Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengalaman masuk SMA

Manakah karakter kesukaan anda? -tiga pilihan-

  • Aryo si anak baru masuk SMA

  • Rina yang baru sekali ana*

  • Bapak Aryo, tokoh tanpa nama

  • Tante bule yang misterius

  • Fahrissa kakak Aryo

  • Mama kandung Aryo yang kayanya doyan eksib


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
Kebanyakan pov suhu, trus kayak ga konek timeline nya... imho, just as newbie, reader and story admirer
 
Maaf menjelang libur nubi mau mencoba nyari sambilan, sehingga mungkin selama dua minggu nubi rehat dari RL. maaf suhu-suhu:ampun::ampun::ampun::ampun: maaf juga ga sempet baca satu persatu komeng dan masukannya sela beberapa hari ini.
 
iya nih, kebanyakan pov jadi bingung, mana sambil ngoc*k
oh hahaha iya nubi lupa kalo ada yang begini. :ampun::ampun: nubi usahain kedepan plotnya dibuat simpel aja.

POV cuma orang ketiga aja kok suhu, cuma emang kameranya di banyak tempat. karakter milfnya dua, ABG ceweknya empat. 3 kakak kelas, satu temen sekelas.
temen sekelas sama temen/musuhnya si kakaknya Fahrissa tambahan, soalnya biar ga menyimpang dari judul ceritanya:kacamata::kacau:. Yang laennya sengaja cuma di kasih nama sekedarnya kaya figuran, karakter cowoknya yang utama cuman tiga guru olahraga, papanya Aryo sama Aryo.
mumpung nyokap belom bangun biar ga diomelin lagi depan kompi terus:ugh::sendirian:


setting tempat, sekolah, apartemen unit 28F(rumah Aryo/Fahrissa/Rina/Alya), sama mungkin beberapa temapt lain yang nubi anggap mendukung
 
masih part 13

Sementara seseorang wanita misterius tadi tengah tertidur dikamarnya, Aryo kini sibuk bergerak mengagumi gundukan memek tembem didepannya yang terlihat seperti dua bibir mempesona khas milik gadis-gadis muda. Tentu saja memek yang berbibir tebal itu adalah milik wanita yang sibuk mengunyah melumat,dan ah mengulum kontol Aryo dari balik pintu toilet rusak itu. Terlihat wanita yang belum Aryo ketahui namanya sekarang kecapekan dan duduk di kloset duduk sambil merenggangkan pahanya lebar-lebar. Tangannya bergerak meremas dan menarik-narik putingnya sendiri yang mengacung tegak. Aryo tidak sadar, bahwa saat ini dua orang tengah membutuhkan kontolnya untuk memuaskan fantasi mereka.

Namun, wanita itu rupanya tidak ambil pusing. Pemandangan Aryo yang hanya bengong sambil megagumi pergerakan pinggul dan selangkangan gemuk miliknya membuat wanita ini terpuaskan tanpa lagi perlu melakukan rangsangan langsung pada memeknya. Fantasinya dan juga rangsangan syaraf pada putingnya ternyata cukup untuk mengantarkannya pada gelombang orgasme. Dan saat ini pahanya mulai terangkat dan mulai disorongkan kepada kepala pemuda dalam balutan baju SMP di depannya. Satu tangannya terentang membuka lubang senggamanya.

“uhhh” seru wanita itu sambil membuka memeknya selebar mungkin.

Bagian dalam memek itu mulai berkilat merah. Terlihat pintu yang berukuran mungkin dua jari itu berkedut-kedut sambil memuntahkan cairan berwarna bening. Cairan itu yang awalnya hanya sedikit perlahan-lahan menjadi cukup banyak dan jatuh hingga menggenang di lantai. Aryo kemudian merasakan tubuhnya mulai terasa gerah. Ia pun mulai bergerak membuka kancing kemejanya satu persatu memperlihatkan baju kaus berwarna putih longgar yang menjadi pakaian dalamnya. Lalu dengan kasar ia melempar kemeja seragam yang telah ia buka itu ke salah satu sudut kamar mandi, sementara kepalanya mulai mendekat kepada memek yang kini terbuka memanggilnya.

“cup!” Aryo mengecup mesra bibir vertikal wanita itu membuat bibir itu kembali mengeluarkan cairan berwarna bening yang datang kembali membanjir.

Mulut Aryo telah siap menampung cairan yang mulai mengalir keluar itu. Tidak seperti sebelumnya, kali ini tidak satu tetesan itu terbuang ke atas lantai kamar mandi. Walau terasa sedikit pahit, Aryo terlihat menyukai aroma dan rasanya yang menurutnya membuat ketagihan. Terutama ketika dua bibir gemuk yang menjadi asal sumber cairan itu berkedut menggesek bibirnya dengan bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Aryo kegelian dan kontolnya semakin menegang keras.

Tidak terima dirinya belum terpuaskan, Aryo segera membalas wanita itu dengan mencoba mengigit halus tonjolan kecil tepat diatas bibir vagina wanita itu sambil mengoreknya dari balik kulup yang mencoba menyembunyikanya. Dengan terlihat ketakutan, wanita itu menggigit bibir bawahnya wanita itu mencoba menahan kepala Aryo agar tidak membawa klentitnya bermain terlalu jauh. Dengan hidung kembang kempis ia mengeleng mengatakan kepada Aryo untuk tidak berbuat seperti itu.

Aryo termenung, namun kegiatan iseng berlanjut namun kali ini tidak hanya pada klentit wanita itu namun pada keseluruhan selangkangan miliknya. Seluruh tepi bibir wanita itu, liang kewanitaannya dan juga bulu-bulu halus yang baru saja tumbuh melapisis bibir mungil memek itu.

“slurrp” bunyi Aryo saat menjilat bibir wanita itu sekali lagi.

“uh...” lengguh wanita itu pendek dengan tubuh gelojotan

“slurppp” bunyi Aryo panjang saat mulai menjilat memutari lubang vagina wanita itu hingga wanita itu kelojotan.

“uhhhh” lengguh wanita itu sambil menekuk punggungnya.

Wanita itu kegelian dan menginginkan sesuatu yang lebih dari Aryo.

“srak!”

Kini kedua paha wanita itu sudah naik ke pundak Aryo dan berusaha menjepit kepala pemuda itu tenggelam ke dalam memeknya. Aryo gelagapan dengan menuver itu, sayangnya karena kuncian kaki itu terlalu keras usahanya menjadi sia-sia. Kepala Aryo kini tercekik diantara selangkangan wanita itu. Untungya benda itu tidak terlalu bau seperti selangkangan pada umumnya, sehingga Aryo dapat bertahan lebih lama dan tidak segera pingsan begitu terjepit.

“hegh- hegh”

Wajah Aryo mulai bergerak maju mundur seiring gerakan paha wanita itu. Dengan gelagapan ia berusaha menyesuaikan irama wanita itu dengan jilatan-jilatan brutal yang ia bisa. Jika wanita itu bisa segera orgasme maka makin cepat dirinya bisa lepas dari siksaan ini.

Untungnya... selain kepalanya, wanita itu tidak mengunci tangan, kaki dan juga kontol Aryo. Sehingga Aryo tanpa kesulitan berarti mulai bergerak menjamah tubuh wanita itu. Ia mulai dengan membelai paha lalu berlanjut menggelitiki pinggang wanita itu sampai wanita itu kegelian. Meski berhasil membuat otot-otot wanita itu mengendur, sayangnya itu masih belum cukup untuk mengeluarkan kepalanya dari dekapan paha wanita itu. Ternyata kekuatan wanita bisa lebih kuat dari yang ia kira selama ini.

“ughh gw keluar...” seru Aryo dengan pandangan kabur.

Sepuluh menit kemudian setelah Aryo berkata seperti itu, terlihat cairan pelumas di kontol Aryo sudah membanjir berlilat basah bahkan sampai ke atas kepala kontolnya. Di sisi lain terlihat cairan berwarna putih kental menggenang di bawah kontolnya yang menjadi pelumas saat kontol loyonya bergesekan dengan lantai. Cairannya membanjir menggenang bersama cairan bening lainnya yang sudah mulai mengering. Keduanya sudah keluar dua kali namun tidak-terlihat tanda-tanda wanita itu akan berhenti.

Menyadari Aryo sudah berhenti menjilati memeknya akhirnya wanita itu melepaskan dekapan pahanya. Namun sedikit terlambat karena Aryo sudah... loyo kontolnya sudah lemas akibat kekurangan oksigen segar dan juga suplai darah. Wanita itu kehilangan kesempatan mengentoti Aryo pagi ini.

“Eh?” teriak wanita itu panik.

“ba-bangun!” teriak wanita itu mengguncang-guncangkan bahu Aryo.

“ga- ga lucu...” ucap wanita itu pelan.

Lalu karena panik, wanita itu lalu berusaha mengecek kesadaran Aryo dengan mengecek kesadaran kejantanannya. Untuk itu ia kini bergerak menuju selangkangan Aryo sambil memberikan nafas buatan dengan mengulum kontol Aryo sekali lagi di dalam mulutnya.

“nih anak kontolnya kalo kicut lucu banget...” ucap wanita itu memegang kontol lima senti yang belepotan cairan putih.

“mmmhhh” dalam sekali hisap kontol itu sepenuhnya masuk ke dalam tubuh wanita itu.

Namun tidak berhenti sampai disitu, wanita itu lalu menghisap kontol Aryo kuat-kuat seakan-akan ingin menarik lepas kontol pemuda yang hari ini akan melakukan MOS. Terlihat pipi wanita itu berubah tirus dengan bibir sensualnya tidak mengerut menciptakan ruang hampa didalamm mulutnya.

“slurrrpp” bunyi yang keluar dari mulutnya.

“Ini anak mau boongin gw!” batin wanita itu merasakan kontol pemuda ini mulai membesar di dalam mulutnya.

Namun yang wanita itu tidak sadar, syaraf kontol memiliki kesadarannya sendiri. Dan yang tidak wanita itu tahu, kalau saja Aryo sempat tersadar, pasti dia akan berteriak ngilu merasakan deep throat pertamanya. Bagaimanapun juga, sensasi kontol yang menekuk di tenggorokan akan terasa kurang menyenangkan, terutama pada kontol-kontol yang tegak seperti batang kayu.

Kini kontol Aryo sudah tegang 80%, sehingga wanita itu bisa mulai mengocok-ngocoknya diluar mulutnya tanpa takut kontol itu kehilangan ketegangannya. Terlihat wanita sudah kembali bernafsu. Dengan mata nanar ia mulai memijat-mijat pelir dan juga batang kontol pemuda itu dengan dua bongkah dadanya yang ranum seukuran mangkuk Bakso. Ia menikmati perannya dan lupa tujuannya melakukannya.

“clak clak clak”

Kontol Aryo menimbulkan bunyi becek seiring kocokan yang semakin keras. Terlihat busa-busa pada kulit kontol Aryo berasal dari peju-peju yang tadinya berserakan dilantai. Wanita itu membalurkannya kepada kontol Aryo dan mempergunakannya sebagai pelumas. Kini kontol Aryo yang sudah tegang sepenuhnya mulai berkedut. Dengan beberapa semburan ia menghujani wajah dan juga dada wanita itu dengan tembakan-tembakan peju kental.

“Ahhh!” teriak wanita itu panik.

Suaranya mengagetkan orang-orang disampingnya yang juga sedang memuaskan birahinya terutama pada orang yang berada di bilik tengah. Karena teriakan terdengar seperti teriakan permintaan tolong.

“A-ada apa?” seru suara dair arah samping.

“Eh? eh? Mbak Maya?” batin wanita itu kaget.

Lalu dengan terburu-buru wanita itu berlari menyambar seragamnya dan bergegas memakainya kembali, lalu keluar dengan membanting pintu kamar mandi sambil menenteng dua potong kain yang ia buang ke dalam tong sampah toilet, Bh dan juga celana dalam karet miliknya.

***
:ampun::ampun::ampun: update libur, mohon maaf draft yang nanggung sebelumnya baru kelar hari ini
 
Terakhir diubah:
Waduuh..
Aryo pingsan di toilet.. Gak jadi sekolah tuch..
 
prt 14
***
“mmmhpp mpmhhh”

“prrrttt, prrrttt”

Aryo terbangun dengan suara-suara berisik disekelilingnya, matanya membuka dan mendapati ia berada di tempat asing dengan punggung terasa basah. Rupanya ia belum beranjak dari kamar mandi, bahkan masih terbaring dengan tubuh setengah telanjang Dengan baju kasu oblong dengan kontol terpajang bebas. Namun, rupanya kontol Aryo tidak benar-benar bebas. Sesuatu menindih selangkangannya dan dari tadi tidak berhenti bergerak menghisap kemaluannya. Seorang Wanita dengan rambut berantakan tanpa satupun pakaian terlihat menutupi tubuhnya.

“prrrt prrrtt”

Bunyi wanita itu tanpa menyadari bahwa pemilik kontol yang ia hisap saat ini telah terbangun dari pingsannya. Setelah mengingat-ingat sambil mengucek matanya yang kabur, segera ia mengetahui bahwa wanita itu bukanlah wanita yang sebelumnya berada di dalam bilik ketiga ini. Siapakah dia?

Namun baru Aryo menepuk bahunya. Wanita itu mendongak marah. Dengan kasar ia menghisap dan melumat kontol Aryo dengan gerakan kasar. Wajahnya terlihat seram dengan eyeshadow yang meleleh turun menuruni pipinya.

“”Se-set-mpph”

Aryo berteriak walau tidak sempat selesai seutuhnya. Mulutnya segera tertutup oleh tangan cantik dengan kuku panjang berwarna merah darah. Kuku itu menggores pipi Aryo hingga Aryo merasakan kesakitan.

“to-tolong! Batin Aryo dalam hatinya”

Pandangan Aryo terasa kabur saat wanita itu mulai bergerak menidih tubuhnya sehingga selanggkangan wanita itu menggesek kemaluan Aryo.

“ughh” seru Aro bergetar.

Aryo merasakan lengket didadanya, dan jilatan manis di bibirnya.

***

Di ruang OSIS terlihat dua orang pria dan satu orang wanita yang terlihat tidak sabar menatap ke arah jam ataupun pintu yang tertutup, terlihat mereka sperti sedang menunggu seseorang untuk datang ke ruangan itu. Benar saja, tiba-tiba pintu terbuka memperlihatkan sesosok wanita dengan rambut sebahu tergerai mengintip masuk sambil menengok ke kanan dan ke kiri .

“Rev lo kemana aja? Masuk!” seru seorang wanita tidak sabar.

“Eh? he-eh” jawab wanita itu mengangguk dan berjalan masuk sambil membungkukkan badannya, menuju seorang wanita yang terlihat merengut ke arahnya.

“ma-maaf... gu-gue tadi kebelet-... eh ada keperluan keluar ...” jawab wanita itu yang tidak lain adalah Reva.

“lo ga bisa gitu Rev! Lo udah ga ada pas pembagian kelas ya... kita pengawas nih! Gara-gara lo kita belom keliling!” seru seorang cowok tiba-tiba bangkit berdiri.

“ma-maaf Len... gu-gue sorry banget nih...” jawab Reva merasa risih ketika Valen mendekat ke arahnya.

Valen seperti halnya Hendri, adalah pria-pria dari daerah timur. Badan tegap, kulit hitam dengan rambut mereka keriting dan hidung yang besar. Meski tidak kelihatan, sepertinya nafsu mereka cukup besar mengingat tonjolan kontol mereka mulai membayang dari balik celana abu-abu. Meski diluaran mereka terlihat marah pada Reva yang mulai lepek akibat keringat yang terus mengucur.

Takut!

Perasaan itulah yang kini menghinggapi wanita dengan dada ukuran 34B penuh ini. Kedua pria itu adalahi adalah para pengawas seperti dirinya. Tugas mereka memantau pelaksanaan MOS dengan memperhatikan keluhan dan juga kedisiplinan para peserta ataupun para panitia lainnya, Oleh karena itu para pengawas dalam kegiatan ini, adalah mereka yang terkenal tegas disekolah. Termasuk Fahrissa yang terlihat lemah dari luar. Selama, ada Reva di samping dirinya.

Sayangya, Reva yang dikenal sebagai bodyguard Rissa di sekolah, ternyata tidak banyak menemani Rissa terutama setelah bel berbunyi. Selama satu jam ia menghilang, Rissa habis digoda oleh dua panitia lainnya. Untungnya Fahrissa terlalu polos sehingga tidak terlalu bisa mengikuti candaan mereka. Akhirnya lima belas menit sebelum Reva datang, Valen dan Hendri hanya bisa diam sambil menatap satu sama lain. Tidak enak becanda mesum sesama cowok.

Kini setelah Reva datang, harapan kembali timbul seperti kontol mereka yang mulai bergerak naik.

“push-up lo Rev!” seru Hendri sambil membolak-balik kertas-kertas di papan jalan mencoba terlihat keren.

“Ih masa gitu?” seru Reva gelisah, matanya tidak lepas dari pergerakan Valen yang dari tadi terus saja berusaha mencuri-curi kesempatan menyenggol tonjolan di tengah selangkangannya meski dilakukkannya dengan hati-hati.

“Ris! A-ayo perg!-” seru Reva menarik tangan Rissa naik.

Dengan cepat ia berjalan mendorong sahabatnya keluar dari ruangan kelas yang semakin berbau mesum itu. Namun setelah mendorong Fahrissa keluar, Hendri yang sudah berdiri meninggalkan meja rapat, mulai menghalanginya keluar.

“ke-kenapa? Lo-lo mau ngapain?”

“plakk” bunyi papan jalan yang bertumbukan dengan pantat Reva.

Reva hendak menjerit kalau saja Hendri tidak segera berbicara.

“nih papan jalannya... lo mau keliling ga bawa ini?” ucap Hendri menyerahkan satu set perlengkapan yang terdiri dari kertas, pulpen dan sebuah papan jalan.

Reva terlihat bersemu merah dengan wajah tidak karuan. Ekspresinya terlihat takut, panik dan juga malu.

“ma-makasih...” sahut Reva berjalan keluar.

Atau begitu ingatan Reva sambil menjelajah bersama sahabatnya yang tidak lain adalah kakak Dari Aryo.

***

“Eh ! Rev! Ris! Sini!” panggil seorang panitia cowok kepada kepada dua muda-mudi yang berjalan berkeliling mengingatkan para panitia.

“Ada apaan?” tanya Reva merasakan angin yang memberi sensasi dingin ke tubuhnya.

“nih kelas gue kurang satu orang cowok. Pas cek absen pintu depan ada, tapi sekarang ga ada. Coba lo cek deh.”

“kok lo tau, tadi pagi dia ada?” tanya Reva polos.

“itu ada tanda tangannya Pea!, cek napa? ”

“kirain... lo udah ngincer Din!”

“lo kira gue cowok apaan?” jawab lelaki itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Tapi kalo si Bono ga tau deh, tadi dia semept nanyain tuh cowok. Katanya kakinya luka, mau kasih obat.”

“Eh gitukah?” tanya Fahrissa dengan wajah berkerut.

“Haryono...” lanjutnya membaca kata pertama pada nama lelaki itu.

***
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Baru masuk sekolah aja sudah 2 cewek yg nyantol, gilee beneer..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd