Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Nostalgia Bersama Bu Desi (Part 7)

Part 5

Matanya terpejam saat kucium bibirnya, tanganku seakan bergerak dgn sendirinya menjelajahi lekuk tubuh yg masih dibalut gaun tidur, hingga dua gunungnya menjadi tempat pemberhentian terakhir kedua tanganku. Aku bisa merasakan nafasnya yg mulai tak beraturan, perlakuan ku membuatnya agak gusar dan terus menatap pintu yg terbuka, mungkin ia takut anaknya bangun dan melihat perbuatan kami.

Setelah pintu kamar kututup kembali kugerayangi tubuhnya, kami pun kembali berciuman mesra, meski tampak tenang namun Bu Desi cukup mudah terangsang, bibirnya mulai bergerak-gerak menyambut hisapan-hisapan dari mulutku. Kulepas gaun tidurnya hingga tersisa bra hitam dan celana dalam tipis yg membuat batangku semakin tegak.

Sekilas kupandangi tubuhnya yg berdiri membelakangiku, ia masih menggoda. Dgn kulitnya yg cokelat terang ditambah lagi tubuh yg padat berisi, karena bukan wanita yg mudah gemuk tubuhnya tidak banyak berubah. Setelah kulepas pakaian yg ada ditubuhku, kubawa Bu Desi dekat jendela dan kuturunkan CD nya.

Dengan posisi membelakangi kuarahkan penisku ke vaginanya, cukup sulit memang, sampai Bu Desi melebarkan selangkangannya akhirnya penisku pun masuk meski tak semuanya, dalam posisi itu kugenjot tubuhnya perlahan, kedua tanganku melingkar diperutnya. Tak berapa lama Bu Desi mulai menikmati permainan, kepalanya kadang tertunduk kadang terangkat, tangannya berpegangan di jeruji jendela.

Kuciumi pundak dan sekitar lehernya, membuat nafasnya makin tak beraturan, tanganku mulai meremas kedua payudaranya yg masih terbalut bra, kurasakan pinggulnya bergerak maju mundur membalas sodokanku di liang peranakannya. Hmmm hahhhh.. Bu Desi mencoba menutup mulutnya menahan desahan yg keluar, kurasa Bu Desi tak ingin anaknya dikamar sebelah mendengar desahan nikmatnya

Aku: Pindah yuk, bisikku.

Bu Desi hanya diam, kutarik tangannya keluar kamar, kami berjalan dgn tubuh telanjang kearah belakang, kubuka pintu dapur dan berjalan keluar, meski sempat menolak akhirnya Bu Desi mau. Udara malam terasa dingin, bulan bersinar menerangi tubuh kami yg telanjang. Halaman belakang tak begitu luas itu menjadi tempat aku menjemur pakaian, dikelilingi tembok setinggi dua meter yg membuat kami cukup aman.

Aku langsung mengambil posisi duduk diatas dudukan kayu hampir sebesar single bed dikamar, kutarik tubuhnya kepangkuanku, aku sedikit kesulitan saat hendak memasukkan batang ke vaginanya, hingga Bu Desi meraih batangku dan mengarahkannya, seketika penisku pun tertancap seluruhnya. Meski sempat terkejut karena ini pertama kalinya Bu Desi menyentuh senjataku, aku langsung menciumnya, ciuman itu berubah menjadi lumatan dan hisapan, lidahpun saling berpagutan.

Kugerakkan tubuh bagian bawahku menyodokkan penis ke vaginanya, karena gerakanku yg terbatas akhirnya Bu Desi mulai bergerak naik turun, membuatku merasakan sensasi yg luar biasa, ahhhhh ohhhhh hmmmm, desahan-desahan mulai keluar dari mulut kami silih berganti, diwarnai suara jangkrik disekitar, kini tak ada lagi yg perlu kami khawatirkan, kuletakkan kedua tangannya dipundakku.

Rongga vagina Bu Desi mulai basah dan menghangat, dan… ahhhhhhhh Bu Desi mendesah panjang sambil memelukku, kubiarkan sejenak ia diam dalam pelukan menikmati sisa-sisa orgasme. Kulepas bra hitam yg masih ia kenakan dan mulai menggerayangi buah dadanya, ahhhhhhh Bu Desi kembali mendesah saat putingnya kuhisap, mendengar itu nafsu seakan naik menjadi tiga kali lipat.

Kurebahkan tubuh Bu Desi didudukan kayu dgn penis yg masih tertancap, kupompa tubuhnya dgn posisi kaki sebelah masih dibawah. Hmm ahhhh, aku mendesah diikuti oleh dirinya, saat hendak keluar kuhentikan permainan dan mulai melumat bibirnya, hmmmuachhh,,,Bu Desi membalas lumatanku. Aku bangkit dan kembali menyodok penisku, kuletakkan kaki kirinya diatas pundakku membuat pahanya beradu dgn dadaku.

Tak lama kemudian kurasakan vaginanya mulai basah dan hangat, kunaikkan kaki kiriku keatas dudukan dan mulai memompanya lebih cepat, ahhhh ahhhh ahhhh kutekan penisku lebih dalam, vaginanya yg makin basah mulai berkontraksi, kedua kakinya menjepit pinggangku, tangannya memegang pinggiran dudukan, kupompa lagi untuk mengejarnya ahhhh ahhhh ahhhh,dibawah cahaya bulan kami berlomba mengejar kenikmatan, Bu Desi mengejang dan ahhhhhhhhh Bu Desi kembali orgasme, kucabut penisku dan mengocoknya ohhhh ohhhh ohhhh kurahkan penisku kesamping srrrrrt srrrrt srrrrrt air mani muncrat beberapa kali.

Aku terduduk lemas dipinggiran dudukan kayu, terdiam memandangi kesunyian yg seakan menjadi saksi kami menjemput kenikmatan. Bu Desi masih terbaring dgn kaki yg sedikit terangkat, matanya memandangi langit, wajahnya tampak cantik dibawah sinar bulan, ia lalu menatapku dan tersenyum, kubelai pinggangnya perlahan.

Bu Desi beranjak duduk, menyandarkan kepalanya kepundakku, meski hanya sesaat namun sangat romantis.

Aku: Puas Bu? tanyaku.

Ia mengangguk pelan sambil memejamkan mata.

Bu Desi: Jangan panggil Bu, panggil Desi aja.

Aku: Iya Bu eh Desi, kataku tersenyum.

Kami kembali kedalam rumah dan membersihkan diri dikamar mandi secara bergantian, kuperhatikan seisi rumah siapa tahu anaknya bangun, kukumpulkan pakaian Bu Desi yg bercecer dilantai. Setelah selesai berpakaian ia kembali kekamarnya.

bersambung part 6
 
Desi....kek nama dosen bahasa Inggris ane dulu......
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd