Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SUKA MENCOBA {REV.3} (18+) ORI (FANTANG MUNDUR)

Bagian mana yang paling bisa dinikmati suhu-suhu, dari cerita ane ini?

  • Humor (yang bikin ngakak/senyum)

  • Setting Cerita (pendahuluan sebelum ekse)

  • Plot Twist (surprise alur)

  • Penokohan (penggambaran sifat karakter)

  • Penyajian/Penyusunan (alur)

  • Kosakata (pilihan kata/rima)

  • Sex Scene (penggambaran ekse)


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Majoe tak gentar....Uploadlah yang benar......lancrutkannnn
Siaap.. Maju tak gentar, menyensor yang benar.. hehe
Ditunggu apdetnya ya suhu, moga safe trs biar pada puas hehe ;)
iya suhu... ntar aku pasang kondom buat filter biar safe.. hehe, mau upload gua baca berulang kali dulu... wkwk
 
Sungguh perjuangan yg sangat berat kisanak....
lancrooootkan suhuuuu
 
PART 8


{POV RENI}


Ah.. masih terngiang-ngiang sensasi enak tadi, kugigiti bibirku sendiri sambil membayang-bayangkan kembali memori yang baru saja terjadi. Yang aku rasakan bersama sahabatku Fatah, yang sekarang jadi Fatah N Reni dalam bingkaian gambar hati.

Tadi dia mempermainkan gundukan memeku dari balik rok seragamku, dengan jari-jarinya, mengurut-urut perlahan sampai aku tak kuat menahan, lalu orgasme dalam kenikmatan, dengan setting latar sekolahan. Sungguh bahagia rasanya saat mimpiku benar-benar terjadi. Sebenarnya aku ingin lagi, berinteraksi denganya lagi, menikmati orgasme untuk beberapa kali, tapi sayang jam pelajaran sudah akan dimulai kembali.

Saat ini aku menunggu pacarku itu di depan salah satu toilet sekolah kami, toilet yang menjadi saksi bisu atas kelakuan nakal kami berdua, mencolmek mesra diriku di area publik secara rahasia. Mungkin dia juga tak tahan dan ingin ku permainkan kontolnya juga. Aku mau saja, tapi sayang belum bisa terlaksana. Tunggu ya sayang..., kita tunggu kesempatan selanjutnya, ujar hatiku ingin menghiburnya.

Hal ini terjadi sejak saat dia menembaku dua minggu lalu, dia menyatakan cintanya lebih dari cinta sebagai seorang sahabat kepadaku. Sejak saat itu pula dia mulai menjamahku, mempermainkan setiap jengkal tubuhku, memberi hangat dan nikmat yang lebih dari pengalaman pribadiku, yang sebelumnya hanya sebatas colmek-gesmek dalam kesendirianku. YES, pikirku dalam hati saat itu terjadi. Akhirnya apa yang aku inginkan pun terlaksana walaupun belum semuanya, tapi setidaknya ada progress significant antara aku dan mereka, Fatah dan Rendra

Dua sahabat karibku yang tumbuh besar bersamaku. Dua sahabatku yang mengisi hari-hari dalam hidupku. Dua orang pria yang ingin kujadikan miliku. Aku menginginkan mereka dari dulu, tapi aku ragu, apakah mereka juga menginginkanku. Karena itu aku hanya bisa menunggu dan berharap kepada sang waktu, sementara itu aku akan menjaga perilaku dan melayani mereka semampuku. Memberi tahu sudut pandang dan rahasia wanita kepada mereka dan juga membantu. Berharap suatu saat mereka mau menggauliku.

Aku tidak malu mengakuinya, hasratku untuk bisa bersama dengan 2 pria, walau tak pernah aku bercerita. Drupadi saja punya 5 pria pandawa untuknya, dalam kisah Mahabarata. Kalau hanya 2 sepertinya akan lebih mudah terlaksana, itulah kisah yang aku baca sebagai motivasi, yang aku ulang untuk penyemangat rasa di dada.

(ceklek) kulihat dia keluar dari toilet, telah selesai menunaikan hajatnya, hajat gatel dalam gundukan celananya. Aku pun berdiam diri saja menatapnya merona, menunggu aksi selanjutnya. Dia pun mendekat kepadaku

“Ayo Yang...” ajaknya lirih kepadaku untuk mengikutinya.

Aku mengangguk kepadanya malu-malu, menunggu gandengan tanganya untuk menuntunku, yang saat itu tak terjadi padaku. Dia berjalan terlebih dahulu, perlahan meninggalkanku. Melihat hal itu aku segera mengejarnya dan memegangkan tanganku ke tanganya. Tah.. tuntun aku bersamamu, pinta hatiku.

“Jangan Ren.. banyak anak-anak..”, ujarnya lembut menolak, lalu melepas tanganku.

Walaupun dengan lembut, hati ini sedikit meronta pilu. Tapi aku menerimanya lalu mengikuti langkah kakinya yang berada di depanku. Karena sebenarnya aku tahu maksud lelaki pertamaku itu.

Ini untuk melindungiku, dari mantan-mantanya yang kurang terima bila mereka tahu. Bahwa Fatah Samudra yang memiliki julukan pria penakluk wanita sekarang jalan denganku. Julukan yang sering menjadi topik utama dari cewek-cewek di sekolahanku. Fakta ini bisa jadi pukulan buat mereka karena iri kepadaku. Dan bisa saja mereka akan menyerangku.

Fatah memang jago membuat cewek jatuh hati kepadanya, dengan sikap tegas tetapi juga kelembutanya. Ditambah lagi dengan pemikiran strategi dan eksekusi aksi-aksinya, pria yang menggoda karena kecerdasan emosi dan pikiranya. Sebenarnya fisiknya biasa-biasa saja tetapi jiwa yang mendiaminya menyebar wangi mempesona.

Walaupun hal ini terjadi bukan karena 100% karya pribadinya. Karena ada beberapa persen saham milik aku dan Rendra yang membantu campaign penaklukanya. Dia raja, dan kami berdua jendralnya, yang membantu menebar jaring-jaring pesona untuk menggaet target-target calon mangsa. Rendra sangat mahir menggoda, terutama dengan canda tawa, sedangkan aku memanfaatkan diriku sebagai seorang wanita.

Aku lakukan bagianku dengan tulus untuk melayani keinginanya, dengan harapan agar aku bisa terus terlibat bersama mereka berdua, sehingga tak tertinggal sendirian merana. Kusebar kebaikan-kebaikanya di kalangan para wanita yang menjadi target atas perintahnya. Bak seperti kurenai atau geisha, seorang ninja wanita. Menyamar menyusup kesarang musuh menyebar teror cinta dan mengungkap rahasia. Agar terbuka jalan bagi sang raja untuk mengawini mereka yang di-ingininya. Dan pada akhirnya sang waktu menjawabnya, si ninja cinta pun naik kasta, dari jendral menjadi calon permaisurinya. Walau masih kurang satu target si ninja, yaitu sang jendral nakal penguasa tawa.

Kami berjalan menuju kelas kami, karena beberapa menit lagi bel tanda masuk akan berbunyi.

(Tet, Tet), dua bunyi bel berbunyi tepat saat kami berada di depan pintu ruang kelas. Kulihat teman-teman masih acak-acakan di berbagai tempat, berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil, bersenda gurau, bercengkrama.

“lho Rendra kemana, kok gak ada..?”, ujar Fatah mencari sahabat karibnya.

Dia menoleh ke sekelilingnya, melakukan scan pencarian mencari sosok yang akrab denganya. Sementara aku memberi bantuan sebagai asistenya, mencari batang hidung si nakal Rendra.

“DOR!!”

Tubuh kami menjingkat kaget akibat suara keras tapi familier itu. Suara itu datang dari arah belakang kami, suara si nakal Rendra. Kami berdua segera menoleh, kami lihat sekilas dia tidak ada, setelah dicari secara teliti ternyata dia ada di belakangku, entah sejak kapan, dia berjongkok di belakang pantatku yang tadi habis dirogoh oleh Fatah, sahabatnya itu.

“COK.. kaget COK!!”, umpat Fatah dengan nada tinggi, sambil melotot dengan raut marah kepadanya.

“HUA, HA HA HA” , suara tawa keras Rendra bahagia setelah berhasil mengagetkan kami berdua, lalu dia pun berdiri sambil terus tertawa.

“RENDRAAAAA.....!”, (plak, plak, plak, plak) aku gemas dan memukuli pundaknya pertanda kesal setelah menyebut panjang namanya, karena hampir saja jantungku copot dan aku kencing di celana akibat ulahnya. Kalau mau buat aku kencing bukan begini caranya, belajar sama Fatah sana, ujarku dalam hati.

(plak, plak, plak) “hahaha, aduh sakit Ren.. ampun, ampun aw... tolong Tah, aw”, aku terus memukulinya, sambil mengikuti gerakanya yang perlahan menghindar. Fatah tak menghiraukanya, dia berjalan menuju bangku miliknya. Mungkin antara masih kesal atau otomatis memaafkanya.

“Aw..Guru mau masuk ini aw... ampun cantik aw aw,...” (plak, plak, plak), rayunya agar aku berhenti tapi tak aku hiraukan.

“Udah dong HEI!..”, ujarnya setengah berteriak, dia menangkap tanganku, sambil sedikit menarik tubuhku ke arahnya, membuat tubuhku oleng hampir jatuh dalam pelukanya.

“lama- lama sakit juga NOOOON!”, ujarnya dengan wajah monyong nyebelin. sambil menggengam tanganku dengan erat tak membiarkanku melepaskan diri.

“WOOO.... dasar cewek SADIS!”, ujarnya tepat di depan wajahku.

Kusadari seluruh kelas memandangi adegan kami berdua itu, ada yang tersenyum, tertawa, dan ada yang diam saja mengamati sekedar ingin tahu.

“uh,, Lepasin..!” Aku meronta dari genggaman tangannya beberapa kali tapi tak terlepas juga, sampai dia melepasku dengan sendirinya, membuatku hampir terjatuh kembali.

“hemf...”, kupalingkan wajahku manja kemudian berjalan menuju bangku miliku. Wajahku memerah antara kesal dan malu, akibat kejadian itu. Rendra pun mengikutiku berjalan menuju bangku miliknya yang berada disamping Fatah.

Dialah Rendra Mahardika sahabatku, sang jendral nakal yang suka goda, becanda, dan ngerjain kami berdua. Pria yang perawakanya lebih dari Fatah dari sisi kejantanan dan ketampanan. Anak yang easy going, mudah berteman dan sering bikin deg-degan. Yang suka bermain dan mempermainkan. Yang bisa membuatku hanyut dalam permainanya yang spontan, membuatku lupa diri dan emosian. Pria yang juga aku inginkan untuk membuatku kelojotan dibawah tubuhnya yang jantan. Sayangnya dia hanya tertarik dengan wanita milf saja, wanita yang pernah hamil dan melahirkan, sedangkan aku masih segelan. Aku tahu hal itu dari Fatah yang bercerita kepadaku, karena aku ingin tahu kenapa Rendra tidak pernah pacaran, dan hanya sekedar goda-goda ringan.

Ketika Fatah sedang berpetualang dengan wanita hasil kerja kami bertiga, kami akan menunggu menghabiskan waktu berdua. Dia memang fun dan membuat hidupku lebih bergembira di setiap keberadaanya. Kalau ada dia, bosan berlalu begitu saja. Walaupun kadang aku juga dibikin bingung atas ulah-sifatnya yang tak terduga.

Pernah suatu ketika, dia tiba-tiba menindihku kasar membuatku tak berdaya saat kami bermain perang bantal, yang membuatku menangis takut, karena mengira dia sedang benar-benar marah kepadaku. Pernah juga dia tiba-tiba memeluku, mengajaku berdansa dan bernyanyi, saat mendengar lagu dewi-dewi disela perbincangan kami, sehingga membuat diriku menari hepi dan berseri-seri. Intinya kalau aku bersama dia, yang awalnya baik-baik saja bisa berubah menjadi sengsara atau gembira secara tiba-tiba.

Mereka berdua memang berbeda tapi aku suka dua-duanya. Kalau Fatah penuh kelembutan, maka Rendra pamer kekuatan. Kalau Fatah berstrategi, maka Rendra suka unjuk gigi. Kalau Fatah penuh persiapan maka Rendra suka spontan. Ketika Fatah pergi maka Rendra lah yang beraksi. Memenuhi dan mewarnai hari-hariku di setiap kebersamaan kami.

Sempat aku down karena memikirkan mereka berdua, pria-pria yang aku inginkan. Merasa cemburu dan seolah tak punya harapan. Satu suka berpetualang dan meninggalkanku sendirian, sedangkan yang satu kurang tertarik dengan memek perawan. Hal ini pernah membuatku sedih dan kewalahan sampai saat aku menemukan sebuah jawaban. Yaitu menunggu dengan sabar sampai suatu saat mereka melihatku sebagai seorang wanita, yang ingin mereka jamah dan rasakan.

Fatah suka gonta-ganti cewek, dan aku juga cewek, cepat atau lambat dia juga akan ingin mencobaku, ketika itu terjadi takkan kulepas dia dengan seluruh daya dan upayaku. Sedangkan perkara hamil, aku juga akan hamil dan melahirkan suatu saat, maka jika saat itu terjadi aku akan mengangkang telanjang di depan Rendra, maka dia juga akan menerima lalu menyetubuhiku. Itulah awalnya dua langkah jawaban dalam impianku, yang akan aku usahakan dalam hidupku.

Aku tidak mengira salah satunya sudah terwujud secepat ini, aku sangat bersyukur Fatah sudah mulai menjamahku, takkan kulepas dia dari pelukanku. Mungkin Tuhan mendengar harapanku, mungkin saja akan ada skenario kejutan dari-Nya untuku, Mungkin saja Rendra yang akan menghamiliku terlebih dulu, karena kalau berurusan dengan Rendra, siapa yang tahu.

Disamping itu aku punya satu rencana lagi. Sepertinya Rendra sudah tahu tentang hubungan kami dari celotehnya tadi pagi. Niatku aku ingin Fatah mengajak Rendra bermain bersama kami. Kalau Fatah yang berbicara mungkin Rendra akan menanggapi dan menyanggupi, agar kami bertiga melakukan 3some double penetrasi. Ah...hanya memikirkan itu saja aku sudah gatel ingin bermasturbasi.

“Darimana lo..?”, tanya Fatah kepada Rendra menyelidik

(Hening sesaat)

Rendra yang diam sejenak, mendekat ke Fatah memberi kode, kemudian dia berbisik ke Fatah. Entah apa yang dia bisikan, tapi yang jelas wajah Fatah memerah kelihatan marah, kemudian diam seribu bahasa tidak berkata apa-apa. Ingin aku mengetahui, tetapi apa daya situasi barusan tidak menghendaki.

............

{POV RENDRA}

Malam Minggu nih..., saatnya untuk beraksi

(Bersambung)


Likes, Komens, dan Apresiasinya dinanti.

Terima Kasih untuk Suhu semua yang baik hati

BACK
KLIK>>NEXT
 
Terakhir diubah:
Oh suhu ,, gimana kabar hari ini ??? Apakah sudah bisa di update.... :dance:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd