Ruang tamu tampak kosong, tapi terdengar ada beberapa wanita yang sedang mengobrol di dalam kamar mereka masing-masing.
Setelah mengunci pintu kamar Mbak Irma, aku langsung menciuminya. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini dia membalas dengan memainkan lidahnya. Tanganku mulai membuka semua pakaiannya sampai akhirnya dia telanjang bulat. Tubuh dan susunya tampak mungil, warna kulitnya kuning langsat dan memeknya ditumbuhi bulu tipis yang dicukur pendek.
Setelah puas menggerayangi tubuhnya dan menjilati memeknya, aku mulai menggenjotnya. Sebisa mungkin aku tidak mengeluarkan suara agar tidak ada yang tahu. Tapi tetap saja kami terkadang mengeluarkan suara-suara aneh, seperti kepala Mbak Irma yang terjeduk tembok. Dia juga sesekali mengeluarkan desahan yang kencang tidak terkontrol.
Tiba-tiba pintu kamar diketuk pelan lalu ada suara seorang wanita, "Irma, kamu lagi enak-enak sama siapa?" dilanjut dengan tawa kecil.
Mbak Irma menenangkanku. "Santai mas, itu temanku dari kamar sebelah." Mendengar itu aku melanjutkan menggenjot memeknya. Mbak Irma ini orang yang pasif, seperti kurang pengalaman bercinta. Aku mengarahkannya untuk mengganti posisi beberapa kali. Sampai akhirnya kami berdua crot. Kami berdua bermandikan keringat dan aku tiduran di sebelahnya untuk istirahat sejenak.
Saat aku mau pulang, ternyata wanita yang mengetuk tadi sedang main HP di ruang tamu. "Kayaknya enak banget nih, muka kalian berseri-seri gitu," ucapnya. "Oh ternyata Mbak Maimun, kirain siapa... Mbak, jangan kasih tahu siapa-siapa ya," balasku. "Iya tenang... Mbak nggak akan kasih tau orang," balasnya.
Mulut Mbak Maimun tidak bisa dipercaya. Pada hari Senin, ternyata kabar tentang aku dan Mbak Irma sudah tersebar di tempat kerja. Beberapa pria mulai menjauhiku, mereka adalah yang pernah ditolak, maupun masih menyukai Mbak Irma. Beberapa wanita juga menjauhiku, mungkin mereka merasa risih atau takut.
Ini pertama kalinya aku merasakan kerasnya persaingan dunia kerja. Jika ada celah, orang akan ragu untuk menjegal kita.
Yang paling diuntungkan adalah Design Manager yang merupakan atasanku, dari dulu dia tidak suka dengan keberadaanku karena akan mengancam posisinya. Dia mengumpulkan semua orang yang tidak suka denganku untuk mengadu ke Boss dan mengancam akan mogok kerja. Akhirnya aku pun dipanggil olehnya.
Dia tertawa-tawa mendengar hal ini. Hubungan kami sangat dekat, dan orang-orang tidak tahu kalau Om Rony itu sepemikiran denganku. Dia juga pernah beberapa kali mentraktirku ke salah satu SPA elit.
Om Rony: "Gila kamu Bud, main kamu kurang rapih,"
"Harusnya bawa ke hotel, jadi nggak ada yang tahu."
Aku: "Ya gimana om, aku udah kebelet, jadi nggak bisa mikir."
Om Rony: "Om sebenarnya nggak masalah kamu mau ngewe sama siapa juga,"
"Tapi, om harus mikirin kelangsungan perusahaan ini."
"Kalau kamu tetap bekerja, dan mereka semua resign, akan ribet mencari pekerja baru sebanyak itu, harus training lagi."
"Atau mereka mungkin tetap bekerja, tapi suasananya jadi jelek dan akan berpengaruh ke kinerja mereka."
"Tapi terserah kamu kalau masih mau bekerja, kita nanti coba lihat setelah seminggu akan bagaimana."
Aku: "Maaf ya om, sudah membuat masalah disini,"
"Jujur keuanganku terbantu banget sejak bekerja disini, dan aku merasa berhutang budi sama om,"
"Aku nggak mau perusahaan ini hancur karenaku."
"Aku resign saja om, terima kasih untuk semuanya."
Om Rony orang yang sangat baik, walaupun aku resign, dia tetap memaksa untuk memberikan pesangon. Sampai saat menulis ini aku masih berhubungan baik dengannya.
Aku tidak ingin Mbak Irma jadi ikut dijauhi pekerja lainnya, jadi aku menjauh darinya. Posisiku serba salah, tidak tega rasanya meninggalkan wanita yang masih polos seperti itu. Tapi jika kulanjutkan hubungan kami, hari-harinya di tempat kerja akan menjadi buruk. Ya sudah lah... Move on...
Uang tabunganku cukup untuk hidup beberapa bulan, jadinya aku memutuskan untuk fokus kuliah dulu. Di semester 4 ini ada mata kuliah menggambar model. Di akhir semester, modelnya adalah orang telanjang beneran yang berdiri di tengah dan depan kelas. Yang pertama adalah model wanita, yang seorang lesbi, jadi dia tidak malu untuk telanjang di depan banyak cowok. Tubuhnya bagus langsing dengan susu yang besar. Tapi karena dia lesbi, aku jadi tidak tertarik untuk mendekatinya.
Minggu depannya adalah model pria. Semua HP dikumpulkan di satu keranjang besar lalu semua mulai menggambar model pria itu. Setiap gambar model, suasana kelas jadi agak canggung selama dua jam... Sunyi tidak ada yang bercanda...
Mata kuliah ini berlangsung 4 jam, 2 jam menggambar modelnya, dan 2 jam sisanya bebas mau ngapain, yang penting mengumpulkan tugasnya di akhir jam. Banyak yang melanjutkan menyempurnakan gambarnya, aku dan teman-temanku yang lain memilih untuk nongkrong merokok di taman depan kampus.
Ternyata si model pria tersebut adalah orang yang supel, dia ikut membaur dengan kami dan candaannya juga masuk. Namanya adalah Dodi. Aku jadi penasaran dengan profesi dia.
Aku: "Bro, lu nggak malu jadi model gambar gitu? Bugil depan puluhan orang."
Dodi: "Awalnya malu sih bro, tapi duitnya lumayan,"
"Yang penting nggak ada yang rekam aja, aman bro."
Aku: "Berapa bayarannya?"
Dodi: "Untuk 2 jam berdiri doang gw dibayar 2 jt."
Aku: "Wah gila, serius lu?! Anjing gede banget."
Dodi: "Asik kan bro, nahan malu 2 jam, bayarannya lebih gede dari UMR. Lu mau coba?"
Aku: "Nggak ah... Malu gw bugil depan orang banyak gitu."
Dodi mengajakku untuk menjauh dari yang lain, dan mengobrol 4 mata.
Dodi: "Kalau lu mau, ada yang sepi, di kelas private gitu yang cuma 5-6 orang, tapi isinya STW semua."
"Dan lu jangan bilang sama siapa-siapa tentang kelas ini."
Bagiku yang suka STW, tentu mendengar ini membuatku penasaran.
Aku: "Kelas private apa tuh? Bayarannya berapa?"
Dodi: "Jadi ada ibu-ibu lulusan S2 Art dari universitas luar yang buka kelas private menggambar,"
"Itu orang tajir banget bro, jadi dia cuma mau ngisi waktu doang,"
"Muridnya juga ibu-ibu tajir selevel sama dia,"
"Sebenarnya cuma buat ngumpul ngerumpi kaya arisan, tapi kebetulan aja yang ngajar orang seni, jadinya ya bikin kelas menggambar."
Aku: "Kalau gw coba, lu nanti gimana? Pemasukan lu berkurang dong."
Dodi: "Nggak apa-apa bro, mental gw nggak sanggup di kelas itu,"
"Obrolan orang kaya bro, gw ngerasa jadi kaya gembel hina disana,"
"Bayarannya 2 jam 2jt juga, lu bakal cocok sih bro."
Aku: "Kenapa?"
Dodi: "Soalnya yang dicari yang badannya atletis, tinggi, six pack,"
"Tipe badan patung Yunani gitu, kaya gw gini lah."
"Btw, ini fotonya bos gw, siapa tau lu penasaran," dia menunjukan sebuah foto di gallery HPnya. Sebuah foto yang membuatku tercengang.
! Foto ini dibuat oleh AI, jadi agak aneh.
Wanita di foto itu bertubuh chubby dengan susu yang besar. Umurnya kuperkirakan sekitar 40 tahun. Pikiran kotorku mulai muncul kembali, aku jadi penasaran ingin meremas susu wanita itu.
Aku: "Perut gw udah mulai berlemak sih, tapi gw coba deh."
Dodi bilang akan memberitahu bosnya bahwa dia akan resign dan aku yang menggantikannya. Kami bertukar nomor HP, dan Dodi meminta ijin untuk memberikan nomorku ke bosnya, Tante Novi.
Sekitar jam 7 malam, Tante Novi meneleponku. Terdengar suara lembut keibuan yang menggoda. Dia menyuruhku untuk datang jam 1 besok siang ke rumahnya.