Part 26 – Kenakalan pertamanya (3)
POV Nikki
“sssshhhh”, kurasakan dua buah tangan sedang meremasi payudaraku dan sebuah jari menggesek itilku, kurasakan kenikmatan kembali melanda tubuhku, sempat pikiranku bertanya siapa lelaki di belakang yang sedang meremasi toketku, namun segala pertanyaan di otakku hilang tergantikan oleh cairan kenikmatan yang mulai membasahi memekku. Aku tetap berpura-pura tidak sadar, karena takut mereka menghentikan segala perbuatannya padaku, remasan itu terasa begitu kasar namun dengan jari yang mulai menusuk memekku malah terasa semakin nikmat, perpaduan antara kasarnya remasan di toketku dan kenikmatan yang sedang mereka berikan. “sssssshhhhh” desahanku semakin tak teratahan dan pinggulku sekarang ikut bergoyang mengikuti irama jari yang sedang memompa memekku. Sampai akhirnya “aaaaakkkkkkhhh” akupun mengalami orgasmeku yang kedua malam ini, dan tak lama kemudian kudengar orang di belakangku turun dari mobil.
Tak lama kemudian setelah mas Roni kembali menjalankan mobil, aku yang tetap berpura-pura masih tertidur, kurasakan sekarang mobil ini berhenti. Sebelum mematikan mesin mobil kudengar mas Roni berkata “Nikki, lo bikin gw horni banget”, lalu kurasakan tangan mas Roni menyentuh toketku “pengen tau gimana reaksi orang hotel klo bisa ngeliat ni toket” dan sekarang jari mas Roni melepaskan BH ku. Entah kemana dia taruh BH ku, lalu dia mengancingkan kemejaku namun menyisakan kedua kancing atas tetap terlepas, setelah dia mengaitkan kancing celanaku, dia mulai menggoyang-goyang tubuhku.
“Nikki, nikki, sudah sampe nih, ayo bangun” sambil terus menggoyang-goyang bahuku. Akupun pura-pura terbangun dari tidurku, sambil masih berpura-pura setengah mabuk.
“kita di mana mas?” tanyaku pura-pura terbangun sambil melihat sekeliling
“sudah sampai di hotel sayang, malem ini biar mas jagain kamu ya” sambil matanya yang tegas melihat mataku. Akupun duduk tegak dan melihat keadaan bajuku “mas, koq Nikki ngga pake BH” sambil aku berusaha menutupi bongkahan payudaraku.
“Tadi mas buka BH nya, sayang sekali toket seindah itu harus ditutupin BH” jawabnya
“Nikki malu mas, tolong balikkin BH nya Nikki”
“Ngga usah malu sayang, Nikki seksi banget kalo ngga pake BH soalnya”
“jangan mas, nanti diliatin orang” kataku sambil mengancingkan kedua kancing bajuku
“ini udah pagi Nikki, paling juga yang liat satpam sama resepsionis doang” lalu tangannya mengambil tanganku dan menaruhnya di kedua sisi tubuhku, tak berhenti sampai di situ jarinya kembali membuka satu persatu kedua kancing atas kemejaku.
Aku melihat bajuku dan dengan dua kancing dibuka sekarang bongkahan payudaraku terlihat begitu menggoda. Mas Roni langsung mematikan mesin mobil dan keluar untuk membukakan pintuku. Lalu dibawanya aku keluar dari mobil.
Kami pun berjalan dari parkiran menuju ke dalam hotel, saat sampai di depan lobby kulihat beberapa pegawai hotel menyambut kami dan mata mereka tidak lepas dari tontonan bongkahan toketku. Tanpa kusadari lampu di hotel yang cukup terang memperlihatkan secara jelas puting payudaraku. Aku merasakan sensasi yang luar biasa melihat tatapan mereka sehingga sekarang putingku kembali mengeras. Sambil menahan malu namun horni kami terus berjalan menuju meja resepsionis, dan kelihatannya mas Roni sadar akan tatapan pegawai hotel tadi, sekarang dia merangkulkan tangannya di bahuku, begitu sampai di meja resepsionis, dia menggeserkan jarinya ke bawah dan secara otomatis membuat bongkahan toketku semakin terbuka.
Aku rasa dia sengaja melakukannya untuk memancing tatapan pegawai resepsionis, dan betul saja begitu melihat kami matanya bolak balik melihat bongkahan toketku dan puting yang semakin terlihat jelas karena kurasakan putingku semakin mengeras.
“Mas, saya pesan satu kamar” kata mas Roni, dan gelagapan kuperhatikan pegawai itu saat berusaha melakukan tugasnya, sambil matanya sulit untuk teralihkan dari pandangan di depannya. Sambil gugup karena susah konsentrasi dengan pekerjaannya, akhirnya urusan check in selesai, kudengar mas Roni memesan makanan dan berkata “nanti takutnya saya ketiduran, orangnya mas langsung masuk aja ya, pintunya ngga saya kunci koq”. Dan pegawai itu pun terlihat sangat senang mendengarnya.
Sesampai di kamar, akupun yang setengah mabuk langsung tidur dengan posisi menyamping dan kurasakan mas Roni berbaring di belakangku, lalu perlahan dia buka kancing kemejaku dan melepaskan celanaku hingga sekarang hanya tersisa celana dalam yang melekat di tubuhku. Lalu dia menarik selimut untuk menutupi kami berdua.
Sebetulnya sulit bagiku untuk langsung tertidur dengan pria yang baru kukenal, tapi aku berpura-pura tertidur, sampai tak lama kudengar ketukan di pintu, namun mas Roni tidak beranjak dari ranjang, tapi malah kurasakan selimut yang tadinya menutupi tubuh kami ditariknya, sehingga sekarang tidak lagi menutupi tubuhku secara penuh, bagian depan tubuhku sekarang terlihat bagi siapapun yang masuk ke ruangan ini, kurasakan sekarang tangan mas Roni sudah menempel di toketku namun tidak sampai menutupinya secara penuh.
Tak lama kudengar pintu terbuka, dan kuintip seorang pegawai masuk membawa makanan. Terlihat dia sangat canggung melihat pemandangan di depannya, payudaraku yang hanya sedikit tertutup oleh tangan mas Roni tidak dapat menyembunyikan bongkahan payudaraku.
Pegawai itu tidak beranjak pergi namun terus memperhatikan tubuhku, dan sekarang kurasakan tangan mas Roni mulai meremasi toketku, aku yang merasakan sensasi ini malah mulai mendesah tertahan “sssshhhh”, dan sekarang tangan mas Roni turun menuju memekku dan mulai menggesekkannya ke itilku, aku tak dapat menahan kenikmatan ini dan mulai menggoyangkan pingulku, sementara ada orang lain yang memperhatikan kami. Kurasakan sekarang tangan mas Roni melepaskan celananya di belakang, lalu kembali mempermainkan itilku, lalu diambilnya tanganku dan diarahkan ke kontolnya. “Wow, kontol ini sangat keras dan besar” pikirku, dan mulai kugenggam erat kontol itu, kuintip sekarang pegawai itu menaruh makanan di meja, tapi bukannya keluar, dia malah menghampiriku, tak lama dia berdiri di samping tempat tidur dan “wow, dia menurunkan celananya dan sekarang kulihat kontol yang besar di depanku. Kurasakan tangan mas Roni mengarahkan tanganku yang satunya untuk memegang kontol di depanku, dan sekarang pegawai itu sudah meremasi toketku, kurasakan memekku semakin basah.
Tangan mas Roni bergerak melepas celana dalamku, lalu dia bergerak turun dan kurasakan wajahnya di memekku, pertama kali kurasakan seseorang mengisap memekku, aku mendesah tak tertahan “aaaaahhhhhh, ahhhhhhhhhh” ini sensasi yang luar biasa, merasakan kenikmatan jilatan seseorang di memekku, sementara tanganku masih mengocok kontol yang ada di depanku, sampai akhirnya tak lama kemudian “akkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhh” pinggulku terangkat tinggi dan akupun kembali mengalami orgasme. Sekarang dari belakang kurasakan kontol mas Roni sudah mulai memasuki memekku dan dia mulai memompanya, “Ohhhhhhh” sungguh nikmat merasakan kontol itu masuk ke liang senggamaku. Mas Roni memeluk tubuhku sambil tangannya meremas toketku, terus kukocok kontol di depanku sampai kurasakan kontol mas Roni semakin cepat memompa memekku dan lelaki di depanku sekarang juga meremas toketku yang satunya dengan semakin kasar, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika remasan dan pompaan mas Roni semakin menggila. Kurasakan kedutan di kontol dalam memekku dan kontol yang kukocok, akupun menggoyangkan pinggulku semakin cepat. Aku tidak mau kehilangan momen ini, sambil terus mendesah hebat kugoyang semakin cepat pinggulku sehingga memekku sekarang merasakan kontol mas Roni masuk dalam2 ke liang memekku dan akhirnya kami bertiga mengerang “aakkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhh” kamipun menyemprotkan cairan kenikmatan hampir bersamaan.
“Gila mas, ini cewenya hot banget, makasih banget mas Roni” kudengar pegawai itu berkata sambil membetulkan celananya dan diapun keluar dari kamar.