Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Kehadiran Cucu
Aku baru saja duduk di sofa melepas ketegangan setelah menunggu cucu pertamaku lahir.
" Kumaha Ky??? Kumaha?? " cecar kang Pri
" Alhamdulillah seorang putri... " ucapku sambil tersenyum bahagia
" Ini videonya kang... " ucap istriku menyambung.
" Mana ?? Mana ?? " ucap teteh antusias.
" Aaaa... Cantiknyaaa cucuku halah halaaaahh... " ucap teteh riweuh sendiri.
Yang lain otomatis merubung dan ingin melihat wajah Larissa Chandra Prameswari Himawan.
" Plek we ini mah perpaduan keluarga Himawan jeung keluarga Sadzali... Allah... Ni geulis incu aing euy... " ucap kang Pri bahagia.
" Manaaaa...?" seru Cici sibuk...
Lalu ia menyaksikan video keponakannya yang baru lahir.
" Bun... Cici mau nengokin dede bayi... " rengek Cici manja
" Boleeh... Nanti sore kita kesana sama sama ya nak.. " ucap istriku sambil memeluk bahu Cici penuh sayang.
" Ivan ikoooot..." teriak Ivan dari lantai atas
" Bian sama Angga ikooot..." teriak Bian
" Iya nak... Iya... " jawabku.
" Ni riweuh kalian teh yah... Hahaha... Tapi jangan lupa sterilisasi sebelum berangkat yaa...." pinta teteh. Lalu ia meminta agar video Icha dikirim kepadanya agar yang lain bisa melihat dan menyambut Icha.
" Untungnya Dida selalu siap. Jujur ayah memuji ketenangan sikap Dida. Ayah jadi keinget... Waktu lahiran Ivan. Ayah panik... Panik banget, ombud juga sama... Ngga jelas.. Apalagi om Basuki... Malah mondar mandir ngga jelas.. Tapi Dida bisa menata keadaan dan teramat sangat membantu ayah. Dan ketenangannya dalam bertindak juga terlihat saat ada krisis di pekerjaan atau dikantor kita. Dia selalu bisa meredakan situasi dan membuat ayah bisa memutuskan apa yang harus ayah putuskan. Makanya ayah sangat menghargai keberadaan Dida di kantor maupun ditengah keluarga kita. " ucapku sambil tersenyum lega.
" Allahumma Tsabits Hamdahu.. Ayah terlalu memuji Dida. Dida bisa bertindak seperti itu karena Dida mencontoh perilaku ayah.. " ucap Dida malu.
" Tapi kalo menurut saya Dida menerapkan prinsip SEDIA PAYUNG SEBELUM BERENANG KETEPIAN... Jadi dalam kondisi apapun Dida siap menghadapinya. Lan ora ketok nggagap opo panik... " ucap Herlambang santai.
" Peribahasanya agak unik yah.. " ucap Tuna dengan ekspresi bingung
" Eummh.. Iya.. Agak gimana gitu.. " sahut Daisy.
" Mirip pepatah GURU KENCING BERDIRI SESAL KEMUDIAN TAK BERGUNA.. " Jawab Budi takjub.
" Emang Ngga jauh jauh dengan pepatah SUDAH JATUH SEMBUNYI TANGAN sih... Lebih simple... " respon Cipot.
Aku mengangguk angguk dan berfikir amat sangat keras mencari makna peribahasa mereka, hingga akhirnya aku menyerah kalah karena aku ngga sanggup menterjemahkan pepatah mereka.
Yang lain sibuk tertawa mendengar pepatah random mereka sambil meledek manja.
Tiba tiba hpku berdering. Kulihat Arhan yang menelepon
" Assalamualaikum... Bang bener Meldy udah lahiran?? " tanyanya langsung pada perkara
" Udah Han.. Tadi jam 03:18 pagi... " jawabku
" Alhamdulillah.... Aku resmi jadi kakek.. Alhamdulillah.. Eummh.. Nanti sore Arhan kesana bang... Eumh.. Abang mau dibawain apa? " tanya Arhan gugup sambil gembira luarbiasa
" Hah.. Yang lahiran menantu abang.. Hlah malah nanya abang mau apa.. Aneh kamu mah.. Hahahaha " jawabku.
" Eumh.. Oh.. Iyah.. Eh tapi ngga apa apa kan Arhan bawa sesuatu.. Apa kek pesenan abang.. " jawabnya.
" Apapun yang kamu bawa abang pasti terima... Yasudah... Sore nanti kita ketemu di RS tempat Ivan dilahirin dulu... " ucapku
" Siap... " jawab Arhan. Lalu ia mengucap salam.
Aku belum menutup telepon... Samar samar kudengar percakapan.
" Izin tanya... Gembira sekali Jenderal? " tanya seseorang
" Alhamdulillah. Cucuku sudah lahir tadi pagi... " jawab Arhan seperti memamerkan kalo dia sudah jadi seorang kakek.
" Siap.. Selamat atas kelahiran cucunya Jenderal... " jawab suara yang lain. Lalu kututup telepon dan menyandarkan punggungku di sandaran sofa.
Betapa nikmat ini begitu dahsyat kurasakan. Aku tak pernah menemukan alasan mengingkari karunia ini sebagai nikmat dari Allah sang Maha Pengasih. Semenjak awal aku kenal Fitri, menjadi kekasihnya lalu kami menikah, memiliki kembar jagoan, mendapat karunia seorang bidadari cantik dan bertambah dengan kehadiran seorang samurai muda diantara kami. Belum lagi keponakan dan kemenakan yang begitu dekat dan menganggapku sebagai orangtuanya sendiri. Saudara dan sahabat juga mewarnai kehidupanku hingga kini.
" Ayah ngelamunin apa.. " tanya Yanti sambil memeluk lenganku
" Hmmmhh... Hehehe... Ayah ngga ngelamunin apa apa... Ayah hanya mencoba menghitung setiap nikmat dan kebahagiaan yang Allah berikan kepada ayah.. Tapi lagi lagi gagal... Soalnya banyaaaak sekali nikmat itu... Dan ayah hanya bisa bersyukur dan berterima kasih atas nikmat ini. Dan membuat ayah malu dihadapan Allah. Karena ibadah ayah belumlah sempurna. Ayah takut kufur nikmat. Dan ayah ngga sanggup jadi penghuni neraka.. Walaupun ayah ngga yakin apa ayah layak berada disurganya Allah.. " jawabku sambil tersenyum.
Yanti mengangguk menerima penjelasanku sambil menyandarkan kepalanya dilenganku seolah ia sedang bermanja ke ayah kandungnya.
Sementara itu Hera, Mermaid dan Rumi sibuk bermanja kepada istriku dan teteh.
" Eh.. Beaver... Rumi... Istirahat sekarang ! Ngga nawar..! " perintah Alline tegas karena ia tahu keduanya telah mendonorkan darahnya umtuk Meldy semalam.
" Siap..! " jawab keduanya, sementara Rumi masih tetap geletakan manja disebelah istriku hingga akhirnya ia terlelap dibuai kantuk dalam belaian tangan lembut istriku.
Alhirnya aku dan istriku pun mulai diserang kantuk hingga membuat kami tergeletak di sofa.

Sore harinya....
Aku telah bersiap menjenguk Meldy sambil menunggu anak anakku pulang dari kantor. Priyo dan Darus telah memperdiapkan kendaraan untuk kami.
Tiba tiba kulihat sebuah mobil berhenti didepan rumahku. Dari dalam mobil turun Nirina dan Catur. Mereka melangkah tergesa menuju rumahku.
" Assalamualaikum... Abaaang... " panggil Nirina
Kujawab salamnya dan kupeluk Nirina dan Catur.
" Euh.. Ngga ngabarin... Sebel... " omel Nirina
" Hlah... Abang mendelegasikan ke yang dirumah supaya anggota keluarga lainnya diberi tahu. Soalnya abang nungguin di rumah sakit Rin... " jawabku
" Ini juga baru pada bangun... Sekarang mau kerumah sakit lagi... " timpal istriku lalu ia memeluk dan mencium dahi Nirina.
" Ikuuut... " rengek Nirina
Istriku mengangguk sambil tersenyum.
" Bundaa.. Teteh Meldy kapan pulangnya? " tanya Kirana
" Bunda belum tau sayang... Nanti kalo udah mau pulang Bunda kabarin.. Sekarang Kirana tunggu dirumah dulu ya nak.. " ucap istriku membujuk Kirana
" Iyah... Hihihi... Bentar lagi rumahnya wangi dede bayi... " ucap Kirana riang
Akhirnya kami berangkat menuju rumah sakit tempat Meldy dirawat.
Sesampainya dirumah sakit kami langsung menemui Meldy dan Mahesh.
" Bundaaa... " panggil Meldy manja.
" Hmmmhh... Sayangnya bunda... Sayangnya ayah... Cintanya Mahesh... " ucap Istriku sambil mencium pipi Meldy penuh rasa sayang.
" Lemes bun... " rengek Meldy manja.
Istriku tersenyum sambil membelai kepala Meldy dengan cinta dan kasih seorang ibu. Meldy begitu menikmati perlakuan istriku terhadapnya.
" Assalamualaikum Selamat sore mama... Selamat sore semuanya... Larissa pengen nenen nih ma.. " ucap seorang bidan sambil membawa box bayi.
" Ouhh.. Cucunya bunda mau nen sayang... Uuuu... Cantiknyaaa... " ucap istriku seraya menggendong Icha dan membawanya menuju Meldy.
Sesaat kemudian Icha terlihat lahap menyusu ASI dari Mamanya.
Tak lama proses menyusui Icha karena Icha terlelap kembali dipelukan mamanya.
" Alhamdulillah... Udah jadi Eyang sama Uti.. " ucap Arhan sambil memeluk Eka. Eka mengangguk sambil tersenyum bahagia.
" Bentar lagi Corry... " ucapku sambil tersenyum. Semua mengangguk setuju.
Hari merayap menuju malam. Kami akhirmya kembali pulang agar Meldy dan Icha beristirahat maksimal dan bisa segera pulang..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd