Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Njir..... Ts nya sampe mikir kesana loh wkwkwk
Bocor'n nih kaya nya hahaha
:adek:
justru nubie sering mendapatkan ide, dari komen2 para suhu di tread nubi.
kadang komen2 yang bentuknya kripik pedas, membuat otak nubie berpikir keras.
hehehehehehe

ada mungkin ya pasangan yang model begini, bukan perselingkuhan tapi bisa ngentot secara tenang bhahaha
mungkin ada, tapi kerahasiaannya terjaga dengan rapi. hehehehehe
 
Kamar dengan Pemandangan Kota

ESTI


POV Esti

Sebuah hotel bintang lima yang berada di perkotaan menjadi pilihanku. Sengaja aku pilih, untuk mewujudkan fantasi seksku. Terbayang dipikiranku ingin ngentot dengan pasangan yang bukan suamiku sambil melihat pemandangan perkotaan. Kamar lantai 9 kupilih dengan pemandangan langsung ke arah pemukiman, dan gedung. Kamar executive yang luas untuk menambah suasana lebih nyaman, ketika ngentot dengan kakak iparku sendiri.

Benar, sekarang aku sedang bersama kakak iparku sendiri. Suami dari Ci Julia, kakak kandungku nomor dua. Aku masih mempunyai kakak Ci Sella. Ia anak tertua, dan aku anak paling bontot. Tidak heran sifat manja selalu keluar dari diriku. Selalu ingin mendapatkan apa yang kuinginkan, termasuk melibatkan Ci Julia mewujudkan fantasi seksku. Terbayang nikmatnya ngetot dengan suami kakakku yang sudah kembali ke kota kami.

Pertama melihatnya, sudah terbanyak tubuhnya yang kekar. Tinggi dan menonjolkan otot di bagian tubuhnya. Meski kini otot-ototnya tidak terlalu menonjol. Mungkin sekarang jarang olahraga, karena kesibukkan di kantornya. Fantasi seks itu kini sudah berhasil diwujudkan. Tentunya dengan bantuan suamiku yang memberikan izin. Tentunya dengan bayaran, suamiku diizinkan ngentot Ci Julia, kakak kandungku sendiri.

Kami berada di sebuah kamar berkurukan 49 meter kubik. Kasurnya mengarah ke jendela kaca. Pemandangan perkotaan terlihat begitu indah. Sebuah televisi berada di depan tempat tidur. Sofa kecil berwarna putih di ujung kiri kamar, dan kursi disertai meja bundar di sebelah kiri. Terdapat sebuah lemari tidak terlalu besar. Kamar mandinya cukup luas dengan closet terpisah. Terdapat dua pintu kaca. Pintu pertama terlihat shower, sedang satunya sebuah bathup.

“Sengaja aku memilih hotel ini. Jadi kita tidak perlu buru-buru ke bandara. Jarak bandara dekat dari hotel,” ungkapku memecah kesunyian di kamar.

“Pemandangannya bagus. Dari tempat tidur bisa melihat langsung perkotaan,” jawab Ko Dean memberikan pendapat soal kamar yang kusiapkan.

Terik sinar matahari terlihat begitu terang terlihat dari jendela. Kamar kami kebetulan tidak terkena sinar matahari sore. Tetapi dapat kurasakan, sebetulnya sore hari sudah menjelang. Kami tiba di hotel sekitar jam 3 sore. Sebelumnya sempat mampir di perjalanan. Petugas yang mengantarkan kami ke kamar, sudah keluar. Tidak lupa kuberikan rupiah sebagai ucapan terima kasih. Suami kakak kandungku itu, kini menyandari tubuhnya pada sofa putih yang di ujung kamar. Kudekati dia, dan segera menjatuhkan pantatku di sampingnya.

Tanganku mulai memeluk tubuhnya. Istirahat kami di mobil tadi, memberikan tenaga yang cukup untuk kembali merengguk kenikmatan. Perlahan kutempelkan tubuhku ke belakang badannya. Susuku yang berukuran 34C, menempel kuat di pundaknya. Sengaja kutempelkan dengan kuat susuku yang masih berbalut baju dan bra. Setelan cowl neck shirt coklat muda berpadu dengan rok mini di atas lutut warna senada menjadi pilihanku. Atasan tanpa lengan yang mempertontonkan kulit putih pangkal lengan hingga pundakku.

Mulutku menciumi tekuk lehernya. Ko Dean membiarkan ulahku, hanya memberikan respon dengan menggenggam tanganku yang ada di perutnya. Tinggi badanku yang hampir sama dengan suami kakak kandungku memudahkan mulutku menjalar di tekuk lehernya. Bahkan sesekali aku mencoba menjilati hingga telinganya. Tanganku berupaya lepas dari genggamannya mencoba meraba tubuhnya. Baju kaos kerah miliknya, kusingkap yang membuat tanganku berhasil menggapai kulit perutnya. Kumainkan tanganku dengan memberikan elusan di kulitnya hingga naik ke arah dada.

Badan Ko Dean tiba-tiba berbalik. Bibirnya menyatu denganku. Lumatannya menyapu bibir bawahku. Aku yang mendapatka serangan, mencoba mengimbanginya. Mulutku membuka memberikan kesempatan untuk lidahnya masuk. Ketika lidahnya berada di mulutku langsung kusambut. Lidah kami saling bertautan, saling melumat, mengulum, dan menyerang hingga rongga tenggorokan masing-masing.

Sesekali lumatan bibir kami terlepas untuk bernafas. Kemudian dilanjutkan dengan saling melumat kembali. Tangan Ko Dean mulai aktif. Pakaian cowl neck shirt coklat bagian bawahku diangkatnya hingga melewati susuku. Push up bra tanpa kawat coklat yang menutupi susuku, kini terpampang bebas. Perlahan ditariknya bajuku melewati kepala, sehingga bagian atasku hanya ditutupi bra warna coklat.

Mulut kami kembali bertautan. Susuku sudah dalam cengkraman tangan Ko Dean. Seketika mataku terpejam merasakan remasan telapak tangannya di susuku. Tanpa bisa dihindari, nafsuku kini mulai naik. Ada dorongan untuk melakukan hal yang lebih. Tanganku kembali merabai tubuh Ko Dean. Bajunya aku angkat hingga melewati kepalanya. Ciuman mulut kami seketika terlepas, untuk membantu meloloskan baju Ko Dean. Tubuhnya bagian atasnya sudah tanpa penutup.

Tubuhku didorong hingga bersandar ke ujung sofa. Mulutnya mulai menjelajah leher jenjangku. Disapunya setiap sudut leherku dengan lidahnya. Terasa mulai basah di bagian leher, akibat jilatan lidahnya. Desahan mulai keluar dari mulutku. Aku mulai terangsang meraskan setiap jilatan lidahnya pada titik sensitif di bagian leherku.

Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…… desahan pelan tanpa terasa keluar dari mulutku. Lidahnya bermain di leherku membuat sensasi yang mampu menaikkan birahiku. Aku memang tipikal perempuan yang paling mudah birahi memuncak ketika mendapatkan rangsangan. Itu sudah kurasakan sejak sebelum menikah. Meski mudah terangsang, aku sendiri tidak berani melakukan hubungan seks di luar batas. Dengan pacarku, hanya sebetas petting, saling isap, dan diakhirnya oral.

Jilatan lidahnya mulai menyusur ke arah bawah. Bagian atas susuku menjadi sasaran lidahnya. Push up bra tanpa tali yang menggantung di pundak, memudahkan lidahnya menyapu setiap sudut bagian dadaku. Kulit putihku disapu habis sampai mengkilat, akibat campuran air liurnya. Mulutnya dengan lincah memainkan kancing bra ku yang terdapat bagian depan. Sekali mulutnya melakukan gerakan, kancingnya terlepas. Terpampang sudah susuku yang putuh disertai pentil berwarna coklat mudah tanpa penghalang.

Terekspose bebas membuat susuku dan pentilnya menjadi sasaran empuk mulutnya. Dikulum, diisap, dijilat hingga beberapa kali ditariknya pentil susuku menggunakan mulut. Beberapa cupangan yang dibuatnya kemarin yang hampir memudar warnanya, kini kembali dikecupnya. Dibuatnya kembali cupangan di sekitar pentil susuku. Warna merahnya mulai merekah kembali yang begitu kontras dengnan kulit putih bersihku. Mataku hanya terpejam merasakan setiap resangsangan yang diberikan lidah dan mulutnya.

Ooouwwhhhhh…… Ooouwwhhhhh……

Birahiku terus naik. Tubuhku terbuai setiap gerakan lidahnya menyapu susuku. Membuat nafsuku semakin naik hingga puncak. Memekku mulai terasa lembab. Perlahan cairan kental mulai membuat celana dalam dalam berenda transparan yang mempunyai satu tali di samping. Celana dalam mirip G-String, namun rendanya mampu menutup pantatku. Satu kain menutup persis di belahan lubang memekku. Celana dalam yang kupakai berwarna coklat senada dengan branya.

Ko Dean mulai menjelajah rok ketat selutut punyaku. Tangannya menyusuri bagian bawah rokku. Awalnya tangan Ko Dean memberikan rabaan di sekitar paha. Perlahan mulai naik menyusuri hingga paha bagian atas. Telapak tanganya terasa menyusuri hingga bagian dalam pahaku lebih dekat ke memek. Beberapa kali jarinya kurasakan mulai menyentuh ujung celana dalamku, ketika mengusap pelan paha putih mulus punya aku, adik dari isterinya.

Tubuhku ditariknya perlahan. Aku seperti orang terhipnotis mengikuti tarikkan tangannya. Dibungkukkannya badanku mengambil posisi menungging. Tanganku menempel di kaca jendela yang memiliki pemandangan perkotaan. Dengan cepat, lidahnya langsung menyapu paha bagian belakangku hingga pantat yang masih ditutupi cawat berenda. Rokku sudah diangkatnya hingga pinggul. Jilatannya tidak hanya di paha, tetapi sudah menyusuri lubang pantat hingga memek dari luar celana dalamku.

Sorot mataku memandang perkotaan dari jendela kaca di kamar. Ada sensasi yang kurasakan mendapatkan oral seks dari Ko Dean sambil melihat pemandangan perkotaan dari jendela kamar. Terbayang dibenakku orang-orang yang ada mengarahkan sorot mata ke jendela kaca. Mereka melihat tubuhku yang bugil sedang dioral kakak iparku sendiri. Fantasi seks yang mulai berkembang dari yang tadinya ingin ngentot dengan kakak iparku, kini ada keinginan bersetubuh, atau dioral dikaca jendela yang bisa terlihat orang dari luar.

Sststststsss….. Sststststsss…..

Nikmat yang kurasakan membuat mulutku mengeluarkan desisan. Berulang kali jilatannya menyusuri tubuhku bagian belakang, sampai aku rasakan jarinya menarik ujung celana dalamku. Ditariknya celana dalam berwarna coklat berenda itu hingga mata kakiku. Mulutnya kini dengan bebas membaui, menjilati dan mengisap setiap lekuk paha, pantat, hingga ujung memekku. Aku yang baru pertama merasakan jilatan di pantat hingga lubang memek dari belakang, merasakan gelora nafsu yang mulai naik.

Sensasi kenikmatan yang maha dahsyat kurasakan. Jilatan lidah, dan lumatan bibir Ko Dean membuatku semakin melayang. Aku tidak mampu menyembunyikan rasa nikmat. Tidak hanya jilatan, kini jari tangan Ko Dean mulai aktif menyentuh lubang memekku yang sudah terasa basah. Perlahan jari tangan Ko Dean mulai masuk ke dalam lubang memekku. Awalnya hanya satu jari, tetapi lama-kelamaan menjadi dua jari, hingga akhirnya tiga jari berhasil mengocok lubang memekku dari belakang.

Ooouwwhhhhh…… Sststststsss…..

Tiga jari tangan mulai mengocok lubang memekku dengan gerakan cepat. Gerakan jarinya mampu menyentuh ujung memekku yang membuatkan merasakan kegelian bercampur nikmat. Mulut Ko Dean tidak diam. Jilatan lidahnya menyusuri bagian pantatku kanan dan kiri. Sesekali belahan pantatku dijilatinya. Membuat aku semakin tidak tahan. Otot memekku mulai mengencang. Tubuhku mulai goyang. Mataku terpejam. Tubuhku mengejang dengan kuat disertai dengan erangan yang begitu rekas.

Aaaaaaaacccchhhhh…. Ooouwwhhhhh…… Creeeeetttttt…… crrrrrrreeeeeeeeeeeettttt………. Sseeeeeerrrrrrr…….

Memekku mengeluarkan cairan bening dengan deras. Aku terasa seperti kencing yang tidak tertahan yang dilepaskan begitu saja. Squirt kembali kudapatkan. Memekku sudah berulang kali mendapatkan squirt dari perlakuan Ko Dean. Padahal sebelumnya tidak pernah terpikirkan, memekku bisa squirt. Ketika ngentot dengan suamiku, aku memang mampu orgasme. Tetapi mendapatkan squirt pertama kali kurasakan justri dari suami kakakk kandungku.

Cairan bening yang mengucur deras dibiarkan membasahi lantai kamar. Jari Ko Dean sudah ditariknya terlebih dahulu, sebelum cairan itu mengucur deras. Deru nafasku memburu merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kenikmatan yang jarang kudapatkan, meski bisa orgasme berulang kali ketika ngentot dengan suamiku. Tanpa kusadari, jari tangan Ko Dean kembali memasuki lubang memekku, setelah cairan dari memekku berhenti mengucur.

“Ooouwwhhhhh……” kataku terkejut menerima sentakan jarinya yang masuk ke dalam secara tiba-tiba. Rasa geli kembali kurasakan ketika jarinya menyentuh mulut rahimku. Tubuhku mengandalkan tumpuan dari tanganku di jendela kaca. Sedangkan kakiku hanya pasrah mengikuti setiap gerakan jari tangannya di dalam memekku. Jilatan lidahnya kini mulai terasa bergerilya di pantatku. Hampir lima menitan aku diperlakukan seperti itu, akhinya membuat memekku semakin tidak tahan. Cairan bening kembali mengucur deras keluar dari lubang memekku. Jari tangan Ko Dean langsung ditariknya, untuk memberikan kesempatan carian itu mengucur deras.

Creeeeetttttt…… crrrrrrreeeeeeeeeeeettttt………. Sseeeeeerrrrrrr…….

“Hhhhhhhhaaaaaaaahhhhh…… Hhhhhhhhaaaaaaaahhhhh……,” mulutku mengeluarkan deru nafas yang begitu kuat. Tubuhku mengejang, kepala mendongkak ke belakang. Kucuran keringan mulai keluar di sela pori-pori kulitku. Kakiku mulai melemah. Kurobohkan tubuh ke sofa yang ada di belakangku. Ko Dean menggeser tubuhnya, untuk memberikan kesempatan tubuhku duduk di sofa. Dibelainya kening hingga rambutku. Keringatku disapunya dengan telapak tangan. Sedang kepalaku hanya mampu bersandar ke belakang.

Lemasku rasakan menimpa seluruh tubuhku. Dua kali squirt yang kudapatkan, cukup menguras tenagaku. Aku mengisitirahatkan tubuhku di sofa dan menyandarkan kepala ke belakang. Mulut Ko Dean tidak bisa diam. Kurasakan mulutnya mulai mengisap pentil susuku. Beberapa kali pentil susuku ditariknya menggunakan mulut. Terkadan kurasakan lidahnya menjilati pentil susuku dengan memutar-mutar.

Tenagaku mulai pulih. Istirahat hampir 10 menitan cukup untuk mengembalikan kondisiku. Mulut suami dari kakak kandungku yang menjilati pentil susuku, kutahan menggunakan tangan. Kuangkat kepalanya, dan mengalihkannya mendongkak ke belakang. Ia menyandarkan kepalanya ke belakang sofa. Dengan cepat tanganku meraih ikat pinggangnya. Kulepaskan bersamaan dengan celana jeans, serta celana dalamnya. Kini koko yang merupakan kakak iparku, sudah bugil tanpa selehai benang.

Langsung kutangkap kontolnya yang belum mengeras maksimal. Kukocok perlahan menggunakan tangan. Mulutku mulai aktif mengisap, dan menjilati putting susunya yang sangat kecil. Putting susu yang berbeda dengan ukuran yang dimiliki perempuan. Kulihat mata Ko Dean mulai terpejam. Mulutnya mengeluarkan lenguhan tertahan menerima serangan dari mulut, dan kocokan kontolnya di tanganku.

Ooouwwhhhhh……

Puas menjilati dan mengisap pentil susunya, mulutku mulai bergerak turun. Perlahan sambil memainkan lidah di perut, pusar hingga pangkal kontolnya. Kukecup kepala kontol Ko Dean perlahan. Isapan kecil kuberikan di lubang kecil yang terdapat di kepala kontolnya. Sedangkan kepala kontolnya kusapu dengan jilatan lidahku. Tanganku aktif mengocok hingga ke pangkal batang kontol. Sesekali kuberikan remasan dengan telapak tangan pada biji di pangkal batang kontol yang panjang itu.

Slruuuuup…… sluuppppp…..

Kepala kontolnya mulai masuk ke dalam mulutku. Perlahan mulutku mengocok kepala kontolnya. Kepala kontolnya masuk ke dalam mulutku sedikit, dan kukeluarkan lagi. Berulang kali kulakukan seperti itu yang membuat Ko Dean terus mengeluarkan desahan. Mulutku mulai menyesuaikan ukuran kontolnya yang mengeras. Meski sudah terlihat tegang, namun mulutku masih mampu menampung kepala kontol hingga batangnya. Kulumat seluruhnya ke dalam mulutku hingga kepala kontolnya menyentuh rongga tenggorokan.

Hampir 10 menitan kocokan mulutku di kontolnya. Tanganku aktif membantu kocokan mulutku, dan sesekali memberikan usapan ke bijinya. Bahkan sempat beberapa kali seluruh batang kontolnya yang panjang kumasukkan semuanya dalam mulut. Perlakuanku membuat kontolnya menegang maksimal. Kedutan di kepala kontolnya terasa ketika bersentuhan di bibirku. Racauannya yang memintaku menghentikan kocokan kontolnya tidak kupedulikan. Ko Dean mampu membuatku squirt dengan tangan dan mulutnya. Kini aku ingin membuatnya memuncratkan spremnya dengan mulut dan tanganku.

Ooouwwhhhhh…… Croooooooootttttt…… crrrrrrroooooooooooooootttt……….

Spermanya akhirnya keluar dari lubang kecil yang ada di kepala kontolnya. Aku terlambat mengeluarkan batang kontolnya di mulutnya. Itu membuat semprotan spremanya cukup banyak berada di dalam mulutku. Ada rasa asin, aneh, dan bau khas peju yang kurasakan dalam mulutku. Ketika berusaha mengeluarkan kontolnya dari mulutku, justru tangan Ko Dean menahan kepalaku. Itu membuat sperma yang disemprotkannya berada dalam mulutku. Awalnya aku merasakan tidak nyaman. Tetapi dorongan nafsu justru membuat lidah, dan mulutku semakin senang memainkan pejunya.

Nafas Ko Dean terdengar sudah mulai terarur. Tekanan tangannya ke kepalaku, sudah melemah. Perlahan aku berhasil menarik kepalaku, menjauh dari kontolnya. Batang kontolnya yang masih mengeras keluar dari mulutku. Peju yang disemprotkannya, kukeluarkan dari mulutku. Kugunakan telapak tangan untuk menampung sperma dari mulutku. Cukup banyak dan kental. Meski sudah dikeluarkan, mulutku masih merasakan adanya sperma yang menempel. Beberapa ikut tertelan bersamaan dengan air liurku.

Kamar executive yang kami tempati terasa hening. Ko Dean nampak masih melenturkan tubuhnya untuk mengembalikan tenaga yang terkuras. Aku sendiri mengambil duduk di sebelahnya. Kepala kusandarkan ke dadanya. Wajahku sedikit bersembunyi di balik ketiaknya yang berbulu lebat. Wangi ketiaknya yang disemprotankan farfum terasa menusuk hidungku. Membuat aku semakin betah membaui ketiak, dan tubuh dari suami kakak kandungku.

****

POV Dean

Waktu menjelang sore, kami tiba di kamar hotel di kota S. Baru sesaat kami berada di kamar hotel, sudah langsung melampiaskan nafsu terpendam. Pegawai hotel keluar dari kamar, diiringi dengan langkah Esti mendekatiku duduk di sofa yang terdapat di ujung kamar sebelah kanan. Tangannya merabai tubuhku, mulutnya tidak bisa diam membaui leher, lidahnya menjilati tengkuk hingga mengarah kuping.

Mendapatkan perlakuan itu, tentu aku tidak kuat. Sebagai pria normal dalam hubungan seks, rangsangan Esti langsung aku sambut. Kubalikkan tubuhku menghadapnya dan langsung menyerang mulutnya. Sore itu, kami saling memuaskan. Jilatan dan permainan jariku di memeknya bisa memberikan dua kali squirt. Sedangkan isapan dan sedotan mulut Esti di kontolku, membuat aku menyemprotkan spermaku di dalam mulutnya. Sperma dimulutnya dikeluarkan cukup banyak, dan ditampung di tangannya. Ada beberapa yang akhirnya ikut terminum bersama dengan air liurnya.

Sofa warna putih di pojok kamar, menjadi tempat kami memulihkan tenaga. Aku yang baru menyemprotkan sprema di mulut Esti, merasakan tenagaku terkuras. Setelah kondisi nafas mulai normal, tanganku menggiring Esti untuk menuju tempat tidur. Kurebahkan badan di bantal, dan kuletakkan kepala Esti di dadaku. Kami masih telanjang bulat, tanpa penutup. Pendingin ruangan belum mampu membuat tubuh kami merasa sejuk, setelah berlomba memburu kenikmata. Meski sudah kurasakan keringat yang mengucur mulai mengering.

“Kamu sudah pengalaman memasukan sperma dalam mulut,” tanyaku kepada Esti.

“Belum Ko. Ini pertama kali sperma masuk ke dalam mulut. Lagian koko mau keluar malah kepalaku ditekan. Jadinya sperma koko masuk dalam mulutku,” Esti memberikan jawaban dengan gaya manjanya. Ia menyalahkanku yang menyebabkannya harus memainkan sperma di dalam mulut.

“Kirain sudah sering. Sama suami kamu belum pernah juga,” aku bertanya kembali.

“Belum Ko. Dulu waktu pacaran juga ga pernah sampai nyemprot di mulut. Paling di dada, perut, atau pantat. Muncrat di wajah aja ga pernah,” jawab Esti menegaskan.

“Berarti aku yang merawani mulut kamu donk,” ledekku kepadanya sambil memberikan tawa kecil yang keluar dari mulutku.

“Hehehehehe…. Kalau muncrat di mulut koko yang pertama. Kalau kontol yang masuk ke mulut, mantan pacarku yang pertama,” ucap Esti mengeluarkan tawa kecil.

“Sama pacar udah pernah,” aku keheranan mendengar jawabannya.

“Iya. Tapi ga sampai ngentot. Paling oral, habis itu muncrat di dada, atau perut,” kata Esti menegaskan, kalau perawanannya diserahkan kepada Rully yang kini menjadi suaminya.

Kepalaku memberikan anggukan tanda mengerti penjelasannya. Suasana kamar menjadi hening. Tidak ada suara yang keluar dari mulut kami. Tangan Esti mulai bekerja membelai dan merabai tubuh telanjangku. Jarinya memilik pentil susuku. Telapak tangannya merabai dadaku. Kubiarkan tangannya bermain menjamah seluruh bagian tubuhku yang tidak tertutup kain. Esti dengan lincah memainkan tangannya merabai seluruh tubuhku bagian depan. Kepalanya masih bersandar di dadaku, tangannya mengusap lembut.

Kukecupkan bibirku ke keningnya. Senyumnya merekah menampakkan lesung pipi kecil, dan gigi ginsulnya muncul dari mulutnya yang terbuka. Esti merupakan perempuan yang sangat cantik. Tidak heran aku tergila-gila ingin mencumbuinya. Bentuk tubuhnya ideal, langsing dan hampir tidak menampakkan perempuan yang sudah pernah melahirkan. Kulitnya putih mulus, membuat lalat yang hinggap pasti terpeleset.

Perlahan kepalanya kuangkat, agar bibir kami bisa menyatu. Kini kami saling lumat. Bibir atasku ketemu bibir bawahnya, begitu pula sebaliknya. Cukup lama kami saling melumat bibir sampai akhirnya lidah menyeruak masuk ke dalam mulut. Kami saling bertukar air liur. Lidah kami saling melilit, mendorong, dan menyeruak masuk ke mulut secara bergantian. Esti membangkitkan tubuhnya sejajar denganku, untuk memudahkan bibir kami saling bertemu.

Puas kami saling melumat, mulut Esti turun menyusuri leherku. Dijilatinya untuk memberikan rangsangan untuk membangkitkan nafsu birahiku. Jilatan lidahnya menyusuri terus hingga dadaku. Pentil susuku yang kecil menjadi sasarannya. Lidahnya menjilati memutar-mutar. Memberikan kenikmatan yang dahsyat kurasakan. Puas memainkan lidahnya di pentil susuku, badannya langsung memutar. Tubuhnya berada di atasku dengan posisi wajahnya berada di depan kontolku. Sedangkan lubang memeknya diarahkan tepat berada di antar mulut dan hidungku.

Langsung kujulurkan lidah untuk menyapu permukaan memeknya. Bibir Esti langsung memberikan kecupan lembut di kepala kontolku. Kami saling mempermainkan alat kelamin. Esti mempermainkan kontolku, sedang aku asik mengobok-obok memeknya menggunakan lidahku. Sesekali jilatanku mengarah pada biji kecil yang ada di atas lubang memekya. Saling memberikan kenikmatan melalui permainan lidah dan mulut. Membuat birahi perlahan naik menuju puncak.

Slruuuuup…… sluuppppp….. Sststststsss….. Ooouwwhhhhh……

Kenikmatan yang kami rasakan hanya bisa digambarkan melalui suara-suara desahan, dan lenguhan. Suara itu diselengi dengan suara mulut yang saling melumat, dan menjilati kelamin kami. Perlahan lidahku mencoba menyeruak masuk ke dalam lubang memeknya. Sesekali ujung lidahku menyentuh clitosnya. Berulang kali kulakukan, membuat Esti menahan batang kontolku yang sudah berada di dalam mulutnya. Bahkan Esti memasukkan lebih dalam batang kontolku hingga menyentuh rongga tenggorakannya.

Tanganku mulai ikut bergerak untuk memberikan usapan di lubang memeknya. Jari jempolku mulai merabai clitos Esti. Kumainkan memutar jari jempolku di clitosnya, untuk memberikan sensasi luar biasa. Lidahku terus menjilati lubang memekknya. Jilatan lidahku mulai beralih ke clitosnya. Sedangkan memeknya mulai kumainkan menggunakan jari-jari tangan. Kumasukkan jari ke lubang memeknya hingga menyentuh mulut rahimnya. Beberapa kali sengaja aku mainkan ujung jari di mulut rahinya, untuk memberikan rasa nikmat yang dahsyat.

Sststststsss….. Ooouwwhhhhh……

Kuluman mulut Esti terhadap kontolku terlepas. Ia lebih menikmati setiap gerakan jariku di lubang memeknya, maupun jilatan lidahku di clitos. Kukocok tiga jari yang sudah berada di dalam memek adik isteriku. Membuat Esti semakin mengeluarkan suara erangan yang semakin kencang. Perlahan jariku pun mulai merasakan kedutan, jepitan dari dinding memeknya. Empotan memeknya semakin membuat jariku mengocok dengan kencang.

Mulut Esti tidak lagi mengulum kontolku. Tubuhnya mulai menegak, dan pahanya semakin mengangkang di atas mulutku. Itu semakin memudahkan gerakan lidahku memainkan clitosnya. Sedang jariku mengocok dengan gerakan cepat. Pantat Esti mulai melakukan gerakan turun naik mengikuti gerakan jariku. Lima menitan kukocok dengan kecepatan tinggi jariku di memeknya, lidahku menjilati clitosnya dengan memutar. Erangan keras dari mulut Esti terdengar, diiringi dengan keluarnya cairan bening yang mengucur deras.

Creeeeetttttt…… crrrrrrreeeeeeeeeeeettttt………. Sseeeeeerrrrrrr…….

Wajahku tidak sempat menghindari. Derasnya kucuran cairan yang keluar dari memek adik iparku, membasahi wajahku yang tepat berada di bawah memeknya. Ada sensasi yang luar biasa kurasakan, ketika mendapatkan siraman dari cairan memeknya. Terdengar deru nafas terhenggal dari Esti. Nafasnya begitu kencang sampai terdengar di kupingku. Badannya terlihat kejang-kejang dan melengkung, membuat kepalanya terdongkak.

Tidak lama menunggu, tubuh Esti bergerak maju. Ia mengambil posisi tetap membelakangi, namun memeknya kini tepat berada di atas kontolku. Pantatnya mulai turun perlahan menenggelamkan kepala kontolku yang sudah menegang maksimal. Perlahan memeknya mengulum seluruh bagian kontolku hingga pangkal paha. Terlihat batang kontolku sudah tenggelam semua, pandanganku tertutup belakang tubuh Esti.

Sststststsss….. aaaaaacccccchhhhhh……

Lenguhan keluar dari mulut Esti, ketika kontolku sudah terbenam keseluruhan di dalam memeknya. Ditahannya kontolku tetap berada di dalam. Kepala kontolku terasa menyentuh ujung dari lubang memek Esti. Tangan Esti terasa bertumpu pada lututku. Badannya sedikit membungkuk ke depan. Itu membuat kontolku terasa semakin tertarik ke dalam lubang memek adik kandung isteriku.

Kubiarkan beberapa saat Esti menikmati lubang memeknya yang dipenuhi dengan batang kontol panjang milikku. Tidak berapa lama, pantatnya terasa mulai bergerak. Diawali dengan gerakan maju mundur dengan tetap mempertahankan kontolku berada di dalam memeknya. Kepala kontolku terasa menyentil-nyentil mulut rahimnya. Memberikan rasa geli dan nikmat yang susah digambarkan. Mata terpejam dan lenguhan menjadi gambaran kenikmatan yang sedang kutahan.

Tidak hanya maju mundur, kini pantat Esti mulai memutar. Meliuk-liuk yang memberikan sensasi dinding memeknya bersentuhan kuat dengan batang kontol panjang. Pantatku mulai mengikuti setiap gerakan yang membuat hentakan ke dalam lubang kontolnya. Berulang kali kami lakukan tanpa disadari gerakan semakin cepat. Kontolku mengobok-obok lubang memeknya. Batang kontol bersentuhan erat dengan dinding memek, dan kepalanya menyentu mulut rahim di ujung lubang memek Esti.

Aaaaaacccccchhhhhh…… Ooouwwhhhhh……

Mulut kami bersahutan mengeluarkan suara kenikmatan yang begitu keras. Mengisi seluruh relung ruangan kamar yang kami sewa. Gerakan memutar Esti seirama dengan pantatku yang mencoba menyeruak masuk lebih dalam ke lubang memeknya. Aku berinisiatif untuk membangunkan tubuhku. Kutempelkan tubuhku dengan bagian belakang badan Esti. Posisiku kini duduk di tempat tidur, sambil memajukan terus posisi kami menuju arah ujung tempat tidur.

Setelah berada tepat diujung tempat tidur, kakiku menyentuh lantai. Sedangkan kaki Esti kubiarkan tetap mengambil tempat tidur sebagai pijakan. Lututnya melipat, pahanya mengangkang, dan memeknya tetap melumat kontolku. Kemudian tanganku melingkar hingga perutnya, untuk mengarahkan pantat Esti naik turun. Tanganku bergerak meremas susunya, dan memainkan pentilnya. Sedangkan Esti semakin liar menggerakkan pantatnya naik turun, memberikan kocokan di batang kontol panjang milikku.

Semakin kukencangkan genjotan kontol di dalam memeknya. Susunya kuremas, dan pentilnya mendapatkan pilinan dari jariku. Kenikmatan yang dirasakan begitu dahsyat, susah digambarkan keluali erangan dan desahan yang mampu kami suarakan. Semakin lama kecepatannya semakin tinggi. Sampai sekitar 10 menitan aku terus memacu kenikmatan dengan adik kandung isteriku, akhirnya lenguhan kami keluar bersamaan. Kontol menyemprotkan sprema ke mulut rahimnya. Memek Esti mengeluarkan cairan yang membasahi kepala hingga batang kontolku.

Sststststsss….. Ooouwwhhhhh…… Aaaaaacccccchhhhhh……

Creeeeetttttt…… crrrrrrreeeeeeeeeeeettttt……….

Croooooooootttttt…… crrrrrrroooooooooooooootttt……….

Tubuh Esti terasa mengejang. Kepalanya terdongkak ke belakang. Membuat badan kami semakin erat saling menempel. Deru nafas Esti terdengar memburu. Kontolku semakin menanjam lebih dalam ke memeknya hingga berada di mulut rahim. Tangangku memeluk erat tubuhnya. Membuat remasan telapak tanganku di susunya semakin kuat. Wajahku menutup di pundaknya bersebelahan dengan kepala yang mendongkak ke belakang. Setelah nafas kembali normal, badan terasa lemas. Perlahan tubuh kami jatuh ke belakang bertumpu di tempat tidur. Mata mulai terpejam menikmati sisa orgasme yang didapatkan. Sampai akhirnya tidak tahu siapa yang mulai, kami tertidur pulas.



***

Matahari sudah tidak menampakkan sinarnya, ketika aku terbangun. Suasana di luar cukup gelap terlihat dari jendela kaca yang ada di kamar kami. Lampu-lampu rumah, dan gedung yang ada di luar jendela terlihat memancarkan sinarnya. Esti sendiri kulihat masih tertidur cukup nyenyak. Terdengar dari suara yang dikeluarkan mulutnya pelan. Kuputuskan untuk tidak membangunkan Esti, dan langsung menuju kamar mandi. Kuhidupkan pancuran air di dalam kamar mandi untuk menyirami seluruh tubuhku yang terasa lengket, akibat kucuran keringan, dan semprotan cairan dari lubang memek Esti.

Pintu kamar mandi kulihat terbuka. Sosok perempuan masuk ke kamar mandi. Tubuhnya terlihat membayang dari ruang kamar mandi yang kacanya tertutup uap air panas yang kugunakan untuk menyiram tubuhku. Perempuan yang merupakan adik kandung isteriku, langsung bergabung denganku di bawah shower. Membuat tubuh kami berbagi siraman air shower, dan saling menempelkan kulit.

Tangan kami sudah saling mengusap menggunakan sabun. Seluruh tubuh kami berbalut sabun. Belaian dan usapan saling diberikan menjalar di seluruh tubuhku. Sengaja kuperlama usapanku, ketika berada di lubang memeknya. Bahkan jari-jariku menggesek lembut muara lubang memeknya dan dengan sengaja menyentul biji kecil di ujung bagian atas. Perlakuan Esti juga sama. Ia justru melakukan gerakan tangan mengocok kontolku. Membuat kontolku yang tadinya masih kecil, kembali menegang.

Busa sabun dengan cepat menghilang dari tubuh kami, akibat kucuran air dari shower. Koncokan tangan Esti dikontolku, justru semakin cepat. Sedangkan jarinya memainkan seluruh muara lubang memeknya. Desahan mulai keluar dari mulut kami, bercampur dengan suara kucuran air di shower yang begitu deras. Aktivitas saling memberikan rangsangan mendadak dihentikan Esti. Ia mengajakku segera mengakhir, karena tuntutan kampung tengah yang minta diisi. Segera kami mengeringkan tubuh, dan berpakaian untuk menuju tempat makan.

“Kita masih punya banyak waktu nanti malam,” bisik Esti di telingaku, ketika kami sedang mengenakan pakaian masing-masing.

Anggukan kepala disertai dengan senyuman kuberikan sebagai jawab tanda setuju. Esti sudah berpakaian rapi. Hopten lengan seksi menjadi pilihannya. Kain setali menggantung di pundaknya, susu sampingnya tertutup menyisakan kain di bawah keteknya. Membuat kulit putih lengan hingga sebagian pundanya terekspose. Atasanya mempunyai corak garis hitam. Celana pendek dengan bahan satin berwarna hitam menjadi bawahnya. Sedangkan aku memilih celana pendek selutut dengan banyak kantong berwarna hitam dengan atasan kaos oblong berlogo café terkenal di objek wisata terkenal di Indonesia.

Dengan santai kami keluar kamar. Tangan Esti melingkar ke belekang memberikan pelukan. Pundaknya kurangkul yang membuat telapak tanganku bersentuhan langsung dengan kulit mulus Esti. Lift terbuka, dan kami sepakat untuk memilih mall di dekat hotel sebagai lokasi tujuan. Kami ingin menyegarkan pandangan mata. Mall menjadi pilihan, sekalian untuk cuci mata. Kami berjalan dengan mesra layaknya pasangan kekasih sedang dimabuk asmara. Bahkan tangan kami saling memeluk hingga sebuah restoran di mall.

Pandangan mata kami mengarah ke toko di dalam mall. Memang tidak ada barang yang cocok untuk dibeli, sehingga memutuskan perlahan menuju restoran. Dunia seperti milik kami berdua dengan menunjukkan sikap romantis. Lebih menambah kedekatan secara bathin kepada kami yang baru bertukar pasangan. Perilaku tukar pasangan yang baru terjadi dua hari yang lalu, ketika kami berlibur di kota B.

Meski baru bertukar pasangan, tetapi rasanya sudah ada kecocokan diantara kami. Itu membuat kami tidak sungkan saling memberikan perhatian. Bahkan terkadang wajah Esti bersembunyi di balik lengan tanganku. Kulit wajahnya yang mulus menempel kuat di lenganku. Terasa lembut, karena wajar wajah wanita yang merupakan adik iparku itu sangat terawat. Rajin memanjakan diri ke salon. Bahkan belakangan baru diketahui berdasarkan pengakuan Esti, kalau dia sering pergi merawat memeknya bersama Julia yang tiada lain isterku.

Isterku sendiri tidak pernah bercerita soal perawatan memeknya. Aku hanya mengetahui dia rajin senam, aerobik, atau zumba. Sedangkan perawatan memeknya, tidak pernah diceritakan kepadaku. Tetapi aku suka mendengarnya. Isteriku ternyata memperhatikan memeknya untuk melayani suaminya lebih maksimal. Meski begitu, fantasi seks ternyata tetap membuat aku semakin bernafsu untuk ngentot dengan adik kandungnya.

Ketika kami duduk berduaan. Tubuh Esti menggelayut manja di sampingku. Bangkunya sengaja dibuat merapak denganku. Membuat kepala dan tangannya lebih mudah menempel di lenganku. Bahkan tidak sungkan ia memberikan kecupan kecil ke kulit lenganku, ketika lengan bajuku tersingkap ke atas. Sedang asik menghabiskan waktu bermesraan, sesosok perempuan langsung mengampiri meja yang menyisakan piring bekas kami makan. Perempuan itu langsung berdiri di sebelah Esti. Mulutnya mengeluarkan suara tegas, meski tidak keras.

“Esti…..Dean…..,” ucap perempuan itu menegur kami yang sedang sibuk bermesraan.



Bersambung…………
 
Hadeh malah ketahuan.... bakalan gagal mantap2 atau malah dapet lubang lagi.... antara dilema atau beruntung kalo sial dean rugi besar julia di garap habis2an eh dean cuma dapet setengahnya....

Suwun hu.... mantab
 
Klo boleh jujur suhu, lebih ngaceng ke ss nya Julia, entah lah mungkin karena Calm dan Poloss beda sama Esti yang agak agak player hahahah just my opini.. Lanjutt suhuu..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd