Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Captain Ngentot - Perjalanan Mencari Kepuasan - Update Tamat

Chaos222

Guru Semprot
Daftar
24 Sep 2014
Post
557
Like diterima
4.930
Lokasi
Seoul, south korea
Bimabet
Captain Ngentot


Sinopsis:
Perjalanan Seorang gelandangan di umur memasuki masa tua mencari kepuasan dengan mencuri identitas dan berpura-pura menjadi Tentara.

Notes:
1. Cerita ini terjadj di Jagad raya paralel alias hanya fiktif belaka. Tidak ada maksud terselubung seperti menyebar kebencian atau sebagainya di cerita ini, murni hiburan
2. Jika ada isi cerita yang melanggar, mohon diperingatkan agar dapat direvisi dan diperbaiki
3. Nubi sepenuhnya tidak mendukung segala aksi kriminalitas di cerita ini. Sekali lagi cerita ini hanya untuk hiburan belaka.
4. Salam olahraga…. Eh salam perlendiran maksudnya lol

Nubi ketemu cerita ini sewaktu bersih-bersih dropbox dari file sampah. Cerita ini nubi tulis tiga tahun yang lalu, sebelum pandemi dan mulanya akan menjadi Ripper. Draft cerita ini akhirnya nubi cancel dan akhirnya ditinggalkan karena Ripper nubi ubah jadi cerita hacker ala game watch dogs.
1
 
Episode 1

Starring




Choi Yujin as gadis baik hati




Remu Suzumori as Ririn

“ mmmhh ahh ahh yahhh ahhhh terus sayang ahhh ahh”


“ plok plok plok plok plok”



Aku menggenjot wanita ini dari belakang. Kami baru 2 jam mengenal dan aku sudah menggenjotnya. Aku menggenjot istri orang dengan posisi doggy style, memanjakan kontol dan pelirku yang sudah lama puasa



Aku remas buah dadanya dari belakang. Ia semakin mendesah. Aku percepat genjotanku, menepuk-nepuk pinggulnya dengan selangkanganku. Penisku terus keluar masuk memeknya dengan ganas, mengguncang memek beceknya tanpa ampun



“ sayang ahhhh sayang mhhh yahhhh ngghhhhh ohhhh”



Suara tepukan selangkanganku terdengar keras di kamar mandi itu. Kami melihat bayangan kami dari kaca dan kami semakin nafsu. Aku tidak pernah merasakan ngentot senikmat ini. Jemariku kini berpindah ke pinggulnya dan siap untuk fase klimaks



Dia memekik panjang. Ia pegang wastafel itu kuat dan tak lama cairan orgasme keluar dari memeknya. Ia mendesah panjang dan squirt dengan deras di kamar mandi rumah suaminya. Cairan orgasmenya tumpah dari memeknya hingga ke lantai. Wajahnya memerah dan ia masih mendesah menikmati orgasmenya



Aku genjot penisku lebih keras. Aku pegangi tubuhnya yang lemas dan terus menggenjotnya dengan posisi doggy style. Penisku berkedut dan siap meledak dengan hebat. Ia menghadiahiku dengan ejakulasi yang teramat sangat nikmat di dalam memeknya. Yang selama ini hanya ia berikan kepada suaminya



Beberapa hari sebelumnya

Semua orang memiliki obsesi. Ada yang ingin kaya. Ada yang ingin terkenal. Ada yang ingin jabatan. Ada yang ingin istri cantik. Singkatnya, Harta, Tahta, Cewek China bagi sebagian orang. Tapi bagiku, mungkin lebih tepatnya, harta, Tahta, Istri orang. Itu adalah ketiga obsesiku.



Pagi itu aku terbangun di atas kardus, di lorong di mana aku biasa tidur. Aku bukan siapa-siapa. Aku gelandangan yang sudah biasa tidur di jalan sejak lahir. Aku pernah mengontrak dengan keluargaku selama aku sekolah, tapi saat ibuku meninggal, dan ayahku menghilang, aku tidur di jalanan tanpa pekerjaan.



Aku tidak punya keahlian apa pun. Aku hanya sekolah sampai smu dan tak pernah kuliah. Aku pernah bekerja sebagai ob tapi dipecat. Aku pernah menjadi kuli bangunan tapi tidak sampai setahun. Kini aku berusia 45 tahun, tanpa pekerjaan, tanpa istri apalagi tempat tinggal.



Aku merogoh kantong dan hanya ada uang 2 ribu. Sekumpulan remaja kuliahan lewat dan salah satunya berhari menghampiriku



“ pagi Pak.”



Remaja itu cantik. Ia selalu jalan lewat lorong ini bersama temannya setiap aku bangun tidur



“ pagi nak. Bapak bukan pengemis tapi Gapapa”



Itulah aku. Miskin, tapi agak sombong. Dan dahsyatnya,



“ Gapapa sudah. Itung-itung beli pulsa buat Handphonenya”



Aku tertawa Karena aku tidak punya handphone. Remaja itu pergi bersama temannya. Ia memberiku uang 5 ribu. Ia cantik sexy baik sayangnya aku tidak terlalu suka remaja. Aku lebih menganggap mereka anakku sendiri.



Aku berjalan ke pasar tidak jauh dari tempat aku biasa tidur. Biasanya aku di sana sebagai kuli panggul. Aku selalu datang siang sehingga hampir tidak ada pekerjaan yang tersisa. Tapi aku juga biasa jadi tukang parkir jika salah satu tukang parkir tidak masuk hari itu. Hari itu aku menjadi tukang parkir dari jam 7 pagi sampai 11 siang.



Aku kembali ke lorong tempat biasa aku tidur dan istirahat di sana sampai jam 1 siang. Aku terbangun dan aku berjalan ke warteg untuk membeli mie rebus. Aku selalu makan mie rebus dan nasi. Sesekali aku makan sayur, atau ayam.



“ Bu, bapak itu biar aku yang bayar”



Aku masih makan saat remaja itu datang ke warteg. Aku mendapat hp ini dua tahun yang lalu dengan tabunganku. Aku membelinya tidak sampai 1 juta dengan uang sisa dari pekerjaan lamaku. Aku lebih memilih Hp ini daripada mencari kontrakan.



“ liatin bini orang terus. Ga bosen?”



Remaja itu duduk di dekatku. Aku heran kenapa ia terus mendekati dan mengobrol denganku. Kurasa ia sangat ramah



“ mana teman kamu?”



Tanyaku



“ eh, malah ngalihin pembicaraan. Daripada ngeliatin bini orang, kenapa ga liatin aku?”



Aku tertawa terbahak-bahak



“ kau lucu nak”



Ucapku sambil menyantap mie instanku. Ia tertawa geli



“ semua orang juga bilang begitu”



Tidak lama teman-temannya datang dan ia mengobrol dengan temannya.



Cerita itu di mulai ketika seorang pria muda berbadan tegap ketinggalan dompetnya. Dompet itu panjang dan sangat tebal. Tanpa pikir panjang aku segera mengambilnya dan menyembunyikannya di jaketku



“ Ehm”



Remaja itu melihatku.



“ psst tolong jangan”



Bisikku. Ia tersenyum licik



“ upah tutup mulutnya mana”



Ia dan ke enam temannya tertawa. Aku membuka dompet itu dan menemukan banyak uang di dalamnya. Aku memberi mereka 200 ribu.



“ c’mon girls” (ayo kawan-kawan)



Ucapnya sambil tertawa di depan teman-temannya. Mereka tertawa lepas lalu berdiri dan meninggalkan warteg itu



“ dadah om”



Dan dia mulai memanggilku om. Pria berbadan tegap yang baru meninggalkan warteg itu belum pergi jauh. Aku keluar warteg, dan melihatnya berjalan di trotoar menuju mobilnya. Aku melihat tanda pengenalnya, ia seorang perwira tni, dengan pangkat Mayor.



“ pssst lihat itu lihat itu”



“ santai saja, kalo dia lihat gimana”



“ ini baru cowok idaman”



“ Heh Ririn, inget lu sudah nikah”



“ bodo”



Aku melihat empat wanita muda mengagumi pria itu. Mereka semua tipeku. Tinggi langsing sexy dengan kulit putih yang mulus. Mereka seperti model yang biasa aku lihat di instagram. Dan yang paling penting, mereka istri orang. Benar-benar harta karun.



Pria berbadan tegap itu keluar dari mobilnya. Ia mondar-mandir seperti sedang mencari dompetnya. Ia berjalan kembali ke warteg dan saat itulah aku melarikan diri.



Aku berbaring di atas kardusku. Aku membuka dompet itu dan menemukan sebuah Hp berlogo buah di dalamnya. Hp itu dikunci dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Ada 15 misscall dan tentu saja aku tidak mengangkatnya. Aku bangkit dari kardusku setelah menyadari ia bisa melacak hp ini



“ wah gua demen yang ginian”



“ bagus, sekarang berapa lakunya hp ini?”



Aku membawa hp itu ke sebuah konter penadah di dekat lorongku. Konter itu khusus servis hp dan orang biasa menjual hp seken atau curian atau temuan di konter ini. Aku serahkan hp itu lalu ia mengambil dan segera memeriksanya



“ segini ini”



Ia menulis 4,5 juta di kalkulatornya.



“ segini? Bukannya barunya 23 juta”



Ia tertawa sinis



“ itu kalo hp lu ga curian. Kalo lo ga mau, ambil lagi dah tu barang. Gua juga ga terlalu minat”



Sahutnya



“ jangan, ya sudah gua ambil harga segitu. Sama tambah hp ini”



“ Yah, gini mah gua rugi”



Ia memberiku uang 4,5 juta serta sebuah hp second murah. Hp pertamaku. Aku melihat pria tegap itu bersama kawan-kawannya dari kejauhan dan aku segera melarikan diri.



“ ampun om, saya ga tahu itu hp boleh maling.”



“ bohong kamu! Cepet bilang kemana yang bawa Hp ini tadi lari!”



Masalah bertambah serius. Ia mengajak temannya dan dua orang polisi ke sana. Penjaga konter itu ditangkap. Aku berjalan menjauh dari tkp, menghindari pria mengerikan itu dan teman polisinya.



Aku jalan sejauh mungkin. Hal pertama yang aku lakukan adalah membooking hotel pintu merah secara online dan bermalam di sana. Aku membeli beberapa baju baru di sebuah distro lalu ke hotel kecil itu, mandi dan berganti pakaian. Itu pertama kalinya aku nekat mencuri dan menjual hp orang lain. Aku berbaring di kasur dan berangan-angan



Aku punya KTA orang itu. Aku melihatnya dan dia berpangkat mayor. Aku juga menyimpan cukup banyak uang yang mungkin cukup untuk beberapa hari bahkan sebulan jika aku berhemat. Lalu aku ingat empat mamah-mamah muda cantik yang lihat di Cafe tepi jalan itu. Mereka masih muda mungkin antara 22 sampai 29 tahun. Mereka tidak mungkin 30 tahun dari gaya mereka dan cara bicara mereka.



Mereka sangat suka pria berseragam. Seluruh orang pasti suka. Sebaliknya tidak ada yang suka gembel pengangguran sepertiku. Aku pasti tertangkap cepat atau lambat. Aku mencuri hp seseorang dan bukan tidak mungkin mereka mengetahui identitasku.



“ bagaimana jika aku jadi orang ini?”



Itulah yang muncul dipikiranku. Jika aku akan tertangkap. Kurasa aku ingin tertangkap dengan gaya, bukan seperti pecundang. Aku tidak istirahat malam itu meski aku sangat jarang tidur di kasur di bawah atap seperti ini. Aku hitung uang yang ada di dompet itu, dan dijumlahkan dengan uang yang aku dapat dari menjual hp. Tidak sampai 5 juta karena aku sudah membelanjakan beberapa



Aku mengamankan tiga dokumen dari dompet ini. Sim, ktp dan Kta. Sisanya aku bakar di tong sampah. Jantungku berdegup-degup. Jujur saat itu aku sangat takut. Aku berjalan ke sebuah potong rambut. Lalu memangkas rambutku seperti kayaknya seorang prajurit. Aku melihat ke kaca. Tanpa jenggot, kumis dan rambut panjang, aku sudah tampak seperti prajurit tni. Secara mengejutkan wajahku agak mirip dengan wajah pria di identitas ini.



Aku berjalan kaki ke pasar. Aku membeli beberapa seragam seperti seragam pdu tni, lengkap dengan pangkat dan atribut, baret hijau serta seragam tni ad. Sore itu aku menyewa kos-kosan kecil, di sebuah lorong sempit selama sebulan. Aku menghabiskan banyak uang sehingga aku membuka dompet dan hanya tersisa beberapa ratus ribu.



Aku tidur di kos yang kecil itu. Aku tertidur lelap karena aku tidak terlalu tidur lama kemarin. Aku terbangun dan jam menunjukkan pukul 2 pagi. Aku keluar kamar dan berjalan ke depan lorong dengan celana loreng dan baju dalam tni.



“ malam Pak”



Aku menyapa bapak-bapak yang duduk di warung itu.



“ malam Mas. Tentara ya mas?”



Tanya bapak itu. Aku menjawab iya. Aku memperkenalkan diriku menggunakan identitas orang itu



“ Mayor Benny Prasetyo”



Kami berjabat tangan.



“ kok ngekos di sini?”



Tanyanya. Aku jawab aku baru pindah tugas dan tinggal di lorong itu untuk sementara. Aku cukup memiliki pengetahuan tentang tni, jadi kami sempat mengobrol lama.



Aku melihat mobil ya di bawa bapak itu. Sebuah Land Cruiser terbaru. Aku teringat pria misterius itu, si Mayor Benny Prasetyo yang asli. Aku pikir aku harus bergerak cepat jika ingin cita-citaku berhasil, sebelum Mayor yang asli menangkapku tanpa aku sangka-sangka



“ pak, boleh saya pinjam mobilnya sebentar? Saya mau ke mini market 24 jam di jalan depan. Kalo jalan kan lumayan”



Aku nekat melarikan mobil bapak itu



“ oh, boleh mas boleh. Dipake saja mobilnya”



Bapak itu sangat antuasias dengan tni jadi dia langsung mempercayaiku. Bahkan pemilik warung tidak curiga. Aku mengambil kunci bapak itu. Naik ke mobil lalu pergi bahkan meninggalkan barang-barangku di dalam kos-kosan. Aku hanya membawa barang penting seperti hp, seluruh tanda pengenal dan uang tunaiku. Aku membawa mobil itu ke sebuah dealer kecil jauh di pinggiran kota.



Tujuh hari kemudian. Kini aku mendapat cukup banyak uang untuk menyewa rumah cukup mewah selama setahun dan tabungan yang cukup gendut. Banyak yang terjadi selama beberapa hari ini namun aku tidak menyangka aku tidak tertangkap



“ girls, itu kan cowok yang kita lihat kemarin”



“ wuih pakai seragam bok”



Aku kembali parkir dengan mobil rubicon sewaan, di dekat warteg di mana aku mendapatkan dompet orang itu. Ke empat geng mamah muda itu masih nongkrong di sana. Sebenarnya aku agak takut tapi, Aku tidak melihat pria misterius itu di sana. Kurasa aku aman.



“ siang mbak”



Mereka sebuah bersorak genit



“ nah lo nah lo”



“ kita ditegor nih ladies”



“ ayo tanggung jawab”



Aku memberanikan diri mendekat, dan menyapa si Ririn, mamah muda alias bini orang yang sudah menjadi incaranku.



“ maaf, kayaknya kita belum kenalan, saya Benny. Mayor Benny Prasetyo”



Mereka semua kembali bersorak genit. Pesona Perwira tinggi tni memang bukan main-main. Tanpa kendala apa pun. Bermodal mobil rubicon sewaan, aku berhasil mendekati wanita sesempurna ini tanpa kendala



“ wooo ingat suami Ririn ingat Suami”



“ apaan sih…. Aku Ririn”



Kami berjabat tangan dan berkenalan. Aku boleh miskin tapi setidaknya aku tahu bagaimana bersikap royal pada wanita.



“ boleh saya duduk di sini?”



Tanyaku



“ boleeeh. Lama-lama juga boleh”



Dan kami mulai mengobrol. Aku mengaku sebagai seorang tni bahkan aku menunjukkan ktaku. Banyak yang tertipu dengan trikku karena kta itu asli dan fotonya entah bagaimana mirip denganku. Walaupun, jika diteliti ada sedikit perbedaan. Tapi siang itu, mereka benar-benar terpedaya.



“ idih, liat tuh girls. Komplotan ibu-ibu ganjen beraksi”



“ najis isss. Kasian yah suaminya”



“ tapi cowoknya memang ganteng sih”



“ ganteng dari Hong Kong. Mereka naksir sama seragamnya”



“ gua setuju.”



Aku mengenal suara itu. Aku menoleh dan ternyata benar. Mereka sekumpulan remaja yang biasa memberiku uang 5000 dan meneraktirku di warteg sebelah. Aku sempat diam. Aku melihat gadis yang biasa menyapaku itu dan dia tidak mengenaliku.



“ kenapa mas?”



Ririn menyadarkanku dari lamunanku.



“ ah gak. Saya baru ingat mau mampir ke Mall sebentar nanti. Banyak kebutuhan yang harus saya beli.”



Sahutku mengalihkan pembicaraan sekaligus mencari kesempatan



“ oh.. siang gini mas ga sibuk?”



Tanya Ririn lagi. Aku menggeleng kepala



“ gak kok. Mbak Ririn mau ikut? Sekalian nanti saya antar pulang”



Mereka semua kembali tertawa genit menggoda Ririn.



“ waaaa sudah berani ngajak jalan nih Rin.”



“ sikat Rin!”



Kami semua tertawa. Taktikku berhasil.



“ Apa ga ngerepotin mas?”



Tanpa basa-basi aku berhasil mengajak Ririn kencan di sebuah Mall dan dia menjadi wanita pertama yang menjadi mangsaku.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd