Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Thank up nya suhu @Marucil.
Lanjut ah bikin kentang aja .... Bikin mama galih orgamus dengan galih suhu.
Mama galih itu mama beneran atau mama jadi jadian soalnya kepercayaan mereka berbeda galih islam dan mamanya kristen (maaf bukan sara ya). Aneh aja .....

Lanjut suhu
 
Thank up nya suhu @Marucil.
Lanjut ah bikin kentang aja .... Bikin mama galih orgamus dengan galih suhu.
Mama galih itu mama beneran atau mama jadi jadian soalnya kepercayaan mereka berbeda galih islam dan mamanya kristen (maaf bukan sara ya). Aneh aja .....

Lanjut suhu
Dalam cerita ini, saya gak akan bermaksud menyinggung sara sedikitpun. Karena seperti yang kita tahu, disekitar lingkungan kita, banyak keluarga yang berbeda keyakinan tapi bisa hidup rukun dan harmonis.
 
makin terangkai dengan jelas meski dikit-dikit,
ternyata tante timun patah adalah mamanya galih,
itu temanya kursus galih dah pada kuliah ya hu,galih yang masih sma sendiri,hihi,
:mantap: :mantap::mantap:
tetap sehat suhu,
:semangat::semangat::semangat::baris:✌✌✌
 
Secret and Desire
Chapter 8

Goddess of Lust


Chapter-8.jpg



Rupanya ini tidak sesuai ekspektasi Patricia, ia pikir cafe yang terkenal karena burgernya sama seperti McD atau restoran burger lainya, begitu kita pesan seketika hidangan ada didepan mata. Namun lebih dari 5 menit Patricia dan Galih menunggu menunya yang dipesan datang. Galih yang sampai saat ini masih tenang – tenang saja; selain ia tidak terlalu lapar ia masih menjalani program dietnya. Saat kecil badannya cukup gemuk dan hampir obesitas. Karena diet ketat dan olah raga, tubuhnya bisa sampai sekarang ini, slim namun tetap memiliki otot yang kering.Tak lama pesanan Galih datang, burger reguler. Namun Galih memilih memberikannya pada Patricia karena melihat wajah mamahnya yang sudah sangat kelaparan. Ditambah, ia tahu seperti apa mamanya ketika sedang kelaparan.

“Ini... mama saja dulu yang makan. Bisa – bisa semua orang di sini mama hisap darahnya lagi gara – gara mama kelaparan.” Ujar Galih sambil mendorong piring berisi burger kearah mamanya.

Sebelumnya, Patricia memang memesan burger spesial, yang nampaknya merupakan signature dari restoran ini. Nampaknya sebagian besar orang yang duduk dilantai dua ini memesan menu yang sama. Itu kenapa menu yang dipesan tak kunjung datang. Melihat Galih memberikan makanannya kepada Patricia, ia lekas mengambil dan menyantapnya. Namun bagi Patricia ukuran burger ini hanya seperti cemilan baginya, ia masih merasa lapar, tapi mau gak mau ia tetap harus menunggu, karena Patricia merasa tidak punya waktu luang lagi untuk mencicipi kelezatan burger yang selalu dibincangkan karyawannya selain hari ini. Patricia tidak mau menjadi satu satunya orang dikantornya yang belum mencicipi kelezatan burger yang sedang viral di Instagram.



“Wuidiiih kata lo gak punya pacar, eh disini lo duduk sama cewe cakep, mana indo lagi.. Gile loh Lih...” Tiba – tiba Romi datang dan mengejutkan Patricia yang tengah asyik mengunyah makanannya.

Romi nampak terkejut Galih yang ia kenal di tempat kursus bahasa inggris duduk bersama seorang wanita dengan paras bule. Selama ini Galih mengaku ia tak mau pacaran dulu karena sibuk kuliah, itu kenapa ketika melihat Patricia Romi dan Jean nampak meledek Galih dengan puas. “Tahu luu, dulu saja gue kenalin ke teman gue kamu gak mau, ehh ternyata dah punya kecengan... hihihi “ Sahut Jean

“Kok mau sih sama Galih cantik, mending sama aku aja, “ Sambung Romi sedikit merayu Patricia. Lelaki yang menjadi kapten tim basket dikampusnya itu tak lupa memamerkan otot dilenganya.

Mendengar perkataan dari dua teman anakknya itu, membuat Patricia menahan ketawanya, hampir saja sisa daging dimulutnya tersembur keluar karena menahan geli karena dua teman Galih menganggap dirinya sedang kencan dengan Galih. Romi dan Jean memperkenalkan diri masing – masing. Patricia mengabaikan jabatan tangan Romi karena keburu memegang gelas. Ipun a meneguk minuman digelas untuk membasahi tenggorokannya yang serat karena menahan tawa

Lalu Patricia mengulurkan kembali tangannya kearah Romi. “Kenal kan, nama saya Patricia” Hmmm “ Mamanya Galih....”

Sambil menjabat tangan Patricia, Romi terdiam mengetahui wanita yang barusan dia rayu barusan adalah mama dari teman kursusnya. “Ehh... hehehe. Jadi tante mamanya Galih yahh hehehehe... “

Meski masih nampak malu oleh kejadian konyol dan kikuk barusan Romi terpaksa ikut duduk bersama Patricia dan Galih. Karena cuma ini satu - satunya meja yang masih kosong diantara penuhnya meja yang ada. Berusaha mencairkan suasana Patrciapun mengajak ngobrol teman anaknya ini. Meski terpaut usia yang sangat jauh dengan Patricia, Romi dan Jean tidak merasa seperti berbicara dengan orang yang lebih tua, lebih seperti berbicara dengan teman sebaya. Itulah salah satu kehebatan yang Patricia miliki, ia selalu bisa mengimbangi dengan siapa dia berhadapan, termasuk dengan gaya berbicaranya.


“Masa sih tante? Aku pikir tante itu masih usia 20an akhir deh” Sahut Jean terkejut

“Wahh turun lagi, biasanya orang – orang ngira tante itu umurnya 30an. makasih loh ya tante jadi seneng dikira masih 20an.” Jawab Patricia tersipu malu layaknya abg.

“ Mama aku itu masih keturunan vampire tahu” Kata Galih tiba – tiba

“Masa sih tan??” Tanya Jean mau saja dengerin ketololan Galih

“Ya nggak lah Jean, tante manusia kok..”

Hahahaha. Semua orang tertawa.

“Eh , Lih minggu kemaren kemana lu, gk masuh les, dicariin Miss Anna tahu...” Tanya Jean kepada Galih yang memilih sibuk dengan sebuah buku.

“ohhh, minggu kemaren ada kuliah sore aku Jean....” Jawab Galih singkat sambil mengenakan topinya lagi.

“Ohhh.. sore berangkat yukk, mau bareng kita aja apa, sekalian habis dari sini??”

“Oh ya kebetulan aku juga bawa mobil..”

Patricia mengangkat alisya merasa terusik sesuatu yang dikatakan Galih barusan.

Wait Wait, kalau ditempat kursus Galih ngenalin diri sebagai apa?” Tanya Patricia sambil memandang Romi dan Jean bergantian

“mahasiswa semester 4, sama kayak kita tan, memang kenapa Tan?” Jean bingung, kembali bertanya

Hahahaha

“Kalian itu diboongin tahu. Anak tante ini kan masih sekolah. Umurnya saja dah tua tapi dia itu masih kelas satu. “

Mah, mama tega banget membongkar persona yang susah payah dibangun anakmu ini. Di tempat kursus kan semua temanku anak kuliahan, jadi aku yah memperkenalkan diri sebagai anak kuliah juga dong. Tega kamu mah ngebongkar semua itu. Gak bisa ya sedikit saja bekerja sama dengan aku. Grrrr... mama Jahat. Geram Galih dalam hati ketika Patricia mengatakan yang sebenarnya.

Mendengar itu baik Jean maupun Romi memasang muka yang sama kemudia memandang kewajah Galih yang semakin ia sembunyikan dibalik topi.

Hahahahah

Hahahahaha......

“Sudah gue duga..... lo waktu gue tannya mata kuliah lu apaan, lu bingung jawabnya.... hahahaha... Ternyata masih kelas satu.... hahahaha....” Romi puas sekali menertawakan Galih yang kedoknya kini terbongkar oleh mamanya sendiri.

“Ya sudah..... puas puasin deh kalian ledekin Galih, tante tinggal sebentar ya ke toilet.... Eh Dek nanti kalau burger pesenan mamah dateng jangan kamu makan yah, tadi mamah sudah pesenin yang sama kok kaya pesenan Dedek tadi.”

Image cowok cool yang dibangun Galih hancur seketika ketika Patricia memanggilnya dengan sebutan dedek. Mamah kejem amaat yaah sama aku, awas loh nanti aku bales...



-------------------


“ada bu, Ibu naik saja kelantai tiga, paling pojok ya bu, tapi di coba dulu soalnya airnya biasanya gak keluar kalau di toilet lantai 3.” Kata salah serang pelayan pria

“Oh gak apa – apa, saya Cuma mau ganti baju kok. Makasih ya mas.”

Dengan membawa papper bag berisi pakaian, yang tadi dibeli oleh Galih, Patricia berjalan menuju toilet lantai 3. Karena dilantai dua ini toiletnya napak penuh, dan ia malas berdesak desakan dengan cewek cewek abg, yang suara cerwetnya saja sudah kedengeran dari luar pintu. Di lantai 3 cafe ini rupanya masih kosong, belum difungsikan, bahkan masih banyak material bangunan ditumpuk begitu saja. Seusai arahan pelayan tadi, Patricia pun menemukan letak toiletnya yang ia cari. Iapun masuk kesalah satu bilik toilet dan lekas menanggalkan jumpsuit yang ia kekanak sejak pagi. Meski masih tericum aroma wangi dari Saint Laurent, Patricia bisa menemukan sedikit masam dari keringatnya dibeberapa titik, terutama area selangkangan. Hari ini ia memang sangat berkeringat karena harus menggonceg motor dipanasnya ibu kota menuju bengkel sahabatnya. Bukan karena cuaca panas, melainkan karena dildo yang dia pakai sepanjang perjalanan.

Ia menggantungkan bajunya dia tembok lalu berdiri menatap sebuah kaca yang digantung pintu. Dengan rasa bangga ia menatap tubuhnya sembari memegangi payudara kebangganya. Bukan karena besar dan montok, melainkan diusianya yang hampir 50 payudaranya belum ngondoy sedikitpun. Kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil yang memukai.

“Wajar mereka tadi bahkan semua orang memujamu. Kamu memang indah Patricia.” Ujar patrcia memuji sendiri keindahan tubuhnya.

Patricia memapah payudaranya sedniri memperhatikan setiap detail pori pori disekitar putingnya yang merah terang. Masih ia merasakan nyilu diputing kanannya. Ia baru sadar tadi Yono mengigitnya cukup keras hingga membuat Patricia berteriak bak kesetanan. Ada sedikit ruam merah dibawahnya, dan Patricia baru menyadari itu.

“Brengsek itu sih gendut botak, susu aku dibikin merah, baru sadar aku...”

Tiba – tiba tedengar suara pintu terbuka dari luar, dan suara langkah kaki yang kini masuk kedalam bilik toilet disebelah kanan Patricia. Namun Patricia tak mendengar suara apapun lagi kecuali suara resleting terbuka dan suara orang duduk diatas toilet, setelahnya hening. Namun tak berapa lama muncul suara desahan kecil dan suara gesekan kulit yang basah.

Plooop plooop plooop

“Achhhhh.... achhhhhh.... sialan itu geng berbie bikin gue kentang, lagi lagi gue hars coli.... ahhhhh......”

Plooop plooop ploooop

Cukup terkejut mendengar suara barusan, yang ternyata suara seorang laki laki. Awalnya Patricia ingin menghardik lelaki dibilik sebelah, Namun dengan cepat ia teringat, sepertinya pintu yang ia masuki tadi, pintu sebelah kanan. Dan itu berarti Patricialah yang salah memasuki toilet laki – laki. Hihihi... Patricia tertawa dalam hati. Tak ingin mengusik urusan orang, Patricia memutuskan diam dan menunggu seseorang disebelahnya selesai dengan kesenangnya.

“Sudah tadi diparkiran digangguin bule, sekarang kudu digangguin cewek cewek barbie, memang udah nasib pacaran sama Angie... Coli lagi coli lagi” gumam lelaki itu yang membuat Patricia terusik.

Mendengar kata bule dan parkiran, Patricia jadi ingat kejadian tadi saat di parkiran mall. Hmmm... Rupanya kamu lelaki itu, kasihan sampai harus onani segala. Lelaki yang saat ini duduk dibilik sebelah, merupakan lelaki yang sama, yang panik saat Patricia mengetuk kaca mobilnya.

“Mas yang tadi di parkiran mall ya..” Kata Patricia coba menyapa

Gruuduuuk...

Lelaki disebelah terdengar panik ketika mendengar suara perempuan didalam toilet pria. “Wooy ini kan wc cowo kenapa lu masuk sini....?” Seru lelaki itu terkejut.

“maaf ya tadi waktu diparkiran saya ngagetin kamu, harusnya kamu gak usah pergi tadi, kan saya Cuma minta tolong mobil kamu digeser saja... kamunya keburu panik. “

Lelaki bernama Johan itu sempat kaget, ternyata Patricia adalah wanita yang sempat membuatnya panik diparkiran tadi. Johan bahkan dibuat makin terkejut bahkan terdengar malu karena Patricia memperhatikan permainan dia bersama pacarnya barusan. Sebelumnya Johan mengira tidak ada yang memperhatikan permaian seks publik mereka. Namun Patricia menyaksikannya sejak awal. Dari awal jogan mulai meraba hingga selangkangan mereka mulai memompa. Patricia menyaksikan semua itu sampai membuat Galih kesal karena merasa dicuekin.

“Jadi kamu sama pacar kamu itu sedang coba exib? Atau publik seks?” Tanya Patricia dengan santai

“Ya kedua duanya deh mbak, jadi sejak pertama kali gue ngeseks sama pacar gue, kita jadi ketagihan bahkan kepengen tantangan lebih, akhirnya kita coba coba deh ml ditempat terbuka..heheh...” Jawab Johan masih malu malu..

“gak apa – apa kok, banyak lagi orang yang lakuin kayak begitu. Tapi gak sefrontal kamu tadi. Kamu memang gak takut ya kalau tadi ada yang lihat, untung yang lihat cuma saya, coba kalau orang lain atau karyawan cafe ini.. bisa diusir kalian terus masuk berita deh.... hehehe.”

“ahhhh mbak bisa saja....”

“Mau saya bantuin?” Tanya Patricia dengan nada lirih.

“Maksud mbaknya bantun apa yaa?”

“Ya bantuin, dari pada kamu coli, mending ml sama saya...”

“Ahhh gk gak , gak deh, gue gak mau hianati pacar gue lah. Masa iya gue sudah merawanin dia terus gue selingkuh.” Jawab Johan menolak

Hihihi “ Saya gak nyuruh kamu menghianati cinta pacarmu kok, apa lagi mengajak selingkuh. Gak sama sekali. Lagi pula kalian kan baru pacaran, dan bagi saya isttilah selingkuh hanya berlaku bagi pasangan suami istri. “

“Memang gitu ya mbak?”



-----------------


“Eh tadi kamu bilang ada perlu sama aku, memang perlu apaan?” Tanya Galih sambil minum segelas es latte.

Romi meletakkan gelas minumannya “ Oh iya gue baru inget, lo mau gak gantiin gue..”

“Gantiin apa dulu ini?” potong Galih

“Gue kan ada tawaran jadi foto model tapi kayaknya waktu gue gak cocok deh. Bulan depan gue ada penelitian soalnya. Mau gak lo gantin gue, kayaknya pihak sananya setuju deh kalau elo yang gantiin.” Jelas Romi sambil membakar sebatang rokok

“Model? Model apaan...”

“Gue sih cuma dikasih tahu via WA sih, katanya pemotretan untuk butik atau apa gitu, bayarannya lumayan kok. “

“Lagi ngomongin apan sih?” Sahut Jean yang baru saja turun untuk memesan makanan lagi.

“Tapi jangan ngomong – sama Jean ya, soalnya dia kaga tahu gue dapet tawaran ini.”

“memang kenapa Jean gak boleh sampe tahu...?” Tanya Galih

“Soalnya yang nawarin cewek, terus katanya dia juga yang motret. gue gak enak kalau Jean tahu..” Kata Romi agak berbisik

“Memang apa urusanya, memang kamu sama Jean dah pacaran??”

“Hampir.... Dan Jean itu anaknya cemburuan, kalau dia tahu gue jadi model photograper cewek bisa ngamuk dia.. ya please. Kalau lo mau gue kasih tahu orangnya biar hubungin lo deh.. ya yahh.. kita kan teman....” Rayu Rama terus membujuk Galih.

Tawaran yang menarik. Galih memang sudah lama tidak terjun didunia hiburan. Terakhir kali ia berperan dalam sebuah sinetron ketika ia berusia 10 tahun. Sejak itu ia itak pernah lagi mau menerima tawaran dalam bentuk apapun. Tapi kalau model sepertinya boleh juga. Tapi ia tak lantas menyetujui tawaran temannya itu. Karena dua minggu lagi dia akan menghadapi ujian kenaikan, ia gak mau gagal dalam ujian pertamanya itu sebagai siswa SMA.

“lagi ngomongin apa sih? Ngomongin gue ya?” Sahut Jean tiba tiba setelah dia tadi memastikan pesanan yang tak kunjung datang

“Gak.... lagi ngomongin motor kok. Galih mau jual motor sportnya ke gue...” Romi coba mengalihkan, meskipun benar sebelumnya mereka berbicara mengenai motor sport keluaran Yamaha yang sejak baru hingga sekarang gak pernah dikendarai oleh Galih. Romi tertarik dengan motor itu dan membujuk Galih untuk menjual motor itu kepadanya.

“Eh Jannah, apa katanya, kenapa pesananya belum pada dateng...” Tanya Galih ikut mengalihkan

“Itu, ternyata stock daging mereka habis, itu pas gue tanya baru saja dateng. Ya wajar sihhh, yang dateng dari tadi segini banyaknya. Gue jadi pensaran segimana enak sih, jangan jangan Cuma orang orang saja yang lebay di twiter ma instagram.”

“Ehh Jannah mulu sih manggilnya” Jean kembali kesal dengan panggilan dari Galih terhadapnya.

“Kenapa sih, Jannah kan artinya surga, harusnya kamu seneng dong, setiap hari ada yang manggil kamu Jannah, malah sewot” Galih coba menjelaskan

“Ehhh memang artinya itu ya?” Tanya Jean justru binggung dengan arti namanya sendiri.

“Lah gimana kamu...., memang kamu gak tanya bapak ibu kamu kamu dikasih nama itu artinya apaan?” Tanya Galih lagi.

Namun pertanyaan terakhir Galih membuat aura wajah Jean berubah seketika. Gadis itu tiba – tiba terlihat sedih dan berkaca – kaca. Romi menjelaskan bahwa Jean adalah yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan. Mendengar itu Galih jadi merasa bersalah karena membuat Jean teringat orang tuanya.

“Maaf ya Jean, aku gak bermaksud menyinggung perasaan kamu...”

“KENA DEEEHHHH...” Seru Romi dan Jean kompak mengagetkan Galih.

“Kamu itu bener – bener anak SMA yang polos ya, segitu gampangnya dikerjain...” Sahut Jean bahagia karena sukses membuat Galih merasa bersalah.

“Lo musti lihat ekpresi muke lo tadi, lucu banget, bokap nyokap Jean masih hidup kok.” Sahut Romi tak kalah sumringah

“masih hidup dengan bahagia di surga...” Tambah Jean disusul dengan tawa keduanya

Brengsek mereka berdua, kalau sampai dua manusia ini resmi pacaran. Sepertinya dunia benar benar akan kiamat.



__________​



Meski berdarah campuran Indonesia – Jerman – Belanda – Cina, tak lantas membuat Patricia mengadopsi budaya barat dalam kesehariannya. Wanita blasteran itu justru lebih menyerap kebudayaan Indonesia dalam hidupnya. Meski cukup jago berbahasa asing tak pernah sedikitpun ia memamerkannya kesemua orang, ia lebih suka menggunakan bahasa tanah kelahirannya, Indonesia. Ia juga kerap menggunakan bahasa jawa meski kini hanya tersisa logatnya saja.

Budaya lain yang ia terapkan selama ini ialah, budaya menggunakan toilet. Patricia tidak pernah mau duduk di toilet, bila tak yakin itu bersih. Bahkan ditempat yang terbilang mewah sekalipun ia memilih buang air dengan cara berjongkok. Menurutnya jauh lebih nyaman sebenarnya buang air dengan jongkok dan menurut penelitian juga jauh lebih sehat. Budaya lain terkait ini adalah, Patricia tak pernah sekalipun cebok dengan tisu, ia bahkan memilih menahan pup sebelum menemukan wc yang menyediakan air bersih.

Namun didalam bilik toilet ini, Patricia tidak menemukan bau bau yang aneh. Dan berdasar keterangan pelayan yang ia temui sebelunya lantai tiga cafe ini belum digunakan. Dan sepertinya semua porselein disini masih terlihat baru dan bersih. Wanita yang yang sudah bertelanjang itu memberanikan diri meletakkan pantatnya diatas tutup toilet. Dan meregangkan pantatnya kesamping.

“Saya sudah siap loh, kalau kamu mau kamu bisa masuk kesini..”

“Mbak serius ini? Gak lagi bercanda kan?” Tanya Johan penuh curiga.

“Serius... ayo lah, nanti pacar kamu keburu curiga loh, masa onani saja lama.”

Pria itupun keluar dari biliknya dan membuka pintu dimana dia menemukan seorang wanita dengan paras bule duduk telanjang dengan kaki terkangkang. Ia tertegun dengan putih bersih kulit Patricia. Namun ia terpaksa harus menelan ludah ketika melihat bulu kemaluan Patricia yang terlihat tumbuh melebar memenuhi area selangkangan hingga perut bawah.

“Kenapa kaget ya? lihat jembut saya, pasti wanitamu itu vaginanya mulus dan bersih. Dari raut wajahmu saya bisa menebak kamu tidak suka wanita berbulu, bukan?” Tanya Patricia dengan sensualnya sembari melebarkan bibir kemaluannya yang berbulu dengan jari.

Johan hanya tersenyum mendengar ucapan Patricia. Tak bisa dipungkiri lelaki itu memang tidak suka dengan wanita yang memanjangkan bulu kemaluan. Namun ia terlanjur berdiri dihadapan Patricia dengan penis teracung keatas. Sejauh ini Johan hanya memperlihatkan penisnya kepada dua wanita, Ibunya ketika ia masih balita, dan Angie sang kekasihnya. Dihadapan wanita ketiga yang kini melihat penisnya dengan jelas, Johan masih merasa malu dengan menutup sebagian dengan celana yang belum ia turunkan.

“Siapa nama kamu “ Tanya Patricia memberikan tangannya

“Johan, bu...”

“Lohhh kenapa sekarang justru memanggil ibu...”

“Habisnya setelah melihat tubuh ibu, saya yakin usia ibu sangat jauh diatas saya. Keberatan saya panggil ibu?”

“Tak penting saya dipanggil dengan apa,.” Sahut wanita yang kini melorotkan celana Johan dengan kaki jenjangnya.

“Panggil saya Bunda kalau kamu mau” lanjut Patricia sambil menarik lengan Johan masuk kedalam bilik.

Di dalam bilik yang cukup sempit, lelaki itu melepaskan total celananya serta kemejanya. Ia tak ingin pacarnya curiga dan bertanya apa penyebab kusutnya kemeja yang ia kenakan. Bukanya tadi ia hanya ingin onani saja. Johan pun menggantung bajunya dengar rapi di tempat yang sama dengan Patricia menggantung pakaiannya. Saat ia kembali menghadap Patricia, ia disodorkan sebungkus kondom berduri. Ia pun tak keberatan mengenakan kondom sekalipun lelaki itu sangat ingin merasakan menyemburkan sperma ke dalam vagina tanpa terhalang karet latex. Selama ini Johan selalu bermain aman dengan pacarnya, ia tak ingin hubungan mereka hancur begitu saja karena kecerobohan mereka sendiri.

Tak ingin membuang banyak waktu, Johan lekas menyarungkan penisnya yang sudah keras mengacung panjang dengan kondom berduri. Lelaki itu terkekeh kecil ketika mengetahui selera Patricia yang ternyata buas. Yakin kondom terpasang dengan aman, Johan mencari posisi yang nyaman. Sebelumnya ia pernah sekali berhubungan seks dengan Angie di dalam toilet. Tetapi, Angie tidak memiliki kaki sepanjang Patricia yang kini menggantung bebas bersandar pada kedua sisi dinding.

Johan kembali memandang sejenak tubuh Patricia, ia menyusuri setiap detail tubuh wanita itu tanpa terkecuali. Ia pun menajamkan matanya pada gelambir yang keluar dari kedua sisi bibir kemaluan Patricia. Masih terlihat merah ranum beda dengan milik pacarnya yang mulai agak menggelap. Selama ini Patricia selalu merawat secara rutin area kewanitaannya, namun secara alami ia tidak bisa mengubah bentuk labia mayora miliknya yang bergelambir. Itulah yang akhirnya membuat Yono memberikan nama sapaan “njepat” sesuai bentuk vagina Patricia

“Bagaimana sudah nemu posisi yang nyaman?” Tanya Patricia sembari menjaga posisi duduknya.

“Sudah Bunda....” Johanpun menjawab seraya ia mendekatkan kepala penisnya kedepan bibir vagina yang seperti kue cucur, namun kulit putih nan mulus diareas selangkangan Patricia membuat hal itu justru terlihat indah.

Cukup sulit bagi Johan untuk memasukan penisnya kedalam vagina Patricia.namun setelah beberapa kali mengarahkan dan juga dibantu oleh Patricia penis itu masuk juga, meskipun tak dapat masuk seluruhnya karena Johan tetap harus menahan posisi berdirnya.

Ploook Plooook

Sluuuup Sluuuupppp

Bunyi bunyian menggairahkan mulai menggema didalam toilet, memantul kesemua porselein dan cermin yang ada sehingga kembali terdengar ditelinga. Membuat Johan makin bernafsu untuk memompa lebih cepat.

“achhhhhhhhh.......”

“Uchhhhhhhhh.......”

“Ichhhhhhhhhh......”

“EEchhhhhhhh ......”

Kedua insan ini mulai mengeluarkan desah yang saling bersautan, menciptakan irama musik yang bising namun membangkitkan semangat. Semangat untuk memompa dan meraba. Berulang kali penis Johan keluar masuk vegina yang kian basah itu, membuat lelaki itu bosan terlebih pinggulnya mulai pegal. Iapun meminta Patricia berdiri dan berganti ia yang duduk diatas toilet.

“Kamu mau saya diatas?”

“ya Bunda, aku ingin menatap Bunda dari depan.”

“Baiklah kalau itu kemaumanmu” Jawab Patricia seraya menduduki penis yang kian bergetar itu.

Patricia dengan mudah mengatur rytme pinggulnya. Ia menggerakan sendiri tubuhnya keatas lalu kebawah, memilin batang kemaluan pria dengan rekatnya dinding vagina. Sekuat tenaga ia merapatkan labia minora agar lelaki didepannya dapat merasakan nikmat menyetubuhi wanita seusianya. Ia seolah ingin menancapkan kesan, bahwa wanita yang semakin berumur akan semakin menggairahkan.

“Bunda sungguh menggairahkan, aku belum pernah merasakan sensasi seperti ini...”

Stttttttt......

“Sungguh? Astttttttt....... Makan saya....!!! ACHHHH” Seru Patricia sambil menarik kepala Johan dan mengarahkan bibirnya tepat diputing kirinya. “Makan aku sepuasmu,....”

“Tapi .... achhhh...... aku takut menggigit Bunda..”

“ACHHHHH..... saya ini Vampire, gigitan manusia sepertimu tidak akan melukaiku.... achhhhh “

Memenuhi permintaan Patricia Johan mulai mengulum dan menggigit puting Patricia yang mengeras, warna merah muda yang mecuat semakin membuat nya bernafsu mengisap sekuat tenaga yang ia miliki. Tubuh Patricia mulai meliuk – liuk memberi sensai menggiling pada penis Johan.

“Kamu apakan kontolku Bun?? Eanaaak sekaliihhhh.....”

Meski detik waktu belum sampai lima menit. Patricia sudah dapat merasakan peluh membanjiri tubuhnya. Siapa yang tak akan membara ditempat sesempit ini? Patrciapun berdiri dan menggandeng Johan, pria itupun terkejut saat melihat Patricia mulai telentang dilantai tepat didepan urinoir.

“Kenapa bunda terlentang disitu, nanti tubuh bunda kotor loh...”

“Untuk apa ada kegiatan mandi kalau tidak ada kotoran. Sudahlah ayo kemari sebelum waktu berlalu begitu saja... “ Ajak Patricia dengan nakalnya.

“Tapi kalau ada yang masuk tiba – tiba “ Ujar Johan ragu.

“sepertinya saat ini semua karyawan sedang sibuk dengan jumlah pesanan yang menumpuk, mereka tidak akan tiba – tiba naik kesini. Tenanglah. Ayooo....”

Seperti yang Patricia ungkapkan, saat ini memang seluruh pelayan dan koki sedang disibukan dengan pesanan burger spesial yang menumpuk tinggi. Ditambah stok daging mereka yang baru saja datang, sehingga konsentrasi mereka hanyalah menyediakan sajian spesial dengan tepat waktu. Mereka tidak akan sampai kepikiran naik ke lantai tiga hanya untuk melihat dua insan manusia yang kini kembali menindih dan ditindih.

Tak ingin membuat dewi penyelamatnya merasakan keras dan dinginya lantai, Johan meletakan kepala Patricia diatas lengannya, dengan ini tubuh mereka berdua semakin menempel dan erat. Patricia menekuk kedua kakinya keatas sehingga Johan semakin mudah memompa vagina Patricia yang terus merasakan nikmatnya penetrasi.

Plok Ploook Ploook

Plooook PLooook Ploook

SLrrreeppp Sleeeeppp..

ACHHHHHHHH

Suara yang ditimbulkan dari pertemuan selangkangan itu semakin merdu, jauh lebih nikmat didengar ketimbang didalam tadi. Suara suara itu membisik ditelinga Johan untuk lebih dalam dan keras lagi menghujam vagina Patricia. Saking kerasnya Johan memompa, sampai membuat pinggul Patricia terangkat.

Penis berukuran cukup panjang itu terkadang keluar cukup lama, lalu kemudia menghentak tiba – tiba. Terlihat mata Patricia terpejam dengan mulut terbuka lebar, membuat Patricia berteriak tanpa suara karena terlebih dulu Johan menghalaunya dengan sebuah ciuman. Patricia membalas ciuman itu dengan sebuah hisapan ganas pada lidah Johan.Bahkan Johan merasa lidahnya hendak copot dan tertelan oleh wanita yang sedari tadi ia panggil Bunda.

Slruuuppp Slruuuupp

Slruuuuuup Sleuuuuuuupp

Slruuuuuppp.....

Patricia semakin keras menghisap lidah Johan setiap kali Johan melakukan gerakan menyentak, mengeluarkan penis sesaat dan memasukan tiba – tiba. Sungguh senasi yang sangat disukai Patricia selama ini. Wanita itu sangat mencintai permainan seperti ini. Sesekali Patricia memuji ketangguhan Johan, hingga membuat lelaki itu makin beringas dengan memberikan hentakan yang lebih kencang. Namun Johan nampak kurang mengontrol gerakanya hingga...



SLEEEPPPPPPPP

Penis keras yang terbungkus kondom berduri itu masuk tepat dilubang yang berbeda. Penis itu sudah sepenuhnya berada dalam liang dubur Patricia

ACHHHHHHHHH

Patricia melepas hisapan dilidah Johan dan berteriak sejadinya, ia sadar karena tak akan ada yang akan mendengar jeritan nikmat itu di tengah keramaian di bawah. Tembok – tembok dilantai tiga yang belum sepenuhnya terplester itu, juga akan menjadi peredam dari setiap desah serta teriak Johan dan Patricia.

“Maaaf bunda, aku kebablasan, sakit?”

“Nggak sama sekali...”

“Jujur ini baru pertama kali aku merasakan lubang ini.... dannn ternyata enak juga...... aku harus mencobanya keapada Angie nanti....”

“Makanya sesekali lakukan lah hal yang berbeda.”

Lubang anus Patricia sudah penuh oleh penis yang semakin berkedut itu. Patrciapun memutuskan menarik nafas sejenak. Johanpun nampak sepakat.

“Gimana, kalau tadi kamu tolak ajakan saya, kamu gak akan bisa kan merasakan nikmatnya lubang kedua.. HIhhii....”

Johan hanya tersenyum ditengah nafasnya yang memburu.

Patricia memeluk Johan dan mencoba memutar posisi tubuh mereka sehingga kini Johan yang telentang, merasakan lantai yang sudah terbasahi oleh peluh Patricia . Patricia hanya duduk santai, membiarkan penis Johan beristirahat sejenak didalam anusnya.

“Kamu sudah lama pacaran dengan Angiemu itu?” tanya Patricia dengan melakukan gerakan lembut dipinggul.

“Husssffffhhh... sudah Bun, ya sekitar 5 tahun. Aku mengenalnya ketka dia masih juniorku di kampus. Saat ini aku sedang menempuh S2” Jelas Johan sembari mengatur rytmenya agar tak lekas mendaptakan puncak. “ Dan sudah 3 tahun ini aku tinggal dirumahnya.”

“Tinggal dirumahnya?”

“hehe..... saya supir dikeluarga Angie...hmmm” Jawab Johan tanpa malu sedikitpun.

“Wahhhh, skandal... berani juga ya kamu...” seloroh Patricia mencubit puting susu Johan yang terlentang merasakan sensai yang baru sekali ini ia rasakan.

“Karena kamu nakal, kamu ingin keluarkan manimu dimana” Patricia lanjut bertanya

“Ya sejujurnya aku ingin banget merasakan ngecrot didalam memek secara langsung, selama ini aku dan Angie selalu melakukannya dengan kondom, bahkan , dia mau nyepong kontolku aja kalau aku pakai kondom. Meski kadang aku kecewa tapi aku hargai keputusan Angie. Dan aku akan terus berusaha membuktikan kepada orang tuanya bahwa aku layak menjadi suaminya kelak.”

“Supir yang belagu” Ledek Patricia sekenannya.” Tapi saya suka pemuda yang memiliki prinsip macam kamu.”

“hehe” Johan tersenyum bangga

“Berapa lama lagi kontolmu bisa tahan” Tanya Patricia lagi sambil mengelus kasar klitorisnya

“Kalau gak diburu waktu, aku masih bisa tahan lebh lama.. soalnya sejak aku rutin minum jamunya Mbak Jum aku jadi bisa menahan diri, tapi gara – gara itu juga aku sering ditinggal orgasme sama Angie... ya... seperti tadi.hihihi”

“Loh kamu pelanggan mbak Jum juga toh?”

“Weh... Bunda juga kenal ya, sering minum juga?”

“Iya saya dan suami juga pelanggan tetapnya, Huhh.... jamunya memang legendaris. Kalau bukan karena jamu dari mbak Jum, mana mungkin memek saya bisa “nyokot” kontol kamu. “

Tubuh Patricia kembali bergerak naik turun secara perlahan. Sesekali, kembali ia memberikan gerakan mengulek sambal pada penis Johan yang terasa memenuhi tubuhnya. Permukaan kondom yang bergerigi memberikan sensasi tambahan yang nikmat pada otot rektumnya.

“Kalau kamu ngerasa ingin keluar segera masukan kontol kamu kemulut saya !!” Pinta Patricia saat ia meletakan tangan kirinya sebagai tumpuan .

Sssstttt.......

Haahhhh....

Kemudaian Patricia kembali menggerakan pinggulnya cukup kencang hingga penis itu keluar masuk dengan mudahnya kedalam lubang anus Patricia. Johan menekuk kedua lengannya sebagai tumpuan, sehingga ia dapat melihat jelas permainan tangan Patricia pada vaginannya sendiri.

Patricia menekan dan menyapu klitorisnya, terkadang giliran jari – jarinya ia masukan secara kasar kedalam mulut bagina. Johan hanya menikmati pemandangan itu sembari merasakan nikmatnya anal sex.

Occhhhhhhhh

Pinggul itu bergoyang makin kencang, sehingga ketatnya otot dubur serasa mematahkan penis Johan dari dalam. Saat dirinya merasakan nikmat yang berbeda, Johan dikagetkan oleh carian yang menyembur tepat ke arah mukanya. Cairan deras keluar beberapa kali dari vagina Patricia dan tidak sedikit yang ikut tertelan oleh Johan.

ACHHHHHHHHH
ACHHHHHHHHHHHH

Patricia mendesah panjang saat ia kembali mendapatkan squirt yang kedua dalam seharian ini. Tubuhnya kurusnya mengejang hingga ia hampir terjatuh kebelakang. Beruntung Johan sempat menahan lehernya kemudian memasukkan penis yang sudah tak berselubung ke dalam mulut menganga itu. Cairan orgasme tak lagi menyembur dari vagina Patricia yang nampak berkedut. Kini berganti cairan putih kental beraroma khas yang keluar dari lubang kecing Johan, tepat menuju kerongkongan. Patricia sempat tersadar Johan hanya memasukan ujung penisnya saja, sehingga dengan sigap Patricia menelan seluruh batang itu hingga menempal tenggorokannya.

Croooooot Croooot Croooot Croooot

Crooot Crooot Croot Crooot

“Ahhhh.... gilaaaa enak bangeeet....... achhhhh” Johan mendesah saat mengeluarkan spermanya didalam mulut Patricia.

Wanita yang kini terkapar lemah diatas lantai setelah menelan tanpa sisa sperma yang menyembur langsung ditenggorokannya. Begitu juga dengan Johan yang segera menyandarkan punggungya ke tembok, seluruh tulangnya serasa lepas dari sendinya. Nampas mereka pun kini saling memburu menimbulkan gema meriuhkan yang terpantul indah didinding keramik.

Johan masih sangat lemas untuk sekedar menggerakan tubuhnya. Namun ia dibuat terkejut lagi terkesima, ketika Patricia sudah mulai berdiri, berjalan kearah washtuffle, lalu membasuh vaginannya dengan air. Johan tak sedikitpun melihat rasa lelah dari wajah yang ia lihat dipantulan cermin besar itu. Padahal tubuh Patricia begitu menggelinjang hebat bahkan hingga kejang – kejang, namun kini ia berdiri tegap, kakinya yang jenjang bahkan tak sedikitpun bergetar. Johan seketika bertanya dalam kepalanya, dengan makhluk apa barusan ia bercinta, sebangsa jin, iblis, atau vampire. Tapi sedalam mata menatap hanya ada sesosok dewi cantik dan anggun yang sudah memancarkan aroma wewangi dari tubuhnya.

Patricia tak lupa mencuci wajah leceknya yang dipenuhi liur Johan saat lelaki itu dengan beringas menciumi dan menjilati wajah sang dewi. Setelah peluhnya sedikit mengering, ia mengenakan kaos putih yang sebelumnya dibelikan oleh Galih, agak terlalu pendek ternyata sehingga perutnya yang sedikit mengotak dapat terlihat. Beruntung legging hitam yang ia kenakan menutup hingga ke bawah pusarnya.

Setelah merasa rapih dan cantik seperti sedia kala, Patricia melenggang keluar toilet meninggalkan Johan yang masih lemas terkapar, kedinginan dan mulai mengantuk.


_______________________
-------​


Cukup lama menanti akhirnya Burger yang katanya terenak; menurut pengakuan food bloger ; datang memenuhi meja yang sedari tadi hanya ada minuman. Luna bahkan sampai berkali – kali minta maaf kepada Galih atas keterlambatan ini. Galih, Romi dan Jean yang sudah kelaparan berebut menyambar burger pesanannya.

“Ehhh mama kamu mana Lih?” Tanya Jean dengan mulutnya penuh makanan.

“Tadi sih ganti baju gak tahu kemana itu lama banget. Ketiduran kali.”

“Siapa yang ketiduran...?” Patricia tiba – tiba muncul dan duduk dikursinya. Ia langsung mengambil 4 porsi burger ukuran large untuk dirinya sendiri.

“Tante gak salah itu makan segitu banyak...?” Tanya Jean heran dengan porsi makan Patricia.

“hihi, gak lah, badan Tante kan panjang, ya porsi makan juga ikut besar dong...” Jawab Patricia mulai mengigit burger untuk engisi energi yang baru saja terkuras separuh.

Jean menatap cara makan Patricia yang ia nilai gak ada Jaimnya sama sekali. Wajahnya cantik, tubuhnya layaknya super model, tapi cuek saja makan burger segitu banyak. “ Tante kok bisa makan segitu banyak tapi badan tetap kurus?? Aku juga pengen kalau gitu maaah....”

Patricia hanya tersenyum sembari terus mengunyah makanannya. Ia benar - benar seperti orang yang tak makan selama seminggu. Sepertinya bukan hanya Jean yang saat ini dibuat heran akan porsi makan Patricia, tapi beberapa pengunjung lain yang berdekatanpun menatap Patricia dengan reaksi yang sama. Kecuali Romi yang justri memperhatikan puting Patricia yang menonjol di kaos putih yang dikenakan Patricia.

“ Mah kayaknya aku ikut mereka langsung ke tempat kursus yaah.. mama gak apa – apa kan pulang sendrian?”

“iyaaahh , maamaaah gappp kokkk “ Jawab Patricia tak jelas karena mulut penuh makanan.

Glek

“Ehh dek, kamu lihat hp mama gak? Dari tadi mama cariin kok gak ada ya, “

“Di tas? ... ehhh biasanya mama suka lupa taro diatas dashboard kan?”

Patricia mengernyitkan dahinya mengingat ingat dimana terakhir kali ia meletakan handphonenya “ Hmmm.. kayaknya sih di mobil, berarti mama harus ke bengkelnya Yono lagi deh. “

“Oh ya mah, kalau begitu sekalian ya bawain buku di jok belakang, tadi pagi aku kelupaan..”

“Iya nanti mama bawain. Oh ya Dek, kamu selesai kursus langsung pulang loh, jangan kemaleman. Besok kan sekolah pagi... “

“Tuhhh denger kata mamanya , gak boleh pulang telat nanti besok terlambat MASUK SEKOLAH “ Seru Romi dan Jean kompak meledek Galih.



Tetap Bersambung

:dansa: :dansa: :dansa:

Sampai jumpa besok


 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd