Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
kayaknya enak Julia di GB dan dirangsang esti... jadi cewek bisex
boleh juga idenya suhu, biar nanti nubie coba cari jalan masuknya.

Julia perlu dibikin binal nih,.. klo esti emang dah binal

klo Julia dihajar dua cowo, trus suaminya cuma nonton, kayaknya mantap
ide yang bagus suhu. coba nanti pikirkan caranya.

sdh binal hanya saja sama suaminya mahjaim..nah sekaranmg sdh bisa menikmati sisi pelacurnya...dia
mungkin Julia masih menjaga perasaan suaminya, atau dia tidak ingin terlihat seperti perempuan murahan.
kira2 seperti apa yah karakter yang pas untuk Julia kedepan.
hehehehehe
 
Para suhu yang terhormat, nanti sekitar jam 10an malam nubie akan kasih bonus update episode 13.
silakan untuk dinikmati, dan dihayati. kalau ada kesalahan, atau cerita yang kurang pas, mohon diberikan kripik pedasnya.
untuk beberapa hari kedepan, nubie pastikan belum bisa update.
nubie melakukan perjalanan keluar kota, untuk menjemput Kapolda.
kalau Kapolda tidak dijemput bahaya. bisa-bisa nanti nubie tegang tanpa penyaluran ketika membuat cerita.
mohon pengertian para suhu.

Selaman Menyongsong Tahun Baru 2021.

:adek::adek::beer::beer:
 
Chemistry untuk Kepuasan

JULIA



ESTI


POV Orang Ketiga

Empat orang manusia sedang berkumpul di sebuah meja makan. Mereka menyantap makanan yang dipesan melalui layanan hotel. Kali ini, keempatnya bangun kesiangan. Akhinya melewatkan kesempatan untuk sarapan pagi yang disiapkan pihak hotel. Sesekali mereka berbincang seadanya untuk memcahkan kesunyian. Terlihat Julia sendiri lebih banyak diam. Sedangkan Dean, Esti, dan Rully saling menimpali obrolan.

Setelah makan siang, Julia berinisiatif untuk membereskan meja makan. Esti membantunya, dan mengeluarkan piring bekas makan ke luar kamar. Mereka kini sudah menggunakan pakaian yang rapi, meski belum ada rencana untuk jalan-jalan. Esti kini menggunakan pakaian Cutout dress pendek di atas pusar warna hitam. Modelnya menggunakan tali satu dan menutup sejajar belahan susunya. Sedangkan di bawahnya, hanya menggunakan rok sepaha dengan model depannya saling menyilang, nampak seperti belahan pendek hingga menampakkan pahanya.

Julia terlihat menggunakan simplee sexy ruffle putih katun asimetris. Bahu feminim blus streetwear dengan belahan di depan berbentu V, lengan panjang. Pakaian yang digunakan warna hijau tua. Bawahnya, Julia memilih menggunakan celana jeans ketat tipis lebih mirip katun berwarna hitam. Celananya terlihat cukup ketat, sehingga mampu memperlihatkan lekuk paha hingga pinggulnya. Untung saja, bajunya mampu menutupi sebagian pantat.

Sedangkan kedua pria memilih pakaian santai. Dean menggunakan celana jeans warna biru tua. Atasnya memilih kaos kerah dengan warna senada. Rully memilih kaos oblong bertuliskan salah satu café favoritnya berwarna hitam dengan celana jeans biru muda. Dean dan Rully duduk di sofa. Julia dan Esti sedang menyeduh minuman hangat untuk suaminya masing-masing. Keduanya kemudian melangkah ke sofa, untuk bergabung dengan suami masing-masing. Esti memilih duduk di tengah sofa diapit Dean dan Rully. Sedangkan Julia mengambil sofa tanpa sandaran, duduk di dekan Dean.

Ketika berkumpul, mereka hanya membuka dengan obrolan ringan. Bagaimana rencana liburan hari ini, apakah mau dihabiskan jalan-jalan atau bagaimana. Obrolan itu saling ditanggapi Dean, Rully, dan Esti. Sedangkan Julia lebih banyak memilih diam, untuk melihat situasi. Memahami kondisi itu, Esti berinisiatif untuk lebih banyak mengajak Julia berbicara. Karena sebetulnya, Esti, dan Rully sudah mempunyai rencana untuk hari ini. Bahkan rencana itu, sudah disetujui Dean ketika Esti bercerita tadi malam sambil ngentot.

“Jadi Ci Julia, kita hari ini mau kemana,” ucap Esti membuka obrolan dengan Julia yang lebih banyak diam.

“Aku ngikut kalian aja. Bukannya kamu sama suamimu sudah ada rencana acara selanjutnya,” ucap Julia menimpali Esti. Ia sendiri sudah diberikan bocoran dari suaminya kalau tukar pasangan berlanjut. Julia merasa penasaran apa yang sedang direncanakan adik kandungnya dengan suaminya. Suaminya sendiri tidak memberikan informasi yang jelas, tentang rencana tukar pasangan selanjutnya.

“Aku pikir Ko Dean sudah mendengar cerita dari Esti. Ci Julia memang belum aku berikan informasinya. Kupikir memang kita bahas bersama, agar tidak ada yang keberatan,” ungkap Rully tegas membuat semua mata memandang ke arahnya. Semua memilih diam, untuk mendengarkan kata yang ingin diucapkan Rullya selanjutnya.

“Begini, aku menawarkan sebuah rencana. Kalau tidak setuju silakan dibantah,” lanjut Rully memberikan pejelasan.

Inti dari ide yang diberikan Rully, mereka semua sudah resmi bertukar pasangan. Jika memang tidak ada yang keberatan dengan tukar pasangan, berarti bisa dilanjutkan. Rully akan berpasangan dengan Julia untuk menghabiskan waktu hingga malam nanti. Sedangkan Dean dipersilakan menentukan mau jalan ke mana dengan Esti. Tujuannya untuk semakin membentu chemistry antar pasangan yang sudah ditukar. Nanti malam tepat pukul 8 semuanya berkumpul di hotel. Setelah itu silakan disimpulkan, bagaimana hasilnya setelah jalan-jalan dengan pasangan masing-masing.

“Kalau chemistry belum dapat, pasangannya boleh menolak untuk tidur bareng. Misalnya, Ci Julia belum mendapatkan chimestry dengan aku, silakan kalau sementara menolak untuk tidur denganku nanti malam,” jelas Rully.

“Bagaimana kalau aku mendapatkan chemistry dengan Esti. Masa kamu nanti tidur sendiri-sendiri dengan Julia,” ucap Dean menimpali.

“Heheheheehehe…. Itu sih tergantung Ci Julia. Setelah jalan-jalan belum ada chemistry, mungkin bisa kita dorong lagi dengan minuman import yang masih tersisa,” kata Rully disertai dengan tawa kecilnya.

“Benar tuh. Siapa tau kalau Ci Julia menegak minuman import, bisa binal kaya tadi malam,” sambung Esti sekenanya. Sedangkan Julia hanya tersenyum kecil menanggapi semua pembicaraan itu. Ia berpikir, mungkin kalau memang tidak mendapatkan chemistry dengan Rully, bisa dengan bantuan minuman import itu.

“Jangan khawatir mah. Minuman import itu sudah dicampur Esti dengan obat perangsang. Nanti kalau mamah minum, pasti kondisinya seperti tadi malam lagi,” Dean mencoba meyakinkan Julia. Penjelasan Dean langsung disambut gelak tawa dari Esti dan Rully. Sedangkan Julia masih menunjukkan kebingungan. Tidak menyangka, minuman import yang ditegak ternyata sudah bercampur obat perangsang.

“Itu kerjaan Esti ci,” kata Rully melimpahkan kesalahan.

“Bukannya papah yang membawa obat perangsan dan minuman importnya. Aku hanya membantu mencampurnya,” Esti coba membela diri.

“Sudah tidak usah dibahas. Toh kita semua sudah merasakan dahsyatnya efek obat perangsangkan. Tanpa obat itu, mana mungkin terjadi tukar pasangan seperti sekarang,” Dean menengahi perseteruan suami isteri itu.

“Jadi papi sudah tahu minuman itu sudah dicampur obat perangsang,” celetuk Julia.

“Papi tahu dari Esti. Dia yang cerita ke papah tadi malam. Intinya sudah tahu kan, kita sebetulnya sama-sama menginginkan bertukar pasangan. Tapi masih ada keraguan melakukannya. Obat perangsang itu menjadi jalan keluarnya,” ungkap Dean menjawab pertanyaan isterinya. Julia sendiri terdiam dan memilih tersenyum kecil. Ia sendiri tidak ingin mengecewakan suaminya yang begitu semangat mendapatkan partner tukar pasangan. Partner yang tiada lain adik kandungnya sendiri.

Setelah melakukan diskusi dan tidak ada bantahan, mereka berempat bersiap-siap untuk keluar. Sudah disepakati, Julia akan jalan-jalan dengan Rully. Sedangkan Esti bersama Dean. Entah kemana terserah. Paling penting, bagaimana memanfaatkan moment untuk mendapatkan chemistry antar pasangan. Mereka mengingatkan acara ngentot nanti malam dilakukan tanpa dukungan obat perangsang maupun minuman keras. Ngentot nanti malam disepakati semua dalam keadaan sadar.

Tidak ada kesungkanan lagi diantara pasangan. Toh mereka juga sudah ngentot satu sama lain. Bahkan ngentot dihadapan pasangan masing-masing. Semuanya sudah terjadi, dan fantasi seks mereka berhasil diwujudkan. Esti menggunakan sepatu santai, dan langsung menggandeng Dean untuk berjalan keluar kamar. Sedangkan Julia, akhirnya menerima uluran tangan Rully untuk bergandengan tangan.

Mereka berjalan menuju lobi hotel. Dean mendekati reception untuk meminta dua buah mobil yang bisa disewa. Tidak lama mobil sudah berada di depan hotel. Esti dan Dean segera naik ke mobil SUV warna merah marun. Sedangkan Julia dan Rully segera masuk ke dalam mobil berwarna hitam yang ada di belakangnya. Dean memberitahukan sopir untuk membawa mereka ke sebuah tempat, begitu juga dengan Rully.



***

ESTI


POV Dean

Mobil SUV merah marun membelah jalanan di kota B. Tujuannya lokasi agrowisata. Tempat pemetikan buah di lereng gunung yang masih masuk dalam area perhotelan. Aku bersama dengan Esti lebih memilih untuk berjalan ke agrowisata. Itu untuk menambah suasana romantis sambil menikmati pemandangan pohon buah. Tanganku berinisiatif merangkul tubuh Esti sambil berjalan. Kami terlihat sangat mesra seperti orang yang baru jadian pacaran.

Tidak jarang Esti dengan manjanya menggelayut di tubuhku. Sengaja aku membiarkan dia bermanja-manja, untuk mendapatkan kecocokan diantara kami. Apalagi tadi malam, kami ngentot sampai-sampai sprei di hotel basah. Untungnya sebelum berangkat tadi, aku berinisiatif mengeringkan sprei itu dengan alat pengering rambut di hotel. Jadi masih terlihat samar-samar basah yang mulai mengering. Kalau petugas hotel melihat, pastinya memaklumi. Karena kami liburan dengan isteri masing-masing. Meski yang menjadi lawan ngentot, justru bukan pasangan kami sendiri.

“Enak yah ko, kalau kita bisa melihat pemandangan seperti ini terus,” Esti mulai memecahkan kebisuan.

“Betul yah. Sayang waktu kita di sini pendek. Kalau ga, pasti kita bisa menikmati tempat-tempat indah di kota ini lebih banyak,” aku menimpali pembicaraan Esti.

Ketika berjalan mengitari lokasi agro wisata, kami memang jadi pusat perhatian. Itu terutama pada penampilan Esti yang nampak seksi. Cutout dress pendek di atas pusar warna hitam. Modelnya menggunakan tali satu dan menutup sejajar belahan susunya. Bawahnya menggunakan rok sepaha model depan saling menyilang, menampakkan belahan pahanya. Tentunya menjadi kebanggaanku bisa berjalan dengan perempuan cantik dan seksi. Aku tidak peduli, kalau kami menjadi pusat perhatian orang.

Tubuh Esti semakin aku tempelkan denganku ketika kami berjalan. Tentunya untuk memberikan pelukan hangat dengan tanganku melingkar lewat belakang tubuhnya. Telapak tanganku mengambil posisi di perutnya yang terbuka. Rok dan cutout dress pendek menampakan bagian perut, dan pusarnya. Sesekali aku berikan elusan untuk merasakan halusnya kulit tubuh Esti. Ia hanya diam, dan melemparkan senyuman manis. Selanjutnya aku balas dengan kecupan lembut dikeningnya.

Tanpa terasa kami sudah lama berkeliling lokasi agro wisata. Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Aku dan Esti memutuskan untuk keluar dari lokasi wisata. Tujuan kami ingin mengisi perut, sebelum kembali ke hotel. Sebuah restoran dengan suasana di pinggiran kolam menjadi pilihan. Kami memilih duduk lesehan dengan pondok yang persis di samping kolam. Ikan-ikan yang ada di kolam bermunculan seperti menyambu kedatangan kami.

Suasana rumah makan yang nyaman, membuat betah berlama-lama. Tetapi waktu yang kami sepakati, paling lambat pukul 8 malam sudah berada di hotel. Itu untuk diambil keputusan, apakah aku nantinya tidur dengan Esti kembali atau tidak. Pilihan lainnya, satu botol minuman import bercampur obat perangsang kami habiskan berempat. Maksudnya untuk mendorong nafsu birahi, agar acara tukar pasangan tetap bisa dilanjutkan nanti malam.

Setibanya di hotel, aku sudah melihat isteriku dan Rully berada di kamar. Rully duduk santai menggunakan celana pendek sepaha warna putih dengan baju kaos tanpa lengang. Lebih mengagetkan, isteriku duduk berpangku dengan Rully. Isteriku sudah berganti pakaian. Pilihannya silk lace nightgown silk sleepwear solid swing home clothing. Baju tidur panjang berbahan licin dengan belahan dada berenda tanpa lengan warna pink. Tangan Rully sudah berada di atas perut isteriku untuk memberikan elusan lembut.

“Sudah di dalam kamar aja,” ucapku memecahkan kekauan.

“Tadi kami hanya jalan-jalan ke tempat wisata S. Cuma berkeliling taman, melihat pemandangan. Tadi jam 7 malam baru sampai hotel,” ungkap Rully menjawabku.

“Aku mandi dulu yah. Udah gerah nih,” kataku berlalu di hadapan mereka. Isteriku dan Rully sudah terlihat santai.

Sorot mata Julia melihatku, langsung kubalas dengan senyuman tipis. Ia pun langsung tersenyum, seakan mengerti kalau sudah mendapatkan persetujuan darikku. Setelah ngobrol sebentar, Esti langsung masuk ke kamar. Gerah setelah jalan-jalan, aku luapkan di kamar mandi. Celana boxer biru sepaha dan kaos lebar warna putih menjadi pilihanku. Segera aku letakkan pantatku ke sofa mengambil bagian ujung sebelah kanan.

Rully dan isteriku masih duduk berpangkuan di sofa bagian kiri. Tidak lama Esti keluar dari kamar. Seolah paham dengan situasi yang terjadi, Esti langsung mengambil tempat di pangkuanku. Esti lebih berani dalam cara berpakaian. Malam ini, lingerie night gown transparan pendek sepaha warna hitam menjadi pilihannya. Bagian atas bertali satu dengan renda membentuk V di belahan susunya.

Susu bagian atasnya menonjol, di sela renda terlihat pentil susunya menyembul. Itu menandakan, Esti tidak menggunakan bra. Bagian bawah susunya dan paha ada renda yang memungkinkan mata menembus langsung kulitnya. Esti memang lebih berani berpakaian seksi dibandingkan isteriku. Terlihat dari penampilan hari-hari yang tidak sungkan menggunakan pakaian ketat yang menonjolkan bodinya.

Tingkah Esti yang mengambil tempat di pangkuanku, langsung mengudang tawa. Bahkan sengaja adik iparku langsung bermanja-manja, seolah tidak ingin kalah dengan kakak kandungnya yang berada di pangkuan Rully, suaminya. Suasana menjadi lebih mencair, dan tidak ada kecanggungan seperti sebelumnya. Apalagi Julia sendiri sudah bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Ia nampaknya mampu menerika tukar pasangan.

“Jadi acara kita malam ini apa yah,” ungkap Julia di sela tawa kecil, usai memperhatikan tingkah Esti.

“Minuman import masih ada satu botol. Sayang juga kalau ga dihabisin,” Esti menawarkan kepada kami, agar menghabiskan minuman itu.

“Boleh juga. Udah dicampur obat perangsangkan,” kata Julia menimpali.

“Udah donk,” kata Esti singkat.

“Awas yah. Nanti kalian bisa semakin buas di rancang,” celetukku.

“Tapi koko sukakan. Ayo jujur aja, mumpung ada Ci Julia nih,” timpal Esti.

“Apaan sih. Malah aku,” Julia menunjukkan muka cemberut, karena merasa tidak terima dengan omongan Esti.

“Biarian aja lah. Jangan dengerin Esti. Paling nanti kalau sudah minum, dia sendiri yang buas kaya macan. Buktinya aja, sprei tempat tidur basah begitu,” kata Rully membela Julia.

“Iiiihhh… papah malah belain Ci Julia,” rengek Esti manja ketika suaminya memberikan pembelaan kepada Julia.

“Eeeehh…. Dah lupa yah. Malam ini jatah aku. Kamu urusin Ko Dean. Awas loh, lagi musim banjir,” ledek Julia lagi.

“Auuu aah….,” kata Esti dengan nada kesal. Ia pun langsung bangun menuju kamarnya. Tidak lama berselang, keluar dengan membawa satu botol minuman import, dan cangkir. Diletakkannya di atas meja tempat kami bersantai sekarang. Ia pun menuangkan minuman ke cangkir, layaknya seorang bartender. Kami berempat menegak minuman secara bersamaan. Malam ini berbeda dengan sebelumnya. Tidak ada rasa sungkan diantara kami. Isteriku tampak tidak malu lagi, ketika menggelayut di tubuh Rully. Begitu pula Esti terhadap aku.

“Rencana besok gimana nih,” ucap Julia menanyakan kepada kami.

“Aku sih punya rencana yang bagus. Esti sebetulnya hanya membayar kamar yang kita tempati sampai besok. Itu memang bagian dari rencana kami. Kalau setuju, besok kita boleh pindah hotel, atau bahkan kota. Silakan pilih masing-masing mau kemana,” sahut Rully memberikan penjelasan kepada kami.

“Maksudnya bagaimana. Kita pindah hotel, atau kota,” tanyaku keheranan.

“Benar Ko. Jadi aku dengan koko, bebas memilih hotel dan kota. Kita boleh kemana aja, asalkan Minggu kita sudah berada di bandara pukul 10 pagi. Ci Julia sama suamiku, silakan cari hotel, atau kota sendiri. Kita cek out dari hotel ini, memilih tempat privasi sendiri. Kalau ingin ke kota S, juga boleh,” sahut Esti menjelaskan.

“Koko tetap sama Esti. Nanti silakan cari hotel, dan kota sendiri. Aku sama Ci Julia juga begitu. Jadi kita punya privasi masing-masing. Selama satu malam, silakan melampiaskan sampai puas berduaan,” Rully menimpali jawaban dari Esti.

“Gimana mi…,” aku bertanya pada isteriku yang masih bergelayut di pangkuan Rully.

“Terserah papi aja lah. Toh kita seharian ini sudah mencocokan chimestry. Papi sendiri dengan Esti udah mesra banget tuh. Masa pisah sama isterinya satu malam saja, ga bisa. Kan ada Esti yang menggantikan tugas mami,” jawaban dari isteriku sendiri diluar dugaan. Ia yang awalnya ragu, kini justru menjadi paling yakin. Tidak banyak kata yang aku ucapkan. Hanya anggukan kepala sebagai tanda persetujuan. Itu langsung disambut dengan teriakan gembira yang menandakan semuanya sudah setuju. Dengan catatan, semua sudah harus berada di bandara sebelum pukul 10 pagi.

“Kalau mami sih sudah merencanakan ke suatu tempat sama Rully. Tadi siang Rully sudah cerita soal rencana ini. Kalau papi sih, terserah sama Esti. Yang penting, kontol papi tetap utuh sampai rumah,” kata Julia lagi disambut gelak tawa kami yang berada di ruangan.

“Tenang aja ko. Nanti kita rencanakan sambil ngentot,” sahut Esti tidak mau kalah dengan Julia yang merupakan kakak kandungan sendiri.

Julia adalah isteriku yang tidak pernah mempunyai fantasi seks liar. Perempuan yang secara hubungan seks normal, dan tidak pernah terpikir ingin mewujudkan fantasi liar dengan bertukar pasangan. Tapi justru, kini aku melihat sisi liar isteriku dalam hubungan seks.



***

Malam semakin larut. Minuman keras import perlahan kami tengak menyisakan seperempat botol. Tangan-tangan mulai jahil. Obat perangsang yang sudah dicampur dalam minuman, nampaknya mulai bekerja. Esti tanpa sungkan, mulai merabai tubuhku. Sedangkan tanganku mulai berselancar di beberapa bagian tubuh Esti. Beruang kali mulut kami mulai bertautan. Tidak ada perasaan sungkan, meski kami melakukan di depan suami Esti.

Kejadian di sebelahku hampir sama. Beberapa kali bunyi tautan bibir keluar dari Rully dan Julia. Bahkan terlihat mereka sudah saling lumat bibir masing-masing. Tangan Rully menjelajah tubuh Julia hingga bagian susunya. Pakaian tidur tipis berbahan licin, memudahkan setuhan tangan langsung terasa di bagian susu Julia. Tidak heran, beberapa kali lenguhan tertahan keluar dari mulut Julia, ketika tangan Rully meremas susu Julia.

Saling mencumbu, dan merangsang, bukan menjadi hal yang tabu lagi. Itu kami lakukan dengan sesekali terus menengak minuman keras yang tersisa. Wajah kami sendiri sudah terlihat mulai memerah. Esti berperan sebagai bartender yang menuangkan minuman ke gelas masing-masing. Kami langsung menengak minuman secara bersam-sama. Setelah itu, Esti langsung menyerang mulutku. Bibir kami saling lumat, dan lidah saling menyerang ke dalam mulut.

Nafsuku mulai naik. Perlahan ciumanku mulai turun ke leher Esti. Perlahan lidahku menjulur keluar untuk menyapu leher jenjangnya hingga bagian kuping. Desahan tertahan mulai keluar dari mulut Esti. Tanganku perlahan menurunkan kain tunggal yang melekat di bahunya. Kain berbentuk tali itu, kusingkirkan hingga lengannya. Susu bagian atas Esti mulai menyembul keluar baju tidurnya jenis lingerie night gown berwarna hitam.

Ciuman dan jilatanku perlahan turun hingga susu bagian atas Esti. Terlihat bekas cupangan di sekitar pentil susu Esti yang aku buat tadi malam. Esti sendiri mengaku, suaminya belum melihat cupangan itu. Ketika berganti pakaian tadi pagi, ia membelakangi suaminya. Hanya bagian belakang tubuh Esti dinampakkan. Itu membuat suaminya, tidak menyadari ada cupangan di sekitar pentil susu Esti yang berwarna coklat muda mengarah pink.

Sayup-sayup aku dengar di sebelah, suara erangan dan desahan mulai keluar dari mulut Julia. Itu disertai dengan suara jilatan lidah Rully ke tubuh isteriku. Aku sendiri tidak terlalu memperhatikan aktivitas mereka. Entah bagian mana yang dijilati oleh Rully, sehingga membuat Julia mengeluarkan desahan dan erangan. Sekarang aku memilih fokus menggarap perempuan yang ada di depanku. Perempuan yang merupakan adik kandung isteriku sendiri.

Kain berbentuk tali yang menjadi penyangga baju tidur Esti, kulepaskan dari lengannya. Mulutku mulai menjilati, dan mengisap pentil susunya yang kini sudah terekspose keluar. Bagian dada baju tidurnya, kuturunkan hingga berada di bawah susu. Itu untuk melancarkan aksi mulutku yang menyerang susunya kiri dan kanan. Tanganku semakin lincah bermain. Meremas susunya kiri dan kanan bergantian.

Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Mulut Esti terus mengeluarkan desahan. Aku angkat tubuh Esti, dan mendudukkannya di sofa. Mulutku langsung menyerang pentil susunya, membuat kepala Esti terdongkak ke belakang bagian sandaran sofa. Pakaian bagian atasnya sendiri, sudah turun hingga perut. Bagian bawah bajunya, turut aku angkat hingga perut. Kini menampakkan celana dalamnya jenis thongs warna hitam. Celana dalam yang paling seksi menempel ketat di area pantat. Hanya ada kain bagian tengah menutupi memek. Sedangkan pinggang, dan di atas kain itu terdapat renda-renda transparan.

Tanganku mulai merabawai kain bagian tengah celana dalamnya. Terasa sangat lembab dan mulai mengeluarkan cairan. Bagian tengah memeknya aku elus dari luar celana dalam. Itu menimbulkan sensasi gesekan antara tangan dan lubang memeknya yang terhalang kain. Seketika Esti mulai menggelinjang, dan mengeluarkan lenguhan tertahan. Matanya semakin sayu menyipit, khas wanita keturunan.

Nafsu birahi yang melanda, membuat aku semakin tidak peduli dengan keadaan di dalam kamar. Isteriku yang berada persis di sebelah kami, tidak kuhiraukan. Justru aku lebih asik memainkan tubuh Esti. Lumatan dan isapan di pentil susunya tidak lepas dari mulutku. Tanganku sudah bermain-main di lubang memek Esti, meski masih kulakukan luar celana dalamnya. Belahan celana dalam yang terdapat kain kecil menutupi memeknya, terlihat mulai basah.

Dengan sekali sentakan tangan, celana dalam Esti sudah hilang. Celana dalamnya langsung aku jatuhkan ke lantai. Mulutku perlahan turun ke bagian perut, hingga sekarang berhadapan dengan memeknya. Lidahku langsung menjulur ke lubang memeknya. Jilatanku ke mengarah teratur ke kiri dan kanan pada kulit memeknya yang menyembul keluar. Sesekali jilatanku mengarah ke atas mengenai daging kecil yang persis berada di atas lubang memek.

slruuuuup…… sluuppppp….. sststststsss….. sststststsss…..

Suara mulut aku dan Esti beradu mengeluarkan suara. Jilatanku terus menyapu bersih memeknya mulai dari kulit yang melember di samping lubangnya, hingga clitos. Itu membuat Esti semakin gelojotan. Pantatnya beberapa kali terangkat, ketika lidahku menyentuh clitosnya. Tanganku mulai memainkan memeknya bagian bawah yang berbatasan dengan lubang pantat. Gesekan lenganku dimulai dari belahan pantat mengarah hingga lubang memeknya. Beberapa kali aku lakukan bersamaan dengan jilatan lidahku di clitosnya.

Puas meraba, menjilat, dan mengelus memeknya menggunakan tangan maupun lidah, kini jariku perlahan menembus lubang memeknya. Jari tengah masuk perlahan ke lubang memek Esti yang terlihat dibanjiri cairan. Kocokan jari tengahku mampu membuat Esti terus mengeluarkan erangan tanpa henti. Bahkan kini erangannya terdengar cukup keras. Kocokanku tidak terlalu cepat, diselengi dengan jari telunjuk dan manis yang mencoba menerobos lubang memeknya.

Cairan memek Esti yang cukup banyak, melancarkan tiga jariku bergerak. Tidak ada kesulitan ketiga jariku menembus lubang memeknya. Bahkan kini dengan bebasnya mengocok lubang memeknya kelaur masuk. Sesekali kocokan jariku, disertai dengan juluran lidah yang menyentuh clitosnya. Pantat Esti terlihat terangkat pelan. Pinggulnya terlihat mengeggak-lenggok ke kiri dan kanan, seperti menahan sesuatu.

sststststsss….. sststststsss….. Ooouwwhhhhh… Ooouwwhhhhh…

Desahan dan lenguhan Esti kini mulai terdengar keras. Mulutnya meracau yang hanya sayup terdengar. Aku sendiri tidak terlalu fokus mendengarkan ocehan mulutnya diselingi dengan desahan dan erangan. Fokusku hanya mengocok tiga jariku keluar masuk memeknya. Kini jempolku ikut bermain untuk menyentuh bagian clitosnya. Pantat Esti sering kali terangkat untuk mengimbangi gerakan jariku.

Creeeettttt…….. creeeeeeeetttttttttt……………. Creeeeeeet……………… sseeeeeerrrrrrrrrr

“Ooouwwhhhhh……….” lenguhan panjang keluar dari mulut Esti. Itu disertai dengan derasnya cairan bening yang keluar dari memeknya. Tanganku segera aku keluarkan dari lubang memeknya, untuk memberikan kesempatan cairan memeknya keluar dengan deras. Esti mendapatkan squirt dengan cairan yang keluar cukup deras dari memeknya. Beruntung cairan itu mengucur ke arah lantai, meski ada tetesan sedikit mengenai sofa.

Squirt yang didapatkan Esti, ternyata mengundang perhatian dari Rully dan Julia. Mereka tertegun dengan sorot mata mengarah ke memek Esti. Mereka terkaget Esti bisa mendapatkan squirt, meski hanya permainan jari tangan dan lidah. Rully dan Julia langsung melanjutkan permainannya. Kulihat jari tangan Rully mulai mengobok-obok memek Julia. Kontan suara erangan dan desahan Julia terdengar keras.

Setelah cairan itu berhenti keluar, jari tanganku langsung menyodok kembali lubang memeknya. Kukocok dengan kencang dan ujung jariku menyentuh mulut rahim Esti. Perlakuanku membuat Esti terus menggelinjang. Kuperhatikan, Rully dan Julia sudah tidak lagi menyorot ke kami. Justru Rully sekarang sedang asik mempermainkan jarinya di lubang memek Julia. Aku dan Rully berlomba menyodokkan jari tangan ke lubang memek yang ada di hadapan kami.

Lenguhan panjang kembali keluar dari mulut Esti. Itu hampir bersamaan dengan erangan yang keluar dari mulut Julia. Mereka mendapatkan squirt hampir bersamaan. Nafas terengah dan memburu. Esti mengambil iniasitif untuk melumat mulut kakak kandungnya. Ia sapu seluruh bibir Julia dengan ganasnya. Awalnya terlihat Julia sempat kaget. Perlahan mulai mengikuti lumatan bibir Esti. Bahkan terlihat Julia memberikan balasan terhadap lumatan bibir Esti



***

JULIA


POV Julia

Sorot mataku mengarah ke memek Esti. Gerakanku spontan, setelah mendengar erangan Esti yang begitu keras disertai dengan keluarnya cairan bening yang mengucur deras dari memeknya. Sebetulnya, aku sendiri belum paham kenapa memek Esti bisa keluar cairan cukup banyak. Ingin bertanya, tetapi ada rasa malu. Pemahamanku tentang seks memang sangat dangkal. Tidak heran, Esti pernah mengejekku seperti kuper, akibat belum paham istilah dalam hubungan seks.

Baju tidur dengan renda terbuat dari sutera berwarna pink yang kukenakan, sudah tidak melekat di tubuhku. Begitu pula celana dalam dan bra hipster memiliki karet yang terletak pada bagian pinggul. Jenis celana dalam yang mampu menutupi seluruh bagian depan dan hampir seluruh bagian pantatku. Branya menutup rapat hampir seluruh bagian susuku hingga ke samping. Kini aku benar-benar tanpa sehelai benang menutupi tubuhku.

Posisiku sendiri sudah bersandar di sofa. Ketika melepaskan semua pakaianku, termasuk celana dalam dan bra, Rully menyandarkanku ke sofa. Itu untuk mempermudah mulutnya bermain di seluruh tubuhku. Sasaran jilatan lidahnya dan kecupan bibirnya mulai dari leher, pentil susuku, perut hingga akhirnya sampai pada lubang memekku. Lidahnya bermain lincah di muara lubang memekku hingga menyentuh clitos.

Aku sendiri kenikmatan merasakan permainan lidahnya di memekku. Rully sangat menikmati memekku dengan mulut dan lidahnya. Tetapi kami langsung tersentak mendengar erangan dan desahan Esti. Kaget mendengar suaranya yang cukup keras. Tetapi lebih mengagetkan lagi, ketika memek Esti mengeluarkan cairan bening yang mengucur keras dari lubang memeknya. Sempat bingung dengan kejadian itu, karena aku sendiri tidak tahu memek bisa mengeluarkan cairan bening yang sebegitu derasnya.

Usai terkaget dengan erangan dan kucuran cairan bening dari memek Esti, Rully menampakkan raut wajah tidak senang. Terlihat ada sedikit rasa cemburu. Itu langsung dilampiaskannya dengan seketika memasukkan tiga jarinya ke memekku. Aku tersentak dengan perlakuannya. Untungnya memekku sudah basah, akibat jilatan lidah Rully yang menyapu. Kocokan tangan Rully bergerak perlahan, namun ujung jarinya berusaha meraih mulut rahimku.

Perlakuan Rully di memekku, membuatku merasakan nikmat. Geli mendera, bercampur nikmat, ketika ujung jarinya bermain mencolek ujung rahimku. Ini pengalaman pertamaku merasakan jari-jari mengobok-obok memekku. Sebelumnya, suamiku sering memainkan jari di muara lubang memekku. Tetapi belum pernah jarinya masuk. Sensasi paling nikmatnya hanya sebatas jilatan lidahnya di mulut memekku hingga menyeruak masuk ke dalam menyentuh dinding memekku bagian luar.

Rully mulai mempercepat kocokan jarinya di dalam lubang memekku. Erangan dan desahanku, semakin menjadi. Pantatku terangkat mulai mengimbangi gerakan jarinya. Beberapa kali jarinya disentakkannya menyentuh mulut rahimku. Sensasi geli dan nikmat bercampur aduk. Membuat memekku semakin terdesak hendak mengeluarkan sesuatu. Desakannya berbeda dengan orgasme yang sering aku dapatkan.

Creeeettttt…….. Creeeeeeet……………… sseeeeeerrrrrrrrrr

“Ooouwwhhhhh……….” aku mengeluarkan lenguhan panjang. Bersamaan dengan keluarnya cairan bening yang cukup deras dari memekku. Nafasku mulai memburu merasakan nikmat yang luar biasa. Rully segera menarik tangannya yang sudah terlanjur basah kuyup, akibat cairan yang aku semprotkan. Esti dan suamiku yang sedang beristirahat di sebelah tempat dudukku, langsung menoleh ke arah kami. Tidak pernah menyangka, ternyata memekku turut mengeluarkan cairan bening mengucur deras seperti yang dialami Esti.

Belum selesai menikmati kenikmatan yang baru kudapatkan, Esti langsung menyambar bibirku. Bibirnya langsung memberikan kecupan lembut. Lidahnya menyeruak masuk ke dalam mulutku. Lidahnya mulai bermain di dalam menyapu ke atas maupun bawah. Perlakuan Esti membuat aku kaget. Belum pernah merasakan bibirku dilumat sesama perempuan. Tetapi aku tidak berdaya untuk menolaknya. Ada sensasi yang kurasakan, meski awalnya merasakan tidak biasa. Perlahan, aku mulai memberikan perlawanan terhadap lumatan bibirnya. Lidahku ikut menyeruak masuk ke mulutnya menyapu ke atas dan ke bawah.

Kembali aku dikagetkan dengan gerakan cepat suamiku. Ia sudah bertukar tempat dengan Rully. Kakiku langsung dikangkangkannya. Blllleeeeeeeeeeeessshh……. Kontolnya menyodok memekku dengan cepat. Memekku yang basah habis mengeluarkan cairan yang banyak, memudahkan kontolnya menyeruak masuk ke dalam memekku. Kuperhatikan Esti sudah digejot suaminya sendiri. Mataku mulai terpejam menahan nikmat sodokan kontol panjang, dan bengkok milik suamiku sendiri.

sststststsss….. Ooouwwhhhhh… sststststsss….. Ooouwwhhhhh…

Desahan dan erangan aku serta Esti bersahutan. Kurasakan ada sesuatu yang mendesak hendak dikeluarkan dari lubang memekku. Itu membuat aku semakin tidak kuat. Rasanya seperti orang mau kencing. Semakin kutahan, justru desakan dari dalam memekku semakin kuat. Mulutku tidak berhenti mengeluarkan suara desahan. Bersamaan dengan Esti, akhirnya kami mengeluh dengan cukup keras.

Creeeettttt…….. Creeeeeeet……………… sseeeeeerrrrrrrrrr

“Ooouwwhhhhh…,” lenguhan panjang keluar dari mulutku bersahutan dengan Esti. Cairan bening mengucur deras dari memekku. Mata sayuku memandang ke tubuh Esti. Terlihat jelas ia pun merasakan hal yang sama. Cairan bening mengucur deras keluar dari memeknya. Malam ini betul-betul sebuah sensasi baru dalam berhubungan seks aku dapatkan. Pengalaman baru mengeluarkan cairan bening yang mengucur deras dari lubang memekku.

Suamiku dan suami Esti, paham dengan kondisi isteri masing-masing. Mereka membiarkan aku dan Esti beristirahat. Suamiku kini mengambil tempat duduk di sampingku. Ia membelai dengan lembut rambutku. Kuperhatikan, Rully memberikan kecupan mesra kepada isterinya. Kami seperti sudah terbiasa ngentot bersebelahan. Padahal, pengalaman ngentot bersebelahan baru aku dapatkan tadi malam.



Bersambung….
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd