmennya. Terkadang suamiku ini sering dikirim tugas oleh departmennya ke berbagai pelosok Indonesia, mulai dari pulau terpencil hingga perbatasan semua sudah pernah ia datangi. Kalo sudah begini mau tidak mau ia akan berdinas hingga berbulan – bulan jauh dari keluarga, tapi aku sebagai istri yang sudah menikah lebih dari 15 tahun lamanya sangat mengenal sifat Mas Edy sebagai pendamping hidupku. Mas Edy memiliki sifat yang setia, penyayang dan perhatian kepada keluarganya, dia juga memiliki sosok yang tegas dan terkadang memberikan perhatian lebih pada anak semata wayang kami Andi, sehingga Andi tumbuh menjadi anak yang sopan, rajin dan berprestasi.

Saya sendiri seorang ibu rumah tangga yang setiap harinya mengurus keperluan rumah tangga dari pagi hingga petang seperti mencuci, menyetrika, membersihkan rumah, dll. Maklum di keluarga kami tidak memiliki pembantu walaupun kami termasuk keluarga yang terbilang terkecukupan, itu karena latar belakang saya dan mas edy yang bukan dari keluarga mampu. Ya kami berdua sama-sama memiliki latar belakang dari kampung, mas edy dari jawa timur, sedangkan saya dari jawa barat beretnis sunda. Itulah mengapa kami tidak memakai jasa pembantu karena memang kebiasaan kami yang sudah mandiri dan kami ingin Andi anak semata wayang kami bisa hidup mandiri kelak ketika ia sudah dewasa.

Walaupun saya hidup sebagai ibu rumah tangga tapi sebelum menikah dengan mas edy saya bekerja sebagai guru honorer SMP. Ya, saya seorang sarjana pendidikan sedangkan mas edy adalah seorang sarjana teknik elektro, kami berdua pertama kali bertemu dan mulai kenalan ketika menginjakkan bangku kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Jogjakarta. Mas edy adalah kakak tingkat saya dulu, walaupun kami berbeda fakultas tapi Tuhan telah menjodohkan kami dan kami pun mulai berpacaran hingga akhirnya kami menikah. Setelah menikah saya pun memutuskan untuk keluar dari dunia pendidikan karena ingin fokus menjadi ibu rumah tangga dan merawat anak semata wayang kami, hingga sekarang kami pun tinggal di kampung halamanku di kota sukabumi, jawa barat.

Sukabumi adalah kota yang kecil di jawa barat, tidak sebesar Jogjakarta dengan banyaknya minat pelajar dari seluruh Indonesia untuk kuliah di jogja membuat keberagaman etnis maupun budaya menjadi ciri khas kota pelajar tersebut. Kami tinggal tidak jauh dari rumah orang tuaku, orang tuaku pun sangat senang kami tinggal di sukabumi karena berbeda dengan saudara2ku yang lain yang sudah menetap dan tinggal bersama istri maupun suaminya di kota lain. Tapi semua itu berubah ketika mas edy mendapat panggilan tugas dari kantornya di Jakarta.

Hari itu seperti biasa kami makan malam bersama di meja makan, kemudian mas edy memulai membuka obrolannya.

“Gimana hasil UN kamu ndi ? bagus ga hasilnya? ” Tanya suamiku.

“Alhamdulillah pah, andi dapat nilai bla bla bla, andi juga mendapat peringkat umum no 2 di sekolah “ jawab Andi dengan senyum bangga.

“wah hebat kamu ya, teruskan prestasimu itu, terus kamu mau lanjut SMA dimana ? kata mama kamu mau kuliah di Universitas Indonesia di Jakarta ya setelah lulus SMA?” Tanya suamiku.

“iya pah makanya andi harus bisa masuk SMA favorit di kota ini karena persaingannya cukup ketat di jawa barat” jawab andi.

“gimana kalo kamu SMA di Jakarta aja?” Tanya suamiku, mendengar pertanyaannya itu akupun langsung bereaksi.

“maksud papa apa ? andi masih terlalu muda pah untuk tinggal sendirian di kota sebesar Jakarta !?” tanyaku heran.

“bukan begitu ma, papa ga menyuruh andi tinggal sendirian di kota Jakarta... “ jawab suamiku dengan santainya.

“terus maksud papa apa ?” tanyaku.

“2 hari yang lalu papa dapat surat dari kantor pusat di Jakarta, ternyata papa dapat surat mutasi dan mulai bulan depan bertugas di Jakarta” jawab suamiku.

“jadi maksud papa ?” tanyaku heran.

“ya mau tidak mau kita sekeluarga harus pindah ke Jakarta, bagaimana ?” Tanya suamiku dengan santainya.

Aku pun kaget dengan kabar ini, pindah ke ibu kota jakarta dengan segala hiruk pikuk aktivitasnya membayangkannya saja aku tidak senang, jujur saja aku pernah ke jakarta hanya sekali itupun untuk silaturahmi idul fitri menemui kakakku dan suaminya yang tinggal di jakarta. kesan pertama di benakku terhadap ibu kota yaitu ketimpangan sosial yang terjadi sangat nyata, yang kaya memiliki gedung dan apartmen yang tinggi sedangkan yang miskin hidup seadanya, belum lagi pemberitaan di tv mengenai macet, banjir dan kriminalitas yang marak terjadi di Jakarta. tapi berbeda dengan Andi yang sangat antusias mendengar kabar tersebut, dia membayangkan sekolah di SMA jakarta dan mendapat teman – teman dari latar belakang yang berbeda.

Mau tidak mau kamipun sekeluarga menyiapkan kepindahan rumah kami. orang tuaku tentu saja sedih mendengar kabar ini, mereka pasti merindukan cucu kesayangan mereka Andi dan juga aku putri kesayangan mereka, tapi sebagai istri yang taat pada suami tentunya harus mengikuti apa yang suami katakan. Hari itu pun tiba kami sekeluarga pindah rumah dari kota sukabumi yang sejuk dan asri ke ibu kota Jakarta. Sebelum pindah rumah aku dan andi tidak mengetahui kita akan tinggal di rumah baru dengan lingkungan seperti apa, yang pasti kata Mas Edy kami akan tinggal di rumah dinas yang layak di daerah kemayoran, Jakarta Pusat.

Hampir 2 setengah jam kami berkendara mobil dari kota sukabumi ke kota Jakarta, setelah sampai barulah kami melihat lingkungan rumah kami yang baru. Ternyata rumah baru kami memiliki 2 lantai dengan halaman dan garasi yang cukup luas, tentu lebih luas dari rumah lama kami di sukabumi yang hanya memiliki 1 lantai. rumah kami pun berada di dalam komplek perumahan milik negara. Lingkungan kami sangat dekat dengan pusat perbelanjaan, apartmen mewah maupun kantor2 pemerintahan. Yang aku heran adalah ternyata rumah kami bukan hanya dikelilingi oleh lingkungan ‘elite’ jakarta tetapi juga lingkungan yang menurutku tidak layak dijadikan tempat tinggal. Hanya 2 kilometer dari perumahan kami terdapat rumah2 kumuh berjejeran dekat rel kereta api maupun pinggir sungai yang keadaannya yang sangat jauh dari kondisi layak.

Keesokan harinya barulah kami mulai menyapa tetangga kiri – kanan rumah setelah kemarin kami sibuk memindahkan dan membereskan barang2 yang sangat banyak hingga kami kecapean dan tak sempat menyapa lingkungan sekitar. Ternyata rumah sebelah kanan kami kosong tidak ada penghuninya, sedangkan rumah kiri kami ditempati oleh bapak Heru dan istrinya ibu Lia, ibu Lia memiliki 2 orang anak yaitu Bima berusia 20 tahun dan Irma berusia 8 tahun. Keluarga bapak Heru cukup ramah ketika kami mulai menyapa dan mengenalkan diri, ibu Lia pun tidak segan untuk ngobrol menanyakan latar balakang kami dan memberitahukan informasi2 penting mengenai kehidupan di jakarta. Dari informasi yang kudapat dari ibu lia bahwa kehidupan di jakarta sangat berbeda di kampung. kehidupan sosial di komplek yang kutinggali misalnya, penduduknya acuh tak acuh terhadap lingkungan sosial, jarang sekali orang yang bersosialisasi, bahkan terhadap tetangganya pun tidak peduli. Maka dari itu jika siang hari komplek perumahan ini terasa begitu sepi karena penduduknya sibuk kerja ataupun jarang keluar rumah.

Ternyata ibu Lia adalah seorang PNS yang bertugas di kantor walikota jakarta pusat, suaminya bapak Heru sama dengan suamiku yaitu pegawai di perusahaan komunikasi negara, Irma putri bu lia masih bersekolah di Sekolah dasar sedangkan kakaknya Bima kuliah di perguruan tinggi swasta di jakarta, putra ibu lia ini berperawakan gendut dan wajah mirip seperti ayahnya. Selama aku dan bu lia mengobrol di ruang tamu ku perhatikan Bima selalu menatapku dengan tatapan aneh, seolah mencuri2 pandang ke arah buah dadaku ini yang tertutup hijab dan kaos ketat, ahh mungkin itu perasaanku saja. Ya memang setiap harinya aku hanya memakai kaos lengan panjang ataupun pakaian yang tertutup tapi sopan dan sedikit ketat juga rok panjang dengan balutan hijab di kepalaku. Aku adalah tipe wanita yang fleksibel, santai dan tidak terlalu religius tapi selalu menutup aurat ketika beraktivitas di luar rumah.

Setelah berbasa – basi dengan keluarga bapak heru kamipun pamit pulang. Suamiku hari itu juga langsung pergi bekerja, sedangkan andi mulai menyiapkan peralatan tulis maupun seragam untuk persiapannya masuk ke jenjang SMA Negeri di jakarta. Sedangkan aku ingin sekali pergi ke pasar tradisonal untuk berbelanja membeli persediaan makanan di rumah, berbekal informasi dari bu lia pagi itu juga aku sendirian keluar komplek dan pergi ke pasar tradisional terdekat dengan berjalan kaki. Ternyata berjalan kaki ke pasar tradisonal terdekat sangat jauh dan melelahkan, mungkin maksud bu lia jarak pasar dekat dengan berkendara motor bukan dengan berjalan kaki.

Sesampainya di pasar tradisional akupun mulai berbelanja kebutuhan sehari-hari, mulai dari bahan makanan seperti sayur2an, dagin, ikan, telur, dll. Ternyata pasar ini bersebelahan dengan ruko2 yang berjejer dan dibelakangnya terdapat pemukiman kumuh tempat tinggal tukang bakso, tukang becak, pemulung, dll. Tidak terasa hari sudah menunjukkan pukul 10 siang, panas matahari mulai terik dan aktivitas pasar mulai sepi, akupun memutuskan untuk pulang setelah banyak berbelanja hingga 2 bungkus belanjaan di kiri dan kanan tanganku.

Ketika sedang berjalan menyusuri deretan ruko2 ada seseorang yang menegurku.

“Pagi bu, ojek ?” Seorang pria mengenakan jaket kulit dan celana jeans lusuh yang sedang duduk diatas sepeda motor tersenyum menyapaku, tukang ojek rupanya.

“tau perumahan xxx bang ?” tanyaku. Ku putuskan pulang pakai jasa ojek setelah mengetahui jauhnya jarak antara pasar dengan perumahanku.

“ohh pasti dong bu,, ayo bu sini saya angkat barang belanjaannya” jawab dia. Setelah menaruh barang belanjaan di motor akupun langsung naik dibelakangnya. (duduk menyamping karena aku pakai rok)

“lagi borong nih bu ? kok belanjaannya banyak banget ?” Tanya tukang ojek sambil mulai menjalankan motornya.

“iyanih bang saya orang baru disini, kemarin baru pindah rumah” Jawabku.

“ooh pindah rumah, pantas saya ga pernah liat ibu ini di pasar. Kalo boleh tau ibu asalnya dari mana ?” Tanya tukang ojek mulai sok akrab denganku.

“dari sukabumi bang” jawabku.

“sukabumi ? jauh juga ya bu, kukira ibu ini orang jakarta. Ngomong2 nama ibu siapa?” Tanya tukang ojek.

“Nama saya Dewi bang, saya bukan orang jakarta. Hanya ikut suami tinggal disini” jawabku sekenanya.

“Nama saya Yanto bu, saya sudah lama ngojek di daerah sini. Biasa mangkal di pasar atau samping supermarket dekat perumahan xxx yang ibu tinggali itu. Kalo bu Dewi butuh jasa saya lagi saya siap kok bisa dipanggil he he he” jawab dia dengan cengengesan.

Perawakan bang Yanto ini berkulit sawo matang gelap dengan lengan yang kekar dan tato di tangan kirinya, wajahnya pun sedikit menyeramkan, dengan mengenakan jaket kulit dan celana jeans lusuh persis sekali dengan tokoh preman yang biasanya muncul di sinetron tv. Akupun sempat takut dengan penampilannya, tapi ternyata orangnya baik juga dan enak diajak ngobrol.

“Bang Yanto sendiri tinggal dimana ?” tanyaku, sepanjang perjalanan kami mulai akrab.

“di belakang deretan ruko pasar tadi bu” jawab bang Yanto.

“oh disana, kenapa bang Yanto ga daftar ojek online aja ? kan lumayan penghasilannya lebih besar dari ojek pangkalan” tanyaku lagi mulai mencari topik obrolan.

“saya gaptek teknologi bu he he he, saya cuma ngerti telpon dan sms aja” jawab bang Yanto cengengesan.

Setelah 10 menit barlalu kamipun sampai juga di depan rumahku. Selama berboncengan sambil ngobrol tadi akupun jadi mengenal latar belakang bang Yanto. Bang Yanto rupanya asli penduduk sini, bang Yanto seorang duda ditinggal istrinya yang meninggal 5 tahun yang lalu, memiliki 1 orang anak laki laki lulusan SMA yang sekarang telah bekerja sebagai buruh di kota lain.

“ini bu kembaliannya” kata bang yanto memberi uang kembalian.

“loh apa ini bang?” secarik kertas kecil terselip diantara uang kembalian.

“itu nomor hp saya bu, kalo bu Dewi butuh ojek lagi saya siap kok kapan aja dipanggil he he he” jawab bang Yanto cengengesan.

“oh gitu, terimakasih ya bang Yanto” senyumku sambal mengucapkan terimakasih.

“mari bu Dewi” jawab bang Yanto kemudian pergi dengan sepeda motornya.

Kemudian akupun masuk ke rumah, di ruang tv anakku Andi sedang bermalas-malasan tiduran di sofa sambil menonton TV.

“Loh mah tadi naik ojek ?” Tanya anakku.

“iya” sambil membawa barang belanjaan ke dapur.

“kenapa ga telpon Andi aja ? kan Andi bisa jemput mama pake motor” Tanya anakku.

“ga usah ndi, mulai sekarang setiap pagi kamu ga perlu repot2 anterin mama ke pasar, mama pake ojek aja. Lagipula lokasi SMA mu jauh dari rumah kan? Mulai SMA pasti kamu pulang – pergi ke sekolah naik motor, jadi ga perlu lagi anter mama ke pasar” jawabku.

“iya sih ma” jawab andi singkat.

Memang ketika SMP Andi selalu jalan kaki ke sekolah karena dulu sekolahnya dekat dengan rumah. Tapi sekarang berbeda, kota sebesar jakarta tidak mungkin beraktifitas dengan berjalan kaki, apalagi lokasi sekolah SMA nya yang jauh dari perumahan kami. Andi sengaja memilih SMA favorit di jakarta, alasannya untuk mudah diterima di universitas negeri incarannya.

Waktu pun terus berlalu, sore hari menjelang maghrib suamiku pun baru pulang kerja. Malamnya kami ngobrol seperti biasa di meja makan, ngobrol bagaimana kesannya tinggal di rumah baru dan hidup di jakarta. Esok harinya jam setengah 6 pagi suamiku mulai pamit dan berangkat kerja kembali dengan mengendarai Toyota avanza. Sedangkan bagi Andi ini adalah hari pertama bagi dia sekolah di jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA.

“mah berangkat dulu ya” kata Andi sambil mencium tangaku.

“hati – hati di jalan ya” jawabku. Kemudian andi berangkat sekolah menggunakan sepeda motornya.

Melihat anakku yang mulai mengenakan pakaian seragam putih abu – abu nya membuat ku bangga sekaligus terharu, Andi anak semata wayangku termasuk anak yang berprestasi, santun dan tidak pernah berbuat nakal di lingkungannya. Semoga sifatnya tidak berubah ketika kami tinggal di kota besar ini, dalam hatiku.

Seperti biasa, aktifitasku dipagi hari dimulai dengan mencuci pakaian kemudian menjemur cucian yang basah di balkon rumah lantai 2. Balkon rumah kami disamping kiri dan menghadap persis ke rumah bu lia, ketika sedang menjemur cucian basah aku seperti merasa sedang diperhatikan oleh orang. Ya sepertinya ada orang yang sedang memperhatikan aktifitasku diam2, ada kepala yang sedang mengintip di jendela lantai 2 dari rumah bu lia. Pastilah itu putra bu lia yang bernama Bima, Bima yang bertubuh gempal sangat mudah dikenali karena wajahnya yang tembem itu.

Bima tidak mengetahui kalau aku juga memperhatikan dirinya, Awalnya aku risih diperhatikan dengan tatapan tajam itu, seolah2 menatap tubuhku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Memangnya apa menariknya diriku ? Ibu rumah tangga yang sudah memiliki 1 orang anak di umur 38 tahun ini ? batinku. Tapi juga kuakui mungkin karena payudaraku yang berukuran 36c ini membuat para lelaki kadang mencuri - curi pandang kearah payudarahku yang sintal, atau mungkin karena pakaianku yang terlalu terbuka ? Pagi ini aku hanya memakai kaos ketat lengan pendek berwarna putih dan celana piyama tidur, walaupun begitu aku selalu mengenakan hijab setiap beraktifitas keluar rumah.

Bima terus saja memperhatikanku dari jendela rumahnya, tapi entah kenapa ada perasaan aneh di dalam diriku. Aku merasa senang diperhatikan dengan tatapan nakal itu, bahkan akupun tidak merasa risih lagi. Ketika mengambil cucian basah di ember, akupun sengaja menunduk ke arah bima agar dia bisa melihat sedikit belahan payudara ku. Kuperhatikan wajahnya mulai memerah. Ku ulangi lagi, kali ini sengaja sedikit air cucian menetes ke dadaku membuat BH berwarna merah yang kukenakan mencetak jelas dibalik kaos putih yang telah basah ini. Ahhh ada apa dengan diriku pagi ini ? libido ku naik hanya karena seorang pemuda canggung menatapku dengan nakal ? Memang kuakui kehidupan seksual ku mulai jarang dengan mas Edy semenjak dia sering ditugaskan oleh kantornya ke daerah terpencil. Kalo sudah begitu kami hanya melakukan hubungan seksual 3 – 4 bulan sekali, itupun jika mas Edy tidak kelelahan selepas pulang kerja. Setelah kegiatan menjemur cucian selesai aku langsung mandi membersihkan tubuhku, aku sudah tidak peduli lagi dengan Bima yang asyik mengintipku di jendela rumahnya. (bersambung)
 
Terakhir diubah:
pertamax lanjut gan jgn putus djalan. sdikit episode gpp yg pnting tamat. kayanya bakal seru nih housewife
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd