Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Haduh² sok mang @TheIceMan lanjut we updatetna si sayah na keur lulumpatan keneh karek nepi di 101...haduh leklok² lah ngudagna.... Tapi aluss caritana pokokna mah bla bla bla ble ble ble blekok ningnong bleweh takewerkwer lah asli loba seuri sorangan, sugan we bakal diaku komunitas himawan wkwkwkwkwk
 
Senja berhias gemerlap cahaya emas mentari yang akan surut menuju malam. Kami berkumpul di teras depan yang sudah kami perluas dan kami jadikan seperti halnya balairiung.
" Harun... Uwa minta tolong dikupasin semangka bisa ngga? " tanya teteh kepada Darus
Darus bengong gagal paham diiringi gelak tawa yang lainnya...
" Darus...!! " sentak Rodi
" Oh.. Eh.. Iya... Siap...! " jawab Darus sambil bangkit menuju dry kitchen.
" Emang yang bener namanya siapa? " tanya teteh kepada Maher.
Maher tak segera menjawab ia masih sibuk menertawakan wajah Darus saat bengong.
" Namanya Darus wa... Hahahaha... " jawab Maher kala ia berhasil menekan tawanya.
" Oooh... " jawab teteh
" Tadi Rodi jadi Rudi... Sekarang Darus jadi Harun.... Ntar Hera jadi Heru.. " komen Cipot yang tak pelak lagi membuat seisi rumah terpingkal..
" Hera dadi Heru... Heru Sutimbul... Wis cocok iku... " respon Herlambang menambah intensitas tawa dirumahku
" Ngga... Ajeng mah liat mukanya bang Darus.. Hahaha... " komen Ajeng terpotong tawanya
" Iya... Ngowoh akut kaya si Ndlahom... Hahaha.. " jawab Ali
Tiba tiba kami dikejutkan oleh suara dua ekor kucing yang bertarung. Salah satu kucing itu kami kenal baik dan sering berada dirumahku sebagai anggota keluarga.
" Husssyhh... Syuuuh.... Sana..!! Sana...!! " usir Iandi
Salah seekor kucing melarikan diri. Sementara kucing berbulu oren tetap di teras rumahku.
" Daaah kelakuan bang Oyen.. Kalo ngga nyiksa anjing orang.. Berantem.. " komen Cipot
Ya aku memang merawat kucing berbulu oren itu karena dia unik. Lengan kanannya berwarna belang abu abu dan putih. Dan sampai detik ini aku masih yakin kalo bang Oyen, panggilan sayang kami untuk kucing itu, adalah salah satu ras terkuat dimuka bumi selain cewek PMS bawa matic.
" Gini lho bang Oyen.. Bukannya saya mau ikut campur masalah... Tapi opo nda bisa masalahnya dibicarakan baik baik.. Nda enak sama pak RT. Mosok sebentar sebentar tukaran.. Sebentar sebentar melukai peliharaan orang... " ucap Herlambang seperti sedang menasehati.
" Meeooow... " jawab Oyen cuek lalu menggeletakkan diri seenaknya.
Aku tak mampu menahan tawaku. Istriku sudah semakin kewalahan dengan tawanya. Berbagai komentar terdengar absurd atas kekonyolan kedua mahluk ciptaan Allah.
" Tapi ini sih maap ya sebelumnya bang.. Maaap banget.. Cuman pen nanya... Itu abang bikin tattoo dimana bang? Apa dulu abang gabung sama geng motor? " tanya Tuna konyol yang dijawab dengan gerakan cuek dari Oyen si penebar kericuhan.
" Sejarah dia di Tattoo gitu tuh kalo ngga salah... Pas dia gabung sama geng Yakuza di Polim. Sebagai bukti loyalitas dia. Pas bossnya tewas dia berenti.. " kisah Budi
" Emang iya kaya gitu Bud? " tanya teteh penasaran.
" Ngga tau juga sih teh.. Budi ngarang kok.. " jawab Budi lempeng
" Eh bangke.. " omel Johan dan Aidil kecewa.
Kembali tawa membahana di teras rumah. Hingga akhirnya kami tersadar bahwa sebentar lagi akan masuk waktu maghrib.
" Om.. Ajarin murrotal pliis... " ucap Brighteyes kepada Opik. Opik mengangguk dan setuju.

Adzan menggema diseantero jagat nan temaram. Berhiaskan semburat merah mentari surut dan lirikan manja sang dewi malam yang telah muncul di ufuk terbitnya. Dan kami sepakat melaksanakan berjamaah dimasjid.
Selesai shalat kami masih berada di masjid untuk mengikuti Tholabul ilmu yang rutin dilaksanakan setiap minggu. Acara diawali tahlil yang dikhususkan bagi rekan Maher dan Mahesh yang gugur saat bertugas, nama Merlin disebut diawal juga sebagian crew KRI JAYAWIJAYA yang gubur di pertempuran terakhir. Selesai tahlil Kami mendengarkan dengan tekun apa yang dijabarkan oleh KH. Mahdiyat yang kali ini temanya membahas soal perjuangan dan pahala bagi pelaku perjuangan..

Selesai Kajian Mingguan dan shalat Isya kami berjalan pulang dan berjumpa beberapa tetangga.
Tiba tiba hp milik Dennis bergetar...
" Iya malam ka... Apa???? Kaka Al?? " seru Dennis kaget setengah mati. Aku menunggu sebelum bertanya lalu...
" Bang.. Kaka Al masuk rumahsakit dan kritis, Kaka Minggus barusan kasi kabar.. " ucap Dennis
" Kita berangkat... Ali.. Rodi.. Priyo sama Darus ikut kalian driving... " ucap Maher singkat
" Siap! " jawab mereka
" Dan yang lain stand by dirumah. " sambung Maher.
" Siap... " jawab lainnya
Kami bergegas melangkah menuju rumah. Alu ngga salin pakaian untuk mempersingkat waktu. Istriku hanya memakai pakaian simple dengan riasan wajah tipis. Vilda dan Dida memakai kemeja casual.
Beberapa menit kemudian kami sudah menuju rumah sakit tempat bang Al dirawat.

Sesampai disana...
" Om Dicky... Om Dennis... " panggil Charles putra tertua bang Al.
Kuhampiri Charles dan kupeluk, istriku memeluk Christina istri Charles lalu Dennis, A Fei dan Budi bergantian memeluk Charles dan istrinya.
Tak lama berselang Minggus keluar dengan mata basah dan raut wakah penuh duka.
" Minggus... " panggilku. Minggus menatapku dan menggeleng. Kuhampiri ia dan kupeluk agar ia tahu Ia tak sendirian menghadapi ini.
" Kaka Al sudah berpulang bang... " isak Minggus. Dennis terkejut dan mendadak lunglai seperti kehilangan tulang.
" Om Minggus... Sa su bilang torang harus siap denga situasi pahit sekalipun. Papa su tenang di sana tra ada masalah lagi yang papa harus pikir. Sa ikhlas deng kepergian papa.. " ucap Charles dalam tangisnya sambil memeluk Minggus dan Dennis.
Suasana duka menggayut berat di Rumahsakit itu. Anakbuah Alfred tampak menangis haru dan sebagian tidak percaya dengan apa yang terjadi. Alfred telah berpulang. Kanker kelenjar getah bening telah menghabisinya, walaupun hakikatnya tetap Dia sang maha pemilik kita semua yang memanggilnya untuk pulang.
" Abang.. Bisa bantu Charles nak? " tanyaku
" Siap..!! " jawab Maher, lalu ia mengajak Mahesh untuk mengurus administrasi pemulangan jenazah.
Sementara Budi melakukan setting personil untuk persiapan kepulangan Alfred Tapiheru kerumahnya.
Selesai urusan administrasi, jenazah Alfred Tapiheru digotong memasuki ambulans. Isak tangis dan kesedihan menggayut dan menyesakkan dada siapapun yang ada disana.
Selama diperjalanan tak banyak yang kami ucapkan. Hanya saja sesekali A Fei menyeka airmatanya dan airmata Dennis.
Sesampai dirumah Jenazah diletakkan di kamar khusus untuk dirias sebelum dimasukkan kedalam peti.
Saat menunggu...
" Om Dicky, Abang, Kaka... Sa punya sesuatu untuk sa sampaikan deng keluarga Om Dicky.. " ucap Charles
" Apa itu nak? " tanya istriku
" Tante. Om.. Papa pernah cerita bagaimana om dan tante selamatkan om Dennis dari sebuah kesulitan akibat pergaulan deng narkoba. Dan sa su lihat om Dennis su bisa kasih torang lihat hasil usahanya. Papa juga masih simpan kuat papa pung sumpah satudarah deng om Dicky. Sumpah yang berat... " ucap Charles sambil menatap tajam kepadaku. Tiba tiba ia menarik tanganku dan membuat sebuah luka lecil yang mengeluarkan darah. Lalu Charles melakukan hal yang sama ke tamgannya. Semua yang melihat tampak tegang. Ali dan Priyo akan berreaksi tapi dicegah Mahesh.
Sesaat kemudian Charles menempelkan tangannya yang berdarah ke tanganku...
" Saya Charles Tapiheru bersumpah melaksanakan dan melanjutkan sumpah satudarah seperti yang pernah sa punya papa lakukan dan sa mengakui mulai detik ini Om Dicky adalah ayah saya dan keluarganya adalah keluarga saya. Sehat dan bahagianya om Dicky adalah kebanggaan fam Tapiheru, sakit dan terlukanya om Dicky adalah penghinaan bagi fam Tapiheru, semoga Tuhan memberkati semuanya... " ucap Charles.
" Saya Dicky Himawan Nugraha mewakili seluruh keluarga, menerima sumpah Charles Tapiheru dan mulai detik ini Charles adalah anak saya. " jawabku bergetar. Tak lama kamipun berpelukan diikuti derai airmata bahagia bercampur duka.
" Bang... Kaka Al pernah tulis sebuah surat. Sa tra tahu apa isi surat itu. " ucap Minggus sambil menyerahkan sebuah amplop berisi surat. Aku menerimanya dan membukanya. Saat kubaca ternyata semacam wasiat. Yang isinya tetap mempertahankan sumpah satudarah, mengucapkan terimakasih karena Dennis berhasil menjadi seseorang yang lebih berarti dan beberapa hal lainnya termasuk perintah kepada anakbuahnya untuk mematuhi perintahku dan Minggus.
" Kaka Al juga titip surat kuasa untuk urus Dennis nikah. Adapun soal biaya sa su dikasi dana cukup untuk nikah Dennis. " ucap Minggus
" Masalah pernikahan Dennis kita bicarakan setelah 40 hari pemakaman kaka Al. Dan sekarang semua surat ini saya terima dan saya akan simpan baik baik. Sekarang kita fokus pada pelaksanaan pemakaman kaka Al. " ucap ku
" Baik bang " jawab Minggus. Kami berdiskusi tentang renvana pemakaman. Ternyata acara pemakaman akam dilangsungkan bila seluruh keluarga inti sudah berkumpul. Dan ini bisa memakan waktu sampai 2 hari. Selain itu akan dilakukan ibadat sesuai dengan keyakinan yang dianut kaka Al.
Oleh karena itu kami memutuskan pamit dan akan datang kembali saat hari pemakaman kaka Al. Minggus menyarankan agar Dennis juga pulang. Apalagi ia yakin Dennis bisa tegar dan tabah menghadapi semua ini. Cjarles mendukung ucapan Minggus dan meyakinkan kepada Dennis bahwa semua akan ditangani oleh yang lain.
Dennis memahami semuanya dan ia ikut pulang denganku
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd