Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
permisi para suhu sekalian. untuk mengurangi rasa penasaran para suhu, ini ada nubie berikan sedikit sinopsis untuk episode selanjutnya.
semoga bisa mengurangi rasa penasaran para suhu sekalian. mohon bersabar yah, next episode segera dirilis dalam beberapa hari kedepan.

:beer: :beer:



Badan sudah terasa segar. Tenaga mulai pulih kembali, ketika aku terbangun dari tidur. Tanpa terasa di luar jendela kaca terlihat sinar matahari mulai meredup. Pertanda sudah petang, dan menjelang malam. Kakiku segera melangkah menuju kamar mandi. Aku ingin membuat kondisi tubuh, agar terlihat lebih segar. Malam nanti tidak ada acara khusus, kecuali mengistirahatkan diri. Kesempatan untuk membuang kesuntukan dari kesibukan yang menghinggapi kehidupanku.

“Mumpung ga ada kerjaan, apa sebaiknya aku jalan-jalan ke mall yah. Sekalian aja aku cari pakaian atau kebutuhan yang lain,” ucapku dalam hati.

Tanktop singlet tali 12 yukensi warna biru malam menjadi pilihanku sebagai atasan. Depannya bertali hingga berada di atas belahan susu. Membuat kulit pundak, punggung, dan lenganku yang putih mulus terekspose. Memberikan pandangan seksi untuk setiap perempuan yang menggunakan. Usiaku memang tidak muda lagi, tetapi soal pakaian tetap ingin berpenampilan seksi. Mengikuti gaya anak muda kekinian. Tidak heran, sampai sekarang aku masih suka menggunakan pakaian seksi.

Legging pants berwarna biru gelap sebagai bawahannya. Celana panjang ketat yang panjang hingga mata kaki. Cetakan lekuk kakiku tercetak jelas. Layaknya seperti wanita muda, aku berjalan menyusuri setiap sudut mall. Pilihanku ke butik-butik yang ada di mall tersebut. Beberapa pakaian kerja maupun santai aku beli, untuk menambah koleksi. Tidak peduli, jika aku menjadi pusat perhatian ketika berjalan di mall. Pakaian seksi yang kugunakan mengundang mata pria hidung belang untuk mengamati setiap lekuk tubuhku.

Dalam perjalananku dari menyusuri mall, tanpa sengaja mataku menyorot sesuatu. Pasangan pria dan wanita yang sedang berjalan di mall. Keduanya terlihat begitu mesra layaknya pasangan kekasih. Tidak menjadi persoalan, kalau memang mereka suami isteri, atau sedang berpacaran. Sah saja, bermesraan di depan umum untuk menunjukkan kasih sayang kepada pasangannya. Tapi sorot mataku tidak melihat kearah pasangan suami isteri atau yang sedang berpacaran.

Seseorang yang sangat aku kenal. Tetapi dia berjalan bermesraan bukan dengan pasangannya. Perempuan yang sudah memiliki suami. Namun yang digandengnya sekarang bukan suaminya. Bahkan pria yang digandengnya sangat aku kenal. Pria itu sudah mempunyai isteri yang merupakan orang dekatku. Sengaja aku mengikuti mereka perlahan, dan menjaga jarak, agar tidak ketahuan. Aku ingin memperhatikan lebih jelas, apa gerangan yang sebenarnya terjadi. Kenapa mereka bisa berjalan berdua. Kemana suami perempuan itu. Isteri pria itu ada di mana.

“Sebaiknya aku ikuti dulu. Mungkin kebetulan mereka terpisah dengan pasangan masing-masing. Tapi kenapa kelihatannya sangat mesra, layaknya suami isteri, atau orang pacaran,” gumamku dalam hati mencari jawaban atas pertanyaan yang ada di pikiranku.

Langkahku terus mengikuti mereka menyusuri setiap sudut mall. Memang sempat beberapa butik yang disinggahi, tapi tampaknya tidak ada satu barang pun yang mereka beli. Terus kubuntuti mereka hingga sebuah restoran yang ada di lantai 4 mall. Aku tetap berusaha menjaga jarak, agar tidak mengundang kecurigaan. Kalau mereka curiga, dan mengetahui sedang dibuntuti, tentu penyelidikanku menjadi kacau. Pastinya aku tidak bisa mendapatkan informasi yang benar, soal apa yang terjadi sebenarnya.

Dari kejauhan aku mengamati setiap aktivitas yang mereka lakukan di dalam restoran. Mereka mengambil duduk bersebelahan. Tangan perempuan itu, justru semakin erat merangkul pria. Sedangkan pria yang bersamanya, sesekali memberikan kecupan lembut di keningnya. Bahkan memberikan belaian kepada perempuan tersebut. Kecurigaanku semakin dalam, aku tetap berusaha menahan diri. Aku hanya perlu memastikan dugaanku benar, sehingga lebih mudah membuat mereka berkata jujur.

Sorot mataku tidak lepas dari keberadaan keduanya. Sejak mereka memesan makanan hinga selesai makan, aku terus mengamati. Sikap mesra mereka sudah membuatku semakin yakin, ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Tentunya aku harus mencari tahu yang sebenarnya, setelah yakin yang terjadi sesuai dugaanku. Perlahan kakiku mulai melangkah mendekati mereka. Aku mencoba mendekati lewat belakang, agar mereka tidak bisa menghindar dariku.

“Esti…. Dean…..,” kataku memanggil nama mereka.


Kira-kira siapa yah..... hehehehehe....
 
Bimabet
Ketahuan Deh

SELLA



POV Orang Ketiga

Dua orang manusia berlainan jenis kelamin berada di dalam sebuah kamar hotel. Kasur besar menjadi tempat keduanya berisitirahat. Lelah dan lemas didapatkan setelah keduanya merengguk kenikmatan persetubuhan terlarang. Pria dan wanita yang menutup tubuhnya di dalam selimut merupakan rekan bisnis. Keduanya baru menyepakati kerja sama dengan nilai yang lumayan besar. Sebagai bentuk ucapan terima kasih atas kerja sama yang didapatkan, perempuan berwajah oriental pemilik perusahaan konveksi menghadiahkan tubuhnya kepada sang pria.

Mata pria yang dikenal dengan nama Oten terpejam. Mulutnya mengeluarkan suara dengkuran keras. Stamina yang terkuras setelah persetubuhan terlarang, membuat tidur pria berdarah Sumatera itu tertidur pulas. Tidak berbeda dengan perempuan di sebelahnya. Direktur perusahaan konveksi asal pulau terbesar kedua di Indonesia matanya masih terpejam. Wajahnya cantik mulus tersembunyi di balik dada pria berkulit gelap itu. Aktivitasnya hari ini cukup melelahkan.

Setelah tiba di kota S, ia langsung menuju kantor Oten. Rapat membahas pekerjaan bernilai miliaran rupiah menjadi prioritasnya. Tidak langsung ke hotel, meski kamar sudah disiapkan stafnya yang terlebih dahulu datang. Usai membicarakan bisnis hingga menjelang sore, baru perempuan bernama Sella langsung menuju hotel. Tidak lupa menginformasikan nomor kamar hotelnya kepada bos perusahaan ekspor-impor yang menjadi mitra bisnisnya.

Sella sendiri merupakan perempuan yang mempunyai kehidupan normal. Sakit hati terhadap suami membuatnya semakin liar. Awalnya hanya berselingkuh dengan satu orang. Perhatian yang diberikan membuat hatinya luluh. Setelah perselingkuhan tercium, justru menjerumuskan Sella ke permainan seks yang lebih liar. Suaminya ternyata sangat suka melihat Sella disetubuhi pria lain. Hal itu mampu membangkitkan nafsu seks suaminya yang diakhirnya dengan ganasnya persetubuhan mereka.

Merasa terjebak dengan fantasi seks suaminya, Sella mulai berpikir lebih berani. Ia merelakan tubuhnya dinikmati relasi bisnisnya yang berani memberikan kerja sama dengan nilai miliaran. Tidak heran, usaha yang dikelola perempuan keterunan yang cantik itu, kini berkembang dengan pesat. Suaminya justru semakin menjerumuskan Sella. Meminta Sella merekam dengan video atau foto setiap persetubuhan dengan mitra bisnisnya. Itu membuat Sella semakin terjebak dalam persetubuhan terlarang. Tentu saja rekaman video dan foto yang diambil Sella tanpa sepengetahuan dari pasangan selingkuhnya. Bahkan Sella merahasiakan, kalau suaminya mengetahui hubungan terlarang mereka yang berbalut bisnis saling menguntungkan. Perlahan membuat nafsu seks Sella semakin liar.

Malam semakin larut. Kedua pasangan selingkuh tertidur pulas. Waktu menunjukkan pukul 1 tengah malam. Sella terbangun menahan dingin suhu di dalam kamar. Ternyata selimutnya tersingkap hingga bagian susunya. Handuk yang membalut tubuhnya sudah terbuka mempertontonkan susunya yang besar dengan pentil bulat berwarna coklat. Ditengoknya Oten yang tidur pulas di sebelahnya. Memeknya menahan air kencing yang ingin dikeluarkan. Segera ia berlari ke kamar mandi. Selimut yang menutupi sebagian tubuh keduanya tersingkap ke bawah. Mempertontonkan kontol Oten besar yang masih lemas.

Tidak dipedulikannya kontol besar yang ada di sebelahnya. Mengeluarkan air dari memeknya menjadi prioritas. Segera langkahnya menuju kamar mandi. Nafsu liar mulai menghinggapi perempuan cantik bermata sipit itu. Ia mulai terbayang kontol besar yang mengerucut milik rekan bisnisnya. Nafsu liar menghinggapi tubuhnya ingin segera mempermainkan kontol tersebut. Ia menyudahi semburan air kencing yang keluar dari memeknya. Tidak lupa disiramnya menggunakan semprotan air yang ada di samping closet.

Tubuhnya berada di ujung ranjang. Wajahnya perlahan mendekati kontol yang masih dalam kondisi lemas. Pelan dirabanya menggunakan tangan kontol hitam milik pria berkulit gelap. Dikocoknya menggunakan tangan dengan sesekali memberikan air liur. Air yang memudahkan gerakan telapak tangannya memberikan kocokan terhadap kontol besar itu. Bahkan mulutnya mulai memberikan ciuman di kepala kontol milik Oten. Diisapnya lubang kecil yang ada di kepala kontol.

Pria yang tertidur pulas merasakan kontolnya dipermainkan mulut kecil seksi dengan lembut. Setengah sadar ia membiarkan perlakuan dari mulut tipis yang bercampur air liur. Mata Oten memincing ke bawah memperhatikan gerakan kepala dan tangan yang mempermainkan kontolnya. Kontol yang tadinya lemas, kini mulai menegang. Mengeras seperti kayu membuat pemiliknya langsung mendesah pelan. Sella ternyata sudah memasukkan kontol Oten ke dalam mulutnya dengan gerakan mengocok.

Aaaaaaaacccchhhhh….

Desahan perlahan kelaur dari mulut Oten. Cukup lama mulut Sella bermain di kontol besar yang membuat semakin tegang maksimal. Kepala kontol terlihat mengkilap dibasahi air liur yang keluar dari mulut perempuan yang memiliki susu cukup besar itu. Merasakan kontol yang dipermainkannya sudah tegang maksimal, Sella langsung menaiki tubuh Oten. Pahanya mengangkang memposisikan mulut memeknya tepat berada di atas kontol Oten. Perlahan diturunkannya pantat besarnya yang membuat kepala kontol Oten perlahan tenggelam ke dalam lubang memeknya.

Bllllleeeeeeeeeeeeeessssh……. Aaaaaaaacccchhhhh….

Kontol Oten menancap sempurna di lubang memek Sella disertai dengan desahan kecil yang keluar dari mulut mereka. Sella mendiamkan kontol besar itu berada lebih lama di dalam lubang memeknya. Dinding memek Sella menyesuaikan ukuran kontol yang sedang menyeruang masuk. Kepala kontol Oten menusuk pelan di mulut rahim Sella. Setelah cukup waktu menyesuaikan keberadaan batang kontol Oten, Sella mulai menggerakan pinggulnya.

Layaknya seorang penari striptease, Sella menggoyang pinggulnya. Membuat kontol Oten mengobok-obook setiap sudut lubang memek Sella. Kepala kontol Oten semakin sering menyentuh mulut rahim Sella yang ada di ujung memek. Mata Sella terpejam merasakan kegelian bercampur nikmat, akibat mulut rahim dan kepala kontol Oten bersentuhan. Goyangan pinggul Sella semakin liar. Membuat Oten yang tadinya setengah sadar, kini benar-benar membuka matanya. Mulut Oten mengeluarkan desahan yang bersahutan dengan Sella.

Aaaaaaaacccchhhhh…. Ooouwwhhhhh……

Tidak hanya pinggul Sella yang sekarang bergerak. Pantatnya kini membuat gerakan memutar membuat kontol Oten terhentak lebih dalam di lubang memeknya. Kenikmatan maha dahsyat mulai dirasakan keduanya. Oten mulai membantu dengan menggerakkan pantatnya untuk memberikan tusukan kontolnya lebih dalam ke memek Sella. Gerakan Sella semakin liar dan cepat. Kocokan kontol Oten semakin dipercepatan dengan memberikan sensasi hentakan lebih dalam.

“Ooouwwhhhhh…… Shiitttt….. nikmat banget,” ucap Sella.

Mendengar ucapan Sella, menambah birahi Oten semakin naik. Ia menggerakkan pantatnya lebih keras untuk memberikan sensasi kocokan kontolnya semakin dalam ke memek Sella. Dinding memek Sella kini mulai memberikan jepitan keras ke batang kontol di dalamnya. Sella mulai merasakan lubang memeknya semakin menyedot kuat kontol Oten. Ia mulai memacu gerakan lebih cepat untuk segera mendapatkan orgasme. Puncak kepuasan yang ingin segera diraih, akibat nafsu liarnya.

Creeeeetttttt…… crrrrrrreeeeeeeeeeeettttt……….

“Ooouwwhhhhh…… my good. I am coming,” Sella mengeluarkan perkataan dari mulutnya. Ia berhasil mendapatkan orgasme dari permainan kontol Oten yang mengocok dari bawah. Posisi yang sebetulnya disukai Sella. Posisi yang semakin mempercepat Sella mendapatkan orgasme.

Tubuh Sella ambruk ke depan. Badan Oten menjadi tumpuannya. Nafasnya memburu kuat menghembuskan angin di dada Oten. Sengaja Oten tidak menggerakkan kontolnya untuk memberikan kesempatan kepada Sella menikmati sisa orgasmenya. Membiarkan batang kontolnya menikmati pijatan kuat dari memek Sella yang baru mendapatkan kepuasan. Telapak tangannya memberikan belaian lembut di rambut panjang Sella. Belaian yang membuat hati perempuan semakin tenang.

Kondisi tubuh Sella mulai lemas. Tenaganya terkuras setelah mendapatkan orgasme. Nafasnya mulai teratur. Oten berinisiatif menjatuhkan tubuh Sella ke sebelahnya. Dibiarkannya tubuh Sella tengkurap sambil mengembalikan tenaga yang terkuras. Pria berkumis itu kini mengambil posisi di belakang tubuh Sella. Diangkatnya pantat Sella sedikit. Kontolnya mulai mencari-cari lubang yang akan dimasuki dari belakang.

Bllllleeeeeeeeeeeeeessssh…….

Pantat Oten didorong ke depan, setelah kepala kontolnya mendapatkan posisi yang tepat. Posisi berada di depan mulut memek Sella yang sekarang menungging. Sella mengambil bantal yang ada di hadapannya untuk menjadi tumpuan tubuhnya. Diletakkannya bantal di badan tengkurapnya, tempat berada di susunya. Sedangkan Oten kini mengocok memek Sella dengan kontol besarnya dengan ritme pelan.

Sella yang baru mendapatkan orgasme belum terlalu memberikan respon terhadap kocokan kontol besar yang berada di dalam lubang memeknya. Ia hanya menunggingkan tubuhnya bertumpu pada bantal yang di letakkan di susunya. Matanya masih terpejam merasakan setiap hentakan pelan kontol pria buncit di belakangnya. Perlahan nafsu birahi Sella mulai menghinggapi tubuhnya. Kocokan kontol Oten mendapatkan respon dari gerakan pantat Sella yang sudah terangsang.

Keduanya mulai mengatur ritme goyangan untuk saling memberikan sensasi. Kontol Oten perlahan merasakan jepitan dinding memek Sella. Mulut rahim Sella terasa di tonjok-tonkok kepala kontol Oten. Pasangan tanpa ikatan pernihakan itu, saling menggerakan tubuh masing-masing. Gerakan pelan berubah menjadi liar. Saling memberikan hentakan yang membuat kontol di dalam memek Sella semakin tertarik ke dalam.

Oten mulai mengimbangi gerakan cepat pantan Sella. Dipercepatnya kocokan kontol yang ada di dalam memek mitra bisnisnya. Terasa kontol Oten semakin tersedot lebih dalam memasuki lubang memek yang terasa sempit. Hampir lima menitan keduanya saling menggoyang tubuh dengan cepat. Membuat kepala kontol Oten akhirnya mulai berkedut. Sedotan memek Sella semakin kencang. Kenikmatan yang dirasakan sudah tidak bisa ditahan. Membuat keduanya harus melampiaskan dengan orgasme yang melanda bersamaan.

Creeeeetttttt…… crrrrrrreeeeeeeeeeeettttt……….

Croooooooootttttt…… crrrrrrroooooooooooooootttt……….

Ooouwwhhhhh…… Aaaaaaaacccchhhhh….

Keduanya mengeluarkan suara kenikmatan bersahutan. Pertanda orgasme yang dinantikan telah tiba. Batang kontol Oten dilumuri cairan memek Sella yang cukup banyak. Mulut rahim Sella menerima semprotan kencang sprema yang keluar dari lubang kecil di kepala kontol Oten. Deru nafas keduanya bersahutan memburu. Mirip orang yang habis lari marathon kelelahan. Kontol besar itu dibiarkan tetap berada di lubang memek Sella yang menyempit, akibat ototnya mengejang.

Tidak terasa ternyata persetubuhan pasangan selingkuh itu menghabiskan waktu hampir satu jam lebih. Waktu yang terlihat dari layar ponsel menunjukkan pukul 2 lewat 17 menit dini hari. Pertarungan kelamin yang saling memberikan kenikmatan cukup lama diarungi keduanya. Diakhiri dengan orgasme yang datang bersamaan. Semprotan sperma dibiarkan masuk ke dalam rahim Sella. Tentunya aman karena program KB yang diikut Sella, tidak membuatnya harus khawatir akan kehamilan.

Lelah dan lemas mendera keduanya. Tenaga hampir habis yang tanpa sadar keduanya tertidur tanpa ditutupi kain. Wajah Sella menutup ke dada Oten. Tangannya memeluk tubuh pria yang menjadi mitra bisnisnya. Oten memberikan pelukan melingkar hingga ke belakang tubuh Sella. Telapak tangan Oten menempel kuat di kulit putih direktur perusahaan konveski yang sudah menjadi pasangan selingkuhnya sejak dua tahun lalu.



***

POV Sella

Mataku terbuka setelah merasakan sinar matahari yang membuat silau. Sinar matahari yang menembus melalui celah gorden yang menutupi jendela kaca yang ada di kamar hotel. Aku menginap di hotel setelah menyepakati kerja sama dengan perusahaan ekspor-impor. Relasi lama yang memberikan perusahaanku banyak pekerjaan. Setelah menyepakati harga atas pekerjaan yang didapatkan, aku tidak langsung pulang ke kota asalku.

Keputusan menginap di kota S sangat tepat. Kebiasaan relasi bisnis yang sudah bermitra dua tahunan denganku, pastinya meminta imbalan dari pekerjaan yang diberikan. Imbalan tubuh mulusku yang seksi, meski tertutup sedikit lemak di bagian perut. Tubuhku sering kali dipasrahkan kepada relasi bisnis, ketika mendapatkan pekerjaan yang nilainya miliaran. Tentunya menguntungkan bagi perusahaanku.

Ada perasaan bersalah ketika usai menikmati persetubuhan. Nafsu liar seks yang kumiliki membuat aku seperti perempuan hyper. Ingin selalu mendapatkan kepuasan dari kontol pria. Nafsu liarku semakin terjerumus, ketika suami justru memberikan persetujuan atas perselingkuhanku. Suamiku justru semakin tertarik melihat tubuhku digenjot pria lain. Kelainan seks yang dimilikinya membuatku semakin terjerumus. Akhirnya kupasrahkan tubuhku. Apalagi suami tidak mempermasalahkan, keuntungan perusahaan kudapatkan.

Tadi malam aku kembali melayani relasi bisnis yang memberikan pekerjaan miliaran rupiah. Relasi lama yang cukup sering memberikan kerja sama untuk perusahaanku. Pria pertama yang ngentot denganku, setelah suamiku. Sikapnya yang lembut, baik, dan perhatian ternyata menjebakku ke perselingkuhan. Dibalik sikapnya itu, ada petualangan orientasi seks terhadap perempuan keturunan sepertiku. Setelah tahu kelakuan aslinya, aku mengambil sikap mengabaikan perasaan. Kubuang rasa simpati dan suka, menjadi pelampiasan nafsu belaka. Tentunya dengan diiming-imingi keuntungan perusahaan yang besar.

Mataku terbuka, kepala terangkat. Tanpa sadar, ternyata selama tidur wajahku menempel di dada pria berkulit gelap. Pria yang memberikan kenikmatan seks untukku tadi malam. Rekan bisnis yang secara rutin bersetubuh denganku. Hampir setiap pertemuan bisnis kami selesaikan dengan persetubuhan. Apalagi bisnis yang menguntung untuk perusahaanku dengan angka miliaran. Dengan rela aku serahkan tubuhku, agar kontrak kerja bisa ditandatangani segera.

“Tidurnya sangat pulas. Biar saja lah. Lebih baik aku segera mandi. Sekarang sudah jam 10 pagi,” gumamku dalam hati.

Shower di kamar mandi mengucurkan air yang cukup deras. Air hangat aku pilih untuk membersihkan tubuhku setelah persetubuhan tadi malam. Seluruh sudut tubuhku aku gosok dengan tangan, membuat rasa lengket dari keringan kami yang bercampur. Tidak lupa sabun menyapu seluruh tubuhku. Shampo membersihkan setiap helai rambutku yang tercium bau keringat. Tidak lama pintu kamar mandi terbuka. Kulihat pria bernama Oten yang bersetubuh denganku tadi malam melangkah masuk. Kuselesaikan mandiku sebelum dia bergabung membasahi tubuhnya di bawah shower.

Oten masuk menggantikan posisiku di bawah shower. Ia menyapu seluruh tubuhnya menggunakan kucuran air. Tubuh buncitnya dibersihkan dengan sabut, kepalanya menggunakan shampo. Aku sendiri memilih mengeringkan tubuh dengan handuk. Setelah itu, segera keluar dengan balutan handuk dari susu sampai paha, menutupi memekku. Langkahku menuju jendela kaca yang berada di kamar. Gorden yang menutupi segera aku buka lebar, untuk memberikan kesempatan sinar matahari masuk ke dalam kamar.

Tanpa diduga, tubuh seseorang mendempetku hingga jendela kaca. Tangannya dengan cepat membuka handuk yang membalut tubuhku. Bibir berkumis di belakangku segera membaui leher dan punggungku. Diciumnya dan dijilatnya setiap lekuk tubuhku bagian belakang. Anehnya tidak ada penolakan dari tubuhku. Justru terlihat pasrah menerima setiap jilatan lidah dan sesekali kumis tebal menempel di kulit mulusku.

“Sudah siang sayang. Sebaiknya cepat. Takutnya stafku sudah menunggu di lobi,” ucapku kepada Oten yang berusaha menaikkan nafsu birahi dengan cumbuannya.

“Owwwh… ok sayang. Quickly seks,” sahutnya yang disertai dengan lepasnya handuk yang membalut di tubuhnya. Kontolnya terasa menggesek belahan pantatku.

Tubuhku segera kutunggingkan dengan telapak tangan menempel di kaca jendela. Itu untuk memberikan kesempatan kontolnya bisa masuk ke memekku. Lubang memekku masih terasa kering habis dibersihkan. Air yang membahasai tubuhku sudah disapu handuk yang kugunakan. Kontol besar yang sudah terasa keras, berusaha membelah muara lubang memekku. Terasa sulit masuk, akibat masih kering. Oten berinisiatif menggesekkan kepala kontolnya di muara lubang memekku, untuk memancing keluarnya cairanya. Usahanya berhasil dengan perlahan memekku terasa lembab. Kepala kontolnya didorong masuk perlahan di muara lubang memekku yang masih terasa sempit.

Pelan dikocoknya kepala kontolnya sambil terus memancing memekku, agar semakin basah. Nafsuku yang liar membuat birahi cepat terpancing. Memekku mulai perlahan mengeluarkan air. Membuat batang kontol yang besar berwarha gelap dengan mudah menerobos masuk ke dalam lubang memekku. Sodokan dari belakang terasa menyentuh ujung lubang memekku yang membuatku geli dan nikmat.

Bllllleeeeeeeeeeeeeessssh…….

Kocokannya terasa dengan kecepatan tinggi. Aku mengimbangi dengan menggoyangkan tubuhku ke belakang. Itu membuat batang kontol besar milik Oten semakin menyeruak masuk ke dalam menyentuh mulut rahimku. Persetubuhan kami pagi ini memang sengaja dipercepat. Ada kekhawatiran stafku sudah berada di hotel. Jadwal penerbangan stafku nanti sore. Ia memang kuminta mampir ke hotel tempaku menginap, sebelum menuju ke bandara. Ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan setelah stafku tiba di kota kami.

Gerakan cepat kontol yang mengobok-obok, membuat dinding memekku memberikan respon dengan memperketat pijatannya. Memekku memberikan sedotan lebih dalam ke batang kontolnya. Membuat batang kontol Oten semakin mempercepat gerakannya. Kurasakan kepala batang kontol Oten mulai berdenyut, dan membesar. Pertanda dia ingin menembakkan spermanya. Tentu gerakkanku mengimbangi, untuk bisa mendapatkan orgasme secara bersamaan. Lima menitan hentakan kontolnya mengocok memekku, akhirnya kami orgasme bersamaan.

Croooooooootttttt…… crrrrrrroooooooooooooootttt……….

Creeeeetttttt…… crrrrrrreeeeeeeeeeeettttt……….

Ooouwwhhhhh…… Aaaaaaaacccchhhhh….

Orgasme pagi menjelang siang sedikit berbeda. Setelah aku dapat orgasme, Oten justru menarik keluar kontolnya dari memekku. Ia mengocok kontolnya dengan tangan. Membuat lubang di kepala kontolnya menyemprotkan sprema di pantatku. Tidak banyak semprotan yang dikeluarkan. Terasa spremanya sedikit lebih cair dibandingkan tadi malam. Nafas kami memburu menikmati sisa orgasme yang didapatkan bersamaan.

Setelah kondisi tubuh mulai normal, nafas sudah tidak memburu, Oten segera ke kemar mandi. Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi. Ia sedang membersikan kontol yang telah menyemprotkan sprema di pantatku. Kontol yang mengobok-obok memekku dengan cepat dalam waktu yang singkat. Aku sendiri masih bertahan di jendela kaca. Mataku menerawang ke luar jendela memperhatikan perkotaan yang terlihat dari atas.

Oten terburu-buru menggunakan pakaiannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 lewat 20 menit. Ia berpamitan kepadaku yang masih terpaku menatap ke luar jendela kaca. Kubiarkan dia pulang, dan memintanya untuk menutup pintu kamar. Puas menatap ke luar jendela, aku membersihkan tubuh seperlu ke kamar mandi. Stafku berencana datang pukul 12 siang. Rencananya aku ingin mengajak mereka makan siang, sebelum pulang ke kota asal kami. Ada beberapa arahan yang harus kusampaikan, untuk segera mereka kerjakan ketika sudah berada di kota B.

Pertemuan dengan 3 orang staf yang mendampingiku dalam pembicaraan bisnis di kota S, selesai pukul 2 siang. Mereka segera pergi menuju bandara. Beberapa arahan penting soal percepatan pengerjaan orderan dari perusahaan Oten, kusampaikan. Senin semua bidang sudah bergerak, termasuk mempersiapkan karyawan pabrik secara khusus menangani proyek tersebut. Setelah itu, aku memilih beristirahat di kamar. Tubuhku yang masih terasa capek habis persetubuhan dengan Oten meminta direfresh kembali.



***

SELLA



ESTI

Badan sudah terasa segar. Tenaga mulai pulih kembali, ketika aku terbangun dari tidur. Tanpa terasa di luar jendela kaca terlihat sinar matahari mulai meredup. Pertanda sudah petang, dan menjelang malam. Kakiku segera melangkah menuju kamar mandi. Aku ingin membuat kondisi tubuh, agar terlihat lebih segar. Malam nanti tidak ada acara khusus, kecuali mengistirahatkan diri. Kesempatan untuk membuang kesuntukan dari kesibukan yang menghinggapi kehidupanku.

“Mumpung ga ada kerjaan, apa sebaiknya aku jalan-jalan ke mall yah. Sekalian aja aku cari pakaian atau kebutuhan yang lain,” ucapku dalam hati.

Tanktop singlet tali 12 yukensi warna biru malam menjadi pilihanku sebagai atasan. Depannya bertali hingga berada di atas belahan susu. Membuat kulit pundak, punggung, dan lenganku yang putih mulus terekspose. Memberikan pandangan seksi untuk setiap perempuan yang menggunakan. Usiaku memang tidak muda lagi, tetapi soal pakaian tetap ingin berpenampilan seksi. Mengikuti gaya anak muda kekinian. Tidak heran, sampai sekarang aku masih suka menggunakan pakaian seksi.

Legging pants berwarna biru gelap sebagai bawahannya. Celana panjang ketat yang panjang hingga mata kaki. Cetakan lekuk kakiku tercetak jelas. Layaknya seperti wanita muda, aku berjalan menyusuri setiap sudut mall. Pilihanku ke butik-butik yang ada di mall tersebut. Beberapa pakaian kerja maupun santai aku beli, untuk menambah koleksi. Tidak peduli, jika aku menjadi pusat perhatian ketika berjalan di mall. Pakaian seksi yang kugunakan mengundang mata pria hidung belang untuk mengamati setiap lekuk tubuhku.

Dalam perjalananku dari menyusuri mall, tanpa sengaja mataku menyorot sesuatu. Pasangan pria dan wanita yang sedang berjalan di mall. Keduanya terlihat begitu mesra layaknya pasangan kekasih. Tidak menjadi persoalan, kalau memang mereka suami isteri, atau sedang berpacaran. Sah saja, bermesraan di depan umum untuk menunjukkan kasih sayang kepada pasangannya. Tapi sorot mataku tidak melihat kearah pasangan suami isteri atau yang sedang berpacaran.

Seseorang yang sangat aku kenal. Tetapi dia berjalan bermesraan bukan dengan pasangannya. Perempuan yang sudah memiliki suami. Namun yang digandengnya sekarang bukan suaminya. Bahkan pria yang digandengnya sangat aku kenal. Pria itu sudah mempunyai isteri yang merupakan orang dekatku. Sengaja aku mengikuti mereka perlahan, dan menjaga jarak, agar tidak ketahuan. Aku ingin memperhatikan lebih jelas, apa gerangan yang sebenarnya terjadi. Kenapa mereka bisa berjalan berdua. Kemana suami perempuan itu. Isteri pria itu ada di mana.

“Sebaiknya aku ikuti dulu. Mungkin kebetulan mereka terpisah dengan pasangan masing-masing. Tapi kenapa kelihatannya sangat mesra, layaknya suami isteri, atau orang pacaran,” gumamku dalam hati mencari jawaban atas pertanyaan yang ada di pikiranku.

Langkahku terus mengikuti mereka menyusuri setiap sudut mall. Memang sempat beberapa butik yang disinggahi, tapi tampaknya tidak ada satu barang pun yang mereka beli. Terus kubuntuti mereka hingga sebuah restoran yang ada di lantai 4 mall. Aku tetap berusaha menjaga jarak, agar tidak mengundang kecurigaan. Kalau mereka curiga, dan mengetahui sedang dibuntuti, tentu penyelidikanku menjadi kacau. Pastinya aku tidak bisa mendapatkan informasi yang benar, soal apa yang terjadi sebenarnya.

Dari kejauhan aku mengamati setiap aktivitas yang mereka lakukan di dalam restoran. Mereka mengambil duduk bersebelahan. Tangan perempuan itu, justru semakin erat merangkul pria. Sedangkan pria yang bersamanya, sesekali memberikan kecupan lembut di keningnya. Bahkan memberikan belaian kepada perempuan tersebut. Kecurigaanku semakin dalam, aku tetap berusaha menahan diri. Aku hanya perlu memastikan dugaanku benar, sehingga lebih mudah membuat mereka berkata jujur.

Sorot mataku tidak lepas dari keberadaan keduanya. Sejak mereka memesan makanan hinga selesai makan, aku terus mengamati. Sikap mesra mereka sudah membuatku semakin yakin, ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Tentunya aku harus mencari tahu yang sebenarnya, setelah yakin yang terjadi sesuai dugaanku. Perlahan kakiku mulai melangkah mendekati mereka. Aku mencoba mendekati lewat belakang, agar mereka tidak bisa menghindar dariku.

“Esti…. Dean…..,” kataku memanggil nama mereka.

Ketika itu, aku sudah berada berdiri di samping perempuan yang kupanggil Esti. Keduanya nampak terkejut, ada seseorang yang menyapa mereka. Tentu membuat mereka semakin salah tingkah. Rasa bersalah terlihat dari wajah keduanya. Pastinya ada rasa bersalah, karena mereka berduaan dengan sangat mesra. Mereka bukan pasangan yang sah disatukan dalam ikatan pernikahan. Ketika tertangkap basah seseorang yang mereka kenal, tentunya ada kekhawatiran menjadi sebuah kabar yang tidak mengenakkan.

“Ci Sella….,” ucap Esti mencoba menenangkan dirinya. Esti tidak berani menatap wajahku. Sedangkan pria yang bersamanya langsung tertunduk tanpa berkata.

“Aku perlu penjelasan kalian, atas apa yang terlihat mataku hari ini,” mulutku mengeluarkan perkataan yang cukup tegas. Itu membuat wajah mereka berdua semakin tertunduk. Tidak mampu mengeluarkan perkataan dari mulut. Perbuatan mereka yang tertangkap basah olehku, tentunya membuat masalah.

“Maaf Ci, apa kita bisa bicarakan semua ini di tempat lain,” ucap pria yang bernama Dean. Pria itu tiada lain adik iparku. Ia merupakan suami dari Julia, adik kandungku. Perempuan yang bersamanya, adik bungsuku. Tentunya membuat pertanyaan besar di benakku, kenapa pria itu bisa berjalan berduaan dengan adik kandung dari isterinya sendiri.

“Baik, tidak bagus kalau bicara di tempat ramai,” perkataanku semakin tegas.

“Kita ke hotel aja. Hotel tempat kami menginap, dekat dari sini,” Esti mulai berani mengeluarkan perkataan.

“Aku juga menginap di dekat mall. Tapi terserah, mau di hotel tempat kalian menginap, atau aku silakan. Yang pasti, aku butuh penjelasan dari kalian,” semakin kupertegas ucapanku. Aku tidak ingin mereka menutupi semuanya.

Tidak banyak perdebatan diantara kami. Langsung menuju hotel yang mereka maksud. Kami berjalan kaki menuju hotel yang dimaksudnya. Ternyata kami menginap di hotel yang sama. Aku sendiri tidak ingin memberitahu mereka terlebih dahulu, sebelum mendapatkan penjelasan atas apa yang terlihat. Kami sudah berada di lantai sembilan. Kamar yang mereka sewa lumayan luas. Lebih luas dari dibandingkan kamar yang kutempati. Sofa berwarna putih di sudut kamar tempatku duduk. Sedangkan Esti mengambil berada di ujung tempat tidur, dan Dean menarik kursi yang ada di sudut lainnya mendekat ke aku.

“Aku rasa tidak perlu bertanya lagi. Kalian sudah tahu apa yang harus dijelaskan,” ungkapku kepada mereka. Keduanya saling bertatapan, tidak tahu siapa yang ingin memulai bicara. Sedangkan aku masih tetap menyorotkan pandangan bergantian kepada mereka berdua.

“Suami kamu ada di mana,” aku mengawali kembali pembicaraan setelah sempat semuanya terdiam.

“Ga tahu Ci. Kami hanya berdua,” ungkap Esti dengan wajah tertunduk.

“Kamu Dean, isteri kamu sekarang di mana. Kamu tinggalin sama anak-anak,” pertanyaanku mengarah ke pria yang merupakan suami dari adik kandungku yang pertama.

“Jadi begini Ci. Sebetulnya saya berangkat dengan isteri. Esti dengan suaminya. Dalam perjalanannya, kami berpisah. Sekarang isteriku sedang bersama Rully, suami Esti,” Dean memberikan penjelasan dengan suara pelan. Matanya tidak berani melihat ke arahku. Sedangkan ketika bicara, ia lebih banyak melihat ke arah Esti.

“What…. Apa yang terjadi dengan kalian. Kenapa bisa tertukar pasangannya. Kalian bertengkar dengan pasangan masing-masing,” aku keheranan mendengar jawaban Dean.

“Cici jangan marah dulu. Aku mau jelasian semuanya. Tapi aku mohon jangan marah yah,” Esti memohon kepadaku. Adikku yang satu ini memang sangat dimanjakan. Setiap aku marah selalu menunjukkan wajah tekatakutan. Tempatnya berlindung pastinya ke papi kami, atau Julia kakaknya.

“Baiklah, aku mendengarkan penjelasan kalian berdua,” aku sedikit melemah, agar mereka bisa menceritakan yang sebenarnya. Mata mereka kembali bertatapan. Saling memberikan isyarat siapa yang memulai menceritakannya.

“Jadi begini Ci…..blaa…..blaa…..blaaaa,” Esti mulai menceritakan kejadian yang mereka alami. Panjang lebar Esti menceritakan semua yang terjadi. Cerita itu diawali dari fantasi seks yang menghinggapi keluar Esti dan Rully. Gayung bersambut, orang yang menjadi fantasi seks menerima tawaran mereka. Tidak sengaja ternyata Julia dan Dean terjebak dalam rencana Esti maupun Rully. Keduanya mengikuti permainan yang telah diatur Rully, dan sebagai pelaksananya Esti.

Esti juga menceritakan pengalaman mereka berada di salah satu ibu kota di pulau terbesar kedua di Indonesia. Mereka berlibur bersama keluarga. Memancing Julia dan Dean, apakah mempunyai hasrat seks yang sama. Sampai menawarkan kepada Julia soal liburan yang sudah direncanakan. Tentunya liburan yang menjebak Julia dan Dean dalam sebuah hubungan terlarang. Hubungan pertukaran pasangan yang berujung pada persetubuhan terlaran.

Beberapa kali kuanggukan kepala, tanda mengerti apa yang dijelaskan Esti. Tetapi ada rasa penasaran, kenapa mereka bisa melakukannya. Apalagi acara pertukaran pasangan yang berujung persetubuhan dilakukan dengan kakak kandungnya sendiri. Bahkan sekarang, Julia sedang bersama Rully yang merupakan suami Esti. Keduanya tidak diketahui keberadaannya di mana, karena memang tidak saling memberi kabar. Komitmen mereka tidak memberikan informasi keberadaan masing-masing, agar tidak diganggu satu dengan yang lainnya.

Mendengar cerita itu, aku sempat keheranan. Tertegun, kenapa bisa kakak beradik bisa melakukan pertukaran pasangan. Perbuatan mereka memang tidak ada bedanya dengan yang kulakukan sekarang. Perbedaannya, aku tidak melakukan aktivitas tukar pasangan. Aku bersetubuh dengan pasangan selingkuh. Sedang suamiku mengetahuinya, dan menunggu di rumah. Intinya sama-sama melakukan hal terlarang. Tetapi aku melakukan dengan orang lain. Sedangkan mereka, justru bertukar pasangan dengan saudara kandung sendiri.

“Sebetulnya tidak semuanya salah Esti dan Rully Ci. Aku pun turut bersalah. Itu karena hasrat seks yang kumiliki membuat Julia terlibat. Julia ingin menyalurkan fantasi seksku. Tapi tanpa disadari, kami sekarang justru bertukar pasangan,” Dean mencoba membela Esti.

“Sekarang aku tidak habis pikir. Kenapa bisa dengan saudara sendiri. Kalau dengan orang lain, mungkin aku pikir ada masalah dalam keluarga kalian. Tapi dengan saudara sendiri, dan kalian baik-baik saja dengan pasangan masing-masing. Itu yang aku tidak habis pikir,” aku menjelaskan kepada mereka tentang pikiran yang menghinggapi dalam otakku. Mereka hanya terdiam, tidak memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang kulemparkan.

Jujur aku tertarik dengan aktivitas seks mereka. Bertukar pasangan saling memuaskan. Tidak bisa kututupi, aku pun memiliki hasrat seks seperti mereka. Bahkan, aku sendiri tadi malam baru melakukan persetubuhan terlarang dengan relasi bisnisku. Suamiku mengetahuinya, dan tidak marah. Tetapi tidak pernah terpikir untuk bertukar pasangan dengan relasi bisnisku. Lagi pula, apakah suamiku tertarik untuk bertukar pasangan dengan Oten. Apalagi, kami belum pernah melihat bagian mana rupa isterinya Oten.

Pikiranku mulai merencanakan sesuatu. Aku sendiri sebetulnya sangat ingin merasakan sensasi seks bertukar pasangan. Tetapi suamiku tidak berada bersama kami. Meski begitu, tidak ada salahnya aku memulai terlebih dahulu. Malam ini, aku bertukar pasangan dengan Julia. Nanti tinggal mengatur, bagaimana Julia bisa bersetubuh dengan suamiku. Siapa tahu dengan fantasi seks yang baru, suamiku bisa menghentikan tabiatnya bermain cewek di luaran. Paling tidak dengan pertukaran pasangan dengan adik-adikku, suamiku ada pelampiasan fantasi seksnya.

“Esti ikut cici ke kamar,” ucapku lagi. Pikiranku mulai menerawang merasakan sensasi seks pertukaran pasangan yang mereka lakukan. Tidak terasa, rasa penasaranku justru mendorong bangkitnya birahi. Aku sudah mendapatkan penjelasan panjang lebar dari mereka. Sudah mengetahui aktivitas mereka. Nafsuku mendorong untuk aku turut terlibat dengan mereka malam ini. Untuk memintanya langsung, tentu aku sangat malu. Aku berpikir keras untuk bisa terlibat, tetapi dengan cara tidak di sengaja.

“Kamu masih bawa obat perangsang yang kalian gunakan di kota B,” bisikku kepada Esti yang mengiri langkahku dari belakang. Tentunya aku membisikkan itu, tanpa ketahuan Dean. Sangat malu rasanya kalau menanyakan itu, dihadapan Dean.

“Masih ada setengah botol kecil di dalam tasku,” jawab Esti pelan di kupingku.

“Bawa obat itu. Aku ingin melihat obat apa yang kalian pakai,” perintahku kepada Esti. Aku ingat, minuman import tadi malam tidak habis semuanya. Rasanya masih ada setengah botol yang kusimpan dalam koperku. Niatku ingin mengajak mereka minum dengan dicampur obat yang di bawa Esti.

Obat yang dibawa Esti, aku ambil. Tidak lupa minuman keras yang dibawa Oten tadi malam, kukeluarkan dari koper. Diam-diam, aku mencampurkan obat ke dalam minuman keras. Botol minuman keras, kami bawa dalam sebuah tas belanjaan. Jangan sampai terlihat orang lain, apalagi petugas hotel. Bisa-bisa diusir oleh pihak hotel, kalau ketahuan mabuk-mabukkan di dalam kamar. Rencanaku ingin menghabiskan sisa minuman keras bersama mereka. Tentunya tidak lupa mencampur obat yang diberikan Esti kepadaku.

Sengaja aku tidak bilang dengan Esti, kalau sudah mencampurkan obatnya ke minuman import itu. Aku sengaja mengajak mereka menghabiskan minuman itu, agar bisa lebih realeks. Mereka bisa lebih santai ketika berbicara denganku. Padahal sejujurnya, aku ingin merasakan dahsyat pengaruh obat perangsang. Bahkan hasratku ingin melihat langsung bagaimana persetubuhan mereka, ketika sudah bertukar pasangan.



Bersambung…………
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd