Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SUKA MENCOBA {REV.3} (18+) ORI (FANTANG MUNDUR)

Bagian mana yang paling bisa dinikmati suhu-suhu, dari cerita ane ini?

  • Humor (yang bikin ngakak/senyum)

  • Setting Cerita (pendahuluan sebelum ekse)

  • Plot Twist (surprise alur)

  • Penokohan (penggambaran sifat karakter)

  • Penyajian/Penyusunan (alur)

  • Kosakata (pilihan kata/rima)

  • Sex Scene (penggambaran ekse)


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
PART 12


Aku berlari keluar rumahku dari pintu dapur, tempat aku tadi berpisah dengan Mbak Sindi yang sedang termenung akibat teriakan ngaco spontanku. Keluar pagar dan bersiap menyeberang jalan ramai pemisah, antara tempatku sekarang dengan tempat keberadaan 2 milf hot, yaitu bunda dan tante Dewi. Dua sosok pengayom yang terdaftar dalam daftar ibu-ibu pemuas nafsuku saat ini. Daftar yang mungkin list-nya akan bertambah. Mungkin saja, sangat mungkin, kemungkinan yang akan timbul seiring waktu. Sayangnya aku baru dapat bercerita lagi ketika TS sudah selesai lebaran, asalkan situasi dan Tuhan mengijinkan. AMIN!

........

Kok gak sepi-sepi nih jalan dari tadi? Pikirku. Nekat aja sambil dada-dada kali ya? Ngikutin budaya orang-orang kebanyakan di negaraku ini. YANG PENTING YAKIN! Teringat semboyan yang sering kudengar sehari-hari. MATI URUSAN MBURI! (mati urusan belakang).

BERANGKAT! Aku pun memberanikan diri untuk mulai mengangkat kaki-kakiku. Selangkah demi selangkah menyeberangi jalan ramai berkendara di hari Minggu ditambah musim mudik yang sudah mulai seru . Menoleh kanan separuh jalan, menoleh kiri separuh sisanya, sambil berlagak seperti petugas pengatur jalan, yang lagi catwalk mengarahkan. SIP! Selamatlah aku dari salah satu ujian kedewasaan ala bangsaku tercinta dan sampailah di seberang jalan.

Bangga banget deh rasanya bisa melakukan hal yang begitu menakjubkan itu. Hal yang tidak dapat ditemukan di negara-negara yang mengaku sudah maju, dan menganggap negaraku, negara yang masih berkembang dan tidak maju-maju.

Setelah berjalan santai di trotoar melewati beberapa rumah, sambil berbagi, berseok-seok indah, berlagak langsing dan seksi diantara motor luberan kemacetan yang naik untuk mendahului, aku pun tiba di depan pagar rumah Fatah.

Loh kok tutup pintunya? Pada kemana ya? Aku cek pagar rumah tapi tidak terkunci. Aku pun menyuruh diriku untuk masuk seolah rumahku sendiri. Setelah sampai di depan teras aku coba intip dari kaca jendela yang ada di depan rumah. Jendela bening tetapi akan terlihat gelap dari luar itu. Terlihat renda BIRU-BIRU... oh ternyata tertutup selambu.... kirain rok ibu-ibu.. wkwk

Pada kemana orang-orang ya? Tanyaku heran dalam hati. Tadi yang jelas Bunda bilang ke mbak Sindi bahwa dia ke rumah tante Dewi, plus tadi tante Dewi juga WA yang mengkonfirmasi bahwa mereka sedang ngobrol berdua, dengan topik hot pertempuran semalam antara aku dan bunda. Kalau mereka pergi seharusnya pagar kan dikunci, dan Fatah kan seharusnya masih ada dirumah. Atau mereka pergi bertiga tanpa mengunci pintu pagar, lupa kali ya? Kok aku gak dikabarin kalau ada jadwal doble date antara ibu dan anaknya? Masak aku ditinggal sendirian? Kalau memang benar, sungguh terlalu mereka itu.

Aku memutuskan duduk di kursi teras, termenung sejenak berpikir. Kemudian memutuskan untuk membuka HP yang ada di kantongku dan melihat barisan notifikasi. Kalau memang seperti itu keadaanya bahwa mereka pergi bertiga meninggalkanku, maka aku akan pergi kerumah bu Sarah ibunya Reni. Atau langsung pulang lagi untuk ngentot mbak Sindi untuk pelampiasan emosi. Atau SSI bu Sinta untuk memancing-mancing birahinya siapa tahu dapat gambar meki.

Sekarang jam 11:02, aku scroll ke bawah ternyata ada notif WA dari Fatah, ‘bro aku ada di rumah Reni, lo kesini aja’ (hari ini 10:21). Oh ternyata Fatah ada di rumah calon mertua dari tadi, wkwk. Aku balas ‘Bunda sama Tante kemana? kok rumah lo sepi?’(kirim 11:03), ‘ok habis ini, kesana’(kirim 11:03) tak lama aku menambahi. Sekalian WA mereka ah ‘Pada kemana kok pagar gak dikunci?’(kirim 11:05) ke Bunda lalu forward ke Tante Dewi. Aku duduk saja disana seolah sedang merasa hawa yang menyuruhku untuk tetap tinggal. Tapi apa ya? Aku menoleh ke sekitarku untuk mencari hawa misterius itu. Tapi seperti yang aku jelaskan sebelumnya, ini bukan cerita misteri dan aku juga bukan seorang indigo yang peka paranormal activity.

(tu ling tu ling) tak lama suara khas aplikasi itu pun terjadi, membuyarkan pencarianku. Kemarin aplikasi itu sempat eror memang, untuk mencegah aksi yang di duga provokasi kudeta dalam negeri, tapi sekarang sudah lancar kembali. Aksi kudeta yang tidak jelas tujuanya. Yang orang-orang cerdas dapat menilai bahwa belum tentu baik hasilnya jika berhasil terlaksana. Pendapatku sederhana, fokus berusaha ngentot dan crot saja. wkwk

WA dari Fatah, ‘lho.. ada kok mereka di rumah... aku tadi pamit waktu mau kesini, lo dimana?’(hari ini 11:05). Aku balas, ‘aku duduk di depan teras rumah sahabatku yang sedang pergi ke rumah camernya, termenung seorang diri, seolah tak berarti, meratapi nasibku yang tertinggal merana tak bersuara, tak bercelana’ (kirim 11:06), ‘eh salah... pakai celana ternyata’(kirim 11:06). ‘Lebay.. Anjing...wkwk’ (hari ini 11:08) balasan dari dia. aku membalasnya, ‘wkwk, gua berangkat ke tempat lo’(kirim 11:09). Aku pun segera berdiri, mengantongi HPku kembali dan beranjak pergi ke rumah ibunya Reni.

.........



{POV DEWI}


10:35 di kamar Dewi...

Hemm... nikmatnya memeknya kali ini, tak seperti biasanya. Terasa sangat bergairah aku menjilatinya dari tadi, sampai aku tak mau berhenti. Rasanya mungkin sama saja, asin-asem, berbau sedikit amis-pesing dan bercampur aroma-rasa sabun, tapi setelah mendengar curhatnya tadi, menambah sensasi saat aku menempelkan separuh wajahku di permukaanya, menjilati rasa dan mengendus aromanya. Terasa begitu sedap rasanya, membangkitkan selera menggugah gairah bercinta. Mengalir ke seluruh tubuhku dimulai dari wajah ke seluruh bagian lainya, merinding enak dan menyebar nafsu untuk berkenthu denganya.

Memek sahabatku Elsa, yang sekarang sedang mengangkang tergeletak di atas ranjang utama di rumahku, ranjang miliku dan suamiku. Dia ada di pinggiran ranjang, sedangkan aku berjongkok di lantai, mengangkang. Baju-baju kami entah hilang kemana, terlempar tak bersuara saat kami memutuskan untuk bersetubuh berdua. Memadu kenikmatan lesbian antara aku dan dia dengan aku sebagai pemicunya. Dimulai saat tadi setelah Fatah ijin pergi, menuju rumah pacar barunya, Reni.

Shhhssss.... shhhssssssss....... ah... ah.... dia mendesis-desis dan mendesah-desah lirih, tertahan di tempat itu, di siang bolong, di dalam kamarku. Menikmati servis bejat dariku yang seolah sedang berusaha memakan vaginanya, vagina bekas bersetubuhan sedarah antara ibu dan anak kandungnya yang tadi dia ceritakan. Dia tadi bercerita tentang kronologi kejadian, dengan wajah memerah sedikit resah dan malu-malu. Sedetail-detailnya sehingga membuat syahwatku meninggi dan mempengaruhi fokusku, dalam mencerna setiap kalimat-kalimatnya itu.

Aku menjilati belahan memeknya itu, dari lubang yang aku colok-colok dengan ujung lidahku, naik perlahan ke atas sampai ke itil di bawah jembutnya lalu turun kembali, kuulangi berulang kali seolah mencari sisa-sisa suatu aksi untuk aku nikmati. Kujilat-jilati sambil kuhisap-hisap menyedoti, aku sruput-sruput seolah sedang mensruput wedang teh atau kopi.

fdc5c51240361414.gif

bc4e7a1240361504.gif

“sruup... srup. srup... seruuuuuuuuuput”, suara sruputanku menikmati.

“ehm....ehmmmm.... sshhhh... ah”, desis-desahnya kadang menjelma menjadi dehem-dehem kenikmatan yang terjadi akibat ulahku. Berusaha men-silent ekspresi kenikmatanya di tengah hari itu.

Tubuhnya bergerak ke kiri dan kekanan, menggeliat-geliat seolah seperti ular yang sedang menjauh berjalan, sambil sesekali menggelinjang kegelian. Aku tarik pangkal pahanya dengan tangan kiriku untuk mencegah si ular itu lari, menahannya disana. Sedang tangan kananku menservis memeku sendiri, mengocok-membelai mesra bagian kewanitaanku agar tidak merasa sepi. Tanganya menjambaki rambut kami berdua, satu di kepalanya sendiri, satu di kepalaku berusaha menahan keliaran gerakanku. Yang perlahan dan pasti semakin cepat untuk menyalurkan birahi dalam diriku ini. Air susu di dadaku sudah menetes dari tadi, menetes tidak karena diperas atau disendot, tetapi pertanda sedang ingin dientot. Menetes membasahi dadaku ini, membuat pola basah berbentuk bundar di kedua payudaraku sambil beberapa menetes terpercik ke lantai akibat gerakanku.
c29fcd1240404104.gif

“Ah... ah... ahhhhhhhh......”, memek itu pun berkedut-kedut, melebar-menciut, seiring dengan desahan-desahan lirihnya, pertanda orgasmenya terjadi lagi untuk entah yang ke berapa kali. Dia menggelinjang bergoyang, mengangkat-angkat tubuhnya lalu menjatuhkanya kembali berulang kali. Tanganya bergerak liar mencari pegangan kesana-kemari, ke bongkahan dadanya lalu ke sprei.

bf2e351240361614.gif

Aku pandangi memek itu terpesona-terpaku, sambil bergumam dalam kalbu. Memek ini, memek inilah yang semalam basah dengan pejuh Rendra, pejuh milik anaknya dan bepotensi menghamilinya. Memek milik wanita yang dulu alim lalu perlahan membinal, dari lesbian hingga hubungan incest terentot brutal.

Belum puas rasanya, ingin aku meneruskan merasakanya setelah memberinya sedikit waktu jeda. Aku tempelkan lagi wajahku ke gundukan daging panas basah itu. Begitu panas rasanya, panas bukan panas siksa, tapi panas menarik jiwa untuk terus menjilatinya. Wajahku terempot-empot, terhisap-hisap masuk dan keluar di belahan memeknya itu. Memek yang baru saja orgasme, memberi sensasi yang luar biasa saat wajahku menempel di permukaanya.

Aku menikmatinya dengan tangan kananku tak kuasa mengocok memek miliku semakin cepat. Sambil aku berfantasi, jika saja aku juga merasakanya. Dientot brutal tanpa kasihan oleh Rendra si nakal, yang bertubuh gagah dan kekal, serta berkontol panjang, berurat, dan berukuran besar sehingga membuat tubuhku ini menggelepar. Seberapa panjang kontolnya aku belum tahu, belum pernah aku ukur, tapi yang jelas bisa mentok ke bagian terdalam memeku ini.

01b2161240361674.gif

(clek, clek, clek, clek, clek),

“Ehhhmmmhhh.........ehmmmhh..... ehhmmmmhhh”,

aku melenguh-lenguh karena mulutku tersumpal oleh memeknya, sambil mempercepat gobelan tanganku ke memeku, mataku memejam membayangkan cerita Elsa saat dia ‘diperkosa’ pasrah oleh Rendra. Tersodok kasar tak berdaya, tanpa memberi jeda di antara orgasme-orgasme miliknya.

Ditambah dengan kata-katanya yang frontal bahwa dia ingin menghamilinya, lalu berejakulasi untuk kedua kalinya di dalam rahim ibunya. OH... OH... OH ELSA AKU JUGA MAU KELUAR.... ! hatiku berteriak sekencang-kencangnya.

“Hemmmf.....ehmmmf.....hemmmmeff... CERRR.....CERRRR...CERRRRR”, tubuh ini menggigil merasakan orgasmeku, yang tercipta akibat ulah tangan kananku dan daya fantasiku. Oh tak sanggup aku menahanya lagi, yang dari tadi kutahan karena memang aku ingin memanjakan. Pinggangku bergoyang terpatah-patah maju mundur, seolah orang sedang ngentot tapi kurang pengalaman. Ragu mau maju atau mundur, merasakan puncak birahiku yang sudah terlanjur. Air seniku pun ikutan muncrat-muncrat keluar-menyembur.

4de6db1240361764.gif

Oh sungguh tak sanggup aku menahanya, menahan rangsang dan bayanganku tadi serta rasa cemburu ini. Cemburu karena aku juga ingin dihamili olehnya. Jiwa ini seolah menjerit iri, kenapa memek wanita cupu ini yang memperoleh sensasi itu. Wanita pasif yang tidak berani mengawali, merayu pria untuk berkenthu tapi malah mendapat piala itu. Piala memek ngiler dari seorang ibu yang tak terproteksi dan tak terkontrasepsi, terbasahi, terbuahi sempurna oleh pejuh pria anak kami berdua, Rendra mahardika.

Fatah, maafkan mamamu ini, bukanya mama tidak mencintaimu, aku mencintaimu dan sayang padamu. Tapi kamu sudah punya duniamu, dunia para wanitamu. Saat kamu pergi, Rendralah yang mengisi sisi keibuanku. Merengek manja sekaligus mempermainkan sisi kewanitaanku. Kamu kakaknya dan dia adikmu, adik susumu, jadi mengalahlah terlebih dahulu. Memang terdengar tidak adil, tapi kadang memang cinta ibu lebih besar kepada si bungsu. Tapi tenanglah mama akan tetap jadi mamamu sampai akhir hayat menjemputku. Walau memek mama tak bisa eksklusif hanya untukmu, memek ini bisa kau pakai kapan saja jika kau mau. Dan jikalau kamu ingin mamamu ini hamil anakmu, tentu, tentu, tapi tunggu giliranmu, setelah Rendra barulah kamu. Tiba-tiba aku teringat anak kandungku Fatah ketika aku menginginkan kontol Rendra, anak susuku.

“Hah.... hah.... hah....”, kami berdua menarik nafas setelah pertempuran birahi yang kami alami. Dia terlihat begitu puas sedang aku hanya sedikit, karena juga terbesit sebuah kekecewaan.

Aku merasa kecewa, sangat kecewa, kenapa aku tak berani bersetubuh denganya tanpa kondom sang perusak suasana. Atau tanpa pil yang bisa menahan hamilnya isi vagina. Aku tak berani dan sangat berhati-hati, jangan sampai telurku terbuahi. Memek hina ini dimiliki wanita binal sedari muda yang sayangnya terlalu pintar dalam setiap langkahnya. Seandainya, seandainya saja, aku lupa sesaat dan membiarkan dia membasahi liang ini, mungkin aku akan lebih bahagia.

Benar kata orang, kadang terlalu pintar itu kutukan, resiko menjadi pengecut dan kehilangan kesempatan, yang bisa mengakibatkan kecemburuan dan tertundanya kebahagiaan. Tapi jangan tolol keterlaluan juga karena bisa-bisa menjadi hinaan di setiap sisi kehidupan. Jadi, ‘yang sedang-sedang saja’... kayak syair lagu negara tetangga. Beranilah setelah cukup mempertimbangkan, antara resiko dan hadiah kenikmatan. Sedikit wejangan dari mamanya Fatah, Dewi Asmawangi.

Sahabatku Elsa tadi menanyakan sebuah solusi dariku, jika memang dia hamil anaknya Rendra, apa yang harus dia lakukan. Aku pun berpikir cukup lama sebelum bisa menjawabnya, lalu aku berikan beberapa pilihan untuknya.

1) Jalan termudah adalah ****** di dokter yang punya daya secretive tinggi (pandai menjaga rahasia), dengan resiko rasa bersalah yang menghantui dalam diri mereka berdua, Rendra dan Elsa, karena membunuh janin hasil cinta mereka, ditambah resiko kesehatan rahim buat Elsa yang bisa berpengaruh kepada keseluruhan tubuhnya.

2) Berusaha sekuat tenaga untuk dientot oleh suaminya kalau dia pulang kerja bagaimanapun caranya, selisih beberapa minggu sampai 1 bulan tidak mengapa, karena waktu kehamilan bisa di maju mundurkan dengan sedikit amplopan, atau bayinya bisa di-akukan sebagai kondisi prematur saat dilahirkan, otomatis anak Rendra akan dianggap sebagai anak Johan. Mau di tes DNA pun bakal masih tercatat ada hubungan dengan Johan. Apalagi kalau Johan menerima tanpa ada sedikit pun kecurigaan maka semua akan berjalan dengan lebih mudah tanpa halangan.

3) Bercerai dengan Johan lalu hidup berdua bersama Rendra sebelum ketahuan hamil, dengan berbagai alasan sedemikian rupa sehingga Johanlah yang tertuduh bersalah, sehingga menyebabkan perceraian. Lalu meminta harta gono-gini dan biaya perawatan Rendra sebagai penghidupan. Hak asuh Rendra bisa dimenangkan dengan alasan ayahnya sering keluyuran dan kasihan jika dia sendirian. Disamping itu hamil setelah bercerai sah, tidak dapat disalahkan dan bisa di-akukan terjadi oleh pria random asal dapat bayaran.

4) Berkorban untuk Rendra, dengan mengakui bahwa Elsa selingkuh dengan pria lain yang tak dikenal tanpa melibatkan Rendra sama sekali, lalu bercerai dengan Johan, kehilangan hak asuh atas Rendra, sekaligus kehilangan hak gono-gini. Walaupun awalnya Elsa akan terpisah dengan Rendra, tapi mereka masih bisa bertemu dikemudian hari, karena tidak ada yang namanya mantan orang tua dengan anaknya. Beban rasa bersalah terhadap Johan akan berkurang drastis bila dia memilih cara ini.

5) Mengorbankan Rendra, dengan menyatakan bahwa Elsa telah dipaksa dan diperkosa olehnya. Membuka kesempatan Elsa untuk dimaafkan, tetapi dengan merusak masa depan Rendra ke depanya. Membuat cerita ini tamat dengan ending yang tidak diharapkan oleh penulisnya. Bagaimanapun Rendralah tokoh utamanya.

Secara pribadi aku menganjurkan cara 2 atau 3 untuknya, menimbang untuk kebersamaan antara mereka berdua dan pilihan kelangsungan hubungan Elsa dengan Johan antara dipertahankan atau ditinggalkan. Cara ke 1), 4), dan 5) tidak aku anjurkan karena Elsa itu sahabatku dan aku tahu dia sangat sayang dengan Rendra. Ketiga cara itu bisa meretakan atau menjauhkan hubungan Elsa dan Rendra. Apalagi bisa membuat TS malas melanjutkan ceritanya.

Tapi itu kan sebatas pilihan, cara mana yang Elsa akan ambil itu terserah dia, dan aku akan mendukung dan membantunya semampuku bila diperlukan. Tentu ada 1 cara lagi yang tidak aku sebutkan kepadanya, karena dari sisi manapun ini namanya tolol menurutku, yaitu mengakui secara gamblang dan terbuka bahwa telah terjadi hubungan sedarah antara ibu dan anak laki-lakinya sehingga sang ibu hamil sebagai akibatnya. Walaupun suka sama suka, mereka akan dijadikan sepasang selebriti negatif dadakan, dengan gosip panas tersebar di mana-mana yang dapat menimbulkan cacian, hinaan dan kebencian dari orang-orang sekitarnya. Mereka masih bisa kabur ke luar negeri atau ke tempat jauh yang orang tidak banyak kenal, tapi kan ribet dan berbelit-belit dengan beban stress dan resiko yang terlalu tinggi. Belum lagi jika mempertimbangkan kalau Johan dendam dan berniat mencelakai mereka berdua atau dari masyarakat yang main hakim sendiri dan menganiaya dan mengeksekusi mereka di depan keramaian. Tuhan maha pemaaf tapi manusia tidak, itulah sebuah kenyataan.


Penulis mohon maaf bila kontol atau memek pembaca tiba-tiba menciut karena tulisan bercetak miring diatas.

Lanjut.......

1, 2 ,3 hornilah kembali....

....................

“Masih mau lanjut sayaaang..?!”, sapaku kepadanya.

Dia pun tersenyum kepadaku, senyuman yang lain dari biasanya. Yang sepertinya bukan dari Elsa, entah siapa namanya, seolah ada jiwa baru yang mendiaminya. Senyuman yang jujur tentang birahi dalam dirinya, lebih jujur dari biasanya. Seolah dia berkata, kamu hebat Dewi, ayo lagi, aku sudah siap kau gagahi.

Aku berpaling darinya, ada rasa shock yang menjalar di dadaku, sedikit ragu, apakah Elsa sudah berubah hanya karena tersemprot basah memeknya oleh anak kandungnya semalam? Begitu besarnya kah efek pejuh Rendra untuk dirinya? Atau ini sebuah jiwa baru dari bakal calon anaknya? Aku segera menepis sedikit keragu-raguan yang ada di benaku. Aku tidak boleh larut, aku Dewi Asmawangi, wanita dengan pengalaman sex tinggi. Di ranjang saat kami berdua memadu cinta, akulah yang harus memimpinya.

Aku menuju ke lemari yang ada di pojokan kamarku, membukanya dan mencari-cari di bawah tumpukan kain itu, sebuah tas penyimpananku. Tas untuk menyimpan peralatan sex toys miliku. Aku ambil 1 set dildo (kontol-kontolan), dengan sempak harness tempatnya bersarang. Dildo yang kuambil membentuk huruf ‘V’ tidak seimbang, memiliki 2 ujung, 1 ujung untuk dimasukan ke dalam memeku, satu ujung lainya akan masuk ke memek Elsa. Sempak harness adalah sempak berlobang untuk menyangga agar dildo itu tetap tenang, mengacung di tempat, tanpa perlu dipegang lagi.

dd8f381240367374.jpg
484ce41240367344.jpg

Aku lempar kontol-kontolan itu ke arah Elsa, Sempak berlobang itu pun aku segera pasang di pinggangku, cara memakainya sama seperti sempak biasanya, hanya saja akan begitu longgar sebelum sabuk-sabuknya diikatkan. Longgar dengan satu tujuan yang pasti, untuk dapat memasang kelengkapanya jika sudah ready.

Aku pandang wajahnya lalu mata kami berdua saling bertemu. Aku menatap wajahnya dengan senyum sedikit sinis kepadanya, pertanda ingin berkata, kau tau kan yang harus kau lakukan lonteku sayang? Aku mencoba menjiwai peranku.

Seolah sudah tahu akan tandaku itu dia segera mengambil batang dildo itu untuk segera di lubrikasi, dibasahi agar siap digunakan untuk permainan kami. Dia mengumpulkan liurnya di mulutnya hingga banyak berbusa, menggengam kontol itu lalu memasukanya ke dalam mulutnya, mulut keibuanya, mulut yang sama yang digunakan untuk memberi kalimat kasih dan sayang kepada anaknya, dimasukanya dalam-dalam. Di jilat-jilat dan ludahi kasar tapi masih manja (juh juh juh) lalu dia ratakan dengan lidahnya di seluruh ujung ke pangkalnya. Setelah dia rasa cukup dia kemudian membasahi ujung satunya, ujung yang lebih pendek tetapi lebih besar dan berbentuk pentulan, bentuk yang memang di desain agar tidak lepas dari cengkraman otot vaginaku saat digerak-gerakan. Untuk menambah rasa kenikmatan bagi aku, pemeran pejantan.
77440a1240367604.gif
e379a11240367504.gif

Begitu erotis gerakanya, tidak seperti biasanya, inikah sebuah pertanda bahwa Elsa sudah memulai membuka diri untuk menyalurkan hasrat birahi? Tanpa ragu dan memendam dalam diri, dia berekspresi bagai wanita sundal yang haus akan mani.

Aku pun segera mendekat ke arahnya, aku mendekat ke arah kepalanya dari sisi ranjang, membelai-belai mesra memberikan persetujuanya. Oh.. sungguh terlalu kamu sayang, jika caramu seperti ini, aku juga ingin dientot olehmu jika kamu memang mau. Aku taruh tanganku ke dildo itu, membuatnya berhenti bergerak membasahi kontol plastik itu. Aku ambil lalu segera aku selipkan ke dalam harness di pinggangku.

(bles) “Ah....” pentulan berulir itu masuk kedalam memeku, mengisi jalan rahimku, padat penuh terasa di bawah pusarku, terasa gatal dan ngilu sesaat. Bagian berbentuk kontol aku masukan ke lobangnya, lobang yang ada di depan permukaan sempak lalu aku segera berbalik memunggunginya. Karena sudah tahu dia akan membantu mengencangkan ikatanya, sabuk-sabuk kulit yang ada di sempak itu.

“Ah...(plak plak plak)”, tubuhku menjingkat beberapa kali, tak terduga sungguh tak terduga, dia berani menampari gundukan pantat semoku beberapa kali sebelum melakukanya. Tidak itu saja, dia menarik pinggangku, membuat diriku berdiri sedikit nungging, menyibakan sempak yang masih longgar itu lalu menempelkan wajahnya, menjilati duburku dari belakang. Sangat geli rasanya, dubur yang akan terasa geli jika sesuatu menyentuhnya, sekarang di tempeli wajah yang cantik dan terjilati oleh sebuah lidah basah. Ini pertama kalinya untuku, aku tidak pernah bermimpi, daerah itu akan terjilati, daerah yang orang bilang kotor dan bau, tapi sudahlah, karena sex memang seperti itu. Lakukan semaumu asal sama-sama mau dan membangkitkan nafsu. Dia menjilatinya dengan sangat menikmati, menyapu sekeliling lubang pantatku yang berkerut itu. Tanganku meraih kepalanya mencoba menenangkan gerakan liar kepalanya.
59c3ce1240373964.gif
43c3aa1240374224.gif

“ah... ah... Elsa, sa..yang... ah... kamu berbeda hari ini...”, desah dan ujarku terlepas dari benaku, seolah tak tahan ingin mengucapkan keganjilan yang terjadi pada Elsa. Serrr... serrr... seluruh tubuhku berdesir perlahan menanggapi rangsanganya, sambil mataku terpejam menghayati serangan darinya, yang menjilati area anusku. Dia mulai menyerangku, Elsa Yulistia memberikan serangan balasan? Oh my.... Harusnya aku pemimpinya, aku yang mengambil peran penjantan dalam permainan kami. Tapi saat itu terjadi sungguh aku ingin mengambil peran betina yang terkawini olehnya.

Tidak, aku tidak boleh setengah-setengah, setidaknya bukan sekarang, mungkin nanti jika kita akan berkenthu lagi. Ronde ini miliku, untuk menyetubuhimu, plis Elsa jangan begitu. Aku genggam rambutnya perlahan, menjambak pelan, lalu mendorongnya sedikit menjauh dari bongkahan pantatku, yang bergetar bergoyang.

“El..sa sayang.. tolong dikencangkan... aku sudah gak tahan...”, kataku jujur dari hati karena memang aku sudah gak tahan, aku ingin cepat-cepat mengentotnya, memek wanitanya, yang dari tadi menggodaku. Dia berbalik tersenyum sinis kepadaku, sungguh terlalu, seolah berkata, Dewi sayangku, aku bukan Elsa yang dulu. Tunjukan aksimu!

(sret, sret, sret, sret), belt-belt itu pun sudah kencang pada tempatnya. Satu di belakang pinggang, dan 2 di sisi bongkahan pantatku masing-masing. Aku pun berbalik menghadapnya. Aku berdiri sedang dia bersimpuh diatas ranjang. Mata kami bertatap-tatapan tanpa mengeluarkan kata sesaat, kami saling tersenyum malu-malu, pertanda sama-sama mau. Aku menunjuk ke arah dildo yang sudah siap itu.
6544951240376834.jpg

“Nungging say...!”, entah darimana, aku ingin mengentotnya dari belakang, mungkin aku ingin melihat bongkahan pantatnya bergoyang, atau mungkin karena aku tak sanggup memandangi wajahnya. Aku memang mengambil peran jantan, tapi sungguh sebenarnya aku ini berjiwa betina yang ingin digagahi oleh seorang pejantan. Kami berdua sebenar-benarnya betina, yang sedang bermain peran saja. Beruntungnya dia mendapat peran sesuai fitrahnya. Oh kecemburuan ini datang lagi... Rendra dimanakah kamu sayaaang?........

Dia pun menuruti dan menungging memamerkan pantat semoknya kepadaku, memposisikan diri di tepian ranjang lalu merangkak sedikit ke tengah memberiku ruang dan kemudian bersujud, mengangkat pantatnya tinggi, aku lihat payudara besarnya menggelantung ke bawah sampai menempel ke kasur .
8b03d11240379164.gif

Aku mulai mendekat ke pantatnya itu, pantat nungging dengan paha mengapit, yang seolah membentuk gambar hati sebagai simbol rasa cinta. Aku menaiki ranjang dengan berjalan berlutut, aku arahkan kontolku, kontol plastik yang menempel di selakanganku, ke belahan daging berbibir dower itu. Dower karena labianya yang menggelamber, pertanda pernah lower dilewati oleh kepala bayi, kepala Rendra yang telah tumbuh dari bayi menjadi dewasa, yang mungkin akan memberikan bayi baru untuknya. Bibir vagina itu mengempot-empot, mekar-mingkup menunggu mengantisipasi, saat dimana kontol bening seolah lolipop itu akan masuk kedalamnya.

(Sleb-pok) “Aah,,, ahhh”, desah kami pun bersamaan terjadi, kontolku masuk ke memeknya, gambar hati itu pun seolah tertancap panah membentuk simbol jatuh cinta. Itulah sebenar-benarnya artinya, simbol hati diambil dari pantat nungging mengapit, sedangkan panahnya adalah simbol kontol. Simbol jatuh cinta dengan hati tertancap panah berarti, jatuh cinta itu sex, sex itu jatuh cinta. Kalau kamu jatuh cinta dengan seseorang maka kamu ingin ngesex dengannya, begitu juga sebaliknya, jika kamu sering melakukan sex dengan seseorang maka bisa jatuh cinta. Diakui atau tidak itulah kebenaranya. Cupid yang memanah itu hanya alasan saja, karena bentuk hati/jantung manusia tidak seperti itu bentuk aslinya. Valentine’s day adalah hari ngesex bebas sedunia dimana coklat adalah obat perangsang alami untuk hadiahnya, catat dan jangan lupa, lalu manfaatkan. Belilah coklat yang bukan murahan!
fc5ab21240384404.jpg
b78a111240384514.jpg
d2628f1240384544.png
d4846d1240384484.gif

Aku rasakan bagian pentulnya mendorong liang senggamaku menolak ke belakang. Dildo ini memang tercipta untuk merangsang kami berdua, tidak seperti dildo kebanyakan yang hanya memberi kenikmatan kepada peran betina saja, tapi juga memberi kenikmatan kepada pemeran jantan.

Aku sedikit kangkangkan pahaku melebar, untuk menjaga keseimbangan sehingga mempermudah aku mempermainkan. Aku pegang pinggangnya sebagai tumpuan tarikan. Aku bergerak maju mundur mudah tanpa adanya perlawanan. Sungguh nikmat terasa, tidak hanya untuknya tapi juga untuku, tidak hanya untuk memeknya tetapi juga memeku.


“Huh... huh... huh.... hah... hah...hah”, aku mengatur nafas sebaik mungkin, mengambil peran jantan itu tidak mudah ternyata, ditambah desain kontol ini yang juga memperparah, berulir untuk menggesek, berpentul mencengkeram memeku di setiap gerakanku.

“Dewi... Dewiiii...ah ah ah “, dia memanggil-manggil namaku, bangsat, beraninya kau sayangku. Ini baru pertama kali, kau berani menggugah birahi diriku ini. Umpatku bukan umpat benci, hanya umpat kaget dan menyetujui, panggilanya yang begitu seksi. Kami pun beradu dengan perlahan dan seksi, peraduan lesbi bergaya doggy, dengan kontol plastik menjembatani.
1e1e9e1240379044.gif

(plok plok plok), “uh.... uh... uh... ah ah ah”, Aku sodok lagi dan lagi, aku mencoba menggerakan pinggangku secepat mungkin, tapi apa daya masih kalah jauh dengan gerakan Rendra, tak bisa ku pungkiri gerakan ini bukan gerakan naturalku, gerakan menyodok ngentot yang sebenarnya bukan keahlianku sebagai seorang wanita. Seandainya saja Rendra, mungkin dia sudah mengejang menggelepar tak berdaya dari tadi disana. Dia tenang saja, seolah menghina kalau entotanku biasa saja. Tiba-tiba terbesitlah sebuah ide dalam diriku.

“Aku bukan dewi... aku Rendra anakmu... aku ingin menghamilimu..”, itulah ideku, terlintas keusilan dalam diriku, penasaran apa yang akan terjadi jika aku berperan sebagai Rendra.

“UWAH... UWAH.... RENDRAAAAA.... ENTOT BUNDA SAYAAANG...!”, Holy shit...! dia tiba tiba berteriak khilaf kelupaan, ini siang bolong sayang... Kalau kita digerebek masa gimana? Oh tapi tenang saja, aku punya solusinya, tiba-tiba terbesit sebuah nama yang dapat melindungi kami jika itu terjadi. Tapi plis deh...

“Ssstt.... Bunda kecilin suaranya....!”, ujarku lirih mengingatkanya. Benar-benar shock aku dibuatnya. Elsa kau mulai menggila, sayang. Jantungku berdegup kencang deg-degan, sedikit was-was dan ketakutan. Membuat aku kelupaan akan kenikmatan yang terjadi dalam memeku akibat teriakanya. Aku terdiam mencoba menguasai diriku. Tanpa ada komando dariku, tubuhnya maju mundur dengan sendirinya.

(Plok... plok plok.... Plok plok plok........) perlahan meninggi temponya, membuat tubuhku tertarik lalu terhempas maju mundur karena gerakanya. Aku malu, aku juga harus maju, mengimbangi gerakanya membantu kami saling beradu. Peranku menyuruhku seperti itu.

Sungguh aku kewalahan, peluhku bercucuran, menyodok memek dan pantatnya dari belakang, yang berbenturan dengan pinggangku. Orgasmeku mau datang, tapi aku tahan, bagaimanapun aku harus berperan jantan. Gengsi kalau keluar duluan.

Aduh... aduh... keluhku terjadi di dalam angan. Aku tak kuat sayaaang.

“Bunda... aku mau keluar... “, rengeku manja kepadanya... tak kuat, aku juga ingin merasakan orgasme wanitaku ini.

“Keluarin aja sayang... hamili bundamu ini... aku sudah menerimamu sepenuhnya...”,

“HAH... HAH.... HAH, HAH, HAH...” kata-katanya itu, begitu tak terduga, kata-kata itu bukan untuku tapi untuk peran yang aku jalani, tapi mendengarnya, membuatku membuta, nafsuku terangkat setinggi-tingginya mendekatkanku kepada orgasmeku.

“PLOK PLOK PLOK..... PLOK PLOK PLOK..... PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK...”, sodokanku cepat terputus-putus, pinggangku tak bisa berkompromi, menahan geli birahi yang aku rasa di perutku ini. Aku berjuang, aku berjuang dengan sekuat tenaga mengumpulkan energiku yang tinggal sisa-sisa.

“AAAAAAAAHHHHHHHHHHHH...............cret cret cret, CRET!.”, aku keluar dengan sempurna, akhirnya aku ngecret juga, aku rasakan cairan maniku ngecret membasahi permukaan memeku. Tubuhku lemas dan tak kuat lagi tegak berdiri, aku pun terjatuh ke depan, bersandar di punggungnya yang lebar, memeluknya. Dia tak bergerak disana menyangga tubuhku yang menikmati orgasme bergetar seorang diri.

“hihihi... hihihi...”, dia tertawa geli sambil menopang tubuhku, membuatku merasakan getaran tubuhnya itu, menambah geli sisa orgasme tadi.

(Bluk), dia memiringkan tubuhnya sehingga aku terjatuh ke ranjang. Membuat kontolku otomatis terlepas dari memeknya. Dia perlahan bergerak berdiri lalu perlahan mengangkangkan kakinya, Oh my GOD... dia ingin mendudukiku... dia memposisikan dirinya ke atas kontol plastik itu... perlahan duduk memegang ujungnya dan membenamkannya kembali ke memeknya. Lalu (NYEK), dia menjatuhkan tubuhnya menindih pinggangku... WOT WOT WOT.... WOMEN ON TOP, bersiap menggoyang tubuhku. Elsa, aku pasrah sayang, setubuhilah aku.... Rendraaa... kau apakan bundamu sehingga jadi seperti ini?
b631a81240389254.gif

(tu ling tu ling) 11:06, sebelum persetubuhan itu, HPku dan HP Elsa berbunyi bersamaan.

(Bersambung)

Likes, Komens, dan Apresiasinya dinanti.

BACK
 
Terakhir diubah:
Bedeng Dewi dan Elsa bisa kelepek2 gitu cuma karena membayangkan seorang Rendra :tepuktangan:
Apakah Reni sudah jebol oleh Fatah ???
Ato Reni pengen coba ngelepas prewi waktu trisum ???? :huh:
Patut dinantikan :pandajahat:
 
Pelan tapi pasti.....menghanyutkan...
Kelihatannya lebih menarik rendra menaklukan para milf nya fokus kesitu....daripada ts dng reni fatah.....untuk yang abg bagian fatah saja jadi ada dua karakter yang saling membantu..
Hehehehe....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd