Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Selepas Isya...
Kami masih berkumpul sambil menunggu masakan buatan Rumi dan Chef siap.
" Kirana... Baju renang yang ini ngga boleh dipake lagi ya nak... " ucap istriku
" Aaa.. Kenapa bundaaa..? " tanya Kirana manja
" Ngga boleh sayang... Udah kekecilan dan menerawang gini..." ucap istriku
"Yaaa... " ucap Kirana kecewa
" Eh tapi yang dibeliin sama mommy Nda juga ada kok.. Yang panjangnya sampe lutut Na bunda... " ucap Kirana
" Itu kapan belinya? " tanya istriku
" Tiga bulanan lalu bun... " jawab Dida
" Ooooh... Ya sudah kalo gitu.. " ucap istriku sambil menyimpan pakaian renang Kirana di tumpukan pakaian bekas lalu ia duduk bergabung dengan kami.
Kirana segera berpindah dari posisi duduknya ke pelukan istriku sambil bermanja yang disambut pelukan dan kecupan sayang dari istriku.
" Na sekarang tinggi badan berapa? " tanya Lucille
" Kemaren diukur 158 ka... " jawab Kirana masih bermanja
" Sekarang kelas berapa? " tamya Venom
" Kelas 8 bang... " jawab Kirana lagi
" Hah..?? Kelas 8??" Daisy merasa takjub
Kirana mengangguk sambil tersenyum. Memang pertumbuhan Kirana lebih menjulang dibanding lainnya. Ini karena ia memang hobby dan akan jadi calon atlet renang.
Sebuah ucapan salam terdengar dari pintu depan.
" Ayaah... " ucap Cici yang mulai memanggilku Ayah dan istriku Bunda semenjak beberapa minggu lalu.
" Hmm... " jawabku sambil memeluk Cici yang saat itu wajahnya terlihat lelah dan kecewa.
" Yah... Sample Servo motor kebakar..." keluh Cici sambil memelukku manja.
" Hloh kok Bisa?? Panggil Damkar!! " seru Herlambang
" Deeuh... Baut H Beam... " protes Revka.
" Hlooh... Kok bisa kebakar gitu nak? " tanyaku kaget.
" Miss implement yah... " ucapnya
" Itu grounding line sama Electric failure control nya kepasang sempurna ngga? " tanyaku khawatir
" Yaitu... Cici lupa masang ulang sesudah cici lepas buat memperkuat dudukan motornya.. " ucap Cici
" Ya sudah.. Kalo nda salah inget motornya masih iso digenti make pompa air kaya Shimizu.. " ucap Herlambang
" Hah??? Asli loo..!! " Cipot kaget dan hendak protes
" Hloh... Bener tho.. Wong aku pernah ndhelok konfigurasi gulunganne. Nda beda sama motor untuk pompa air. Cumaaa... Ukuran kawat tembaga emailne lebih besar.. Nah saranku mbok ya dibawa sik ke anak ME Electrical motor sing kebakar kuwi... Biar dilihat opo masih mungkin digulung ulang... " papar Herlambang
" Tah eta kelebihan Basuki teh.. Peka sama masalah.. " ucap kang Pri santai
" Kalo memang bisa dan mungkin berarti kita bisa nambah lilitan untuk upgtade kinerja motornya Ci... " ucap Yanti yang dipeluk oleh Vilda
" Iya ya.. Besok aja kita bawa ke anak ME.. " jawab Cici lega
" Kalo itu bisa dilakukan untuk fase kedua lilitan motornya kita ganti make lilitan buatan kita, biar optimal. Tapi uwa minta konsumsi dayanya di sesuaikan. Upgrading kadang makan power juga lho.. " ucap kang Pri memperingatkan
" Iya wa... " jawab Yanti yang sekarang menjadi Co Director project Uprising sekaligus Co Founder Exoskeleton Brajawikalpa
" Pas konsletnya lumayan kaget da yah... Ngabeletuk gitu... Terus ngebul weh.. " kisah Cici dengan gaya bahasa yang mulai sangat terpengaruh gaya bahasa tatar pasundan.
" Yanti lari we ke APAR yang deket. Takut kenapa napa... " sambung Cici
" Tapi kalian ngga ada yang luka kan? " teteh khawatir
" Ngga ada wa.. Hanya mas Simpson tangannya agak melepuh pas ngelepas motornya. Dia ngga ngeuh kalo chasing motornya masih panas banget.. " ucap Yanti
" Copper corenya aja melting... " ucap Cici
" Hlaah kan bisa dikiloin Ci... Lumayan buat beli kawat tembaga yang baru.. " jawab Revka
" Ih.. Cici.. Ini kok bolong sih bajunya... " protes Kirana
" Hah?? Mana? " tanya Cici penasaran.
Sejenak keduanya terlibat obrolan soal baju Cici yang bolong.
" Hmmm... Ini mah kena kait sesuatu.. " ucap istriku.
Tiba tiba Meldy menghampiri Mahesh dengan wajah mengerenyit seperti menahan sakit. Saat ini usia kehamilannya memang dalam kondisi siaga penuh. Karena sudah bulannya. Begitu juga usia kehamilan Corry.
"Hwadduh... Dede bayi??? " tanya Mahesh kaget
" Iya... " jawab Meldy
Istriku dan Vilda tanggap....
" Om Priyo punten mobil om.. " ucap Dida tenang.
" Pakaian yang di koper biru tua sama tas coklat yang dibawa. " ucap Dida kepada Vilda.
" Iya Bi... " jawab Vilda patuh.
" Eeh.. Eh.. Kenapa?? Ada apa??? " tanya teteh panik
" Meldy mulai kerasa teh.. " jawab Dida tenang
" Enya sok da... Punten bantuin ya... " ucap kang Pri
" Mobil 1 Priyo, Dida, Mahesh.. Mobil 2 ayah bunda sama Vilda... " ucapku menyusun personil
" Sisanya stand by dirumah.. " ucap Maher
Mahesh terlihat panik dengan kondisi istrinya. Tapi senyuman lembut istriku membuatnya sedikit lebih tenang.
Tak lama kemudian kami sudah berada dijalan menuju rumah sakit tempat Ivan dilahirkan dulu.
" Ii.. Junior kamu siapa namanya yang kamu siapin biat nanganin kelahiran Corry sama Meldy? " tanya istriku kepada Iriana melalui Telepon
" Ooh.. Iya ada dr. Lastri Kusumaningrum Sp. Obgin. Sebentar Ii telepon.. Eh.. Tapi.. Emangnya siapa yang mau lahiran teh..?? " tanya Iriana agak panik
" Itu... Meldy udah kerasa... " jawab istriku
" Mmm... 36 bulaaan. .. Oh iya.. Emang udah waktunya... Yaudah tungguin aja Ii pasti kerumah sakit sekarang sama mas Adit... Disana pertolongan pertamanya nya Ii susruh Lastri buat handle... Deuh Cucukuuu mau lahiran... " ucapnya antara panik dan gembira. Lalu ia menutup telepon.
33 menit kemudian kami tiba di IGD PONED. Fasilitas ini merupakan fasilitas yang wajib dimiliki rumah sakit di Indonesia saat ini.
" Assalamualaikum... Saya Lastri, saya diperintahkan sama dokter Iriana menangani kelahiran Putra pak Mahesh dan bu Meldy. Nanti sebagai penanggung jawabnya dr. Iriana langsung. " ucap dr. Lastri.
" Baik dokter.. " jawab Mahesh
dr. Lastri melakukan pertolongan sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan.
" Pembukaan 4. Sepertinya ngga lama lagi akan masuk pembukaan selanjutnya... " ucap Lastri setelah memeriksa Meldy.
" Mahesh... Tungguin istrimu nak.. " perintahku
" Dampingi dia seperti waktu ayah mendampingi bunda melahirkan adikmu nak... " ucap istriku sambil membelai bahu putranya.
Mahesh melangkah mantap memasuki ke ruang bersalin..

Selama beberapa jam Kami menunggu dengan berbagai perasaan yang kacau balau. Hingga tiba tiba....
" Keluarga Bunda Meldy... " panggil seorang perawat. Dida bergegas menghampiri. Sesaat mereka terlibat percakapan. Dida mengangguk kala perawat itu memberi instruksi kepadanya. Selang beberapa saat..
" Bang... Meldy butuh darah bang.. Dida mau nelepon Wolfes dan Evil Snake. Kali aja ada yang cocok golongan darah sama rhesus nya.. " ucap Dida.
" Golongan darah Meldy apaan da? " tanya istriku
" B Negatif bun.. " jawab Dida
Aku mengangguk, , dan tak lama kemudian Dida sudah terlibat percakapan telepon dengan Maher.
Selang satu jam Beaver dan Rumi tiba dirumah sakit...
" Om.. Ini data kami... " ucap Beaver sembari menyerahkan sebuah smart card multi fungsi yang dimilikinya. Sebagai catatan disaat itu Smart card ini berfungsi sebagai KTP, SIM, kartu Jaminan Sosial dan kesehatan juga sebagai ATM.
Sejenak Dida membaca data tersebut melalui Gadgetnya lalu Dida menyerahkan kepada perawat.
" Baik pak kita ke ruangan donor.. " ajak perawat. Keduanya melangkah mengikuti perawat tersebut.

Penantian ini kurasa lama sekali, entah kenapa... Apakah karena ini cucu pertamaku atau... Ah entahlah..
Hingga...
" Abang... Teteh... " panggil Iriana
" I.. Iya.. I.. Gimana... Gimana? " tanya istriku was was
" Hmmmhh... Alhamdulillah... Sudah hadir bidadari cantik.. Hihihi.. Selamat ya.. " jawab Iriana seraya memeluk aku dan istriku..
" Alhamdulillah... " seruku bahagia sambil memeluk kedua wanita itu.
" Meldy sendiri gimana I? " tanya istriku
" Dia masih lemas setelah berjuang melahirkan Larissa Chandra Prameswari Himawan. Dan sekarang ia sedang recovery.. " jawab Iriana bahagia
Tak lama Mahesh keluar lalu berlari memelukku, istriku dan Iriana tantenya.
" Alhamdulillah ayah... " ucapnya sambil menagis sesenggukan dipelukan kami.
" Hsssyyh.. Udah udah... Ambil wudhu.. Shalat sunnat mutlak 2 rokaat lalu sujud syukur.. " perintahku mantap
" Siap.. " jawab Mahesh seraya melangkah menuju masjid didekat area makan.
Selesai melaksanakan apa yang kuperintahkan. Mahesh kembali bersama kami. Hingga akhirnya waktu subuh tiba..
Kami melaksanakan shalat subuh berjamaah di musholla rumahsakit. Selesai shalat kupanjatkan doa kepada sang Kuasa yang telah memberikan keselamatan dan memberikan karunia nikmat yang kurasakan saat ini yaitu menjadi seorang kakek.
Selesai inadah kutanya anakku..
" Nama anakmu siapa ka? " ucapku
" Hmm.. LARISSA CHANDRA PRAMESWARI HIMAWAN yah.. " ucapnya sambil tersenyum
" Nama yang anggun dan berwibawa.. " jawabku
" Panggilannya Icha... Bunda ngga sabar ingin ketemu cucu bunda.. " ucap istriku berbinar bahagia
" Pasti boleh bunda.. Tapi kalo kaka saranin sebaiknya ayah sama bunda pulang dulu istirahat. Icha pasti ngga mau kalau ayah sama bunda kenapa napa.. " bujuk Mahesh
" Hmm. Okay.. Tapi ayah mau liat dulu cucu ayah baru ayah pulang.. " jawabku mantap.
" Iya yah... Kaka tanya tante Ii dulu... " ucap Mahesh. Lalu ia menelepon Iriana. Selesai. Menelepon..
" Ayah... Kita ke baby care yu... " ajak Mahesh gembira
Kuikuti langkahnya menuju Baby care unit dimana Icha cucu pertamaku menerima perawatan post natal. Sesampai disana Mahesh menemui bidan untuk menyampaikan maksudku.
" Keluarga Bayi bunda Meldy..." panggil bidan
" Iya bu..." jawabku
" Ini bayinya... " ucap bidan
Kutatap cucuku sambil menahan haru biru kebahagiaan. Sebaris doa kupanjatkan agar LARISSA CHANDRA PRAMESWARI HIMAWAN menjadi anak sholehah dan enak dipandang baik sifat, akhlak maupun segalanya..
" Bapak... Cucunya cantik sekali.. Sepertinya wajah neneknya menitis ke bayinya... " puji bidan
" Allahumma Tsabits Hamdahuu.. " ucap istriku bahagia.
" Sudah dulu ya pak.. Bu.. Bayinya biar saya observasi dulu.. Takut ada masalah sama kesehatannya, jadi bisa diketahui sejak dini.. " ucap bidan
" Baik bu... Ichaa.. Ayah sama. Bunda pulang dulu ya sayang.. Nanti dirumah bunda gendong.. " ucap istriku sambil membelai pipi Icha lembut..
Vilda, Dida dan yang lainnya juga memperlihatkan sayangnya kepada Icha.
Akhirnya kami semua pamit pulang karena harus istirahat. Sementara Mahesh sang elang akan tetap berada dirumah sakit menjaga Meldy dan Icha.
Dijalan, Vilda dan Dida yang naik ke mobilku asyik membahas cantiknya Larissa..
" Hidung sama bibirnya mirip Ajeng kalo kata Dida mah... Kulit sama wajah tirusnya mirip bunda, mata mirip Meldy... " ucap Dida riang
" Iya... Pokonya Icha mah keliatan banget perpaduan keturunan keluarga Himawan sama keluarga Sadzali banget. Pastimya kalo udah gede anggun dan penuh wibawa.. " ucap Vilda
Akhirnya kami tiba dirumah dengan selamat.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd